22 Juni 2012, Amsterdam: Kamis kemarin kabinet Belanda gagal meyakinkan parlemen de Tweede Kamer untuk menyetujui rencana penjualan 80 tank kepada Indonesia. Mayoritas fraksi tetap menentang penjualan tank tersebut, sehubungan dengan pelanggaran Hak Asasi Indonesia (HAM) terutama di Papua.
Ini upaya terakhir kabinet demisioner Belanda untuk meyakinkan parlemen. Tiga menteri yaitu Menlu Rosenthal, Menteri Pertahanan Hillen dan Menteri Ekonomi, Bleker khusus mendatangi parlemen untuk mencari dukungan. Mereka hanya berhasil memperoleh dukungan dari Partai Liberal Konservatif (Volkspartij voor Vrijheid en Democratie, VVD) dan partai kristen demokrat (Christen-Democratisch Appèl, CDA).
Menindas Rakyat
Partai Buruh (Partij van de Arbeid,PvdA), Partai Sosialis (Socialistische Partij, SP), Partai Hijau (GroenLinks, GL) dan partai kristen konservatif (ChristenUnie, CU) tidak bergeming. Partai-partai itu memberi contoh, bahwa Mesir dan Bahrain menggunakan alutsista yang dibeli dari Belanda tahun lalu untuk menindas rakyat yang memberontak. "Ini tidak boleh terjadi lagi," kata Jasper dari Partai Sosialis.
Tahun lalu Parlemen mendukung mosi Arjan El Fassed dari GroenLinks untuk membatalkan penjualan tank itu. Makanya El Fassed menyebut debat di parlemen kemarin sebenarnya tidak perlu lagi. Menurut Han Ten Broeke dari VVD, dalam hal ini sikap Belanda bukan menggurui sebagai bekas penjajah. Ia juga menyinggung pemasokan senjata oleh perusahaan Belanda sebelumnya kepada Indonesia.
Menhan Hans Hillen ingin menjual tank Leopard sebagai bagian dari penghematan besar-besaran. Ia harus menghemat sekitar satu miliar euro. Hasil penjualan, yang jumlahnya sekitar 200 juto euro, akan digunakan untuk membeli pesawat tanpa awak.
HAM Indonesia Makin Membaik
Kabinet tidak keberatan terhadap penjualan itu, karena memenuhi kriteria ekspor senjata Uni Eropa. Selain itu, kondisi HAM di Indonesia makin membaik. Baik Belanda maupun Indonesia keduanya mau memperbaiki hubungan bilateral. Makanya penjualan tank tersebut, yang tidak akan dikerahkan di Papua, tidak bermasalah.
Menlu Uri Rosenthal mengakui memang masih "banyak yang perlu diprihatinkan" sehubungan dengan HAM di Indonesia "yang demokrasinya mulai stabil". Namun ia juga menambahkan, banyak insiden di Papua tidak terkait dengan HAM. Menolak transaksi penjualan tank, menurut Rosenthal, akan tidak dipahami oleh dunia internasional dan akan menimbulkan "kerepotan".
Rapat parlemen akhirnya diskors untuk memberi kesempatan para menteri kabinet berunding membahas kasus ini lagi. Menlu Rosenthal mengatakan, bahwa kabinet akan sangat mempertimbangkan pendapat parlemen atau De Tweede Kamer, karena kabinet ini statusnya demisioner.
Sumber: RNW
Berita Pertahanan dan Keamanan, Industri Militer Indonesia dan Dunia, Wilayah Kedaulatan NKRI serta Berita Militer Negara Sahabat
Saturday, June 23, 2012
Pasca Insiden, TNI AU Grounded Sementara Fokker F-27
Pesawat Fokker F-27 A2780 terlihat bermanuver dan terbang rendah tak jauh dari Bandara Halim Perdanakusuma. Foto: Pasya Ekert [ Pa''e|Fotografi ] untuk TEMPO.
23 Juni 2012, Jakarta: TNI Angkatan Udara (AU) mengevaluasi keberadaan pesawat Fokker 27 pascakecelakaan pesawat jenis tersebut di kompleks Lanud Halim Perdanakusumah Jakarta (21/6).
Mulai kemarin, pesawat buatan Belanda tersebut sementara diberhentikan operasinya hingga menunggu evaluasi yang dilakukan TNI AU. Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara (Kadispenau) Marsekal Pertama TNI Azman Yunus menjelaskan, pesawat tersebut sebenarnya masih layak terbang karena setiap penerbangan yang dilakukan TNI AU harus ada perilisan atau ada orang yang bertanggung jawab apakah kondisi pesawat layak terbang atau tidak.
Namun, untuk mencegah kemungkinan yang tidak diinginkan, lima pesawat Fokker yang dimiliki TNI AU sementara dihentikan operasinya. “Setelah kecelakaan ini, pesawat Fokker akan ditahan dulu untuk tidak terbang. Menunggu hasil investigasi dilihat, dievaluasi apakah layak atau tidak untuk terbang,”ujar Azman Yunus di Jakarta kemarin.
Wakil Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Madya TNI Dede Rusamsi membenarkan kelanjutan penerbangan Fokker akan dievaluasi lagi. Menurut dia, sejak Kamis (21/6) malam, pihaknya terus mengumpulkan data-data yang dapat menjadi bahan evaluasi, termasuk untuk mengetahui penyebab jatuhnya pesawat. “Pemeriksaan awal, penerbang dan pesawat dalam keadaan fit. Sampai saat ini penyebabnya masih dalam investigasi. Sejak tadi malam sudah mengumpulkan data yang diperkirakan tiga bulan kemudian baru diketahui,”katanya.
Pada saat kejadian diketahui pesawat tersebut memiliki 14.936 jam terbang. Dede membantah anggapan bahwa pesawat dalam keadaan tidak laik terbang dan memiliki kerusakan mesin.Diungkapkannya, setiap tiga bulan sekali, pihaknya melakukan pemeriksaan dan servis pesawat. “Jadwal pemeriksaan rutin masih ada 23 hari lagi,”imbuhnya. Dede kemudian menuturkan, pesawat nahas yang bernomor registrasi A2708 tersebut sebenarnya akan dipensiunkan.
Sebagai gantinya, pihak TNI bekerja sama dengan Kementerian Pertahanan akan mendatangkan pesawat CN295. Rencananya pesawat buatan Military Airbus yang akan diproduksi PT Dirgantara Indonesia tersebut datang secara bertahap mulai akhir tahun ini hingga 2014. “Rencananya tiba September, satu pesawat lagi Desember, sementara sisanya tahun 2014,”kata Dede. Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq menilai langkah TNI AU menghentikan sementara penerbangan Fokker 27 pascakecelakaan ini sudah tepat. Dalam pandangannya, walaupun selama ini pemeliharaan dan perawatan Fokker dijalankan TNI AU dengan baik, risiko penerbangan Fokker tetap tinggi.
Namun, mengingat keterbatasan pesawat, sementara kebutuhan pesawat angkut di TNI AU cukup besar, Fokker tidak bisa langsung di-grounded semua. Menurutnya, grounded harus bertahap dan baru dilakukan secara total ketika semua pesawat CN295 sudah diterima. Dia pun menjanjikan akan mendorong Komisi I DPR mempercepat pembahasan mengenai penggantian Fokker sehingga pada 2014 bisa selesai seluruhnya sembilan unit. “Tahun ini ada dua,” sebut Mahfudz. Pesawat Fokker 27 merupakan pesawat tua dan sudah memperkuat jajaran alutsista TNI AU sejak 1977.
Dari data yang ada, prototipe pesawat bermesin turboprop ini pertama terbang pada 24 November 1955. Adapun produksi komersial pertama adalah F27- 100 pada November 1958 untuk maskapai Aer Lingus. Pesawat ini merupakan pesawat turboprop yang paling laris di dunia dengan hampir 800 juta unit dijual dari rentang tahun 1958 hingga 1986. Pada 2009 lalu, Fokker 27 yang juga milik TNI AU jatuh di Bandara Hussein Sastranegara, Bandung, Jawa Barat, menewaskan 24 penumpang.
TNI AU sendiri mulai mengoperasikan F27 pada 1976 melalui Skuadron 2 Wing Operasi 001 Lanud Halim Perdanakusumah. Seperti diketahui, pesawat Fokker 27 milik TNI AU jatuh saat menjalani misi pelatihan take off dan landingdi kompleks Lanud Halim Perdanakusumah, tepatnya di Jalan Branjangan II RT 011/10, mengakibatkan 11 orang tewas.Selain 7 kru pesawat,4 warga kompleks turut menjadi korban setelah rumah yang mereka huni tertimpa pesawat. TNI AU kemarin memulai investigasi penyebab jatuhnya pesawat.
Kasubdispenum Dispenau Kolonel (Pnb) Agung Sasongkojati menjelaskan, investigasi dilakukan secara internal oleh tim dari Dislambangja (Dinas Keselamatan Terbang dan Kerja) dan Komisi Penelitian Penyebab Kecelakaan Pesawat Udara (KPP-KPU). “Tim otomatis sekarang sudah berjalan,” tuturnya. Penyelidikan dipastikan tidak melibatkan pihak Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
Menurut Agung,tim KPP-KPU biasanya diisi oleh para perwira dan penerbang senior TNI AU sesuai dengan keahliannya. Lantaran ini kecelakaan pesawat Fokker, kemungkinan juga melibatkan penerbang senior Fokker. Mayor (Pnb) Rony Widodo, mantan Kepala Kelompok Instruktur Penerbang Skuadron Udara 2 Lanud Halim Perdanakusumah, mengungkapkan kepercayaannya pada kemampuan almarhum Mayor (Pnb) Heri Setiawan, pilot Fokker yang jatuh, karena telah memiliki jam terbang 3.325 jam.
Adapun untuk kopilot Lettu (Pnb) Paulus Adi Prakoso baru sekitar 128 jam dan Letda (Pnb) Ahmad Syahroni selama 87 jam. Azman Yunus memastikan bahwa pesawat tersebut tidak memiliki black box karena merupakan pesawat militer. “Jika pesawat militer menggunakan kotak hitam, itu berbahaya. Jika terjatuh di area musuh bisa dibongkar oleh musuh dan dapat diketahui datanya,”jelasnya.
Sumber: SINDO
23 Juni 2012, Jakarta: TNI Angkatan Udara (AU) mengevaluasi keberadaan pesawat Fokker 27 pascakecelakaan pesawat jenis tersebut di kompleks Lanud Halim Perdanakusumah Jakarta (21/6).
Mulai kemarin, pesawat buatan Belanda tersebut sementara diberhentikan operasinya hingga menunggu evaluasi yang dilakukan TNI AU. Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara (Kadispenau) Marsekal Pertama TNI Azman Yunus menjelaskan, pesawat tersebut sebenarnya masih layak terbang karena setiap penerbangan yang dilakukan TNI AU harus ada perilisan atau ada orang yang bertanggung jawab apakah kondisi pesawat layak terbang atau tidak.
Namun, untuk mencegah kemungkinan yang tidak diinginkan, lima pesawat Fokker yang dimiliki TNI AU sementara dihentikan operasinya. “Setelah kecelakaan ini, pesawat Fokker akan ditahan dulu untuk tidak terbang. Menunggu hasil investigasi dilihat, dievaluasi apakah layak atau tidak untuk terbang,”ujar Azman Yunus di Jakarta kemarin.
Wakil Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Madya TNI Dede Rusamsi membenarkan kelanjutan penerbangan Fokker akan dievaluasi lagi. Menurut dia, sejak Kamis (21/6) malam, pihaknya terus mengumpulkan data-data yang dapat menjadi bahan evaluasi, termasuk untuk mengetahui penyebab jatuhnya pesawat. “Pemeriksaan awal, penerbang dan pesawat dalam keadaan fit. Sampai saat ini penyebabnya masih dalam investigasi. Sejak tadi malam sudah mengumpulkan data yang diperkirakan tiga bulan kemudian baru diketahui,”katanya.
