Dua TNI dari Batalyon 742/SWY yang tergabung dalam Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan RI-Timor Leste menjaga pintu perbatasan negara di Mota Ain, Belu, NTT. (Foto: suaramerdeka)
17 Juli 2009, Kupang -- Aparat TNI yang bertugas di wilayah perbatasan Indonesia-Timor Leste memperketat pengamanan di pintu keluar-masuk antara kedua negara pascaserangan bom di Kawasan Mega Kuningan Jakarta, Jumat (17/7).
"Pengamanan di semua pintu perbatasan kedua negara diperketat dengan melakukan pemeriksaan yang lebih teliti lagi kepada setiap yang melintas di pintu perbatasan, baik dari dan ke Timor Leste," kata Komandan Korem 161/Wirasakti Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kol Inf Dodi Usodo Hargo ketika dihubungi melalui telepon genggamnya dari Kupang, Sabtu.
Danrem Wirasakti, saat ini masih berada di Atambua, ibu kota Kabupaten Belu untuk melakukan patroli pengamanan di tapal batas kedua negara guna melihat dari dekat persiapan pasukan pengamanan di tapal batas.
"Perketatan pengamanan ini guna mengantisipasi dan mencegah keluar-masuknya para pelintas batas yang tidak dilengkapi dokumen resmi serta mencegah kemungkinan lolosnya pelaku serangan bom di Jakarta pke luar negeri," ujarnya.
Kolonel Dodi lebih lanjut mengatakan, pengamanan diperketat bukan saja di pintu keluar-masuk perbatasan, tetapi sistem pengamanan juga diperketat pada titik-titik perbatasan yang dianggap rawan keluar-masuknya pelintas batas ilegal.
Mantan Asops Kodam/VI Tanjungpura Kalimantan Timur ini, mengatakan, pascaserangan bom teroris di Jakarta pada Jumat, ia langsung menginstruksikan seluruh prajurit dalam wilayah hukum Korem 161/Wirasakti untuk meningkatkan kewaspadaan dan siaga penuh.
Setiap satuan diinstruksikan untuk segera tanggap jika ada hal-hal yang mencurigakan yang sifatnya mengancam keselamatan banyak orang, katanya.
"Saya telah instruksikan untuk membantu Polri meningkatkan keamanan, baik diminta maupun tidak diminta dengan melakukan patroli bersama," tambahnya.
Langkah ini dilakukan untuk mempersempit ruang gerak para teroris yang ingin melakukan sebuah serangan di suatu wilayah, katanya menegaskan.
ANTARA News
Berita Pertahanan dan Keamanan, Industri Militer Indonesia dan Dunia, Wilayah Kedaulatan NKRI serta Berita Militer Negara Sahabat
Saturday, July 18, 2009
Uji Coba Rudal Bulava Gagal
17 Juli 2009 -- Sesuai dengan jadwal Rusia melakukan uji penembakan rudal Bulava dari kapal selam strategis bertenaga nuklir Dmitry Donskoi di Laut Putih, Rabu (15/7).
Rudal Bulava yang ditembakan gagal berfungsi sempurna, setelah rudal balistik antar benua tersebut meledakkan dirinya sendiri setelah tahapan pertama tidak berfungsi. Kegagalan yang sama pernah terjadi sebelumnya. Ini merupakan kegagalan keenam dari sebelas kali serangkaian uji coba.
Pengujian Bulava akan dilanjutkan kembali setelah dilakukan investigasi dari insiden ini. “Kegagalan tidak dapat dihindari saat pengembangan rudal baru, “ menurut sumber di pemerintahan Rusia.
Militer Rusia berharap Bulava berbasis di laut dan rudal balistik Topol-M berbasis di darat menjadi kekuatan utama triad nuklir Rusia. Bulava (SS-NX-30) mampu membawa 10 hulu ledak MIRV, menjangkau sasaran diatas 8000 kilometer. Bulava dirancang sebagai persenjataan kapal selam bertenaga nuklir kelas Borey Project 955.
RIA Novosti/@beritahankam
Jet Tempur Asing Dipaksa Mendarat
Hawk TNI AU. (Foto: TNI AU)
17 Juli 2009, Batam -- Pesawat tempur negara asing dipaksa mendarat oleh dua pesawat tempur TNI AU jenis Hawk 209 karena melanggar wilayah udara Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dua pilot pesawat asing jenis Hawk tersebut ditahan di ruang tahanan TNI AU di Hang Nadim, Kamis (16/7), sambil menunggu diplomasi kedua negara. Sebelum dipaksa mendarat, dua pesawat tempur TNI AU melakukan pengejaran setelah mendapat perintah dari Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional yang ada di Jakarta. Pesawat tempur negara asing yang terbang pukul 09.00 WIB sudah masuk ke wilayah Indonesia sehingga harus dilakukan pengusiran. Namun tidak berhasil. Akhirnya pesawat tempur TNI AU memaksa pesawat asing tersebut mendarat di Batam guna diperiksa lebih mendalam.
Aksi kejar-kejaran di udara terjadi di wilayah udara Pulau Kundur dan Batam. Dan pukul 10.30 WIB, akhirnya pesawat musuh mendarat di Batam. Itulah skenario latihan Perkasa A bagian barat di Batam yang berlangsung 13-17 Juli di Selat Malaka, Batam, Lanud Tanjung Pinang, dan Sumatera. Suasana Bandara Hang Nadim menjadi ramai setelah pesawat musuh jenis Hawk mendarat. Pandangan petugas bandara, maupun warga yang menyaksikan semuanya tertuju aksi TNI AU yang mengamankan dua pilot pesawat asing.
Setelah pesawat Hawk kode TL 002 mendarat, mobil pemandu dari TNI AU membawa pesawat tersebut ke tempat yang aman jauh dari gedung pemerintah. Hal itu bertujuan untuk antisipasi meledaknya pesawat. Sedangkan empat mobil dibelakang pesawat Hawk itu terdiri dari satu unit mobil pemadam kebakaran, satu unit ambulan dan dua mobil prajurit yang siap membidikkan senjata ke arah pesawat tempur negara asing. Setelah pesawat berhenti, enam pasukan TNI AU langsung mendekat dengan dilengkapi senjata laras panjang untuk mengamankan dua pilot asing. Dua ekor anjing juga disiapkan.
Baru saja dua pilot turun dari pesawat, POM TNI AU langsung memborgol. Salah satu pilot mencoba melarikan diri. Dengan cepat, petugas POM TNI AU langsung melumpuhkan. Dengan tangan diborgol, kedua pilot itu dibawa ruang pemeriksaan. Setelah diinterogasi, langsung dijebloskan ke dalam tanahan untuk proses diplomasi lanjutan kedua negara. Menurut Komandan Pangkalan Udara Tanjungpinang Letkol Pnb Nandang Sukarna, puncak latihan sudah sesuai dengan skenario yang dibuat.
”Alhamdulillah semua berjalan dengan lancar. Semua prosedur dan uji radar sudah berjalan baik,” kata Nandang Sukarna kepada Batam Pos, kemarin di Hang Nadim. Latihan melibatkan 1.100 prajurit terdiri unsur-unsur pertanan udara (Hanud), pesawat tempur buru sergap (Buser) Hawk 109/209 dari Skuadron Udara 12 Lanud Pakanbaru sebagai Buser, Hawk 109/209 dari Skuadron 1 Lanud Supadio sebagai Bulsi, Helikopter SAR dan Satuan tembak (Satbak) Detasemen peluru kendali (Denrudal) 004/I/ Bukit Barisan serta, Kapal Republik Indonesia (KRI) Hanud yang siaga di perairan Kepri dan Dumai.
“Saat ini sedang terjadi negosiasi di level atas mengenai kelanjutan status pilot. Mekanisme sudah kita laksanakan. Tugas Danlanud juga sudah selesai dengan menahan pilot. Kita sudah sesuai dengan aturan,” katanya. Setelah melakukan latihan mulai 13 Juli, Jumat, tiga pesawat tempur kembali ke Pekanbaru. Kolonel Hari Widodo, yang bertindak sebagai pengawas latihan gabungan mengatakan, latihan sudah mencapai target yang diharapkan. Semua sistem keamanan yang dimiliki TNI AU sudah berkerja dengan baik.
Latihan ini lanjutnya, diharapkan mampu meningkatkan kemampuan profesional, baik perorangan maupun satuan dalam mengaplikasikan dan penerapan doktrin operasi pertahanan udara, untuk menyusun rencana operasi yang disiapkan berdasarkan analisa kontijensi yang diperkirakan akan terjadi.
BATAM POS
17 Juli 2009, Batam -- Pesawat tempur negara asing dipaksa mendarat oleh dua pesawat tempur TNI AU jenis Hawk 209 karena melanggar wilayah udara Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dua pilot pesawat asing jenis Hawk tersebut ditahan di ruang tahanan TNI AU di Hang Nadim, Kamis (16/7), sambil menunggu diplomasi kedua negara. Sebelum dipaksa mendarat, dua pesawat tempur TNI AU melakukan pengejaran setelah mendapat perintah dari Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional yang ada di Jakarta. Pesawat tempur negara asing yang terbang pukul 09.00 WIB sudah masuk ke wilayah Indonesia sehingga harus dilakukan pengusiran. Namun tidak berhasil. Akhirnya pesawat tempur TNI AU memaksa pesawat asing tersebut mendarat di Batam guna diperiksa lebih mendalam.
Aksi kejar-kejaran di udara terjadi di wilayah udara Pulau Kundur dan Batam. Dan pukul 10.30 WIB, akhirnya pesawat musuh mendarat di Batam. Itulah skenario latihan Perkasa A bagian barat di Batam yang berlangsung 13-17 Juli di Selat Malaka, Batam, Lanud Tanjung Pinang, dan Sumatera. Suasana Bandara Hang Nadim menjadi ramai setelah pesawat musuh jenis Hawk mendarat. Pandangan petugas bandara, maupun warga yang menyaksikan semuanya tertuju aksi TNI AU yang mengamankan dua pilot pesawat asing.
Setelah pesawat Hawk kode TL 002 mendarat, mobil pemandu dari TNI AU membawa pesawat tersebut ke tempat yang aman jauh dari gedung pemerintah. Hal itu bertujuan untuk antisipasi meledaknya pesawat. Sedangkan empat mobil dibelakang pesawat Hawk itu terdiri dari satu unit mobil pemadam kebakaran, satu unit ambulan dan dua mobil prajurit yang siap membidikkan senjata ke arah pesawat tempur negara asing. Setelah pesawat berhenti, enam pasukan TNI AU langsung mendekat dengan dilengkapi senjata laras panjang untuk mengamankan dua pilot asing. Dua ekor anjing juga disiapkan.
Baru saja dua pilot turun dari pesawat, POM TNI AU langsung memborgol. Salah satu pilot mencoba melarikan diri. Dengan cepat, petugas POM TNI AU langsung melumpuhkan. Dengan tangan diborgol, kedua pilot itu dibawa ruang pemeriksaan. Setelah diinterogasi, langsung dijebloskan ke dalam tanahan untuk proses diplomasi lanjutan kedua negara. Menurut Komandan Pangkalan Udara Tanjungpinang Letkol Pnb Nandang Sukarna, puncak latihan sudah sesuai dengan skenario yang dibuat.
”Alhamdulillah semua berjalan dengan lancar. Semua prosedur dan uji radar sudah berjalan baik,” kata Nandang Sukarna kepada Batam Pos, kemarin di Hang Nadim. Latihan melibatkan 1.100 prajurit terdiri unsur-unsur pertanan udara (Hanud), pesawat tempur buru sergap (Buser) Hawk 109/209 dari Skuadron Udara 12 Lanud Pakanbaru sebagai Buser, Hawk 109/209 dari Skuadron 1 Lanud Supadio sebagai Bulsi, Helikopter SAR dan Satuan tembak (Satbak) Detasemen peluru kendali (Denrudal) 004/I/ Bukit Barisan serta, Kapal Republik Indonesia (KRI) Hanud yang siaga di perairan Kepri dan Dumai.
“Saat ini sedang terjadi negosiasi di level atas mengenai kelanjutan status pilot. Mekanisme sudah kita laksanakan. Tugas Danlanud juga sudah selesai dengan menahan pilot. Kita sudah sesuai dengan aturan,” katanya. Setelah melakukan latihan mulai 13 Juli, Jumat, tiga pesawat tempur kembali ke Pekanbaru. Kolonel Hari Widodo, yang bertindak sebagai pengawas latihan gabungan mengatakan, latihan sudah mencapai target yang diharapkan. Semua sistem keamanan yang dimiliki TNI AU sudah berkerja dengan baik.
Latihan ini lanjutnya, diharapkan mampu meningkatkan kemampuan profesional, baik perorangan maupun satuan dalam mengaplikasikan dan penerapan doktrin operasi pertahanan udara, untuk menyusun rencana operasi yang disiapkan berdasarkan analisa kontijensi yang diperkirakan akan terjadi.
BATAM POS
Ditangkap di Balikpapan
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memperlihatkan cetakan foto hasil laporan intelijen yang menunjukkan foto dirinya menjadi sasaran tembak saat memberikan pernyataan pers terkait peristiwa ledakan bom yang terjadi di Jakarta di halaman kantor Kepresidenan, Jakarta, Jumat (17/7). SBY menyebut ada kelompok teroris yang berlatih untuk melakukan tindakan anarkis dengan melakukan latihan tembak yang menjadikan foto dirinya sebagai sasaran tembak. (Foto: ANTARA/Widodo S. Jusuf/pd/09)
18 Juli 2009 -- Teroris yang melakukan latihan menembak dengan sasaran foto wajah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ternyata telah ditangkap di Kaltim.
"Pelakunya sudah kita tangkap," kata Kapolri Bambang Hendarso Danuri saat jumpa pers di Jakarta, Jumat (17/7).
Menurutnya, gambar itu diambil pada 5 Mei lalu di Kaltim. Tersangka sudah ditangkap dan akan segera diadili. "Dan sudah diakui oleh yang bersangkutan menjadikan SBY sebagai target," jelas Kapolri.
Kapolri juga kembali menegaskan bahwa foto yang ditunjukkan SBY saat jumpa pers di Istana Negara kemarin adalah asli. "Bisa dipertanggungjawabkan secara yuridis," tuturnya.
Serang BRIMOB
Kabid Humas Polda Kaltim Kombes Pol Drs Rudi Pranoto yang dikonfirmasi terkait pernyataan Kapolri tentang penangkapan pelaku penembakan foto SBY di Kaltim menjelaskan, tersangka pelaku tersebut adalah Abu Zar alias Kismaninda alias Husain alias Udin (27), yang ditangkap anggota Detasemen Khusus (Densus) 88 Mabes Polri, 9 Mei 2009 lalu.
