Kantor IPTN North America, INC. (INA,INC)
25 June 2011, Bandung (SINDO): DPR mempertanyakan keseriusan pemerintah dalam merevitalisasi PT Dirgantara Indonesia (PT DI) untuk mendongkrak kinerja perusahaan dirgantara nasional. Pasalnya,PT DI merupakan salah satu industri strategis dalam negeri.
Ketua Komisi VI DPR RI Airlangga Hartanto memastikan akan melakukan pertemuan dengan Menteri Keuangan dan Kementerian BUMN untuk membahas tindak lanjut revitalisasi PT DI. “Minggu depan kami akan bahas dengan Menkeu dan Kementerian BUMN,” ujar Airlangga di sela-sela kunjungan kerja ke Bandung,kemarin.
Menurut dia,perlu ada keseriusan pemerintah untuk menyelamatkan satu-satunya perusahaan dirgantara nasional. Apalagi,PTDImerupakanindustri strategis yang mampu memberikan dampak ekonomi bagi bangsa Indonesia.“Soal komitmen DPR tidak ada masalah. Tinggal pemerintah,”kata dia. Airlangga menjelaskan, terdapat beberapa poin penting yang perlu diperhatikan adalah terkait subsidi aryloanag reement (SLA), modal kerja jangka pendek, danlainnya dengantotalkebutuhan mencapai Rp5,8 triliun.
Setidaknya,pemerintah segera merealisasikan Penyertaan Modal Negara (PMN) senilai Rp6,7 miliar untuk pembenahan manajemen perusahaan. Dana tersebut dapat digunakan untuk membayar gaji karyawan, tunggakan kesehatan, dan masalah keuangan lainnya yang hingga saat ini belum terpecahkan. Termasuk rencana PT DI menjadikan utang perusahaan sebagai penyertaan modal perusahaan.
“Saya kira itu normal saja. Karena utangnya sudah cukup lama akibat dari program masa lalu,”imbuh dia. Direktur Utama PT DI Budi Santoso menjelaskan, kondisi manajemen PT DI saat ini tidak terlepas dari kesulitan modal yang dihadapi PT DI.Padahal, perusahaandengan businesscore pesawat terbang tersebut mendapat banyak order. Tepatnya sejak tahun 2008 dan 2009.
Sumber: SINDO
Berita Pertahanan dan Keamanan, Industri Militer Indonesia dan Dunia, Wilayah Kedaulatan NKRI serta Berita Militer Negara Sahabat
Saturday, June 25, 2011
RI Ikuti BFR di Brunei
KRI Banjarmasin-592 kapal perang jenis LPD dibuat galangan kapal dalam negeri PT. PAL.
24 Juni 2011, Jakarta (Jurnas.com): TNI Angkatan Laut akan mengikuti Brunei Darussalam Fleet Review (BFR) 2011. 403 personel, dua kapal perang produksi industri pertahanan dalam negeri yaitu KRI Banjarmasin-592 dan KRI Lemadang-632 serta sebuah helikopter jenis Bolkow akan dikirimkan untuk mengikuti acara pada 6-8 Juli 2011 mendatang di Brunei Darussalam.
Menurut Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Muda Tri Prasodjo dalam siaran pers yang diterima Jurnal Nasional pada Jumat (25/6), kegiatan ini merupakan rangkaian acara memperingati ulang tahun emas Angkatan Bersenjata Brunei.
Menurutnya, selain kegiatan fleet review atau parade kapal perang, delegasi TNI AL juga akan melakukan kirab kota, open ships (membuka kunjungan bagi masyarakat ke kapal) , dancourtesy call (kunjungan kehormatan ke sejumlah pejabat setempat).
Disamping mengirimkan unsur KRI, tambah Kadispenal, TNI AL juga akan turut berpartisipasi dalam pameran pertahanan Brunei Darussalam International Defence Exhibition (BRIDEX) sebagai ajang untuk meningkatkan hubungan kerjasama antara kedua Angkatan Laut yang sudah terjalin selama ini, dan juga sebagai show of force Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) TNI AL yang diproduksi sendiri oleh Indonesia. Brunei Darussalam International Defence Exhibition (BRIDEX merupakan pameran yang dilaksanakan dalam rangka memperingati ulang tahun emas Angkatan Bersenjata Kerajaan Brunei.
Kegiatan BRIDEX 2011 diselenggarakan oleh Royal Brunei Tecnis Services (RBTS) yang ditunjuk oleh Departemen Pertahanan Brunei Darussalam. RBTS merupakan salah satu operator industri pertahanan yang cukup terkenal di Brunei Darussalam yang mempunyai peran sangat besar dalam penyediaan dukungan teknik dan logistik untuk sistem peralatan yang berkaitan dengan kendaraan, kapal, pesawat, elektronik, IT, komunikasi, senjata, keamanan, simulasi pengawasan dan pelatihan.
Kadispenal juga menjelasakan bahwa dalam pameran BRIDEX 2011 ini TNI AL akan menampilkan beberapa persenjataan dan material pertahanan produk industri pertahanan dalam negeri, serta material pameran dari Kementerian Pertahanan (Kemhan) dan Industri Pertahanan Non Alutsista (IPNAS). Selain itu Satgas TNI AL juga
mengikutsertakan Tim Drum Band Genderang Suling Gita Jala Taruna Kadet AAL dan Tim Orkestra TNI AL untuk tampil memeriahkan perhelatan di negara Brunei Darussalam tersebut.
Komandan Satgas kegiatan ini adalah Letkol Laut (P) Eko Jokowiyono yang juga merangkap selaku Komandan KRI Banjarmasin-592.
Sumber: Jurnas
24 Juni 2011, Jakarta (Jurnas.com): TNI Angkatan Laut akan mengikuti Brunei Darussalam Fleet Review (BFR) 2011. 403 personel, dua kapal perang produksi industri pertahanan dalam negeri yaitu KRI Banjarmasin-592 dan KRI Lemadang-632 serta sebuah helikopter jenis Bolkow akan dikirimkan untuk mengikuti acara pada 6-8 Juli 2011 mendatang di Brunei Darussalam.
Menurut Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Muda Tri Prasodjo dalam siaran pers yang diterima Jurnal Nasional pada Jumat (25/6), kegiatan ini merupakan rangkaian acara memperingati ulang tahun emas Angkatan Bersenjata Brunei.
Menurutnya, selain kegiatan fleet review atau parade kapal perang, delegasi TNI AL juga akan melakukan kirab kota, open ships (membuka kunjungan bagi masyarakat ke kapal) , dancourtesy call (kunjungan kehormatan ke sejumlah pejabat setempat).
Disamping mengirimkan unsur KRI, tambah Kadispenal, TNI AL juga akan turut berpartisipasi dalam pameran pertahanan Brunei Darussalam International Defence Exhibition (BRIDEX) sebagai ajang untuk meningkatkan hubungan kerjasama antara kedua Angkatan Laut yang sudah terjalin selama ini, dan juga sebagai show of force Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) TNI AL yang diproduksi sendiri oleh Indonesia. Brunei Darussalam International Defence Exhibition (BRIDEX merupakan pameran yang dilaksanakan dalam rangka memperingati ulang tahun emas Angkatan Bersenjata Kerajaan Brunei.
Kegiatan BRIDEX 2011 diselenggarakan oleh Royal Brunei Tecnis Services (RBTS) yang ditunjuk oleh Departemen Pertahanan Brunei Darussalam. RBTS merupakan salah satu operator industri pertahanan yang cukup terkenal di Brunei Darussalam yang mempunyai peran sangat besar dalam penyediaan dukungan teknik dan logistik untuk sistem peralatan yang berkaitan dengan kendaraan, kapal, pesawat, elektronik, IT, komunikasi, senjata, keamanan, simulasi pengawasan dan pelatihan.
Kadispenal juga menjelasakan bahwa dalam pameran BRIDEX 2011 ini TNI AL akan menampilkan beberapa persenjataan dan material pertahanan produk industri pertahanan dalam negeri, serta material pameran dari Kementerian Pertahanan (Kemhan) dan Industri Pertahanan Non Alutsista (IPNAS). Selain itu Satgas TNI AL juga
mengikutsertakan Tim Drum Band Genderang Suling Gita Jala Taruna Kadet AAL dan Tim Orkestra TNI AL untuk tampil memeriahkan perhelatan di negara Brunei Darussalam tersebut.
Komandan Satgas kegiatan ini adalah Letkol Laut (P) Eko Jokowiyono yang juga merangkap selaku Komandan KRI Banjarmasin-592.
Sumber: Jurnas
24 Pesawat Tempur F-16 Hibah AS Dikirim Bertahap
Satu F-16A dan dua F-16B milik USAF terakhir diparkir di Pangkalan Udara Davis-Monthan, Arizona menunggu diserahkan ke Aerospace Maintenance and Regeneration Group di Davis-Monthan untuk disimpan. USAF dan National Guard menggunakan F-16C dan F-16D yang lebih modern. (Foto: U.S. Air Force/Master Sgt. David Neve)
24 Juni 2011, Surabaya (TEMPO Interaktif): Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono berharap hibah 24 pesawat tempur jenis F-16 dari Pemerintah Amerika Serikat (AS) akan melengkapi alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang dimiliki TNI Angkatan Udara.
"Hibah (F-16) sekarang sedang diproses. Prinsipnya, TNI memilih program hibah. Itu sudah diajukan ke pemerintah dan Amerika sedang dalam mengkaji. Saya harapkan itu berjalan sesuai rencana," kata Agus seusai menjadi Inspektur Upacara pada Apel Kebangsaan Gerakan Muda (GM) Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan dan Putra Putri TNI Polri (FKPPI) di lapangan Markas Kodam V Brawijaya, Surabaya, Jumat, 24 Juni 2011.
Menurut Agus, rencananya Amerika akan menghibahkan sebanyak 24 unit pesawat F-16 yang akan dilakukan secara bertahap dalam empat tahun. "24 unit sesuai rencana, per tahunnya sesuai kemampuan retrofit atau pemeliharaan peningkatan kemampuan, kalau tidak salah setiap tahun delapan unit," kata Agus.
Nantinya akan dibuatkan beberapa skuadron udara tersendiri untuk pesawat tempur F-16 hibah ini, melengkapi satu skuadron F-16 yang saat ini telah dimiliki TNI AU di Lapangan Udara Iswahjudi Madiun.
Panglima TNI menepis keraguan banyak kalangan tentang sulitnya mendapatkan suku cadang jika nantinya F-16 tersebut telah dihibahkan ke Indonesia. "Sekarang kita sudah punya F-16, semua berjalan dengan baik dan lancar. Suku cadang juga didukung karena kita punya kerja sama," katanya.
Agus menambahkan, proses hibah 24 pesawat tempur tersebut masih dalam tahap upgrading sebelum benar-benar diserahkan ke Indonesia. Tak hanya itu, setelah penyerahan hibah ini, F-16 yang telah dimiliki TNI AU juga akan menyusul di-upgrade (ditingkatkan) dengan teknologi dan kemampuan terkini pesawat tersebut.
Sumber: TEMPO Interaktif
24 Juni 2011, Surabaya (TEMPO Interaktif): Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono berharap hibah 24 pesawat tempur jenis F-16 dari Pemerintah Amerika Serikat (AS) akan melengkapi alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang dimiliki TNI Angkatan Udara.