Pada saat kejadian diketahui pesawat tersebut memiliki 14.936 jam terbang. Dede membantah anggapan bahwa pesawat dalam keadaan tidak laik terbang dan memiliki kerusakan mesin.Diungkapkannya, setiap tiga bulan sekali, pihaknya melakukan pemeriksaan dan servis pesawat. “Jadwal pemeriksaan rutin masih ada 23 hari lagi,”imbuhnya. Dede kemudian menuturkan, pesawat nahas yang bernomor registrasi A2708 tersebut sebenarnya akan dipensiunkan.
Sebagai gantinya, pihak TNI bekerja sama dengan Kementerian Pertahanan akan mendatangkan pesawat CN295. Rencananya pesawat buatan Military Airbus yang akan diproduksi PT Dirgantara Indonesia tersebut datang secara bertahap mulai akhir tahun ini hingga 2014. “Rencananya tiba September, satu pesawat lagi Desember, sementara sisanya tahun 2014,”kata Dede. Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq menilai langkah TNI AU menghentikan sementara penerbangan Fokker 27 pascakecelakaan ini sudah tepat. Dalam pandangannya, walaupun selama ini pemeliharaan dan perawatan Fokker dijalankan TNI AU dengan baik, risiko penerbangan Fokker tetap tinggi.
Namun, mengingat keterbatasan pesawat, sementara kebutuhan pesawat angkut di TNI AU cukup besar, Fokker tidak bisa langsung di-grounded semua. Menurutnya, grounded harus bertahap dan baru dilakukan secara total ketika semua pesawat CN295 sudah diterima. Dia pun menjanjikan akan mendorong Komisi I DPR mempercepat pembahasan mengenai penggantian Fokker sehingga pada 2014 bisa selesai seluruhnya sembilan unit. “Tahun ini ada dua,” sebut Mahfudz. Pesawat Fokker 27 merupakan pesawat tua dan sudah memperkuat jajaran alutsista TNI AU sejak 1977.
Dari data yang ada, prototipe pesawat bermesin turboprop ini pertama terbang pada 24 November 1955. Adapun produksi komersial pertama adalah F27- 100 pada November 1958 untuk maskapai Aer Lingus. Pesawat ini merupakan pesawat turboprop yang paling laris di dunia dengan hampir 800 juta unit dijual dari rentang tahun 1958 hingga 1986. Pada 2009 lalu, Fokker 27 yang juga milik TNI AU jatuh di Bandara Hussein Sastranegara, Bandung, Jawa Barat, menewaskan 24 penumpang.
TNI AU sendiri mulai mengoperasikan F27 pada 1976 melalui Skuadron 2 Wing Operasi 001 Lanud Halim Perdanakusumah. Seperti diketahui, pesawat Fokker 27 milik TNI AU jatuh saat menjalani misi pelatihan take off dan landingdi kompleks Lanud Halim Perdanakusumah, tepatnya di Jalan Branjangan II RT 011/10, mengakibatkan 11 orang tewas.Selain 7 kru pesawat,4 warga kompleks turut menjadi korban setelah rumah yang mereka huni tertimpa pesawat. TNI AU kemarin memulai investigasi penyebab jatuhnya pesawat.
Kasubdispenum Dispenau Kolonel (Pnb) Agung Sasongkojati menjelaskan, investigasi dilakukan secara internal oleh tim dari Dislambangja (Dinas Keselamatan Terbang dan Kerja) dan Komisi Penelitian Penyebab Kecelakaan Pesawat Udara (KPP-KPU). “Tim otomatis sekarang sudah berjalan,” tuturnya. Penyelidikan dipastikan tidak melibatkan pihak Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
Menurut Agung,tim KPP-KPU biasanya diisi oleh para perwira dan penerbang senior TNI AU sesuai dengan keahliannya. Lantaran ini kecelakaan pesawat Fokker, kemungkinan juga melibatkan penerbang senior Fokker. Mayor (Pnb) Rony Widodo, mantan Kepala Kelompok Instruktur Penerbang Skuadron Udara 2 Lanud Halim Perdanakusumah, mengungkapkan kepercayaannya pada kemampuan almarhum Mayor (Pnb) Heri Setiawan, pilot Fokker yang jatuh, karena telah memiliki jam terbang 3.325 jam.
Adapun untuk kopilot Lettu (Pnb) Paulus Adi Prakoso baru sekitar 128 jam dan Letda (Pnb) Ahmad Syahroni selama 87 jam. Azman Yunus memastikan bahwa pesawat tersebut tidak memiliki black box karena merupakan pesawat militer. “Jika pesawat militer menggunakan kotak hitam, itu berbahaya. Jika terjatuh di area musuh bisa dibongkar oleh musuh dan dapat diketahui datanya,”jelasnya.
Sumber: SINDO
Friday, June 22, 2012
Latihan SAR Kapal Selam Koarmatim
21 Juni 2012, Surabaya:Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) akan menggelar Latihan Search and Rescue (SAR) kapal selam tahun 2012, dalam waktu dekat. Acara dibuka oleh Kepala Staf Armatim (Kasarmatim) Laksamana Pertama TNI Darwanto, S.H, M.A.P., bertempat di Gedung Pusat Latihan Kapal Perang (Puslat Kaprang) Kolat Koarmatim Ujung Surabaya, Kamis (21/06).
Hadir dalam upacara pembukaan itu, Komandan Komando Pendidikan Operasi Laut (Dankodikopsla) Laksamana Pertama TNI Achmad Hadirat, Komandan Satuan Kapal Selam (Dansatsel) Koarmatim Kolonel Laut (P) Jeffry Staley Sanggel, S.H., Kepala Potensi SAR Surabaya Gatot Ibnu Wibisono, S.E serta para prajurit yang terlibat dalam latihan tersebut.
Pada kesempatan itu Kasarmatim membacakan amanat Asiten Operasi (Asops) Kasal Laksamana Muda TNI Hari Bowo, M.Sc, diantaranya mengatakan, sesuai dengan UU RI No. 34 tahun 2004 pasal 7 ayat 2 dikatakan bahwa salah satu tugas pokok TNI adalah melaksanakan operasi militer selain perang yaitu diantaranya membantu pencarian dan pertolongan dalam kecelakaan atau SAR.
Dengan adanya tugas tersebut, maka kesiapsiagaan unsur-unsur TNI AL dalam melaksanakan tugasnya memberikan pertolongan terhadap terjadinya kecelakaan di laut sangat diperlukan. Hal tersebut tidak dapat dilaksanakan sendiri, akan tetapi harus berkordinasi dengan Badan Sar Nasional yang bertanggung jawab dalam penyedian jasa SAR melalui penyelenggaraan operasi SAR.
“Dalam rangka upaya meningkatkan kemampuan unsur-unsur SAR TNI AL dalam menyelenggarakan pencarian dan penyelamatan, khususnya SAR kapal selam di lingkungan TNI AL, Kormatim sebagai Komando Utama Operasional mempunyai kewajiban untuk menyelenggarakan latihan SAR kapal selam,”kata Asops Kasal.
Sasaran yang diharapkan dari latihan SAR kapal selam tahun 2012 ini, adalah untuk meningkatkan kemampuan unsur Koarmatim dalam melaksanakan tugas pencarian dan penyelamatan kapal selam yang mengalami kedaruratan di laut, tersusunnya rencana operasi dan prosedur pencarian dan penyelamatan kapal selam dan terujinya kemampuan seluruh personel kapal selam dalam melaksanakan penyelamatan diri Free Escape.
Latihan ini dilaksanakan melalui beberapa tahap yaitu latihan taktis dan teknis dengan pasukan dan gladi posko dan gladi lapangan. Materi yang akan dikembangkan adalah kemampuan mengaplikasikan dan mengembangkan doktrin dan prosedur pencarian serta penyelamatan kapal selam sesuai buku petunjuk pelaksanaan SAR serta aplikasi SAR di Laut yang melibatkan unsur-unsur atas air, Dinas Penyelamatan Bawah Air, dan udara dalam kegiatan pencarian dan penyelamatan kapal selam.
Daerah tempat latihan meliputi Puslat Kaprang Kolat Koarmatim, Pangkalan Surabaya dan Pantai Pasir Putih, Situbondo Jawa Timur. Waktu latihan selama 20 hari mulai tanggal 21 Juni sampai tanggal 10 Juli 2012. Melibatkan 4 kapal perang terdiri dari tiga kapal atas air yaitu KRI Diponegoro-365, KRI Pulau Rupat-712, KRI Pandrong-801 dan satu kapal selam yaitu KRI Cakra-401.
Latihan SAR kapal selam tahun 2012 ini, melibatkan 377 personel dari Satuan Kapal Selam (Satsel), Dinas Penyelamatan Bawah Air (Dislambair), Satuan Komando Pasukan Katak (Satkopaska) Koarmatim, Diskes Koarmatim, pesawat udara, Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) Surabaya, Lembaga Kesehatan Kelautan (Lakesla) serta Kantor SAR Surabaya.
Sementara itu Kasarmatim menambahkan, bahwa kegiatan ini bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan kemampuan unsur operasional Koarmatim dalam melaksanakan tugas pencarian dan penyelamatan kapal selam yang mengalami kegawat daruratan di laut. “Latihan SAR kapal selam tahun 2012 merupakan kegiatan yang digelar petama kalinya di jajaran TNI Angkatan Laut”, kata Kasarmatim.
Sumber: Dispenarmatim
Menhan: Pengganti Fokker Tiba Tahun Ini
C295 akan gantikan Fokker F-27 TNI AU. (Foto: Airbusmilitary)
22 Juni 2012, Jakarta: Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, menyatakan pesawat angkut ringan TNI AU jenis Fokker 27 dengan nomor ekor 2708 sebenarnya sudah akan diganti dengan pesawat lainnya.
Terlebih lagi usianya yang sudah cukup tua. “Di Kemhan sudah menandatangani kontrak dan sedang dikerjakan 10 pesawat CN 295,” katanya saat memberikan keterangan pers di kediaman Wakil Presiden, Boediono, Kamis (21/6).
Purnomo mengatakan dua pesawat pertama akan didatangkan pada tahun ini. Selanjutnya akan dikerjakan oleh PT Dirgantara Indonesia.
Penggantian ini bukan tanpa alasan. Sebab, pesawat tersebut masuk dan menjadi bagian dari kekuatan Skuadron II penerbang pada 9 Februari 1977. Artinya, pesawat tersebut sudah berusia 35 tahun.
Pesawat Fokker 27 buatan pabrik Fokker Netherland dengan engine 2 EA Rolls Royce Dart MK 536-7R itu memiliki rentang sayap 18 meter, panjang badan 15.154 meter, tinggi 6,31 meter, dan berat maksimum 7.450 kg. Pesawat ini mempunyai daya angkut 40 orang penumpang dan mampu menjelajah selama enam jam.
Sumber: Republika
22 Juni 2012, Jakarta: Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, menyatakan pesawat angkut ringan TNI AU jenis Fokker 27 dengan nomor ekor 2708 sebenarnya sudah akan diganti dengan pesawat lainnya.
Terlebih lagi usianya yang sudah cukup tua. “Di Kemhan sudah menandatangani kontrak dan sedang dikerjakan 10 pesawat CN 295,” katanya saat memberikan keterangan pers di kediaman Wakil Presiden, Boediono, Kamis (21/6).
Purnomo mengatakan dua pesawat pertama akan didatangkan pada tahun ini. Selanjutnya akan dikerjakan oleh PT Dirgantara Indonesia.
Penggantian ini bukan tanpa alasan. Sebab, pesawat tersebut masuk dan menjadi bagian dari kekuatan Skuadron II penerbang pada 9 Februari 1977. Artinya, pesawat tersebut sudah berusia 35 tahun.
Pesawat Fokker 27 buatan pabrik Fokker Netherland dengan engine 2 EA Rolls Royce Dart MK 536-7R itu memiliki rentang sayap 18 meter, panjang badan 15.154 meter, tinggi 6,31 meter, dan berat maksimum 7.450 kg. Pesawat ini mempunyai daya angkut 40 orang penumpang dan mampu menjelajah selama enam jam.