“Yang disebutkan Kapolri itu adalah Abu Zar, yang ditangkap di kawasan Gunung Samarinda, Balikpapan Selatan. Dia ditangkap karena terlibat dengan aksi terorisme dan penyerangan markas Brimob di Desa Loki, Seram Barat, Maluku 2006 lalu,” tegas Rudi.
Namun menyangkut aksi latihan menembak dengan sasaran foto SBY, Rudi menegaskan pihak Polda Kaltim tidak mengetahui. “Karena setelah ditangkap, Abu Zar langsung dibawa ke Mabes Polri. Pengembangan kasus itu sepenuhnya dilakukan oleh tim Densus 88 Mabes Polri. Kita tidak tahu, tentang keterkaitannya pada latihan menembak,” jelas Rudi.
Disinggung soal kemungkinan pelaksanaan latihan menembak tersebut dilakukan di Kaltim, Rudi membantahnya. “Tidak pernah ada latihan menembak seperti itu di Kaltim. Lebih jelasnya memang pihak Densus 88 atau Mabes Polri yang harus dikonfirmasi, karena pengembangan kasusnya di sana,” tegas mantan Kapolres Malinau itu lagi.
Abu Zar ditangkap atas sangkaan terlibat penyerangan pos Brimob Polda Kaltim yang menewaskan lima personel Brimob di Desa Loki, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), Provinsi Maluku pada Senin, 16 Mei 2005 sekitar pukul 03.00 WIT.
Kelima personel Brimob yang tewas itu Bripol Ronny Susanto, Bripol Hasanuddin, Bripol Teguh Aristianto, Briptu Slamet Harianto, dan Bharada Damanik.
Sebelum ditangkap, Abu Zar menyamar sebagai penjaga toko bangunan di Jl Strat III RT 27 Kelurahan Gunung Samarinda. Penangkapan Abu Zar berlangsung rahasia dan cepat oleh Tim Densus 88 yang dipimpin langsung Komandan Densus 88 Mabes Polri Brigjend Pol Saut Usman Nasution.
Abu Zar dijebak di kantor Lurah Gunung Samarinda, Satu (9/5). Seorang polisi menyamar sebagai pembeli bahan bangunan minta diantarkan pesanannya di kantor kelurahan. Abu Zar yang mengawal barang dan Lukman sebagai sopir pikap, langsung disergap Densus Mabes Polri yang jumlahnya lebih 10 orang begitu sampai di halaman kantor lurah.
“Penangkapannya sangat cepat,” kata Ketua RT 27 Kelurahan Gunung Samarinda Kuswandi di rumahnya. “Setahu saya, Udin (Abu Zar, Red) itu bekerja di toko bangunan Pak Muslim. Dan, Lukman memang warga saya yang sudah lama tinggal di sini,” sambungnya.
Toko bangunan UD Yazid Jaya di Jl Strat III yang dijaga Abu Zar, juga tempat Lukman bekerja. Menurut Kuswandi, selain menjadi karyawan, Abu Zar juga bertugas sebagai penjaga toko sekaligus tinggal di sana. Sementara Lukman tinggal di Jl Strat III Gang AMD Nomor 22.
KALTIM POST
18 Juli 2009 -- Teroris yang melakukan latihan menembak dengan sasaran foto wajah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ternyata telah ditangkap di Kaltim.
"Pelakunya sudah kita tangkap," kata Kapolri Bambang Hendarso Danuri saat jumpa pers di Jakarta, Jumat (17/7).
Menurutnya, gambar itu diambil pada 5 Mei lalu di Kaltim. Tersangka sudah ditangkap dan akan segera diadili. "Dan sudah diakui oleh yang bersangkutan menjadikan SBY sebagai target," jelas Kapolri.
Kapolri juga kembali menegaskan bahwa foto yang ditunjukkan SBY saat jumpa pers di Istana Negara kemarin adalah asli. "Bisa dipertanggungjawabkan secara yuridis," tuturnya.
Serang BRIMOB
Kabid Humas Polda Kaltim Kombes Pol Drs Rudi Pranoto yang dikonfirmasi terkait pernyataan Kapolri tentang penangkapan pelaku penembakan foto SBY di Kaltim menjelaskan, tersangka pelaku tersebut adalah Abu Zar alias Kismaninda alias Husain alias Udin (27), yang ditangkap anggota Detasemen Khusus (Densus) 88 Mabes Polri, 9 Mei 2009 lalu.
“Yang disebutkan Kapolri itu adalah Abu Zar, yang ditangkap di kawasan Gunung Samarinda, Balikpapan Selatan. Dia ditangkap karena terlibat dengan aksi terorisme dan penyerangan markas Brimob di Desa Loki, Seram Barat, Maluku 2006 lalu,” tegas Rudi.
Namun menyangkut aksi latihan menembak dengan sasaran foto SBY, Rudi menegaskan pihak Polda Kaltim tidak mengetahui. “Karena setelah ditangkap, Abu Zar langsung dibawa ke Mabes Polri. Pengembangan kasus itu sepenuhnya dilakukan oleh tim Densus 88 Mabes Polri. Kita tidak tahu, tentang keterkaitannya pada latihan menembak,” jelas Rudi.
Disinggung soal kemungkinan pelaksanaan latihan menembak tersebut dilakukan di Kaltim, Rudi membantahnya. “Tidak pernah ada latihan menembak seperti itu di Kaltim. Lebih jelasnya memang pihak Densus 88 atau Mabes Polri yang harus dikonfirmasi, karena pengembangan kasusnya di sana,” tegas mantan Kapolres Malinau itu lagi.
Abu Zar ditangkap atas sangkaan terlibat penyerangan pos Brimob Polda Kaltim yang menewaskan lima personel Brimob di Desa Loki, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), Provinsi Maluku pada Senin, 16 Mei 2005 sekitar pukul 03.00 WIT.
Kelima personel Brimob yang tewas itu Bripol Ronny Susanto, Bripol Hasanuddin, Bripol Teguh Aristianto, Briptu Slamet Harianto, dan Bharada Damanik.
Sebelum ditangkap, Abu Zar menyamar sebagai penjaga toko bangunan di Jl Strat III RT 27 Kelurahan Gunung Samarinda. Penangkapan Abu Zar berlangsung rahasia dan cepat oleh Tim Densus 88 yang dipimpin langsung Komandan Densus 88 Mabes Polri Brigjend Pol Saut Usman Nasution.
Abu Zar dijebak di kantor Lurah Gunung Samarinda, Satu (9/5). Seorang polisi menyamar sebagai pembeli bahan bangunan minta diantarkan pesanannya di kantor kelurahan. Abu Zar yang mengawal barang dan Lukman sebagai sopir pikap, langsung disergap Densus Mabes Polri yang jumlahnya lebih 10 orang begitu sampai di halaman kantor lurah.
“Penangkapannya sangat cepat,” kata Ketua RT 27 Kelurahan Gunung Samarinda Kuswandi di rumahnya. “Setahu saya, Udin (Abu Zar, Red) itu bekerja di toko bangunan Pak Muslim. Dan, Lukman memang warga saya yang sudah lama tinggal di sini,” sambungnya.
Toko bangunan UD Yazid Jaya di Jl Strat III yang dijaga Abu Zar, juga tempat Lukman bekerja. Menurut Kuswandi, selain menjadi karyawan, Abu Zar juga bertugas sebagai penjaga toko sekaligus tinggal di sana. Sementara Lukman tinggal di Jl Strat III Gang AMD Nomor 22.
KALTIM POST
Sasaran Teror Berikutnya Militer
Sejumlah petugas kepolisian melakukan penyelidikan di salah satu bagian gedung yang hancur berantakan akibat ledakan yang diduga disebabkan oleh bom di Hotel Ritz Carlton di Jalan Lingkar Mega Kuningan, Jakarta, Jumat (17/9). Ledakan yang diduga disebabkan oleh bom juga terjadi di Lobby Hotel JW Marriot yang berlokasi tidak jauh dari Hotel Ritz Carlton. (Foto: ANTARA/Rumgapres/Cahyo/wsj/09)
18 Juli 2009, Jakarta -- Pemerhati teror bom, Hermawan Sulistyo, menyebut bahwa militer dapat menjadi sasaran berikutnya dalam teror bom di Indonesia menyusul adanya ledakan bom di JW Marriott dan Ritz-Carlton, Jumat (17/7) pagi. Hal ini terlihat berdasarkan pola teror bom yang terjadi di dunia.
"Kalau bicara soal pola, bisa jadi akan masuk ke militer," kata lelaki yang akrab disapa Kiki ini, di sela-sela diskusi mingguan bertema 'Bom Lagi', di Warung Daun, Jakarta, Sabtu (18/7).
Kiki menjelaskan, pola teror bom di seluruh dunia menunjukkan, teror bom dilakukan mulai dari sasaran kosong, kemudian dilakukan dengan sasaran ke warga sipil yang dekat dengan orang, dan terakhir sasarannya adalah militer.
"Lihat saja pas bom di parkiran BEI itu, sasarannya kosong. Kalau kita lihat teror sekarang itu sudah masuk ke hotel. Kalau waktu di Amerika dulu, teror itu sebenarnya kan sasarannya Pentagon," ujarnya.
Namun, ia menegaskan, pola teror bom itu terjadi di dunia. Sementara itu, pola di Indonesia belum tentu akan sama. Kalau dibandingkan, lanjutnya, teror bom di luar negeri selalu diikuti dengan ancaman, sedangkan di Indonesia tidak pernah diawali dengan ancaman. "Kalau ada ancamannya itu biasanya justru tidak ada bomnya, seperti ancaman bom di KPK kemarin," ucapnya.
Menurutnya, perlu dilakukan investigasi dan penelusuran untuk mengetahui motif peledakan bom di JW Marriot dan Ritz Carlton tersebut. Sebab, teror bom itu perlu biaya, keberanian, dan nyawa. "Nah, maksudnya apa di Indonesia ini. Itu harus dicari," pungkasnya. (tribunbatam/kps)
Menhan: Travel Warning Tak Masalah
Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono menyatakan peringatan perjalanan (travel warning) yang dilakukan negara lain ke Indonesia tidak masalah. Asalkan, Indonesia segera mengembalikan kepercayaan kepada dunia.
"Travel warning itu wajar-wajar saja. Tidak masalah," kata dia saat menjenguk korban bom JW Marriott - Ritz Carlton di Rumah Sakit MMC, Jakarta.
Juwono optimistis dalam waktu dekat kepercayaan dunia akan pulih. "Dunia percaya kita bisa menangani lebih cepat," katanya.
Kemarin dua bom meledak di Hotel JW Marriott dan Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta. Sembilan korban meninggal dunia dan melukai 50 orang lebih lainnya dalam peristiwa itu. (VIVAnews/Hadi Suprapto, Nur Farida Ahniar)
18 Juli 2009, Jakarta -- Pemerhati teror bom, Hermawan Sulistyo, menyebut bahwa militer dapat menjadi sasaran berikutnya dalam teror bom di Indonesia menyusul adanya ledakan bom di JW Marriott dan Ritz-Carlton, Jumat (17/7) pagi. Hal ini terlihat berdasarkan pola teror bom yang terjadi di dunia.
"Kalau bicara soal pola, bisa jadi akan masuk ke militer," kata lelaki yang akrab disapa Kiki ini, di sela-sela diskusi mingguan bertema 'Bom Lagi', di Warung Daun, Jakarta, Sabtu (18/7).
Kiki menjelaskan, pola teror bom di seluruh dunia menunjukkan, teror bom dilakukan mulai dari sasaran kosong, kemudian dilakukan dengan sasaran ke warga sipil yang dekat dengan orang, dan terakhir sasarannya adalah militer.
"Lihat saja pas bom di parkiran BEI itu, sasarannya kosong. Kalau kita lihat teror sekarang itu sudah masuk ke hotel. Kalau waktu di Amerika dulu, teror itu sebenarnya kan sasarannya Pentagon," ujarnya.
Namun, ia menegaskan, pola teror bom itu terjadi di dunia. Sementara itu, pola di Indonesia belum tentu akan sama. Kalau dibandingkan, lanjutnya, teror bom di luar negeri selalu diikuti dengan ancaman, sedangkan di Indonesia tidak pernah diawali dengan ancaman. "Kalau ada ancamannya itu biasanya justru tidak ada bomnya, seperti ancaman bom di KPK kemarin," ucapnya.
Menurutnya, perlu dilakukan investigasi dan penelusuran untuk mengetahui motif peledakan bom di JW Marriot dan Ritz Carlton tersebut. Sebab, teror bom itu perlu biaya, keberanian, dan nyawa. "Nah, maksudnya apa di Indonesia ini. Itu harus dicari," pungkasnya. (tribunbatam/kps)
Menhan: Travel Warning Tak Masalah
Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono menyatakan peringatan perjalanan (travel warning) yang dilakukan negara lain ke Indonesia tidak masalah. Asalkan, Indonesia segera mengembalikan kepercayaan kepada dunia.
"Travel warning itu wajar-wajar saja. Tidak masalah," kata dia saat menjenguk korban bom JW Marriott - Ritz Carlton di Rumah Sakit MMC, Jakarta.
Juwono optimistis dalam waktu dekat kepercayaan dunia akan pulih. "Dunia percaya kita bisa menangani lebih cepat," katanya.
Kemarin dua bom meledak di Hotel JW Marriott dan Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta. Sembilan korban meninggal dunia dan melukai 50 orang lebih lainnya dalam peristiwa itu. (VIVAnews/Hadi Suprapto, Nur Farida Ahniar)
Kemenristek dan Dephan Perlu Susun Military Critical Technologies List
16 Juli 2009, Jakarta -- Saat ini adalah waktunya bagi Kemenristek/BPPT dan Dephan didukung lembaga pemerintah dan departemen lainnya menyusun Military Critical Technologies List secara lintas sektoral. Perlu dibuat peta jalan bagi penyusunan Critical List pertahanan dan keamanan Indonesia secara jangka panjang agar di masa mendatang Indonesia dapat sejajar secara teknologi pertahanan dan keamanan dengan negara-negara lainnya.
Demikian dikatakan Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono, Kamis (16/7), saat menjadi keynote speaker pada Semiloka Revitalisasi Iptek Pertahanan dan Keamanan guna membangun kemandirian industri pertahanan dan keamanan 2025, di Gedung BPPT Kementerian Ristek dan Teknologi, Jakarta. Menhan Juwono saat membuka Semiloka didampingi oleh Menteri Riset dan Teknologi Kusmayanto Kadiman.
