19 November 2009 -- Rusia telah menyerahkan seluruh jet tempur Sukhoi Su-30MKA Flanker pesanan Aljazair diumumkan pabrik pesawat Rusia Irkutsk, Rabu (18/11).
Irkutsk mendapatkan kontrak senilai 2,5 milyar dolar untuk pembuatan 28 jet tempur Su-30MKA untuk Angkatan Udara Aljazair pada 2006.
Sukhoi Su-30MKA merupakan varian dari Flanker berdasarkan Su-30MKI model dan fitur disesuaikan dengan spesifikasi AU Aljazair.
RIA Novosti/@beritahankam
Berita Pertahanan dan Keamanan, Industri Militer Indonesia dan Dunia, Wilayah Kedaulatan NKRI serta Berita Militer Negara Sahabat
Thursday, November 19, 2009
Kredit Rp 2,785 Triliun untuk Operasional Dephan
19 November 2009, Jakarta -- Sindikasi bank dan lembaga keuangan internasional untuk pertama kalinya menyediakan fasilitas pinjaman kepada Pemerintah Indonesia untuk memenuhi kebutuhan operasional Departemen Pertahanan. Nilai yang disediakan dalam fasilitas ini adalah 278,5 juta dollar AS atau sekitar Rp 2,785 triliun.
”Kredit ini bukan untuk menutup defisit APBN, melainkan digunakan untuk menutup kebutuhan pendanaan kegiatan Departemen Pertahanan (Dephan) yang sudah dianggarkan pada tahun 2009,” ujar Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Departemen Keuangan Rahmat Waluyanto di Jakarta, Rabu (18/11).
Fasilitas kredit sindikasi internasional yang dimaksud Rahmat adalah fasilitas kredit yang disediakan oleh empat lembaga keuangan dan bank nasional serta internasional, yakni Natixis (perusahaan penyedia jasa keuangan dan investasi asal Perancis), Bank Negara Indonesia (BNI), Credit Suisse, dan Bank Rakyat Indonesia (BRI).
Natixis, BNI, dan Credit Suisse ditunjuk menjadi lead arrangers (menduduki posisi senior dalam sindikasi dan berwenang melakukan negosiasi atas struktur pembiayaan mewakili Pemerintah Indonesia), join book runner (pencatat penawaran), dan sekaligus kreditor. Bertindak sebagai lead arranger lainnya dan kreditor juga BRI. Di samping itu, Natixis juga ditunjuk untuk menjadi agen penyedia fasilitas dalam penyaluran kredit itu nanti.
Sebagai kreditor, keempat lembaga keuangan itu memberikan pinjaman kepada Pemerintah Indonesia dengan jumlah yang berlainan. Natixis Cabang Singapura meminjamkan 157,25 juta dollar AS, BNI Cabang Singapura 68,85 juta dollar AS, Credit Suisse senilai 53,65 juta dollar AS, dan BRI sebesar 5 juta dollar AS.
Pencairannya akan dilakukan dalam tiga tahap. Tahap pertama, Natixis mencairkan 157,25 juta dollar AS. Tahap kedua, BNI, Credit Suisse, dan BRI secara bersamaan mencairkan 68,85 juta dollar AS. Tahap ketiga, BNI, Credit Suisse, dan BRI menyalurkan 58,65 juta dollar AS.
Sindikasi kredit ini sejenis dengan skema kredit pemasok yang sudah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman dan/atau Penerimaan Hibah serta Penerusan Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri.
KOMPAS
TNI Evaluasi Pengiriman Pasukan ke Lebanon
Sejumlah prajurit TNI yang tergabung dalam Satgas TNI Kongtingen Garuda (Konga) Misi PBB UNIFIL meneriakan yel-yel sebelum berlangsungnya pemberangkatan tugas mereka ke Libanon di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, Kamis (19/11). Satgas berjumlah 1125 personel itu terdiri dari satgas POM TNI, Yonif mekanis, Force Head Quarter Supporting Unit dan Force Protection Company. (Foto: ANTARA/Saptono/Spt/09)
19 November 2009, Jakarta -- Mabes TNI akan mengevaluasi pengiriman pasukannya ke Lebanon Selatan, dalam misi perdamaian PBB di wilayah itu (UNIFIL).
"Selain pasukan, kami juga mengirim sembilan orang perwira untuk meihat secara langsung efektivitas pengiriman pasukan TNI dalam misi perdamaian PBB di Lebanon," kata Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso di Jakarta, Kamis.
Usai memimpin upacara pemberangkatan 1.125 personel TNI ke Lebanon, ia mengatakan, TNI akan mengevaluasi keikutsertaannya dalam misi perdamaian PBB di Lebanon secara menyeluruh, agar lebih efektif dan efisien.
Djoko menegaskan, keikutsertaan TNI dalam setaip misi perdamaian PBB termasuk di Lebanon Selatan, adalah bagian dari amanat UUD 1945 yang menyatakan, politik luar negeri RI yang bebas aktif, menjaga perdamaian dunia.
Tak hanya itu, keikutsertaan TNI dalam misi perdamaian dunia adalah salah satu bentuk pelaksanaan UU No34/2004 tentang TNI yang antara lain memiliki tugas pokok operasi militer selain perang, lanjut dia.
"Jadi, keikutsertaan TNI dalam misi perdamaian PBB tetap dijalankan tanpa mengabaikan keamanan nasional Indonesia. Untuk itu perlu kita evaluasi," kata Panglima TNI.
Indonesia pertama bergabung dalam misi PBB pada 1957, katanya menambahkan.
Sejumlah prajurit TNI yang tergabung dalam Satgas TNI Kontingen Garuda (Konga) Misi PBB UNIFIL berbaris sebelum berlangsungnya pemberangkatan tugas mereka ke Libanon. (Foto: ANTARA/Saptono/Spt/09)
Sejak 1957 Indonesia telah berpartisipasi dalam 25 misi perdamaian PBB. Dan saat ini, Indonesia tergabung dalam tujuh misi PBB
Djoko mengemukakan, keterlibatan Indonesia dalam misi perdamaian PBB memiliki nilai strategis yakni mempererat kerja sama multilateral untuk penyelesaian konflik.
Selain itu, keterlibatan Indonesia juga bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan profesionalisme TNI/Polri.
Khusus dalam misi PBB di Lebanon, Indonesia merupakan negara yang banyak mengerahkan personel militenya, setelah Perancis dan Italia. Indonesia selain mengirimkan pasukan darat, juga bergabung dalam satuan Tugas Maritim (MTF) UNIFIL.
ANTARA News
19 November 2009, Jakarta -- Mabes TNI akan mengevaluasi pengiriman pasukannya ke Lebanon Selatan, dalam misi perdamaian PBB di wilayah itu (UNIFIL).
"Selain pasukan, kami juga mengirim sembilan orang perwira untuk meihat secara langsung efektivitas pengiriman pasukan TNI dalam misi perdamaian PBB di Lebanon," kata Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso di Jakarta, Kamis.
Usai memimpin upacara pemberangkatan 1.125 personel TNI ke Lebanon, ia mengatakan, TNI akan mengevaluasi keikutsertaannya dalam misi perdamaian PBB di Lebanon secara menyeluruh, agar lebih efektif dan efisien.
Djoko menegaskan, keikutsertaan TNI dalam setaip misi perdamaian PBB termasuk di Lebanon Selatan, adalah bagian dari amanat UUD 1945 yang menyatakan, politik luar negeri RI yang bebas aktif, menjaga perdamaian dunia.
Tak hanya itu, keikutsertaan TNI dalam misi perdamaian dunia adalah salah satu bentuk pelaksanaan UU No34/2004 tentang TNI yang antara lain memiliki tugas pokok operasi militer selain perang, lanjut dia.
"Jadi, keikutsertaan TNI dalam misi perdamaian PBB tetap dijalankan tanpa mengabaikan keamanan nasional Indonesia. Untuk itu perlu kita evaluasi," kata Panglima TNI.
Indonesia pertama bergabung dalam misi PBB pada 1957, katanya menambahkan.
Sejumlah prajurit TNI yang tergabung dalam Satgas TNI Kontingen Garuda (Konga) Misi PBB UNIFIL berbaris sebelum berlangsungnya pemberangkatan tugas mereka ke Libanon. (Foto: ANTARA/Saptono/Spt/09)
Sejak 1957 Indonesia telah berpartisipasi dalam 25 misi perdamaian PBB. Dan saat ini, Indonesia tergabung dalam tujuh misi PBB
Djoko mengemukakan, keterlibatan Indonesia dalam misi perdamaian PBB memiliki nilai strategis yakni mempererat kerja sama multilateral untuk penyelesaian konflik.
Selain itu, keterlibatan Indonesia juga bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan profesionalisme TNI/Polri.
Khusus dalam misi PBB di Lebanon, Indonesia merupakan negara yang banyak mengerahkan personel militenya, setelah Perancis dan Italia. Indonesia selain mengirimkan pasukan darat, juga bergabung dalam satuan Tugas Maritim (MTF) UNIFIL.
ANTARA News
Penerbang menjadi ujung tombak TNI AU
19 November 2009, Yogyakarta -- Cepat atau lambat TNI AU harus dapat menjadi the first class air force, Lanud Adisutjipto mempunyai peran dan tugas yang besar untuk mewujudkan cita-cita itu mengingat dari Lanud Adisutjipto inilah para penerbang yang menjadi ujung tombak TNI AU dilahirkan.
Demikian penegasan Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Madya TNI Imam Sufaat, S.IP saat tatap muka dengan instruktur dan perwira di jajaran Lanud Adisutjipto dalam kunjungan kerja di Lanud Adiasutjipto Yogyakarta, Kamis (19/11).
Kedatangan Kepala Staf Angkatan Udara beserta rombongan diterima Komandan Lanud Adisutjipto Marsekal Pertama TNI R. Agus Munandar di Ruang VIP Base Ops Lanud Adisutjipto. Turut hadir dalam acara penerimaan Komandan Komando Pendidikan AU Marsekal Muda TNI Sukirno, Gubernur AAU Marsekal Muda TNI BS Silaen serta para pejabat Lanud Adisutjipto dan pejabat di lingkungan Akademi Angkatan Udara.
KT-1 Wong Bee. (Foto: Dispenau)
Sebelum acara tatap muka, KSAU mencoba pesawat latih KT-1B formasi 4 pesawat dan fly pass over Gading area. Selain itu, selama kunjungan di Lanud Adisutjipto KSAU mengadakan peninjauan di Skadik 104 guna mengetahui kondisi dan kesiapan simulator pesawat latih. Rangkaian kunjungan dilanjutkan melihat Skadron Teknik 043 dan Sekolah Wara di Kali Urang.
Sementara itu Komandan Lanud Adisutjipto dalam sambutan penerimaannya mengatakan kunjungan kerja KSAU selain untuk lebih mengenal dan dekat lagi, juga sebagai bukti perhatian KSAU kepada Lanud Adisutjipto.
Tampak pada gambar; Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Madya TNI Imam Sufaat, S.IP foto bersama dengan Dankodikau Marsekal Muda TNI Sukirno, Kadispenau Marsekal Pertama TNI FH Bambang Soelistyo dan Danlanud Adisutjipto Marsekal Pertama TNI R. Agus Munandar sesaat sebelum persiapan terbang dengan pesawat KT-1B untuk fly pass Gading area.
LANUD PENTAK ADISUTJIPTO
TNI Komitmen Gunakan Produk Senjata Dalam Negeri
KRI Pandrong kapal patroli dari jenis FPB57 Nav I buatan PT. PAL.
19 November 2009, Jakarta -- Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso menegaskan, pihaknya komitmen untuk menggunakan senjata dan peralatan militer yang diproduksi industri pertahanan dalam negeri.
Usai memimpin upacara pemberangkatan 1.125 personel TNI ke Lebanon di Jakarta, Kamis, Panglima TNI mengatakan, selama ini beberapa persenjataan TNI telah menggunakan produk dalam negeri seperti senapan serbu (SS)-1 dan SS-2, panser dan kapal patroli.
"TNI sudah lama menggunakan produk dalam negeri, sepanjang persenjataan dan peralatan yang dibutuhkan dapat diproduksi industri pertahanan dalam negeri," katanya.
Terkait revitalisasi industri pertahanan, Djoko Satoso mengatakan, TNI bersama Departemen Pertahanan dan instansi terkait tengah merumuskan dan menyelaraskan kembali kebutuhan kebutuhan persenjataan dan peralatan yang dibutuhkan.
"Kami telah mengadakan pertemuan interdep untuk merumuskan dan menyelaraskan kembali kebutuhan persenjataan kami, sejalan kebijakan revitalisasi industri pertahanan dalam negeri," kata Panglima.
Sebelumnya, Panglima TNI juga menegaskan, pihaknya siap untuk melakukan pengadaan persenjataan dan peralatan dalam jumlah banyak untuk jangka panjang dari dalam negeri.
"Tidak masalah, sepanjang itu memang sesuai kebutuhan TNI, dimensi ancaman yang dihadapi dan sebagainya. Toh, selama ini TNI telah menggunakan produk senjata dari dalam negeri," ujar Djoko.
Program revitalisasi industri pertahanan dalam negeri menjadi salah satu program prioritas dalam seratus hari pertama pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono. Revitalisasi industri pertahanan akan diperkuat melalui peraturan presiden yang kini tengah dirumuskan.