Sumber: Republika
Mahasiswa UNY Membuat Robot Pelacak Bom
22 Juni 2012, Jakarta: Kelompok mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta terdiri dari Doni Ermawan, Dedi Hermawan, Endro Tri Nugroho, Hasnanto Riantiarno dan Hadi Sutrisno membuat robot pelacak bom.
Robot dikendalikan secara manual dengan menggunakan perangkat komputer dari jarak jauh. Robot akan memberikan gambar keadaan di sekitar tempat yang dicurigai diletakkan bom.
Fungsi utama robot adalah mendeteksi adanya benda yang dicurigai sebagai bom pada radius 100-200 meter.
Robot dibuat dengan suku cadang yang sudah tersedia di dalam negeri. Suku cadang tersebut , motor penggerak, motor servo sebagai lengan penjepit benda yang terdeteksi sebagai bom, pengendali, kamera atau webcam, sensor, controller, dan software (perangkat lunak) yang digunakan untuk mendukung proses kontrol. Software ini berfungsi menggerakkan robot dari jarak jauh.
Bahan yang paling mahal dan vital digunakan pada robot adalah motor penggerak yang berfungsi sebagai kaki robot. Kekuatan robot terletak pada dua hal, yaitu motor penggerak dan webcam yang diletakkan di atas robot. Motor penggerak bisa menjadi alat penggerak robot melewati jalan berbatu dan berkelok, sedangkan kamera untuk melihat keadaan di sekitar area yang terdeteksi terdapat bom. Gambar-gambar yang tertangkap kamera ini nantinya diproses dan dikontrol melalui software di notebook.
“Robot ini belum mampu mendeteksi keberadaan bom dalam skala besar yang diletakkan di beberapa ruang tertentu, karena belum peka terhadap sensor dinding,” papar Doni.
Anggota tim lainnya, Hadi Sutrisno mengatakan robot kreasi mereka ini masihlah prototipe, nantinya akan lebih dimodifikasi bentuknya agar terlihat lebih baik dari sebelumnya.
Sementara ini, bentuk robot yang menyerupai mobil perang layaknya tank ini akan terus dipertahankan. Selanjutnya akan ditambah beberapa fasilitas yang mendukung komunikasi dan kontrol terhadap robot yang lebih maksimal.
“Selain itu, ke depan kami ingin menambahkan sensor logam pada robot, sehingga akurasi dalam mendeteksi benda yang diduga bom menjadi lebih baik, pungkas Hadi.
@Berita HanKam
Sumber: UNY
Thursday, June 21, 2012
Kamov Ka-50 Black Shark / Hokum-A
Helikopter serang Kamov Ka-50 Black Shark / Hokum-A dirancang menghancurkan kendaraan tempur, sasaran udara terbang pada kecepatan dan ketinggian rendah serta prajurit musuh di medan laga.
Latihan Elang Gesit 2012 Ditutup
Pembukaan Latihan Elang Gesit 2012. (Foto: Lanud Iswahjudi)
21 Juni 2012, Madiun: Setelah selama tiga hari penuh (19-21/6), bergelut dengan gladi Posko dan manuver lapangan, secara resmi Komandan Lanud Iswahjudi Marsekal Pertama TNI M. Syaugi, S.Sos., menutup Latihan dengan sandi ”Elang Gesit 2012”, dalam suatu upacara militer di Lapangan Dirgantara, Kamis (21/6).
Latihan yang melibatkan semua satuan jajaran Lanud Iswahjudi, terutama pesawat-pesawat tempur untuk melaksanakan operasi taktis dan strategis serta penyergapan, sebagaimana bila terjadi operasi pertempuran sesungguhnya. Demikian pula dengan unsur Pasukan Khas yang berperan sebagai pengandali pertempuran dan pangkalan (Dalpur dan Dallan).
Latihan yang berlangsung selama tiga hari tersebut mengerahkan semua unsur yang ada di Lanud Iswahjudi meliputi unsur tempur udara dari Skadron Udara 3/F-16, Paskhas sebagai unsur pertahanan udara vertikal dan SAR (Search And Rescue) serta Helikopter ColibrI sebagai unsur SAR dan evakuasi medis udara.
Selain manuver-manuver utama seperti serangan udara langsung, penyergapan, penyekatan udara dan penghancuran pesawat-pesawat musuh baik yang ada di udara, darat, dan laut juga dilaksanakan berbagai upaya pertahanan pangkalan dan penanggulangan apabila pesawat dalam keadaan darurat yang dilaksanakan oleh unsur crash team.
Latihan Elang Gesit 2012 bertujuan untuk menguji dan meningkatkan kemampuan serta kesiapan segenap unsur di jajaran Lanud Iswahjudi dalam melaksanakan tugas operasi udara, pengamanan dan pertahanan pangkalan serta penanggulangan pesawat dalam keadaan darurat. Sedang sasarannya untuk memantapkan kesiapan operasi, memantapkan prosedur taktik, teknik serta komando dan pengendalian satuan udara dalam melaksanakan suatu operasi.
Komandan Lanud Iswahjudi saat menutup latihan menyatakan mengingat kompleksitas manajemen penggunaan kekuatan udara, telaah dan kajian, perlu pula memperhatikan doktrin operasi udara yang telah berhasil diaplikasikan oleh negara-negara maju.
“Tingkatkan pemahaman tentang manajemen pengunaan kekuatan udara yang selalu berkembang, sehingga dicapai kesamaan persepsi dan aplikasi, mulai dari tingkat perorangan, dan satuan. Kesamaan pola pikir dan pola tindak yang demikian, akan bermuara kepada keberhasilan pelaksanaan tugas yang menjadi tanggung jawan kita bersama”, tegas Pati Bintang Satu tersebut.
Sumber: TNI AU
21 Juni 2012, Madiun: Setelah selama tiga hari penuh (19-21/6), bergelut dengan gladi Posko dan manuver lapangan, secara resmi Komandan Lanud Iswahjudi Marsekal Pertama TNI M. Syaugi, S.Sos., menutup Latihan dengan sandi ”Elang Gesit 2012”, dalam suatu upacara militer di Lapangan Dirgantara, Kamis (21/6).
Latihan yang melibatkan semua satuan jajaran Lanud Iswahjudi, terutama pesawat-pesawat tempur untuk melaksanakan operasi taktis dan strategis serta penyergapan, sebagaimana bila terjadi operasi pertempuran sesungguhnya. Demikian pula dengan unsur Pasukan Khas yang berperan sebagai pengandali pertempuran dan pangkalan (Dalpur dan Dallan).
Latihan yang berlangsung selama tiga hari tersebut mengerahkan semua unsur yang ada di Lanud Iswahjudi meliputi unsur tempur udara dari Skadron Udara 3/F-16, Paskhas sebagai unsur pertahanan udara vertikal dan SAR (Search And Rescue) serta Helikopter ColibrI sebagai unsur SAR dan evakuasi medis udara.
Selain manuver-manuver utama seperti serangan udara langsung, penyergapan, penyekatan udara dan penghancuran pesawat-pesawat musuh baik yang ada di udara, darat, dan laut juga dilaksanakan berbagai upaya pertahanan pangkalan dan penanggulangan apabila pesawat dalam keadaan darurat yang dilaksanakan oleh unsur crash team.
Latihan Elang Gesit 2012 bertujuan untuk menguji dan meningkatkan kemampuan serta kesiapan segenap unsur di jajaran Lanud Iswahjudi dalam melaksanakan tugas operasi udara, pengamanan dan pertahanan pangkalan serta penanggulangan pesawat dalam keadaan darurat. Sedang sasarannya untuk memantapkan kesiapan operasi, memantapkan prosedur taktik, teknik serta komando dan pengendalian satuan udara dalam melaksanakan suatu operasi.
Komandan Lanud Iswahjudi saat menutup latihan menyatakan mengingat kompleksitas manajemen penggunaan kekuatan udara, telaah dan kajian, perlu pula memperhatikan doktrin operasi udara yang telah berhasil diaplikasikan oleh negara-negara maju.
“Tingkatkan pemahaman tentang manajemen pengunaan kekuatan udara yang selalu berkembang, sehingga dicapai kesamaan persepsi dan aplikasi, mulai dari tingkat perorangan, dan satuan. Kesamaan pola pikir dan pola tindak yang demikian, akan bermuara kepada keberhasilan pelaksanaan tugas yang menjadi tanggung jawan kita bersama”, tegas Pati Bintang Satu tersebut.
Sumber: TNI AU
Parlemen Dorong Percepatan Modernisasi dan Penambahan Alutsista
Puing-puing pesawat Fokker F-27 TNI AU yang jatuh menimpa rumah di pemukiman di kawasan Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (21/06). (Foto: TEMPO/Dasril Roszandi)
21 Juni 2012, Senayan: Komisi I DPR akan mendorong percepatan pengadaan dan modernisasi bagi pesawat militer. Hak ini menyusul terulangnya peristiwa kecelakaan pesawat militer.
"Saya dapat konfirmasi siang tadi tentang jatuhnya pesawat Fokker 27 di sekitar Halim Perdanakusuma. Memprihatikankan karena pesawat itu berusia lanjut," ujar Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq kepada Jurnalparlemen.com, Kamis (21/6).
Mahfudz berharap, pihak TNI AU bekerja sama dengan KNKT untuk mengusut sebab kecelakaan tersebut. Jika kecelakan tersebut terbukti akibat kerusakan mesin yang sudah uzur, maka modernisasi alutsista TNI harus dipercepat. Bukan saja pesawat tempur yang mesti dimodernisasi. Radar di pangkalan udara militer juga perlu diremajakan.
"Pemutihan alutsista sepenuhnya kewenangan Mabes TNI dan Kemenhan. Komisi I secara prinsip mendukung percepatan alutsista untuk tiga angkatan dengan skala priorita: AL - AU - AD. Bukan hanya peremajaaan, tapi juga penambahan unit," kata Mahfudz.
Pesawat Fokker 27 Masih Layak Terbang
Pesawat Fokker 27 TNI AU yang jatuh di kawasan Halim Perdanakusuma Jakarta, Kamis (21/6) pukul 14.45 WIB dinyatakan masih layak terbang dan telah menjalani perawatan sesuai jadwal. Wakil Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Madya TNI Dede Rusamsi menyatakan itu di Jakarta.
Sebelumnya, Kepala Dinas Penerangan Umum TNI AU Kolonel Penerbang Agung Sasongkojati di Gedung Air Power Centre, Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, mengatakan, pesawat tersebut menimpa satu rumah dan kemudian menyebabkan kebakaran hingga tujuh rumah di sekitarnya.
"Jadi yang tertimpa hanya satu rumah yang kemudian terbakar dan menjalar ke tujuh rumah di sekitarnya," katanya. Berdasarkan keterangan Kolonel Agung, rumah yang tertimpa Pesawat Fokker-27 merupakan milik Mayor ADM Johannes Tandi Sosang di Komplek Rajawali, Perumahan TNI AU Branjangan, Halim Perdanakusuma.
"Keluarga Mayor ADM Johannes Sosang yang berada di dalam rumah adalah istri, satu putra dan seorang pembantu rumah tangga," katanya. Kolonel Agung memastikan putra dan pembantu rumah tangga Mayor Johannes meninggal, sedangkan istrinya dalam kondisi kritis."Mayor Johannes juga masih syok dan belum bisa dimintai keterangan," katanya.
Spesifikasi Pesawat Fokker F-27 Friendship
Pesawat Fokker F-27 asal Belanda ini didesain sekitar pada1950-an sebagai pengganti dari pesawat Douglas DC-3 Dakota, yang sangat sukses dalam operasionalisasi dan paling banyak diproduki sepanjang masa.
F-27 didesain pertama kali untuk kapasitas 28 penumpang, dan diketahui Aer Lingus sebagai launch costumer pada November 1957.
Pesawat ini mulai diterima TNI-AU dari pemerintah Belanda pada 1975 dan 1976. Pesawat ini menjadi ujung tombak Skuadron Udara 2 yang bermarkas di Pangkalan Udara Utama Halim Perdanakusuma.
Sebelumnya, pesawat jenis serupa juga pernah jatuh pada 6 April 2009 di Bandung dan menewaskan 24 penumpang dalam pesawat. Penyebab kecelakaan adalah hujan lebat.