"Hibah (F-16) sekarang sedang diproses. Prinsipnya, TNI memilih program hibah. Itu sudah diajukan ke pemerintah dan Amerika sedang dalam mengkaji. Saya harapkan itu berjalan sesuai rencana," kata Agus seusai menjadi Inspektur Upacara pada Apel Kebangsaan Gerakan Muda (GM) Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan dan Putra Putri TNI Polri (FKPPI) di lapangan Markas Kodam V Brawijaya, Surabaya, Jumat, 24 Juni 2011.
Menurut Agus, rencananya Amerika akan menghibahkan sebanyak 24 unit pesawat F-16 yang akan dilakukan secara bertahap dalam empat tahun. "24 unit sesuai rencana, per tahunnya sesuai kemampuan retrofit atau pemeliharaan peningkatan kemampuan, kalau tidak salah setiap tahun delapan unit," kata Agus.
Nantinya akan dibuatkan beberapa skuadron udara tersendiri untuk pesawat tempur F-16 hibah ini, melengkapi satu skuadron F-16 yang saat ini telah dimiliki TNI AU di Lapangan Udara Iswahjudi Madiun.
Panglima TNI menepis keraguan banyak kalangan tentang sulitnya mendapatkan suku cadang jika nantinya F-16 tersebut telah dihibahkan ke Indonesia. "Sekarang kita sudah punya F-16, semua berjalan dengan baik dan lancar. Suku cadang juga didukung karena kita punya kerja sama," katanya.
Agus menambahkan, proses hibah 24 pesawat tempur tersebut masih dalam tahap upgrading sebelum benar-benar diserahkan ke Indonesia. Tak hanya itu, setelah penyerahan hibah ini, F-16 yang telah dimiliki TNI AU juga akan menyusul di-upgrade (ditingkatkan) dengan teknologi dan kemampuan terkini pesawat tersebut.
Sumber: TEMPO Interaktif
Friday, June 24, 2011
Paskhasau Terjun Statik dari Hercules USAF
(Foto: U.S. Air Force/Tech Sgt. Cohen A. Young)
24 Juni 2011, Jakarta (Pelita): Sebanyak 22 prajurit Paskhasau dari Batalyon-461 Paskhasau melaksanakan terjun statik dengan menggunakan pesawat Hercules USAF YJ6, Rabu (22/6) malam, di Detasemen TNI Angkatan Udara, Gorda, Tangerang, Banten.
Terjun malam merupakan salah satu rangkaian Latihan bersama Cope West tahun 2011 antara TNI Angkatan Udara dengan US Air Force, yang pembukaannya dilaksanakan baru-baru ini oleh Wakasau Marsekal Madya TNI Dede Rusamsi.
(Foto: U.S. Air Force/Tech Sgt. Cohen A. Young)
Sebelumnya ke-22 personel anggota Paskhas telah melaksanakan diskusi kelas dan dilanjutkan dengan latihan kering di dalam pesawat Hercules C-130 USAF yang sudah stand by di Terminal Selatan Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta; kata Kapentak Lanud Halim Perdanakusuma Mayor Sus Gerardus Maliti, SSos.
Diskusi kelas dan praktik langsung di lapangan ini dipimpin oleh MSgt Jhon Ganon dan MSgt Jason Nuy, keduanya sebagai Jumpmaster dari Weather Squadron, Fost Bragg, US. Sedangkan dari Paskhasau dipimpin oleh Letda Psk Adim Dwi Prasanda dari Batalyon-46 Paskhasau.
Kegiatan latihan ini memiliki arti yang sangat berharga bagi ke-22 anggota Paskhas tersebut. Sebab, menurut keterangan dari Letda Psk Adim; penerjunan dengan menggunakan ram door sangatlah jarang dilakukan oleh anggota Paskhasau. Selama ini, lebih sering menggunakan pintu samping pesawat Hercules C-130.
Sumber: Harian Pelita
24 Juni 2011, Jakarta (Pelita): Sebanyak 22 prajurit Paskhasau dari Batalyon-461 Paskhasau melaksanakan terjun statik dengan menggunakan pesawat Hercules USAF YJ6, Rabu (22/6) malam, di Detasemen TNI Angkatan Udara, Gorda, Tangerang, Banten.
Terjun malam merupakan salah satu rangkaian Latihan bersama Cope West tahun 2011 antara TNI Angkatan Udara dengan US Air Force, yang pembukaannya dilaksanakan baru-baru ini oleh Wakasau Marsekal Madya TNI Dede Rusamsi.
(Foto: U.S. Air Force/Tech Sgt. Cohen A. Young)
Sebelumnya ke-22 personel anggota Paskhas telah melaksanakan diskusi kelas dan dilanjutkan dengan latihan kering di dalam pesawat Hercules C-130 USAF yang sudah stand by di Terminal Selatan Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta; kata Kapentak Lanud Halim Perdanakusuma Mayor Sus Gerardus Maliti, SSos.
Diskusi kelas dan praktik langsung di lapangan ini dipimpin oleh MSgt Jhon Ganon dan MSgt Jason Nuy, keduanya sebagai Jumpmaster dari Weather Squadron, Fost Bragg, US. Sedangkan dari Paskhasau dipimpin oleh Letda Psk Adim Dwi Prasanda dari Batalyon-46 Paskhasau.
Kegiatan latihan ini memiliki arti yang sangat berharga bagi ke-22 anggota Paskhas tersebut. Sebab, menurut keterangan dari Letda Psk Adim; penerjunan dengan menggunakan ram door sangatlah jarang dilakukan oleh anggota Paskhasau. Selama ini, lebih sering menggunakan pintu samping pesawat Hercules C-130.
Sumber: Harian Pelita
KRI Rencong Uji Coba Gas Turbin di Laut Jawa
23 Juni 2011, Laut Jawa (ANTARA News): Komandan KRI Rencong-622, Letkol laut (P) Avianto Rooswirawan (kiri) dan Kadep Ops KRI Rencong-622, Mayor laut (P) Agus Joko, berada di ruang pusat informasi tempur (PIT) KRI Rencong-622, saat uji coba gas turbin di perairan Laut Jawa, Kamis (23/6). Uji coba yang dilakukan salah satu jenis kapal cepat yang dimiliki Koarmatim tersebut merupakan bagian dari persiapan patroli keamanan laut di wilayah timur Indonesia. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/Koz/mes/11)
Komandan KRI Rencong-622, Letkol laut (P) Avianto Rooswirawan (kiri) berada di anjungan, saat uji coba gas turbin di perairan Laut Jawa, Kamis (23/6). (Foto: ANTARA/Eric Ireng/Koz/mes/11)
Komandan KRI Rencong-622, Letkol laut (P) Avianto Rooswirawan (kiri) berada di anjungan, saat uji coba gas turbin di perairan Laut Jawa, Kamis (23/6). (Foto: ANTARA/Eric Ireng/Koz/mes/11)
Thursday, June 23, 2011
Uji Coba Boeing-737 Skadron Udara-5 Pasca Perawatan di Airod
23 Juni 2011, Makassar (Pelita): Dengan telah selesainya pemeliharaan D Check pesawat Boeing-737 Skadron Udara-5 (AI-7302) di Airod Sdn Bhd Malaysia maka diberangkatkanlah satu Tim Crew Flight Test dari Skadron Udara-5 yang dipimpin langsung oleh Komandan Skadron Udara-5 Lanud Sultan Hasanuddin, Makassar Letkol Pnb Arifaini Nur Dwiyanto.
Siaran pers Penerangan Koopsau II, Rabu (22/6) menjelaskan, setelah dilakukan ground check, Crew Flight Test melakukan pengujian sesuai dengan standard operating prosedur yang ada. Kendala dan permasalahan yang muncul pada saat pelaksanaan tes ternyata membutuhkan waktu untuk ditindaklanjuti sehingga membuat pelaksanaannya membutuhkan jangka waktu yang relatif lama. Tanggal 4 Mei 2011 kru melaksanakan pengujian penerbangan pesawat AI-7302 yang keempat kalinya setelah remarks pada penerbangan sebelumnya diselesaikan oleh pihak Airod Malaysia.
Penerbangan ini dilaksanakan di area WMR 302 A/B wilayah udara Subang Malaysia. Ketika pesawat menanjak pada ketinggian mencapai 22.000 feet dari target 35.000 feet yang direncanakan, Crew Flight Test mengamati adanya dua kondisi emergency yang terjadi yaitu kebocoran pada left and right forward doors dan juga indikasi oil quantity engine nomor 2 menurun drastis yangdiikuti fluktuasi dari engine oil pressure. Test Pilot Letkol Pnb Arifaini, memutuskan untuk menghentikan climbing pesawat dan meminta izin menara pengawas Kuala Lumpur untuk descend dan kembali mendarat di Bandara Subang Malaysia. Pada saat pesawat turun melewati ketinggian 18.000 feet, oil quantity dari engine nomer 2 totally zero dan oil pressure terus menurun mendekati 40 psi. Sesuai dengan emergency prosedur pesawat Boeing 737-200, test pilot memutuskan untuk melakukan shut down engine nomer 2 (kanan) dan segera minta prioritas untuk mendarat. Pesawat berhasil didaratkan dengan selamat di landasan pacu dengan menggunakan single engine landing prosedur tanpa adanya korban
jiwa dan major material pesawat.
Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak Airod dan NTP Bandung sebagai pihak yang melaksanakan overhaul engine tersebut, disimpulkan http://www.blogger.com/img/blank.gifbahwa faktor usia material (aging) telah mengakibatkan terjadinya crack pada oil diff pressure sehingga mengakibatkan kebocoran oli yang sangat cepat.
Berdasarkan kronologis penerbangan dan laporan dari berbagai sumber maka Pangkoopsau II Marsda TNI Agus Munandar, memberikan sertifikat apresiasi berupa Well Done Award karena dapat mendaratkan pesawat pada saat terjadi emergency single engine dengan aman dan selamat.
Penghargaan diberikan pada tanggal 9 Juni 2011 kepada tujuh orang Crew Test Flight Skadron Udara-5 dibawah pimpinan Komandan Skadron Udara-5. Pesawat AI-7302 tersebut baru dapat didelivery ke Skadron Udara-5 Lanud Sultan Hasanuddin pada tanggal 6 Juni 2011 dan telah dapat dioperasikan dengan normal.
Sumber: Harian Pelita
Indonesia Dapat Hibah 24 Pesawat F-16 Bekas Amerika
F-16A Fighting Falcon. (Foto: USAF)
22 Juni 2011, Jakarta (TEMPO Interaktif): Kementerian Pertahanan memastikan tidak ada lagi masalah soal tawaran hibah 24 pesawat F16-A bekas dari Amerika Serikat. "Sudah tidak ada masalah. Dewan sudah ke Amerika dan sudah ke Kongres dan mereka sudah tahu," ujar Menteri Pertahanan Poernomo Yusgiantoro usai rapat tertutup dengan Komisi I DPR, Rabu 22 Juni 2011.
Ia menegaskan anggaran yang sebelumnya disiapkan untuk membeli pesawat baru kini akan digunakan untuk meng-upgrade 24 pesawat hibah F16 bekas ke mesin blok 32 dan 10 pesawat yang dimiliki Indonesia. "DPR hanya menyarankan untuk kehati-hatian."
Poernomo mengatakan belum tentu pesawat hibah tersebut sudah bisa datang ke Indonesia awal tahun ini karena paling tidak dalam satu tahun upgrading pesawat hanya mampu tiga sampai lima unit. "Bertahap nantinya, setahun paling lima pesawat. Jadi, butuh empat tahunan." ujarnya. "Pembayarannya juga tergantung dari yang di-upgrading," katanya.
