Model PKR dipamerkan Damen Schelde di Indo Defense 2012. (Foto: Berita HanKam)
23 November 2012, Jakarta: PT PAL Indonesia mulai membangun satu unit kapal Perusak Kawal Rudal 10514 hasil kerja sama dengan Damen Schelde Naval Shipbuilding, Belanda pada Januari tahun depan.
Direktur Perencanaan dan Pengembangan Usaha PAL Indonesia Eko Prasetyanto mengatakan perseroan memiliki empat divisi usaha yakni Kapal Perang, Kapal Niaga, Perbaikan dan Perawatan, dan Rekayasa Umum.
Divisi Kapal Perang ini memproduksi kapal perang yang mendukung alat utama sistem persenjataan (alutsista) dan salah satu kontrak yang akan dikerjakan ialah kontrak kapal PKR senilai 7 juta euro itu dengan menggandeng Damen, galangan kapal dari Belanda.
“Kami juga akan mulai kerjakan pada Januari 2013 yakni kapal perusak rudal kerja sama dengan Damen. Kontraknya kami berdua, nilai totalnya 7 juta euro,” katanya ditemui Bisnis, baru—baru ini.
Dia menjelaskan mekanisme pembuatan kapal yang akan memperkuat alutsista Indonesia itu terdiri dari enam modul. Dari jumlah itu, dua modul akan dikerjakan di Belanda, sedangkan empat modul akan dikerjakan di Surabaya.
“Nah setelah jadi modul—modulnya, dua dari Belanda, empat dari kita maka nanti akan digabung, disimulasikan,” katanya.
Kontrak berskema joint production antara PAL Indonesia dan Damen ditandatangani oleh Kepala Badan Sarana Pertahanan (Baranahan) Kementerian Pertahanan Mayjen TNI Ediwan Prabowo dengan Direktur Damen Evert Van den Broek pada awal Juni lalu.
PAL Indonesia dulunya bernama Marine Establishment dan diresmikan oleh Pemerintah Belanda pada 1939. Beralih nama menjadi Kaigun SE 2124 saat pendudukan Jepang dan setelah Indonesia merdeka dinasionalisasi menjadi Penataran Angkatan Laut (PAL) hingga menjadi perseroan terbatas.
Adapun Damen Schelde adalah galangan kapal yang mendesain dan mengkonstruksi kapal angkatan laut dan kapal komersil.
Dibangun pada 1875 dan pada 2000 menjadi anggota Damen Shipyard Group. Grup ini terdiri dari lebih 30 galangan kapal besar. Grup ini membangun lebih dari 4.000 kapal komersil dan militer, saat ini didukung hampir 8.500 karyawan ahli dan omset tahunan hampir 1,5 miliar euro.
Menurut Eko Damen memutuskan mentranfer teknologi dalam konstruksi dan pembangunan Kapal PKR tersebut kepada PAL Indonesia.
Kerja sama tersebut, katanya, adalah awal yang baik dari industri pertahanan dalam negeri, khususnya bagi perseroan dalam mengembangkan kemandirian alat utama sistem senjata.
Selain itu, kerja sama itu juga sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam rencana induk revitalisasi industri pertahanan dalam rangka mendorong dan meningkatkan industri pertahanan dalam negeri.
Kapal PKR 10514 ini dilengkapi dengan mesin utama 2x diesel engine, 2x E Drive (CODOE). Diesel Generator 4x715 kw, dan 2x435 kw, dan Gear Box CODOE, heavy duty. Combat System, yaitu persenjataan antiserangan udara, antiserangan kapal selam, dan antiserangan kapal atas air.
Selain PKR itu, PAL Indonesia juga tengah membangun Kapal Cepat Rudal KCR-60 dan melakukan perbaikan atas Kapal Geomarine milik Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
Di sisi lain pada Divisi Kapal Niaga, fokus pasar diarahkan pada internasional, pengembangan model industri pelayaran nasional, dan pelayaran perintis bagi penumpang dan barang (kargo). Kapasitas produksi per tahun saat ini mencapai tiga unit kapal dengan ukuran 50,000 DWT dan dua unit kapal dengan ukuran 20,000 DWT per tahun.
Sumber: Bisnis Indonesia
Berita Pertahanan dan Keamanan, Industri Militer Indonesia dan Dunia, Wilayah Kedaulatan NKRI serta Berita Militer Negara Sahabat
Saturday, November 24, 2012
Friday, November 23, 2012
Batalyon Marinir Rebut Kembali Wilayah Cipta Graha
(Foto: Puspen TNI)
23 November 2012, Kutai: Pasukan TNI dari Batalyon Infanteri (Yonif) 3 Brigif I Marinir Surabaya di bawah pimpinan Letkol (Mar) M. Reza yang tergabung dalam Komando Tugas Gabungan Darat (Kogasgabrat) Kampanye Militer Latihan Gabungan TNI 2012, berhasil merebut dan menguasai wilayah Cipta Graha Kaubun Komplek yang telah dikuasai oleh satu Batalyon Minus diperkuat Aliansi Sonora dan Gerakan Sumpit Merdeka, Kaubun Kutai Timur, Kalimantan Timur, Jum’at (23/11).
Diawali dengan alih Kodal dari Panglima Komando Tugas Amfhibi (Pangkogasfib) ke Panglima Komando Tugas Gabungan Darat (Pangkogasgabrat) dengan di BKO-kannya satu Batalyon Marinir untuk memperkuat dalam rangka operasi darat gabungan di wilayah yang telah dikuasai pemberontak.
Operasi yang dilaksanakan untuk menguasai wilayah yang diduduki oleh pemberontak, dengan melakukan manuver serangan oleh Yonif 509 Kostrad di sektor kiri, Yonif 514 Raider Kostrad di sektor tengah dan Yonif 3 Marinir di sektor kanan.
Menurut Komandan Batalyon Infanteri (Danyonif) 3 Marinir, Letkol (Mar) M. Reza, pasukan yang bergerak menuju sasaran banyak menerima hadangan-hadangan di kantong-kantong pertahanan musuh, sehingga pertempuran tak terelakan lagi. Dengan sistem hit and run pasukan pemberontak menyerang pergerakan pasukan Marinir, dan pertempuran sengit terjadi di Kawasan Gunung Pocong yang merupakan kantong pertahanan pemberontak.
Dalam serangan itu, kata Letkol (Mar) Reza, pasukan Marinir melaksanakan gerakan dengan formasi 1 Kompi depan yang mengeluarkan Ton Kawal depan diperkuat 2 Tank BMP 3F, 1 Kompi Dankotis sebagai induk pasukan, dan 1 Kompi bergerak di belakang dengan mengeluarkan Ton Kawal diperkuat 2 Tank BMP 3F, serta mengeluarkan pengamanan lambung kanan dan lambung kiri poros, berhasil menembak mati 22 orang pemberontak, menangkap 2 (dua) orang, dan mendapatkan 18 pucuk senjata serta sejumlah dokumen penting.
Kemudian pasukan Marinir melanjutkan pergerakan untuk menyerang GT 1 di wilayah Komplek Cipta Graha, dan di sektor ini pun pertempuran sengit terjadi, pemberontak yang diperkuat 1 Ton Tank dapat dilumpuhkan. Selanjutnya, melaksanakan operasi pembersihan kampung dan berhasil melumpuhkan pemberontak yang tersisa, sehingga pada saat itu sasaran telah dinyatakan terebut dan dikuasai pasukan Batalyon Infanteri 3 Marinir, yang selanjutnya melaksanakan penyekatan terhadap pelarian pemberontak dari Kaubun yang digempur pasukan kawan Yonif 509 dan Yonif 514 Raider.
Sumber: Puspen TNI
23 November 2012, Kutai: Pasukan TNI dari Batalyon Infanteri (Yonif) 3 Brigif I Marinir Surabaya di bawah pimpinan Letkol (Mar) M. Reza yang tergabung dalam Komando Tugas Gabungan Darat (Kogasgabrat) Kampanye Militer Latihan Gabungan TNI 2012, berhasil merebut dan menguasai wilayah Cipta Graha Kaubun Komplek yang telah dikuasai oleh satu Batalyon Minus diperkuat Aliansi Sonora dan Gerakan Sumpit Merdeka, Kaubun Kutai Timur, Kalimantan Timur, Jum’at (23/11).
Diawali dengan alih Kodal dari Panglima Komando Tugas Amfhibi (Pangkogasfib) ke Panglima Komando Tugas Gabungan Darat (Pangkogasgabrat) dengan di BKO-kannya satu Batalyon Marinir untuk memperkuat dalam rangka operasi darat gabungan di wilayah yang telah dikuasai pemberontak.
Operasi yang dilaksanakan untuk menguasai wilayah yang diduduki oleh pemberontak, dengan melakukan manuver serangan oleh Yonif 509 Kostrad di sektor kiri, Yonif 514 Raider Kostrad di sektor tengah dan Yonif 3 Marinir di sektor kanan.
Menurut Komandan Batalyon Infanteri (Danyonif) 3 Marinir, Letkol (Mar) M. Reza, pasukan yang bergerak menuju sasaran banyak menerima hadangan-hadangan di kantong-kantong pertahanan musuh, sehingga pertempuran tak terelakan lagi. Dengan sistem hit and run pasukan pemberontak menyerang pergerakan pasukan Marinir, dan pertempuran sengit terjadi di Kawasan Gunung Pocong yang merupakan kantong pertahanan pemberontak.
Dalam serangan itu, kata Letkol (Mar) Reza, pasukan Marinir melaksanakan gerakan dengan formasi 1 Kompi depan yang mengeluarkan Ton Kawal depan diperkuat 2 Tank BMP 3F, 1 Kompi Dankotis sebagai induk pasukan, dan 1 Kompi bergerak di belakang dengan mengeluarkan Ton Kawal diperkuat 2 Tank BMP 3F, serta mengeluarkan pengamanan lambung kanan dan lambung kiri poros, berhasil menembak mati 22 orang pemberontak, menangkap 2 (dua) orang, dan mendapatkan 18 pucuk senjata serta sejumlah dokumen penting.
Kemudian pasukan Marinir melanjutkan pergerakan untuk menyerang GT 1 di wilayah Komplek Cipta Graha, dan di sektor ini pun pertempuran sengit terjadi, pemberontak yang diperkuat 1 Ton Tank dapat dilumpuhkan. Selanjutnya, melaksanakan operasi pembersihan kampung dan berhasil melumpuhkan pemberontak yang tersisa, sehingga pada saat itu sasaran telah dinyatakan terebut dan dikuasai pasukan Batalyon Infanteri 3 Marinir, yang selanjutnya melaksanakan penyekatan terhadap pelarian pemberontak dari Kaubun yang digempur pasukan kawan Yonif 509 dan Yonif 514 Raider.
Sumber: Puspen TNI
TNI AL Mekarkan Korps Marinir
Prajurit Marinir TNI AL melakukan Demo perkelahian Sangkur dan Mixed Martial Art Marinir ketika upacara Peringatan HUT ke-67 Korps Marinir TNI AL di Brigif-2 Marinir, Cilandak, Jakarta, Kamis (22/11). Peringatan HUT Korps Marinir mengambil tema "Dengan semangat pengabdian tanpa batas kita tingkatkan profesionalisme prajurit yang kaya kompetensi serta berkarakter sebagai prajurit petarung yang relegius dan humanis". (Foto: ANTARA/M Agung Rajasa/ed/mes/12)
23 Nopember 2012, Jakarta: TNI Angkatan Laut melakukan pemekaran pasukan Korps Marinir di sejumlah lokasi strategis perbatasan untuk menjaga kedaulatan Indonesia. Pembangunan kekuatan itu dilakukan di Kep Riau dan Papua.
Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Soeparno mengatakan, presiden telah memerintahkan secara langsung agar ditambah dan dibangun satu batalyon infanteri-10 di Pulau Setoko, Batam.
"Ini adalah salah satu contoh dari wujud kepercayaan pemimpin negara ini kepada Marinir," katanya dalam upacara peringatan HUT ke-67 Korps Marinir di Jakarta, kemarin.
Batalyon tersebut sekarang ini dalam proses penyiapan. Diharapkan tahun depan sudah berdiri dan difungsikan.
Soeparno mengingatkan, kepercayaan ini mahal harganya sehingga harus dilaksanakan dengan baik. Sebab, sekali Korps Marinir kehilangan kepercayaan terhadap tugas yang diberikan, maka kepercayaan itu tidak akan pernah didapatkan kembali.
Selain di Batam, gelar pasukan juga dilakukan di Sorong, Papua. Di sana, kata dia, dibangun satu divisi baru Korps Marinir. "Pemekaran Marinir di Sorong tetap ada brigif. Satu divisi di Sorong," tuturnya.
Untuk memerkuat Korps Marinir, berbagai alat utama sistem senjata (alutsista) akan didatangkan searah dengan program pembangunan kekuatan pokok minimum (MEF). Selain itu, alutsista lama juga bakal diremajakan. "Akan datang lagi 34 unit tank BMP 3F dalam waktu dekat ini," bebernya.
Sementara itu, terkait HUT Korps Marinir, Soeparno berpesan agar prajurit Marinir terus mengasah naluri tempur. "Pelihara jati diri Korps Marinir sebagai pasukan pendarat amfibi," sebutnya.
Dalam peringatan HUT Korps Marinir, ditampilkan berbagai kendaraan tempur Korps Marinir TNI AL serta berbagai atraksi prajurit. Diantara atraksi prajurit adalah unjuk kemampuan sniper, beladiri militer, serta terjun payung.
Dipertontonkan juga simulasi peperangan dengan menembakkan meriam Howitzer 105 mm. Kemampuan penerbang Angkatan Laut juga diperlihatkan lewat terbang lintas dalam ketinggian yang cukup rendah.