Tak hanya itu, pemerintah juga tengah menyiapkan perangkat aturan lainnya yang menjamin perbankan nasional untuk memberikan modalnya mendukung program revitalisasi industri pertahanan nasional seperti PT Dirgantara Indonesia, PT Pindad, PT PAL dan PT LEN.
ANTARA News
19 November 2009, Jakarta -- Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso menegaskan, pihaknya komitmen untuk menggunakan senjata dan peralatan militer yang diproduksi industri pertahanan dalam negeri.
Usai memimpin upacara pemberangkatan 1.125 personel TNI ke Lebanon di Jakarta, Kamis, Panglima TNI mengatakan, selama ini beberapa persenjataan TNI telah menggunakan produk dalam negeri seperti senapan serbu (SS)-1 dan SS-2, panser dan kapal patroli.
"TNI sudah lama menggunakan produk dalam negeri, sepanjang persenjataan dan peralatan yang dibutuhkan dapat diproduksi industri pertahanan dalam negeri," katanya.
Terkait revitalisasi industri pertahanan, Djoko Satoso mengatakan, TNI bersama Departemen Pertahanan dan instansi terkait tengah merumuskan dan menyelaraskan kembali kebutuhan kebutuhan persenjataan dan peralatan yang dibutuhkan.
"Kami telah mengadakan pertemuan interdep untuk merumuskan dan menyelaraskan kembali kebutuhan persenjataan kami, sejalan kebijakan revitalisasi industri pertahanan dalam negeri," kata Panglima.
Sebelumnya, Panglima TNI juga menegaskan, pihaknya siap untuk melakukan pengadaan persenjataan dan peralatan dalam jumlah banyak untuk jangka panjang dari dalam negeri.
"Tidak masalah, sepanjang itu memang sesuai kebutuhan TNI, dimensi ancaman yang dihadapi dan sebagainya. Toh, selama ini TNI telah menggunakan produk senjata dari dalam negeri," ujar Djoko.
Program revitalisasi industri pertahanan dalam negeri menjadi salah satu program prioritas dalam seratus hari pertama pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono. Revitalisasi industri pertahanan akan diperkuat melalui peraturan presiden yang kini tengah dirumuskan.
Tak hanya itu, pemerintah juga tengah menyiapkan perangkat aturan lainnya yang menjamin perbankan nasional untuk memberikan modalnya mendukung program revitalisasi industri pertahanan nasional seperti PT Dirgantara Indonesia, PT Pindad, PT PAL dan PT LEN.
ANTARA News
TNI Kirim 1.125 Pasukan ke Lebanon
Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso (kiri) menyalami sejumlah prajurit TNI yang tergabung dalam Satgas TNI Kontingen Garuda (Konga) Misi PBB UNIFIL sebelum pemberangkatan tugas mereka ke Libanon di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, Kamis (19/11). Satgas berjumlah 1125 personel itu terdiri dari satgas POM TNI, Yonif mekanis, Force Head Quarter Supporting Unit dan Force Protection Company. (Foto: ANTARA/Saptono/Spt/09)
19 November 2009, Jakarta -- Tentara Nasional Indonesia (TNI) memberangkatkan 1.125 personelnya ke Lebanon untuk menggantikan Kontingen Garuda (Konga) sebelumnya yang telah bergabung dalam misi perdamaian PBB di Lebanon Selatan (UNIFIL) dan telah bertugas selama satu tahun.
Ke-1.125 personel itu dilepas keberangkatannya dalam sebuah upacara militer dipimpin langsung oleh Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso, di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, Kamis.
Kontingen Garuda yang dikirim kali ini terdiri atas Satgas Yonif Mekanis (Konga XXIII D) 850 orang, Satgas FHQSU (Konga XXVI-B1) 50 orang, Satgas Force Protection Unit (Konga XXVI-B2) 150 orang, dan Satgas Polisi Militer (Konga XX-B) yang berjumlah 75 orang.
Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso mengatakan, berbagai penugasan dalam misi perdamaian PBB merupakan tradisi panjang pengabdian TNI dalam mewujudkan perdamaian dunia, menjunjung tinggi hak asasi manusia agar seluruh umat manusia dapat hidup merdeka, aman dan damai bebas dari rasa takut.
"Sepanjang penugasan dalam misi perdamaian PBB, Satgas TNI senantiasa menunjukkan prestasi gemilang dan dibanggakan oleh bangsa dan negara Indonesia. Bergabung dalam pasukan PBB merupakan kebanggaan dan kehormatan setiap prajurit TNI," katanya.
"Bagaimana pun bergabungnya TNI dalam misi perdamaian PBB tidak sekadar bernuansa politik melainkan diplomasi untuk mempererat kerja sama militer antarbangsa," kata Djoko.
Indonesia merupakan negara dengan jumlah pasukan terbanyak dalam misi perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL), setelah Perancis dan Italia. Selain pasukan darat, Indonesia juga mengirimkan Satgas Maritim UNIFIL yang bertugas mengamankan wilayah perairan Lebanon, bersama enam negara lainnya.
ANTARA News
19 November 2009, Jakarta -- Tentara Nasional Indonesia (TNI) memberangkatkan 1.125 personelnya ke Lebanon untuk menggantikan Kontingen Garuda (Konga) sebelumnya yang telah bergabung dalam misi perdamaian PBB di Lebanon Selatan (UNIFIL) dan telah bertugas selama satu tahun.
Ke-1.125 personel itu dilepas keberangkatannya dalam sebuah upacara militer dipimpin langsung oleh Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso, di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, Kamis.
Kontingen Garuda yang dikirim kali ini terdiri atas Satgas Yonif Mekanis (Konga XXIII D) 850 orang, Satgas FHQSU (Konga XXVI-B1) 50 orang, Satgas Force Protection Unit (Konga XXVI-B2) 150 orang, dan Satgas Polisi Militer (Konga XX-B) yang berjumlah 75 orang.
Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso mengatakan, berbagai penugasan dalam misi perdamaian PBB merupakan tradisi panjang pengabdian TNI dalam mewujudkan perdamaian dunia, menjunjung tinggi hak asasi manusia agar seluruh umat manusia dapat hidup merdeka, aman dan damai bebas dari rasa takut.
"Sepanjang penugasan dalam misi perdamaian PBB, Satgas TNI senantiasa menunjukkan prestasi gemilang dan dibanggakan oleh bangsa dan negara Indonesia. Bergabung dalam pasukan PBB merupakan kebanggaan dan kehormatan setiap prajurit TNI," katanya.
"Bagaimana pun bergabungnya TNI dalam misi perdamaian PBB tidak sekadar bernuansa politik melainkan diplomasi untuk mempererat kerja sama militer antarbangsa," kata Djoko.
Indonesia merupakan negara dengan jumlah pasukan terbanyak dalam misi perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL), setelah Perancis dan Italia. Selain pasukan darat, Indonesia juga mengirimkan Satgas Maritim UNIFIL yang bertugas mengamankan wilayah perairan Lebanon, bersama enam negara lainnya.
ANTARA News
Wednesday, November 18, 2009
KSAD: Dana Pembinaan Terbatas
Sejumlah perwakilan 12 Kodam dan tiga kesatuan Angkatan Darat berbaris untuk menerima penghargaan saat upacara penutupan lomba Ton Tangkas 2009 di stadion Sapta Marga, Komplek Akmil Magelang, Jateng, Rabu (18/11). Perlombaan berbagai jenis olah raga militer yang diikuti oleh 15 kontingen yang terdiri dari 12 Kodam se Indonesia dan tiga kesatuan tersebut dimenangkan Divisi-2/Kostrad, disusul juara kedua Divisi-1/Kostrad dan juara ketiga diduduki Kopassus. (Foto: RA/Anis Efizudin/ss/pd/09)
18 November 2009, Magelang -- Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Letnan Jenderal TNI George Toisutta mengakui masih mengalami keterbatasan dalam melakukan pembinaan satuan jajaran secara maksimal, baik dari sisi pendanaan maupun prasarana. "Namun hal tersebut jangan dijadikan pembenaran untuk tidak melakukan pembinaan secara maksimal, karena pada hakikatnya keberhasilan dalam pembinaan satuan ditentukan kesungguhan dan kepemimpinan para komandan satuan," kata KSAD pada penutupan Peleton Tangkas TNI AD 2009 di Stadion Sapta Marga Akademi Militer Magelang, Rabu.
Menurut dia, keterbatasan tersebut harus dijadikan sebagai pendorong motivasi untuk lebih berimprovisasi dalam melakukan pembinaan satuan.
Keberhasilan dalam melaksanakan pembinaan satuan, katanya, sangat penting bagi satuan tersebut untuk menghadapi tantangan tugas di masa mendatang yang semakin kompleks.
Menyinggung penyelenggaraan lomba peleton tangkas, George mengatakan, untuk mengukur sejauh mana keberhasilan dalam pembinaan satuan.
Ia mengatakan, semangat juang untuk memenangkan lomba, tidak membuat para peserta mengorbankan sportifitas dan kehormatan prajurit.
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Letjen TNI George Toisutta (kiri) menyerahkan piagam kejuaraan kepada para juara. (Foto: RA/Anis Efizudin/ss/pd/09)
Kemenangan bukan merupakan satu-satunya tujuan akhir dari penyelenggaraan lomba, tetapi prestasi yang telah dicapai sebagai cerminan dari tingkat keberhasilan pembinaan satuan setingkat peleton yang dilakukan setiap komando utama.
Menurut dia, apa pun tingkat keberhasilan yang diperoleh patut dijadikan titik tolak untuk membentuk dan membina prajurit yang lebih berkualitas, baik pada aspek profesi, kemampuan fisik dan mental juang di setiap satuan.
Peleton Tangkas TNI Angkatan Darat 2009 melombakan 15 cabang olahraga militer, antara lain menembak, renang militer, lintas medan, dan ilmu medan. Dalam perlombaan tersebut Divisi-2/Kostrad meraih juara pertama, Divisi-1/Kostrad juara kedua, dan Kopassus juara ketiga.
ANTARA JATENG
18 November 2009, Magelang -- Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Letnan Jenderal TNI George Toisutta mengakui masih mengalami keterbatasan dalam melakukan pembinaan satuan jajaran secara maksimal, baik dari sisi pendanaan maupun prasarana. "Namun hal tersebut jangan dijadikan pembenaran untuk tidak melakukan pembinaan secara maksimal, karena pada hakikatnya keberhasilan dalam pembinaan satuan ditentukan kesungguhan dan kepemimpinan para komandan satuan," kata KSAD pada penutupan Peleton Tangkas TNI AD 2009 di Stadion Sapta Marga Akademi Militer Magelang, Rabu.
Menurut dia, keterbatasan tersebut harus dijadikan sebagai pendorong motivasi untuk lebih berimprovisasi dalam melakukan pembinaan satuan.
Keberhasilan dalam melaksanakan pembinaan satuan, katanya, sangat penting bagi satuan tersebut untuk menghadapi tantangan tugas di masa mendatang yang semakin kompleks.
Menyinggung penyelenggaraan lomba peleton tangkas, George mengatakan, untuk mengukur sejauh mana keberhasilan dalam pembinaan satuan.
Ia mengatakan, semangat juang untuk memenangkan lomba, tidak membuat para peserta mengorbankan sportifitas dan kehormatan prajurit.
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Letjen TNI George Toisutta (kiri) menyerahkan piagam kejuaraan kepada para juara. (Foto: RA/Anis Efizudin/ss/pd/09)
Kemenangan bukan merupakan satu-satunya tujuan akhir dari penyelenggaraan lomba, tetapi prestasi yang telah dicapai sebagai cerminan dari tingkat keberhasilan pembinaan satuan setingkat peleton yang dilakukan setiap komando utama.
Menurut dia, apa pun tingkat keberhasilan yang diperoleh patut dijadikan titik tolak untuk membentuk dan membina prajurit yang lebih berkualitas, baik pada aspek profesi, kemampuan fisik dan mental juang di setiap satuan.
Peleton Tangkas TNI Angkatan Darat 2009 melombakan 15 cabang olahraga militer, antara lain menembak, renang militer, lintas medan, dan ilmu medan. Dalam perlombaan tersebut Divisi-2/Kostrad meraih juara pertama, Divisi-1/Kostrad juara kedua, dan Kopassus juara ketiga.
ANTARA JATENG
Tiga Nelayan Asing Tewas dalam Operasi Jaring Natuna
Beberapa kapal Vietnam yang diamankan bersandar di Stasiun Pengawasan Pengendalian Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (P2SDKP), Pontianak, Kalbar, Rabu (18/11). Sebanyak 13 kapal asal Vietnam dan Malaysia berhasil ditangkap saat Operasi Jaring Natuna di Perairan Wilayah Kedaulatan NKRI, yang merupakan operasi gabungan antara Departemen Kelautan dan Perikanan, TNI AL dan Mabes Polri. (Foto: ANTARA/Jessica Wuysang/ss/pd/09)
18 November 2009, Pontianak -- Tim gabungan dari Polri serta Departemen Kelautan dan Perikanan dibantu TNI AL berhasil menangkap 12 kapal nelayan Vietnam dan satu kapal nelayan Malaysia di sekitar perairan Natuna dalam Operasi Jaring Natuna.
Ke-13 kapal tersebut saat ini diamankan di dermaga Stasiun Pengawasan Sumber Daya dan Kelautan Perikanan (PSDKP) Pontianak yang terletak di kawasan Jeruju, dekat terminal TPI Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat.