Sebelumnya, pengamat militer Jaleswari Pramodhawardani mengatakan ada beberapa hal yang harus dikritisi dalam hibah tersebut. Pertama, pemerintah mesti terlebih dulu memastikan apakah penyediaan suku cadang dan perawatannya satu paket dengan hibah ke-24 F16 bekas. Pemerintah juga diminta untuk memastikan ke-24 armada itu dalam kondisi bagus.
Yang juga harus diperhatikan pemerintah, kata Jaleswari, adalah varian alutsista. Keberagaman alutsista itu tidak menguntungkan Indonesia. Meski banyak hal harus dipertimbangkan sebelum menerima hibah Amerika, Jaleswari tetap menganggap tawaran 24 F16 bekas jauh lebih tepat dibanding pemerintah membeli pesawat tempur baru.
Sumber: TEMPO Interaktif
22 Juni 2011, Jakarta (TEMPO Interaktif): Kementerian Pertahanan memastikan tidak ada lagi masalah soal tawaran hibah 24 pesawat F16-A bekas dari Amerika Serikat. "Sudah tidak ada masalah. Dewan sudah ke Amerika dan sudah ke Kongres dan mereka sudah tahu," ujar Menteri Pertahanan Poernomo Yusgiantoro usai rapat tertutup dengan Komisi I DPR, Rabu 22 Juni 2011.
Ia menegaskan anggaran yang sebelumnya disiapkan untuk membeli pesawat baru kini akan digunakan untuk meng-upgrade 24 pesawat hibah F16 bekas ke mesin blok 32 dan 10 pesawat yang dimiliki Indonesia. "DPR hanya menyarankan untuk kehati-hatian."
Poernomo mengatakan belum tentu pesawat hibah tersebut sudah bisa datang ke Indonesia awal tahun ini karena paling tidak dalam satu tahun upgrading pesawat hanya mampu tiga sampai lima unit. "Bertahap nantinya, setahun paling lima pesawat. Jadi, butuh empat tahunan." ujarnya. "Pembayarannya juga tergantung dari yang di-upgrading," katanya.
Sebelumnya, pengamat militer Jaleswari Pramodhawardani mengatakan ada beberapa hal yang harus dikritisi dalam hibah tersebut. Pertama, pemerintah mesti terlebih dulu memastikan apakah penyediaan suku cadang dan perawatannya satu paket dengan hibah ke-24 F16 bekas. Pemerintah juga diminta untuk memastikan ke-24 armada itu dalam kondisi bagus.
Yang juga harus diperhatikan pemerintah, kata Jaleswari, adalah varian alutsista. Keberagaman alutsista itu tidak menguntungkan Indonesia. Meski banyak hal harus dipertimbangkan sebelum menerima hibah Amerika, Jaleswari tetap menganggap tawaran 24 F16 bekas jauh lebih tepat dibanding pemerintah membeli pesawat tempur baru.
Sumber: TEMPO Interaktif
Pembuatan Peta Laut Terkendala Dana
22 Juni 2011, Jakarta (Jurnas.com): Dinas Hidro Oseanografi (Dishidros) TNI Angkatan Laut yang bertugas dalam bidang survei dan pemetaan kelautan harus mengikuti perkembangan dan perubahan yang terjadi di lapangan. Karenanya survei dan peta laut harus diperbaharui secara berkala. Namun keterbatasan anggaran menjadi kendala Dishidros dalam menjalankan tugasnya tersebut.
"Ada 500 no peta yang harus di revisi per 5 tahun. Apalagi karena peta yang ada peninggalan belanda,"kata Subdis pemetaan Dishidros TNI AL Letkol A. Azis Muttaqim di Jakarta, Rabu (22/6).
Azis mengatakan, karena keterbatasan anggaran revisi terhadap peta-peta tersebut menjadi tidak maksimal. "Tiap tahun ada revisi, tapi anggarannya terbatas. Tiap tahun kami revisi 90 no peta,"katanya. Padahal revisi peta inhttp://www.blogger.com/img/blank.gifi penting untuk keselamatan pelayaran karena kondisi di lapangan selalu berubah.
Menurut Azis, pembuatan peta ini membutuhkan biaya yang tinggi. Namun dia tak menyebut berapa biaya yang dibutuhkan. "sebagai gambaran saja, peta dengan skala 1:12 ribu, areanya 12 mil bisa menghabiskan 1 Milyar lebih,"jelas Azis. Akibatnya banyak peta yang belum direvisi karena kekurangan dana.
Selain itu, kata Azis, dengan dana dan kapal yang terbatas pelaksanaan tugas Dishidros menjadi tak maksimal. Untuk melakukan survei, Dishidros hanya mampu menjangkau 12 lokasi. Padahal tempat dan lokasi yang harus disurvei terhitung banyak. "Apalagi kalau kita survei ke Papua, misalnya, bawa alatnya saja sudah butuh biaya. Kapal kami saat ini ada tujuh,"jelas Azis.
KSAL: Dishidros Pisau Bermata Dua
Dinas Hidro Oseanografi (Dishidros) TNI AL dituntut mampu menyediakan dan mendistribusikan data hidrografi dan oseanografi yang akurat, mutakhir, dan berkesinambungan.
Data itu penting untuk mendukung kebijakan maritim nasional maupun berbagai aktivitas kemaritiman. Misalnya, keselamatan bernavigasi di laut, pengelolaan pesisir, eksplorasi dan eksploitasi sumber daya laut, serta perlindungan lingkungan laut dan pertahanan laut.
”Baik di masa damai maupun di masa kritis,” kata Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Soeparno dalam sambutan saat membuka seminar dan pameran hari Hidrografi Dunia di Hotel Mercure Ancol di Jakarta, Rabu (22/6).
Dishidros seperti pisau bermata dua yang masing-masing sisinya sama tajam. Pada satu sisi bertugas menjalankan fungsi lembaga hidrografi militer/TNI untuk mendukung kepentingan pertahanan negara di laut. Sisi lain berperan mendukung kepentingan nasional pada aspek kesejahteraan, dalam hal pelayanan publik di bidang keselamatan navigasi pelayaran, mendukung kebijakan pemerintah dalam aspek kelautan, diplomasi batas maritim, serta penelitian kelautan khususnya di bidang hidrografi dan oseanografi.
”Dishidros secara institusional mewakili negara sebagai anggota International Hydrography Organization (IHO) sejak tahun 1960,” kata KSAL.
Sumber: Jurnas
KSAL Terima Kunjungan KSAL Singapura
(Foto: Mindef)
22 Juni 2011, Jakarta (Jurnas.com): Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Soeparno menerima kunjungan kehormatan Chief of Navy RSN (Republic of Singapore Navy)/KSAL Singapura Rear Admiral (Laksamana Muda) Ng Chee Peng di Markas Besar Angkatan Laut (Mabesal) Cilangkap, di Jakarta, Rabu (22/6).
Menurut Kasubdispenum Kolonel Laut (P) Rony E Turangan dalam siaran persnya, KSAL Singapura diterima secara kemiliteran melalui jajar kehormatan keprotokolan prajurit TNI AL serta mengadakan inspeksi pasukan didampingi KSAL Laksamana TNI Soeparno di depan Gedung Utama Mabesal.
Dalam pertemuannya dengan KSAL, Kasal Singapura Laksda Ng Chee Peng mengucapkan terima kasih atas keikutsertaan prajurit TNI AL pada IMDEX (International Maritime Defence Exhibition) dan adanya perwakilan Perwira TNI AL dalam CTF (Combined Task Force) 151 yang bermarkas di Teluk Aden, Yaman. Selain itu KSAL Singapura juga sangat setuju untuk memperluas dan memperkuat kerja sama kedua Angkatan Laut yang telah terlaksana sejak 1974, baik dalam latihan bersama, pertukaran perwira maupun bentuk-bentuk lain.
Dalam pembicaraan kedua pemimpin Angkatan Laut tersebut, KSAL Singapura Laksda Ng Chee Peng berharap TNI AL dan AL Singapura dapat menjadi tuan rumah bersama pada AIP (ASEAN Information Portal) yang akan memberikan pelatihan kepada seluruh Angkatan Laut di wilayah ASEAN. Laksda Ng Chee
Peng juga mengharapkan kehadiran perwira TNI AL pada IF (International Fusion Center) yang berpusat di Changi Naval Base Singapura sebagai Liaison Officer (LO) guna memantau keamanan maritime.
KSAL menyambut baik tawaran tersebut dan akan segera menempatkan perwira TNI AL sebagai LO. Pada kesempatan tersebut Soeparno juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada KSAL Singapura karena kesediaannya memberikan kuliah umum pada Perwira Siswa Pendidikan Reguler Seskoal di Cipulir Jakarta Selatan.
Dalam pertemuan itu, KSAL Laksamana TNI Soeparno didampingi oleh Irjenal Laksda TNI Harry Yuwono, Aspam Kasal Laksda TNI I Putu Yuli Adnyana, Asops KSAL Laksda TNI Slamet Yulistiyono, Aspers KSAL Laksda TNI
Bambang Budianto, dan Aslog KSAL Laksda TNI Drs. Didik Suhari. Kunjungan diakhiri dengan tukar-menukar cinderamata antara keduanya.
Sumber: Jurnas
22 Juni 2011, Jakarta (Jurnas.com): Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Soeparno menerima kunjungan kehormatan Chief of Navy RSN (Republic of Singapore Navy)/KSAL Singapura Rear Admiral (Laksamana Muda) Ng Chee Peng di Markas Besar Angkatan Laut (Mabesal) Cilangkap, di Jakarta, Rabu (22/6).
Menurut Kasubdispenum Kolonel Laut (P) Rony E Turangan dalam siaran persnya, KSAL Singapura diterima secara kemiliteran melalui jajar kehormatan keprotokolan prajurit TNI AL serta mengadakan inspeksi pasukan didampingi KSAL Laksamana TNI Soeparno di depan Gedung Utama Mabesal.
Dalam pertemuannya dengan KSAL, Kasal Singapura Laksda Ng Chee Peng mengucapkan terima kasih atas keikutsertaan prajurit TNI AL pada IMDEX (International Maritime Defence Exhibition) dan adanya perwakilan Perwira TNI AL dalam CTF (Combined Task Force) 151 yang bermarkas di Teluk Aden, Yaman. Selain itu KSAL Singapura juga sangat setuju untuk memperluas dan memperkuat kerja sama kedua Angkatan Laut yang telah terlaksana sejak 1974, baik dalam latihan bersama, pertukaran perwira maupun bentuk-bentuk lain.
Dalam pembicaraan kedua pemimpin Angkatan Laut tersebut, KSAL Singapura Laksda Ng Chee Peng berharap TNI AL dan AL Singapura dapat menjadi tuan rumah bersama pada AIP (ASEAN Information Portal) yang akan memberikan pelatihan kepada seluruh Angkatan Laut di wilayah ASEAN. Laksda Ng Chee
Peng juga mengharapkan kehadiran perwira TNI AL pada IF (International Fusion Center) yang berpusat di Changi Naval Base Singapura sebagai Liaison Officer (LO) guna memantau keamanan maritime.
KSAL menyambut baik tawaran tersebut dan akan segera menempatkan perwira TNI AL sebagai LO. Pada kesempatan tersebut Soeparno juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada KSAL Singapura karena kesediaannya memberikan kuliah umum pada Perwira Siswa Pendidikan Reguler Seskoal di Cipulir Jakarta Selatan.