Semiloka yang berlangsung ini menjadi rangkaian hari kebangkitan teknologi nasional dan merupakan kerjasama Kemenristek dan Dephan RI. Dirjen Ranahan Dephan Marsda TNI Eris Herryanto juga turut berbicara dalam semiloka yang diikuti oleh perwakilan dari Dephan, TNI, Instansi pemerintah terkait, akademisi, dan BUMNIS ini.
Lebih lanjut menhan menjelaskan, Departemen Pertahanan seperti juga jajaran dibawah Kemenkopolhukam lainnya, ditugasi membuat peta jalan bagi pengembangan industri pertahanan dan keamanan untuk 20 tahun mendatang. Tugas tersebut menurut Menhan membutuhkan kerjasama dengan lembaga pemerintah lainnya agar dapat melakukan terobosan berdasarkan jaringan untuk jangka panjang. Itulah sebabnya, Dephan, Kemenristek, Depperin, dan Depkeu perlu duduk bersama untuk memikirkan terobosan industri pertahanan dan keamanan ini karena institusi-institusi tersebut memiliki saling keterkaitan.
Sementara itu Menteri Riset dan Teknologi Kusmayanto Kadiman dalam sambutannya mengatakan, baru-baru ini telah disaksikan suatu milestone perjalanan proses pengembangan iptek hankam yang cukup panjang, dengan diberikannya kepercayaan oleh pemerintah kepada peneliti/perekayasa dan industri strategis nasional dengan telah diserahterimakannya 40 unit panser APS 6X6 hasil karya anak negeri kepada TNI.
Dijelaskannya, dalam proses sejarah penguasaan teknologi tersebut juga terjadi kerjasama-kerjasama diantara akademisi yaitu ITB dan Lemlitbang/BPPT, dengan Badan Usaha Milik Negara Industri Strategis (BUMNIS) yaitu PT Pindad, PT KS, dan PT LEN, serta Pemerintah yaitu Dephan, Kemenristek, TNI, Depkeu, Bappenas dan Deperin. Semua Institusi tersebut telah mendorong terbentuknya lingkungan yang kondusif bagi terbangunnya akumulasi kemampuan penguasaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Peristiwa tersebut menurut Menristek, memberikan contoh bahwa dengan segala keterbatasan kemampuan negara dan ditengah situasi tantangan berat dalam pengelolaan, peremajaan dan modernisasi alutsista, program kemandirian iptek hankam dalam membangun kemandirian industri hankam dapat tercapai melalui kesempatan belajar dan kepercayaan yang diberikan oleh pemerintah.
DMC
Jakarta Diguncang Bom Kembali
17 Juli 2009 -- Dua bom meledak dalam waktu hampir bersamaan di kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (17/7).
Bom pertama meledak di restauran Syailendra Hotel JW Marriot yang terletak di lantai dasar sekitar pukul 07. 47.11 WIB menurut rekaman CCTV, kemudian disusul ledakan di restauran Airlangga Hotel Ritz Carlton terletak di lantai dua sekitar pukul 07.57 WIB. Kedua ledakan tersebut tidak disertai kebakaran atau kobaran api yang menyebar, akan tetapi ledakannya menumbangkan dahan pohon di tepi jalan serta merusak gedung didekat kejadian. Kedua hotel tersebut dihubungkan dengan lorong bawah tanah.
Salah satu sudut Hotel Ritz Carlton yang diterjang ledakan bom.
Ruang Bank Panin yang berantakan di Kawasan Hotel JW Marriott , Jakarta, Jumat (17/7). (Foto: ANTARA/ Ujang Zaelani/09)
Saat kejadian, sedang digelar pertemuan rutin mingguan (breakfast meeting) Indonesia Country Programme (ICP) yang diselenggarakan oleh CastleAsia bertempat di restaurant Syailendra Hotel JW Marriot. Perusahaan ini penyedia jasa intelijen bisnis terkait isu terkini di bidang politik dan ekonomi yang akan dihadapi pebisnis di Indonesia. Serta seminar tindak kejahatan pencucian uang yang digelar oleh BPK, diikuti peserta dari 15 negara.
Bom Rakitan
Bom dirakit di lantai 18 kamar 1808 Hotel JW Marriot, kemudian dimasukkan kedalam tas jinjing. Kamar tersebut disewa oleh seseorang berinisial N sejak Rabu, 15 Juli hingga 17 Juli. Di kamar tersebut polisi menemukan bom rakitan jenis black powder seberat 3,4 kilogram dan low explosive yang masih aktif serta baut yang tersusun rapi bertujuan melukai korban yang berada disekitar daerah ledakan . Berdasarkan penyelidikan sementara polisi, pelaku perakit bom mempunyai keahlian dengan bahan peledak.
Sudah dapat dipastikan bom merupakan pengeboman bunuh diri, polisi sudah menemukan dua kepala tanpa jasad di tempat kejadian perkara. Satu kepala relatif masih utuh sedangkan satunya terbakar. Tetapi dengan peralatan yang dimiliki oleh kepolisian Indonesia, kedua kepala tersebut dapat direkontruksi sehingga dapat diketahui identitasnya. Menurut Kabid Humas Polda Metro Jaya AKBP Crysnanda akan menyebarkan sketsa wajah pria yang dicurigai pelaku peledakan bom, saat jumpa pers di media centre di Plaza Bellagion, Sabtu (18/7).
Hasil rekaman CCTV Hotel JW Marriot pelaku menggunakan jaket serta bertopi, membawa koper dorong dan tas jinjing. Sesaat pelaku keluar dari lift menuju lobi hotel kemudian masuk restauran terjadi ledakan disertai kepulan asap. Hasil olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) di kamar 1808, pelaku sempat memesan secangkir kopi serta meminumnya sedikit sebelum keluar kamar dan melakukan peledakkan.
Korban luka dan korban tewas dievakuasi, Jumat (17/7). (Foto: detikFoto/Ari Saputra)
Ledakan bom menewaskan 9 orang, 6 orang tewas di Hotel JW Marriot, 2 orang di Hotel Ritz Carlton, 1 orang meninggal di Rumah Sakit Medistra. Empat orang warga negara asing (WNA) diantaranya Presiden Direktur PT. Holcim Indonesia Tbk, Timothy Mackay (61) berkebangsaan Selandia Baru yang meninggal di RS Medistra, sedangkan 6 orang warga negara Indonesia (WNI). Korban yang luka-luka 41 orang, dirujuk ke Rumah Sakit Pertamina Pusat (RSPP), RS Jakarta, RS Metropolitan Medical Centre (MMC) dan RS Medistra.
Dibom Kedua Kalinya
Seorang petugas kepolisian berjalan di salah satu ruangan yang hancur berantakan akibat ledakan yang diduga disebabkan oleh bom di gedung Hotel Ritz Carlton di Jalan Lingkar Mega Kuningan, Jakarta, Jumat (17/9). Ledakan yang diduga disebabkan oleh bom juga terjadi di Lobby Hotel JW Marriot yang berlokasi tidak jauh dari Hotel Ritz Carlton. (Foto: ANTARA/Rumgapres/Cahyo/wsj/pd/09)
Pada 5 Agustus 2003, Hotel JW Marriot pernah di bom dengan menggunakan sebuah mobil, pengemudi mobil kemudian meledakkan bom. Kepala pengemudi mobil ditemukan polisi di lantai 3 dan berhasil direkontruksi sehingga diketahui identitasnya. Pelaku merupakan anggota kelompok DR. Azhari berwarga negara Malaysia. Hotel JW Marriot merupakan jaringan hotel dunia berpusat di New York, kerap kali digunakan para diplomat asing untuk menginap selama di Jakarta.
Hotel Ritz Carlton akan digunakan untuk menginap klub raksasa dari Inggris Manchester United yang akan melakukan pertandingan persahabatan dengan Indonesia All Star di Gelora Bung Karno, Senin (20/7). Manchester United membatalkan pertandingan ini dan mengundang Indonesia All Star bertanding di Malaysia akan tetapi Ketua PSSI Nurdin Halid menolak undangan tersebut.
Berbagai sumber @beritahankam
@beritahankam mengucapkan turut berduka cita kepada para korban dan mendukung segala upaya pemerintah menangkap dan mengadili para pelaku tanpa pandang bulu.
Pemberantasan teroris bukan hanya tanggung jawab pemerintah semata, tetapi juga setiap warga negara. Mari kita perangi teroris dengan mewaspadai setiap orang asing di lingkungan tempat tinggal masing-masing. Apalagi disinyalir otak pelaku bukan warga negara Indonesia, tetapi warga negara asing yang kerap kali mengusik Indonesia.
Friday, July 17, 2009
KRI Teluk Sangkulirang-542 Periksa 4 Kapal Muat 25 Ton Ikan Tuna
KRI Teluk Sangkulirang 542.
17 Juli 2009, Surabaya -- Kapal Perang TNI Angkatan Laut KRI Teluk Sangkulirang (TSR)-542 yang sedang melaksanakan operasi keamanan laut di perairan timur Indonesia telah memeriksa 4 kapal dengan total muatan 25 Ton Ikan Tuna disekitar perairan utara Papua, belum lama ini, Rabu (15/7).
Ke empat kapal yang diperiksa tersebut yaitu, KM. Mahkota Abadi-03, Nahkoda kapal Thimotheos Dumolong, bobot 37 GT, jumlah ABK 12 orang WNI, 10 orang Taiwan, muatan 6 ton ikan Tuna. KM. Sinar Bali-18, Nahkoda kapal Kiwin Dolong Seda, bobot 75 GT, jumlah ABK 14 orang WNI, 2 orang Taiwan, muatan 4 ton ikan Tuna. KM. Lautan Lestari-01, Nahkoda kapal Yuliustan Katenggung, bobot 69 GT, jumlah ABK 10 orang WNI, 3 orang Taiwan, muatan 5 ton ikan Tuna. KM. Mahkota Abadi-12, Nahkoda Jeheskiel Nafali, bobot 109 GT, jumlah ABK 12 orang WNI, 2 orang Taiwan, muatan 10 ton ikan Tuna.
“Setelah dilakukan pemeriksaan, ke empat kapal ikan tersebut diijinkan untuk melanjutkan pelayaran. Karena dalam pemeriksaan tidak diketemukan adanya pelanggaran, semua surat maupun dokumen lengkap,”kata Komandan KRI Teluk Sangkulirang-542 Mayor Laut (P) Dwi Prasetyo menegaskan.
PENARMATIM
17 Juli 2009, Surabaya -- Kapal Perang TNI Angkatan Laut KRI Teluk Sangkulirang (TSR)-542 yang sedang melaksanakan operasi keamanan laut di perairan timur Indonesia telah memeriksa 4 kapal dengan total muatan 25 Ton Ikan Tuna disekitar perairan utara Papua, belum lama ini, Rabu (15/7).
Ke empat kapal yang diperiksa tersebut yaitu, KM. Mahkota Abadi-03, Nahkoda kapal Thimotheos Dumolong, bobot 37 GT, jumlah ABK 12 orang WNI, 10 orang Taiwan, muatan 6 ton ikan Tuna. KM. Sinar Bali-18, Nahkoda kapal Kiwin Dolong Seda, bobot 75 GT, jumlah ABK 14 orang WNI, 2 orang Taiwan, muatan 4 ton ikan Tuna. KM. Lautan Lestari-01, Nahkoda kapal Yuliustan Katenggung, bobot 69 GT, jumlah ABK 10 orang WNI, 3 orang Taiwan, muatan 5 ton ikan Tuna. KM. Mahkota Abadi-12, Nahkoda Jeheskiel Nafali, bobot 109 GT, jumlah ABK 12 orang WNI, 2 orang Taiwan, muatan 10 ton ikan Tuna.
“Setelah dilakukan pemeriksaan, ke empat kapal ikan tersebut diijinkan untuk melanjutkan pelayaran. Karena dalam pemeriksaan tidak diketemukan adanya pelanggaran, semua surat maupun dokumen lengkap,”kata Komandan KRI Teluk Sangkulirang-542 Mayor Laut (P) Dwi Prasetyo menegaskan.
PENARMATIM
INS Arihant Kapal Selam Bertenaga Nuklir Buatan India
Kapal selam bertenaga nuklir Rusia kelas Charlie-1 digunakan India sebagai dasar perancangan dan pembuatan kapal selam bertenaga nuklir INS Arihant. (Foto: wikipedia)
16 Juli 2009 -- India akan meluncurkan kapal selam bertenaga nuklir rudal balistik buatan dalam negeri untuk pertama kalinya di galangan kapal Viskhapatnam, Minggu (26/7). Peresmian peluncuran kapal selam ini akan dilakukan Gursharan Kaur istri Perdana Menteri India Manmohan Singh, mengikuti tradisi peluncuran kapal angkatan laut selalu dilakukan oleh seorang wanita.
Keberhasilan ini menempatkan India kedalam lima negara di dunia yang mampu merancang dan membangun kapal selam bertenaga nuklir sendiri.
Setelah lebih satu dekade melingkupi ketidakpastian nama proyek, Advanced Technology Vessel (ATV) kapal selam bertenaga nuklir pertama buatan dalam negeri India mempunyai nama yaitu Arihant, menyisihkan nama Astra.
Pembangkit tenaga berbahan bakar nuklir dan sistem auxiliary dari INS Arihant akan diuji terlebih dahulu di pelabuhan sebelum uji pelayaran dan persenjataan di Bengal. Arihant dipersenjatai 12 rudal balistik K-15. Serangkaian uji coba ini akan memakan waktu 2 - 3 tahun sebelum kapal selam siap beroperasi.
Kapal selam ini dirancang berdasarkan kapal selam buatan Rusia kelas Charlie-1, dimana India menyewa satu kapal selam kelas Charlie dari bekas Uni Sovyet antara 1987 sampai 1991.
Angkatan Laut India segera menerima kapal selam serang bertenaga nuklir kelas Akula II, kapal selam ini disewa selama 10 tahun dibawah sebuah kesepakatan rahasia senilai 650 juta dolar yang ditandatangani pada Januari 2004. AL India memberi nama kapal selam tersebut INS Chakra, yang akan digunakan untuk melatih personil AL India mengoperasikan kapal selam bertenaga nuklir. Sebelum mengoperasikan kapal selam buatan dalam negeri.