Dalam operasi itu, tim gabungan juga memergoki tujuh kapal nelayan Thailand dan Malaysia yang beriringan. Menurut polisi, sempat terjadi perlawanan dari ketujuh kapal tersebut dengan melakukan manuver-manuver menghindar, bahkan akan menabrakkan kapalnya ke kapal patroli Milik Departemen Kelautan. Tembakan peringatan telah dikeluarkan, namun tidak digubris.
"Satu kapal sengaja ditenggelamkan ABK dengan cara mengikat kemudinya dengan tali namun seolah-olah kapal berjalan sendiri, sedangkan ABK-nya sembunyi di kamar mesin. Tapi sayang enam kapal lainnya berhasil meloloskan diri," kata Direktur V Bareskrim Mabes Polri, Brigadir Jenderal Drs. Suhardi Alious kepada Tempo, Rabu (18/11)
Dalam insiden itu, tiga nelayan asal Thailand tewas. Satu nelayan meninggal karena kehilangan banyak darah setelah terkena pecahan lambung kapal yang tertembak, kapten kapal meninggal karena kepala tertimpa benda keras, dan yang satu tenggelam bersama kapal setelah tidak mau diselamatkan.
"Insiden ini sudah kita klarifikasi ke kedutaannya. Mereka tidak masalah dan cukup mengerti karena itu bukan faktor disengaja, akan tetapi kesalahan dari nelayan itu sendiri. Apalagi protapnya sudah kita jalankan," kata Dirjen Pengawasan dan Pengendalian Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (P2SDKP) Aji Sularso, kepada wartawan.
Dirjen Pengawasan Pengendalian Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (P2SDKP), Aji Sularso (kanan), memeriksa salah satu dari 13 kapal Vietnam dan Malaysia yang terjaring Operasi Jaring Natuna dan kini diamankan di Stasiun P2SDKP, Pontianak, Kalbar, Rabu (18/11). (Foto: ANTARA/Jessica Wuysang/ed/pd/09)
Operasi tersebut mengerahkan 300 personel dari Kepolisian dan 100 orang dari Departemen Kelautan. Dengan kekuatan empat kapal patroli milik Departemen Kelautan, empat kapal patroli Mabes Polri, dua helikopter, satu pesawat pengintai, satu kapal dari Polda Kalbar, serta satu kapal dari Polda Provinsi Kepri.
Ke-13 kapal yang berhasil ditangkap itu rata-rata tonagenya 40-60 GT dengan kecepatan 10 knot. Kapal-kapal itu dapat menampung sekitar 5 ton ikan segar yang setiap kapalnya memiliki 3 - 9 cold storage berukuran sekitar 1 x 3 meter persegi.
"Dengan pencurian ini, negara dirugikan sekitar Rp 3-4 miliar per kapal. Jadi dapat ditotalkan berapa kerugiannya dari semua kapal itu," kata Aji.
"Kami akan menggunakan UU No. 45 tahun 2009 tentang Perikanan, karena dengan UU yang baru itu KM itu bisa dirampas oleh negara dan bisa dimanfaatkan untuk kepentingan nelayan lokal serta untuk praktek sekolah perikanan," ujarnya.
Aji mentargetkan dalam 90 hari proses hukum ke-13 KM asing itu sudah bisa dimajukan ke Pengadilan Ad Hock agar tidak menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan sekitar dan kapal itu juga bisa dimanfaatkan.
Menurut dia, ada tiga wilayah perairan Indonesia yang menjadi primadona pencurian ikan bagi nelayan-nelayan asing karena kaya akan ikan dan sumber daya kelautan lainnya, yaitu perairan Natuna, perairan Arapura, dan perairan utara Sulawesi Utara
Sementara itu, Danlanal Pontianak, Letkol Laut (s) Parno menegaskan pihaknya tidak rela sumber daya laut dicuri pihak asing. "Meskipun keterbatasan sarana, kita tetap komitmen menjaga perairan Indonesia dari illegal fishing," tegasnya.
TEMPO Interaktif
18 November 2009, Pontianak -- Tim gabungan dari Polri serta Departemen Kelautan dan Perikanan dibantu TNI AL berhasil menangkap 12 kapal nelayan Vietnam dan satu kapal nelayan Malaysia di sekitar perairan Natuna dalam Operasi Jaring Natuna.
Ke-13 kapal tersebut saat ini diamankan di dermaga Stasiun Pengawasan Sumber Daya dan Kelautan Perikanan (PSDKP) Pontianak yang terletak di kawasan Jeruju, dekat terminal TPI Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat.
Dalam operasi itu, tim gabungan juga memergoki tujuh kapal nelayan Thailand dan Malaysia yang beriringan. Menurut polisi, sempat terjadi perlawanan dari ketujuh kapal tersebut dengan melakukan manuver-manuver menghindar, bahkan akan menabrakkan kapalnya ke kapal patroli Milik Departemen Kelautan. Tembakan peringatan telah dikeluarkan, namun tidak digubris.
"Satu kapal sengaja ditenggelamkan ABK dengan cara mengikat kemudinya dengan tali namun seolah-olah kapal berjalan sendiri, sedangkan ABK-nya sembunyi di kamar mesin. Tapi sayang enam kapal lainnya berhasil meloloskan diri," kata Direktur V Bareskrim Mabes Polri, Brigadir Jenderal Drs. Suhardi Alious kepada Tempo, Rabu (18/11)
Dalam insiden itu, tiga nelayan asal Thailand tewas. Satu nelayan meninggal karena kehilangan banyak darah setelah terkena pecahan lambung kapal yang tertembak, kapten kapal meninggal karena kepala tertimpa benda keras, dan yang satu tenggelam bersama kapal setelah tidak mau diselamatkan.
"Insiden ini sudah kita klarifikasi ke kedutaannya. Mereka tidak masalah dan cukup mengerti karena itu bukan faktor disengaja, akan tetapi kesalahan dari nelayan itu sendiri. Apalagi protapnya sudah kita jalankan," kata Dirjen Pengawasan dan Pengendalian Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (P2SDKP) Aji Sularso, kepada wartawan.
Dirjen Pengawasan Pengendalian Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (P2SDKP), Aji Sularso (kanan), memeriksa salah satu dari 13 kapal Vietnam dan Malaysia yang terjaring Operasi Jaring Natuna dan kini diamankan di Stasiun P2SDKP, Pontianak, Kalbar, Rabu (18/11). (Foto: ANTARA/Jessica Wuysang/ed/pd/09)
Operasi tersebut mengerahkan 300 personel dari Kepolisian dan 100 orang dari Departemen Kelautan. Dengan kekuatan empat kapal patroli milik Departemen Kelautan, empat kapal patroli Mabes Polri, dua helikopter, satu pesawat pengintai, satu kapal dari Polda Kalbar, serta satu kapal dari Polda Provinsi Kepri.
Ke-13 kapal yang berhasil ditangkap itu rata-rata tonagenya 40-60 GT dengan kecepatan 10 knot. Kapal-kapal itu dapat menampung sekitar 5 ton ikan segar yang setiap kapalnya memiliki 3 - 9 cold storage berukuran sekitar 1 x 3 meter persegi.
"Dengan pencurian ini, negara dirugikan sekitar Rp 3-4 miliar per kapal. Jadi dapat ditotalkan berapa kerugiannya dari semua kapal itu," kata Aji.
"Kami akan menggunakan UU No. 45 tahun 2009 tentang Perikanan, karena dengan UU yang baru itu KM itu bisa dirampas oleh negara dan bisa dimanfaatkan untuk kepentingan nelayan lokal serta untuk praktek sekolah perikanan," ujarnya.
Aji mentargetkan dalam 90 hari proses hukum ke-13 KM asing itu sudah bisa dimajukan ke Pengadilan Ad Hock agar tidak menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan sekitar dan kapal itu juga bisa dimanfaatkan.
Menurut dia, ada tiga wilayah perairan Indonesia yang menjadi primadona pencurian ikan bagi nelayan-nelayan asing karena kaya akan ikan dan sumber daya kelautan lainnya, yaitu perairan Natuna, perairan Arapura, dan perairan utara Sulawesi Utara
Sementara itu, Danlanal Pontianak, Letkol Laut (s) Parno menegaskan pihaknya tidak rela sumber daya laut dicuri pihak asing. "Meskipun keterbatasan sarana, kita tetap komitmen menjaga perairan Indonesia dari illegal fishing," tegasnya.
TEMPO Interaktif
Dansektor Timur Unifil Meninjau Persiapan Rotasi Indobatt
Kunjungan Jenderal asal Spanyol tersebut dalam rangka mengecek kesiapan rotasi Indobatt yang akan berlangsung mulai 19 hingga 29 November 2009. (Foto: Letkol Arh Hari Mulyanto)
18 November 2009, Libanon -- Komandan Sektor (Dansektor) Timur Unifil (United Nations Interim Force In Lebanon) Brigadir Jenderal Ricardo Alvarez Espejo Garcia dari Angkatan Darat Spanyol mengunjungi Satgas TNI Konga XXIII-C/Unifil (Indobatt/Indonesian Battalion) di Markas Kompi Carlie, UN POSN 9-2 Az ziqqiyah, Selasa 17 November 2009.
Kunjungan Jenderal asal Spanyol tersebut dalam rangka mengecek kesiapan rotasi Indobatt yang akan berlangsung mulai 19 hingga 29 November 2009. Dalam kunjungan tersebut Alvarez hanya didampingi oleh perwira staf operasinya, Kapten Ariza tiba di UN POSN 9-2 pukul 12.15 LT (waktu Lebanon), disambut oleh Dansatgas Indobatt, Letnan Kolonel Inf R. Haryono beserta perwira staf dan Komandan Kompi di dahului dengan jajar kehormatan.
Dalam kunjungan itu, Alvarez disambut oleh Dansatgas Indobatt, Letnan Kolonel Inf R. Haryono beserta perwira staf dan Komandan Kompi. (Foto: Letkol Arh Hari Mulyanto)
Brigjen Alvarez mendapatkan paparan tentang kegiatan satgas dan rencana rotasi Indobatt. (Foto: Letkol Arh Hari Mulyanto)
Brigjen Alvarez mendapatkan paparan tentang kegiatan Satgas dan rencana rotasi Indobatt yang disampaikan oleh Mayor Psk Sumarsono selaku Kepala Seksi Operasi Satgas dan kegiatan Cimic Kompi oleh Mayor Mar Muhammad Rizal selaku Komandan Kompi Carlie yang sebelumnya didahului dengan sambutan oleh Dansatgas, Letkol Inf R. Haryono. Dansektor tidak hanya ingin tahu rencana kesiapan rotasi Indobatt, namun juga memberikan penekanan tentang keamanan, khususnya dalam hal mengemudi dan berkendaraan di Lebanon. Hal ini disebabkan karena pada waktu yang lalu, Kontingen Nepal mengalami kecelakaan lalu lintas yang menewaskan salah satu prajuritnya pada saat rotasi sedang berjalan. Atas dasar itulah, orang nomor satu di Sektor Timur Unifil tersebut, tidak menginginkan hal serupa terjadi di Kontingen Indonesia.
Selain itu, Dansektor juga memerintahkan agar Indobatt meningkatkan kegiatan Cimic (civil military cooperation) nya di daerah operasi yang baru yaitu Srifa dan sekitarnya yang akan menjadi daerah operasi Kompi Eco (Konga XXIII-C1) yang baru bergabung dengan Indobatt. Srifa sebelumnya adalah termasuk dalam daerah operasi Batalyon Perancis, namun dengan adanya berbagai pertimbangan dan perkembangan yang terjadi di Unifil serta adanya penambahan pasukan dari Indonesia, Force Commander Unifil memutuskan wilayah tersebut menjadi bagian dari daerah tanggungjawab Indobatt.
Diakhir pengarahannya Jenderal Alvarez mengharapkan agar rotasi yang akan dilaksanakan oleh Konga XXIII-C ke D dapat berjalan sesuai rencana dan ketentuan yang berlaku, sehingga kontingen baru dapat segera melaksanakan tugasnya dengan baik. Alvarez juga menyampaikan harapannya terkait dengan terbentuknya pemerintahan baru di Lebanon, akan dapat memberikan rasa optimis di kemudian hari, dengan tetap tidak menurunkan kesiapsiagaannya dalam menjaga dan mengamankan daerah operasi Unifil.
Pa Pen Satgas Konga XXIII-C/UNIFIL/Dispenad
18 November 2009, Libanon -- Komandan Sektor (Dansektor) Timur Unifil (United Nations Interim Force In Lebanon) Brigadir Jenderal Ricardo Alvarez Espejo Garcia dari Angkatan Darat Spanyol mengunjungi Satgas TNI Konga XXIII-C/Unifil (Indobatt/Indonesian Battalion) di Markas Kompi Carlie, UN POSN 9-2 Az ziqqiyah, Selasa 17 November 2009.
Kunjungan Jenderal asal Spanyol tersebut dalam rangka mengecek kesiapan rotasi Indobatt yang akan berlangsung mulai 19 hingga 29 November 2009. Dalam kunjungan tersebut Alvarez hanya didampingi oleh perwira staf operasinya, Kapten Ariza tiba di UN POSN 9-2 pukul 12.15 LT (waktu Lebanon), disambut oleh Dansatgas Indobatt, Letnan Kolonel Inf R. Haryono beserta perwira staf dan Komandan Kompi di dahului dengan jajar kehormatan.