Saat itu, korban tewas meliputi enam kru, seorang instruktur, dan 17 personel siswa sekolah terjun Korps Pasukan Khas TNI AU.
Kapasitas kru : 2-3 orang
Kapasitas penumpang : 48-56 penumpang
Panjang badan pesawat : 25,06 meter
Lebar sayap pesawat : 29 m
Kecepatan jelajah 518 km/jam
Jangkauan: 1,826 km (986 nm, 1,135 mi)
Kecepatan menanjak : 7.37 m/s (1,450 ft/min)
Tinggi : 8.72 m (28 ft 7¼ in)
Berat kosong : 11,204 kg (24,650 lb)
Berat maksimum take off : 19,773 kg (43,500 lb)
Mesin : 2× Rolls-Royce Dart Mk.532-7 turboprop, 1,678 kW (2,250 eshp).
Sumber: Jurnal Parlemen/Republika/ANTARA Jateng
21 Juni 2012, Senayan: Komisi I DPR akan mendorong percepatan pengadaan dan modernisasi bagi pesawat militer. Hak ini menyusul terulangnya peristiwa kecelakaan pesawat militer.
"Saya dapat konfirmasi siang tadi tentang jatuhnya pesawat Fokker 27 di sekitar Halim Perdanakusuma. Memprihatikankan karena pesawat itu berusia lanjut," ujar Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq kepada Jurnalparlemen.com, Kamis (21/6).
Mahfudz berharap, pihak TNI AU bekerja sama dengan KNKT untuk mengusut sebab kecelakaan tersebut. Jika kecelakan tersebut terbukti akibat kerusakan mesin yang sudah uzur, maka modernisasi alutsista TNI harus dipercepat. Bukan saja pesawat tempur yang mesti dimodernisasi. Radar di pangkalan udara militer juga perlu diremajakan.
"Pemutihan alutsista sepenuhnya kewenangan Mabes TNI dan Kemenhan. Komisi I secara prinsip mendukung percepatan alutsista untuk tiga angkatan dengan skala priorita: AL - AU - AD. Bukan hanya peremajaaan, tapi juga penambahan unit," kata Mahfudz.
Pesawat Fokker 27 Masih Layak Terbang
Pesawat Fokker 27 TNI AU yang jatuh di kawasan Halim Perdanakusuma Jakarta, Kamis (21/6) pukul 14.45 WIB dinyatakan masih layak terbang dan telah menjalani perawatan sesuai jadwal. Wakil Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Madya TNI Dede Rusamsi menyatakan itu di Jakarta.
Sebelumnya, Kepala Dinas Penerangan Umum TNI AU Kolonel Penerbang Agung Sasongkojati di Gedung Air Power Centre, Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, mengatakan, pesawat tersebut menimpa satu rumah dan kemudian menyebabkan kebakaran hingga tujuh rumah di sekitarnya.
"Jadi yang tertimpa hanya satu rumah yang kemudian terbakar dan menjalar ke tujuh rumah di sekitarnya," katanya. Berdasarkan keterangan Kolonel Agung, rumah yang tertimpa Pesawat Fokker-27 merupakan milik Mayor ADM Johannes Tandi Sosang di Komplek Rajawali, Perumahan TNI AU Branjangan, Halim Perdanakusuma.
"Keluarga Mayor ADM Johannes Sosang yang berada di dalam rumah adalah istri, satu putra dan seorang pembantu rumah tangga," katanya. Kolonel Agung memastikan putra dan pembantu rumah tangga Mayor Johannes meninggal, sedangkan istrinya dalam kondisi kritis."Mayor Johannes juga masih syok dan belum bisa dimintai keterangan," katanya.
Spesifikasi Pesawat Fokker F-27 Friendship
Pesawat Fokker F-27 asal Belanda ini didesain sekitar pada1950-an sebagai pengganti dari pesawat Douglas DC-3 Dakota, yang sangat sukses dalam operasionalisasi dan paling banyak diproduki sepanjang masa.
F-27 didesain pertama kali untuk kapasitas 28 penumpang, dan diketahui Aer Lingus sebagai launch costumer pada November 1957.
Pesawat ini mulai diterima TNI-AU dari pemerintah Belanda pada 1975 dan 1976. Pesawat ini menjadi ujung tombak Skuadron Udara 2 yang bermarkas di Pangkalan Udara Utama Halim Perdanakusuma.
Sebelumnya, pesawat jenis serupa juga pernah jatuh pada 6 April 2009 di Bandung dan menewaskan 24 penumpang dalam pesawat. Penyebab kecelakaan adalah hujan lebat.
Saat itu, korban tewas meliputi enam kru, seorang instruktur, dan 17 personel siswa sekolah terjun Korps Pasukan Khas TNI AU.
Kapasitas kru : 2-3 orang
Kapasitas penumpang : 48-56 penumpang
Panjang badan pesawat : 25,06 meter
Lebar sayap pesawat : 29 m
Kecepatan jelajah 518 km/jam
Jangkauan: 1,826 km (986 nm, 1,135 mi)
Kecepatan menanjak : 7.37 m/s (1,450 ft/min)
Tinggi : 8.72 m (28 ft 7¼ in)
Berat kosong : 11,204 kg (24,650 lb)
Berat maksimum take off : 19,773 kg (43,500 lb)
Mesin : 2× Rolls-Royce Dart Mk.532-7 turboprop, 1,678 kW (2,250 eshp).
Sumber: Jurnal Parlemen/Republika/ANTARA Jateng
TNI Pantau Perbatasan Indonesia-Malaysia
Tim khusus rawa, laut, sungai, dan pantai (ralasuntai) dari Tim Ekspedisi Khatulistiwa 2012 dengan menggunakan dua unit perahu karet, Rabu (20/6), akan mengibarkan bendera merah putih di mercusuar Karang Unarang perbatasan perairan Indonesia-Malaysia. (Foto: M Rusman/ANTARA News Kaltim)
21 Juni 2012, Nunukan: Petugas Pos TNI AL di Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur, rutin melakukan patroli untuk memantau wilayah perbatasan perairan Indonesia-Malaysia.
"Penjagaan pertahanan dan keamanan khususnya di perbatasan perairan Sebatik-Tawau, Malaysia, masih tetap eksis dan kontinyu dilakukan," ujar Komandan Pos TNI Angkatan Laut Sei Pancang Pulau Sebatik, Lettu Laut Nasution, di Sebatik, Rabu (20/6).
Masalah keamanan, lanjut dia, belum pernah terjadi hal-hal yang mengganggu secara serius, berkat kesigapan para personel TNI AL yang rutin menjaga perbatasan perairan. Mengenai kesiapan menjaga hankam negara kesatuan Republik Indonesia, senantiasa tetap dipertahankan sesuai norma-norma pengamanan perbatasan sehingga selama ini belum menemukan kendala apapun.
Terkait dengan mobilitas warga Pulau Sebatik yang menyeberang ke Tawau Malaysia ataupun warga Malaysia yang masuk melalui Pulau Sebatik, Nasution mengatakan secara umum masih landai.
Meskipun diakuinya, biasa menemukan adanya warga Malaysia yang masuk ke Pulau Sebatik tanpa menggunakan dokumen keimigrasian (paspor). Tetapi menggunakan Id Card (IC) Malaysia semacam Kartu Tanda Penduduk (KTP) di Indonesia. Apabila menemukan semacam itu, TNI AL selaku penjaga perbatasan hanya mendata dan selanjutnya diserahkan kepada pihak imigrasi.
"Masalah dokumen lintas batas kan kewenangan imigrasi, sehingga setiap menemukan warga Malaysia masuk ke Sebatik tidak menggunakan dokumen berkoordinasi dan menyerahkannya ke imigrasi," kata Nasution.
Agar kondisi keamanan perbatasan tetap terjaga dengan baik, ujarnya, personel TNI AL yang berada di Pos Sei Pancang rutin melakukan patroli laut mengitari wilayah-wilayah perbatasan perairan.
Kemampuan jajaran TNI AL dalam menjaga perbatasan juga mendapat dukungan penuh dari jajaran Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) dan Satuan Marinir TNI AL.
Perampokan Laut Marak di Wilayah Perbatasan Indonesia-Malaysia
Perampokan terhadap nelayan di perairan perbatasan Indonesia-Malaysia, khususnya di sekitar perairan Kaltim, akhir-akhir ini marak terjadi.
"Perampokan memang marak," kata Komandan Pos TNI AL Sei Pancang, Lettu Laut Nasution, di Sebatik, Kaltim, Rabu. Ia mengakui, peristiwa perampokan memang benar beberapa kali terjadi terhadap nelayan Pulau Sebatik Kabupaten Nunukan, Kaltim yang sedang menangkap ikan di wilayah perairan Indonesia.
Tapi, ujarnya, terjadi di luar wilayah Pulau Sebatik yaitu di sekitar perairan Kota Tarakan, kalimantan Timur. "Namun tak pernah di wilayah Sebatik, dan karena di luar wilayah Sebatik untuk menanganinya secara langsung bukan kewenangan TNI AL Sei Pancang maupun Pangkalan TNI AL Nunukan," elaknya.
Terkait dengan peristiwa perampokan tersebut, dia kembali menegaskan lokasi kejadiannya berada di luar wilayah hukum TNI AL Pos Sei Pancang, hanya saja, yang menjadi korban memang adalah nelayan Pulau Sebatik.
"Sampai sekarang wilayah kami masih aman-aman saja dari perampokan. Kejadiannya di wilayah perairan lain. Kalau tidak salah kejadiannya di perairan Pulau Gusung dan Pulau Burung sana," ujar Nasution.
Diakui juga, pihaknya seringkali mendapatkan laporan dari nelayan Pulau Sebatik yang menjadi korban. Namun yang menjadi persoalan, karena yang bersangkutan satu hari setelah kejadian baru pulang dan melaporkan, maka hal itu menyulitkan pihaknya untuk melakukan tindakan mencari pelakunya.
"Kita tidak bisa berbuat apa-apa karena para nelayan yang mengaku menjadi korban melapor sehari setelah kejadian," kilahnya.
Tetapi walaupun demikian, Nasution menegaskan tetap menanggapi dan melaksanakan tugas dan kewenangannya dengan berkoordinasi dengan pihak aparat kepolisian di Kota Tarakan maupun dengan aparat kepolisian di Polsek Sebatik.
Sumber: ANTARA News Kaltim
21 Juni 2012, Nunukan: Petugas Pos TNI AL di Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur, rutin melakukan patroli untuk memantau wilayah perbatasan perairan Indonesia-Malaysia.
"Penjagaan pertahanan dan keamanan khususnya di perbatasan perairan Sebatik-Tawau, Malaysia, masih tetap eksis dan kontinyu dilakukan," ujar Komandan Pos TNI Angkatan Laut Sei Pancang Pulau Sebatik, Lettu Laut Nasution, di Sebatik, Rabu (20/6).
Masalah keamanan, lanjut dia, belum pernah terjadi hal-hal yang mengganggu secara serius, berkat kesigapan para personel TNI AL yang rutin menjaga perbatasan perairan. Mengenai kesiapan menjaga hankam negara kesatuan Republik Indonesia, senantiasa tetap dipertahankan sesuai norma-norma pengamanan perbatasan sehingga selama ini belum menemukan kendala apapun.
Terkait dengan mobilitas warga Pulau Sebatik yang menyeberang ke Tawau Malaysia ataupun warga Malaysia yang masuk melalui Pulau Sebatik, Nasution mengatakan secara umum masih landai.
Meskipun diakuinya, biasa menemukan adanya warga Malaysia yang masuk ke Pulau Sebatik tanpa menggunakan dokumen keimigrasian (paspor). Tetapi menggunakan Id Card (IC) Malaysia semacam Kartu Tanda Penduduk (KTP) di Indonesia. Apabila menemukan semacam itu, TNI AL selaku penjaga perbatasan hanya mendata dan selanjutnya diserahkan kepada pihak imigrasi.