RIA Novosti/@beritahankam
16 Juli 2009 -- India akan meluncurkan kapal selam bertenaga nuklir rudal balistik buatan dalam negeri untuk pertama kalinya di galangan kapal Viskhapatnam, Minggu (26/7). Peresmian peluncuran kapal selam ini akan dilakukan Gursharan Kaur istri Perdana Menteri India Manmohan Singh, mengikuti tradisi peluncuran kapal angkatan laut selalu dilakukan oleh seorang wanita.
Keberhasilan ini menempatkan India kedalam lima negara di dunia yang mampu merancang dan membangun kapal selam bertenaga nuklir sendiri.
Setelah lebih satu dekade melingkupi ketidakpastian nama proyek, Advanced Technology Vessel (ATV) kapal selam bertenaga nuklir pertama buatan dalam negeri India mempunyai nama yaitu Arihant, menyisihkan nama Astra.
Pembangkit tenaga berbahan bakar nuklir dan sistem auxiliary dari INS Arihant akan diuji terlebih dahulu di pelabuhan sebelum uji pelayaran dan persenjataan di Bengal. Arihant dipersenjatai 12 rudal balistik K-15. Serangkaian uji coba ini akan memakan waktu 2 - 3 tahun sebelum kapal selam siap beroperasi.
Kapal selam ini dirancang berdasarkan kapal selam buatan Rusia kelas Charlie-1, dimana India menyewa satu kapal selam kelas Charlie dari bekas Uni Sovyet antara 1987 sampai 1991.
Angkatan Laut India segera menerima kapal selam serang bertenaga nuklir kelas Akula II, kapal selam ini disewa selama 10 tahun dibawah sebuah kesepakatan rahasia senilai 650 juta dolar yang ditandatangani pada Januari 2004. AL India memberi nama kapal selam tersebut INS Chakra, yang akan digunakan untuk melatih personil AL India mengoperasikan kapal selam bertenaga nuklir. Sebelum mengoperasikan kapal selam buatan dalam negeri.
RIA Novosti/@beritahankam
Thursday, July 16, 2009
Latihan Manyar Trampil Tingkatkan Lambangja
Komandan Lanud Ats Marsma TNI Bambang Agus Margono menyematkan tanda peserta latihan kepada perwakilan, di Apron Lanud Ats, Rabu (15/7).
16 Juli 2009, Kemang -- Latihan Manyar Trampil merupakan salah satu sarana meningkatkan penguasaan latihan operasi dalam perencanaan dan pengendalian SAR tempur, pertahanan pangkalan, dukungan penerbangan, peningkatan kemampuan penerbang, pendukung penerbangan dan Paskhas.
Komandan Pangkalan TNI Angkatan Udara Atang Sendjaja (Danlanud ATS) Marsma TNI Bambang Agus Margono mengatakan, sasaran latihan Manyar Trampil 2009 untuk meningkatkan mutu profesionalitas unsur heli SAR dan unsur pangkalan.
"Tujuannya mampu mengaplikasikan prosedur tetap dan melaksanakan tugas SAR tempur serta memberikan dukungan penerbangan dengan baik," tegas Bambang ketika memberikan sambutan pada upacara pembukaan latihan Manyar Trampil 2009 di Apron Lanud Ats, kemarin.
Menurut dia, tujuan lainnya untuk meningkatkan kerja sama atau koordinasi antartim. Sedangkan latihan yang baik harus benar-benar diatur profesional. Mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan serta tahap evaluasi di akhir latihan, sehingga mendapatkan gambaran nyata tentang kemampuan sebenarnya.
"Semua harus bisa mengembangkan semangat koordinasi, mengaplikasikan segala ketentuan dan peraturan yang berlaku, tertib administrasi serta menghayati arti penting keselamatan terbang dan kerja (Lambangja) dalam latihan ini," tuturnya.
Selain itu, jelas Bambang, kegiatan ini bisa dijadikan sebagai semangat baru untuk lebih meningkatkan mutu pengabdian yang dikemas dalam penuh keikhlasan dan tanggung jawab.
Tampak beberapa peserta pelatihan serius mengikuti simulasi penyelamatan korban dan dokumentasi negara serta mempertahankan pangkalan dari gempuran musuh.
RADAR BOGOR
16 Juli 2009, Kemang -- Latihan Manyar Trampil merupakan salah satu sarana meningkatkan penguasaan latihan operasi dalam perencanaan dan pengendalian SAR tempur, pertahanan pangkalan, dukungan penerbangan, peningkatan kemampuan penerbang, pendukung penerbangan dan Paskhas.
Komandan Pangkalan TNI Angkatan Udara Atang Sendjaja (Danlanud ATS) Marsma TNI Bambang Agus Margono mengatakan, sasaran latihan Manyar Trampil 2009 untuk meningkatkan mutu profesionalitas unsur heli SAR dan unsur pangkalan.
"Tujuannya mampu mengaplikasikan prosedur tetap dan melaksanakan tugas SAR tempur serta memberikan dukungan penerbangan dengan baik," tegas Bambang ketika memberikan sambutan pada upacara pembukaan latihan Manyar Trampil 2009 di Apron Lanud Ats, kemarin.
Menurut dia, tujuan lainnya untuk meningkatkan kerja sama atau koordinasi antartim. Sedangkan latihan yang baik harus benar-benar diatur profesional. Mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan serta tahap evaluasi di akhir latihan, sehingga mendapatkan gambaran nyata tentang kemampuan sebenarnya.
"Semua harus bisa mengembangkan semangat koordinasi, mengaplikasikan segala ketentuan dan peraturan yang berlaku, tertib administrasi serta menghayati arti penting keselamatan terbang dan kerja (Lambangja) dalam latihan ini," tuturnya.
Selain itu, jelas Bambang, kegiatan ini bisa dijadikan sebagai semangat baru untuk lebih meningkatkan mutu pengabdian yang dikemas dalam penuh keikhlasan dan tanggung jawab.
Tampak beberapa peserta pelatihan serius mengikuti simulasi penyelamatan korban dan dokumentasi negara serta mempertahankan pangkalan dari gempuran musuh.
RADAR BOGOR
Patroli Perbatasan Bersama Indonesia - Malaysia
16 Juli 2009, Entikong -- Sejumlah anggota TNI AD dan Tentra Diraja Malaysia (TDM) melakukan apel persiapan patroli gabungan di Pos Gabma tapal batas negara Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalbar, Rabu (15/7). Patroli gabungan tersebut bertujuan untuk pengamanan bersama wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia oleh kedua belah negara. (Foto: ANTARA/Jessica Wuysang/ED/mes/09)
Sejumlah anggota TNI AD dan Tentra Diraja Malaysia (TDM) melihat peta wilayah saat patroli gabungan di tapal batas negara Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalbar, Rabu (15/7). (Foto: ANTARA/Jessica Wuysang/ed/mes/09)
Sejumlah anggota TNI AD dan Tentra Diraja Malaysia (TDM) patroli gabungan di tapal batas negara Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalbar, Rabu (15/7). (Foto: ANTARA/Jessica Wuysang/ed/mes/09)
Seorang anggota TNI AD memberi pengarahan kepada sejumlah warga, terkait tapal batas negara di Sontas, Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalbar, Rabu (15/7). Pengarahan tersebut selain untuk memberikan pengetahuan tentang tapal batas negara Indonesia-Malaysia, juga menumbuhkan rasa nasionalisme dan mengajak berperan aktif bersama TNI mengamankan wilayah NKRI. (Foto: ANTARA/Jessica Wuysang/mes/09)
Ketua Komisi I DPR RI, Theo L Sambuaga (2 kanan), Bupati Sanggau, Setiman H Sudin (kanan) dan Wagub Kalbar, Christiandy Sanjaya (kiri), melihat peta saat peninjauan di Pos Gabungan Bersama (Gabma) Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Tentra Diraja Malaysia (TDM) di Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalbar, Rabu (15/7). Peninjauan tersebut bertujuan untuk memperkuat koordinasi pengamanan wilayah antara pemerintah dan TNI. (Foto: ANTARA/Jessica Wuysang/ed/mes/09)
Sejumlah anggota TNI AD dan Tentra Diraja Malaysia (TDM) melihat peta wilayah saat patroli gabungan di tapal batas negara Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalbar, Rabu (15/7). (Foto: ANTARA/Jessica Wuysang/ed/mes/09)
Sejumlah anggota TNI AD dan Tentra Diraja Malaysia (TDM) patroli gabungan di tapal batas negara Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalbar, Rabu (15/7). (Foto: ANTARA/Jessica Wuysang/ed/mes/09)
Seorang anggota TNI AD memberi pengarahan kepada sejumlah warga, terkait tapal batas negara di Sontas, Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalbar, Rabu (15/7). Pengarahan tersebut selain untuk memberikan pengetahuan tentang tapal batas negara Indonesia-Malaysia, juga menumbuhkan rasa nasionalisme dan mengajak berperan aktif bersama TNI mengamankan wilayah NKRI. (Foto: ANTARA/Jessica Wuysang/mes/09)
Ketua Komisi I DPR RI, Theo L Sambuaga (2 kanan), Bupati Sanggau, Setiman H Sudin (kanan) dan Wagub Kalbar, Christiandy Sanjaya (kiri), melihat peta saat peninjauan di Pos Gabungan Bersama (Gabma) Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Tentra Diraja Malaysia (TDM) di Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalbar, Rabu (15/7). Peninjauan tersebut bertujuan untuk memperkuat koordinasi pengamanan wilayah antara pemerintah dan TNI. (Foto: ANTARA/Jessica Wuysang/ed/mes/09)
Menhan: Kenaikan Anggaran Rp 7 T untuk Perawatan Alutsista
Fasilitas Perbaikan kapal atau yang biasa di kenal dengan Docking seperti halnya docking Kota Raja yang dimiliki TNI AL, merupakan fasilitas dibawah langsung oleh Komando Pemeliharaan Material (Koaharmat) yang bertugas menyelenggarakan perbaikan Kapal-kapal Perang agar selalu siap operasional. (Foto: dispenal)
16 Juli 2009, Jakarta -- Menteri Pertahanan (Menhan) Juwono Sudarsono menyatakan, kenaikan anggaran pertahanan Rp 7 triliun signifikan, tapi belum cukup memenuhi Minimum Essential Forces (MEF). Penambahan anggara itu lebih difokuskan untuk dana perawatan sejumlah alutsista.
"Kita sudah sepakat, kenaikan Rp 7 triliun kenaikan yang signifikan, tetapi masih tidak cukup untuk konsep Minimum Essential Forces (MEF), karena jumlah Rp 40,6 triliun itu masih sepertiga dari yang kita perlukan secara minimum, maka disebut Bare Minimum," kata Juwono di gedung Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Jl MH Thamrin, Jakarta, Kamis (16/7/2009).
Juwono menjelaskan, dana tambahan itu akan dialokasikan sementara untuk fokus perawatan pesawat angkut seperti Hercules. Alasannya, Hercules merupakan pesawat yang paling strategis yang sering dipakai multipurpose baik oleh TNI, Polri, maupun instansi lainnnya, termasuk untuk bantuan tanggap darurat.
Sementara, lanjut Juwono, sisanya untuk perawatan sejumlah alutsista milik TNI AD dan AL. Misalnya untuk perawatan kapal termasuk docking untuk AL dan perawatan kendaraan tempur sepert tank untuk AD.
"Jadi sementara tidak ada penambahan alat baru. Sesuai pesan Presiden, alat bartu apalagi mahal-mahal seperti kapal selam yang harganya Rp 3,5 triliun ditunda saja, meski itu pengadaannya melalui kredit ekspor, tapi kan masuk anggaran juga," jelasnya.
Juwono menyatakan, pembatalan pembelian kapal selam untuk AL tidak ada tekanan dari mana pun, termasuk dari Rusia. "Ini murni anggaran, karena kita masih mendahulukan tema dari rapat kabinet yang memperioritaskan pemulihan perekonomian dan kesra," ujarnya.
Juwono mengakui, pemulihan ekonomi memerlukan perangkat layanan publik yang namanya aparat keamanan. "Kalau polisi dan tentaranya tidak baik, maka lingkungan untuk mendukung tidak akan berjalan baik," ungkapnya.
Juwono membandingkan perimbangan kekuatan militer di seputar Asia Tenggara. Malaysia saat ini sudah memiliki dua kapal selam, dan Singapura juga punya dua kapal selam.
"Kita juga punya satu, tapi ngga bisa tenggelam, butuh tambahan. Tapi soal kapannya itu kita tunggu saja," pungkasnya.
detikNews
16 Juli 2009, Jakarta -- Menteri Pertahanan (Menhan) Juwono Sudarsono menyatakan, kenaikan anggaran pertahanan Rp 7 triliun signifikan, tapi belum cukup memenuhi Minimum Essential Forces (MEF). Penambahan anggara itu lebih difokuskan untuk dana perawatan sejumlah alutsista.
"Kita sudah sepakat, kenaikan Rp 7 triliun kenaikan yang signifikan, tetapi masih tidak cukup untuk konsep Minimum Essential Forces (MEF), karena jumlah Rp 40,6 triliun itu masih sepertiga dari yang kita perlukan secara minimum, maka disebut Bare Minimum," kata Juwono di gedung Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Jl MH Thamrin, Jakarta, Kamis (16/7/2009).
Juwono menjelaskan, dana tambahan itu akan dialokasikan sementara untuk fokus perawatan pesawat angkut seperti Hercules. Alasannya, Hercules merupakan pesawat yang paling strategis yang sering dipakai multipurpose baik oleh TNI, Polri, maupun instansi lainnnya, termasuk untuk bantuan tanggap darurat.
Sementara, lanjut Juwono, sisanya untuk perawatan sejumlah alutsista milik TNI AD dan AL. Misalnya untuk perawatan kapal termasuk docking untuk AL dan perawatan kendaraan tempur sepert tank untuk AD.
"Jadi sementara tidak ada penambahan alat baru. Sesuai pesan Presiden, alat bartu apalagi mahal-mahal seperti kapal selam yang harganya Rp 3,5 triliun ditunda saja, meski itu pengadaannya melalui kredit ekspor, tapi kan masuk anggaran juga," jelasnya.
Juwono menyatakan, pembatalan pembelian kapal selam untuk AL tidak ada tekanan dari mana pun, termasuk dari Rusia. "Ini murni anggaran, karena kita masih mendahulukan tema dari rapat kabinet yang memperioritaskan pemulihan perekonomian dan kesra," ujarnya.
Juwono mengakui, pemulihan ekonomi memerlukan perangkat layanan publik yang namanya aparat keamanan. "Kalau polisi dan tentaranya tidak baik, maka lingkungan untuk mendukung tidak akan berjalan baik," ungkapnya.
Juwono membandingkan perimbangan kekuatan militer di seputar Asia Tenggara. Malaysia saat ini sudah memiliki dua kapal selam, dan Singapura juga punya dua kapal selam.