Dalam pertemuan itu, KSAL Laksamana TNI Soeparno didampingi oleh Irjenal Laksda TNI Harry Yuwono, Aspam Kasal Laksda TNI I Putu Yuli Adnyana, Asops KSAL Laksda TNI Slamet Yulistiyono, Aspers KSAL Laksda TNI
Bambang Budianto, dan Aslog KSAL Laksda TNI Drs. Didik Suhari. Kunjungan diakhiri dengan tukar-menukar cinderamata antara keduanya.
Sumber: Jurnas
Penerjun Meriahkan Pameran Kedirgantaraan Minang
Sejumlah pengunjung Minang Aero Sport Show & Sumbar Expo memperhatikan secara dekat pesawat Hercules C-130 saat pembukaan Minang Aero Sport Show & Sumbar Expo 2011 di Bandara Tabing Padang, Sumbar, Rabu (22/6). Minang aero sport show fesvital olah raga kerdigantaraan yang menampilkan berbagai jenis olah raga kerdigantaraan, kegiatan tersebut berlangsung 22 hingga 26 juni. (Foto: ANTARA/Arif Pribadi/ss/pd/11)
23 Juni 2011, Jakarta (Suara Karya): Sebanyak 27 penerjun memeriahkan pembukaan pameran Kedirgantaraan Minang Aero Sport Show dan Sumbar Expo 2011 yang digelar 22-26 Juni 2011 di Bandara Tabing, Padang, Sumatera Barat. Sebanyak 27 penerjun tersebut diturunkan dari Pesawat Hercules c-130 dari Skadron Udara 31 Lanud Halim Perdanakusuma terjun dari ketinggian 800-10.000 kaki dengan menggunakan kombinasi aneka payung warna-warni dilangit Kota Padang pada jam 11.30 WIB.
Komandan Lanud (Danlanud) Padang, Letkol (Pnb) Awang Kurniawan menyebutkan, 27 penerjun tersebut berasal dari Batalyon Paskhas 461, PTP TNI AD (Kopasus dan Kostrad), PTP TNI AL (Marinir), PTP Polri, PTP Bea Cukai dan PTV Aves Fasi Jabar.
Pesawat Tempur TNI AU Operasi Camar
Empat pesawat tempur F-5 Tiger dari Skadron Udara 14 Iswahyudi TNI Angkatan Udara (AU) melaksanakan operasi Pagar Camar, Lintas Camar, Alur Camar 2011 Combine Latihan Terbang Jelajah.
Komandan Lanud El Tari, Letkol (Nav) Joko Winarto sebagai Komandan Satlakops dalam siaran pers yang diterima Suara Karya di Jakarta, Rabu (22/6) mengatakan, tujuan operasi ini, untuk mewujudkan sistem pertahanan dan keamanan di yuridiksi wilayah udara Indonesia. Tak dipungkiri, ancaman maupun gangguan dari pesawat asing tak bisa diprediksi sehingga TNI AU perlu melakukan pemantauan melalui jelajah udara.
Sumber: Suara Karya
23 Juni 2011, Jakarta (Suara Karya): Sebanyak 27 penerjun memeriahkan pembukaan pameran Kedirgantaraan Minang Aero Sport Show dan Sumbar Expo 2011 yang digelar 22-26 Juni 2011 di Bandara Tabing, Padang, Sumatera Barat. Sebanyak 27 penerjun tersebut diturunkan dari Pesawat Hercules c-130 dari Skadron Udara 31 Lanud Halim Perdanakusuma terjun dari ketinggian 800-10.000 kaki dengan menggunakan kombinasi aneka payung warna-warni dilangit Kota Padang pada jam 11.30 WIB.
Komandan Lanud (Danlanud) Padang, Letkol (Pnb) Awang Kurniawan menyebutkan, 27 penerjun tersebut berasal dari Batalyon Paskhas 461, PTP TNI AD (Kopasus dan Kostrad), PTP TNI AL (Marinir), PTP Polri, PTP Bea Cukai dan PTV Aves Fasi Jabar.
Pesawat Tempur TNI AU Operasi Camar
Empat pesawat tempur F-5 Tiger dari Skadron Udara 14 Iswahyudi TNI Angkatan Udara (AU) melaksanakan operasi Pagar Camar, Lintas Camar, Alur Camar 2011 Combine Latihan Terbang Jelajah.
Komandan Lanud El Tari, Letkol (Nav) Joko Winarto sebagai Komandan Satlakops dalam siaran pers yang diterima Suara Karya di Jakarta, Rabu (22/6) mengatakan, tujuan operasi ini, untuk mewujudkan sistem pertahanan dan keamanan di yuridiksi wilayah udara Indonesia. Tak dipungkiri, ancaman maupun gangguan dari pesawat asing tak bisa diprediksi sehingga TNI AU perlu melakukan pemantauan melalui jelajah udara.
Sumber: Suara Karya
TNI AL Akan Beli Dua Kapal Survei
22 Juni 2011, Jakarta (ANTARA News) - TNI Angkatan Laut akan membeli dua kapal survei dan pemetaan atas dan bawah permukaan laut baik untuk kepentingan pertahanan dan militer maupun umum.
"Proses pengadaannya, kami sudah membuka lelang terbuka untuk pengadaan dua kapal itu," kata Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Madya TNI Marsetio di Jakarta, Rabu.
Ditemui usai membuka seminar nasional hidro-oseanografi, ia mengatakan, sudah ada beberapa negara yang menawarkan diri untuk membuat dua kapal tersebut.
"Sudah ada beberapa perusahaan dan negara yang menawarkan diri, namun belum kita putuskan yang jelas semua melalui proses lelang," katanya kepada ANTARA.
Tentang negara mana saja yang sudah tertarik untuk pengadaan dua kapal itu, Marsetio mengaku belum mendapatkan data rinci.
"Yang jelas sudah ada. Penambahan kapal survei dan pemetaan atas dan bawah permukaan laut itu sangat penting, untuk memaksimalkan kegiatan mendapatkan data hidrografi dan oseanografi ," ujarnya.
Marsetio menjelaskan posisi geografis Indonesia yang berada di persimpangan dua benua dan dua samudra memiliki konsekuensi tinggi.
Karena itu, lanjut Marsetio, perlu kegiatan survei dan pemetaan atas dan bawah permukaan laut yang memadai untuk mengetahui secara rinci kondisi, situasi dan apa yang terjadi di wilayah perairan nasional.
"Produk survei dan pemetaan yang berkualitas sesuai standar nasional tentu harus didukung wahana apung (kapal) survei dan pemetaan serta SDM yang memadai dan berkualitas pula," tuturnya.
Sumber: ANTARA News
TNI AU Patroli Pengamanan Selat Malaka
Komandan Lanud Tanjungpinang, Letkol Pnb M Jusuf Hanafie (kiri) melepas sejumlah penerbang TNI Angkatan Udara sebelum melakukan patroli udara pengamanan Selat Malaka atau "Malacca Straits Sea Patrol (MMSP)" dengan pesawat pengintai Foker 27 di Pangakalan Udara TNI AU Tanjungpinang, Kepri, Rabu (22/6). Patroli udara gabungan yang melibatkan Singapura, Malaysia dan Thailand di Selat Malaka tersebut juga dikenal dengan operasi "Eyes in the Sky (EiS)" yang bertujuan untuk mempertinggi keamanan di jalur pelayaran Selat Malaka dan sudah berlangsung sejak 2005. (Foto: ANTARA/Henky Mohari/Koz/pd/11)
22 Juni 2011, Tanjungpinang (ANTARA News): TNI Angkatan Udara melaksanakan patroli udara pengamanan di perairan Selat Malaka bersama dengan Angkatan Udara Singapura, Malaysia dan Thailand.
Kapten Pilot pesawat pengintai Foker 27 TNI AU, Kapten Pnb Media di Tanjungpinang, Kepulauan Riau, Rabu, mengatakan operasi bersama pengamanan Selat Malaka bertujuan untuk meningkatkan pengamanan jalur pelayaran tersebut dari berbagai tindak kejahatan.
"Patroli bersama juga bertujuan untuk mempererat hubungan negara bertetangga dalam hal pertahanan dan keamanan," kata Media sebelum terbang dari Pangkalan Udara TNI AU di Tanjungpinang.
Media mengatakan, operasi pengamanan bersama yang dikenal dengan "Eyes in the Sky (EiS)" tersebut melakukan pemantauan dari udara mengenai aktivitas di perairan Selat Malaka dan langsung memberikan informasi kepada pusat operasi jika terjadi tindak kejahatan seperti perompakan, "illegal fishing" atau kegiatan lain.
"Kami juga langsung berkoordinasi dengan kapal perang RI (KRI) yang berpatroli jika ada tindak pelanggaran di laut," ujarnya.
EiS yang sudah dimulai sejak 2005 tersebut, menurut dia, dilakukan secara bergantian selama satu bulan diluar operasi rutin pengamanan masing-masing negara.
"Patroli dengan pesawat TNI AU sudah dilakukan sejak Selasa (21/6) dan berakhir hari ini dengan menyertakan anggota patroli dari Singapura, Malaysia dan Thailand. Pada saat menggunakan pesawat patroli Singapura atau Malaysia ada juga anggota TNI AU yang ikut," terangnya.
Komandan Lanud Tanjungpinang, Letkol Pnb M Jusuf Hanafie mengatakan, Pangkalan Udara TNI AU Tanjungpinang dalam operasi EiS digunakan sebagai pangkalan aju, karena berada dekat perbatasan dengan negara tetangga dan sebagai bantuan operasi pendukung.
"Diharapkan dengan operasi EiS tersebut bisa mengurangi pelanggaran-pelanggaran yang terjadi di perairan Selat Malaka, sehingga jalur pelayaran yang padat tersebut lebih aman," kata Hanafie.
Selat Malaka dibatasi Pulau Rondo hingga Pukhet di sebelah utara dan di sebelah selatan dibatasi oleh Pulau Karimun hingga Tanjung Piai, dengan panjang seluruhnya mencapai sekitar 500 mil atau 926 kilometer.
Patroli pengamanan Selat Malaka yang juga dikenal dengan "Malacca Straits Sea Patrol (MMSP)" sebelumnya hanya dilakukan oleh Indonesia, Malaysia dan Singapura, sedangkan Thailand baru bergabung, sehingga prosedur operasi baku pengamanan Selat Malaka di disesuaikan saat pertemuan tujuh petinggi Angkatan Laut negara peserta di Batam pada 2010.
Sumber: ANTARA News
22 Juni 2011, Tanjungpinang (ANTARA News): TNI Angkatan Udara melaksanakan patroli udara pengamanan di perairan Selat Malaka bersama dengan Angkatan Udara Singapura, Malaysia dan Thailand.
Kapten Pilot pesawat pengintai Foker 27 TNI AU, Kapten Pnb Media di Tanjungpinang, Kepulauan Riau, Rabu, mengatakan operasi bersama pengamanan Selat Malaka bertujuan untuk meningkatkan pengamanan jalur pelayaran tersebut dari berbagai tindak kejahatan.
"Patroli bersama juga bertujuan untuk mempererat hubungan negara bertetangga dalam hal pertahanan dan keamanan," kata Media sebelum terbang dari Pangkalan Udara TNI AU di Tanjungpinang.