Menurut Kepala Dispen Korps Marinir Letkol Mar Sumarto, dalam upacara itu juga dilaksanakan penyematan Satya Lencana Kesetiaan 24, 16, 8 tahun kepada tiga personel Marinir serta dilaksanakan penyerahan Bendera Unggul Jaya kepada Yonif-1 Mar sebagai Batalyon Infanteri Marinir terunggul tahuq 2012 yang diterima oleh Danyonif-1 Mar Mayor (Mar) Teddy Basuki Bakri.
Adapun alutsista yang dipamerkan antara lain, tank BMP 3F, BVP-2, Meriam RM 70 Grad, Meriam PT 76 M, Meriam Howitzer 105 dan 122, tank LVT 7, dan kendaraan tempur BTR 50 P. "Akhir November (25/11) akan digelar pertandingan tinju amatir Dankormar Cup dan tinju profesional di balai prajurit Cilandak," imbuhnya.
Sumber: Suara Karya
23 Nopember 2012, Jakarta: TNI Angkatan Laut melakukan pemekaran pasukan Korps Marinir di sejumlah lokasi strategis perbatasan untuk menjaga kedaulatan Indonesia. Pembangunan kekuatan itu dilakukan di Kep Riau dan Papua.
Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Soeparno mengatakan, presiden telah memerintahkan secara langsung agar ditambah dan dibangun satu batalyon infanteri-10 di Pulau Setoko, Batam.
"Ini adalah salah satu contoh dari wujud kepercayaan pemimpin negara ini kepada Marinir," katanya dalam upacara peringatan HUT ke-67 Korps Marinir di Jakarta, kemarin.
Batalyon tersebut sekarang ini dalam proses penyiapan. Diharapkan tahun depan sudah berdiri dan difungsikan.
Soeparno mengingatkan, kepercayaan ini mahal harganya sehingga harus dilaksanakan dengan baik. Sebab, sekali Korps Marinir kehilangan kepercayaan terhadap tugas yang diberikan, maka kepercayaan itu tidak akan pernah didapatkan kembali.
Selain di Batam, gelar pasukan juga dilakukan di Sorong, Papua. Di sana, kata dia, dibangun satu divisi baru Korps Marinir. "Pemekaran Marinir di Sorong tetap ada brigif. Satu divisi di Sorong," tuturnya.
Untuk memerkuat Korps Marinir, berbagai alat utama sistem senjata (alutsista) akan didatangkan searah dengan program pembangunan kekuatan pokok minimum (MEF). Selain itu, alutsista lama juga bakal diremajakan. "Akan datang lagi 34 unit tank BMP 3F dalam waktu dekat ini," bebernya.
Sementara itu, terkait HUT Korps Marinir, Soeparno berpesan agar prajurit Marinir terus mengasah naluri tempur. "Pelihara jati diri Korps Marinir sebagai pasukan pendarat amfibi," sebutnya.
Dalam peringatan HUT Korps Marinir, ditampilkan berbagai kendaraan tempur Korps Marinir TNI AL serta berbagai atraksi prajurit. Diantara atraksi prajurit adalah unjuk kemampuan sniper, beladiri militer, serta terjun payung.
Dipertontonkan juga simulasi peperangan dengan menembakkan meriam Howitzer 105 mm. Kemampuan penerbang Angkatan Laut juga diperlihatkan lewat terbang lintas dalam ketinggian yang cukup rendah.
Menurut Kepala Dispen Korps Marinir Letkol Mar Sumarto, dalam upacara itu juga dilaksanakan penyematan Satya Lencana Kesetiaan 24, 16, 8 tahun kepada tiga personel Marinir serta dilaksanakan penyerahan Bendera Unggul Jaya kepada Yonif-1 Mar sebagai Batalyon Infanteri Marinir terunggul tahuq 2012 yang diterima oleh Danyonif-1 Mar Mayor (Mar) Teddy Basuki Bakri.
Adapun alutsista yang dipamerkan antara lain, tank BMP 3F, BVP-2, Meriam RM 70 Grad, Meriam PT 76 M, Meriam Howitzer 105 dan 122, tank LVT 7, dan kendaraan tempur BTR 50 P. "Akhir November (25/11) akan digelar pertandingan tinju amatir Dankormar Cup dan tinju profesional di balai prajurit Cilandak," imbuhnya.
Sumber: Suara Karya
Thursday, November 22, 2012
Lanud Iswahjudi Dilengkapi Fasilitas Pendukung Penerbangan dari Swedia
(Foto: Penlanudiwj)
22 November 2012, Magetan: Untuk memaksimalkan tugas pokok Lanud Iswahjudi dalam bidang operasi dan latihan, Lanud Iswahjudi akan menambah fasilitas pendukung penerbangan berupa Secapem dan Secama.
Terkait dengan hal tersebut, Tim dari Disbangopsau, Kolonel Pnb Nandang Sukarna (Kasubdislan) dan Kolonel Pnb Parminto B.P.S.IP., (Kasubdisopsud) dan beserta staf mengadakan survey awal di Lanud Iswahjudi dan diterima langsung oleh Kepala Dinas Operasi, Kolonel Basuki Rochmat di Ruang Briefing Malanud, Kamis (22/11).
Kepala Dinas Operasi, Kolonel Pnb Basuki Rochmat mengucapkan selamat datang dan terima kasih atas kedatangan tim dari Disbangopsau. Karena dengan survey yang dilakukan Tim dari Dinas Penerbangan Operasi Angkatan Udara ini, Lanud Iswahjudi akan menjadi lebih baik dengan adanya penambahan fasilitas pendukung penerbangan yang baru, tegas Kolonel Pnb Basuki Rochmad.
Sementara menurut Kasubdislan, Disbangopsau, Kolonel Pnb Nandang Sukarna mengatakan survey ini sangat diperlukan sekali oleh Disbangopsau dalam bekerja sama dengan penerima instalasi termasuk proses pemasangan, sehingga dapat berjalan dengan lancar yang tujuan utamanya adalah untuk mendukung pengembangan operasi di Lanud Iswahjudi secara optimal.
Adapun perlengkapan pendukung penerbangan yang akan dipasang di Lanud Iswahjudi berupa Secapem yang akan digunakan latihan penembakan air to air, sedangkan Secama merupakan produk dari Swedia berupa Arresting Cable yang akan dipasang dikedua ujung Runway.
Sumber: Penlanudiwj
22 November 2012, Magetan: Untuk memaksimalkan tugas pokok Lanud Iswahjudi dalam bidang operasi dan latihan, Lanud Iswahjudi akan menambah fasilitas pendukung penerbangan berupa Secapem dan Secama.
Terkait dengan hal tersebut, Tim dari Disbangopsau, Kolonel Pnb Nandang Sukarna (Kasubdislan) dan Kolonel Pnb Parminto B.P.S.IP., (Kasubdisopsud) dan beserta staf mengadakan survey awal di Lanud Iswahjudi dan diterima langsung oleh Kepala Dinas Operasi, Kolonel Basuki Rochmat di Ruang Briefing Malanud, Kamis (22/11).
Kepala Dinas Operasi, Kolonel Pnb Basuki Rochmat mengucapkan selamat datang dan terima kasih atas kedatangan tim dari Disbangopsau. Karena dengan survey yang dilakukan Tim dari Dinas Penerbangan Operasi Angkatan Udara ini, Lanud Iswahjudi akan menjadi lebih baik dengan adanya penambahan fasilitas pendukung penerbangan yang baru, tegas Kolonel Pnb Basuki Rochmad.
Sementara menurut Kasubdislan, Disbangopsau, Kolonel Pnb Nandang Sukarna mengatakan survey ini sangat diperlukan sekali oleh Disbangopsau dalam bekerja sama dengan penerima instalasi termasuk proses pemasangan, sehingga dapat berjalan dengan lancar yang tujuan utamanya adalah untuk mendukung pengembangan operasi di Lanud Iswahjudi secara optimal.
Adapun perlengkapan pendukung penerbangan yang akan dipasang di Lanud Iswahjudi berupa Secapem yang akan digunakan latihan penembakan air to air, sedangkan Secama merupakan produk dari Swedia berupa Arresting Cable yang akan dipasang dikedua ujung Runway.
Sumber: Penlanudiwj
Korps Marinir Siap Mencabik Musuh NKRI
Komandan Upacara Dan Pasmar-2 Brigjen TNI (Mar) Buyung Lalana (kiri) mendampingi Kepala Staff Angkatan Laut Laksamana TNI Soeparno (kanan) ketika memeriksa pasukan pada upacara Peringatan HUT ke-67 Korps Marinir TNI AL di Brigif-2 Marinir, Cilandak, Jakarta, Kamis (22/11). Peringatan HUT Korps Marinir mengambil tema "Dengan semangat pengabdian tanpa batas kita tingkatkan profesionalisme prajurit yang kaya kompetensi serta berkarakter sebagai prajurit petarung yang relegius dan humanis". (Foto: ANTARA/M Agung Rajasa/ed/mes/12)
22 November 2012, Sidoarjo, Jawa Timur: Korps Marinir TNI AL berulang tahun ke-67 hari ini. Di seluruh negara Asia, cuma sedikit yang punya korps marinir yang terbukti mumpuni, salah satunya Indonesia, yang dinilai Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Soeparno, selalu menapaki kemajuan dari tahun ke tahun.
Korps itu dikenal secara fisik oleh masyarakat umum dengan ciri baret berwarna merah keunguan dan pola seragam lapangan yang khas. Pasukan marinir merupakan pasukan pendarat dari matra laut ke pesisir daratan yang direbut, memakai berbagai wahana tempur, di antara yang terkini adalah tank amfibi BMP-3F buatan Rusia.
Dalam melaksanakan doktrin perang dan pertempurannya, Korps Marinir TNI AL juga dilengkapi dengan batalion-batalion artileri berat howitzer 155 milimeter dan mortir serta senapan runduk berat 20 milimeter Nechem buatan Afrika Selatan.
Korps Marinir TNI AL --sebagaimana satuan-satuan komando lain TNI-- juga kerap dikerahkan dalam mitigasi bencana dan pengamanan, dalam tugas militer selain perang.
"Korps Marinir TNI AL yang merupakan pasukan ujung tombak pertahanan negara yang siap mencabik-cabik setiap musuh yang mengancam NKRI, selalu ada kemajuan setiap tahun," sesuai sambutan tertulis dalam upacara di Lapangan Apel Detasemen Markas Pasukan Marinir 1 Korps Marinir TNI AL, di Sidoarjo, Kamis.
Peringatan Hari Lahir Korps Marinir ke-67 itu dilaksanakan unit itu dalam upacara militer dengan inspektur upacara Perwira Pembantu Administratif dan Personel Markas Komando Pasmar-1, Mayor Marinir Suwito.
Dalam sambutan itu, Korps Marinir TNI AL diberikan apresiasi setinggi-tingginya atas dedikasi dan loyalitas pelaksanaan tugas bagi bangsa dan negara. Pula terhadap insan-insan Korps Marinir TNI AL dan PNS di lingkungan komaando itu, yang telah mendharmabhaktikan diri semaksimal mungkin bagi Tanah Air.
Sumber: ANTARA News
22 November 2012, Sidoarjo, Jawa Timur: Korps Marinir TNI AL berulang tahun ke-67 hari ini. Di seluruh negara Asia, cuma sedikit yang punya korps marinir yang terbukti mumpuni, salah satunya Indonesia, yang dinilai Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Soeparno, selalu menapaki kemajuan dari tahun ke tahun.
Korps itu dikenal secara fisik oleh masyarakat umum dengan ciri baret berwarna merah keunguan dan pola seragam lapangan yang khas. Pasukan marinir merupakan pasukan pendarat dari matra laut ke pesisir daratan yang direbut, memakai berbagai wahana tempur, di antara yang terkini adalah tank amfibi BMP-3F buatan Rusia.
Dalam melaksanakan doktrin perang dan pertempurannya, Korps Marinir TNI AL juga dilengkapi dengan batalion-batalion artileri berat howitzer 155 milimeter dan mortir serta senapan runduk berat 20 milimeter Nechem buatan Afrika Selatan.
Korps Marinir TNI AL --sebagaimana satuan-satuan komando lain TNI-- juga kerap dikerahkan dalam mitigasi bencana dan pengamanan, dalam tugas militer selain perang.
"Korps Marinir TNI AL yang merupakan pasukan ujung tombak pertahanan negara yang siap mencabik-cabik setiap musuh yang mengancam NKRI, selalu ada kemajuan setiap tahun," sesuai sambutan tertulis dalam upacara di Lapangan Apel Detasemen Markas Pasukan Marinir 1 Korps Marinir TNI AL, di Sidoarjo, Kamis.
Peringatan Hari Lahir Korps Marinir ke-67 itu dilaksanakan unit itu dalam upacara militer dengan inspektur upacara Perwira Pembantu Administratif dan Personel Markas Komando Pasmar-1, Mayor Marinir Suwito.
Dalam sambutan itu, Korps Marinir TNI AL diberikan apresiasi setinggi-tingginya atas dedikasi dan loyalitas pelaksanaan tugas bagi bangsa dan negara. Pula terhadap insan-insan Korps Marinir TNI AL dan PNS di lingkungan komaando itu, yang telah mendharmabhaktikan diri semaksimal mungkin bagi Tanah Air.
Sumber: ANTARA News
Legislator Pertanyakan Sikap Dipo Membekukan Anggaran Alutsista
Beberapa prajurit Komando Pasukan Katak (KOPASKA) Koarmabar memakai perlengkapan selam pada latihan selam tempur di Dermaga TNI - AL Pondok Dayung Jakarta, Rabu (2/11) . Latihan tersebut di laksanakan secara berjenjang dan berlanjut guna meningkatkan kemampuan prajurit Kopaska Koarmabar khususnya pertempuran aspek laut, (Foto: ANTARA/Sunarto/ Armabar/Spt/11)
22 November 2012, Jakarta: Tindakan Sekretaris Kabinet (Seskab) Dipo Alam menyurati Kementerian Keuangan agar anggaran pertahanan dibekukan dinilai merugikan TNI dalam memodernisasi alat utama sistem pertahanan (alutsista).