"Masalah dokumen lintas batas kan kewenangan imigrasi, sehingga setiap menemukan warga Malaysia masuk ke Sebatik tidak menggunakan dokumen berkoordinasi dan menyerahkannya ke imigrasi," kata Nasution.
Agar kondisi keamanan perbatasan tetap terjaga dengan baik, ujarnya, personel TNI AL yang berada di Pos Sei Pancang rutin melakukan patroli laut mengitari wilayah-wilayah perbatasan perairan.
Kemampuan jajaran TNI AL dalam menjaga perbatasan juga mendapat dukungan penuh dari jajaran Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) dan Satuan Marinir TNI AL.
Perampokan Laut Marak di Wilayah Perbatasan Indonesia-Malaysia
Perampokan terhadap nelayan di perairan perbatasan Indonesia-Malaysia, khususnya di sekitar perairan Kaltim, akhir-akhir ini marak terjadi.
"Perampokan memang marak," kata Komandan Pos TNI AL Sei Pancang, Lettu Laut Nasution, di Sebatik, Kaltim, Rabu. Ia mengakui, peristiwa perampokan memang benar beberapa kali terjadi terhadap nelayan Pulau Sebatik Kabupaten Nunukan, Kaltim yang sedang menangkap ikan di wilayah perairan Indonesia.
Tapi, ujarnya, terjadi di luar wilayah Pulau Sebatik yaitu di sekitar perairan Kota Tarakan, kalimantan Timur. "Namun tak pernah di wilayah Sebatik, dan karena di luar wilayah Sebatik untuk menanganinya secara langsung bukan kewenangan TNI AL Sei Pancang maupun Pangkalan TNI AL Nunukan," elaknya.
Terkait dengan peristiwa perampokan tersebut, dia kembali menegaskan lokasi kejadiannya berada di luar wilayah hukum TNI AL Pos Sei Pancang, hanya saja, yang menjadi korban memang adalah nelayan Pulau Sebatik.
"Sampai sekarang wilayah kami masih aman-aman saja dari perampokan. Kejadiannya di wilayah perairan lain. Kalau tidak salah kejadiannya di perairan Pulau Gusung dan Pulau Burung sana," ujar Nasution.
Diakui juga, pihaknya seringkali mendapatkan laporan dari nelayan Pulau Sebatik yang menjadi korban. Namun yang menjadi persoalan, karena yang bersangkutan satu hari setelah kejadian baru pulang dan melaporkan, maka hal itu menyulitkan pihaknya untuk melakukan tindakan mencari pelakunya.
"Kita tidak bisa berbuat apa-apa karena para nelayan yang mengaku menjadi korban melapor sehari setelah kejadian," kilahnya.
Tetapi walaupun demikian, Nasution menegaskan tetap menanggapi dan melaksanakan tugas dan kewenangannya dengan berkoordinasi dengan pihak aparat kepolisian di Kota Tarakan maupun dengan aparat kepolisian di Polsek Sebatik.
Sumber: ANTARA News Kaltim
Kapal Patroli Lanal Denpasar Masik Laik
Kapal patroli Lanal Denpasar. (Foto: Lantamal V)
21 Juni 2012, Denpasar: Armada peralatan perang berupa kapal milik Pangkalan TNI AL Denpasar yang digunakan untuk patroli di wilayah perairan Bali masih laik pakai.
"Kapal yang digunakan untuk patroli rutin di perairan wilayah Pulau Dewata, kemampuannya masih memadai," kata Komandan Pangkalan TNI AL (Lanal) Denpasar, Kolonel Laut (P) I Wayan Suarjaya, Selasa.
Dia mengatakan, begitu juga dengan umur dari peralatan atau perlengkapan perang tersebut masih wajar.Namun, tambah Suarjaya, apabila ada kegiatan yang berskala besar atau internasional, pihaknya meminta bantuan dari Armada Timur (Armatim) TNI AL untuk mengirimkan kapal.
"Kapal tersebut akan membantu melakukan patroli dan mengamankan wilayah perairan Bali," ujarnya.Suarjaya menjelaskan, namun patroli yang dilakukan oleh kapal dari Armatim sifatnya terbatas, tidak seluruh wilayah Pulau Dewata.
Sebelumnya dia mengatakan, armada patroli Pangkalan TNI AL Denpasar sampai saat ini belum menemukan adanya upaya penyelundupan narkoba di perairan Bali. "Walaupun belum ditemukan penyelundupan narkotika, menggunakan jalur laut di perairan wilayah Pulau Dewata, kami tetap tidak mengendurkan kewaspadaan," ujarnya.
Sumber: ANTARA Bali
21 Juni 2012, Denpasar: Armada peralatan perang berupa kapal milik Pangkalan TNI AL Denpasar yang digunakan untuk patroli di wilayah perairan Bali masih laik pakai.
"Kapal yang digunakan untuk patroli rutin di perairan wilayah Pulau Dewata, kemampuannya masih memadai," kata Komandan Pangkalan TNI AL (Lanal) Denpasar, Kolonel Laut (P) I Wayan Suarjaya, Selasa.
Dia mengatakan, begitu juga dengan umur dari peralatan atau perlengkapan perang tersebut masih wajar.Namun, tambah Suarjaya, apabila ada kegiatan yang berskala besar atau internasional, pihaknya meminta bantuan dari Armada Timur (Armatim) TNI AL untuk mengirimkan kapal.
"Kapal tersebut akan membantu melakukan patroli dan mengamankan wilayah perairan Bali," ujarnya.Suarjaya menjelaskan, namun patroli yang dilakukan oleh kapal dari Armatim sifatnya terbatas, tidak seluruh wilayah Pulau Dewata.
Sebelumnya dia mengatakan, armada patroli Pangkalan TNI AL Denpasar sampai saat ini belum menemukan adanya upaya penyelundupan narkoba di perairan Bali. "Walaupun belum ditemukan penyelundupan narkotika, menggunakan jalur laut di perairan wilayah Pulau Dewata, kami tetap tidak mengendurkan kewaspadaan," ujarnya.
Sumber: ANTARA Bali
Parlemen Bersikukup Industri Pertahanan Masuk KKIP
Deretan panser Anoa produksi PT PINDAD. (Foto: Tribunnews/Dany Permana)
19 Juni 2012, Senayan: DPR berkukuh agar industri pertahanan dapat dimasukkan dalam Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) secara aktif. Sehingga industri ini dapat berperan aktif memproduksi dan memodernisasi alutsista TNI.
"Komisi I bersikeras agar PT Pindad, PT DI, PT PAL dan perusahaan industri pertahanan lainnya dapat diikutsertakan secara aktif dalam KKIP," kata anggota Komisi I DPR Hayono Isman usai rapat pembahasan RUU Industri Pertahanan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (19/6).
Komisi I berharap keberadaan para industri pertahanan tak sekadar jadi pelengkap dalam KKIP. Kalangan industri harus jadi peserta aktif yang terlibat dan masuk dalam keanggotaan KKIP. Setiap kali KKIP menentukan kebijakan strategis terkait alutsista, aspirasi industri harus ditampung.
Pemerintah setuju dengan usulan ini. Dalam struktur KKIP akhirnya disepakati bahwa Presiden akan bertindak sebagai Ketua KKIP. Sedangkan ketua hariannya adalah Menteri Pertahanan. Kemudian, Meneg BUMN menjadi wakilnya.
Dalam pembahasan RUU ini disepakati pula tentang jumlah permodalan bagi perusahaan industri pertahanan. Perdebatan yang sempat mengemuka adalah soal seberapa besar modal perusahaan untuk bisa masuk jajaran Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bidang pertahanan. Meskipun bahasan ini masuk domain pertahanan, ketentuannya tak boleh bertentangan dengan UU tentang BUMN.
Kesepakatannya, kata Hayono, "Apabila modal pemerintah mencapai 51 persen, maka perusahaan itu dinyatakan sebagai BUMN."
Sumber: Jurnal Parlemen
19 Juni 2012, Senayan: DPR berkukuh agar industri pertahanan dapat dimasukkan dalam Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) secara aktif. Sehingga industri ini dapat berperan aktif memproduksi dan memodernisasi alutsista TNI.
"Komisi I bersikeras agar PT Pindad, PT DI, PT PAL dan perusahaan industri pertahanan lainnya dapat diikutsertakan secara aktif dalam KKIP," kata anggota Komisi I DPR Hayono Isman usai rapat pembahasan RUU Industri Pertahanan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (19/6).
Komisi I berharap keberadaan para industri pertahanan tak sekadar jadi pelengkap dalam KKIP. Kalangan industri harus jadi peserta aktif yang terlibat dan masuk dalam keanggotaan KKIP. Setiap kali KKIP menentukan kebijakan strategis terkait alutsista, aspirasi industri harus ditampung.
Pemerintah setuju dengan usulan ini. Dalam struktur KKIP akhirnya disepakati bahwa Presiden akan bertindak sebagai Ketua KKIP. Sedangkan ketua hariannya adalah Menteri Pertahanan. Kemudian, Meneg BUMN menjadi wakilnya.
Dalam pembahasan RUU ini disepakati pula tentang jumlah permodalan bagi perusahaan industri pertahanan. Perdebatan yang sempat mengemuka adalah soal seberapa besar modal perusahaan untuk bisa masuk jajaran Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bidang pertahanan. Meskipun bahasan ini masuk domain pertahanan, ketentuannya tak boleh bertentangan dengan UU tentang BUMN.
Kesepakatannya, kata Hayono, "Apabila modal pemerintah mencapai 51 persen, maka perusahaan itu dinyatakan sebagai BUMN."
Sumber: Jurnal Parlemen
TNI AL Pesan Pengganti KRI Dewa Ruci dari Spayol
KRI Dewa Ruci saat mengikuti Fleet Week New York 2012.(Foto: U.S. Navy/Mass Communication Specialist 1st Class Patrick Gordon/Released)
19 Juni 2012, Jakarta: Markas Besar TNI Angkatan Laut memastikan telah memesan kapal layar tiang tinggi dari sebuah galangan kapal internasional di Spanyol, yang diproyeksikan sebagai pengganti kapal latih KRI Dewaruci.
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Soeparno kepada wartawan di Surabaya, Selasa (19/6) mengemukakan, kapal layar tiang tinggi tersebut rencananya mulai diproduksi pada 2013 dan dijadwalkan selesai pada 2014.
"Sudah diputuskan akan diproduksi di Spanyol, tapi saya lupa nama galangan kapal tersebut," kata Soeparno usai memimpin upacara serah terima jabatan komandan Komando Pengembangan dan Pendidikan Angkatan Laut (Kobangdikal).
Menurut ia, pembelian kapal latih yang direncanakan sejak 2010 tersebut, telah disetujui Mabes TNI dan pemerintah dengan anggaran sekitar US$80 juta.
Kapal latih baru kadet Akademi Angkatan Laut (AAL) itu merupakan salah satu program pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) TNI AL, terutama untuk melatih calon-calon perwira masa depan.
"Yang jelas, kapal layar baru nanti ukurannya lebih besar dan desainnya lebih indah dari KRI Dewaruci, sehingga mampu menampung personel lebih banyak," ujar Laksamana Soeparno.
Seperti diketahui, TNI AL telah mengoperasikan kapal latih KRI Dewaruci sejak 1953. Kapal layar legendaris tersebut adalah buatan HC Stulchen & Sohn Hamburg, Jerman, pada 1952.
Kendati usianya sudah 60 tahun, KRI Dewaruci yang memiliki panjang 58,30 meter, lebar lambung 9,50 meter dan bobot mati 847 ton, telah dilengkapi dengan sistem navigasi canggih dan komputerisasi.
Kapal tipe "Barquentin" ini mempunyai tiga tiang utama dengan 16 layar dan dilengkapi mesin berkekuatan 986 PK diesel yang mampu melaju dengan kecepatan maksimal 10,5 knot.
Sejak 15 Januari 2012, KRI Dewaruci melakukan muhibah keliling dunia selama lebih kurang 277 hari dan dijadwalkan kembali ke Indonesia pada pertengahan Oktober 2012.