"Kita juga punya satu, tapi ngga bisa tenggelam, butuh tambahan. Tapi soal kapannya itu kita tunggu saja," pungkasnya.
detikNews
AL Malaysia Bangun Pangkalan di Perbatasan
KD Sri Indera. (Foto: TLDM)
16 Juli 2009 -- Angkatan Laut Malaysia (MMEA) akan membangun basis militer di Kudat, wilayah utara perairan Sabah, Malaysia awal tahun 2010.
Menurut Kepala Angkatan Laut Sabah dan Labuan, Marsekal Pertama Mohamad Taha Ibrahim, pangkalan baru akan mengintensifkan pertahanan dan pengawasan di area tersebut, seperti halnya di zona-zona lainnya. Saat ini Malaysia memiliki pangkalan Angkatan Laut di Kota Kinabalu, Sandakan, Tawau, dan Labuan.
"Kami berharap ini bisa memperkuat pengawasan di wilayah perairan dan mengurangi pelanggaran batas wilayah," kata dia seperti dimuat laman berita Malaysia, Bernama, Kamis 16 Juli 2009.
Mohamad Taha mengatakan kerja pihaknya sukses mencegah para pelanggar batas. Sampai kemarin, tambah dia, ada 80 kapal yang diberi sanksi termasuk kapal-kapal asing dengan berbagai pelanggaran, misalnya mengangkut para imigran gelap.
"Kami akan melanjutkan operasi dan pengawasan di wilayah perairan Sabah yang berbatasan dengan Indonesia dan Filipina, yang berpotensi jadi tempat penyelundupan manusia," tambah dia.
Soal perbatasan, Indonesia dan Malaysia saat ini sedang menyelesaikan sengketa perbatasan Ambalat, di perairan Sualawesi, dekat Sabah.
Malaysia mengklaim Ambalat sebagai wilayah kedaulatannya berdasarkan peta sepihak yang dibuat Malaysia pada 1979. Peta sepihak itu tak hanya memicu sengketa dengan Indonesia, tapi juga peta itu negara tetangga Malaysia lainnya yakni Singapura, Vietnam, Filipina, dan Brunei Darussalam.
Sengketa Ambalat memanas ketika kapal Perang TNI Angkatan Laut, KRI Untung Surapati-872 menghalau kapal perang milik Tentara Diraja Laut Malaysia, KD Yu-308 di perairan Blok Ambalat pada Senin 25 Mei 2009.
VIVAnews
16 Juli 2009 -- Angkatan Laut Malaysia (MMEA) akan membangun basis militer di Kudat, wilayah utara perairan Sabah, Malaysia awal tahun 2010.
Menurut Kepala Angkatan Laut Sabah dan Labuan, Marsekal Pertama Mohamad Taha Ibrahim, pangkalan baru akan mengintensifkan pertahanan dan pengawasan di area tersebut, seperti halnya di zona-zona lainnya. Saat ini Malaysia memiliki pangkalan Angkatan Laut di Kota Kinabalu, Sandakan, Tawau, dan Labuan.
"Kami berharap ini bisa memperkuat pengawasan di wilayah perairan dan mengurangi pelanggaran batas wilayah," kata dia seperti dimuat laman berita Malaysia, Bernama, Kamis 16 Juli 2009.
Mohamad Taha mengatakan kerja pihaknya sukses mencegah para pelanggar batas. Sampai kemarin, tambah dia, ada 80 kapal yang diberi sanksi termasuk kapal-kapal asing dengan berbagai pelanggaran, misalnya mengangkut para imigran gelap.
"Kami akan melanjutkan operasi dan pengawasan di wilayah perairan Sabah yang berbatasan dengan Indonesia dan Filipina, yang berpotensi jadi tempat penyelundupan manusia," tambah dia.
Soal perbatasan, Indonesia dan Malaysia saat ini sedang menyelesaikan sengketa perbatasan Ambalat, di perairan Sualawesi, dekat Sabah.
Malaysia mengklaim Ambalat sebagai wilayah kedaulatannya berdasarkan peta sepihak yang dibuat Malaysia pada 1979. Peta sepihak itu tak hanya memicu sengketa dengan Indonesia, tapi juga peta itu negara tetangga Malaysia lainnya yakni Singapura, Vietnam, Filipina, dan Brunei Darussalam.
Sengketa Ambalat memanas ketika kapal Perang TNI Angkatan Laut, KRI Untung Surapati-872 menghalau kapal perang milik Tentara Diraja Laut Malaysia, KD Yu-308 di perairan Blok Ambalat pada Senin 25 Mei 2009.
VIVAnews
Kisah Pilot Tempur TNI AU di Batam
Penggantian ban yang pecah dilakukan di Avron Kelapa Sawit, Pangkalan TNI Angkatan Udata Medan, yang berada di kawasan Bandara Polonia Medan. (Foto: detikFoto/Khairul Ikhwan)
16 Juli 2009, Batam -- Suara gemuruh memekak telinga ketika dua pesawat tempur Hawk buatan Inggris membelah langit Batam, Rabu (15/7). Sayangnya, lima pesawat tempur itu hanya dua trip melakukan penerbangan. Seharusnya, mereka tiga kali terbang dalam satu hari. Setiap terbang bisa menghabiskan waktu dua jam di udara untuk meningkatkan kemampuan profesional, baik perorangan maupun satuan dalam mengaplikasikan dan penerapan doktrin operasi pertahanan udara.
”Cuaca kurang bagus. Ada awan hitam yang tidak bisa kita lalui karena sangat berbahaya. Sehingga kita putuskan untuk berhenti latihan,” kata Mayor Pnb Jajang Setiawan, pilot pesawat tempur Hawk 209, di Hang Nadim, kemarin. Jajang, salah satu dari tujuh pilot yang mengendalikan lima pesawat tempur buru sergap (buser) Hawk 109/209 dari Skuadron Udara 12 Lanud Pekanbaru. Hawk 109/209 dari Skuadron 1 Lanud Supadio sebagai musuh.
Jajang,35, merupakan lulusan Akademi Angkatan Udara (AAU) yang sudah mengantongi 1.800 jam terbang. Selama berkarir menjadi pilot pesawat tempur, Jajang mengalami pengalaman yang sulit dia lupakan yakni mendarat darurat pesawat tempur jenis Hawk di Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru, 2004 yang lalu. Saat itu, Jajang bersama dengan rekannya tengah menggelar latihan rutin bersama tiga pesawat tempur lainnya. Tiba-tiba sistem hidrolik pesawat tempur itu mengalami kerusakan. Sehingga roda pesawat dan rem tidak bisa berfungsi saat mendarat. ”Akhirnya, saya menghabiskan bahan bakar sebanyak 2.100 liter yang ada di pesawat terbang selama dua jam di udara,” katanya.
Pengosongan bahan bakar itu dilakukan untuk menghindari terjadinya kebakaran. Setelah bahan bakar tersisa sekitar 150 liter, selanjutnya pesawat buatan Inggris tahun 1994 itu dipersilakan mendarat darurat tanpa roda. Ketika mendarat, pesawat tergelincir dengan mengeluarkan api yang disebabkan gesekan badan pesawat ke aspal sepanjang 600 meter. ”Hanya badan pesawat yang lecet,” katanya, seraya mengatakan kecepatan pesawat ketika mendarat sekitar 280 km melaju di landasan.
Saat di udara, Jajang sempat melihat rumahnya di Pekanbaru. ”Di udara saya bertanya dalam hati, apakah saya akan ketemu lagi dengan istri dan anaknya yang baru saja berusia 17 hari,” ujarnya. Jajang mengatakan, mendarat dengan selamat tanpa menggunakan roda merupakan kehendak Allah. Tetapi dibandingkan dengan pesawat umum seperti Boeing, tentu lebih berisiko. Karena bahan bakar pesawat jenis penumpang berada di bawah bodi pesawat. Sedangkan pesawat tempur berada di samping.
Setelah mendarat, dia tidak memberi kabar ke istrinya mengenai peristiwa yang paling mendebarkan dalam sejarah hidupnya. ”Saya takut istri pendarahan karen baru melahirkan kalau dikasi tahu,” kata pilot yang bernah belajar penerbangan di Australia itu. Keluarga Jajang mengetahui berita tersebut melalui koran dan informasi dari tetangga. ”Dia hanya menangis mengetahui kejadian tersebut,” imbuhnya.
Apakah tidak jera dan takut, apalagi melihat banyak pilot tewas karena pesawat sudah tua? Pria yang murah senyum itu mengatakan kalau mati sudah takdir dari Tuhan, di tempat tidur pun bisa mati. Banyak yang mati saat tidur. Bisa saja saat itu terjadi gempa, dan longsor. ”Kita harus percaya takdir yang sudah ditetapkan.”
Selagi pesawat sudah memenuhi unsur kelayakan terbang, lanjut Jajang, pilot harus menerbangkan. Walaupun tahun buatan pesawat sudah tua. Ada indikator yang diperhatikan sebelum terbang. Teman seangkatan Jajang di Sekolah Penerbang sudah dua orang yang menjadi almarhum karena kecelakaan. Yang sangat penting, lanjutnya, pilot harus menguasai sistem peralatan yang ada di pesawat. Dan yang diingat, ego tidak boleh mengalahkan sistem yang sudah diciptakan. ”Kalau sudah darurat, kita serahkan ke Tuhan saja,” imbuhnya.
Semua pilot, jelasnya, bisa mengendarai jenis pesawat tempur. Tetapi, penugasan atasan berdasarkan tes psikologi. Hasil tes, menempatkan Jajang menjadi pilot Hawk. Ia pernah mengemban tugas negara ketika operasi di Aceh. Tujuh pilot yang ikut dalam latihan terbesar TNI AU itu yakni Letkol Pnb Nana Resmana, Kapten Teddy Henbrata, Kapten Harisetiawan, Lettu Fardinal Umar, Lettu Putut Hangrio, dan Lettu Ridho yang lulus 2004. Sedangkan kata Ridho,26, yang sudah memiliki 300 jam terbang, merasa senang bisa mengikuti latihan Perkasa. ”Menambah keahlian kita mas,” ujarnya.
Komandan Pangkalan Udara Tanjungpinang Letkol Pnb Nandang Sukarna, Latihan Perkasa melibatkan 1.100 pasukan yang berada di wilayah Indonesia bagian barat. ”Semua siap dengan tugasnya masing-masing. Mudah- mudahan besok cuaca mendukung untuk latihan puncak,” katanya.
BATAM POS
16 Juli 2009, Batam -- Suara gemuruh memekak telinga ketika dua pesawat tempur Hawk buatan Inggris membelah langit Batam, Rabu (15/7). Sayangnya, lima pesawat tempur itu hanya dua trip melakukan penerbangan. Seharusnya, mereka tiga kali terbang dalam satu hari. Setiap terbang bisa menghabiskan waktu dua jam di udara untuk meningkatkan kemampuan profesional, baik perorangan maupun satuan dalam mengaplikasikan dan penerapan doktrin operasi pertahanan udara.
”Cuaca kurang bagus. Ada awan hitam yang tidak bisa kita lalui karena sangat berbahaya. Sehingga kita putuskan untuk berhenti latihan,” kata Mayor Pnb Jajang Setiawan, pilot pesawat tempur Hawk 209, di Hang Nadim, kemarin. Jajang, salah satu dari tujuh pilot yang mengendalikan lima pesawat tempur buru sergap (buser) Hawk 109/209 dari Skuadron Udara 12 Lanud Pekanbaru. Hawk 109/209 dari Skuadron 1 Lanud Supadio sebagai musuh.
Jajang,35, merupakan lulusan Akademi Angkatan Udara (AAU) yang sudah mengantongi 1.800 jam terbang. Selama berkarir menjadi pilot pesawat tempur, Jajang mengalami pengalaman yang sulit dia lupakan yakni mendarat darurat pesawat tempur jenis Hawk di Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru, 2004 yang lalu. Saat itu, Jajang bersama dengan rekannya tengah menggelar latihan rutin bersama tiga pesawat tempur lainnya. Tiba-tiba sistem hidrolik pesawat tempur itu mengalami kerusakan. Sehingga roda pesawat dan rem tidak bisa berfungsi saat mendarat. ”Akhirnya, saya menghabiskan bahan bakar sebanyak 2.100 liter yang ada di pesawat terbang selama dua jam di udara,” katanya.
Pengosongan bahan bakar itu dilakukan untuk menghindari terjadinya kebakaran. Setelah bahan bakar tersisa sekitar 150 liter, selanjutnya pesawat buatan Inggris tahun 1994 itu dipersilakan mendarat darurat tanpa roda. Ketika mendarat, pesawat tergelincir dengan mengeluarkan api yang disebabkan gesekan badan pesawat ke aspal sepanjang 600 meter. ”Hanya badan pesawat yang lecet,” katanya, seraya mengatakan kecepatan pesawat ketika mendarat sekitar 280 km melaju di landasan.
Saat di udara, Jajang sempat melihat rumahnya di Pekanbaru. ”Di udara saya bertanya dalam hati, apakah saya akan ketemu lagi dengan istri dan anaknya yang baru saja berusia 17 hari,” ujarnya. Jajang mengatakan, mendarat dengan selamat tanpa menggunakan roda merupakan kehendak Allah. Tetapi dibandingkan dengan pesawat umum seperti Boeing, tentu lebih berisiko. Karena bahan bakar pesawat jenis penumpang berada di bawah bodi pesawat. Sedangkan pesawat tempur berada di samping.
Setelah mendarat, dia tidak memberi kabar ke istrinya mengenai peristiwa yang paling mendebarkan dalam sejarah hidupnya. ”Saya takut istri pendarahan karen baru melahirkan kalau dikasi tahu,” kata pilot yang bernah belajar penerbangan di Australia itu. Keluarga Jajang mengetahui berita tersebut melalui koran dan informasi dari tetangga. ”Dia hanya menangis mengetahui kejadian tersebut,” imbuhnya.
Apakah tidak jera dan takut, apalagi melihat banyak pilot tewas karena pesawat sudah tua? Pria yang murah senyum itu mengatakan kalau mati sudah takdir dari Tuhan, di tempat tidur pun bisa mati. Banyak yang mati saat tidur. Bisa saja saat itu terjadi gempa, dan longsor. ”Kita harus percaya takdir yang sudah ditetapkan.”