Media mengatakan, operasi pengamanan bersama yang dikenal dengan "Eyes in the Sky (EiS)" tersebut melakukan pemantauan dari udara mengenai aktivitas di perairan Selat Malaka dan langsung memberikan informasi kepada pusat operasi jika terjadi tindak kejahatan seperti perompakan, "illegal fishing" atau kegiatan lain.
"Kami juga langsung berkoordinasi dengan kapal perang RI (KRI) yang berpatroli jika ada tindak pelanggaran di laut," ujarnya.
EiS yang sudah dimulai sejak 2005 tersebut, menurut dia, dilakukan secara bergantian selama satu bulan diluar operasi rutin pengamanan masing-masing negara.
"Patroli dengan pesawat TNI AU sudah dilakukan sejak Selasa (21/6) dan berakhir hari ini dengan menyertakan anggota patroli dari Singapura, Malaysia dan Thailand. Pada saat menggunakan pesawat patroli Singapura atau Malaysia ada juga anggota TNI AU yang ikut," terangnya.
Komandan Lanud Tanjungpinang, Letkol Pnb M Jusuf Hanafie mengatakan, Pangkalan Udara TNI AU Tanjungpinang dalam operasi EiS digunakan sebagai pangkalan aju, karena berada dekat perbatasan dengan negara tetangga dan sebagai bantuan operasi pendukung.
"Diharapkan dengan operasi EiS tersebut bisa mengurangi pelanggaran-pelanggaran yang terjadi di perairan Selat Malaka, sehingga jalur pelayaran yang padat tersebut lebih aman," kata Hanafie.
Selat Malaka dibatasi Pulau Rondo hingga Pukhet di sebelah utara dan di sebelah selatan dibatasi oleh Pulau Karimun hingga Tanjung Piai, dengan panjang seluruhnya mencapai sekitar 500 mil atau 926 kilometer.
Patroli pengamanan Selat Malaka yang juga dikenal dengan "Malacca Straits Sea Patrol (MMSP)" sebelumnya hanya dilakukan oleh Indonesia, Malaysia dan Singapura, sedangkan Thailand baru bergabung, sehingga prosedur operasi baku pengamanan Selat Malaka di disesuaikan saat pertemuan tujuh petinggi Angkatan Laut negara peserta di Batam pada 2010.
Sumber: ANTARA News
Wednesday, June 22, 2011
Industri Pertahanan - Senapan Serbu SS2 Jadi Andalan Ekspor
22 Juni 2011, Jakarta (SINDO): Berbagai jenis alat utama sistem senjata (alutsista) produksi putra-putri bangsa tidak saja digunakan untuk kebutuhan pertahanan dalam negeri, tapi berkualitas ekspor. Senapan serbu generasi 2 (SS2) produksi PT Pindad menjadi salah satu daya tarik yang selalu ditawarkan Indonesia dalam kerja sama pertahanan dengan negaranegara sahabat.
Senjata SS2 mulai digunakan militer Indonesia sejak sekitar 2005. Kini, PT Pindad telah memproduksi berbagai varian SS2 seperti SS-V1 (standar refile),SS-V2 (carbine),dan SS2- V4 (sniper), serta SS2-V5 (subcombat). Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoedin pada April lalu juga menawarkan senjata ini kepada Arab Saudi.
Dalam kunjungan itu,Sjafrie menjadikan senjata SS2 sebagai buah tangan dari Indonesia selain replika pesawat CN235. Langkah ini memperlihatkan hasil positif. “Mereka akan ke PT Pindad, tapi belum ada pembicaraan mengenai berapa unit (yang akan mereka beli),”katanya seusai menerima kunjungan siswa Sesko dari Arab Saudi di Jakarta kemarin.
Sjafrie menegaskan, keandalan senjata SS2 sudah teruji. “Sudah dibuktikan dalam suatu pertandingan dan berhasil menang di Asia Pasifik.Juga sudah dibuktikan dalam pertempuran. Harapansaya,inibisa menjadi standar (persenjataan di luar negeri),”paparnya. Salah satu kejuaraan yang diikuti senjata SS2 adalah lomba menembak Australian Army Skill At Arms Meeting (AASAM) di Australia.
Kejuaraan ini diikuti belasan negara di Asia Pasifik.Pada 2009 tim dari Indonesia berhasil menjadi yang terbaik dengan menggunakan senjata SS2-V4. Dalam pertandingan antarnegera, ASEAN juga demikian. Senjata SS2 produksi PT Pindad ini diklaim sebagai senjata yang paling pas untuk kebutuhan negara-negara tropis.
Selain tahan terhadap kelembaban yang tinggi, desain senjata ini disebut-sebut lebih ergonomis dan ringan,sekitar 3,2 kg dalam kondisi kosong. Dan yang paling penting, akurasinya cukup bisa diandalkan. Senjata dengan panjang 930 mm (laras 460 mm) itu menggunakan peluru kaliber 5.56 x 45 mm standar NATO,223 remington kaliber 5.56 x 45 mm.
Menurut informasi, senjata ini mampu menembakkan rata-rata 700 butir peluru per menit. Kecepatan peluru mencapai 710 meter per detik dengan jarak efektif 450 m. Senjata ini merupakan hasil pengembangan dari SS1 produksi PT Pindad dan digunakan sejak 1991. SS1 pernah dipakai dalam operasi di Aceh, Timor Timur (Timor Leste),dan Papua. Senjata SS1 memiliki berat kosong 4,01 kg dengan ukuran panjang 997 mm.
Sumber: SINDO
TNI AU-USAF Mantapkan Profesionalisme
(Foto: U.S. Air Force/Capt. Raymond Geoffroy)
22 Juni 2011, Jakarta (Suara Karya): TNI Angkatan Udara (AU) dan Angkatan Udara Amerika Serikat (United States Air Force/USAF) mengaku meraih manfaat maksimal dari kerja sama militer Indonesia dengan Amerika Serikat. Kerja sama militer menjadi wadah berbagi pengalaman dan pengetahuan guna meningkatkan profesionalisme.
Pengakuan ini disampaikan Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Udara, Marsekal Madya TNI Dede Rusamsi dan Commander 13th Air Force USAF, Lt Gen Stanley T Kresge usai membuka Latihan Bersama (Latma) TNI AU-USAF di Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa (21/6).
Latma TNI AU-USAF mengambil sandi Cope West 2011. Latma akan berlangsung lima hari mulai 20-24 Juni 2011. Menurut Dede, TNI AU dan USAF punya karakter pendekatan dan prosedur pengoperasian udara yang berbeda dalam pengaturan jenis latihan.
Untuk itu, kedua angkatan udara harus saling berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam membangun kerja sama latihan sehingga melahirkan profesionalisme. "Latma seperti ini merupakan kesempatan baik untuk meningkatkan profesionalisme serta keahlian sehingga tepat sasaran," ujar Wakil KSAU.
Selain itu, Wakil KSAU mengatakan, Latma telah menjadi wadah untuk menguatkan persahabatan militer Indonesia dan AS. "Ini akan sangat berarti untuk mempererat persahabatan dan memperkuat hubungan baik yang selama ini telah terbina. Dan lebih khusus lagi dapat meningkatkan kapabilitas dan profesionalisme personel yang terlibat bersama dalam latihan ini seperti dalam taktik dan teknis pengoperasian udara," kata Dede.
Sementara itu, Kresge menyatakan, USAF mengapresiasi kerja sama militer Indonesia dan Amerika Serikat. Kerjasa TNI AU dan USAF semakin semakin erat menyusul kerja sama militer yang telah terbangun sebelumnya. "Kegiatan ini akan membangun kebersamaan yang kuat bagi wilayah regional yang sejahtera dan damai," ujarnya.
Menyinggung latihan, Kresge mengakui, USAF mendapatkan pengalaman baru selama latihan operasi udara di Indonesia. Dalam Latma itu, USAF-TNI AU berbagi taktis, teknik dan prosedur. "Operasi angkutan udara dan yang akhirnya akan meningkatkan kapabilitas yang lebih lagi," ujarnya. Menurut dia, Latma USAF-TNI tidak mudah karena perbedaan bahasa, budaya, geografi dan sejarah.
Sumber: Suara Karya
22 Juni 2011, Jakarta (Suara Karya): TNI Angkatan Udara (AU) dan Angkatan Udara Amerika Serikat (United States Air Force/USAF) mengaku meraih manfaat maksimal dari kerja sama militer Indonesia dengan Amerika Serikat. Kerja sama militer menjadi wadah berbagi pengalaman dan pengetahuan guna meningkatkan profesionalisme.
Pengakuan ini disampaikan Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Udara, Marsekal Madya TNI Dede Rusamsi dan Commander 13th Air Force USAF, Lt Gen Stanley T Kresge usai membuka Latihan Bersama (Latma) TNI AU-USAF di Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa (21/6).
Latma TNI AU-USAF mengambil sandi Cope West 2011. Latma akan berlangsung lima hari mulai 20-24 Juni 2011. Menurut Dede, TNI AU dan USAF punya karakter pendekatan dan prosedur pengoperasian udara yang berbeda dalam pengaturan jenis latihan.
Untuk itu, kedua angkatan udara harus saling berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam membangun kerja sama latihan sehingga melahirkan profesionalisme. "Latma seperti ini merupakan kesempatan baik untuk meningkatkan profesionalisme serta keahlian sehingga tepat sasaran," ujar Wakil KSAU.
Selain itu, Wakil KSAU mengatakan, Latma telah menjadi wadah untuk menguatkan persahabatan militer Indonesia dan AS. "Ini akan sangat berarti untuk mempererat persahabatan dan memperkuat hubungan baik yang selama ini telah terbina. Dan lebih khusus lagi dapat meningkatkan kapabilitas dan profesionalisme personel yang terlibat bersama dalam latihan ini seperti dalam taktik dan teknis pengoperasian udara," kata Dede.
Sementara itu, Kresge menyatakan, USAF mengapresiasi kerja sama militer Indonesia dan Amerika Serikat. Kerjasa TNI AU dan USAF semakin semakin erat menyusul kerja sama militer yang telah terbangun sebelumnya. "Kegiatan ini akan membangun kebersamaan yang kuat bagi wilayah regional yang sejahtera dan damai," ujarnya.
Menyinggung latihan, Kresge mengakui, USAF mendapatkan pengalaman baru selama latihan operasi udara di Indonesia. Dalam Latma itu, USAF-TNI AU berbagi taktis, teknik dan prosedur. "Operasi angkutan udara dan yang akhirnya akan meningkatkan kapabilitas yang lebih lagi," ujarnya. Menurut dia, Latma USAF-TNI tidak mudah karena perbedaan bahasa, budaya, geografi dan sejarah.
Sumber: Suara Karya
Tuesday, June 21, 2011
Pangarmatim Resmikan KAL Kudungga
Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda TNI Bambang Suwarto Menyematkan Tanda Pangkat Dan Jabatan kepada Komandan Kal Kudungga Kapten Laut (P) Dexa Sephtian Burlis sebagai Tanda Diresmikan Dan dikukuhkannya Komandan Kapal Angkatan Laut (KAL) Kudungga di Dermaga Marine Tanjung Bara PT. Kaltim Prima Coal (KPC) Sangatta kemarin Senin (20/06).