Dalam kunjungan itu, Alvarez disambut oleh Dansatgas Indobatt, Letnan Kolonel Inf R. Haryono beserta perwira staf dan Komandan Kompi. (Foto: Letkol Arh Hari Mulyanto)
Brigjen Alvarez mendapatkan paparan tentang kegiatan satgas dan rencana rotasi Indobatt. (Foto: Letkol Arh Hari Mulyanto)
Brigjen Alvarez mendapatkan paparan tentang kegiatan Satgas dan rencana rotasi Indobatt yang disampaikan oleh Mayor Psk Sumarsono selaku Kepala Seksi Operasi Satgas dan kegiatan Cimic Kompi oleh Mayor Mar Muhammad Rizal selaku Komandan Kompi Carlie yang sebelumnya didahului dengan sambutan oleh Dansatgas, Letkol Inf R. Haryono. Dansektor tidak hanya ingin tahu rencana kesiapan rotasi Indobatt, namun juga memberikan penekanan tentang keamanan, khususnya dalam hal mengemudi dan berkendaraan di Lebanon. Hal ini disebabkan karena pada waktu yang lalu, Kontingen Nepal mengalami kecelakaan lalu lintas yang menewaskan salah satu prajuritnya pada saat rotasi sedang berjalan. Atas dasar itulah, orang nomor satu di Sektor Timur Unifil tersebut, tidak menginginkan hal serupa terjadi di Kontingen Indonesia.
Selain itu, Dansektor juga memerintahkan agar Indobatt meningkatkan kegiatan Cimic (civil military cooperation) nya di daerah operasi yang baru yaitu Srifa dan sekitarnya yang akan menjadi daerah operasi Kompi Eco (Konga XXIII-C1) yang baru bergabung dengan Indobatt. Srifa sebelumnya adalah termasuk dalam daerah operasi Batalyon Perancis, namun dengan adanya berbagai pertimbangan dan perkembangan yang terjadi di Unifil serta adanya penambahan pasukan dari Indonesia, Force Commander Unifil memutuskan wilayah tersebut menjadi bagian dari daerah tanggungjawab Indobatt.
Diakhir pengarahannya Jenderal Alvarez mengharapkan agar rotasi yang akan dilaksanakan oleh Konga XXIII-C ke D dapat berjalan sesuai rencana dan ketentuan yang berlaku, sehingga kontingen baru dapat segera melaksanakan tugasnya dengan baik. Alvarez juga menyampaikan harapannya terkait dengan terbentuknya pemerintahan baru di Lebanon, akan dapat memberikan rasa optimis di kemudian hari, dengan tetap tidak menurunkan kesiapsiagaannya dalam menjaga dan mengamankan daerah operasi Unifil.
Pa Pen Satgas Konga XXIII-C/UNIFIL/Dispenad
Asops Tinjau Gelar Pasukan ke Lebanon
Asops Panglima TNI Mayjen TNI Supiadin AS meninjau secara langsung gelar pasukan TNI serta melakukan pengecekan terakhir personel, peralatan dan perlengkapan pasukan yang akan melaksanakan tugas operasi perdamaian di bawah bendera PBB ke Republik Lebanon, di Marcelling Area, Wing I Paskhas Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Rabu (18/11/2009). (Foto: Puspen TNI)
18 November 2009, Jakarta --Asisten Operasi (Asops) Panglima TNI, Mayjen TNI Supiadin AS, meninjau secara langsung gelar pasukan TNI serta melakukan pengecekan terakhir personel, peralatan dan perlengkapan pasukan yang akan melaksanakan tugas operasi perdamaian di bawah bendera PBB ke Republik Lebanon, di Marcelling Area, Wing I Paskhas Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Rabu (18/11).
Satuan tugas Kontingen Garuda (Konga) yang akan diberangkatkan terdiri dari Satgas Yonif Mekanis 850 personel, Satgas Force Head Quarter Support Unit 150 personel, Force Protection Unit 50 personel, dan Kompi PM TNI 75 personel.
Asops Panglima TNI mengatakan, tugas ini mempunyai tingkat kesulitan dan kerawanan yang tinggi, sehingga diperlukan kesiapan yang matang karena berbeda dengan tugas-tugas operasi yang selama ini dilakukan di tanah air.
Ditambahkan, adapun tugas yang dilakukan para prajurit TNI di Lebanon adalah menjaga perdamaian. Walaupun potensi konflik yang sedang terjadi di Lebanon cukup tinggi, hendaknya para prajurit harus selalu waspada setiap saat, gunakan naluri tempur dan protap sesuai prosedur dan dapat menghasilkan sesuatu yang membuat nyaman dan damai untuk rakyat Lebanon serta tetap mempertahankan citra positif TNI khususnya dan Indonesia pada umumnya.
Menurut rencana, pasukan yang akan bertugas ke Lebanon secara resmi akan dilepas oleh Panglima TNI, Kamis (19/11) di Mabes TNI Cilangkap. Sedangkan rencana keberangkatan secara bertahap mulai 19, 25 dan 28 November 2009.
Puspen/POS KOTA
18 November 2009, Jakarta --Asisten Operasi (Asops) Panglima TNI, Mayjen TNI Supiadin AS, meninjau secara langsung gelar pasukan TNI serta melakukan pengecekan terakhir personel, peralatan dan perlengkapan pasukan yang akan melaksanakan tugas operasi perdamaian di bawah bendera PBB ke Republik Lebanon, di Marcelling Area, Wing I Paskhas Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Rabu (18/11).
Satuan tugas Kontingen Garuda (Konga) yang akan diberangkatkan terdiri dari Satgas Yonif Mekanis 850 personel, Satgas Force Head Quarter Support Unit 150 personel, Force Protection Unit 50 personel, dan Kompi PM TNI 75 personel.
Asops Panglima TNI mengatakan, tugas ini mempunyai tingkat kesulitan dan kerawanan yang tinggi, sehingga diperlukan kesiapan yang matang karena berbeda dengan tugas-tugas operasi yang selama ini dilakukan di tanah air.
Ditambahkan, adapun tugas yang dilakukan para prajurit TNI di Lebanon adalah menjaga perdamaian. Walaupun potensi konflik yang sedang terjadi di Lebanon cukup tinggi, hendaknya para prajurit harus selalu waspada setiap saat, gunakan naluri tempur dan protap sesuai prosedur dan dapat menghasilkan sesuatu yang membuat nyaman dan damai untuk rakyat Lebanon serta tetap mempertahankan citra positif TNI khususnya dan Indonesia pada umumnya.
Menurut rencana, pasukan yang akan bertugas ke Lebanon secara resmi akan dilepas oleh Panglima TNI, Kamis (19/11) di Mabes TNI Cilangkap. Sedangkan rencana keberangkatan secara bertahap mulai 19, 25 dan 28 November 2009.
Puspen/POS KOTA
Revitalisasi Industri Pertahanan Dipercepat
18 November 2009, Jakarta -- Pemerintah akan mempercepat revitalisasi industri pertahanan dalam negeri agar dapat lebih diberdayakan untuk memenuhi kebutuhan alat utama sistem senjata (alusista) TNI dan Polri.
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro di Jakarta, Rabu (18/11) mengatakan percepatan revitalisasi industri pertahanan dalam negeri itu akan dilakukan dengan peraturan presiden (perpres) yang akan segera dirumuskan. "Mungkin akan kita lakukan dengan menggunakan peraturan presiden," katanya seusai membuka Lokakarya Revitalisasi Industri Pertahanan Untuk TNI dan Polri di Departemen Pertahanan.
Selain itu, menurut dia, pemerintah juga akan menyiapkan perangkat aturan lainnya yang memberikan jaminan bagi perbankan nasional untuk menjamin program revitalisasi tersebut. Purnomo menjelaskan dengan peraturan presiden itu TNI diharuskan melakukan pembelian peralatan serta persenjataan dalam jumlah banyak untuk memenuhi kebutuhan jangka panjang.
"Pembelian dalam jumlah banyak untuk jangka waktu panjang tentu memberikan kepastian bagi produsen dan pihak perbankan nasional untuk memproduksi serta memberikan jaminan modal. Jika pembeliannya hanya sedikit untuk jangka pendek, kan produsen rugi, karena bank juga tidak serta-merta dapat memberikan modal," katanya.
Dalam peraturan presiden itu juga akan dicantumkan ketentuan bagi produsen agar mampu menghasilkan peralatan dan persenjataan yang spesifikasi teknisnya benar-benar dibutuhkan TNI. "Aturan itu juga mewajibkan produsen untuk menjaga kualitas produknya sehingga apa yang diproduksi benar-benar dapat diserap banyak oleh pengguna dalam hal ini TNI," ujarnya.
Pada kesempatan yang sama Menteri Negara BUMN Mustafa Abubakar mengakui, selama ini industri pertahanan dalam negeri seperti PT PAL, PT Pindad, PT Dirgantara Indonesia dan PT LEN memiliki kapasitas yang masih rendah, meski potensi yang dimiliki cukup besar.
"Beberapa industri strategis pertahanan itu, memiliki daya saing tinggi sekarang tinggal bagaimana kita mengelolanya, lebih diberdayakan potensinya hingga menghasilkan produk berkualitas untuk memenuhi kebutuhan TNI dan Polri," ujarnya.
MEDIA INDONESIA
Senjata Pindad Ternyata Tidak Dipesan Filipina dan Mali
MV Captain Ufuk kapal yang membawa kargo berisi senjata buatan PT. PINDAD. (Foto: Reuters)
18 November 2009, Jakarta -- Pemerintah RI menengarai ada unsur penipuan dalam pembelian sejumlah senjata PT Pindad oleh Pemerintah Mali dan Filipina beberapa waktu lalu.
"Kami telah temukan dugaan penipuan itu, dan kami masih usut keberadaan oknum yang mengatasnamakan pemerintah kedua negara itu, dalam pembelian senjata PT Pindad beberapa waktu lalu," kata Dirjen Sarana Pertahanan Departemen Pertahanan Marsekal Madya TNI Eris Heryanto di Jakarta, Rabu.
Kasus tersebut berawal ketika pada Agustus 2009 aparat bea cukai Filipina menahan sebuah kapal kargo "Captain Ufuk" yang mengangkut sekitar 50 senapan di Bataan.
Setelah dicek, ditemukan senapan buatan Pindad berjenis SS1-V1, beberapa perlengkapan militer lainnya, dan senjata laras panjang bermerek Israel "Galil". Senjata itu adalah sejenis senjata tipe serbu yang sangat akurat (300-800 meter).
Selain senjata-senjata itu, aparat Filipina juga menahan 14 kru dari Georgia dan Afrika. Kapal tersebut disebutkan berangkat dari Pelabuhan Georgia dan singgah di Indonesia untuk mengambil barang, sebelum kemudian berlayar ke Pelabuhan Mariveles.
"Namun, setelah dilakukan penelusuran dan penyelidikan lebih lanjut oleh wakil pemerintah RI di Filipina dan Mali, bersama pihak otoritas pemerintah setempat, tidak ada pembelian senjata PT Pindad oleh pemerintah kedua negara," katanya.
Erys mengatakan, Pemerintah Mali dan Filipina tidak pernah melakukan pembelian sejumlah senjata ke PT Pindad. "Proses jual beli sudah berjalan, uang sudah diterima dan barang sudah dikirim, namun ternyata bukan pesanan dari pemerintah kedua negara melainkan seseorang yang mengatasnamakan kedua pemerintahan tersebut," ungkapnya.
Pemerintah RI melalui perwakilannya bersama otoritas Filipina dan Mali, kini tengah menelusuri dan menyelidiki keberadaan oknum itu yang telah diketahui identitasnya, kata Erys.
ANTARA News
18 November 2009, Jakarta -- Pemerintah RI menengarai ada unsur penipuan dalam pembelian sejumlah senjata PT Pindad oleh Pemerintah Mali dan Filipina beberapa waktu lalu.
"Kami telah temukan dugaan penipuan itu, dan kami masih usut keberadaan oknum yang mengatasnamakan pemerintah kedua negara itu, dalam pembelian senjata PT Pindad beberapa waktu lalu," kata Dirjen Sarana Pertahanan Departemen Pertahanan Marsekal Madya TNI Eris Heryanto di Jakarta, Rabu.
Kasus tersebut berawal ketika pada Agustus 2009 aparat bea cukai Filipina menahan sebuah kapal kargo "Captain Ufuk" yang mengangkut sekitar 50 senapan di Bataan.
Setelah dicek, ditemukan senapan buatan Pindad berjenis SS1-V1, beberapa perlengkapan militer lainnya, dan senjata laras panjang bermerek Israel "Galil". Senjata itu adalah sejenis senjata tipe serbu yang sangat akurat (300-800 meter).
Selain senjata-senjata itu, aparat Filipina juga menahan 14 kru dari Georgia dan Afrika. Kapal tersebut disebutkan berangkat dari Pelabuhan Georgia dan singgah di Indonesia untuk mengambil barang, sebelum kemudian berlayar ke Pelabuhan Mariveles.
"Namun, setelah dilakukan penelusuran dan penyelidikan lebih lanjut oleh wakil pemerintah RI di Filipina dan Mali, bersama pihak otoritas pemerintah setempat, tidak ada pembelian senjata PT Pindad oleh pemerintah kedua negara," katanya.