Selagi pesawat sudah memenuhi unsur kelayakan terbang, lanjut Jajang, pilot harus menerbangkan. Walaupun tahun buatan pesawat sudah tua. Ada indikator yang diperhatikan sebelum terbang. Teman seangkatan Jajang di Sekolah Penerbang sudah dua orang yang menjadi almarhum karena kecelakaan. Yang sangat penting, lanjutnya, pilot harus menguasai sistem peralatan yang ada di pesawat. Dan yang diingat, ego tidak boleh mengalahkan sistem yang sudah diciptakan. ”Kalau sudah darurat, kita serahkan ke Tuhan saja,” imbuhnya.
Semua pilot, jelasnya, bisa mengendarai jenis pesawat tempur. Tetapi, penugasan atasan berdasarkan tes psikologi. Hasil tes, menempatkan Jajang menjadi pilot Hawk. Ia pernah mengemban tugas negara ketika operasi di Aceh. Tujuh pilot yang ikut dalam latihan terbesar TNI AU itu yakni Letkol Pnb Nana Resmana, Kapten Teddy Henbrata, Kapten Harisetiawan, Lettu Fardinal Umar, Lettu Putut Hangrio, dan Lettu Ridho yang lulus 2004. Sedangkan kata Ridho,26, yang sudah memiliki 300 jam terbang, merasa senang bisa mengikuti latihan Perkasa. ”Menambah keahlian kita mas,” ujarnya.
Komandan Pangkalan Udara Tanjungpinang Letkol Pnb Nandang Sukarna, Latihan Perkasa melibatkan 1.100 pasukan yang berada di wilayah Indonesia bagian barat. ”Semua siap dengan tugasnya masing-masing. Mudah- mudahan besok cuaca mendukung untuk latihan puncak,” katanya.
BATAM POS
Pemuda di Perbatasan Dilatih Militer
(Foto: TNI AL)
16 Juli 2009, Nunukan -- Sebanyak 80 pemuda perbatasan dari Kecamatan Nunukan, Sebatik, dan Sebatik Barat, mengikuti latihan dasar militer, yang digelar oleh DPD KNPI Nunukan bekerjasama dengan Kodim 0911/ASN di Makodim Nunukan.
Ketua DPD KNPI Nunukan Jabbar didampingi Ketua Panitia Haeruddin mengatakan, kegiatan yang berlangsung pada 12-16 Juli ini diisi berbagai materi, di antaranya, wawasan kebangsaan, bela negara, pengenalan alat persenjataan, dan how to fight (cara bertahan hidup), dengan narasumber dari Kodim, KNPI, dan akademisi.
“Kegiatan ini 60 persennya diisi oleh latihan mental dan fisik, serta 40 persen sisanya teori,” kata Jabbar.
Ditambahkannya, latihan ini merupakan tahap kedua, tahap pertama dilaksanakan beberapa waktu lalu. Pengenalan pendidikan bela negara diikuti oleh 140 orang.
“Sengaja kami kurangi jumlah pesertanya sekarang, karena latihan dasar militer ini sebagian besar fisik. Kemudian yang mengikutinya merupakan peserta hasil seleksi kesehatan tim dokter dari Kodim, hari Minggu lalu,” jelasnya.
Diharapkan, setelah mengikuti kegiatan ini, para peserta memiliki jiwa kebersamaan tinggi dan pandangan terhadap NKRI. Terlebih lagi, pemuda perbatasan wajib mempertahankan NKRI.
Dandim 0911/ASN Letkol Inf Basri menuturkan, kegiatan tersebut merupakan agenda rutin KNPI dan Kodim untuk meningkatkan jiwa kebangsaan di perbatasan dan patriotisme dalam rangka bela negara. “Sebagai pemuda perbatasan, akan menjadi garda terdepan jika terjadi sesuatu penyerobotan terhadap negara kita. Kita-kita di perbatasan inilah yang nantinya terdepan dalam mempertahankan negara kita,” imbuhnya.
Diakui, jiwa patriotisme pemuda perbatasan cukup tinggi. Momentum ini yang selalu dipelihara Kodim, selaku satuan kewilayahan yang memiliki Tupoksi utama dalam menyiapkan tenaga terlatih. “Jangan sampai jiwa nasionalisme pemuda di perbatasan terkikis,” tegasnya.
Peserta yang terdiri dari anggota OKP-OKP dibawah naungan DPD KNPI Nunukan, pelajar, hingga penjual cireng, dilatih disiplin oleh personel Kodim.
TNI
16 Juli 2009, Nunukan -- Sebanyak 80 pemuda perbatasan dari Kecamatan Nunukan, Sebatik, dan Sebatik Barat, mengikuti latihan dasar militer, yang digelar oleh DPD KNPI Nunukan bekerjasama dengan Kodim 0911/ASN di Makodim Nunukan.
Ketua DPD KNPI Nunukan Jabbar didampingi Ketua Panitia Haeruddin mengatakan, kegiatan yang berlangsung pada 12-16 Juli ini diisi berbagai materi, di antaranya, wawasan kebangsaan, bela negara, pengenalan alat persenjataan, dan how to fight (cara bertahan hidup), dengan narasumber dari Kodim, KNPI, dan akademisi.
“Kegiatan ini 60 persennya diisi oleh latihan mental dan fisik, serta 40 persen sisanya teori,” kata Jabbar.
Ditambahkannya, latihan ini merupakan tahap kedua, tahap pertama dilaksanakan beberapa waktu lalu. Pengenalan pendidikan bela negara diikuti oleh 140 orang.
“Sengaja kami kurangi jumlah pesertanya sekarang, karena latihan dasar militer ini sebagian besar fisik. Kemudian yang mengikutinya merupakan peserta hasil seleksi kesehatan tim dokter dari Kodim, hari Minggu lalu,” jelasnya.
Diharapkan, setelah mengikuti kegiatan ini, para peserta memiliki jiwa kebersamaan tinggi dan pandangan terhadap NKRI. Terlebih lagi, pemuda perbatasan wajib mempertahankan NKRI.
Dandim 0911/ASN Letkol Inf Basri menuturkan, kegiatan tersebut merupakan agenda rutin KNPI dan Kodim untuk meningkatkan jiwa kebangsaan di perbatasan dan patriotisme dalam rangka bela negara. “Sebagai pemuda perbatasan, akan menjadi garda terdepan jika terjadi sesuatu penyerobotan terhadap negara kita. Kita-kita di perbatasan inilah yang nantinya terdepan dalam mempertahankan negara kita,” imbuhnya.
Diakui, jiwa patriotisme pemuda perbatasan cukup tinggi. Momentum ini yang selalu dipelihara Kodim, selaku satuan kewilayahan yang memiliki Tupoksi utama dalam menyiapkan tenaga terlatih. “Jangan sampai jiwa nasionalisme pemuda di perbatasan terkikis,” tegasnya.
Peserta yang terdiri dari anggota OKP-OKP dibawah naungan DPD KNPI Nunukan, pelajar, hingga penjual cireng, dilatih disiplin oleh personel Kodim.
TNI
Simulator F-16 Efektif Tingkatkan Kemampuan Penerbang
Salah seorang siswa Transisi F-16 sedang mengoperasikan Simulator F-16, di Faslat, Wing 3 Lanud Iswahjudi, Kamis, (16/7). (Foto. Pentak Lanud Iswahjudi).
16 Juli 2009, Madiun -- Untuk meningkatkan kemampuan/skill para penerbang terutama penerbang yang sedang masa transisi dari pesawat latih dasar ke pesawat tempur F-16/Fighting Falcon, keberadaan Simulator F-16 sangat membantu. Demikian, penjelasan Kafaslat, Simulator F-16 Wing 3 Lanud Iswahjudi, Mayor Lek Sondhi, S.Sos, Kamis (16/7).
Sejak dioperasikan pada tanggal 17 Maret 1998, Simulator F-16 digunakan untuk membantu para penerbang dalam tiga hal, yaitu untuk transisi dari pesawat latih dasar ke pesawat F-16, konversi dari pesawat jet tempur ke pesawat F-16, serta profesiensi guna meningkatkan skill para penerbang pesawat tempur F-16.
Para penerbang bisa dinyatakan lulus terbang dengan menggunakan Simulator F-16, apabila mereka telah menguasai sistem operasional dalam menerbangkan pesawat sesuai prosedur yang telah ditentukan mulai dari “take off hingga landing” pesawat dengan aman, efektif dan selamat. Terbang menggunakan Simulator F-16 bisa dilakukan oleh seluruh penerbang F-16 dan lamanya terbang rata-rata kurang lebih satu jam/sortie.
Simulator pesawat F-16 tersebut berada dibawah kendali Wing 3 Lanud Iswahjudi dengan penanggungjawab Kafaslat Simulator F-16, Wing 3 Mayor Lek Sondhi, S.Sos,. Simulator tersebut sangat efektif untuk meningkatkan kemampuan para penerbang F-16 karena memiliki fasilitas yang sangat lengkap. Fasilitas tersebut diantaranya adalah General Flight, Basic Flight Maneuver, Air Intercept, Dog Fight (pertempuran udara satu lawan satu atau satu lawan dua).
Bagi penerbang transisi, simulator ini sangt efektif untuk memahami prosedur terbang karena dipandu dengan fasilitas Prosedur Operasional Umum (General Operation Procedure), fasilitas untuk Take off dan Landing (General Flight), dan Fasilitas terbang maneuver dasar (Basic Flight Manuver). Fasilitas lain yang memandu Penerbang transisi adalah Instrument Flight, Formation Flight, dan Emergency Situation.
Dari fasilitas-fasilitas tersebut, dipastikan para penerbang transisi akan segera dapat menguasai prosedur-prosedur yang harus dilakukan dalam menerbangkan pesawat F-16. Demikina pula bagi penerbang F-16 sendiri akan sangat terbantu bila sering menggunakan simulator tersebut, karena simulator tersebut dilengkapi dengan fasilitas tempur yang sangat bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan tempurnya.
PENTAK LANUD ISWAHJUDI
16 Juli 2009, Madiun -- Untuk meningkatkan kemampuan/skill para penerbang terutama penerbang yang sedang masa transisi dari pesawat latih dasar ke pesawat tempur F-16/Fighting Falcon, keberadaan Simulator F-16 sangat membantu. Demikian, penjelasan Kafaslat, Simulator F-16 Wing 3 Lanud Iswahjudi, Mayor Lek Sondhi, S.Sos, Kamis (16/7).
Sejak dioperasikan pada tanggal 17 Maret 1998, Simulator F-16 digunakan untuk membantu para penerbang dalam tiga hal, yaitu untuk transisi dari pesawat latih dasar ke pesawat F-16, konversi dari pesawat jet tempur ke pesawat F-16, serta profesiensi guna meningkatkan skill para penerbang pesawat tempur F-16.
Para penerbang bisa dinyatakan lulus terbang dengan menggunakan Simulator F-16, apabila mereka telah menguasai sistem operasional dalam menerbangkan pesawat sesuai prosedur yang telah ditentukan mulai dari “take off hingga landing” pesawat dengan aman, efektif dan selamat. Terbang menggunakan Simulator F-16 bisa dilakukan oleh seluruh penerbang F-16 dan lamanya terbang rata-rata kurang lebih satu jam/sortie.
Simulator pesawat F-16 tersebut berada dibawah kendali Wing 3 Lanud Iswahjudi dengan penanggungjawab Kafaslat Simulator F-16, Wing 3 Mayor Lek Sondhi, S.Sos,. Simulator tersebut sangat efektif untuk meningkatkan kemampuan para penerbang F-16 karena memiliki fasilitas yang sangat lengkap. Fasilitas tersebut diantaranya adalah General Flight, Basic Flight Maneuver, Air Intercept, Dog Fight (pertempuran udara satu lawan satu atau satu lawan dua).
Bagi penerbang transisi, simulator ini sangt efektif untuk memahami prosedur terbang karena dipandu dengan fasilitas Prosedur Operasional Umum (General Operation Procedure), fasilitas untuk Take off dan Landing (General Flight), dan Fasilitas terbang maneuver dasar (Basic Flight Manuver). Fasilitas lain yang memandu Penerbang transisi adalah Instrument Flight, Formation Flight, dan Emergency Situation.
Dari fasilitas-fasilitas tersebut, dipastikan para penerbang transisi akan segera dapat menguasai prosedur-prosedur yang harus dilakukan dalam menerbangkan pesawat F-16. Demikina pula bagi penerbang F-16 sendiri akan sangat terbantu bila sering menggunakan simulator tersebut, karena simulator tersebut dilengkapi dengan fasilitas tempur yang sangat bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan tempurnya.
PENTAK LANUD ISWAHJUDI
Menhan: Roket LAPAN Harus Berbahan Baku Lokal
16 Juli 2009 -- Beberapa waktu lalu Lembaga Antariksa dan Penerbangan (LAPAN) sukses meluncurkan roket di Garut, Jawa Barat. Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono pun senang dan menyambut baik kesuksesan tersebut. Namun dia juga memberi kritikan membangun.
"Mungkin publikasi kesuksesan roket LAPAN ini kurang besar, sehingga masyarakat banyak yang tidak mengetahuinya. Tapi saya sih maklum, mungkin karena mendekati pilpres juga," tutur Juwono, usai membuka Semiloka Revitalisasi IPTeK Hankam untuk Membangun Kemandirian Industri Hankam 2025, di gedung BPPT 2, Jakarta, Kamis (16/7/2009).
Selain itu juga, Juwono memberikan saran agar ke depannya, LAPAN juga dapat membuat roket dengan bahan baku dari lokal. Ini untuk mencegah ketergantungan dari import.
Lebih lanjut, roket ini diharapkan mampu terus dikembangkan, terutama jaringan alat kontrol serta pengembangan hulu ledak agar dapat dimanfaatkan sebagai alat pertahanan dan keamanan (Hankam).
Juwono menyayangkan jika roket buatan LAPAN hanya dimanfaatkan untuk sipil saja.
IPTEK Hankam Harus Bebas dari Bahan Baku Asing
Ketergantungan bahan baku asing dalam membuat teknologi di bidang pertahanan dan keamanan (Hankam) harus segera ditinggalkan. Paling tidak dalam waktu 10 tahun ke depan.
"Perlu adanya keterpaduan teknis antarlintas sektoral agar penerapan teknologi di Hankam bisa mandiri, bebas dari asing," tukas Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono, saat membuka Semiloka Revitalisasi IPTEK Hankam untuk Membangun Kemandirian Industri Hankam 2025, di gedung BPPT 2, Jakarta, Kamis (16/7/2009).
Lebih lanjut, dikatakan Juwono, hasil-hasil riset teknologi perlu mendapat security clean atau perlindungan yang tinggi. Ini untuk melindungi hasil riset tersebut, dari pembajakan atau pencurian.