21 Juli 2011, Sanggata (Koarmatim): Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda TNI Bambang Suwarto Meresmikan dan mengukuhkan Komandan Kapal Angkatan Laut (KAL) Kudungga dalam sebuah upacara militer yang bertempat di Dermaga Marine Tanjung Bara PT. Kaltim Prima Coal (KPC) Sangatta kemarin Senin (20/06). Bertindak sebagai Komandan Upacara (Danup) Kapten Laut (PM) Denny Nixon Ogi. SAP. dengan pasukan upacara terdiri dari 1 peleton prajurit Lanal Sangatta, 1 peleton perajurit Kodim 0909/SGA, 1 peleton anggota Polres Kutim, 1 peleton Satpol PP Kutim, 1 peleton Security PT. KPC Sangatta dan 1 peleton Korsik Kab. Kutim.
Upacara tersebut dihadiri oleh Dan Seskoal Laksma TNI Arif Sumartono, Danlantamal VI Brigjen Mar Chaidier Patonnory beserta ibu, Danguspurlatim Laksma TNI Sulaeman B. M.Sc, Bupati Kutai Timur Ir.H. Isran Noor. M.Si beserta ibu, Wakil Bupati Kutai Timur beserta ibu, Para Danlanal jajaran Lantamal VI beserta ibu, Dandim 0909/SGA beserta ibu,Kapolres Kutim beserta ibu, Sekda Kutim Ir. H. Ismunandar, MT, Wakil Ketua DPRD Kutim beserta ibu, Ketua Pengadilan Negeri Kutim beserta ibu, Kepala Kejaksaan Negeri Sangatta beserta ibu, Anggota DPRD Kutim, Asisten I s.d III Pemkab Kutim, Seluruh Kepala Dinas dan Badan Pemkab Kutim, Tokoh Agama, Adat dan Pemuda Kutim, Pimpinan Perusahaan yang ada di kota Sangatta/mewakili.
Puncak acara dalam upacara itu ditandai dengan pengukuhan dan pemasangan tanda pangkat dan Jabatan oleh Pangarmatim Pangarmatim kepada Komandan Kal Kudungga Kapten Laut (P) Dexa Sephtian Burlisdilanjutkan. Selanjutnya Kal Kudungga diresmikian ditandai dengan penekanan tombol membuka tirai papan nama Kal Kudungga diteruskan pemecahan kendi oleh ibu Pangarmatim drg. Indah Saraswati. Selanjutnya Bupati Kutai Timur Ir.H. Isran Noor, M.Si menyerahkan Pelakat Riwayat Sejarah Kudungga kepada Pangarmatim dan menyerahkan kembali kepada Komandan Kal Kudungga untuk dipasang di Lounge Room VIP Kal Kudungga.
Acara dilanjutkan dengan pisah sambut Komandan Lanal Sangatta dari Letkol Laut(P) Bambang Irawan kepada Letkol Laut (E) Yudhi Bramantyo Nursasongko beserta ibu di Gedung Serba Guna Pemkab Kutim.
KAL Kudungga dipesan Pemerintah Kabupaten Kutai Timur dari PT. Pelindo Batam. Dalam waktu dekat kapal ini akan dipersenjatai dengan meriam kaliber 20 mm yang mampu menembakkan 1.000 peluru per menit. Kasarmatim menyambut baik kehadiran kapal ini, sebagai sarana pengamanan wilayah keamanan laut Kutim yang cukup panjang sekaligus penguatan pengamanan obyek vital nasional.
Sementara itu Bupati Kutim Isran Noor dalam sambutannya mengatakan, bahwa Pemkab Kutim membeli kapal patrol untuk tiga kepentingan. Pertama, sebagai bentuk tanggung jawab terhadap bangsa dan Negara dalam memelihara kedaulatan. Kedua, menekan tingginya penjarahan di kawasan ALKI II yang mengakibatkan hilangnya kekayaan Negara. Ketiga, strategi pertahanan dan keamanan rakyat semesta. “Inilah yang coba dikontribusikan Pemkab Kutim,” katanya.
Menurut Bupati Kutim, bahwa pembelian kapal ini telah mendapatkan persetujuan masyarakat Kutim melalui para wakilnya di DPRD. Kapal ini juga akan memberikan manfaat riil secara material dan immaterial. Misalnya sebagai sarana pengamanan wilayah perbatasan Indonesia dan Malaysia pada daerah utara Pulau Kalimantan, memudahkan dalam pendistribusian bantuan bahan makanan, pakaian dan obat-obatan sebagai langkah penanggulangan korban bencana alam, serta sebagai sarana mendukung program social kemasyarakatan.
Dikatakan Bupati Kutim, bahwa kapal tersebut tetap milik Pemkab Kutim dan tidak dihibahkan ke TNI AL. Biaya operasional kapal juga tetap ditanggung Pemkab. Namun pengelolaannya akan dilakukan melalui kerjasama dengan TNI AL. “Kapal akan dioperasikan oleh TNI AL, dan akan diwaki oleh penyidik pegawai negeri sipil (PPNS) dan kepolisian.
Sumber: Dispenarmatim
21 Juli 2011, Sanggata (Koarmatim): Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda TNI Bambang Suwarto Meresmikan dan mengukuhkan Komandan Kapal Angkatan Laut (KAL) Kudungga dalam sebuah upacara militer yang bertempat di Dermaga Marine Tanjung Bara PT. Kaltim Prima Coal (KPC) Sangatta kemarin Senin (20/06). Bertindak sebagai Komandan Upacara (Danup) Kapten Laut (PM) Denny Nixon Ogi. SAP. dengan pasukan upacara terdiri dari 1 peleton prajurit Lanal Sangatta, 1 peleton perajurit Kodim 0909/SGA, 1 peleton anggota Polres Kutim, 1 peleton Satpol PP Kutim, 1 peleton Security PT. KPC Sangatta dan 1 peleton Korsik Kab. Kutim.
Upacara tersebut dihadiri oleh Dan Seskoal Laksma TNI Arif Sumartono, Danlantamal VI Brigjen Mar Chaidier Patonnory beserta ibu, Danguspurlatim Laksma TNI Sulaeman B. M.Sc, Bupati Kutai Timur Ir.H. Isran Noor. M.Si beserta ibu, Wakil Bupati Kutai Timur beserta ibu, Para Danlanal jajaran Lantamal VI beserta ibu, Dandim 0909/SGA beserta ibu,Kapolres Kutim beserta ibu, Sekda Kutim Ir. H. Ismunandar, MT, Wakil Ketua DPRD Kutim beserta ibu, Ketua Pengadilan Negeri Kutim beserta ibu, Kepala Kejaksaan Negeri Sangatta beserta ibu, Anggota DPRD Kutim, Asisten I s.d III Pemkab Kutim, Seluruh Kepala Dinas dan Badan Pemkab Kutim, Tokoh Agama, Adat dan Pemuda Kutim, Pimpinan Perusahaan yang ada di kota Sangatta/mewakili.
Puncak acara dalam upacara itu ditandai dengan pengukuhan dan pemasangan tanda pangkat dan Jabatan oleh Pangarmatim Pangarmatim kepada Komandan Kal Kudungga Kapten Laut (P) Dexa Sephtian Burlisdilanjutkan. Selanjutnya Kal Kudungga diresmikian ditandai dengan penekanan tombol membuka tirai papan nama Kal Kudungga diteruskan pemecahan kendi oleh ibu Pangarmatim drg. Indah Saraswati. Selanjutnya Bupati Kutai Timur Ir.H. Isran Noor, M.Si menyerahkan Pelakat Riwayat Sejarah Kudungga kepada Pangarmatim dan menyerahkan kembali kepada Komandan Kal Kudungga untuk dipasang di Lounge Room VIP Kal Kudungga.
Acara dilanjutkan dengan pisah sambut Komandan Lanal Sangatta dari Letkol Laut(P) Bambang Irawan kepada Letkol Laut (E) Yudhi Bramantyo Nursasongko beserta ibu di Gedung Serba Guna Pemkab Kutim.
KAL Kudungga dipesan Pemerintah Kabupaten Kutai Timur dari PT. Pelindo Batam. Dalam waktu dekat kapal ini akan dipersenjatai dengan meriam kaliber 20 mm yang mampu menembakkan 1.000 peluru per menit. Kasarmatim menyambut baik kehadiran kapal ini, sebagai sarana pengamanan wilayah keamanan laut Kutim yang cukup panjang sekaligus penguatan pengamanan obyek vital nasional.
Sementara itu Bupati Kutim Isran Noor dalam sambutannya mengatakan, bahwa Pemkab Kutim membeli kapal patrol untuk tiga kepentingan. Pertama, sebagai bentuk tanggung jawab terhadap bangsa dan Negara dalam memelihara kedaulatan. Kedua, menekan tingginya penjarahan di kawasan ALKI II yang mengakibatkan hilangnya kekayaan Negara. Ketiga, strategi pertahanan dan keamanan rakyat semesta. “Inilah yang coba dikontribusikan Pemkab Kutim,” katanya.
Menurut Bupati Kutim, bahwa pembelian kapal ini telah mendapatkan persetujuan masyarakat Kutim melalui para wakilnya di DPRD. Kapal ini juga akan memberikan manfaat riil secara material dan immaterial. Misalnya sebagai sarana pengamanan wilayah perbatasan Indonesia dan Malaysia pada daerah utara Pulau Kalimantan, memudahkan dalam pendistribusian bantuan bahan makanan, pakaian dan obat-obatan sebagai langkah penanggulangan korban bencana alam, serta sebagai sarana mendukung program social kemasyarakatan.
Dikatakan Bupati Kutim, bahwa kapal tersebut tetap milik Pemkab Kutim dan tidak dihibahkan ke TNI AL. Biaya operasional kapal juga tetap ditanggung Pemkab. Namun pengelolaannya akan dilakukan melalui kerjasama dengan TNI AL. “Kapal akan dioperasikan oleh TNI AL, dan akan diwaki oleh penyidik pegawai negeri sipil (PPNS) dan kepolisian.
Sumber: Dispenarmatim
KRI Frans Kaisiepo Singgah di Port Said
19 Juni 2011, Kairo (KBRI Kairo): Setelah berhasil melaksanakan misinya sebagai bagian dari Satgas Maritim Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon Selatan (Maritime Task Force/MTF-UNIFIL), Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Frans Kaisiepo-368 singgah di Port Said, Mesir sebelum melanjutkan perjalanan pulang ke Indonesia.
Di Port Said, Atase Pertahanan KBRI Cairo, Kolonel (Laut) R. Teguh Isgunanto bersama dengan Komandan KRI Frans Kaisiepo, Letkol (Laut) Wasis Priyono, ST mengadakan resepsi di atas kapal pada Sabtu malam, 18 Juni 2011 untuk mengapresiasi keberhasilan KRI sekaligus melepas keberangkatannya kembali ke Indonesia.
Acara dihadiri oleh Komandan Pangkalan Angkatan Laut Mesir di Port Said, Mayjen Abdul Aziz beserta jajarannya, belasan Atase Pertahanan dari negara-negara sahabat seperti Jepang, Korea Selatan, Argentina, Brazil, serta sejumlah pejabat KBRI Cairo.
Kuasa Usaha Ad Interim KBRI Cairo, Burhanuddin dalam sambutannya menyampaikan bahwa KRI Frans Kaisiepo telah berhasil melaksanakan tugas-tugas yang diembannya di perairan Libanon. Hal tersebut tidak saja dikarenakan kemampuan teknis yang dimiliki kapal, tetapi juga karena semangat dan profesionalieme yang dimiliki para kru yang mengawaki KRI.