Selama ini, menurut Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq, DPR selalu memberikan dukungan penuh terhadap TNI. Namun dukungan DPR terhadap pemerintah untuk memperkuat pertahanan negara itu dirusak oleh pemerintah sendiri. "Langkah Dipo bisa membuat Komisi I mempertimbangkan ulang dukungan itu," kata Mahfudz, di Jakarta, kemarin.
Kementerian Keuangan memberi tanda bintang (membekukan) pencairan dana optimalisasi Kemenhan sebesar Rp 678 miliar untuk pembelian peralatan militer yang meliputi paket enkripsi, komunikasi, monograf, dan 135 set alat selam canggih. Pembekuan dana dipicu surat Seskab Dipo Alam kepada Kemenhan pada 24 Juli 2012 dan Menkeu pada 6 Agustus 2012.
Mahfudz mengatakan, Panitia Kerja (Panja) DPR Alutsista di Komisi I DPR, yang dipimpin Tubagus Hasanuddin, sangat intens dan dinamis membahas program modernisasi alutsista TNI. "Bahkan, sikap kritis Panja banyak menghasilkan efisiensi anggaran," katanya.
Mahfudz mencontohkan pengalihan rencana pembelian tank berat (MBT) Leopard dari Belanda ke Jerman selaku produsennya. Juga rencana pembelian Sukhoi dari Rusia yang semula melibatkan pihak ketiga diubah menjadi antarnegara (G to G).
Dia menambahkan, Komisi I DPR juga berinisiatif mendorong TNI-AL membeli tiga unit Light Fregat dari Inggris dengan harga sangat ekonomis. Bahkan untuk mendorong efesiensi, Komisi I mengirim tim kecil ke Belanda, Jerman, dan Inggris untuk ikut berbicara dengan pihak-pihak terkait.
Dukungan lain Komisi I DPR, menurut Mahfudz, adalah dihasilkannya alokasi anggaran sebesar Rp 50 triliun. "Karena dari baseline kebutuhan Rp 150 triliun untuk pemenuhan target MEF sampai tahun 2014, pemerintah hanya menyiapkan anggaran Rp 100 triliun," kata Mahfudz.
Komisi I DPR juga berperan mengarahkan Kemhan dan TNI memperbesar belanja alutsista di dalam negeri dengan melibatkan BUMN industri pertahanan, seperti PT Dirgantara Indonesia, PT Pindad, PT PAL, juga beberapa industri pertahanan milik swasta. "Panja alutsista melibatkan mereka dalam membahas peluang belanja alutsista di dalam negeri bersama Kemhan dan TNI," kata Mahfudz.
Dia menambahkan, DPR telah menginisiasi RUU Industri Pertahanan yang disahkan pada September lalu. Undang-undang itu menjadi payung kebijakan negara dalam merevitalisasi industri pertahanan, sehingga kapasitas produksi meningkat dan bertahap dalam rangka membangun kemandirian alutsista.
Dalam periode 2010-2013, anggaran Kemhan dan TNI terus meningkat, termasuk penambahan anggaran di APBN Perubahan melalui dana optimalisasi sektor pertahanan dan keamanan. "Semua dana optimalisasi yang diperjuangkan Komisi I untuk belanja alutsista ini sesuai ajuan TNI. Jadi, tidak benar celotehan Dipo bahwa itu digunakan belanja nonalutsista. Sejak kapan Dipo lebih paham soal alutsista ketimbang TNI," kata Mahfudz.
Menyikapi pembekuan anggaran pertahanan, Mahfudz menyarankan Menhan dan Panglima TNI segera menghadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk memaparkan program dan anggaran TNI, termasuk yang diberi tanda bintang alias dibekukan Kemenkeu atas masukan Dipo Alam. Jika itu tidak dilakukan, dia khawatir opini publik mengamini pernyataan Dipo dan pada gilirannya membuat DPR, khususnya Komisi I, menarik diri dari sikap mendukung program modernisasi alutsista TNI.
"Memang kami pun menemukan cukup banyak hal yang harus dibenahi dalam sistem perencanaan, penganggaran, dan pengadaan alutsista di Kemhan dan TNI. Namun, langkah kami adalah mendukung sambil mengkritisi secara positif. Kecuali Dipo Alam memang punya agenda menghambat atau menggagalkan program modernisasi alutsista TNI yang telah disusun dalam tiga tahap renstra," ujarnya.
Secara terpisah, Menkeu Agus Martowardojo mengakui, pihaknya telah membintangi anggaran Kemenhan untuk program modernisasi alutsista. Namun, dia tak menyangka jika tindakan itu membuat pengadaan empat item alutsista di Kemenhan menjadi tertunda.
Perintah pemblokiran itu sendiri disampaikan Menkeu melalui Dirjen Anggaran Kemenkeu Herry Purnomo. Dalam salinan surat yang diterima wartawan, Herry mengirim surat tertanggal 10 Agustus 2012 kepada Dirjen Perbendaharaan Kemenkeu dan Dirjen Perencanaan Pertahanan Kemenhan.
"Sehubungan arahan Menteri Keuangan atas revisi APBNP Kementerian Pertahanan/TNI tahun anggaran 2012 agar diberi tanda bintang sampai ada pemberitahuan lebih lanjut," tulis Herry Purnomo.
Dalam surat bernomor S-2113/AG/2012, anggaran yang diberi tanda bintang adalah penambahan anggaran yang berasal dari pemanfaatan optimalisasi nonpendidikan tahun anggaran 2012 sebesar Rp 480 miliar. Pemberian tanda bintang juga meliputi SP-RKAKL UO TNI AL TA 2012 sebesar Rp 198 miliar. "Sebesar Rp 198 miliar program modernisasi alutsista No. STAP-012.23.18-2/AG/2011 tertanggal 18 November 2011," tulisnya.
Anggaran itu berisi empat pengadaan, yakni pengadaan 1 paket enkripsi senilai Rp 350 miliar, 1 paket tactical communication Rp 15 miliar, 1 paket Monobs DF Rp 115 miliar, dan 135 alat selam Rp 198 miliar.
Sementara itu, pengurus PKS mengaku akan meminta penjelasan dan klarifikasi Mentan Suswono yang juga kader PKS seputar laporan Seskab Dipo Alam tentang kongkalikong anggaran. Namun, katanya, itu dilakukan jika dugaan kongkalikong sudah terbukti dan jelas. "Kalau belum pasti, kenapa harus minta klarifikasi dan penjelasan," ujar Ketua DPP PKS Jazuli Juwaeni.
Sumber: Suara Karya
22 November 2012, Jakarta: Tindakan Sekretaris Kabinet (Seskab) Dipo Alam menyurati Kementerian Keuangan agar anggaran pertahanan dibekukan dinilai merugikan TNI dalam memodernisasi alat utama sistem pertahanan (alutsista).
Selama ini, menurut Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq, DPR selalu memberikan dukungan penuh terhadap TNI. Namun dukungan DPR terhadap pemerintah untuk memperkuat pertahanan negara itu dirusak oleh pemerintah sendiri. "Langkah Dipo bisa membuat Komisi I mempertimbangkan ulang dukungan itu," kata Mahfudz, di Jakarta, kemarin.
Kementerian Keuangan memberi tanda bintang (membekukan) pencairan dana optimalisasi Kemenhan sebesar Rp 678 miliar untuk pembelian peralatan militer yang meliputi paket enkripsi, komunikasi, monograf, dan 135 set alat selam canggih. Pembekuan dana dipicu surat Seskab Dipo Alam kepada Kemenhan pada 24 Juli 2012 dan Menkeu pada 6 Agustus 2012.
Mahfudz mengatakan, Panitia Kerja (Panja) DPR Alutsista di Komisi I DPR, yang dipimpin Tubagus Hasanuddin, sangat intens dan dinamis membahas program modernisasi alutsista TNI. "Bahkan, sikap kritis Panja banyak menghasilkan efisiensi anggaran," katanya.
Mahfudz mencontohkan pengalihan rencana pembelian tank berat (MBT) Leopard dari Belanda ke Jerman selaku produsennya. Juga rencana pembelian Sukhoi dari Rusia yang semula melibatkan pihak ketiga diubah menjadi antarnegara (G to G).
Dia menambahkan, Komisi I DPR juga berinisiatif mendorong TNI-AL membeli tiga unit Light Fregat dari Inggris dengan harga sangat ekonomis. Bahkan untuk mendorong efesiensi, Komisi I mengirim tim kecil ke Belanda, Jerman, dan Inggris untuk ikut berbicara dengan pihak-pihak terkait.
Dukungan lain Komisi I DPR, menurut Mahfudz, adalah dihasilkannya alokasi anggaran sebesar Rp 50 triliun. "Karena dari baseline kebutuhan Rp 150 triliun untuk pemenuhan target MEF sampai tahun 2014, pemerintah hanya menyiapkan anggaran Rp 100 triliun," kata Mahfudz.
Komisi I DPR juga berperan mengarahkan Kemhan dan TNI memperbesar belanja alutsista di dalam negeri dengan melibatkan BUMN industri pertahanan, seperti PT Dirgantara Indonesia, PT Pindad, PT PAL, juga beberapa industri pertahanan milik swasta. "Panja alutsista melibatkan mereka dalam membahas peluang belanja alutsista di dalam negeri bersama Kemhan dan TNI," kata Mahfudz.
Dia menambahkan, DPR telah menginisiasi RUU Industri Pertahanan yang disahkan pada September lalu. Undang-undang itu menjadi payung kebijakan negara dalam merevitalisasi industri pertahanan, sehingga kapasitas produksi meningkat dan bertahap dalam rangka membangun kemandirian alutsista.
Dalam periode 2010-2013, anggaran Kemhan dan TNI terus meningkat, termasuk penambahan anggaran di APBN Perubahan melalui dana optimalisasi sektor pertahanan dan keamanan. "Semua dana optimalisasi yang diperjuangkan Komisi I untuk belanja alutsista ini sesuai ajuan TNI. Jadi, tidak benar celotehan Dipo bahwa itu digunakan belanja nonalutsista. Sejak kapan Dipo lebih paham soal alutsista ketimbang TNI," kata Mahfudz.
Menyikapi pembekuan anggaran pertahanan, Mahfudz menyarankan Menhan dan Panglima TNI segera menghadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk memaparkan program dan anggaran TNI, termasuk yang diberi tanda bintang alias dibekukan Kemenkeu atas masukan Dipo Alam. Jika itu tidak dilakukan, dia khawatir opini publik mengamini pernyataan Dipo dan pada gilirannya membuat DPR, khususnya Komisi I, menarik diri dari sikap mendukung program modernisasi alutsista TNI.
"Memang kami pun menemukan cukup banyak hal yang harus dibenahi dalam sistem perencanaan, penganggaran, dan pengadaan alutsista di Kemhan dan TNI. Namun, langkah kami adalah mendukung sambil mengkritisi secara positif. Kecuali Dipo Alam memang punya agenda menghambat atau menggagalkan program modernisasi alutsista TNI yang telah disusun dalam tiga tahap renstra," ujarnya.
Secara terpisah, Menkeu Agus Martowardojo mengakui, pihaknya telah membintangi anggaran Kemenhan untuk program modernisasi alutsista. Namun, dia tak menyangka jika tindakan itu membuat pengadaan empat item alutsista di Kemenhan menjadi tertunda.
Perintah pemblokiran itu sendiri disampaikan Menkeu melalui Dirjen Anggaran Kemenkeu Herry Purnomo. Dalam salinan surat yang diterima wartawan, Herry mengirim surat tertanggal 10 Agustus 2012 kepada Dirjen Perbendaharaan Kemenkeu dan Dirjen Perencanaan Pertahanan Kemenhan.
"Sehubungan arahan Menteri Keuangan atas revisi APBNP Kementerian Pertahanan/TNI tahun anggaran 2012 agar diberi tanda bintang sampai ada pemberitahuan lebih lanjut," tulis Herry Purnomo.
Dalam surat bernomor S-2113/AG/2012, anggaran yang diberi tanda bintang adalah penambahan anggaran yang berasal dari pemanfaatan optimalisasi nonpendidikan tahun anggaran 2012 sebesar Rp 480 miliar. Pemberian tanda bintang juga meliputi SP-RKAKL UO TNI AL TA 2012 sebesar Rp 198 miliar. "Sebesar Rp 198 miliar program modernisasi alutsista No. STAP-012.23.18-2/AG/2011 tertanggal 18 November 2011," tulisnya.
Anggaran itu berisi empat pengadaan, yakni pengadaan 1 paket enkripsi senilai Rp 350 miliar, 1 paket tactical communication Rp 15 miliar, 1 paket Monobs DF Rp 115 miliar, dan 135 alat selam Rp 198 miliar.
Sementara itu, pengurus PKS mengaku akan meminta penjelasan dan klarifikasi Mentan Suswono yang juga kader PKS seputar laporan Seskab Dipo Alam tentang kongkalikong anggaran. Namun, katanya, itu dilakukan jika dugaan kongkalikong sudah terbukti dan jelas. "Kalau belum pasti, kenapa harus minta klarifikasi dan penjelasan," ujar Ketua DPP PKS Jazuli Juwaeni.
Sumber: Suara Karya
Indonesia Kirim 1169 Prajurit TNI ke Lebanon
Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono menyalami Prajurit TNI yang tergabung dalam Kontingen Garuda (Konga) untuk melaksanakan tugas menjaga perdamaian di Lebanon dalam misi UNIFIL (United Nations Interim Force in Lebanon) di Mabes TNI Cilangkap Jakarta Timur, Rabu (21/11). Sebanyak 1.169 Prajurit TNI itu akan bertugas selam satu tahun di Lebanon. (Foto: ANTARA/Kadispenum Puspen TNI-Kolonel Cpl Minulyo Suprapto/HO/Koz/Spt/12)
21 November 2012, Jakarta: Sebanyak 1.169 prajurit TNI yang tergabung dalam Kontingen Garuda (Konga) siap diberangkatkan ke Lebanon untuk melaksanakan tugas menjaga perdamaian dalam misi UNIFIL (United Nations Interim Force in Lebanon).