Erys mengatakan, Pemerintah Mali dan Filipina tidak pernah melakukan pembelian sejumlah senjata ke PT Pindad. "Proses jual beli sudah berjalan, uang sudah diterima dan barang sudah dikirim, namun ternyata bukan pesanan dari pemerintah kedua negara melainkan seseorang yang mengatasnamakan kedua pemerintahan tersebut," ungkapnya.
Pemerintah RI melalui perwakilannya bersama otoritas Filipina dan Mali, kini tengah menelusuri dan menyelidiki keberadaan oknum itu yang telah diketahui identitasnya, kata Erys.
ANTARA News
Frigate India Diapungkan 27 November
Frigate kelas Krivak III INS Talwar.
18 November 2009 -- Galangan kapal Rusia Yantar, Kaliningrad akan mengapungkan frigate pertama dari tiga frigate yang dipesan Angkatan Laut India 27 November, diungkapkan juru bicara perusahaan Sergei Mikhailov, Selasa (17/11) kepada RIA Novosti.
Yantar membangun tiga frigate kawal rudal Project 11356 kelas Krivak IV modifikasi kelas Krivak III (dikenal juga dengan kelas Talwar) untuk AL India senilai 1,6 milyar dolar yang ditandatangani Juli 2006.
Uji coba pelayaran akan dimulai 2010, sedangkan penyerahan frigate pertama ke India tidak diungkapkan Mikhailov.
Direktur Yantar Igor Orlov mengatakan galangan kapal saat ini sedang melakukan pembicaraan dengan bank Rusia Vnesheconombank untuk pembiayaan senilai 60 juta dolar untuk menyelesaikan tiga frigate AL India saat diwawancarai oleh RIA Novosti.
Sebelumnya Rusia telah menyerahkan tiga frigate kelas Talwar kepada India, INS Talwar, INS Trishul dan INS Tabar.
Sedangkan tiga frigate baru diberinama INS Teg, INS Tarkash dan INS Trikand oleh Presiden India Pratibha Patil.
Seluruh frigate baru akan dipersenjatai dengan 8 rudal jelajah supersonik BrahMos, frigate sebelumnya dipersenjatai rudal anti kapal 3M-54E Klub-N.
Yantar akan menyerahkan frigate terkahir ke India pada 2011 - 2012.
Frigate dilengkapi juga dengan satu meriam 100 mm, satu sistem rudal permukaan ke udara Shtil, dua sistem pertahanan udara meriam/rudal Kashtan, dua peluncur torpedo kembar 533 mm dan helikopter anti kapal selam.
Direktur Rosoboronexport Anatoly Isaikin mengatakan Rusia dan India sedang melakukan pembicaraan untuk kontrak penambahan frigate Project 11356 saat diwawancari Nezavisimaya Gazeta, Rabu (4/2/2009).
RIA Novosti/@beritahankam
18 November 2009 -- Galangan kapal Rusia Yantar, Kaliningrad akan mengapungkan frigate pertama dari tiga frigate yang dipesan Angkatan Laut India 27 November, diungkapkan juru bicara perusahaan Sergei Mikhailov, Selasa (17/11) kepada RIA Novosti.
Yantar membangun tiga frigate kawal rudal Project 11356 kelas Krivak IV modifikasi kelas Krivak III (dikenal juga dengan kelas Talwar) untuk AL India senilai 1,6 milyar dolar yang ditandatangani Juli 2006.
Uji coba pelayaran akan dimulai 2010, sedangkan penyerahan frigate pertama ke India tidak diungkapkan Mikhailov.
Direktur Yantar Igor Orlov mengatakan galangan kapal saat ini sedang melakukan pembicaraan dengan bank Rusia Vnesheconombank untuk pembiayaan senilai 60 juta dolar untuk menyelesaikan tiga frigate AL India saat diwawancarai oleh RIA Novosti.
Sebelumnya Rusia telah menyerahkan tiga frigate kelas Talwar kepada India, INS Talwar, INS Trishul dan INS Tabar.
Sedangkan tiga frigate baru diberinama INS Teg, INS Tarkash dan INS Trikand oleh Presiden India Pratibha Patil.
Seluruh frigate baru akan dipersenjatai dengan 8 rudal jelajah supersonik BrahMos, frigate sebelumnya dipersenjatai rudal anti kapal 3M-54E Klub-N.
Yantar akan menyerahkan frigate terkahir ke India pada 2011 - 2012.
Frigate dilengkapi juga dengan satu meriam 100 mm, satu sistem rudal permukaan ke udara Shtil, dua sistem pertahanan udara meriam/rudal Kashtan, dua peluncur torpedo kembar 533 mm dan helikopter anti kapal selam.
Direktur Rosoboronexport Anatoly Isaikin mengatakan Rusia dan India sedang melakukan pembicaraan untuk kontrak penambahan frigate Project 11356 saat diwawancari Nezavisimaya Gazeta, Rabu (4/2/2009).
RIA Novosti/@beritahankam
Uji Tempur Kipan Yonif 712 Wiratama
17 November 2009, Minahasa -- Seorang anggota Kompi Senapan (Kipan) batalyon Infanteri 712 Wiratama menggunakan radio panggil pada Uji Siap Tempur ( UST) di Tanawangko, Minahasa, Sulawesi Utara, Selasa (17/11). Uji Siap Tempur yang melibatkan tiga pleton infanteri 712 bertujuan untuk menguji kemampuan dan profesionalime setiap prajurit TNI-AD didalam pelaksanaan tempur, terutama penguasaan taktik dan teknik bertempur ditingkat Peleton. (Foto: ANTARA/Basrul Haq/ss/nz/09)
Seorang anggota Kompi Senapan (Kipan) batalyon Infanteri 712 Wiratama menggunakan kompas untuk menentukan koordinat musuh. (Foto: ANTARA/Basrul Haq/ss/nz/09)
Sejumlah anggota Kompi Senapan (Kipan) Batalyon Infanteri 712 Wiratama mendengar arahan dari komandan peleton sebelum melakukan penyerangan. (Foto: ANTARA/Basrul Haq/ss/nz/09)
Seorang anggota Kompi Senapan (Kipan) batalyon Infanteri 712 Wiratama menggunakan kompas untuk menentukan koordinat musuh. (Foto: ANTARA/Basrul Haq/ss/nz/09)
Sejumlah anggota Kompi Senapan (Kipan) Batalyon Infanteri 712 Wiratama mendengar arahan dari komandan peleton sebelum melakukan penyerangan. (Foto: ANTARA/Basrul Haq/ss/nz/09)
Komandan Lanud Adisutjipto Tutup Latihan Prayudha
Komadan Pangkalan Udara Adisutjipto Marsekal Pertama TNI R. Agus Munandar melepas pita peserta latihan sebagai tanda selesainya Latihan Prayudha Siswa Semaba PK Wara A-33 Kabupaten Pacitan, Selasa (17/11).
18 November 2009, Pacitan -- Komadan Pangkalan Udara Adisutjipto Marsekal Pertama TNI R. Agus Munandar menutup Latihan Prayudha Semaba PK Wara Angkatan ke-33 di lapangan Detasemen TNI AU Pacitan Jawa Timur, Selasa (17/11). Latihan diikuti 52 siswa dan dimulai pada tanggal 11 Nopember 2009.
Menurut Komandan Semaba PK Wara Mayor Kes Yuni Rukmawati, Latihan Prayudha merupakan kegiatan wajib yang telah ditetapkan melalui kurikulum yang ada dan pada dasarnya merupakan aplikasi dari materi yang diterima para siswa di kelas serta merupakan tahapan baru sebelum siswa memasuki rangkaian kegiatan selanjutnya.
Mayor Kes Yuni Rukmawati menjelaskan latihan ini sebagai bentuk uji kemampuan dan ketrampilan siswa di medan latihan yang sebenarnya dengan menerapkan pelajaran teori dan praktek kemiliteran yang telah diberikan. Untuk itu siswa harus melaksanakan dengan baik dan dinyatakan lulus. “Sasarannya adalah untuk membentuk prajurit yang tanggap, tanggon dan trengginas,” terangnya.
Sementara itu Komadan Pangkalan Udara Adisutjipto Marsekal Pertama TNI R. Agus Munandar dalam sambutannya mengingatkan seluruh materi latihan yang didapat dan yang telah diaplikasikan di lapangan selama latihan agar dijadikan bekal dalam pengabdian di TNI AU kelak.
PENTAK LANUD ADISUTJIPTO
18 November 2009, Pacitan -- Komadan Pangkalan Udara Adisutjipto Marsekal Pertama TNI R. Agus Munandar menutup Latihan Prayudha Semaba PK Wara Angkatan ke-33 di lapangan Detasemen TNI AU Pacitan Jawa Timur, Selasa (17/11). Latihan diikuti 52 siswa dan dimulai pada tanggal 11 Nopember 2009.
Menurut Komandan Semaba PK Wara Mayor Kes Yuni Rukmawati, Latihan Prayudha merupakan kegiatan wajib yang telah ditetapkan melalui kurikulum yang ada dan pada dasarnya merupakan aplikasi dari materi yang diterima para siswa di kelas serta merupakan tahapan baru sebelum siswa memasuki rangkaian kegiatan selanjutnya.
Mayor Kes Yuni Rukmawati menjelaskan latihan ini sebagai bentuk uji kemampuan dan ketrampilan siswa di medan latihan yang sebenarnya dengan menerapkan pelajaran teori dan praktek kemiliteran yang telah diberikan. Untuk itu siswa harus melaksanakan dengan baik dan dinyatakan lulus. “Sasarannya adalah untuk membentuk prajurit yang tanggap, tanggon dan trengginas,” terangnya.
Sementara itu Komadan Pangkalan Udara Adisutjipto Marsekal Pertama TNI R. Agus Munandar dalam sambutannya mengingatkan seluruh materi latihan yang didapat dan yang telah diaplikasikan di lapangan selama latihan agar dijadikan bekal dalam pengabdian di TNI AU kelak.
PENTAK LANUD ADISUTJIPTO
Lanud Iswahjudi Canangkan Satu Tahun Tanpa Accident
Komandan Lanud Iswahjudi, Marsma TNI Bambang Samoedro, S.Sos., saat memberikan penekanan kepada anggota Lanud Iswahjudi pada apel khusus, di lapangan Dirgantara Lanud Iswahjud, Selasa (17/11). (Foto: Pentak Lanud Iswahjudi)
18 November 2009, Madiun -- Pangkalan TNI Angkatan Udara (Lanud) Iswahjudi, Madiun, Jawa Timur bertekad akan mewujudkan satu tahun tanpa accident. Hal tersebut disampaikan Komandan Lanud Iswahjudi, Marsma TNI Bambang Samoedro pada apel khusus di lapangan Dirgantara Lanud Iswahjudi, Selasa (17/11).
Bambang Samoedro mengatakan, upaya peningkatan kesiapan operasional satuan-satuan udara dan pemantapan lembaga pendidikan menjadi prioritas utama. "Mengingat satuan-satuan dan lembaga tersebut merupakan front liner, ujung tombak TNI AU. Dari sanalah, tuntutan kesiapan operasi dan kualitas Sumber Daya Manusia terjawab," katanya melalui siaran pers yang diterima Jurnal Nasional, kemarin.
Menurutnya, sorotan pemerintah terhadap banyaknya accident yang terjadi belakangan ini, menjadikan tantangan yang harus dijawab dengan kerja keras, disiplin tinggi dan komitmen yang kuat.
Bambang mengakui, hingga saat ini TNI AU memiliki keterbatasan anggaran. Sehingga sangat berpengaruh terhadap penyiapan pesawat dan jam terbangnya. Oleh sebab itu, katanya, perlu adanya langkah-langkah konkret, dengan mengetatkan penggunaan jam terbang dengan prioritas kepentingan operasi dan maintaining skill para awak pesawat, secara efektif dan selektif.
JURNAL NASIONAL
18 November 2009, Madiun -- Pangkalan TNI Angkatan Udara (Lanud) Iswahjudi, Madiun, Jawa Timur bertekad akan mewujudkan satu tahun tanpa accident. Hal tersebut disampaikan Komandan Lanud Iswahjudi, Marsma TNI Bambang Samoedro pada apel khusus di lapangan Dirgantara Lanud Iswahjudi, Selasa (17/11).
Bambang Samoedro mengatakan, upaya peningkatan kesiapan operasional satuan-satuan udara dan pemantapan lembaga pendidikan menjadi prioritas utama. "Mengingat satuan-satuan dan lembaga tersebut merupakan front liner, ujung tombak TNI AU. Dari sanalah, tuntutan kesiapan operasi dan kualitas Sumber Daya Manusia terjawab," katanya melalui siaran pers yang diterima Jurnal Nasional, kemarin.
Menurutnya, sorotan pemerintah terhadap banyaknya accident yang terjadi belakangan ini, menjadikan tantangan yang harus dijawab dengan kerja keras, disiplin tinggi dan komitmen yang kuat.
Bambang mengakui, hingga saat ini TNI AU memiliki keterbatasan anggaran. Sehingga sangat berpengaruh terhadap penyiapan pesawat dan jam terbangnya. Oleh sebab itu, katanya, perlu adanya langkah-langkah konkret, dengan mengetatkan penggunaan jam terbang dengan prioritas kepentingan operasi dan maintaining skill para awak pesawat, secara efektif dan selektif.