Sementara itu, Komandan KRI Frans Kaisiepo, Letkol (Laut) Wasis Priyono, ST menjelaskan tentang pencapaian operasi selama penugasan delapan bulan. Disampaikan bahwa Indonesia bangga dapat mengemban misi dengan sangat baik selama bertugas di MTF-UNIFIL.
Kepercayaan dan penghargaan tersebut juga diberikan PBB terhadap pelaksanaan tugas KRI Frans Kaisiepo. Hal itu ditunjukkan dengan perpanjangan masa tugas KRI dari seharusnya enam bulan menjadi delapan bulan.
Disampaikan pula bahwa selanjutnya Indonesia akan mengirim kembali kapal perangnya, yaitu KRI Sultan Iskandar Muda-367 yang akan mengggantikan tugas KRI Frans Kaisiepo di Lebanon.
Selama melaksanakan tugas sebagai pasukan pemeliharaan perdamaian PBB di Lebanon, KRI Frans Kaisiepo-368 telah melakukan tugas sebagai MIO (Maritime Interdiction Operation) sebanyak 18 kali, memeriksa 1.405 kapal, mengajukan inspeksi pemeriksaan kapal sebanyak 170 kali dan total di laut selama 180 hari.
Sumber: KBRI Kairo
Lima BUMN Industri Pertahanan Disehatkan dengan Dana Rp5,1 Triliun
21 Juni 2011, Jakarta (MICOM): Pemerintah berusaha menyehatkan lima BUMN yang bergerak di industri strategis pertahanan dengan dana Rp5,1 triliun. Dana tersebut diberikan untuk mengalihkan utang PT Pindad (Pindad), PT PAL Indonesia (PAL), PT Boma Bisma Indra (BBI), PT Barata Indonesia (Barata), dan PT Dirgantara Indonesia (DI) menjadi penyertaan modal negara (PMN).
Sebagian besar dana tersebut mengalir ke DI yang bergerak di bidang produksi alat transportasi udara. Menurut Menteri Perindustrian MS Hidayat, khusus untuk DI saja, dana yang dimintakan Kemenperin Rp3,8 triliun.
"Hanya bebannya saja yang habis sebenarnya, tidak dana langsung yang disuntikkan. Jadi, dari status utang, diubah jadi PMN. Tapi kan dengan begini buku perusahaan jadi clear, karena kalau DI, misalnya, minta bantuan perbankan untuk bayar utang, kan kena peraturan BI," ujar Hidayat, di sela Pameran dan Seminar Industri Permesinan dan Alat Transportasi di Kemenperin, Selasa (21/6).
Menurut Hidayat, sebenarnya upaya penyehatan ini tidak mempersulit pemerintah. Sebab, utang kelima BUMN ini juga terhadap pemerintah. "Jadi, istilahnya kantong kanan ke kantong kiri saja," jelas Hidayat.
Permohonan PMN tersebut sudah dianggarkan Kemenperin dan diajukan ke Komisi VI DPR dan Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP). Hidayat mengharapkan keputusan untuk pengalihan utang tersebut dapat segera disetujui.
"Kita maunya segera (direalisasikan), kalau kita mau menjadikan industri pertahanan menjadi unggulan dan mampu memenuhi kebutuhan kita semua, mari kita sehatkan bersama," cetus Hidayat.
Sumber: MI.com
Kemhan Berencana Promosikan Produk Alutsista Dalam Negeri Pada Pameran BRIDEX 2011
21 Juni 2011, Jakarta (DMC): Dalam rangka mempromosikan produk-produk Alutsista dan Non Alutsista hasil produksi industri pertahanan dalam negeri pada skala internasional, Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (Kemhan RI) melalui Direktorat Teknik dan Industri Direktorat Jenderal Potensi Pertahanan (Dit Tekind Ditjen Pothan) berencana mengikuti dan membuka pavilum dalam ajang pameran Brunei Darussalam International Defence Exhibition & Coference (BRIDEX) 2011 di Brunei Darussalam.
Persiapan tentang rencana keikutsertaan industri pertahanan Indonesia dalam pameran BRIDEX 2011, dibahas dalam rapat yang dipimpin Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin dan didampingi Dirjen Pothan Kemhan Dr. Ir. Pos M. Hutabarat, M.A, Senin (20/6) di kantor Kemhan, Jakarta.
Rapat dihadiri oleh sejumlah pejabat terkait dari Kemhan dan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata serta pejabat dari Badan Usaha Milik Negara Industri Strategis antara lain Dirut PT. Pindad Adik Avianto Soedarsono, Dirut PT. PAL Harsusanto dan Dirut PT. Dahana Tanto Dirgantoro. Rapat secara khusus membahas berbagai persiapan teknis agar hasilnya sesuai yang diharapkan yaitu terpromosikannya produk – produk BUMNIS dalam skala internasional.
Wamenhan dalam sambutannya mengatakan, selain sebagai ajang untuk promosi, keikutsertaan Indonesia dalam pameran BRIDEX ini juga dalam rangka memenuhi undangan Sultan Brunei Darussalam yang disampaikan kepada Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono saat kunjungannya ke Brunei Darussalam pada bulan Februari yang lalu.
Pada pertemuan tersebut, Presiden RI telah menyampaikan bahwa Indonesia akan mendukung dan turut serta berpartisipasi menyukseskan pameran BRIDEX 2011. Selanjutnya Presiden RI telah memberikan instruksi kepada Menhan untuk menformulasiakan kesiapan dan keikutsertaan Indonesia dalam pameran BRIDEX 2011.
Menindaklanjuti hal tersebut, menurut Wamenhan saat ini Kemhan sudah membuat berbagai persiapan dengan mengadakan komunikasi dengan seluruh stake holder dan para pemangku kepentingan.
Wamenhan berharap, ajang pameran BRIDEX 2011 nantinya dapat dimanfaat semaksimal mungkin untuk dapat memamerkan dan mempromosikan produk Alutsista dan Non Alutsista dalam negeri. Sebagai contoh, nantinya Panser 6x6 Armour Personal Carrier (APC) produksi PT.Pindad akan dipamerkan dan dimanuverkan disana untuk medapatkan suatu konfirmasi tentang kepastian Brunei Darusalam untuk membelinya.
BRIDEX 2011 merupakan ajang pameran berskala internasional yang menampilkan produk- produk industri pertahanan terkini diselenggarakan oleh Kementerian Pertahanan Brunei Darussalam dan akan berlangsung pada tanggal 6 sampai dengan 9 Juli 2011. Rencananya dalam keikutsertaan Indonesia pada pameran tersebut, Kemhan RI akan membuka pavilium dengan menyertakan sejumlah BUMNIS guna mempromosikan produk-produknya antara lain PT. Pindad, PT.PAL, PT.DI, PT. Len, PT. Palindo dan PT. Dahana. Selain itu, turut pula sejumlah perusahan swasta nasional yang memproduksi berbagai peralatan pertahanan baik Alutsista maupun Non Alutsista.
Sumber: KEMHAN
Imparsial: Prioritaskan Pertahanan Laut dan Udara
Dua Sukhoi Su-27SKM TNI AU. (Foto: Reuters)
21 Juni 2011, Jakarta (Jurnas.com): Indonesia harus mulai memikirkan pertahanan dan keamanan laut mengingat luasnya wilayah laut yang dimiliki Indonesia. Selama ini Indonesia masih terfokus pada pertahanan dan keamanan di darat. "Kami berharap pemerintah tidak lagi memfokuskan pertahanan di darat, tapi mulai fokus ke matra laut dan udara. Hal itu karena wilayah laut dan udara Indonesia sangat luas. Selama ini, dengan terlalu fokus ke darat, pertahanan udara dan laut kita masih banyak bolongnya,"kata Direktur Eksekutif Imparsial Poengky Indarti di Jakarta, Selasa (21/6).
Menurut Poengky, fokus pada pertahanan darat adalah warisan sejarah. "Kenapa dulu di darat karena untuk mengusir penjajah belanda. Kalau sekarang yang lebih penting lagi, gimana caranya kita memperkuat matra laut dan udara,"kata Poengky.
Dia menambahkan, pemerintah perlu memprioritaskan sektor pertahanan pada matra tertentu mengingat anggaran pertahanan Indonesia yang terbatas. "Kalau seimbang nampaknya susah karena butuh peralatan, personil, jadi perlu di cek mana yang lebih perlu penguatan. Saya kira laut yang lebih penting ketimbang yang lainnya,"kata Poengky.
Poengky juga mengatakan, perlunya monitoring yang seimbang terhadap TNI AL dan TNI AU, selain pada TNI AD. "Untuk pemilihan KSAL atau KSAU harus ada monitoring juga seperti pada KSAD. Dan kami akan berusaha melakukan itu,"katanya.
Sumber: Jurnas.com
21 Juni 2011, Jakarta (Jurnas.com): Indonesia harus mulai memikirkan pertahanan dan keamanan laut mengingat luasnya wilayah laut yang dimiliki Indonesia. Selama ini Indonesia masih terfokus pada pertahanan dan keamanan di darat. "Kami berharap pemerintah tidak lagi memfokuskan pertahanan di darat, tapi mulai fokus ke matra laut dan udara. Hal itu karena wilayah laut dan udara Indonesia sangat luas. Selama ini, dengan terlalu fokus ke darat, pertahanan udara dan laut kita masih banyak bolongnya,"kata Direktur Eksekutif Imparsial Poengky Indarti di Jakarta, Selasa (21/6).
Menurut Poengky, fokus pada pertahanan darat adalah warisan sejarah. "Kenapa dulu di darat karena untuk mengusir penjajah belanda. Kalau sekarang yang lebih penting lagi, gimana caranya kita memperkuat matra laut dan udara,"kata Poengky.
Dia menambahkan, pemerintah perlu memprioritaskan sektor pertahanan pada matra tertentu mengingat anggaran pertahanan Indonesia yang terbatas. "Kalau seimbang nampaknya susah karena butuh peralatan, personil, jadi perlu di cek mana yang lebih perlu penguatan. Saya kira laut yang lebih penting ketimbang yang lainnya,"kata Poengky.
Poengky juga mengatakan, perlunya monitoring yang seimbang terhadap TNI AL dan TNI AU, selain pada TNI AD. "Untuk pemilihan KSAL atau KSAU harus ada monitoring juga seperti pada KSAD. Dan kami akan berusaha melakukan itu,"katanya.
Sumber: Jurnas.com
Taruna TNI dan Polri Kunjungi Korps Marinir
Sejumlah prajurit Korps Marinir jajaran Pasmar-1, melakukan parameter tempur saat simulasi pendaratan pasukan dan penyapuan ranjau di Bhumi Marinir Karangpilang Surabaya, Selasa (21/6). Kegiatan tersebut bagian dari penyambutan kunjungan 746 taruna dari Akademi TNI dan Akademi Kepolisian, di Bhumi Marinir Karangpilang Surabaya, dalam rangka Bhinneka Eka Bhakti. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/ss/pd/11)
20 Juli 2011, Jakarta (Marinir): Komandan Korps Marinir Mayjen TNI (Mar) M. Alfan Baharudin menerima kunjungan Taruna Akademi TNI dan Polri di Bhumi Marinir Cilandak, Jakarta Selatan, Senin (20/7).