Hal itu terungkap ketika Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono melepas 1.169 prajurit TNI itu dengan upacara militer di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (21/11).
Prajurit yang akan diberangkatkan pada akhir November 2012 dan akan bertugas selama setahun di Lebanon itu, terdiri dari : 850 personel Batalyon Mekanis TNI Konga XXIII-G yang dipimpin Mayor Inf Lucky Avianto, 75 personel Military Police Unit (MPU) Konga XXV-E dipimpin Letkol Cpm Subiyakto.
Sebanyak 150 personel Force Protection Company (FPC) Konga XXVI-E2 dipimpin Mayor Inf Yuri Eliyas, 50 personel Satgas Force Headquarter Support Unit (SFQSU) Konga XXVI-E1 dipimpin Kolonel Inf Karmin Suharna, enam personel Satgas CIMIC TNI Konga XXXI-C dipimpin Letkol Inf Ilyas, 18 personel Satgas Military Community Outtreach Unit (MCOU) Konga XXX-C dipimpin Mayor Inf Nasrul, sembilan personel Satgas Level 2 Hospital XXIX-E dipimpin Letkol Kes dr Paulus Supriyono dan 11 personel Milstaf Seceast dipimpin Kolonel Inf Rezerius.
Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, dalam amanatnya mengatakan, Dewan Keamanan PBB pada 23 September 2012 telah memperbaharui mandat bagi pasukan pemeliharaan perdamaian PBB di Lebanon hingga tahun 2013, dengan tujuan untuk memastikan pencapaian stabilitas di Lebanon dan memastikan bahwa tidak ada tindakan intimidasi terhadap pasukan sementara PBB di Lebanon-United Nations Interim Force in Lebanon/UNIFIL.
Dipahami bahwa pembaharuan mandat PBB tersebut terjadi di tengah kekhawatiran meningkatnya dampak dari konflik yang telah terjadi selama 17 bulan di wilayah tetangga Lebanon, yaitu Suriah, katanya.
Melihat dari kondisi dan perkembangan situasi Lebanon dan Timur Tengah, Panglima TNI menyampaikan beberapa perhatian dan harapan untuk diperhatikan secara seksama sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas prajurit, yakni memahami dan menguasai secara benar aturan pelibatan dan prosedur tetap.
Selain itu, prajurit juga diimbau untuk mencermati setiap perkembangan situasi di wilayah penugasan dan melaksanakan analisa secara cerdas dalam mengambil keputusan secara tepat dan cepat serta menghormati etika sosial, adat istiadat dan kearifan lokal masyarakat setempat dengan berpedoman pada "delapan wajib TNI".
"Prajurit harus menjaga dan tingkatkan soliditas dan solidaritas sesama prajurit TNI dan tingkatkan komunikasi dengan prajurit megara lain yang mengemban misi PBB yang sama," tuturnya.
Panglima TNI mengingatkan, bahwa keberadaan prajurit Konga di daerah operasi adalah sebagai duta TNI dan bangsa Indonesia. Oleh karena itu, seluruh prajurit berkewajiban menjaga nama baik bangsa Indonesia dan TNI dengan tetap memegang teguh norma-norma keprajuritan yang dilandasi Sapta Marga, Sumpah Prajurit dan 8 Wajib TNI.
Sumber: Investor
21 November 2012, Jakarta: Sebanyak 1.169 prajurit TNI yang tergabung dalam Kontingen Garuda (Konga) siap diberangkatkan ke Lebanon untuk melaksanakan tugas menjaga perdamaian dalam misi UNIFIL (United Nations Interim Force in Lebanon).
Hal itu terungkap ketika Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono melepas 1.169 prajurit TNI itu dengan upacara militer di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (21/11).
Prajurit yang akan diberangkatkan pada akhir November 2012 dan akan bertugas selama setahun di Lebanon itu, terdiri dari : 850 personel Batalyon Mekanis TNI Konga XXIII-G yang dipimpin Mayor Inf Lucky Avianto, 75 personel Military Police Unit (MPU) Konga XXV-E dipimpin Letkol Cpm Subiyakto.
Sebanyak 150 personel Force Protection Company (FPC) Konga XXVI-E2 dipimpin Mayor Inf Yuri Eliyas, 50 personel Satgas Force Headquarter Support Unit (SFQSU) Konga XXVI-E1 dipimpin Kolonel Inf Karmin Suharna, enam personel Satgas CIMIC TNI Konga XXXI-C dipimpin Letkol Inf Ilyas, 18 personel Satgas Military Community Outtreach Unit (MCOU) Konga XXX-C dipimpin Mayor Inf Nasrul, sembilan personel Satgas Level 2 Hospital XXIX-E dipimpin Letkol Kes dr Paulus Supriyono dan 11 personel Milstaf Seceast dipimpin Kolonel Inf Rezerius.
Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, dalam amanatnya mengatakan, Dewan Keamanan PBB pada 23 September 2012 telah memperbaharui mandat bagi pasukan pemeliharaan perdamaian PBB di Lebanon hingga tahun 2013, dengan tujuan untuk memastikan pencapaian stabilitas di Lebanon dan memastikan bahwa tidak ada tindakan intimidasi terhadap pasukan sementara PBB di Lebanon-United Nations Interim Force in Lebanon/UNIFIL.
Dipahami bahwa pembaharuan mandat PBB tersebut terjadi di tengah kekhawatiran meningkatnya dampak dari konflik yang telah terjadi selama 17 bulan di wilayah tetangga Lebanon, yaitu Suriah, katanya.
Melihat dari kondisi dan perkembangan situasi Lebanon dan Timur Tengah, Panglima TNI menyampaikan beberapa perhatian dan harapan untuk diperhatikan secara seksama sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas prajurit, yakni memahami dan menguasai secara benar aturan pelibatan dan prosedur tetap.
Selain itu, prajurit juga diimbau untuk mencermati setiap perkembangan situasi di wilayah penugasan dan melaksanakan analisa secara cerdas dalam mengambil keputusan secara tepat dan cepat serta menghormati etika sosial, adat istiadat dan kearifan lokal masyarakat setempat dengan berpedoman pada "delapan wajib TNI".
"Prajurit harus menjaga dan tingkatkan soliditas dan solidaritas sesama prajurit TNI dan tingkatkan komunikasi dengan prajurit megara lain yang mengemban misi PBB yang sama," tuturnya.
Panglima TNI mengingatkan, bahwa keberadaan prajurit Konga di daerah operasi adalah sebagai duta TNI dan bangsa Indonesia. Oleh karena itu, seluruh prajurit berkewajiban menjaga nama baik bangsa Indonesia dan TNI dengan tetap memegang teguh norma-norma keprajuritan yang dilandasi Sapta Marga, Sumpah Prajurit dan 8 Wajib TNI.
Sumber: Investor
Wednesday, November 21, 2012
TNI AU Terima Satu Pesawat KT-1B Rakitan PT DI
Komandan Lanud Adisutjipto Marsma TNI Abdul Muis, sedang melihat instrument Pesawat KT-1B yang baru saja tiba dari PT Dirgantara Indonesia, Bandung, didampingi teknisi dan operator pesawat dari KAI (Korean Aerospace Industries). Kamis (21/11). (Foto: Lanud Adisutjipto)
21 November 2012, Yogyakarta: Pangkalan Udara Utama TNI AU Adisutjipto, Yogyakarta, mendapat tambahan satu pesawat latih baru jenis KT-1B Wong Bee buatan Korea Selatan yang dirakit PT Dirgantara Indonesia, Bandung.
"Dengan penambahan pesawat tersebut diharapkan program pembinaan penerbang TNI AU dapat lebih baik," kata Komandan Pangkalan Udara Utama TNI AU Adisutjipto, Marsekal Pertama TNI Abdul Muis, di Yogyakarta, Rabu.
Dengan demikian, menurut dia, kebutuhan penerbang dapat terpenuhi secara ideal dan berlanjut. Hal ini juga merupakan upaya pimpinan TNI AU dalam penyediaan sumber daya manusia penerbang yang profesional dan andal dalam setiap pelaksanaan tugas.
"Di Sekolah Penerbang di sini, pesawat jenis itu dipakai sehari-hari untuk kegiatan latih lanjut dan digunakan Jupiter Aerobatic Team (JAT) karena keandalannya," katanya.
Ia mengatakan kedatangan pesawat itu merupakan realisasi pemesanan pemerintah Indonesia kepada pemerintah Korea Selatan dalam hal ini Korean Aerospace Industries.
"Kedatangan pesawat KT-1B itu merupakan tahap terakhir pada 2012. Pesawat itu diterbangkan Komandan Skuadron Pendidikan 102, Letnan Kolonel Penerbang Dedy Susanto, dari perusahaan yang merakitnya PT Dirgantara Indonesia, Bandung," katanya.
Menurut dia, sejak 2003 Korsel mengekspor pesawat KT-1B, yang merupakan modifikasi KT-1, kepada TNI AU dan perakitannya dipercayakan kepada PT Dirgantara Indonesia.
Pesawat KT-1B merupakan pesawat kecil dengan baling-baling bermesin turbo, cukup lincah, dan bisa bermanuver dalam banyak formasi. Pesawat itu lebih besar dari pesawat Maserati.
"Korsel mengirimkan beberapa unit pesawat KT-1B ditambah komponennya ke Indonesia. Pada 2003 TNI AU telah mendapat tujuh pesawat, selanjutnya pada 2007 memperoleh lima pesawat, dan pada 2012 mendapatkan lima pesawat," katanya.
Sumber: ANTARA News
21 November 2012, Yogyakarta: Pangkalan Udara Utama TNI AU Adisutjipto, Yogyakarta, mendapat tambahan satu pesawat latih baru jenis KT-1B Wong Bee buatan Korea Selatan yang dirakit PT Dirgantara Indonesia, Bandung.
"Dengan penambahan pesawat tersebut diharapkan program pembinaan penerbang TNI AU dapat lebih baik," kata Komandan Pangkalan Udara Utama TNI AU Adisutjipto, Marsekal Pertama TNI Abdul Muis, di Yogyakarta, Rabu.
Dengan demikian, menurut dia, kebutuhan penerbang dapat terpenuhi secara ideal dan berlanjut. Hal ini juga merupakan upaya pimpinan TNI AU dalam penyediaan sumber daya manusia penerbang yang profesional dan andal dalam setiap pelaksanaan tugas.
"Di Sekolah Penerbang di sini, pesawat jenis itu dipakai sehari-hari untuk kegiatan latih lanjut dan digunakan Jupiter Aerobatic Team (JAT) karena keandalannya," katanya.
Ia mengatakan kedatangan pesawat itu merupakan realisasi pemesanan pemerintah Indonesia kepada pemerintah Korea Selatan dalam hal ini Korean Aerospace Industries.
"Kedatangan pesawat KT-1B itu merupakan tahap terakhir pada 2012. Pesawat itu diterbangkan Komandan Skuadron Pendidikan 102, Letnan Kolonel Penerbang Dedy Susanto, dari perusahaan yang merakitnya PT Dirgantara Indonesia, Bandung," katanya.
Menurut dia, sejak 2003 Korsel mengekspor pesawat KT-1B, yang merupakan modifikasi KT-1, kepada TNI AU dan perakitannya dipercayakan kepada PT Dirgantara Indonesia.
Pesawat KT-1B merupakan pesawat kecil dengan baling-baling bermesin turbo, cukup lincah, dan bisa bermanuver dalam banyak formasi. Pesawat itu lebih besar dari pesawat Maserati.
"Korsel mengirimkan beberapa unit pesawat KT-1B ditambah komponennya ke Indonesia. Pada 2003 TNI AU telah mendapat tujuh pesawat, selanjutnya pada 2007 memperoleh lima pesawat, dan pada 2012 mendapatkan lima pesawat," katanya.
Sumber: ANTARA News
Pasukan TNI Pukul Mundur Musuh
(Foto: KOSTRAD)
21 November 2012, Sangatta: Pasukan TNI dari Satuan Batalyon 514 Raider dan Yonif 509/Kostrad berhasil memukul mundur pasukan musuh sehingga mulai bergerak memasuki daerah persiapan dalam Latihan Gabungan 2012 di kawasan Sekerat, Kecamatan Kaliorang, Kabupaten Kutai Timur.
Siaran pers Satgaspen Lagtab TNI 2012 yang diterima, Selasa (20/11), menyebutkan, pasukan elite TNI berhasil memukul mundur pengacau setelah sebelumnya kawasan tertentu dapat dikuasai Pasukan Pendarat dari Korps Marinir TNI AL.
Setelah merapat dipantai sekerat pada Senin (19/11), Batalyon 514 Raider mulai melakukan pergerakan memasuki daerah persiapannya di sekitar jalan poros Kaliorang.
Pasukan Batalyon 514 Raider yang dipimpin Letkol Infanteri Franz Yohannes Purba, melakukan Teknik Perlintasan dengan cara koordinasi dengan pasukan kawan, tujuannya untuk mengetahui segala informasi tentang situasi kawan dan lawan di depan dalam pergerakan maju pasukan Batalyon Raider 514.
Setelah berada di titik temu, pasukan melanjutkan gerak maju ke lorong perlintasan, namun setelah sampai dititik pisah kendali berada dipasukan pendarat (Pasrat), kata Letkol Infatenri Franz Yohannes Purba.
Dikatakan Letkol Inf Franz Yohannes Purba, dalam gerak maju, pasukannya beberapa kali mendapatkan perlawanan dari kelompok kecil pasukan musuh yang berada di beberapa titik perlintasan.
Setelah memukul mundur pasukan musuh, Batalyon 514 Raider mendapatkan daerah pertahanan sementara yang telah disterilkan dari gangguan musuh baik personil maupun ranjau untuk dijadikan daerah persiapan dalam serangan selanjutnya.
Siaran Pers itu juga menyebutkan, Pasukan TNI dari satuan Yonif 509/Kostrad di bawah pimpinan Komandan Batalyon Letkol Inf. Andi Asmara Dewa, juga suskes melakukan pemindahan pasukan gerak maju untuk kontak dari pantai Sekerat menuju Kota Sangatta.