"Di negara maju, penerapan ini sudah dilakukan sejak dulu. Terutama industri seperti, bioteknologi, elektronikal, capital energi, dan nuklir," tegas Menhan.
Keterbatasan anggaran, diakui Juwono, memang tergolong sangat kecil yaitu, sebesar 20 persen. Tapi, itu jangan menjadi halangan, namun sebagai tantangan untuk lebih maju.
okezone
Kapal Perang LPD Selesai September
LPD saat proses pembangunan di PT. PAL. (Foto: Mastekhi)
15 Juli 2009, Jakarta -- PT PAL tengah menyelesaikan pembangunan kapal perang jenis Landing Platform Dock (LPD). Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Tedjo Edhy Purdijatno mengatakan, PAL berjanji menyerahkan kapal angkut personel itu pada September mendatang.
Dia berharap, tidak ada lagi penundaan. "Karena sudah 11 kali penyerahannya ditunda," katanya usai menghadiri peluncuran buku mantan KSAL Laksamana (purn) Sumardjono di Jakarta, Selasa (14/7) malam.
Tedjo mengatakan, pembangunan LDP adalah realisasi alih teknologi senjata strategis dari negara maju.
Angkatan Laut memesan empat kapal LPD dari Korea Selatan. Dua kapal pertama, KRI Surabaya dan KRI Makassar, langsung dibuat di negeri ginseng tersebut dan telah hadir memperkuat jajaran matra laut.
Dua kapal terakhir dibangun di PT PAL, Surabaya, dengan asistensi penuh Korea. Dia menjelaskan, kapal terakhir direncanakan kelar Januari 2010.
Tedjo mengatakan, setelah LPD, diharapkan PAL membangun kapal perusak kawal rudal. Saat ini, TNI AL tengah menjajaki negara produsen yang berkomitmen memberikan alih teknologi. Beberapa calonnya, Prancis, Belanda, dan Italia. "Masih ditimbang mana yang terbaik," kata lulusan Akademi Angkatan Laut tahun 1975 itu.
Ukuran Kapal ini adalah sebagai berikut:
Length between perpendicular: 109.2 M
Breadth: 22.00 M
Depth Tank Deck: 6.7 M
Truck Deck
Draft: 4.9 M
Displacement: 7.300 Ton
Kecepatan maksimum: 15 knots
Endurance days: 30 Day
Cruising range: 10.000 miles
Max Embarcation: 344 person terdiri dari :
Crew: 126 person
Troops & Guest: 218 person
Helicopter: 5 unit
LCVP:2 unit
JURNAL NASIONAL/PT. PAL
15 Juli 2009, Jakarta -- PT PAL tengah menyelesaikan pembangunan kapal perang jenis Landing Platform Dock (LPD). Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Tedjo Edhy Purdijatno mengatakan, PAL berjanji menyerahkan kapal angkut personel itu pada September mendatang.
Dia berharap, tidak ada lagi penundaan. "Karena sudah 11 kali penyerahannya ditunda," katanya usai menghadiri peluncuran buku mantan KSAL Laksamana (purn) Sumardjono di Jakarta, Selasa (14/7) malam.
Tedjo mengatakan, pembangunan LDP adalah realisasi alih teknologi senjata strategis dari negara maju.
Angkatan Laut memesan empat kapal LPD dari Korea Selatan. Dua kapal pertama, KRI Surabaya dan KRI Makassar, langsung dibuat di negeri ginseng tersebut dan telah hadir memperkuat jajaran matra laut.
Dua kapal terakhir dibangun di PT PAL, Surabaya, dengan asistensi penuh Korea. Dia menjelaskan, kapal terakhir direncanakan kelar Januari 2010.
Tedjo mengatakan, setelah LPD, diharapkan PAL membangun kapal perusak kawal rudal. Saat ini, TNI AL tengah menjajaki negara produsen yang berkomitmen memberikan alih teknologi. Beberapa calonnya, Prancis, Belanda, dan Italia. "Masih ditimbang mana yang terbaik," kata lulusan Akademi Angkatan Laut tahun 1975 itu.
Ukuran Kapal ini adalah sebagai berikut:
Length between perpendicular: 109.2 M
Breadth: 22.00 M
Depth Tank Deck: 6.7 M
Truck Deck
Draft: 4.9 M
Displacement: 7.300 Ton
Kecepatan maksimum: 15 knots
Endurance days: 30 Day
Cruising range: 10.000 miles
Max Embarcation: 344 person terdiri dari :
Crew: 126 person
Troops & Guest: 218 person
Helicopter: 5 unit
LCVP:2 unit
JURNAL NASIONAL/PT. PAL
Kapal Perang Israel Siap Serang Iran
16 Juli 2009, Yerusalem -- Dua kapal perang Israel melintas di Terusan Suez. Sepuluh hari setelah kapal selam bersenjata nuklir berada di lokasi yang dapat mencapai sasaran fasilitas nuklir Iran.
Demikian isi laporan surat kabar Inggris, The Times, yang mengutip pengakuan seorang pejabat tinggi militer Israel.
Pengerahan armada tempur laut itu merupakan sinyal bahwa Israel mungkin akan melakukan aksi militernya. Angkatan Udara Israel juga akan melakukan latihan di Amerika Serikat akhir bulan ini. Selain itu Israel juga akan menguji coba rudal pencegat di Samudra Pasifik.
Seorang diplomat Israel mengklaim, pihaknya telah mendapat dukungan dari negara-negara Arab yang juga merasa terancam dengan program nuklir Iran. Israel, lanjutnya, juga sedang mendekati Mesir untuk "bekerja sama mencegah" nuklir Iran.
Menteri Luar Negeri Mesir, Ahmed Aboul Gheit, mengatakan pemerintahnya secara eksplisit mengizinkan kapal-kapal perang Israel untuk melintas di perairannya.
Pejabat Israel itu mengatakan, kapal selam dan kapal perang akan melalui terusan Suez untuk mencari jarak serang ideal.
"Ini merupakan persiapan yang bisa saja menjadi serius. Israel sudah menginvestasikan banyak waktu untuk menyiapkan diri untuk menyerang Iran. Ini merupakan pesan bagi Iran bahwa Israel akan menindaklanjuti ancamannya," katanya.
Kapal selam Israel dilengkapi dengan rudal yang mampu menjangkau fasilitas nuklir Iran. Selain itu pesawat-pesawat tempur Israel juga disiagakan untuk menghancurkan belasan sasaran yang dicurigai sebagai lokasi program nuklir Iran. Pesawat-pesawat tempur Israel diklaim mampu menjangkau target sejauh 1.200 kilometer dari pangkalan udara di Israel.
Dilaporkan, dua kapal perang pengangkut rudal, Saar, dan kapal selam Dolphin sudah melintas di Terusan Suez. Israel memiliki enam kapal selam Dolphin. Tiga di antaranya diyakini membawa rudak berhulu ledak nuklir.
okezone
Israel Uji Coba Sistem Anti-Rudal
Rudal Iron Dome. (Foto: militaryphotos.net)
16 Juli 2009, Jerusalem -- Israel menuntaskan serangkaian uji coba sistem pertahanan rudal Iron Dome, yang dirancang untuk mempertahankan Israel dari serangan rudal dan roket jarak dekat.
Demikian kata Kementerian Pertahanan Israel, Rabu (15/7), yang dilansir Xinhua-OANA.
Sejumlah roket dicegat dalam uji coba sistem tersebut selama beberapa hari belakangan. Demikian laporan kantor berita lokal, Ynet, dengan mengutip keterangan beberapa pejabat pertahanan.
Sistem Iron Dome, yang dikembangkan oleh perusahaan negara, Rafael Defense Systems, terdiri atas radar, sistem pemantauan, peluncur, dan pencegat. Kementerian Pertahanan menyatakan semua bagian sistem itu bekerja dengan baik dalam uji coba.
Penembakan roket telah lama menjadi ancaman utama keamanan bagi negara Yahudi itu, yang bagian utaranya menjadi sasaran serangan dari Lebanon dan bagian selatannya sering kali diserang oleh roket dari Jalur Gaza.
Iron Dome diduga beroperasi pada 2010, dan Pasukan Pertahanan Israel telah membentuk batalyon khusus guna mengoperasikannya, yang akan menjadi bagian dari Angkatan Udara Israel (IAF), demikian laporan harian lokal Jerusalem Post.
"Sistem pertahanan banyak tingkat adalah sasaran strategis bagi Negara Yahudi dan akan menyediakan laporan perlindungan terhadap roket jarak dekat," kata Menteri Pertahanan Ehud Barak. "Ini akan memungkinkan IDF memenuhi kewajibannya melindungi Israel dengan cara terbaik yang dapat dilakukannya."
Seorang komandan senior IAF mengatakan pada suatu konferensi akademis pada Mei bahwa Israel akan memiliki sistem pertahanan rudal yang beroperasi pada tiga tingkat yang berbeda. Sistem Iron Dome akan beroperasi dan digelar di sepanjang perbatasan pada 2010. Sistem kedua, David`s Sling, yang dirancang untuk mencegat roket jarak menengah, akan beroperasi dalam waktu empat tahun.
Tak lama setelah itu, Arrow 3, versi canggih sistem rudal jarak jauh saat ini yang dioperasikan IAF, akan dinyatakan beroperasi penuh.
KOMPAS
16 Juli 2009, Jerusalem -- Israel menuntaskan serangkaian uji coba sistem pertahanan rudal Iron Dome, yang dirancang untuk mempertahankan Israel dari serangan rudal dan roket jarak dekat.
Demikian kata Kementerian Pertahanan Israel, Rabu (15/7), yang dilansir Xinhua-OANA.
Sejumlah roket dicegat dalam uji coba sistem tersebut selama beberapa hari belakangan. Demikian laporan kantor berita lokal, Ynet, dengan mengutip keterangan beberapa pejabat pertahanan.
Sistem Iron Dome, yang dikembangkan oleh perusahaan negara, Rafael Defense Systems, terdiri atas radar, sistem pemantauan, peluncur, dan pencegat. Kementerian Pertahanan menyatakan semua bagian sistem itu bekerja dengan baik dalam uji coba.
Penembakan roket telah lama menjadi ancaman utama keamanan bagi negara Yahudi itu, yang bagian utaranya menjadi sasaran serangan dari Lebanon dan bagian selatannya sering kali diserang oleh roket dari Jalur Gaza.
Iron Dome diduga beroperasi pada 2010, dan Pasukan Pertahanan Israel telah membentuk batalyon khusus guna mengoperasikannya, yang akan menjadi bagian dari Angkatan Udara Israel (IAF), demikian laporan harian lokal Jerusalem Post.
"Sistem pertahanan banyak tingkat adalah sasaran strategis bagi Negara Yahudi dan akan menyediakan laporan perlindungan terhadap roket jarak dekat," kata Menteri Pertahanan Ehud Barak. "Ini akan memungkinkan IDF memenuhi kewajibannya melindungi Israel dengan cara terbaik yang dapat dilakukannya."
Seorang komandan senior IAF mengatakan pada suatu konferensi akademis pada Mei bahwa Israel akan memiliki sistem pertahanan rudal yang beroperasi pada tiga tingkat yang berbeda. Sistem Iron Dome akan beroperasi dan digelar di sepanjang perbatasan pada 2010. Sistem kedua, David`s Sling, yang dirancang untuk mencegat roket jarak menengah, akan beroperasi dalam waktu empat tahun.
Tak lama setelah itu, Arrow 3, versi canggih sistem rudal jarak jauh saat ini yang dioperasikan IAF, akan dinyatakan beroperasi penuh.
KOMPAS
Pemprov Perlu Perbanyak Bagang di Ambalat
12 Juli 2009, Samarinda -- Masyarakat Indonesia yang bermukim di Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kaltim mendesak Pemprov Kaltim untuk memperbanyak pembangunan bagan di laut seputar Blok Ambalat. Bagan adalah tempat penangkapan ikan yang dibangun di laut. Cara itu menurut mereka dapat menunjukkan eksistensi NKRI sebagai pemilik Ambalat.
Hal tersebut dikemukakan sejumlah tokoh warga Sebatik saat berdialog dengan Gubernur Kaltim Awang Faroek di Hotel Queen Sebatik, pekan lalu."Masalah ambalat itu harga mati bagi warga masyarakat Sebatik. Tapi kami berharap Pemprov harus segera bangun bagan permanen karena kita takut kecolongan lagi seperti Sipadan," kata Herman, salah seorang tokoh masyarakat Sebatik.
Menurut Herman, masyarakat perbatasan hingga kini masih menyimpan trauma atas lepasnya Pulau Sipadan dan Ligitan dari Indonesia yang akhirnya diakui sebagai wilayah Malaysia. Belakangan, konflik yang terjadi antara Indonesia dan Malaysia di Blok Ambalat kembali membuat masyarakat Sebatik resah akan lepasnya daerah yang diyakini menyimpan potensi sumber daya alam yang besar.
Salah satu alasan lepasnya Sipadan ke Malaysia karena Malaysia banyak mendirikan bagan permanen di kepulauan Sipadan. Sedangkan Indonesia tidak memiliki bagan di Sipadan. "Sipadan lepas karena Malaysia membagun bagan di Sipadann sedangkan kita tidak bangun bagan di sana. Karena itu agar ini tidak lagi terjadi, mari, Pemerintah harus memperbanyak pembangunan bagan di Ambalat," lanjutnya.
Senada dikatakan tokoh masyarakat lainnya, H Sudirman. Menurut Sudirman, masalah ambalat bukan hanya masalah Pemerintah Indonesia saja, namun juga menjadi masalah masyarakat Sebatik karena lokasi blok Ambalat yang tidak jauh dari Sebatik. "Masalah Ambalat ini menjadi masalah kami juga. Kami tetap akan memegang merah putih untuk menjaga Ambalat," kata Sudirman. Namun demikian, Sudirman mengingatkan kepada Pemerintah untuk tidak lalai dan segera membangun bagan di daerah Ambalat. Menurutnya saat ini hampir 90 persen kebutuhan masyarakt di Sebatik masih bergantung dengan Malaysia, karena itu, jika Pemerintah lalai, ia khawatir rasa nasionalisme bisa luntur.