JURNAL NASIONAL
Dephan Evaluasi Kemampuan Pertahanan
18 November 2009, Jakarta -- Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro mengatakan, Departemen Pertahanan akan terus berusaha mengoptimalkan peningkatan kemampuan pertahanan dan keamanan negara. Untuk itu, Dephan dalam program aksi 100 hari kerjanya akan menganalisis kemampuan sarana pertahanan, kemampuan industri pertahanan dalam mendukung kebutuhan TNI sebagai pengguna dalam mencapai minimum essential force, serta kebutuhan anggaran dan skema pembiayaan. Demikian Dirjen Sarana Pertahanan Dephan, Marsekal Madya TNI Eris Herryanto menyampaikan harapan Menhan tersebut di Jakarta, Selasa (17/11).
Eris Herryanto mengatakan, untuk mengetahui kemampuan sarana pertahanan dan kemampuan industri pertahanan, Dephan menyelenggarakan seminar tentang Analisis Kebutuhan Saranan Pertahanan Untuk TNI dan Polri di Kantor Dephan, hari ini Rabu (18/11).
"Hasil seminar pertahanan ini akan menjadi masukan bagi pemerintah dalam proses penyusunan cetak biru kebutuhan alat utama sistem persenjataan (Alutsista), kebutuhan sarana dan prasarana pertahanan, serta kemampuan sumber daya manusia di bidang pertahanan," ujar Eris Herryanto yang juga bertindak sebagai Ketua Panitia Seminar ini.
Menurut rencana seminar ini selain dihadiri kalangan internal Dephan dan TNI, juga dihadiri dari Departemen Keuangan, Bappenas, Kemeneg BUMN, BUMN industri strategis, dan kalangan akademisi.
JURNAL NASIONAL/DMC
KSAD: 10 Batalyon Disiagakan di Daerah Rawan
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Letjen TNI George Toisutta (kanan), bersama Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Haryadi Soetanto (kiri), berjalan di dekat para prajurit dari Batalyon 400/Raider dan Batalion Arhanudse-15, saat melakukan kunjungan di Markas Batalyon 400/Raider, di Semarang, Selasa (17/11). Dalam kunjungannya, KSAD menyatakan sebanyak sepuluh batalyon TNI Angkatan Darat telah disiagakan untuk dikirim ke daerah rawan dan wilayah perbatasan RI. (Foto: ANTARA/R. Rekotomo/ED/nz/09)
17 November 2009, Semarang -- Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Letnan Jenderal TNI George Toisutta menyatakan sebanyak sepuluh batalyon TNI Angkatan Darat telah disiagakan untuk dikirim ke daerah rawan dan perbatasan.
"Kita sudah menyiagakan sepuluh batalyon untuk sewaktu-waktu dikirim ke daerah rawan dan perbatasan," katanya usai memberi pengarahan di hadapan ratusan prajurit Batalion Arhanudse-15 Dam IV/Diponegoro dan Batalion Infanteri 400/Raider di Semarang, Selasa.
KSAD menjelaskan, untuk mengantisipasi ancaman di suatu daerah rawan sudah ada kesatuan dan program penyiapan untuk hal itu.
Mengenai penanggulangan terorisme di Indonesia, KSAD menerangkan, pihak TNI siap membantu secara penuh pihak Polri karena mempunyai kemampuan untuk itu.
"Kalau kita diminta untuk membantu penuh Polri maka akan kita berikan karena kita mempunyai tugas pokok untuk mengatasi teroris sesuai dalam Undang-undang No.34/2000," ujarnya.
Saat memberi pengarahan di depan ratusan prajurit, KSAD meminta semua prajurit harus tetap patuh terhadap semua perintah pimpinan dalam kondisi apapun karena hal tersebut menjadi hal paling mendasar dalam ketentaraan.
"Kepatuhan seorang prajurit dapat ditunjukkan dengan disiplin dan loyal di kesatuan masing-masing karena jika kita sudah disiplin dan loyal maka tingkat keterampilan dan hubungan dengan orang lain dapat dipastikan akan baik," katanya.
Namun demikian, kita juga harus tetap meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Pasukan Penanggulangan Teror (Gultor) Batalyon 400/Raider melakukan penyergapan sebuah bus yang dibajak para teroris, saat berlangsung simulasi penanganan aksi terorisme dan pembebasan sandera, di Markas Batalyon 400/Raider, di Semarang, Selasa (17/11). Simulasi disaksikan langsung oleh Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Letjen TNI George Toisutta dan Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Haryadi Soetanto . (Foto: ANTARA/R. Rekotomo/ED/nz/09)
Dua prajurit Batalyon 400/Raider meluncur sambil menembak sasaran, saat melakukan simulasi penyergapan musuh. (Foto: ANTARA/R. Rekotomo/ED/nz/09)
Saat menjawab pertanyaan salah seorang prajurit mengenai sarana dan prasarana latihan prajurit TNI yang dirasa masih sangat kurang, KSAD menerangkan hal tersebut karena keterbatasan anggaran dari pemerintah pusat.
"Sarana dan prasarana latihan akan dimasukkan dalam program untuk tahun 2010 termasuk mengenai penambahan Tim Penanggulangan Teror (Gultor) yang jumlahnya masih sedikit," katanya.
Sebelum memberi pengarahan, KSAD berkesempatan menyaksikan rangkaian demonstrasi yang dipertunjukkan oleh Tim Gultor.
Dalam aksi demonstrasi tersebut digambarkan beberapa keterampilan dari prajurit Raider serta pembebasan sandera oleh Tim Gultor di dalam sebuah bus yang dibajak oleh sekelompok teroris.
ANTARA JATENG
17 November 2009, Semarang -- Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Letnan Jenderal TNI George Toisutta menyatakan sebanyak sepuluh batalyon TNI Angkatan Darat telah disiagakan untuk dikirim ke daerah rawan dan perbatasan.
"Kita sudah menyiagakan sepuluh batalyon untuk sewaktu-waktu dikirim ke daerah rawan dan perbatasan," katanya usai memberi pengarahan di hadapan ratusan prajurit Batalion Arhanudse-15 Dam IV/Diponegoro dan Batalion Infanteri 400/Raider di Semarang, Selasa.
KSAD menjelaskan, untuk mengantisipasi ancaman di suatu daerah rawan sudah ada kesatuan dan program penyiapan untuk hal itu.
Mengenai penanggulangan terorisme di Indonesia, KSAD menerangkan, pihak TNI siap membantu secara penuh pihak Polri karena mempunyai kemampuan untuk itu.
"Kalau kita diminta untuk membantu penuh Polri maka akan kita berikan karena kita mempunyai tugas pokok untuk mengatasi teroris sesuai dalam Undang-undang No.34/2000," ujarnya.
Saat memberi pengarahan di depan ratusan prajurit, KSAD meminta semua prajurit harus tetap patuh terhadap semua perintah pimpinan dalam kondisi apapun karena hal tersebut menjadi hal paling mendasar dalam ketentaraan.
"Kepatuhan seorang prajurit dapat ditunjukkan dengan disiplin dan loyal di kesatuan masing-masing karena jika kita sudah disiplin dan loyal maka tingkat keterampilan dan hubungan dengan orang lain dapat dipastikan akan baik," katanya.
Namun demikian, kita juga harus tetap meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Pasukan Penanggulangan Teror (Gultor) Batalyon 400/Raider melakukan penyergapan sebuah bus yang dibajak para teroris, saat berlangsung simulasi penanganan aksi terorisme dan pembebasan sandera, di Markas Batalyon 400/Raider, di Semarang, Selasa (17/11). Simulasi disaksikan langsung oleh Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Letjen TNI George Toisutta dan Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Haryadi Soetanto . (Foto: ANTARA/R. Rekotomo/ED/nz/09)
Dua prajurit Batalyon 400/Raider meluncur sambil menembak sasaran, saat melakukan simulasi penyergapan musuh. (Foto: ANTARA/R. Rekotomo/ED/nz/09)
Saat menjawab pertanyaan salah seorang prajurit mengenai sarana dan prasarana latihan prajurit TNI yang dirasa masih sangat kurang, KSAD menerangkan hal tersebut karena keterbatasan anggaran dari pemerintah pusat.
"Sarana dan prasarana latihan akan dimasukkan dalam program untuk tahun 2010 termasuk mengenai penambahan Tim Penanggulangan Teror (Gultor) yang jumlahnya masih sedikit," katanya.
Sebelum memberi pengarahan, KSAD berkesempatan menyaksikan rangkaian demonstrasi yang dipertunjukkan oleh Tim Gultor.
Dalam aksi demonstrasi tersebut digambarkan beberapa keterampilan dari prajurit Raider serta pembebasan sandera oleh Tim Gultor di dalam sebuah bus yang dibajak oleh sekelompok teroris.
ANTARA JATENG
Tuesday, November 17, 2009
Penerbad Minta 6 Helikopter MI-17
Sebuah heli MI-17 buatan Rusia keluar dari pesawat kargo Antonov di Bandara Internasional Juanda Surabaya, Kamis (3/6/08). Tiga dari enam heli pesanan TNI AD yang merupakan alutsista (alat utama sistem senjata) tersebut, merupakan alat pengamanan NKRI. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/mes/08)
16 November 2009, Semarang -- Kepala Staf Angkatan Darat Letjen George Toisutta menyatakan bahwa di tahun 2010 ini Penerbad mengajukan 6 helikopter MI-17.
"Itu kalau dananya cukup. Tapi masalah pengadaan peralatan semuanya silakan dikonfirmasi ke Mabes TNI," papar Letjen George Toisutta usai memimpin upacara HUT ke 50 Penerbad di Appron Lanumad A. Yani Semarang, Senin (16/11/2009).
George mengatakan tantangan yang dihadapi Puspenerbad saat ini dan ke depan antara lain keterbatasan alat utama pesawat terbang.
"Hal itu berdampak terhadap pemenuhan jam terbang, baik dalam pembinaan kekuatan maupun penggunaan kekuatan," katanya.
Keterbatasan itu menurut George berdampak pada tidak tercapainya pelaksanaan tugas secara optimal, serta tujuan dan sasaran dalam menyelenggarakan fungsi penerbangan belum dapat berjalan dengan baik.
"Alat utama penerbangan adalah pesawat terbang produksi luar negeri. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan komponen penerbangan baik suku cadang maupun pemeliharaan masih bergantung pihak luar negeri," ucap George.
KASAD juga mengakui keterbatasan anggaran negara untuk pembangunan dan pengadaan Alutsista penerbangan.
Sehubungan dengan itu KASAD mengatakan akan segera menjalankan reformasi internal sehingga tidak akan sering terjadi kecelakaan pesawat terbang.
oksezone
16 November 2009, Semarang -- Kepala Staf Angkatan Darat Letjen George Toisutta menyatakan bahwa di tahun 2010 ini Penerbad mengajukan 6 helikopter MI-17.
"Itu kalau dananya cukup. Tapi masalah pengadaan peralatan semuanya silakan dikonfirmasi ke Mabes TNI," papar Letjen George Toisutta usai memimpin upacara HUT ke 50 Penerbad di Appron Lanumad A. Yani Semarang, Senin (16/11/2009).
George mengatakan tantangan yang dihadapi Puspenerbad saat ini dan ke depan antara lain keterbatasan alat utama pesawat terbang.
"Hal itu berdampak terhadap pemenuhan jam terbang, baik dalam pembinaan kekuatan maupun penggunaan kekuatan," katanya.
Keterbatasan itu menurut George berdampak pada tidak tercapainya pelaksanaan tugas secara optimal, serta tujuan dan sasaran dalam menyelenggarakan fungsi penerbangan belum dapat berjalan dengan baik.
"Alat utama penerbangan adalah pesawat terbang produksi luar negeri. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan komponen penerbangan baik suku cadang maupun pemeliharaan masih bergantung pihak luar negeri," ucap George.
KASAD juga mengakui keterbatasan anggaran negara untuk pembangunan dan pengadaan Alutsista penerbangan.
Sehubungan dengan itu KASAD mengatakan akan segera menjalankan reformasi internal sehingga tidak akan sering terjadi kecelakaan pesawat terbang.
oksezone
HUT Ke-50 Penerbad
16 November 2009, Semarang -- Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD), Letjen TNI George Toisutta (kanan), berbincang dengan Komandan Pusat Penerbangan Angkatan Darat (Danpuspenerbad), Brigjen TNI Nabris Haska (kiri), pada upacara HUT ke-50 Korps Penerbad, di Pangkalan Udara Utama TNI AD (Lanumad) Ahmad Yani, di Semarang, Senin (16/11). HUT ke-50 Penerbad mengambil tema "Kita Tingkatkan Kesiapan Operasional, Profesional, Kesejahteraan dan Tertib Administrasi dalam Rangka Mendukung Tugas Pokok TNI AD". (Foto: ANTARA/R. Rekotomo/Koz/hp/09)
17 November 2009, Semarang -- Kepala Staf TNI Angkatan Darat Letnan Jenderal TNI George Toisutta menyatakan reformasi di tubuh TNI harus tetap dilaksanakan dan terus dilanjutkan.
"Reformasi TNI dalam segala bentuk harus tetap dilanjutkan jangan sampai terhenti karena hal tersebut merupakan suatu sistem," kata KSAD usai memimpin upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-50 Penerbangan TNI Angkatan Darat (Penerbad) di Lanumad Ahmad Yani Semarang, Senin.
Ia mengatakan, selain reformasi yang penting dilakukan oleh pihak TNI saat ini adalah meningkatkan profesionalisme, operasional, dan kesejahteraan dengan melaksanakan tertib administrasi dalam mendukung tugas pokok TNI AD.