Pasukan dengan kekuatan satu Kompi Mekanis dengan Kendaraan Anoa, satu Pleton Zipur 10/Kostrad, yang tergabung dalam Latihan Gabungan (Latgab) TNI tingkat Brigade Tahun 2012, juga telah memindahan pasukan sejak Senin (19/11).
Menurut Komandan Batalyon Letkol Inf Andi Asmara, keahlian taktis yang perankan para prajuritnya terutama saat menyusuri jalan setapak saling menjaga dan mengamankan mulai dari tingkat regu,tingkat plaeton sampai dengan kompi per kompi.
"Pergerakan taktis sebagai prajurit tempur penuh dengan kewaspadaan adalah kunci keeberhasilan dalam pertempuran yang ditunjukkan prajurit-prajurit Yonif 509/Kostrad yang setiap saat dan setiap sewaktu-waktu mendapat serangan dadakan dari pihak musuh," katanya.
Ia menegaskan, sikap pantang menyerah menghadapi berbagai macam rintangan medan terjadi tidak menjadi halangan bagi prajurit-prajurit sejati Yonif 509/Kostrad. Inilah bukti bahwa NKRI adalah harga mati yang tidak bias ditawar lagi oleh siapaun, demi keutuhan dan kedaulatan Bangsa dan Negara Republik Indonesia prajurit-prajurit TNI siap mempertahankan jiwa dan raga.
"Para Prajurit ini sangat bangga, karena Gerak Maju Untuk Kontak (GMUK) Yonif 509/Kostrad, memasuki daerah persiapan ditinjau langsung oleh Dirlat Kodiklat TNI sebagai kawasan yaitu Brigader Jenderal (Brigjen) TNI Sibuarian berjalan lancar," ujarnya.
Dikatakannya, komunikasi antara Pleton depan dengan unsur kelompok Komando Batayon sebagai pengendali gerakan berjalan mulus dan lancar, sampai dengan ditemukannya Daerah Persiapan Yonif 509/Kostrad sebagai tempat konsolidasi akhir dan pemberian perintah oleh Pangkogabrat sebelum melakukan operasi serangan lanjutan.
Sumber: Investor Daily
21 November 2012, Sangatta: Pasukan TNI dari Satuan Batalyon 514 Raider dan Yonif 509/Kostrad berhasil memukul mundur pasukan musuh sehingga mulai bergerak memasuki daerah persiapan dalam Latihan Gabungan 2012 di kawasan Sekerat, Kecamatan Kaliorang, Kabupaten Kutai Timur.
Siaran pers Satgaspen Lagtab TNI 2012 yang diterima, Selasa (20/11), menyebutkan, pasukan elite TNI berhasil memukul mundur pengacau setelah sebelumnya kawasan tertentu dapat dikuasai Pasukan Pendarat dari Korps Marinir TNI AL.
Setelah merapat dipantai sekerat pada Senin (19/11), Batalyon 514 Raider mulai melakukan pergerakan memasuki daerah persiapannya di sekitar jalan poros Kaliorang.
Pasukan Batalyon 514 Raider yang dipimpin Letkol Infanteri Franz Yohannes Purba, melakukan Teknik Perlintasan dengan cara koordinasi dengan pasukan kawan, tujuannya untuk mengetahui segala informasi tentang situasi kawan dan lawan di depan dalam pergerakan maju pasukan Batalyon Raider 514.
Setelah berada di titik temu, pasukan melanjutkan gerak maju ke lorong perlintasan, namun setelah sampai dititik pisah kendali berada dipasukan pendarat (Pasrat), kata Letkol Infatenri Franz Yohannes Purba.
Dikatakan Letkol Inf Franz Yohannes Purba, dalam gerak maju, pasukannya beberapa kali mendapatkan perlawanan dari kelompok kecil pasukan musuh yang berada di beberapa titik perlintasan.
Setelah memukul mundur pasukan musuh, Batalyon 514 Raider mendapatkan daerah pertahanan sementara yang telah disterilkan dari gangguan musuh baik personil maupun ranjau untuk dijadikan daerah persiapan dalam serangan selanjutnya.
Siaran Pers itu juga menyebutkan, Pasukan TNI dari satuan Yonif 509/Kostrad di bawah pimpinan Komandan Batalyon Letkol Inf. Andi Asmara Dewa, juga suskes melakukan pemindahan pasukan gerak maju untuk kontak dari pantai Sekerat menuju Kota Sangatta.
Pasukan dengan kekuatan satu Kompi Mekanis dengan Kendaraan Anoa, satu Pleton Zipur 10/Kostrad, yang tergabung dalam Latihan Gabungan (Latgab) TNI tingkat Brigade Tahun 2012, juga telah memindahan pasukan sejak Senin (19/11).
Menurut Komandan Batalyon Letkol Inf Andi Asmara, keahlian taktis yang perankan para prajuritnya terutama saat menyusuri jalan setapak saling menjaga dan mengamankan mulai dari tingkat regu,tingkat plaeton sampai dengan kompi per kompi.
"Pergerakan taktis sebagai prajurit tempur penuh dengan kewaspadaan adalah kunci keeberhasilan dalam pertempuran yang ditunjukkan prajurit-prajurit Yonif 509/Kostrad yang setiap saat dan setiap sewaktu-waktu mendapat serangan dadakan dari pihak musuh," katanya.
Ia menegaskan, sikap pantang menyerah menghadapi berbagai macam rintangan medan terjadi tidak menjadi halangan bagi prajurit-prajurit sejati Yonif 509/Kostrad. Inilah bukti bahwa NKRI adalah harga mati yang tidak bias ditawar lagi oleh siapaun, demi keutuhan dan kedaulatan Bangsa dan Negara Republik Indonesia prajurit-prajurit TNI siap mempertahankan jiwa dan raga.
"Para Prajurit ini sangat bangga, karena Gerak Maju Untuk Kontak (GMUK) Yonif 509/Kostrad, memasuki daerah persiapan ditinjau langsung oleh Dirlat Kodiklat TNI sebagai kawasan yaitu Brigader Jenderal (Brigjen) TNI Sibuarian berjalan lancar," ujarnya.
Dikatakannya, komunikasi antara Pleton depan dengan unsur kelompok Komando Batayon sebagai pengendali gerakan berjalan mulus dan lancar, sampai dengan ditemukannya Daerah Persiapan Yonif 509/Kostrad sebagai tempat konsolidasi akhir dan pemberian perintah oleh Pangkogabrat sebelum melakukan operasi serangan lanjutan.
Sumber: Investor Daily
Kopassus Berlatih Infiltrasi ke Kapal
(Foto: Dispenarmatim)
21 November 2012, Surabaya: Prajurit Komando Pasukan Khusus TNI AD, berlatih infiltrasi ke kapal lewat laut (Ship Boarding) di sekitar laut Dermaga Koarmatim, Ujung Surabaya, Rabu (21/11). Lima belas prajurit Kopassus mengikuti gladi penyusupan ke kapal, dibawah bimbingan pelatih dari Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI AL. Pasukan elit Angkatan Darat itu, merupakan siswa Sekolah Komando Pasukan Katak (Sekopaska) Kopassus angkatan XIII tahun 2012.
Satu persatu mereka melaksanakan praktek bording. Gladi boarding yang dilakukan dengan terjun ke laut itu, dilaksanakan dari kapal yang melaju dengan kecepatan tinggi (Cast Kapal Cepat). Namun dalam latihan ini, siswa Sekopaska Kopassus tidak menggunakan kapal cepat, hanya dilaksanakan di Dermaga Sea Rider, Koarmatim.
(Foto: Dispenarmatim)
Ship Boarding merupakan salah satu materi pendidikan Sekopaska Kopassus, yang dilakukan dengan beberapa cara diantaranya, melalui kapal dan selam. Berhasil menyusup ke kapal lawan pasukan khusus selanjutnya melakukan sabotase terhadap kapal musuh, kemudian meninggalkan sasaran dengan cepat dan senyap.
Meskipun sudah memilki kemampuan tempur yang tinggi, 15 parjurit Kopassus dari Satauan Penanggualan Teror (Satgultor-81), terus menambah ilmu peperangan aspek laut (Naval Special Warvare). Materi pertempuran aspek laut yang telah mereka laksanakan diantaranya adalah, navigasi jarak jauh (Long Range Navigation) dan penghancuran kapal atau dermaga (Sneak Attack).
Siswa Sekopaska Kopassus angkatan XIII berjumlah 15 orang terdiri dari tiga Perwira dan dua belas Bintara. Saat ini mereka telah menjalankan masa pendidikan selama satu bulan. Sedangkan masa pendidikan keseluruhan tiga bulan setengah.
Sumber: Dispenarmatim
21 November 2012, Surabaya: Prajurit Komando Pasukan Khusus TNI AD, berlatih infiltrasi ke kapal lewat laut (Ship Boarding) di sekitar laut Dermaga Koarmatim, Ujung Surabaya, Rabu (21/11). Lima belas prajurit Kopassus mengikuti gladi penyusupan ke kapal, dibawah bimbingan pelatih dari Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI AL. Pasukan elit Angkatan Darat itu, merupakan siswa Sekolah Komando Pasukan Katak (Sekopaska) Kopassus angkatan XIII tahun 2012.
Satu persatu mereka melaksanakan praktek bording. Gladi boarding yang dilakukan dengan terjun ke laut itu, dilaksanakan dari kapal yang melaju dengan kecepatan tinggi (Cast Kapal Cepat). Namun dalam latihan ini, siswa Sekopaska Kopassus tidak menggunakan kapal cepat, hanya dilaksanakan di Dermaga Sea Rider, Koarmatim.
(Foto: Dispenarmatim)
Ship Boarding merupakan salah satu materi pendidikan Sekopaska Kopassus, yang dilakukan dengan beberapa cara diantaranya, melalui kapal dan selam. Berhasil menyusup ke kapal lawan pasukan khusus selanjutnya melakukan sabotase terhadap kapal musuh, kemudian meninggalkan sasaran dengan cepat dan senyap.
Meskipun sudah memilki kemampuan tempur yang tinggi, 15 parjurit Kopassus dari Satauan Penanggualan Teror (Satgultor-81), terus menambah ilmu peperangan aspek laut (Naval Special Warvare). Materi pertempuran aspek laut yang telah mereka laksanakan diantaranya adalah, navigasi jarak jauh (Long Range Navigation) dan penghancuran kapal atau dermaga (Sneak Attack).
Siswa Sekopaska Kopassus angkatan XIII berjumlah 15 orang terdiri dari tiga Perwira dan dua belas Bintara. Saat ini mereka telah menjalankan masa pendidikan selama satu bulan. Sedangkan masa pendidikan keseluruhan tiga bulan setengah.
Sumber: Dispenarmatim
UI dan Mabes TNI Kerjasama Pembuatan Kapal Tanpa Awak
(Foto: Novika Ginanto)
21 November 2012, Jakarta: Mahasiswa Fakultas Teknik UI telah menjajaki kerjasama militer dengan Mabes TNI mengenai pemanfaatan kapal tanpa awak dalam pertahanan Indonesia. Kerjasama dengan Mabes TNI ini disebut SEA GHOST Project.
Konsep Road Mapnya adalah tentang Cyber Warfare dalam pertahanan Indonesia, dimana nantinya kapal tanpa awak ini akan dikendalikan melalui komunikasi satelit. Kapal ini digunakan untuk melakukan penyerangan terhadap kapal penyusup. Jika kapal tanpa awak ini terkena serangan peretas atau virus dalam komunikasi datanya (yang potensial menjadikan gerakan kapal tanpa awak ini menjadi kacau atau tak terkendali), maka PUSINFOLAHTA – Mabes TNI akan melakukan perlawanan terhadap virus atau serangan peretas sehingga kapal tanpa awak ini dapat dikendalikan kembali dan memulai penyerangan terhadap kapal musuh/penyusup kembali.
Prototipe kapal tanpa awak yang dikerjakan oleh para mahasiswa UI ini ditampilkan di stand Mabes TNI pada acara Indo Defence2012 yang diselenggarakan di Jakarta International EXPO – Kemayoran pada 7-10 November 2012 yang lalu. Kapal tanpa awal yang diberi nama Makara-02 ini sebelumnya telah meraih penghargaan desain terbaik se-Indonesia dan berhasil melampaui 4 rintangan secara otomatis tanpa kendali dibandingkan peserta lain pada Kontes Kapal Cepat Tak Berawak 2012 Kategori Autonomous yang dilaksanakan di Pantai Kartini – Jepara.
Makara-02. (Foto: Novika Ginanto)
Makara-02 merupakan robot kapal tanpa awak yang dikembangkan dari Makara-01, yaitu robot kapal tanpa awak sebelumnya yang dilombakan di Amerika Serikat. Robot kapal tanpa awak ini berdimensi 4,94 kaki x 2,96 kaki x 0,73 kaki dengan sistem kendali otomatis berdasarkan sensor kamera aspek kunci dari desain Makara-02 adalah desain berteknologi tinggi yang memperhatikan aspek stabilitas dan hambatan yang sangat rendah merupakan perpaduan antara SWATH (Small Waterplane Area Twin Hull) dan teknologi Wave Piercing sehingga kapal jauh memiliki nilai inovasi yang tinggi dibandingkan dengan peserta lain.
Robot kapal tanpa awak MAKARA-02 ini nantinya akan digunakan sebagai model untuk uji towing tank untuk memprediksi hambatan pada SEA GHOST yang berukuran FLEET CLASS yaitu memiliki panjang kurang lebih 10 m dan memiliki payload lebih dari 2 ton, sehingga stabilitas kapal sangat baik ketika dilengkapi persenjataan dan sistem komunikasi yang canggih.
Perkembangan Kapal tanpa awak ini berkembang pesat di Amerika Serikat, Israel dan bahkan telah digunakan di Singapura. Kinilah saatnya militer kelautan kita bergerak maju demi menjaga ketahanan bangsa Indonesia melalui SEA GHOST PROJECT Universitas Indonesia.