Wakil Butapi Nunukan, Kasmir Foret juga mengingatkan kepada Pemerintah Pusat untuk lebih memperhatikan daerah perbatasan, termasuk Blok Ambalat. Menurut Kasmir, jika bicara nasionalisme, ia yakin darah masyarakat Sebatik masih tetap Indonesia. "Kalau masalah nasionalisme, jangan khawatir. Jiwa nasionalisme mereka (masyarakat Sebatik,red) kuat untuk mempertahankan NKRI. Kami adalah Bangsa Indonesia, tumpah darah Indonesia," kata Kasmir. Ia mencontohkan masalah Ambalat. Kasmir mengatakan, sejak blok Ambalat bergejolak, tidak sedikit masyarakat Sebatik yang menggelar latihan perang untuk membantu TNI di perbatasan.(eza)
Tambah Patroli Udara
Pesawat Hawk yang dimiliki Skuadron Udara I Elang Kathulistiwa merupakan pesawat buatan British Aerospace (BAe). Pesawat tersebut didatangkan ke Indonesia sepanjang tahun 1999 hingga 2000. (Foto: detikFoto/Ramadhian Fadillah)
Danrem 091/ASN Kolonen Inf Musa Bangun yang mengikut kunjungan ke Sebatik bersama Gubernur Awang Faroek Ishak meminta kepada masyarakat Indonesia yang tinggal di perbatasan seperti di daerah Sebatik untuk tidak resah dengan kasus yang terjadi di blok Ambalat. Ia meminta kepada masyarakat di Sebatik untuk tetap tenang dan memberi kesempatan kepada Pemerintah untuk menyelesaikan konflik ini.
"Situasi Ambalat aman terkendali. Kalau masalah perbatasan memang harus diselesaikan antar kedua negara," kata Musa Bangun. Disinggung masalah patok perbatasan yang banyak hilang, ia mengatakan akan segera dibenahi. "Masalah patok perbatasan memang akan kita benahi, kan tipe-tipe patok itu ada jenisnya. Dan kami juga sudah lihat ada patok yang terpendam ditanah, itu tidak boleh terjadi. Tapi untuk membenahi ini harus ada kerjasama tim gabungan antara kedua negara (Indonesia - Malaysia). Jadinya semua temuan ini harus segera kita rapatkan dengan negara tetangga," ujarnya.
Musa menjelaskan, untuk pengamanan di darat digelar satu batayon untuk satuan tempur dan tiga Komando Distrik Militer (Kodim) untuk penjagaan teritorial. Ia menambahkan, untuk pos- pos penjagaan di seluruh perbatasan di Kaltim ada 25 pos. Sedangkan Pos yang berada di Sebatik ada 4 penjagaan. "Kalau jumlah personilnya ada sekitar 1.000 orang dari satu batalyon dan dari Satgas Teritorial. Dengan kondisi kemanan seperti sekarang saya rasa jumlah personil ini cukuplah," terangnya. Meski demikian Musa mengakui perlu adanya penambahan mobilitas udara. "Saat ini pos penjagaan kita sifatnya statis, perlu ada penambahan mobilisasi udara dengan helikopter. Karena itu menurut saya perlu ada penambahan heli kopter untuk patroli udara di perbatasan," pungkasnya.
TRIBUN KALTIM
Wednesday, July 15, 2009
Talisman Saber 2009
Humvees Marinir AS diturunkan dari Landing Craft Air Cushion (LCAC) AL AS di Freshwater Bay Beach, Queensland. (Foto: defence.gov.au)
15 Juli 2009 -- Marinir dari Marine Expeditionary Unit 31 menggunakan USS Essex, USS Tortuga, dan USS Denver mendarat di Bay Beach, Queensland.
Amphibious Assault Vehicles (AAV) AS di Freshwater Bay Beach,Queensland.(Foto: defence.gov.au)
Amphibious Assault Vehicles (AAV) mendarat ke pantai menuju posisi yang sudah ditentukan untuk melakukan latihan perang bersama dengan Angkatan Bersenjata Australia dengan tajuk Talisman Saber 2009.
Sedangkan Landing Craft Air Cushion (LCAC) membawa Humvee.
defence.gov.au/@beritahankam
15 Juli 2009 -- Marinir dari Marine Expeditionary Unit 31 menggunakan USS Essex, USS Tortuga, dan USS Denver mendarat di Bay Beach, Queensland.
Amphibious Assault Vehicles (AAV) AS di Freshwater Bay Beach,Queensland.(Foto: defence.gov.au)
Amphibious Assault Vehicles (AAV) mendarat ke pantai menuju posisi yang sudah ditentukan untuk melakukan latihan perang bersama dengan Angkatan Bersenjata Australia dengan tajuk Talisman Saber 2009.
Sedangkan Landing Craft Air Cushion (LCAC) membawa Humvee.
defence.gov.au/@beritahankam
TNI AU Usir Pesawat Asing
15 Juli 2009, Batam -- Radar utama di wilayah Natuna menangkap sinyal masuknya pesawat tempur asing. TNI Angkatan Udara dibawah Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas) wilayah Barat langsung melakukan pengejaran.
Lima pesawat buru sergap (Buser) yakni tiga pesawat dari Skuardron 12 Pekanbaru dan dua Skuadron I Supadio dari Pangkalan TNI AU di Pontianak pun melesat. Informasinya, pihak Radar di Natuna telah memperingati keberadaan pesawat tersebut, namun tidak diindahkan.
Itulah skenario dalam Latihan Tempur Gabungan TNI AU, TNI AL dan TNI AD yang terfokus di Bandara Hang Nadim Batam, Selasa (14/7). Latihan tempur ini langsung dipimpin Kolonel Pnb Barhim selaku Direktur Latihan.
"Melibatkan 1100 personil. Kebanyakan personil dari unsur Radar yang diutamakan. Ada satuan radar dari Pangkalan di Pekanbaru, Pontianak, Natuna, dan Tanjungpinang. Semua saling berkoordinasi untuk memberikan arahan kepada pesawat tempur TNI AU," ujar Komandan Lanud Tanjungpinang Lektol Pnb Nandang Sukarna.
Latihan juga melibatkan TNI AL dari KRI Hasanuddin dan TNI AD dari satuan khusus penembakan rudal. Mereka akan memeragakan kemampuan hingga 17 Juli nanti. Skenario latihan yakni TNI AU melakukan upaya pengejaran dan memberikan arahan secara presuasif. Pesawat asing tersebut kabur.
Namun, ketika Skuadron 12 Pekanbaru kembali, ternyata ada pesawat asing lainnya terpantau kembali. Dengan kekuatan berbeda, dua jet tempur Skuadron I dari Supadio Pontianak meluncur untuk mengantisipasi keberadaan pesawat asing tersebut.
Pesawat ini, ternyata mengalami masalah dengan kendali dan arahan dua pesawat pemburu ini, akhirnya pesawat asing tersebut diminta mendarat di Bandara Hang Nadim. Selain pesawat jet tempur jenis Hawk juga melibatkan Helikopter Super Puma. Peran heli adalah penyelamatan atau pencarian baik di darat maupun di udara.
"Sedangkan peralatan cangih yang digunakan dalam latihan ini adalah Fungsi Radar Master T yang ada di Satrad 213 Lanud Tanjungpinang. Radar ini memiliki jangkauan mendeteksi hingga 200 noutical mill atau dari Lanud Tanjungpinang hingga Semenanjung Malaysia," ujar Lektol Pnb Nandang Sukarna.
Baru-baru ini, keberadaan alat utama sistem senjata (alutsista) Indonesia tengah menjadi sorotan. Rentetan peristiwa jatuhnya pesawat TNI telah memakan korban jiwa. Beberapa kalangan sempat menilai, kecelakaan itu terkait dengan minimnya anggaran alutsista.
TRIBUN BATAM
Uji Coba Kedua RSM-54 Sineva Sukses
Kapal selam bertenaga nuklir Delta IV menembakan rudal. (Foto: dia.mil)
15 Juli 2009 -- Setelah berhasil uji coba penembakan pertama rudal balistik antarbenua RSM-54 Sineva (SS-N-23 Skiff) dari kapal selam strategis bertenaga nuklir Delta IV pada Minggu (13/7), Rusia berhasil melakukan uji penembakan kedua pada Selasa (14/7).
Kedua uji coba penembakan dilakukan kapal selam dari Armada Utara dari bawah lapisan es Kutub Utara. Amerika Serikat dilaporkan tidak dapat mendeteksi kehadiran kapal selam Rusia di daerah tersebut sebelum kapal selam tersebut menembakan rudal.
Radar Amerika Serikat mendeteksi peluncuran rudal tetapi lokasi kapal selam mengejutkan AS. Uji coba pertama rudal mengenai sasaran yang sudah ditentukan di Kura, Semenanjung Kamchatka, sedangkan uji coba kedua menghancurkan sasaran di Chizha di Laut Putih.
(Foto: globalsecurity.org)
Menurut sumber intelijen Rusia mengatakan wilayah sekitar Kutub Utara tempat yang sempurna untuk meluncurkan rudal balistik karena memungkinkan kapal selam yang datang ke sebuah daerah tersebut tidak terdeteksi dan waktu mengudara rudal mencapai sasaran lebih pendek.
Jenderal Nikolai Makarov mengatakan rudal balistik Bulava akan diuji coba dalam waktu dekat ini. Meskipun mengalami lima kali kegagalan dari 10 kali uji coba, Departemen Pertahanan Rusia merencanakan menuntaskan uji coba Bulava dan mengoperasikan sebagai rudal balistik antar benua akhir 2009.
RSM-54 Sineva (SS-N-23 Skiff). (Foto: globalsecurity.org)
Menurut militer Rusia Bulava dan rudal balistik Topol-M akan menjadi kekuatan utama triad nuklir Rusia. Triad terdiri dari sistem rudal balistik berbasis darat, kapal selam bertenaga nuklir dipersenjatai dengan rudal balistik berbasis peluncuran laut, dan pesawat pembom strategis membawa bom nuklir dan rudal jelajah berkemampuan nuklir.
Rusia berencana melengkapi kapal selam Delta IV sekurang-kurangnya 100 rudal Sineva.
Rudal RSM-54 Sineva, NATO menyebutnya SS-N-23-23 Skiff merupakan rudal balistik antar benua berbahan bakar propellant cair masuk jajaran Angkatan Laut pada Juli 2007. Rudal mampu membawa 4 atau 10 hulu ledak, tergantung modifikasi yang dilakukan.
RIA Novosti/@beritahankam
15 Juli 2009 -- Setelah berhasil uji coba penembakan pertama rudal balistik antarbenua RSM-54 Sineva (SS-N-23 Skiff) dari kapal selam strategis bertenaga nuklir Delta IV pada Minggu (13/7), Rusia berhasil melakukan uji penembakan kedua pada Selasa (14/7).
Kedua uji coba penembakan dilakukan kapal selam dari Armada Utara dari bawah lapisan es Kutub Utara. Amerika Serikat dilaporkan tidak dapat mendeteksi kehadiran kapal selam Rusia di daerah tersebut sebelum kapal selam tersebut menembakan rudal.
Radar Amerika Serikat mendeteksi peluncuran rudal tetapi lokasi kapal selam mengejutkan AS. Uji coba pertama rudal mengenai sasaran yang sudah ditentukan di Kura, Semenanjung Kamchatka, sedangkan uji coba kedua menghancurkan sasaran di Chizha di Laut Putih.
(Foto: globalsecurity.org)
Menurut sumber intelijen Rusia mengatakan wilayah sekitar Kutub Utara tempat yang sempurna untuk meluncurkan rudal balistik karena memungkinkan kapal selam yang datang ke sebuah daerah tersebut tidak terdeteksi dan waktu mengudara rudal mencapai sasaran lebih pendek.
Jenderal Nikolai Makarov mengatakan rudal balistik Bulava akan diuji coba dalam waktu dekat ini. Meskipun mengalami lima kali kegagalan dari 10 kali uji coba, Departemen Pertahanan Rusia merencanakan menuntaskan uji coba Bulava dan mengoperasikan sebagai rudal balistik antar benua akhir 2009.
RSM-54 Sineva (SS-N-23 Skiff). (Foto: globalsecurity.org)
Menurut militer Rusia Bulava dan rudal balistik Topol-M akan menjadi kekuatan utama triad nuklir Rusia. Triad terdiri dari sistem rudal balistik berbasis darat, kapal selam bertenaga nuklir dipersenjatai dengan rudal balistik berbasis peluncuran laut, dan pesawat pembom strategis membawa bom nuklir dan rudal jelajah berkemampuan nuklir.
Rusia berencana melengkapi kapal selam Delta IV sekurang-kurangnya 100 rudal Sineva.
Rudal RSM-54 Sineva, NATO menyebutnya SS-N-23-23 Skiff merupakan rudal balistik antar benua berbahan bakar propellant cair masuk jajaran Angkatan Laut pada Juli 2007. Rudal mampu membawa 4 atau 10 hulu ledak, tergantung modifikasi yang dilakukan.
RIA Novosti/@beritahankam
Latihan Antiteror Terbesar Singapura
Latihan antiteror ini merupakan latihan terbesar yang digelar Singapura. Latihan antiteror ini digelar 6 Juli dan 15 Juli 2009. (Foto: detikFoto/Reuters/Tim Chong)
15 Juli 2009, Singapura -- Polisi Singapura menggelar latihan antiteror terbesar. Dalam latihan itu, lebih dari 2.000 pasukan dikerahkan untuk mengantisipasi dan melumpuhkan teror yang mengancam Singapura.
Latihan digelar di hotel, mal dan stasiun kereta api bawah tanah yang terancam aksi teror. (Foto: detikFoto/AFP).
Para pasukan antiteror Singapura menuruni hotel untuk melumpuhkan kawanan teroris. Aksi ini menyita perhatian pengunjung hotel. (Foto: detikFoto/Reuters/Tim Chong)
Lebih dari 2.000 pasukan dikerahkan dalam latihan antiteror ini. (Foto: detikFoto/AFP).
Latihan juga digelar di perairan laut Singapura. (Foto: detikFoto/Reuters/Tim Chong)
15 Juli 2009, Singapura -- Polisi Singapura menggelar latihan antiteror terbesar. Dalam latihan itu, lebih dari 2.000 pasukan dikerahkan untuk mengantisipasi dan melumpuhkan teror yang mengancam Singapura.
Latihan digelar di hotel, mal dan stasiun kereta api bawah tanah yang terancam aksi teror. (Foto: detikFoto/AFP).
Para pasukan antiteror Singapura menuruni hotel untuk melumpuhkan kawanan teroris. Aksi ini menyita perhatian pengunjung hotel. (Foto: detikFoto/Reuters/Tim Chong)
Lebih dari 2.000 pasukan dikerahkan dalam latihan antiteror ini. (Foto: detikFoto/AFP).
Latihan juga digelar di perairan laut Singapura. (Foto: detikFoto/Reuters/Tim Chong)
Subscribe to:
Posts (Atom)