Menurut KSAD, ada tiga tantangan yang harus dihadapi Puspenerbad saat ini dan ke depan, yaitu yang pertama adalah keterbatasan anggaran negara untuk pembangunan dan pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) penerbangan.
Sejumlah prajurit Korps Penerbangan TNI AD (Penerbad) berbaris di depan helikopter. (Foto: ANTARA/R. Rekotomo/tom/09)
KSAD Letjen TNI George Toisutta, melakukan pemeriksaan pasukan. (Foto: ANTARA/R. Rekotomo/Koz/hp/09)
KSAD Letjen TNI George Toisutta, menyematkan tanda penghargaan Satya Lencana Kesetiaan kepada tiga prajurit Korps Penerbangan TNI AD (Penerbad.)(Foto: ANTARA/R. Rekotomo/Koz/hp/09)
"Hal ini berpengaruh dalam memenuhi kebutuhan komponen utama penerbangan karena sebagian besar alat penerbangan mempunyai teknologi tinggi dan merupakan produksi luar negeri," ujarnya.
Yang kedua, kata dia, keterbatasan alat utama pesawat terbang berdampak terhadap pemenuhan jam terbang, baik dalam pembinaan kekuatan maupun penggunaan kekuatan sehingga pelaksanaan tugas dan penyeenggaraan fungsi penerbangan belum dapat berjalan secara optimal.
"Kemudian tantangan yang ketiga adalah rekrutmen personel yang berkualifikasi penerbang butuh waktu lama dan anggaran yang tidak sedikit, sementara kemampuan penyediaan prajurit TNI Angkatan darat secara menyeluruh masih terbatas," katanya.
Pemeliharaan Alutsista
Menanggapi ketiga tantangan tersebut, KSAD meminta kepada Komandan Puspenerbad agar terus berimprovisasi dan berinovasi untuk mencari solusi terbaik serta meningkatkan profesionalisme dalam rangka kesiapan kesatuan.
Selain itu, kata dia, pemeliharaan alutsista yang ada agar terus menerus dilakukan sesuai ketentuan dan standar operasional penerbangan yang berlaku.
KSAD juga meminta kepada Komandan Puspenerbad agar menyiapkan personel, sarana dan prasarana pendukung sesuai prioritas serta melaksanakan koordinasi terpadu dengan beberapa instansi terkait rencana kedatangan alutsista baru di satuan Penerbad TNI AD seperti beberapa helikopter serbu dari Rusia.
SUARA KARYA
17 November 2009, Semarang -- Kepala Staf TNI Angkatan Darat Letnan Jenderal TNI George Toisutta menyatakan reformasi di tubuh TNI harus tetap dilaksanakan dan terus dilanjutkan.
"Reformasi TNI dalam segala bentuk harus tetap dilanjutkan jangan sampai terhenti karena hal tersebut merupakan suatu sistem," kata KSAD usai memimpin upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-50 Penerbangan TNI Angkatan Darat (Penerbad) di Lanumad Ahmad Yani Semarang, Senin.
Ia mengatakan, selain reformasi yang penting dilakukan oleh pihak TNI saat ini adalah meningkatkan profesionalisme, operasional, dan kesejahteraan dengan melaksanakan tertib administrasi dalam mendukung tugas pokok TNI AD.
Menurut KSAD, ada tiga tantangan yang harus dihadapi Puspenerbad saat ini dan ke depan, yaitu yang pertama adalah keterbatasan anggaran negara untuk pembangunan dan pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) penerbangan.
Sejumlah prajurit Korps Penerbangan TNI AD (Penerbad) berbaris di depan helikopter. (Foto: ANTARA/R. Rekotomo/tom/09)
KSAD Letjen TNI George Toisutta, melakukan pemeriksaan pasukan. (Foto: ANTARA/R. Rekotomo/Koz/hp/09)
KSAD Letjen TNI George Toisutta, menyematkan tanda penghargaan Satya Lencana Kesetiaan kepada tiga prajurit Korps Penerbangan TNI AD (Penerbad.)(Foto: ANTARA/R. Rekotomo/Koz/hp/09)
"Hal ini berpengaruh dalam memenuhi kebutuhan komponen utama penerbangan karena sebagian besar alat penerbangan mempunyai teknologi tinggi dan merupakan produksi luar negeri," ujarnya.
Yang kedua, kata dia, keterbatasan alat utama pesawat terbang berdampak terhadap pemenuhan jam terbang, baik dalam pembinaan kekuatan maupun penggunaan kekuatan sehingga pelaksanaan tugas dan penyeenggaraan fungsi penerbangan belum dapat berjalan secara optimal.
"Kemudian tantangan yang ketiga adalah rekrutmen personel yang berkualifikasi penerbang butuh waktu lama dan anggaran yang tidak sedikit, sementara kemampuan penyediaan prajurit TNI Angkatan darat secara menyeluruh masih terbatas," katanya.
Pemeliharaan Alutsista
Menanggapi ketiga tantangan tersebut, KSAD meminta kepada Komandan Puspenerbad agar terus berimprovisasi dan berinovasi untuk mencari solusi terbaik serta meningkatkan profesionalisme dalam rangka kesiapan kesatuan.
Selain itu, kata dia, pemeliharaan alutsista yang ada agar terus menerus dilakukan sesuai ketentuan dan standar operasional penerbangan yang berlaku.
KSAD juga meminta kepada Komandan Puspenerbad agar menyiapkan personel, sarana dan prasarana pendukung sesuai prioritas serta melaksanakan koordinasi terpadu dengan beberapa instansi terkait rencana kedatangan alutsista baru di satuan Penerbad TNI AD seperti beberapa helikopter serbu dari Rusia.
SUARA KARYA
Anggaran Pertahanan Indonesia Idealnya 14 Persen dari GDP
Direktur Eksekutif Institute of Defense and Security Studies Connie Rahakundini Bakrie. (Foto: eastwestcenter.org)
16 November 2009, Jakarta -- Anggaran pertahanan Indonesia semestinya mencapai 14% pendapatan domestik kotor (GDP). Jika tidak sanggup, Indonesia sebaiknya meniru strategi Israel dalam menjaga pertahanan negara.
Hal itu disampaikan oleh Direktur Eksekutif Institute of Defense and Security Studies Connie Rahakundini di Jakarta, Senin (16/11). "Kalau hitungan saya, dibandingkan dengan apa yang harus dibeli setiap tahun, yakni AD 1.300 item, AL 88 item, dan AU 76 item. Itu mencapai 14 persen GDP. Itu dengan perhitungan kondisi normal, statis pertumbuhan 5 persen. Nominalnya saya lupa," jelas Connie.
Ia berpendapat jika perhitungan anggaran pertahanan diukur dari patokan ekonomi, ia yakin bahwa Indonesia tidak bisa mengejar ketertinggalan. Bahkan, anggaran pertahanan yang sudah dinaikkan Rp7 triliun juga tak mampu untuk menutup kekurangan dari TNI.
Maka itu, ia menilai Indonesia sudah semestinya mencari teman yang pasti untuk membantu menjaga pertahanan seperti yang dilakukan oleh Israel. "Kalau sebagai negara tidak mampu dan tidak punya teman yang pasti, itu akan menjadi masalah besar. Israel memiliki kepentingan yang sama saat diserang dengan negara tetangganya. Dia sadar ketika tidak memiliki anggaran pertahanan, kemudian dia memutuskan berteman dengan siapa," jelasnya.
Strategi ini, ujar dia, bisa dilaksanakan dengan tidak hanya menjalin pertemanan dengan satu pihak saja. Apalagi, wilayah Indonesia sangat luas. Ia menyarankan agar ada pembagian wilayah tergantung pada siapa yang paling berkepentingan diwilayah tersebut.
"Kita bisa membagi tiga, barat, tengah, timur. Di barat, India dan China berkepentingan sehingga kita bisa berteman dengan mereka. Di bagian tengah adalah China yang telah menanamkan investasi terbesarnya di Makassar. Kemudian, di timur ada kepentingan Amerika dan Australia," jelasnya.
Maka itu, ia menyatakan tak ada pilihan selain untuk memenuhi kebutuhan minimal pertahanan, meski ia mengaku tak percaya perhitungan sepenuhnya. Ia juga menyatakan bahwa semestinya anggaran pertahanan dan ekonomi semestinya berjalan seiring. Ia khawatir jika pemerintah terjebak dalam kesalahan perhitungan pendekatan anggaran.
"Anggaran untuk pendidikan, kesehatan, itu hanya US$40 miliar untuk seluruh dunia. Sementara, itu anggaran pertahanan US$800 miliar di negara demokrasi," tandasnya.
MEDIA INDONESIA
16 November 2009, Jakarta -- Anggaran pertahanan Indonesia semestinya mencapai 14% pendapatan domestik kotor (GDP). Jika tidak sanggup, Indonesia sebaiknya meniru strategi Israel dalam menjaga pertahanan negara.
Hal itu disampaikan oleh Direktur Eksekutif Institute of Defense and Security Studies Connie Rahakundini di Jakarta, Senin (16/11). "Kalau hitungan saya, dibandingkan dengan apa yang harus dibeli setiap tahun, yakni AD 1.300 item, AL 88 item, dan AU 76 item. Itu mencapai 14 persen GDP. Itu dengan perhitungan kondisi normal, statis pertumbuhan 5 persen. Nominalnya saya lupa," jelas Connie.
Ia berpendapat jika perhitungan anggaran pertahanan diukur dari patokan ekonomi, ia yakin bahwa Indonesia tidak bisa mengejar ketertinggalan. Bahkan, anggaran pertahanan yang sudah dinaikkan Rp7 triliun juga tak mampu untuk menutup kekurangan dari TNI.
Maka itu, ia menilai Indonesia sudah semestinya mencari teman yang pasti untuk membantu menjaga pertahanan seperti yang dilakukan oleh Israel. "Kalau sebagai negara tidak mampu dan tidak punya teman yang pasti, itu akan menjadi masalah besar. Israel memiliki kepentingan yang sama saat diserang dengan negara tetangganya. Dia sadar ketika tidak memiliki anggaran pertahanan, kemudian dia memutuskan berteman dengan siapa," jelasnya.
Strategi ini, ujar dia, bisa dilaksanakan dengan tidak hanya menjalin pertemanan dengan satu pihak saja. Apalagi, wilayah Indonesia sangat luas. Ia menyarankan agar ada pembagian wilayah tergantung pada siapa yang paling berkepentingan diwilayah tersebut.
"Kita bisa membagi tiga, barat, tengah, timur. Di barat, India dan China berkepentingan sehingga kita bisa berteman dengan mereka. Di bagian tengah adalah China yang telah menanamkan investasi terbesarnya di Makassar. Kemudian, di timur ada kepentingan Amerika dan Australia," jelasnya.
Maka itu, ia menyatakan tak ada pilihan selain untuk memenuhi kebutuhan minimal pertahanan, meski ia mengaku tak percaya perhitungan sepenuhnya. Ia juga menyatakan bahwa semestinya anggaran pertahanan dan ekonomi semestinya berjalan seiring. Ia khawatir jika pemerintah terjebak dalam kesalahan perhitungan pendekatan anggaran.
"Anggaran untuk pendidikan, kesehatan, itu hanya US$40 miliar untuk seluruh dunia. Sementara, itu anggaran pertahanan US$800 miliar di negara demokrasi," tandasnya.
MEDIA INDONESIA
Panglima TNI Sematkan Bintang ke Kasal Filipina
Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso menyematkan Bintang Jalasena Utama dari Presiden Republik Indonesia kepada Kasal Filipina Ferdinand S. Golez. (Foto: Kadispenum Puspen TNI)
16 November 2009, Jakarta -- Panglima TNI, Jenderal TNI Djoko Santoso, menyematkan Bintang Jalasena Utama dari Presiden Republik Indonesia kepada Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Philippina /Flag Officer in Command Philippine Navy Vice Admiral Ferdinand S. Golez, AFP, di ruang hening Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (16/11).
Penganugerahan Bintang Jalasena Utama berdasarkan Keppres RI nomor 046/TK/ tahun 2009. Pemberian Bintang Jalasena Utama kepada Kasal Filipina sebagai penghargaan atas jasa-jasanya dalam rangka lebih meningkatkan dan mempererat hubungan kerjasama yang baik antara pemerintah Republik Indonesia dengan Pemerintah Philippina pada umumnya serta antara TNI Angkatan Laut dengan Angkatan Laut Republik Philippina pada khususnya.
Pemberian Bintang Jalasena Utama kepada Kasal Filipina ini sebagai penghargaan atas jasa-jasanya dalam rangka meningkatkan dan mempererat hubungan kedua negara. (Foto: Kadispenum Puspen TNI)
Penyematan Bintang Jalasena Utama ini dihadiri oleh Kasal, Kasau, Kasum TNI, Wakasad, serta beberapa perwira tinggi di lingkungan Mabes TNI. (Foto: Kadispenum Puspen TNI)
Hadir dalam upacara penyematan penghargaan Bintang Jalasena Utama adalah Kepala Staf TNI Angkatan Laut, Laksdya TNI Agus Suhartono, Kepala Staf TNI Angkatan Udara, Marsdya TNI Imam Sufaat, Kasum TNI, Laksdya TNI Y. Didik Heru Purnomo dan Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Darat, Letjen TNI Y. Suryo Prabowo serta beberapa perwira tinggi di lingkungan Mabes TNI.