Sumber: HUMAS FT UI
21 November 2012, Jakarta: Mahasiswa Fakultas Teknik UI telah menjajaki kerjasama militer dengan Mabes TNI mengenai pemanfaatan kapal tanpa awak dalam pertahanan Indonesia. Kerjasama dengan Mabes TNI ini disebut SEA GHOST Project.
Konsep Road Mapnya adalah tentang Cyber Warfare dalam pertahanan Indonesia, dimana nantinya kapal tanpa awak ini akan dikendalikan melalui komunikasi satelit. Kapal ini digunakan untuk melakukan penyerangan terhadap kapal penyusup. Jika kapal tanpa awak ini terkena serangan peretas atau virus dalam komunikasi datanya (yang potensial menjadikan gerakan kapal tanpa awak ini menjadi kacau atau tak terkendali), maka PUSINFOLAHTA – Mabes TNI akan melakukan perlawanan terhadap virus atau serangan peretas sehingga kapal tanpa awak ini dapat dikendalikan kembali dan memulai penyerangan terhadap kapal musuh/penyusup kembali.
Prototipe kapal tanpa awak yang dikerjakan oleh para mahasiswa UI ini ditampilkan di stand Mabes TNI pada acara Indo Defence2012 yang diselenggarakan di Jakarta International EXPO – Kemayoran pada 7-10 November 2012 yang lalu. Kapal tanpa awal yang diberi nama Makara-02 ini sebelumnya telah meraih penghargaan desain terbaik se-Indonesia dan berhasil melampaui 4 rintangan secara otomatis tanpa kendali dibandingkan peserta lain pada Kontes Kapal Cepat Tak Berawak 2012 Kategori Autonomous yang dilaksanakan di Pantai Kartini – Jepara.
Makara-02. (Foto: Novika Ginanto)
Makara-02 merupakan robot kapal tanpa awak yang dikembangkan dari Makara-01, yaitu robot kapal tanpa awak sebelumnya yang dilombakan di Amerika Serikat. Robot kapal tanpa awak ini berdimensi 4,94 kaki x 2,96 kaki x 0,73 kaki dengan sistem kendali otomatis berdasarkan sensor kamera aspek kunci dari desain Makara-02 adalah desain berteknologi tinggi yang memperhatikan aspek stabilitas dan hambatan yang sangat rendah merupakan perpaduan antara SWATH (Small Waterplane Area Twin Hull) dan teknologi Wave Piercing sehingga kapal jauh memiliki nilai inovasi yang tinggi dibandingkan dengan peserta lain.
Robot kapal tanpa awak MAKARA-02 ini nantinya akan digunakan sebagai model untuk uji towing tank untuk memprediksi hambatan pada SEA GHOST yang berukuran FLEET CLASS yaitu memiliki panjang kurang lebih 10 m dan memiliki payload lebih dari 2 ton, sehingga stabilitas kapal sangat baik ketika dilengkapi persenjataan dan sistem komunikasi yang canggih.
Perkembangan Kapal tanpa awak ini berkembang pesat di Amerika Serikat, Israel dan bahkan telah digunakan di Singapura. Kinilah saatnya militer kelautan kita bergerak maju demi menjaga ketahanan bangsa Indonesia melalui SEA GHOST PROJECT Universitas Indonesia.
Sumber: HUMAS FT UI
TNI AD Diperkuat 180 Rudal Javelin
Rudal darat-ke-darat Javelin. (Foto: DID)
21 November 2012, Jakarta: Defense Security Cooperation Agency (DSCA) menyampaikan kepada Kongres rencana penjualan 180 rudal Javelin Block I beserta perangkat pendukungnya senilai 60 juta dolar pada Indonesia dibawah program Foreign Military Sale.
Pemerintah Indonesia mengajukan pembelian 180 rudal Javelin Block I, 25 Command Launch Units (CLU), Missile Simulation Rounds (MSR), Battery Coolant Units (BCU), Enhanced Basic Skills Trainer, Weapon Effects Simulator, baterai, pengisi baterai, perangkat pendukung, suku cadang, pelatihan personil beserta perangkat pelatihan, data teknikal, bantuan teknis dari pihak pabrikan dan pemerintah Amerika Serikat serta berbagai bantuan logistik.
Pembelian sistem Javelin bagian dari program modernisasi TNI AD.
Raytheon/Lockheed Martin Javelin Joint Venture (JJV) di Tuscon, Arizona dan Orlando, Florida sebagai pihak pabrikan dalam program ini. Paket pembelian tidak disertai kesepakatan offset atau alih teknologi.
Sumber: DSCA
21 November 2012, Jakarta: Defense Security Cooperation Agency (DSCA) menyampaikan kepada Kongres rencana penjualan 180 rudal Javelin Block I beserta perangkat pendukungnya senilai 60 juta dolar pada Indonesia dibawah program Foreign Military Sale.
Pemerintah Indonesia mengajukan pembelian 180 rudal Javelin Block I, 25 Command Launch Units (CLU), Missile Simulation Rounds (MSR), Battery Coolant Units (BCU), Enhanced Basic Skills Trainer, Weapon Effects Simulator, baterai, pengisi baterai, perangkat pendukung, suku cadang, pelatihan personil beserta perangkat pelatihan, data teknikal, bantuan teknis dari pihak pabrikan dan pemerintah Amerika Serikat serta berbagai bantuan logistik.
Pembelian sistem Javelin bagian dari program modernisasi TNI AD.
Raytheon/Lockheed Martin Javelin Joint Venture (JJV) di Tuscon, Arizona dan Orlando, Florida sebagai pihak pabrikan dalam program ini. Paket pembelian tidak disertai kesepakatan offset atau alih teknologi.
Sumber: DSCA
Tuesday, November 20, 2012
TNI AD Siaga Enam Helikopter dalam Latgab 2012
Mi-17. (Foto: Berita HanKam)
20 November 2012, Sanggata: Enam helikopter milik TNI AD masih tetap siaga mendukung kampanye militer dalam rangka Latihan Gabungan (Latgab) TNI 2012 yang masih berlanjut di kawasan pegunungan dan perairan Sekerat Bengalon-Kaliorang, Kutai Timur, Kalimantan Timur.
"Keberadaan enam helikopter itu untuk mendukung lima pilar selama Latgab TNI tingkat Brigade yang merupakan Kampanye Militer," kata Kasiops Kapten Pnb Feri Eko, Selasa.
Menurut dia, ada lima pilar tugas penting yang dikendalikan melalui Posko di Sangkima, dalam rangka mendukung operasi dan kampanye militer, seperti mendrop bahan makanan, evakuasi dan komando pengendalian.
Keenam unit helikopter TNI AD yang tetap siaga di Desa Sangkima, Kutai Timur, itu adalah Jenis Bell-412 dan Mi-35, Mi-17 milik TNI AD yang didukung 104 prajurit TNI AU dan TNI AD.
Menurut Kasiops Kapten Pnb Feri Eko, ada berapa manuver seperti angkut logistik (tarlog) yakni mendrop bahan makanan ke pasukan terdepan, kemudian Komando dan Pengendalian (Kodal) yang memakai unsur pimpinan untuk mengendalikan pasukan di lapangan.
Kemudian mengevakuasi korban perang untuk dipindahkan ada bagian belakang hingga dilakukan pemindahan korban perang ke rumah sakit terdekat atau rumah sakit TNI. Kemudian bantuan tembakan, bantuan serang heli Mi-35 dan muatan luar.
"Posko Sangkima ini siaga penuh selama 24 jam, jadi kapanpun dihubungi dan dimintai dukungan sudah siap siaga," ujar Kapten Pnb Feri Eko didampingi Lettu Pnb Wendri Ekananda, menambahkan.
Ia mengatakan, dari enam unit helikopter yang ditempatkan di Sangkima, Kutai Timur, semuanya dalam kondisi siap terbang dan telah memiliki jam terbang yang sangat tinggi pula.
Misalnya, Bell-412 nomor penerbangan HA-5515, telah memiliki jam terbang sebanyak 346.66 menit jam terbang dan Bell-412 HA-5162 sudah terbang selama 177,39 menit jam terbang. Kemudian Mi-17V5 HA-5141 sudah terbang selama 976.30 menit jam terbang.
Kemudian Mi- 35-P HA-5152 jam terbang sudah mencapai 277.74 menit jam terbang, dan HA-5153 sudah terbang sebanyak 222.50 menit jam terbang.
Sedangkan Mi-35 dengan tiga kru perwira persenjataan teknis dengan 8 prajurit memiliki panjang 17,5 meter, bermesin 2 x Isotop TV3-117 turbin 1.600 KW, memiliki kecepatan maksimum 335 km/jam dengan jarak jangkau 450 kilometer, mampu membawa senjata 30 mm Yakushev-Borsov multi barrel marchine gun.
Pantauan ANTARA di Lapangan Golf Sangkima Pertamina EP, lokasi yang menjadi pangkalan helikopter selama Latgab TNI 2012, para kru nampak sibuk mengecek seluruh bagian pesawat mulai ban, ekor hingga pengecekan tempat roket dan peluru-peluru yang akan ditembakkan ke sasaran.
"Hari ini dicek kondisinya, karena rencananya Rabu (21/11) akan melakukan serangan melalui udara ke darat untuk melumpuhkan musuh yang bersembunyi di kawasan gunung Sekerat," kata salah satu personel Helikopter, yang tidak bersedia disebut namanya.
Kampanye militer yang dilakukan TNI seperti Operasi Dukungan Udara/Pengintaian Udara, Operasi Pasukan Khusus, Operasi Laut Gabungan, Operasi Amfibi, Operasi Lintas Udara, Operasi Pendaratan Administrasi, Operasi Darat Gabungan dan Operasi Teritorial. Operasi Intelijen Taktis, Operasi Dukungan Udara/Operasi Perebutan Pengendalian Pangkalan Udara (OP3U).
Sumber: Republika
20 November 2012, Sanggata: Enam helikopter milik TNI AD masih tetap siaga mendukung kampanye militer dalam rangka Latihan Gabungan (Latgab) TNI 2012 yang masih berlanjut di kawasan pegunungan dan perairan Sekerat Bengalon-Kaliorang, Kutai Timur, Kalimantan Timur.
"Keberadaan enam helikopter itu untuk mendukung lima pilar selama Latgab TNI tingkat Brigade yang merupakan Kampanye Militer," kata Kasiops Kapten Pnb Feri Eko, Selasa.
Menurut dia, ada lima pilar tugas penting yang dikendalikan melalui Posko di Sangkima, dalam rangka mendukung operasi dan kampanye militer, seperti mendrop bahan makanan, evakuasi dan komando pengendalian.
Keenam unit helikopter TNI AD yang tetap siaga di Desa Sangkima, Kutai Timur, itu adalah Jenis Bell-412 dan Mi-35, Mi-17 milik TNI AD yang didukung 104 prajurit TNI AU dan TNI AD.
Menurut Kasiops Kapten Pnb Feri Eko, ada berapa manuver seperti angkut logistik (tarlog) yakni mendrop bahan makanan ke pasukan terdepan, kemudian Komando dan Pengendalian (Kodal) yang memakai unsur pimpinan untuk mengendalikan pasukan di lapangan.
Kemudian mengevakuasi korban perang untuk dipindahkan ada bagian belakang hingga dilakukan pemindahan korban perang ke rumah sakit terdekat atau rumah sakit TNI. Kemudian bantuan tembakan, bantuan serang heli Mi-35 dan muatan luar.
"Posko Sangkima ini siaga penuh selama 24 jam, jadi kapanpun dihubungi dan dimintai dukungan sudah siap siaga," ujar Kapten Pnb Feri Eko didampingi Lettu Pnb Wendri Ekananda, menambahkan.
Ia mengatakan, dari enam unit helikopter yang ditempatkan di Sangkima, Kutai Timur, semuanya dalam kondisi siap terbang dan telah memiliki jam terbang yang sangat tinggi pula.
Misalnya, Bell-412 nomor penerbangan HA-5515, telah memiliki jam terbang sebanyak 346.66 menit jam terbang dan Bell-412 HA-5162 sudah terbang selama 177,39 menit jam terbang. Kemudian Mi-17V5 HA-5141 sudah terbang selama 976.30 menit jam terbang.
Kemudian Mi- 35-P HA-5152 jam terbang sudah mencapai 277.74 menit jam terbang, dan HA-5153 sudah terbang sebanyak 222.50 menit jam terbang.
Sedangkan Mi-35 dengan tiga kru perwira persenjataan teknis dengan 8 prajurit memiliki panjang 17,5 meter, bermesin 2 x Isotop TV3-117 turbin 1.600 KW, memiliki kecepatan maksimum 335 km/jam dengan jarak jangkau 450 kilometer, mampu membawa senjata 30 mm Yakushev-Borsov multi barrel marchine gun.
Pantauan ANTARA di Lapangan Golf Sangkima Pertamina EP, lokasi yang menjadi pangkalan helikopter selama Latgab TNI 2012, para kru nampak sibuk mengecek seluruh bagian pesawat mulai ban, ekor hingga pengecekan tempat roket dan peluru-peluru yang akan ditembakkan ke sasaran.
"Hari ini dicek kondisinya, karena rencananya Rabu (21/11) akan melakukan serangan melalui udara ke darat untuk melumpuhkan musuh yang bersembunyi di kawasan gunung Sekerat," kata salah satu personel Helikopter, yang tidak bersedia disebut namanya.
Kampanye militer yang dilakukan TNI seperti Operasi Dukungan Udara/Pengintaian Udara, Operasi Pasukan Khusus, Operasi Laut Gabungan, Operasi Amfibi, Operasi Lintas Udara, Operasi Pendaratan Administrasi, Operasi Darat Gabungan dan Operasi Teritorial. Operasi Intelijen Taktis, Operasi Dukungan Udara/Operasi Perebutan Pengendalian Pangkalan Udara (OP3U).