"Mungkin pelayaran keliling dunia ini menjadi yang terakhir kali dilakukan KRI Dewaruci. Kapal ini berangkat menuju arah timur dan kembali dari arah barat," kata KSAL Laksamana Soeparno.
Sumber: Media Indonesia
19 Juni 2012, Jakarta: Markas Besar TNI Angkatan Laut memastikan telah memesan kapal layar tiang tinggi dari sebuah galangan kapal internasional di Spanyol, yang diproyeksikan sebagai pengganti kapal latih KRI Dewaruci.
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Soeparno kepada wartawan di Surabaya, Selasa (19/6) mengemukakan, kapal layar tiang tinggi tersebut rencananya mulai diproduksi pada 2013 dan dijadwalkan selesai pada 2014.
"Sudah diputuskan akan diproduksi di Spanyol, tapi saya lupa nama galangan kapal tersebut," kata Soeparno usai memimpin upacara serah terima jabatan komandan Komando Pengembangan dan Pendidikan Angkatan Laut (Kobangdikal).
Menurut ia, pembelian kapal latih yang direncanakan sejak 2010 tersebut, telah disetujui Mabes TNI dan pemerintah dengan anggaran sekitar US$80 juta.
Kapal latih baru kadet Akademi Angkatan Laut (AAL) itu merupakan salah satu program pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) TNI AL, terutama untuk melatih calon-calon perwira masa depan.
"Yang jelas, kapal layar baru nanti ukurannya lebih besar dan desainnya lebih indah dari KRI Dewaruci, sehingga mampu menampung personel lebih banyak," ujar Laksamana Soeparno.
Seperti diketahui, TNI AL telah mengoperasikan kapal latih KRI Dewaruci sejak 1953. Kapal layar legendaris tersebut adalah buatan HC Stulchen & Sohn Hamburg, Jerman, pada 1952.
Kendati usianya sudah 60 tahun, KRI Dewaruci yang memiliki panjang 58,30 meter, lebar lambung 9,50 meter dan bobot mati 847 ton, telah dilengkapi dengan sistem navigasi canggih dan komputerisasi.
Kapal tipe "Barquentin" ini mempunyai tiga tiang utama dengan 16 layar dan dilengkapi mesin berkekuatan 986 PK diesel yang mampu melaju dengan kecepatan maksimal 10,5 knot.
Sejak 15 Januari 2012, KRI Dewaruci melakukan muhibah keliling dunia selama lebih kurang 277 hari dan dijadwalkan kembali ke Indonesia pada pertengahan Oktober 2012.
"Mungkin pelayaran keliling dunia ini menjadi yang terakhir kali dilakukan KRI Dewaruci. Kapal ini berangkat menuju arah timur dan kembali dari arah barat," kata KSAL Laksamana Soeparno.
Sumber: Media Indonesia
Taruna Akmil dan Akpol Saksikan Demo Satkopaska Koarmatim
20 Juni 2012, Surabaya: Sebanyak 815 Taruna Akademi TNI dan Akpol terpukau pada saat menyaksikan demonstrasi pembebasan sandera yang dilakukan oleh pasukan khusus TNI AL Satuan Komando Pasukan Katak (Satkopaska) Koarmatim yang digelar di Dermaga Koarmatim Ujung Surabaya, Selasa (20/6).
Unjuk kebolehan yang dilakukan oleh Satkopaska Koarmatim tersebut yaitu pembebasan sandera dari aksi tindak kejahatan dan terorisme di laut Maritime Interdiction Operation (MIO) yang dilaksanakan oleh tim Visit Boarding Search and Seizure (VBSS) Satkopaska Koarmatim.
Aksi penyergapan terhadap kawanan perompak itu dilaksanakan dari laut dan udara menggunakan kendaraan tempur atas air dua Sea Rider dan Combat Boat milik Kopaska. Dengan bersamaan tim kopaska yang berada di Sea Rider melakukan boarding ke atas kapal, sedangkan beberapa tim Kopaska yang lain melaksanakan atraksi droping pasukan dari udara ke laut (Helly Water jump) menggunakan Helikopter jenis Bell NV-417 dari Puspenerbal Surabaya dan droping pasukan melalui kapal cepat. Pada saat yang sama di perairan selat madura beberapa kapal perang Koarmatim membentuk formasi dengan melaksanakan manufra taktis di laut.
Para Taruna Akademi TNI dan Akpol itu dapat menyaksikan aksi sekilas pertempuran laut dari atas geladak KRI dr. Soeharso-990.
Setelah menyaksikan unjuk kebolehan prajurit Kopaska ditengah laut, para Taruna Akademi TNI dan Akpol kembali dapat menyaksikan aksi pertempuran kota (Urban Warfare) di Dermaga Koarmatim Ujung Surabaya.
Suguhan atraksi dari jajaran dan unsur Koarmatim itu merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka menyambut kedatangan 815 Taruna Akademi TNI dan Akpol yang melaksanakan kegiatan Bhineka Eka Bhakti Akademi TNI dan Polri tahun 2012 di Koarmatim.
Ke 815 Taruna tersebut, terdiri dari 420 Taruna Akademi TNI dan 395 Taruna/Taruni Akpol. Selama di Koarmatim para Taruna dan Taruni itu juga berkesempatan melihat langsung beberapa kapal perang yang sedang bersandar di Dermaga Koarmatim, menyaksikan sekilas tentang profil Koarmatim, menyaksikan pameran seragam (uniform) personel dan persenjataan dari satuan-satuan yang ada di jajaran Koarmatim serta pertunjukan seni musik Armatim Country Band.
Puncak dari kegiatan Taruna Akademi TNI/Polri Bhineka Eka Bhakti di Koarmatim yaitu pengarahan dari Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda TNI Agung Pramono, S.H, M.Hum di Gedung Panti Cahaya Armada (PTA) Koarmatim Ujung.
Bhineka Eka Bhakti, merupakan kegiatan integratif Taruna Akademi TNI dan Akpol yang bertujuan meningkatkan jiwa dan semangat integrasi para Taruna, serta memberikan pembekalan kepada mereka tentang tugas, fungsi, dan ciri khas dari ke tiga angkatan dan Polri, khususnya dilingkungan kesatuan yang kelak akan menjadi medan penugasan para Taruna setelah lulus dari akademi masing-masing.
Kegiatan Bhineka Eka Bhakti dilaksanakan di lima wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur, yaitu di Yogyakarta, Kartasura, Madiun, Surabaya, dan Malang. Dalam kegiatan ini Para taruna dan Taruni mendapat pengenalan ketiga matra TNI yaitu darat, Laut dan Udara.
Sumber: Dispenarmatim
TNI AL dan PT LEN Kerja Sama Kembangkan Perangkat Elektronik
20 Juni 2012, Jakarta: TNI Angkatan Laut dan PT LEN, menandatangani piagam kesepakatan kerja sama saling menguntungkan, untuk mengembangkan kemampuan di bidang penelitian dan pembuatan rekayasa elektronik pertahanan di lingkungan TNI AL.
Penandatanganan dilakukan di Mabesal, Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (19/6).
Sebagai pihak pertama, PT LEN Industri (Persero) diwakili oleh Wahyuddin Bagenda selaku Direktur Utama, sedangkan TNI AL sebagai pihak kedua diwakili oleh Asisten Perencanaan dan Anggaran Kepala Staf Angkatan Laut (Asrena Kasal) Laksamana Muda TNI Ade Supandi, S.E. Asrena Kasal, mengatakan kerja sama antara kedua instansi tersebut antara lain melingkupi, kerja sama dalam bidang penelitian, pengembangan Combat Management System, alat komunikasi militer, alat instruksi atau penolong instruksi, serta peperangan elektronika.
Selain itu dalam bidang peningkatan kemampuan sumber daya manusia di bidang rekayasa elektronika pertahanan juga menjadi hal pokok pada kerja sama tersebut. Kerja sama ini merupakan upaya untuk mensinergikan sumber daya yang dimiliki TNI AL dengan PT LEN Industri (Persero), sekaligus dalam rangka mendayagunakan kemampuan industri dalam negeri guna mendukung kemandirian pemenuhan kebutuhan Alutsista TNI AL dan penguasaan teknologi elektronika pertahanan, ujarnya.
Mengenai waktunya, kerja sama ini kata dia, dipastikan akan berjalan hingga lima tahun kedepan terhitung sejak 19 Juni 2012.
Kami optimis realisasi kerja sama ini dapat mensejajarkan industri pertahanan dalam negeri dengan industri pertahanan di dunia internasional, dan menumbuhkan kemandirian Indonesia akan pemenuhan kebutuhan Alutsista.
“Saya harap seluruh pihak akan segera menindaklanjuti kesepakatan ini dengan penuh rasa tanggung jawab, sesuai dengan peran, fungsi, dan tugas masing-masing,” kata Ade Supandi.
Sementara Dirut PT LEN Industri Wahyuddin Bagenda, berharap, kerja sama ini dapat terlaksana dengan baik, dan implementasinya di lapangan dapat diwujudkan secara nyata.
Sumber: InfoPublik
Sebagai pihak pertama, PT LEN Industri (Persero) diwakili oleh Wahyuddin Bagenda selaku Direktur Utama, sedangkan TNI AL sebagai pihak kedua diwakili oleh Asisten Perencanaan dan Anggaran Kepala Staf Angkatan Laut (Asrena Kasal) Laksamana Muda TNI Ade Supandi, S.E. Asrena Kasal, mengatakan kerja sama antara kedua instansi tersebut antara lain melingkupi, kerja sama dalam bidang penelitian, pengembangan Combat Management System, alat komunikasi militer, alat instruksi atau penolong instruksi, serta peperangan elektronika.
Selain itu dalam bidang peningkatan kemampuan sumber daya manusia di bidang rekayasa elektronika pertahanan juga menjadi hal pokok pada kerja sama tersebut. Kerja sama ini merupakan upaya untuk mensinergikan sumber daya yang dimiliki TNI AL dengan PT LEN Industri (Persero), sekaligus dalam rangka mendayagunakan kemampuan industri dalam negeri guna mendukung kemandirian pemenuhan kebutuhan Alutsista TNI AL dan penguasaan teknologi elektronika pertahanan, ujarnya.
Mengenai waktunya, kerja sama ini kata dia, dipastikan akan berjalan hingga lima tahun kedepan terhitung sejak 19 Juni 2012.
Kami optimis realisasi kerja sama ini dapat mensejajarkan industri pertahanan dalam negeri dengan industri pertahanan di dunia internasional, dan menumbuhkan kemandirian Indonesia akan pemenuhan kebutuhan Alutsista.
“Saya harap seluruh pihak akan segera menindaklanjuti kesepakatan ini dengan penuh rasa tanggung jawab, sesuai dengan peran, fungsi, dan tugas masing-masing,” kata Ade Supandi.
Sementara Dirut PT LEN Industri Wahyuddin Bagenda, berharap, kerja sama ini dapat terlaksana dengan baik, dan implementasinya di lapangan dapat diwujudkan secara nyata.
Sumber: InfoPublik
Satkopaska Simulasi Anti-Teror Dihadapan Taruna Akmil dan Akpol
19 Juni 2012, Surabaya: Sejumlah pasukan khusus Satuan Komando Pasukan Katak (Satkopaska) TNI-AL melakukan parameter tempur ketika melakukan simulasi anti teror didepan sejumlah taruna-taruni di Dermaga Ujung, Koarmatim, Surabaya, Jatim, Selasa (19/6). Kegiatan tersebut bagian dari penyambutan kunjungan 815 taruna dari Akademi TNI dan Akademi Kepolisian di Koarmatim dalam rangka Bhinneka Eka Bhakti. (Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat/nz/12)
Tuesday, June 19, 2012
TNI AU Kirim 10 Pilot Sukhoi ke China
19 Juni 2012, Jakarta: Tidak adanya simulator Sukhoi dan mahalnya biaya terbang langsung dengan pesawat buatan Rusia tersebut memaksa pemerintah mengirimkan para penerbang Sukhoi ke luar negeri untuk berlatih.