Puspen/POS KOTA
16 November 2009, Jakarta -- Panglima TNI, Jenderal TNI Djoko Santoso, menyematkan Bintang Jalasena Utama dari Presiden Republik Indonesia kepada Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Philippina /Flag Officer in Command Philippine Navy Vice Admiral Ferdinand S. Golez, AFP, di ruang hening Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (16/11).
Penganugerahan Bintang Jalasena Utama berdasarkan Keppres RI nomor 046/TK/ tahun 2009. Pemberian Bintang Jalasena Utama kepada Kasal Filipina sebagai penghargaan atas jasa-jasanya dalam rangka lebih meningkatkan dan mempererat hubungan kerjasama yang baik antara pemerintah Republik Indonesia dengan Pemerintah Philippina pada umumnya serta antara TNI Angkatan Laut dengan Angkatan Laut Republik Philippina pada khususnya.
Pemberian Bintang Jalasena Utama kepada Kasal Filipina ini sebagai penghargaan atas jasa-jasanya dalam rangka meningkatkan dan mempererat hubungan kedua negara. (Foto: Kadispenum Puspen TNI)
Penyematan Bintang Jalasena Utama ini dihadiri oleh Kasal, Kasau, Kasum TNI, Wakasad, serta beberapa perwira tinggi di lingkungan Mabes TNI. (Foto: Kadispenum Puspen TNI)
Hadir dalam upacara penyematan penghargaan Bintang Jalasena Utama adalah Kepala Staf TNI Angkatan Laut, Laksdya TNI Agus Suhartono, Kepala Staf TNI Angkatan Udara, Marsdya TNI Imam Sufaat, Kasum TNI, Laksdya TNI Y. Didik Heru Purnomo dan Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Darat, Letjen TNI Y. Suryo Prabowo serta beberapa perwira tinggi di lingkungan Mabes TNI.
Puspen/POS KOTA
TNI AU Menuju The first class air force
Komandan Pangkalan Udara Adisutjipto Marsekal Pertama TNI R. Agus Munandar membacakan sambutan tertulis Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Madya TNI Imam Sufaat, S.IP dalam upacara peringatan HUT ke-64 Kodikau di Lapangan Jupiter Lanud Adisutjipto.
17 November 2009, Yogyakarta -- Peringatan Hari Ulang Tahun ke-64 Komando Pendidikan TNI AU (Kodikau) dilaksanakan dengan upacara militer di Lapangan Jupiter Lanud Adisutjipto, Selasa (17/11). Bertindak selaku Inspektur Upacara Komandan Pangkalan Udara Adisutjipto Marsekal Pertama TNI R. Agus Munandar.
Kepala Staf Angkatan Udara, Marsekal Madya TNI Imam Sufaat, S.IP dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Komandan Lanud Adi mengingatkan Kodikau sebagai lembaga pendidikan formal di lingkungan TNI AU harus dapat menjadi ujung tombak untuk meningkatkan kesiapan dan kualitas Sumber Daya Manusia dalam upaya mengejar ketertinggalan teknologi. “Cepat atau lambat TNI Angkatan Udara harus dapat menjadi the first class air force,” harap Kepala Staf Angkatan Udara.
Menyingung masalah pelaksanaan pendidikan di jajaran Kodikau, Kepala Staf Angkatan Udara mengatakan tantangan tugas di bidang pendidikan akan semakin komplek, sementara itu permasalahan-permasalahan umum yang berkaitan dengan keterbatasan anggaran, rendahnya kesiapan alutsista dan ketergantungan teknologi masih mewarnai dinamika pelaksanaan tugas di masa mendatang. Oleh sebab itu, harap Kepala Staf Angkatan Udara, pemikiran-pemikiran kreatif-realistis dengan mengutamakan asas prioritas harus senantiasa dikembangkan guna mewujudkan efektifitas kegiatan dan efisiensi anggaran.
PENTAK LANUD ADI SUTJIPTO
17 November 2009, Yogyakarta -- Peringatan Hari Ulang Tahun ke-64 Komando Pendidikan TNI AU (Kodikau) dilaksanakan dengan upacara militer di Lapangan Jupiter Lanud Adisutjipto, Selasa (17/11). Bertindak selaku Inspektur Upacara Komandan Pangkalan Udara Adisutjipto Marsekal Pertama TNI R. Agus Munandar.
Kepala Staf Angkatan Udara, Marsekal Madya TNI Imam Sufaat, S.IP dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Komandan Lanud Adi mengingatkan Kodikau sebagai lembaga pendidikan formal di lingkungan TNI AU harus dapat menjadi ujung tombak untuk meningkatkan kesiapan dan kualitas Sumber Daya Manusia dalam upaya mengejar ketertinggalan teknologi. “Cepat atau lambat TNI Angkatan Udara harus dapat menjadi the first class air force,” harap Kepala Staf Angkatan Udara.
Menyingung masalah pelaksanaan pendidikan di jajaran Kodikau, Kepala Staf Angkatan Udara mengatakan tantangan tugas di bidang pendidikan akan semakin komplek, sementara itu permasalahan-permasalahan umum yang berkaitan dengan keterbatasan anggaran, rendahnya kesiapan alutsista dan ketergantungan teknologi masih mewarnai dinamika pelaksanaan tugas di masa mendatang. Oleh sebab itu, harap Kepala Staf Angkatan Udara, pemikiran-pemikiran kreatif-realistis dengan mengutamakan asas prioritas harus senantiasa dikembangkan guna mewujudkan efektifitas kegiatan dan efisiensi anggaran.
PENTAK LANUD ADI SUTJIPTO
Angkatan Laut Indonesia dan Filipina Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Perbatasan
KRI Warakas.
17 November 2009, Jakarta -- Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Madya TNI Agus Suhartono dan Kepala Staf Angkatan Laut Filipina Admiral Ferdinand S Golez sepakat meningkatkan kerja sama patroli di perbatasan laut kedua negara. Demikian menurut Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama TNI Iskandar Sitompul, di Mabes TNI Angkatan Laut, Cilangkap, Jakarta Timur (16/11).
Menurut Iskandar Sitompul, pertemuan KSAL kedua negara tersebut membicarakan tentang upaya peningkatan kerja sama patroli terkoordinasi di Pulau Marore, Pulau Marampit, dan Pulau Miangas. Di ketiga pulau tersebut sudah ada suar dan Pangkalan TNI AL serta ada penduduknya.
"Selain itu, TNI AL dan AL Filipina juga akan meningkatkan kerja sama di bidang latihan bersama dan pendidikan serta memanfaatkan semaksimal mungkin forum "Navy to Navy Talk," kata Iskandar Sitompul.
Iskandar Sitompul juga mengatakan, usai mengunjungi KSAL, Ferdinand S Golez melanjutkan kunjungannya ke Mabes TNI untuk menerima anugerah Bintang Jalasena Utama dari pemerintah Indonesia. Ferdinand dinilai berjasa dalam peningkatan hubungan kerja sama antara pemerintah RI dengan pemerintah Republik Filipina, khususnya antara Angkatan Laut kedua Negara.
JURNAL NASIONAL
17 November 2009, Jakarta -- Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Madya TNI Agus Suhartono dan Kepala Staf Angkatan Laut Filipina Admiral Ferdinand S Golez sepakat meningkatkan kerja sama patroli di perbatasan laut kedua negara. Demikian menurut Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama TNI Iskandar Sitompul, di Mabes TNI Angkatan Laut, Cilangkap, Jakarta Timur (16/11).
Menurut Iskandar Sitompul, pertemuan KSAL kedua negara tersebut membicarakan tentang upaya peningkatan kerja sama patroli terkoordinasi di Pulau Marore, Pulau Marampit, dan Pulau Miangas. Di ketiga pulau tersebut sudah ada suar dan Pangkalan TNI AL serta ada penduduknya.
"Selain itu, TNI AL dan AL Filipina juga akan meningkatkan kerja sama di bidang latihan bersama dan pendidikan serta memanfaatkan semaksimal mungkin forum "Navy to Navy Talk," kata Iskandar Sitompul.
Iskandar Sitompul juga mengatakan, usai mengunjungi KSAL, Ferdinand S Golez melanjutkan kunjungannya ke Mabes TNI untuk menerima anugerah Bintang Jalasena Utama dari pemerintah Indonesia. Ferdinand dinilai berjasa dalam peningkatan hubungan kerja sama antara pemerintah RI dengan pemerintah Republik Filipina, khususnya antara Angkatan Laut kedua Negara.
JURNAL NASIONAL
Monday, November 16, 2009
Profesionalisme Syarat Utama Prajurit TNI AD
Prajurit Kodam Iskandar Muda memanggul senjata. (Foto: Serambi Indonesia)
16 November 2009, Jakarta -- Kepala Staf TNI AD, Letjen George Toisutta mengatakan kualitas profesionalisme yang tinggi merupakan syarat utama yang harus dimiliki setiap prajurit TNI AD. Untuk itu, diperlukan program pembinaan satuan yang terencana, teratur, terarah dan berlanjut serta berkesinambungan sehingga akan memberi sumbangan yang besar terhadap keberhasilan peningkatan profesionalisme keprajuritan di kalangan prajurit.
"Untuk itu, semua kegiatan yang membutuhkan keterampilan dan ketangkasan dalam olah keprajuritan harus dilandasi disiplin yang tinggi, kepemimpinan lapangan yang tegas sehingga terbentuk semangat juang dan sportivitas yang tinggi," demikian pernyataan Letjen Goerge Toisutta yang dibacakan Wakil Kepala Staf Angkatan Darat Letjen TNI Johanes Suryo Prabowo pada pembukaan Lomba Pleton Tangkas Tahun 2009 dilaksanakan di Plempungan, Magelang, Jawa Tengah, Kamis, pekan lalu.
Dalam siaran persnya kepada Jurnal Nasional, George menekankan, salah satu pembinaan satuan diwujudkan dalam lomba pleton tangkas yang setiap tahun dilaksanakan Angkatan Darat. Lomba ini untuk mengukur tingkat pencapaian pembinaan satuan yang dilakukan oleh para komandan satuan jajaran Angkatan Darat. Untuk selanjutya dilakukan evaluasi dalam menentukan kebijakan pembinaan satuan pada masa yang akan datang.
Wakasad Letjen TNI Johanes Suryo Prabowo menambahkan, wilayah Plempungan sangat cocok untuk dijadikan lokasi lomba, karena merupakan daerah latihan bagi Taruna Akademi Militer sehingga setelah mereka bertugas di satuan-satuan Angkatan Darat dapat mengaplikasikan ilmunya di lapangan.
Lomba yang dilaksanakan dari tanggal 12 November sampai dengan 18 November 2009 ini diikuti seluruh Kotama di jajaran Angkatan Darat dengan mempertandingkan cabang olah raga militer (Oramil) antara lain, menembak, lintas medan, renang militer dan halang rintang. "Pada lomba Pleton Tangkas Tahun 2008 lalu Kontingen Kopassus keluar sebagai Juara umum," kata Wakasad.
JURNAL NASIONAL
16 November 2009, Jakarta -- Kepala Staf TNI AD, Letjen George Toisutta mengatakan kualitas profesionalisme yang tinggi merupakan syarat utama yang harus dimiliki setiap prajurit TNI AD. Untuk itu, diperlukan program pembinaan satuan yang terencana, teratur, terarah dan berlanjut serta berkesinambungan sehingga akan memberi sumbangan yang besar terhadap keberhasilan peningkatan profesionalisme keprajuritan di kalangan prajurit.
"Untuk itu, semua kegiatan yang membutuhkan keterampilan dan ketangkasan dalam olah keprajuritan harus dilandasi disiplin yang tinggi, kepemimpinan lapangan yang tegas sehingga terbentuk semangat juang dan sportivitas yang tinggi," demikian pernyataan Letjen Goerge Toisutta yang dibacakan Wakil Kepala Staf Angkatan Darat Letjen TNI Johanes Suryo Prabowo pada pembukaan Lomba Pleton Tangkas Tahun 2009 dilaksanakan di Plempungan, Magelang, Jawa Tengah, Kamis, pekan lalu.
Dalam siaran persnya kepada Jurnal Nasional, George menekankan, salah satu pembinaan satuan diwujudkan dalam lomba pleton tangkas yang setiap tahun dilaksanakan Angkatan Darat. Lomba ini untuk mengukur tingkat pencapaian pembinaan satuan yang dilakukan oleh para komandan satuan jajaran Angkatan Darat. Untuk selanjutya dilakukan evaluasi dalam menentukan kebijakan pembinaan satuan pada masa yang akan datang.
Wakasad Letjen TNI Johanes Suryo Prabowo menambahkan, wilayah Plempungan sangat cocok untuk dijadikan lokasi lomba, karena merupakan daerah latihan bagi Taruna Akademi Militer sehingga setelah mereka bertugas di satuan-satuan Angkatan Darat dapat mengaplikasikan ilmunya di lapangan.
Lomba yang dilaksanakan dari tanggal 12 November sampai dengan 18 November 2009 ini diikuti seluruh Kotama di jajaran Angkatan Darat dengan mempertandingkan cabang olah raga militer (Oramil) antara lain, menembak, lintas medan, renang militer dan halang rintang. "Pada lomba Pleton Tangkas Tahun 2008 lalu Kontingen Kopassus keluar sebagai Juara umum," kata Wakasad.
JURNAL NASIONAL
Subscribe to:
Posts (Atom)