Sumber: Republika
IFV Marder 1A3 Alutsista TNI AD Terbaru
IFV Marder 1A3. (Foto: Berita HanKam)
20 November 2012, Solo: Bersamaan dengan pembelian 103 buah tank temput berat Leopard 2 dari varian Leopard 2A4 dan varian Leopard MBT Revolution, TNI AD juga mendapat jatah setidaknya 50 buah tank bersenjata pengangkut personel Marder, yang juga buatan pabrikan Jerman, Rheinmetall.
Kalau dilihat dari riwayat hidupnya, Marder ini sebenarnya bukan produk yang anyar gres. Prototipe awalnya saja dirancang tahun 1960-an, dengan produksi perdana pada 1971, yang dilanjutkan dengan sejumlah varian pengembangan hingga tahun 1990-an. Bahkan saat ini sebagian Marder varian awal di Jerman sana sudah akan digantikan oleh generasi yang lebih baru yaitu Puma.
Meski begitu, kehadiran Marder di tanah air tetap akan mengubah kekuatan TNI AD. Soalnya boleh dibilang inilah kali pertama TNI AD mengoperasikan kendaraan tempur lapis baja pengangkut personel yang punya daya gebuk jauh lebih baik dari yang selama ini dimiliki. Memang, dari segi pengategorian, Marder ini tergolong apa yang diistilahkan di dunia militer Barat sebagai infantry fighting vehicle (IFV), yaitu kendaraan pengangkut personel infantri, namun dengan kemampuan tempur yang mencukupi untuk melakukan gempuran terbatas atau bela diri.
Bagian belakang IFV Marder 1A3. (Foto: Berita HanKam)
Salah satu ciri khas IFV seperti Marder adalah adanya kanon atau meriam berkaliber kecil, yang untuk Marder dari kaliber 20 mm Rheinmetall MK 20 Rh202. Kanon yang dipakai adalah dari jenis otomatis, artinya peluru tidak perlu diisikan satu demi satu. Peluru yang dipergunakan bisa dari berbagai jenis seperti amunisi konvensional, penembus baja serta high explosive (HE) alias berdaya ledak tinggi. Hal ini jelas tidak dimiliki oleh kendaraan angkut personel yang selama ini dioperasikan TNI AD yaitu AMX VCI serta Alvis Stormer, yang hanya dibekali senapan mesin berat kaliber 12,7 mm atau 7,62 mm.
Sebagai senjata tambahan, pada bagian kiri kubah kanon terpasang sejajar senapan mesin 7,62 mm. Kubah senjatanya busa diputar 360 derajat, sementara kanonnya bisa digerakkan vertikal dari -17 derajat hingga +65 derajat dengan kecepatan 40 derajat per detik. Sebagai tambahan peranti bela diri ada tujuh pelontar granat kaliber 76 mm untuk melontarkan granat asap.
Desain interior Marder tak banyak beda dengan kendaraan tempur asal Eropa sejenisnya. Pengemudi duduk di sisi kiri depan, sementara mesin berada di sebelah kanannya. Di bagian tengah terdapat tempat untuk dua awak di bawah kubah meriam, di mana komandan kendaraan duduk di kanan dan juru tembak di kiri. Di bagian belakang terdapat ruang pengangkut enam personel infantri yang duduk beradu punggung, bukan berhadapan.
Marder ditenagai mesin disel MTU MB Ea-500 enam silinder berpendingin cairan yang mampu menggelontorkan 600 tenaga kuda. Pada varian awal Marder, mesin ini mampu membuat kendaraan dipacu hingga 75 km per jam di jalan mulus. Namun pada varian berikutnya di mana sudah ada sejumlah modifikasi yang membuat bobot kendaraan bertambah signifikan hingga mencapai sekitar 35-an ton, kecepatan maksimalnya pun turun jadi sekitar 65 km per jam saja.
Sumber: Solo Pos
20 November 2012, Solo: Bersamaan dengan pembelian 103 buah tank temput berat Leopard 2 dari varian Leopard 2A4 dan varian Leopard MBT Revolution, TNI AD juga mendapat jatah setidaknya 50 buah tank bersenjata pengangkut personel Marder, yang juga buatan pabrikan Jerman, Rheinmetall.
Kalau dilihat dari riwayat hidupnya, Marder ini sebenarnya bukan produk yang anyar gres. Prototipe awalnya saja dirancang tahun 1960-an, dengan produksi perdana pada 1971, yang dilanjutkan dengan sejumlah varian pengembangan hingga tahun 1990-an. Bahkan saat ini sebagian Marder varian awal di Jerman sana sudah akan digantikan oleh generasi yang lebih baru yaitu Puma.
Meski begitu, kehadiran Marder di tanah air tetap akan mengubah kekuatan TNI AD. Soalnya boleh dibilang inilah kali pertama TNI AD mengoperasikan kendaraan tempur lapis baja pengangkut personel yang punya daya gebuk jauh lebih baik dari yang selama ini dimiliki. Memang, dari segi pengategorian, Marder ini tergolong apa yang diistilahkan di dunia militer Barat sebagai infantry fighting vehicle (IFV), yaitu kendaraan pengangkut personel infantri, namun dengan kemampuan tempur yang mencukupi untuk melakukan gempuran terbatas atau bela diri.
Bagian belakang IFV Marder 1A3. (Foto: Berita HanKam)
Salah satu ciri khas IFV seperti Marder adalah adanya kanon atau meriam berkaliber kecil, yang untuk Marder dari kaliber 20 mm Rheinmetall MK 20 Rh202. Kanon yang dipakai adalah dari jenis otomatis, artinya peluru tidak perlu diisikan satu demi satu. Peluru yang dipergunakan bisa dari berbagai jenis seperti amunisi konvensional, penembus baja serta high explosive (HE) alias berdaya ledak tinggi. Hal ini jelas tidak dimiliki oleh kendaraan angkut personel yang selama ini dioperasikan TNI AD yaitu AMX VCI serta Alvis Stormer, yang hanya dibekali senapan mesin berat kaliber 12,7 mm atau 7,62 mm.
Sebagai senjata tambahan, pada bagian kiri kubah kanon terpasang sejajar senapan mesin 7,62 mm. Kubah senjatanya busa diputar 360 derajat, sementara kanonnya bisa digerakkan vertikal dari -17 derajat hingga +65 derajat dengan kecepatan 40 derajat per detik. Sebagai tambahan peranti bela diri ada tujuh pelontar granat kaliber 76 mm untuk melontarkan granat asap.
Desain interior Marder tak banyak beda dengan kendaraan tempur asal Eropa sejenisnya. Pengemudi duduk di sisi kiri depan, sementara mesin berada di sebelah kanannya. Di bagian tengah terdapat tempat untuk dua awak di bawah kubah meriam, di mana komandan kendaraan duduk di kanan dan juru tembak di kiri. Di bagian belakang terdapat ruang pengangkut enam personel infantri yang duduk beradu punggung, bukan berhadapan.
Marder ditenagai mesin disel MTU MB Ea-500 enam silinder berpendingin cairan yang mampu menggelontorkan 600 tenaga kuda. Pada varian awal Marder, mesin ini mampu membuat kendaraan dipacu hingga 75 km per jam di jalan mulus. Namun pada varian berikutnya di mana sudah ada sejumlah modifikasi yang membuat bobot kendaraan bertambah signifikan hingga mencapai sekitar 35-an ton, kecepatan maksimalnya pun turun jadi sekitar 65 km per jam saja.
Sumber: Solo Pos
Alutsista TNI Harus Terus Diperkuat
SS2-V5 senapan serbu produksi PINDAD. (Foto: Berita HanKam)
20 November 2012, Jakarta: Alat utama sistem senjata (alutsista) TNI harus terus diperkuat agar militer memiliki kekuatan yang dapat diandalkan untuk menjaga kedaulatan negara. Hal itu penting karena negara tanpa angkatan perang yang kuat akan dilecehkan negara lain. Negara tanpa kekuatan militer tidak dihormati negara lain.
Demikian dikatakan mantan Panglima TNI, Jenderal Purnawirawan Endriartono Sutarto, saat memberikan pembekalan kepada 95 peserta Program Pembinaan Sumber Daya Manusia Strategis (PPSDMS) di Auditorium Fakultas Peternakan, Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Minggu (18/11).
Menurut dia, jika Indonesia memiliki militer yang kuat seperti tahun 1960-an, negara lain akan berpikir seribu kali untuk mencari masalah. Oleh karena itu militer Indonesia perlu diperkuat.
"Indonesia perlu memberdayakan industri alutsista dalam negeri dengan memperhatikan nilai keekonomian. Jika kita tidak mau memulai, kita tidak akan pernah bisa memproduksi alutsista. Kita telah menunjukkan mampu membuat panser Anoa dan senjata serbu yang kualitasnya tidak kalah dengan buatan luar negeri," kata dia.
Dia mengatakan panser Anoa produksi Pindad diminati beberapa negara, bahkan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) telah merekomendasikan panser itu untuk digunakan dalam operasi PBB di sejumlah negara. Hal itu menunjukkan panser ini memiliki kualitas yang bagus.
Selain panser Anoa, Pindad juga telah memproduksi senjata serbu dengan nama SS-2 yang diminati beberapa negara karena memiliki akurasi yang tinggi. "Namun demikian, produksi alutsista dalam negeri perlu memperhatikan nilai keekonomian. Jika kebutuhannya banyak dan bisa diekspor perlu memproduksi sendiri, tetapi jika kebutuhannya sedikit dan tidak potensial diekspor lebih baik melakukan impor," kata dia.
Sumber: Koran Jakarta
20 November 2012, Jakarta: Alat utama sistem senjata (alutsista) TNI harus terus diperkuat agar militer memiliki kekuatan yang dapat diandalkan untuk menjaga kedaulatan negara. Hal itu penting karena negara tanpa angkatan perang yang kuat akan dilecehkan negara lain. Negara tanpa kekuatan militer tidak dihormati negara lain.
Demikian dikatakan mantan Panglima TNI, Jenderal Purnawirawan Endriartono Sutarto, saat memberikan pembekalan kepada 95 peserta Program Pembinaan Sumber Daya Manusia Strategis (PPSDMS) di Auditorium Fakultas Peternakan, Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Minggu (18/11).
Menurut dia, jika Indonesia memiliki militer yang kuat seperti tahun 1960-an, negara lain akan berpikir seribu kali untuk mencari masalah. Oleh karena itu militer Indonesia perlu diperkuat.
"Indonesia perlu memberdayakan industri alutsista dalam negeri dengan memperhatikan nilai keekonomian. Jika kita tidak mau memulai, kita tidak akan pernah bisa memproduksi alutsista. Kita telah menunjukkan mampu membuat panser Anoa dan senjata serbu yang kualitasnya tidak kalah dengan buatan luar negeri," kata dia.
Dia mengatakan panser Anoa produksi Pindad diminati beberapa negara, bahkan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) telah merekomendasikan panser itu untuk digunakan dalam operasi PBB di sejumlah negara. Hal itu menunjukkan panser ini memiliki kualitas yang bagus.
Selain panser Anoa, Pindad juga telah memproduksi senjata serbu dengan nama SS-2 yang diminati beberapa negara karena memiliki akurasi yang tinggi. "Namun demikian, produksi alutsista dalam negeri perlu memperhatikan nilai keekonomian. Jika kebutuhannya banyak dan bisa diekspor perlu memproduksi sendiri, tetapi jika kebutuhannya sedikit dan tidak potensial diekspor lebih baik melakukan impor," kata dia.
Sumber: Koran Jakarta
Menkeu Blokir Anggaran Kemhan Rp 678 Miliar
(Foto: Dispenal)
20 November 2012, Jakarta: Kementerian Pertahanan terancam tidak bisa menggunakan anggaran pertahanan senilai Rp678 miliar karena dibekukan oleh Kementerian Keuangan tanpa sepengetahuan Kementerian Pertahanan maupun persetujuan Komisi I DPR.
Anggota Komisi I DPR dari Fraksi Hanura Susaningtyas Kertopati di Jakarta Selasa mengatakan, ada dana optimalisasi 2012 sebesar Rp678 miliar yang belum dicairkan Kementerian Keuangan.
Menurut dia, selama ini pemberian tanda bintang (pembekuan anggaran) dilakukan setelah melalui pembicaraan antara Kementerian Keuangan, DPR, dan Kementerian Pertahanan. Ada berbagai faktor sehingga kemudian diputuskan adanya pembekuan anggaran.
"Biasanya, lebih kepada tingkat urgensinya (alat utama sistem senjata/alutsista) sesuai pertimbangan setiap matra masing-masing. Memang aneh juga ya Kemenkeu membintangi tanpa persetujuan dari DPR," kata Nuning sapaan Susaningtyas Kertopati.
Mengenai dugaan adanya kongkalikong terkait penggunaan anggaran pertahanan, ia mengaku tidak mengetahui hal itu karena selama ini rapat-rapat yang berkaitan dengan anggaran selalu dilakukan secara tranparan.
"Siapa saja boleh kasih komentar agar pengajuan kebutuhan alutsista komprehensif dan transparan," tuturnya.
Anggaran alutsista yang ada diplot untuk membeli berbagai jenis alutsista sesuai daftar kebutuhan yang diajukan pemerintah. Daftar itu berorientasi sejalan dengan pencapaian kekuatan pokok minimum (Minimum Esensial Force/MEF).
Sementara itu, Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan Kolonel Kav Bambang Hartawan mengaku belum mengetahui secara pasti adanya pembekuan anggaran oleh Kemenkeu itu.
"Seharusnya dirapatkan dengan DPR dan Kemhan dulu," katanya.
Saat ini Kemhan menunggu penjelasan dari Kemenkeu terkait pemberian tanda bintang anggaran optimalisasi 2012 itu.
"Kami sudah proses sampai pengajuan. Mekanismenya, pengajuan dari `user` ke angkatan kemudian diteruskan ke mabes TNI, diteruskan lagi ke Kemhan dan Kemhan mengajukan ke DPR. Kalau DPR sudah setuju, baru ditindaklanjuti Kemenkeu," jelas Bambang.