Sebanyak 10 penerbang tempur pesawat Sukhoi dikirim ke China berlatih menggunakan simulator. Pengiriman personel TNI Angkatan Udara (AU) itu menjadi bagian dari kerja sama pertahanan Indonesia dengan China yang dibahas dalam pertemuan antara Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dengan anggota Komisi Militer Pusat dan Panglima Korps Artileri II (Strategic Missile Corps) CPLA Jenderal Jin Zhiyuan di Jakarta kemarin.
Ada beberapa poin yang dibahas dalam pertemuan tertutup itu. Sekjen Kementerian Pertahanan Marsdya TNI Eris Herryanto yang ikut dalam pertemuan itu menerangkan, kedatangan Jin Zhiyuan ke Indonesia untuk meningkatkan hubungan kerja sama di bidang pertahanan. Jin menindaklanjuti perkembangan kerja sama yang sudah dibicarakan sebelumnya antarmenteri pertahanan kedua negara.
Hal yang dibahas di antaranya kerja sama dan dialog antarmiliter kedua negara, baik angkatan darat, laut maupun udara. Untuk pertahanan udara, China membuka kesempatan bagi TNI AU mengirimkan penerbang tempur Sukhoi guna mengikuti pelatihan di sana. ”Mereka membuka (kesempatan berlatih) dan kita memang memerlukannya, karena itu kita kirim,”tuturnya.
Eris menyebut, saat ini sudah dikirim 10 penerbang sesuai dengan kuota yang diberikan China. Pelatihan diperkirakan hanya berlangsung beberapa hari saja.”Tergantung kebutuhan kita. Kalau kita memerlukan lagi,mereka membuka diri bersedia menerima maksimum 10 orang,”jelasnya. Pada saat HUT TNI AU beberapa waktu lalu,Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Imam Sufaat juga menyinggung soal simulator Sukhoi.
Menurut dia, mengirimkan penerbang untuk mengikuti pelatihan di luar negeri berisiko karena kelemahan penerbang TNI AU diketahui negara lain. Karenanya,akan lebih efektif dan efisien jika Indonesia memiliki simulator sendiri. Simulator yang dimiliki TNI AU saat ini di antaranya baru untuk F-16, Hawk, dan Hercules. Satu jam terbang Sukhoi bisa mencapai Rp500 juta.
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan, Indonesia membutuhkan banyak penerbang tempur untuk Sukhoi seiring adanya penambahan pesawat tempur jenis ini. ”Karena itu kami berterima kasih atas simulator Sukhoi-nya,” katanya kepada Jin Zhiyuan. Dia juga menyambut baik rencana China untuk membantu pengamananmaritimdengansumbangan radarnya. Adapun Jenderal Jing Zhiyuan berharap kerja sama ini semakin erat. Dalam kunjungan ini, Jing bersama rombongan juga mendatangi markas Kopassus.
Sumber: SINDO
Monday, June 18, 2012
Legislator: Usulkan Chinook Jadi Alutsista TNI
Helikopter Chinook. (Foto: U.S. Army)
18 Juni 2012, Senayan: Kementerian Pertahanan diharapkan mempertimbangkan bahkan mengkaji pengadaan alat angkut bagi TNI mengingat pesawat yang ada saat ini seperti Hercules sudah tua sehingga perlu peremajaan bahkan bila perlu pembelian baru.
"Komisi I tertarik dan mengusulkan pesawat angkut jenis Chinook," ujar anggota Komisi I DPR Muhammad Najib pada Jurnalparlemen.com di Jakarta, Minggu (17/6).
Menurut dia, helikopter jenis Chinook memiliki sejumlah keunggulan. Di antaranya, punya kapasitas angkut yang besar, baik untuk personil maupun logistik selain sewaktu-waktu bisa digunakan sebagai pesawat penyerang.
"Kami melihat kebutuhan utama untuk TNI saat ini memang pesawat angkut. Sebab, yang dimiliki TNI sekarang ini jumlahnya terbatas dan sudah tua," ujarnya. Mengingat Indonesia rawan bencana alam, terutama gempa bumi, lanjut M Najib, helikopter canggih semacam yang mampu mengangkut peralatan berat ke daerah terisolir sangat dibutuhkan.
Sebelumnya, dalam kunjungan kerja ke AS, rombongan Komisi I dipimpin ketuanya Mahfudz Siddiq sempat bertemu produsen Helikopter Chinook. "Mereka memberi lampu hijau bagi Indonesia. Tapi, dalam pengadaan peralatan militer dari AS memang tidak mudah," tutur M Najib.
Sumber: Jurnal Parlemen
18 Juni 2012, Senayan: Kementerian Pertahanan diharapkan mempertimbangkan bahkan mengkaji pengadaan alat angkut bagi TNI mengingat pesawat yang ada saat ini seperti Hercules sudah tua sehingga perlu peremajaan bahkan bila perlu pembelian baru.
"Komisi I tertarik dan mengusulkan pesawat angkut jenis Chinook," ujar anggota Komisi I DPR Muhammad Najib pada Jurnalparlemen.com di Jakarta, Minggu (17/6).
Menurut dia, helikopter jenis Chinook memiliki sejumlah keunggulan. Di antaranya, punya kapasitas angkut yang besar, baik untuk personil maupun logistik selain sewaktu-waktu bisa digunakan sebagai pesawat penyerang.
"Kami melihat kebutuhan utama untuk TNI saat ini memang pesawat angkut. Sebab, yang dimiliki TNI sekarang ini jumlahnya terbatas dan sudah tua," ujarnya. Mengingat Indonesia rawan bencana alam, terutama gempa bumi, lanjut M Najib, helikopter canggih semacam yang mampu mengangkut peralatan berat ke daerah terisolir sangat dibutuhkan.
Sebelumnya, dalam kunjungan kerja ke AS, rombongan Komisi I dipimpin ketuanya Mahfudz Siddiq sempat bertemu produsen Helikopter Chinook. "Mereka memberi lampu hijau bagi Indonesia. Tapi, dalam pengadaan peralatan militer dari AS memang tidak mudah," tutur M Najib.
Sumber: Jurnal Parlemen
Pasukan Khusus Indonesia dan China Latihan Bersama di China
18 Juni 2012, Jakarta: Indonesia-China terus meningkatkan kerja sama di bidang pertahanan, diantaranya dengan melakukan pertukaran kunjungan pejabat pertahanan dan latihan bersama. Juli mendatang, para prajurit pasukan khusus dan prajuit Angkatan Laut kedua negara akan melakukan latihan bersama di China.
Dalam rangka penguatan kerja sama tersebut, Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, hari ini, Senin (18/6), menerima kunjungan Anggota Komisi Militer Pusat dan Panglima Korp Artileri II (Strategic Missile Corps) CPLA China, Jenderal Jing Zhiyuan.
“Beliau datang ke Indonesia untuk meningkatkan hubungan kerja sama di bidang pertahanan, dan menindak lanjuti perkembangan kerja sama yang sudah dibicarakan antara kedua Menteri Pertahanan dua negara tersebut,”kata Sekjen Kementerian Pertahanan, Marsekal Madya TNI Eris Herryanto, usai menghadiri pertemuan tersebut di Kementerian Pertahanan Jakarta, Senin (18/6).
Dalam pertemuan tersebut, jelas Eris, dibicarakan tentang kemungkinan latihan bersama bagi prajurit pasukan khusus dan Angkatan Laut kedua negara. Latihan ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan prajurit Indonesia-China.
“Latihan bersama akan dilaksanakan bulan depan, prajurit Indonesia akan berkunjung ke China untuk latihan pasukan khusus. Juga diagendakan latihan antar Angkatan Laut, tapi masih dalam pembicaraan navy to navy talk,”papar Eris.
Disamping itu, kerja sama yang dilakukan adalah melakukan pertukaran kunjungan pejabat tinggi bidang pertahanan, khususnya Menhan secara bergantian ke negara masing-masing.
Menurut Eris, kerja sama ini sudah berjalan dengan kunjungan Menteri Pertahanan China ke Indonesia pada tahun lalu. “Tahun ini Menhan kita kesana, semoga saja ini terus berkelanjutan,”ujarnya.
Sumber: Jurnas
Taifib Gelar Simulasi Penumpasan Pembajak
18 Juni 2012, Surabaya: Sebuah heli Bell-412EP milik Skuadron Udara 400 Wing Udara-1 Puspenerbal, melakukan manuver saat menurunkan sejumlah anggota pasukan khusus Intai Amfibi-1 (Taifib-1) Marinir TNI AL di atas sebuah kontainer, pada aksi simulasi penumpasan pembajak di apron hanggar Lanudal Juanda Surabaya, Senin (18/6). Simulasi yang diikuti berbagai unsur Penerbangan TNI AL dan pasukan khusus TNI AL (Intai Amfibi Marinir dan Kopaska) tersebut, dalam rangka HUT Ke-56 Penerbangan TNI AL. FOTO ANTARA/Eric Ireng/ss/ama/12)
Seorang pembajak melompat di atas truk muatan kontainer, tak jauh dari sejumlah pembajak bersenjata yang melakukan aksi jahatnya. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/ss/ama/12)
Sejumlah personil Intai Amfibi (TAIFIB) Marinir TNI-AL melakukan aksi penyergapan teroris di Apron hanggar 1-2 Lapangan Udara Angkatan Laut Juanda-Surabaya, Jawa Timur, Senin (18/6). (Foto: TEMPO/Fully Syafi)
Seorang pembajak melompat di atas truk muatan kontainer, tak jauh dari sejumlah pembajak bersenjata yang melakukan aksi jahatnya. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/ss/ama/12)
Sejumlah personil Intai Amfibi (TAIFIB) Marinir TNI-AL melakukan aksi penyergapan teroris di Apron hanggar 1-2 Lapangan Udara Angkatan Laut Juanda-Surabaya, Jawa Timur, Senin (18/6). (Foto: TEMPO/Fully Syafi)
Indonesia - China Kerjasama Pertahanan
18 Juni 2012, Jakarta: Pemerintah China menawarkan pemberian bantuan radar kepada Indonesia untuk pengawasan dan pengamanan alur laut kepulauan Indonesia.
"Kami belum bicarakan apakah bantuan radar ini bentuknya hibah atau seperti apa. Masalah ini baru akan dibicarakan," kata Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan (Kemhan) Marsekal Madya Eris Herryanto usai mendampingi Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro saat menerima kunjungan Anggota Komisi Militer Pusat dan Panglima Korp Artileri II (Strategic Missile Corps) CPLA Jenderal Jing Zhiyuan di Kantor Kemhan, Jakarta, Senin.
Menurut dia, pengamanan di wilayah alur laut kepulauan Indonesia memerlukan pengawasan ketat guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Dalam kunjungannya Jenderal Jing Zhiyuan itu, kata dia, juga dibicarakan tentang pengiriman sejumlah penerbang pesawat tempur Indonesia (TNI Angkatan Udara) untuk melakukan latihan dengan simulator pesawat Sukhoi di China.
"China membuka diri untuk membantu kebutuhan Indonesia ini," katanya.
Menurut dia, China menyediakan tempat bagi prajurit TNI yang akan mengikuti latihan ini dengan kapasitas maksimal sepuluh orang.
Kerja sama ini dilakukan lantaran Indonesia belum memiliki simulator Sukhoi, namun Kemhan telah merencanakan pengadaan simulator Sukhoi untuk memudahkan latihan prajurit TNI yang akan menerbangkan pesawat tempur buatan Rusia itu.
"Rencana pengadaannya pada 2012 dan sudah masuk dalam `blue book`, tinggal pelaksanaannya," kata Eris.
Sumber: ANTARA News
"Kami belum bicarakan apakah bantuan radar ini bentuknya hibah atau seperti apa. Masalah ini baru akan dibicarakan," kata Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan (Kemhan) Marsekal Madya Eris Herryanto usai mendampingi Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro saat menerima kunjungan Anggota Komisi Militer Pusat dan Panglima Korp Artileri II (Strategic Missile Corps) CPLA Jenderal Jing Zhiyuan di Kantor Kemhan, Jakarta, Senin.