Sebelumnya, Sekretaris Kabinet Dipo Alam melaporkan tiga kementerian ke KPK atas dugaan tindak pidana korupsi di kementerian itu. Namun Dipo tidak membeberkan kementerian apa saja yang dilaporkan.
Kemhan juga telah mengklarifikasi hal itu dengan menyatakan Kemhan tidak termasuk yang dilaporkan, meski beredar kabar bahwa Kemhan termasuk di dalamnya.
Penjelasan TNI AL Penggunaan Anggaran yang Diblokir
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut Marsekal Pertama Untung Suropati menyatakan alat selam closed circuit merupakan kebutuhan mutlak. "Itu sangat penting. Bukan butuh lagi sifatnya, tapi mutlak," ujarnya saat dihubungi Tempo.
Ia menanggapi soal masuknya 135 unit alat selam khusus ke dalam salah satu item pos anggaran pemanfaatan dana optimalisasi Kementerian Pertahanan. Anggaran untuk alat selam sebesar Rp 168 miliar ini diambil dari total dana Rp 678 miliar dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2012, yang masih diblokir oleh Menteri Keuangan Agus Martowardojo karena perlu diklarifikasi.
Selain untuk membeli 135 set alat selam, dana itu untuk membeli peralatan militer, seperti paket enkripsi, komunikasi, dan monograf.
Untung mengungkapkan, alat selam closed circuit dan semi-closed circuit adalah alat selam khusus bagi Komando Pasukan Katak, yang masih diimpor dari Amerika Serikat atau negara Eropa, seperti Jerman dan Prancis. "Ini berbeda dengan yang open circuit, yang lazim digunakan penyelam pada umumnya," ujarnya kemarin.
Menurut Untung, Indonesia sudah lama memiliki alat selam ini untuk pasukan katak, tapi perkembangan teknologi terbaru tetap harus diikuti. Alat selam ini digunakan untuk pasukan bawah air, misalnya saat menyerang lambung kapal. Alat ini bisa digunakan hingga enam jam, lebih lama dibanding perangkat selam biasa yang tahan 45 menit hingga satu jam. Adapun beratnya hanya 8-9 kilogram, atau jauh lebih ringan daripada alat selam reguler yang seberat 18 kilogram.
Selain itu, logam magnet dari alat selam ini tak terdeteksi radar. Alat ini pun bisa mengolah karbon dioksida (C02) menjadi oksigen (02), sehingga gelembung CO2 tidak muncul ke permukaan.
Sumber: ANTARA News/TEMPO
20 November 2012, Jakarta: Kementerian Pertahanan terancam tidak bisa menggunakan anggaran pertahanan senilai Rp678 miliar karena dibekukan oleh Kementerian Keuangan tanpa sepengetahuan Kementerian Pertahanan maupun persetujuan Komisi I DPR.
Anggota Komisi I DPR dari Fraksi Hanura Susaningtyas Kertopati di Jakarta Selasa mengatakan, ada dana optimalisasi 2012 sebesar Rp678 miliar yang belum dicairkan Kementerian Keuangan.
Menurut dia, selama ini pemberian tanda bintang (pembekuan anggaran) dilakukan setelah melalui pembicaraan antara Kementerian Keuangan, DPR, dan Kementerian Pertahanan. Ada berbagai faktor sehingga kemudian diputuskan adanya pembekuan anggaran.
"Biasanya, lebih kepada tingkat urgensinya (alat utama sistem senjata/alutsista) sesuai pertimbangan setiap matra masing-masing. Memang aneh juga ya Kemenkeu membintangi tanpa persetujuan dari DPR," kata Nuning sapaan Susaningtyas Kertopati.
Mengenai dugaan adanya kongkalikong terkait penggunaan anggaran pertahanan, ia mengaku tidak mengetahui hal itu karena selama ini rapat-rapat yang berkaitan dengan anggaran selalu dilakukan secara tranparan.
"Siapa saja boleh kasih komentar agar pengajuan kebutuhan alutsista komprehensif dan transparan," tuturnya.
Anggaran alutsista yang ada diplot untuk membeli berbagai jenis alutsista sesuai daftar kebutuhan yang diajukan pemerintah. Daftar itu berorientasi sejalan dengan pencapaian kekuatan pokok minimum (Minimum Esensial Force/MEF).
Sementara itu, Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan Kolonel Kav Bambang Hartawan mengaku belum mengetahui secara pasti adanya pembekuan anggaran oleh Kemenkeu itu.
"Seharusnya dirapatkan dengan DPR dan Kemhan dulu," katanya.
Saat ini Kemhan menunggu penjelasan dari Kemenkeu terkait pemberian tanda bintang anggaran optimalisasi 2012 itu.
"Kami sudah proses sampai pengajuan. Mekanismenya, pengajuan dari `user` ke angkatan kemudian diteruskan ke mabes TNI, diteruskan lagi ke Kemhan dan Kemhan mengajukan ke DPR. Kalau DPR sudah setuju, baru ditindaklanjuti Kemenkeu," jelas Bambang.
Sebelumnya, Sekretaris Kabinet Dipo Alam melaporkan tiga kementerian ke KPK atas dugaan tindak pidana korupsi di kementerian itu. Namun Dipo tidak membeberkan kementerian apa saja yang dilaporkan.
Kemhan juga telah mengklarifikasi hal itu dengan menyatakan Kemhan tidak termasuk yang dilaporkan, meski beredar kabar bahwa Kemhan termasuk di dalamnya.
Penjelasan TNI AL Penggunaan Anggaran yang Diblokir
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut Marsekal Pertama Untung Suropati menyatakan alat selam closed circuit merupakan kebutuhan mutlak. "Itu sangat penting. Bukan butuh lagi sifatnya, tapi mutlak," ujarnya saat dihubungi Tempo.
Ia menanggapi soal masuknya 135 unit alat selam khusus ke dalam salah satu item pos anggaran pemanfaatan dana optimalisasi Kementerian Pertahanan. Anggaran untuk alat selam sebesar Rp 168 miliar ini diambil dari total dana Rp 678 miliar dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2012, yang masih diblokir oleh Menteri Keuangan Agus Martowardojo karena perlu diklarifikasi.
Selain untuk membeli 135 set alat selam, dana itu untuk membeli peralatan militer, seperti paket enkripsi, komunikasi, dan monograf.
Untung mengungkapkan, alat selam closed circuit dan semi-closed circuit adalah alat selam khusus bagi Komando Pasukan Katak, yang masih diimpor dari Amerika Serikat atau negara Eropa, seperti Jerman dan Prancis. "Ini berbeda dengan yang open circuit, yang lazim digunakan penyelam pada umumnya," ujarnya kemarin.
Menurut Untung, Indonesia sudah lama memiliki alat selam ini untuk pasukan katak, tapi perkembangan teknologi terbaru tetap harus diikuti. Alat selam ini digunakan untuk pasukan bawah air, misalnya saat menyerang lambung kapal. Alat ini bisa digunakan hingga enam jam, lebih lama dibanding perangkat selam biasa yang tahan 45 menit hingga satu jam. Adapun beratnya hanya 8-9 kilogram, atau jauh lebih ringan daripada alat selam reguler yang seberat 18 kilogram.
Selain itu, logam magnet dari alat selam ini tak terdeteksi radar. Alat ini pun bisa mengolah karbon dioksida (C02) menjadi oksigen (02), sehingga gelembung CO2 tidak muncul ke permukaan.
Sumber: ANTARA News/TEMPO
TNI AL dan TLDM Gelar Latma Malindo Jaya 22AB/12
Kapal perang Malaysia KD Selangor-176 dan KD Mahawangsa-1504 saat merapat di dermaga Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (19/11). Kedatangan kedua kapal perang TLDM tersebut disambut Komandan Satuan
Kapal Cepat (Dansatkat) Koarmabar Kolonel Laut (P) David Santoso selaku
Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) Latihan bersama Malindo Jaya 22AB/12. (Foto: Dispenarmabar)
19 November 2012, Jakarta: TNI Angkatan Laut (TNI AL) menggelar latihan bersama (Latma) dengan Tentara Laut Diraja Malaysia (TLDM) dengan sandi Latma Malindo Jaya 22AB/12.
Latma Malindo Jaya 22AB/12 adalah bentuk latihan bersama antara TNI Angkatan Laut (TNI AL) dan Tentara Laut Diraja Malaysia (TLDM) dalam rangka peningkatan kerja sama dan hubungan bilateral kedua negara, khususnya dalam kemampuan operasi dan kesiapan unsur-unsur TNI AL dan TLDM untuk menghadapi ancaman di laut.
Latihan bersama ini dimaksudkan untuk meningkatkan profesionalisme angkatan laut kedua negara, sekaligus juga digunakan sebagai tolak ukur kemampuan masing-masing Angkatan Laut terutama dalam bidang operasional dan penyesuaian terhadap perkembangan teknologi baik dalam bidang persenjataan maupun piranti lunak pendukung latihan. Selain itu sebagai salah satu upaya untuk menyamakan persepsi dan tidakan dalam penanganan tindak kejahatan di laut khususnya yang terjadi di wilayah perairan masing-masing negara di Selat Malaka.
Dalam latihan bersama antara TNI AL dan TLDM tersebut akan dilatihkan beberapa materi diantaranya kemampuan mengaplikasikan dan mengembangkan dokrin, taktik dan prosedur operasi laut bersama khususnya prosedur pemeriksaan (boarding party) serta komando pengendali dan kerja sama secara taknis antar unsur TNI AL dan TLDM.
TNI AL pada pelaksanaan Latma Malindo Jaya 22AB/12 ini melibatkan unsur dua KRI dari jajaran Koarmabar yakni KRI Lemadang-632 dan KRI Clurit-641 yang sehari-harinya kedua kapal perang tersebut berada dibawah pembinaan Sutuan Kapal Cepat (Satkat) Koarmabar serta Satuan Komando Pasukan Katak (Satkopaska) Koarmabar. Sedangkan TLDM melibatkan dua kapal perang yakni KD Mahawangsa-1504 jenis kapal pendukung dan KD Selangor-176 jenis kapal patroli lepas pantai serta Pasukan Khas Laut (Paskal).
Latma Malindo Jaya 22AB/12 akan dilaksanakan mulai tanggal 19 sampai dengan 26 November 2012 di Jakarta, yang tahap pelaksanaannya dibagi menjadi tiga tahap yaitu tahap latihanan di pengkalan, tahap manuver laut dan tahap pengakhiran. Tahap pangkalan meliputi kegiatan serimonial yaitu upacara pembukaan, kunjungan kehormatan (courtesy call) dan resepsi, sedangkan kegiatan latihan melliputi pertukaran materi keangkatanlautan, paparan OCS, diskusi dan Table Top Game (TTG), latihan bersama antara Satuan Komando pasukan Katak (Satkopaska) TNI AL dengan Pasukan khas laut (Paskal) TLDM serta kegiatan olah raga bersama.
Sumber: Dispenarmabar
19 November 2012, Jakarta: TNI Angkatan Laut (TNI AL) menggelar latihan bersama (Latma) dengan Tentara Laut Diraja Malaysia (TLDM) dengan sandi Latma Malindo Jaya 22AB/12.
Latma Malindo Jaya 22AB/12 adalah bentuk latihan bersama antara TNI Angkatan Laut (TNI AL) dan Tentara Laut Diraja Malaysia (TLDM) dalam rangka peningkatan kerja sama dan hubungan bilateral kedua negara, khususnya dalam kemampuan operasi dan kesiapan unsur-unsur TNI AL dan TLDM untuk menghadapi ancaman di laut.
Latihan bersama ini dimaksudkan untuk meningkatkan profesionalisme angkatan laut kedua negara, sekaligus juga digunakan sebagai tolak ukur kemampuan masing-masing Angkatan Laut terutama dalam bidang operasional dan penyesuaian terhadap perkembangan teknologi baik dalam bidang persenjataan maupun piranti lunak pendukung latihan. Selain itu sebagai salah satu upaya untuk menyamakan persepsi dan tidakan dalam penanganan tindak kejahatan di laut khususnya yang terjadi di wilayah perairan masing-masing negara di Selat Malaka.
Dalam latihan bersama antara TNI AL dan TLDM tersebut akan dilatihkan beberapa materi diantaranya kemampuan mengaplikasikan dan mengembangkan dokrin, taktik dan prosedur operasi laut bersama khususnya prosedur pemeriksaan (boarding party) serta komando pengendali dan kerja sama secara taknis antar unsur TNI AL dan TLDM.
TNI AL pada pelaksanaan Latma Malindo Jaya 22AB/12 ini melibatkan unsur dua KRI dari jajaran Koarmabar yakni KRI Lemadang-632 dan KRI Clurit-641 yang sehari-harinya kedua kapal perang tersebut berada dibawah pembinaan Sutuan Kapal Cepat (Satkat) Koarmabar serta Satuan Komando Pasukan Katak (Satkopaska) Koarmabar. Sedangkan TLDM melibatkan dua kapal perang yakni KD Mahawangsa-1504 jenis kapal pendukung dan KD Selangor-176 jenis kapal patroli lepas pantai serta Pasukan Khas Laut (Paskal).
Latma Malindo Jaya 22AB/12 akan dilaksanakan mulai tanggal 19 sampai dengan 26 November 2012 di Jakarta, yang tahap pelaksanaannya dibagi menjadi tiga tahap yaitu tahap latihanan di pengkalan, tahap manuver laut dan tahap pengakhiran. Tahap pangkalan meliputi kegiatan serimonial yaitu upacara pembukaan, kunjungan kehormatan (courtesy call) dan resepsi, sedangkan kegiatan latihan melliputi pertukaran materi keangkatanlautan, paparan OCS, diskusi dan Table Top Game (TTG), latihan bersama antara Satuan Komando pasukan Katak (Satkopaska) TNI AL dengan Pasukan khas laut (Paskal) TLDM serta kegiatan olah raga bersama.
Sumber: Dispenarmabar
Subscribe to:
Posts (Atom)