Menurut dia, pengamanan di wilayah alur laut kepulauan Indonesia memerlukan pengawasan ketat guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Dalam kunjungannya Jenderal Jing Zhiyuan itu, kata dia, juga dibicarakan tentang pengiriman sejumlah penerbang pesawat tempur Indonesia (TNI Angkatan Udara) untuk melakukan latihan dengan simulator pesawat Sukhoi di China.
"China membuka diri untuk membantu kebutuhan Indonesia ini," katanya.
Menurut dia, China menyediakan tempat bagi prajurit TNI yang akan mengikuti latihan ini dengan kapasitas maksimal sepuluh orang.
Kerja sama ini dilakukan lantaran Indonesia belum memiliki simulator Sukhoi, namun Kemhan telah merencanakan pengadaan simulator Sukhoi untuk memudahkan latihan prajurit TNI yang akan menerbangkan pesawat tempur buatan Rusia itu.
"Rencana pengadaannya pada 2012 dan sudah masuk dalam `blue book`, tinggal pelaksanaannya," kata Eris.
Sumber: ANTARA News
Lapangan Terbang Grati Siap Dioperasikan TNI AL
18 Juni 2012, Sidoarjo: Khasanah kedirgantaraan nasional akan bertambah kaya dan lengkap. Sebentar lagi Lapangan Terbang Grati di Pasuruan, Jawa Timur, yang didedikasikan bagi pesawat latih kecil, siap dioperasikan TNI AL.
Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Soeparno, di sela-sela peringatan HUT ke-56 Pusat Penerbangan TNI AL, di Juanda, Sidoarjo, Senin, mengatakan, saat ini pembangunan lapangan terbang di Grati tersebut sudah memasuki tahap dua.
"Pada tahap empat pembangunan sudah bisa digunakan sebagai lapangan terbang latih TNI AL, lalu target kami pada 2014 sudah bisa digunakan meningkatkan kinerja para pasukan dalam menjalankan tugas menjaga keutuhan NKRI," katanya
Pusat Penerbangan TNI AL semula bernama Dinas Penerbangan TNI AL, terdiri dari enam skuadron udara pesawat terbang bersayap tetap dan bersayap putar. Mereka juga punya sekolah penerbangan sendiri. Angkatan Laut Amerika Serikat, sebagai ilustrasi, memiliki instansi sejenis, yaitu Naval Aviation.
Selain membangun lapangan terbang di Grati, Pasuruan, pihaknya juga berencana membangun beberapa lapangan terbang lain di perbatasan negara untuk melakukan pemantauan di daerah terluar Indonesia.
"Untuk lapangan udara di wilayah terluar tersebut, kami akan melakukan koordinasi dengan bandara yang sudah ada. Karena bagaimanapun pembangunan bandara tersebut sangat diperlukan untuk melindungi NKRI," kata Soeparno.
Salah satu bandara operasional terjadual yang lokasinya paling dekat dengan garis perbatasan negara adalah Bandara Haliwen, di Kota Atambua, Kabupaten Belu, NTT. Jaraknya hanya sekitar 35 kilometer dari garis perbatasan dengan negara Timor Timur.
Sumber: ANTARA News
Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Soeparno, di sela-sela peringatan HUT ke-56 Pusat Penerbangan TNI AL, di Juanda, Sidoarjo, Senin, mengatakan, saat ini pembangunan lapangan terbang di Grati tersebut sudah memasuki tahap dua.
"Pada tahap empat pembangunan sudah bisa digunakan sebagai lapangan terbang latih TNI AL, lalu target kami pada 2014 sudah bisa digunakan meningkatkan kinerja para pasukan dalam menjalankan tugas menjaga keutuhan NKRI," katanya
Pusat Penerbangan TNI AL semula bernama Dinas Penerbangan TNI AL, terdiri dari enam skuadron udara pesawat terbang bersayap tetap dan bersayap putar. Mereka juga punya sekolah penerbangan sendiri. Angkatan Laut Amerika Serikat, sebagai ilustrasi, memiliki instansi sejenis, yaitu Naval Aviation.
Selain membangun lapangan terbang di Grati, Pasuruan, pihaknya juga berencana membangun beberapa lapangan terbang lain di perbatasan negara untuk melakukan pemantauan di daerah terluar Indonesia.
"Untuk lapangan udara di wilayah terluar tersebut, kami akan melakukan koordinasi dengan bandara yang sudah ada. Karena bagaimanapun pembangunan bandara tersebut sangat diperlukan untuk melindungi NKRI," kata Soeparno.
Salah satu bandara operasional terjadual yang lokasinya paling dekat dengan garis perbatasan negara adalah Bandara Haliwen, di Kota Atambua, Kabupaten Belu, NTT. Jaraknya hanya sekitar 35 kilometer dari garis perbatasan dengan negara Timor Timur.
Sumber: ANTARA News
KRI Sultan Hasanuddin-366 Memulai Sebagai Peackeeper di Lebanon
15 Juni 2012, Beirut: KRI Sultan Hasanuddin-366 beserta Satgas Maritim TNI Konga XXVIII/D UNFIL 2012 memulai tugas perdananya sebagai peacekeeper di Area of Maritime Operation (AMO) laut Mediterania, kapal bertolak dari dermaga Beirut pada hari Jum’at tanggal 15 Juni 2012. Sesuai mandat United Nations Security Council Resolution 1701 tahun 2006, Satgas Maritime ini bertugas untuk melaksanakan Surveilance & Maritime Interdiction Operation (MIO) sepanjang 180 km garis pantai Lebanon untuk mencegah masuknya senjata ilegal dan bahan terkait lainnya masuk melalui perairan Lebanon serta melatih Lebanese Armed Force (LAF) Navy dalam menjaga perairannya.
Sehari sebelum berangkat ke AMO, Komandan Satgas Maritim TNI Konga XXVIII/D UNFIL Letkol Laut (P) Dato Rusman SN mendapat kehormatan menghadiri upacara serah terima jabatan dua Komandan kapal perang Banglades, yaitu Komandan BNS Osman dari Capt Syed Maksumul Hakim (ND), ncc, psc, BN kepada Capt M Abu Asharf, (TAS), ncc, psc, BN dan Komandan BNS Madhumati dari Cdr Mohammad Abdul Mukit Khan, (C) psc, BN kepada Cdr AKM Afzal Hossain, (C) psc, BN di dermaga Beirut, dengan inspektur upacara Komandan MTF Rear Admiral Wagnen Lopes de Moraes ZAMITH. Hadir dalam upacara tersebut antar lain Duta Besar Banglades di Lebanon Md Fazlal Karim, Chief of Staff MTF Kolonel Laut (P) Dwi Sulaksono serta pejabat MTF.
Setelah upacara Sertijab, Komandan MTF Rear Admiral Wagnen Lopes de Moraes ZAMITH, Komandan MTF TNI XXVIII/D Letkol Laut (P) Dato Rusman SN dan Chief fo Staff MTF Kolonel Laut (P) Dwi Sulaksono melaksanakan kunjungan kepada Kepala Staf Angkatan Laut Lebanon (Chief of Staff of Lebanon Navy). Kedatangan pejabat MTF ini diterima oleh Chief of Staff of Lebanon Navy Rear Admiral Nazih Baroudi diruang kerjanya. Dalam kunjungan ini Komandan MTF Rear Admiral ZAMITH memperkenalkan pejabat MTF TNI XXVIII/D UNIFIL dari Indonesia yang telah datang dan bergabung dengan MTF kepada Kepala Staf Angkatan Laut Lebanon tersebut. Kunjungan diakhiri dengan tukar menukar cindera mata antara Komandan MTF TNI XXVIII/D dan Commander of LAF Navy.
Sumber: Dispenarmatim
Kompi “D” BS Paskhas Latihan Praktek Pertempuran Hutan
Lingkungan Satuan Radar 241 Buraen. (Foto: Satrad 241)
18 Juni 2012, Kupang: Kompi “D” BS Paskhas Kupang (16/9) mendapat perintah langsung dari komando atas untuk segera merebut kembali Radar 241 Buraen yang telah dikuasai Gerakan Separatis Bersenjata.
Berdasarkan informasi dari intelijen, dan dengan kemampuan tempur darat dan udara yang dimiliki, Kompi “D” BS Paskhas langsung melakukan operasi dibawah Komando Komandan Kompi “D” BS Paskhas Kapten Psk Yoseph Melanius Purba dan berhasil merebut dan melumpuhkan Gerakan Separatis Bersenjata yang menduduki Radar 241 Buraen.
Kekuatan musuh dapat ditumpas habis melalui Operasi Perebutan Cepat. Demikian tahap akhir dari skenario latihan Praktek Pertempuran Hutan yang digelar beberapa hari kemarin dari Kompi “D” BS Paskhas, Kupang Nusa Tenggara Timur.
Kapten Psk Yoseph Melanius Purba selaku Komandan Kompi “D” BS Paskhas memberikan apresiasi dan penghargaan kepada seluruh anggota yang telah melaksanakan Praktek Latihan Pertempuran Hutan dengan semangat dan pantang menyerah sehingga latihan tersebut dapat berjalan lancar, aman dan sukses.
Latihan TPRAG
Hari kedua Praktek Latihan Pertempuran Hutan Kompi “D” BS Paskhas melaksanakan Taktik Pertempuran Regu Anti Gerilya yang biasa dikenal dengan istilah TPRAG, Jum'at (15/6).
Taktik Pertempuran Regu Anti Gerilya merupakan salah satu kemampuan tempur darat yang wajib dimiliki oleh setiap prajurit Para Komando dan harus selalu dilatihkan secara rutin untuk mencapai visi sebagai prajurit yang terdepan, terlatih dan terbaik.
Komandan Kompi “D” BS Paskhas, Kapten Psk Yoseph Melanius Purba dalam pernyataannya mengatakan bahwa latihan ini bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan kemampuan tempur darat serta melatih naluri tempur Anggota Kompi “D” BS Paskhas untuk menunjang tugas pokok sebagai prajurit Para Komando.
Sumber: TNI AU
18 Juni 2012, Kupang: Kompi “D” BS Paskhas Kupang (16/9) mendapat perintah langsung dari komando atas untuk segera merebut kembali Radar 241 Buraen yang telah dikuasai Gerakan Separatis Bersenjata.
Berdasarkan informasi dari intelijen, dan dengan kemampuan tempur darat dan udara yang dimiliki, Kompi “D” BS Paskhas langsung melakukan operasi dibawah Komando Komandan Kompi “D” BS Paskhas Kapten Psk Yoseph Melanius Purba dan berhasil merebut dan melumpuhkan Gerakan Separatis Bersenjata yang menduduki Radar 241 Buraen.
Kekuatan musuh dapat ditumpas habis melalui Operasi Perebutan Cepat. Demikian tahap akhir dari skenario latihan Praktek Pertempuran Hutan yang digelar beberapa hari kemarin dari Kompi “D” BS Paskhas, Kupang Nusa Tenggara Timur.
Kapten Psk Yoseph Melanius Purba selaku Komandan Kompi “D” BS Paskhas memberikan apresiasi dan penghargaan kepada seluruh anggota yang telah melaksanakan Praktek Latihan Pertempuran Hutan dengan semangat dan pantang menyerah sehingga latihan tersebut dapat berjalan lancar, aman dan sukses.
Latihan TPRAG
Hari kedua Praktek Latihan Pertempuran Hutan Kompi “D” BS Paskhas melaksanakan Taktik Pertempuran Regu Anti Gerilya yang biasa dikenal dengan istilah TPRAG, Jum'at (15/6).
Taktik Pertempuran Regu Anti Gerilya merupakan salah satu kemampuan tempur darat yang wajib dimiliki oleh setiap prajurit Para Komando dan harus selalu dilatihkan secara rutin untuk mencapai visi sebagai prajurit yang terdepan, terlatih dan terbaik.
Komandan Kompi “D” BS Paskhas, Kapten Psk Yoseph Melanius Purba dalam pernyataannya mengatakan bahwa latihan ini bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan kemampuan tempur darat serta melatih naluri tempur Anggota Kompi “D” BS Paskhas untuk menunjang tugas pokok sebagai prajurit Para Komando.
Sumber: TNI AU
Subscribe to:
Posts (Atom)