Kunjungan 813 taruna Akademi TNI dan Polri yang dipimpin Komandan Jenderal Akademi TNI Mayjen TNI (Mar) Nono Sampono terdiri dari 249 Taruna Akademi Militer, 107 Taruna Akademi Angkatan Laut, 110 taruna Akademi Angkatan Udara dan 327 Taruna Akademi Kepolisian yang terdiri dari 287 Taruna dan 40 Taruni tersebut dalam rangka latihan Bhinneka Eka Bhakti (BEB) Taruna Akademi TNI dan Polri tingkat I tahun pelajaran 2009/2010.
Dalam sambutannya Dankormar menjelaskan tentang organisasi, Kesatuan-kesatuan, serta kiprah Korps Marinir dalam penugasan operasi tempur maupun operasi keamanan dalam negeri dan tugas internasional dibawah bendera PBB serta tugas pengamanan pulau terluar wilayah NKRI.
Sementara itu, Komandan Jenderal Akademi TNI mengatakan, kegiatan ini bertujuan memberikan bekal kepada para taruna/taruni agar mengetahui peranan dan tugas satuan-satuan dijajaran TNI/Polri secara langsung sehingga mendapat wawasan tentang kematraan.
Sejumlah prajurit Korps Marinir jajaran Pasmar-1, melakukan parameter tempur saat simulasi pendaratan pasukan dan penyapuan ranjau di Bhumi Marinir Karangpilang Surabaya, Selasa (21/6). (Foto: ANTARA/Eric Ireng/ss/pd/11)
Sejumlah prajurit Korps Marinir jajaran Pasmar-1, melakukan penembakan meriam Howitzer saat simulasi pendaratan pasukan dan penyapuan ranjau di Bhumi Marinir Karangpilang Surabaya, Selasa (21/6). (Foto: ANTARA/Eric Ireng/ss/pd/11)
Sejumlah prajurit Korps Marinir, unjuk kebolehan beladiri militer di depan sejumlah taruna di Bhumi Marinir Karangpilang Surabaya, Selasa (21/6). (Foto: ANTARA/Eric Ireng/ss/pd/11)
Usai menerima pengarahan dan tukar menukar cindermata, para taruna/taruni menyaksikan demontrasi serbuan kilat oleh satuan anti teror Korps Marinir, kolone senapan, serbuan amphibi dan melihat dari dekat gelar material baik senjata perorangan, senjata bantuan maupun kendaraan tempur yang dimiliki Korps Marinir.
Selanjutnya para taruna akademi TNI dan Polri berkesempatan foto bersama dengan Danjen Akademi TNI, Dankormar beserta jajarannya serta para pengasuh Taruna/taruni di monumen Yasa Wira Perkasa.
Rangkaian kegiatan kunjungan diakhiri dengan jamuan makan bersama dan hiburan di Balai Prajurit Pangkalan Marinir Jakarta.
Sumber: Marinir
20 Juli 2011, Jakarta (Marinir): Komandan Korps Marinir Mayjen TNI (Mar) M. Alfan Baharudin menerima kunjungan Taruna Akademi TNI dan Polri di Bhumi Marinir Cilandak, Jakarta Selatan, Senin (20/7).
Kunjungan 813 taruna Akademi TNI dan Polri yang dipimpin Komandan Jenderal Akademi TNI Mayjen TNI (Mar) Nono Sampono terdiri dari 249 Taruna Akademi Militer, 107 Taruna Akademi Angkatan Laut, 110 taruna Akademi Angkatan Udara dan 327 Taruna Akademi Kepolisian yang terdiri dari 287 Taruna dan 40 Taruni tersebut dalam rangka latihan Bhinneka Eka Bhakti (BEB) Taruna Akademi TNI dan Polri tingkat I tahun pelajaran 2009/2010.
Dalam sambutannya Dankormar menjelaskan tentang organisasi, Kesatuan-kesatuan, serta kiprah Korps Marinir dalam penugasan operasi tempur maupun operasi keamanan dalam negeri dan tugas internasional dibawah bendera PBB serta tugas pengamanan pulau terluar wilayah NKRI.
Sementara itu, Komandan Jenderal Akademi TNI mengatakan, kegiatan ini bertujuan memberikan bekal kepada para taruna/taruni agar mengetahui peranan dan tugas satuan-satuan dijajaran TNI/Polri secara langsung sehingga mendapat wawasan tentang kematraan.
Sejumlah prajurit Korps Marinir jajaran Pasmar-1, melakukan parameter tempur saat simulasi pendaratan pasukan dan penyapuan ranjau di Bhumi Marinir Karangpilang Surabaya, Selasa (21/6). (Foto: ANTARA/Eric Ireng/ss/pd/11)
Sejumlah prajurit Korps Marinir jajaran Pasmar-1, melakukan penembakan meriam Howitzer saat simulasi pendaratan pasukan dan penyapuan ranjau di Bhumi Marinir Karangpilang Surabaya, Selasa (21/6). (Foto: ANTARA/Eric Ireng/ss/pd/11)
Sejumlah prajurit Korps Marinir, unjuk kebolehan beladiri militer di depan sejumlah taruna di Bhumi Marinir Karangpilang Surabaya, Selasa (21/6). (Foto: ANTARA/Eric Ireng/ss/pd/11)
Usai menerima pengarahan dan tukar menukar cindermata, para taruna/taruni menyaksikan demontrasi serbuan kilat oleh satuan anti teror Korps Marinir, kolone senapan, serbuan amphibi dan melihat dari dekat gelar material baik senjata perorangan, senjata bantuan maupun kendaraan tempur yang dimiliki Korps Marinir.
Selanjutnya para taruna akademi TNI dan Polri berkesempatan foto bersama dengan Danjen Akademi TNI, Dankormar beserta jajarannya serta para pengasuh Taruna/taruni di monumen Yasa Wira Perkasa.
Rangkaian kegiatan kunjungan diakhiri dengan jamuan makan bersama dan hiburan di Balai Prajurit Pangkalan Marinir Jakarta.
Sumber: Marinir
Latma TNI AU-USAF Cope West 11
21 Juni 2011, Jakarta (Berita HanKam): Pembukaan latihan bersama bersandi Cope West 2011 dilaksanakan di Lanud Halim Perdanakusumah. Misi pertama latihan penerjunan oleh 22 prajurit TNI AU menggunakan pesawat angkut C-130 Hercules milik USAF. (Foto: U.S. Air Force /Capt. Raymond Geoffroy)
Peralatan terjun penerjun TNI AU disiapkan sebelum dilakukan penerjunan. (U.S. Air Force photo/Capt. Raymond Geoffroy)
Staff Sgt. Bobby Jonesse orang flight engineer 36th Airlift Squadron, Lanud Yokota, Jepang memeriksa C-130 Hercules sebelum melakukan misi penerbangan pertama dalam Latma Cope West 11 di Lanud Halim Perdanakusumah. (U.S. Air Force photo/Capt. Raymond Geoffroy)
Master Sgt. Greg Lilly seorang production supervisor with the 374th Aircraft Maintenance Squadron di Lanud Yokota, Jepang bersama rekannya menarik generator bagian persiapan misi pertama penerbangan Latma Cope West di Lanud Halim Perdanakusumah, Senin (20/6). (U.S. Air Force photo/Capt. Raymond Geoffroy)
Penerjun TNI AU menerima taklimat dari rekannya dari USAF Master Sgt. John Gaona dari 18th Air Support Operations Group, Fort Bragg, N.C sebelum melakukan penerjunan dari C-130 Hercules USAF(U.S. Air Force photo/Capt. Raymond Geoffroy)
Penerjun TNI AU bersiap masuk ke C-130 Hercules USAF, sebelum melakukan misi pertama Cope West 11. (U.S. Air Force photo/Capt. Raymond Geoffroy)
C-130 Hercules USAF dari 36th Airlift Squadron, Lanud Yokota, Jepang membawa 22 penerjun TNI AU bersiap lepas landas dari Lanud Halim Perdanakusumah dalam misi pertama Cope West 11, Senin (20/6). (Foto: USAF/ Capt. Raymond Geoffroy)
Sumber: Yokota Air Base
Peralatan terjun penerjun TNI AU disiapkan sebelum dilakukan penerjunan. (U.S. Air Force photo/Capt. Raymond Geoffroy)
Staff Sgt. Bobby Jonesse orang flight engineer 36th Airlift Squadron, Lanud Yokota, Jepang memeriksa C-130 Hercules sebelum melakukan misi penerbangan pertama dalam Latma Cope West 11 di Lanud Halim Perdanakusumah. (U.S. Air Force photo/Capt. Raymond Geoffroy)
Master Sgt. Greg Lilly seorang production supervisor with the 374th Aircraft Maintenance Squadron di Lanud Yokota, Jepang bersama rekannya menarik generator bagian persiapan misi pertama penerbangan Latma Cope West di Lanud Halim Perdanakusumah, Senin (20/6). (U.S. Air Force photo/Capt. Raymond Geoffroy)
Penerjun TNI AU menerima taklimat dari rekannya dari USAF Master Sgt. John Gaona dari 18th Air Support Operations Group, Fort Bragg, N.C sebelum melakukan penerjunan dari C-130 Hercules USAF(U.S. Air Force photo/Capt. Raymond Geoffroy)
Penerjun TNI AU bersiap masuk ke C-130 Hercules USAF, sebelum melakukan misi pertama Cope West 11. (U.S. Air Force photo/Capt. Raymond Geoffroy)
C-130 Hercules USAF dari 36th Airlift Squadron, Lanud Yokota, Jepang membawa 22 penerjun TNI AU bersiap lepas landas dari Lanud Halim Perdanakusumah dalam misi pertama Cope West 11, Senin (20/6). (Foto: USAF/ Capt. Raymond Geoffroy)
Sumber: Yokota Air Base
KRI Malahayati-362 Merapat di Pel. Benoa Bali
21 Juni 2011, Surabaya (Lantanal V): Palaksa Lanal Denpasar Mayor Laut (P) Daymond Iwan mewakili Komandan Lanal Denpasar beserta Perwira staf dan anggota Lanal Denpasar melaksanakan merplug KRI Malahayati-362 di Dermaga Pelabuhan Benoa Bali (20/6).
KRI Malahayati-362 yang dikomandani oleh Letkol Laut (P) Rudhi Aviantara sedang melaksanakan tugas Operasi Alur Hiu – 11 di wilayah Perairan Indonesia Bagian Timur.
Adapun KRI Malahayati-362 merapat di Pelabuhan Benoa Bali dalam rangka pembekalan ulang bahan bakar dan air tawar serta logistik lainnya. Hal ini merupakan tugas pokok Lanal Denpasar dalam memberikan pelayanan logistik terhadap unsur – unsur KRI yang melaksanakan tugas operasi di sekitar Perairan Indonesia Bagian Timur sesuai sektor patroli , juga memberikan pelayanan lainnya yang dibutuhkan oleh unsur – unsur tersebut.
Dalam melaksanakan tugas operasi , KRI Malahayati-362 dibawah Pengendali Gugus Keamanan Laut Armada Timur .
Sumber: Lantamal V
KSAL Terima Atase Marinir AS
20 Juni 2011, Jakarta (Jurnas.com): Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Soeparno menerima kunjungan Atase Marinir AS untuk Indonesia Letkol Ronald Anthony Domingue, JR di Gedung Utama Markas Besar Angkatan Laut, Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (20/6).
Kunjungan Atase Marinir Letkol Ronald Anthony Dominique, JR yang pernah menjabat Komandan Pesawat KC-130 dan pernah juga menduduki jabatan sebagai Perwira Jajaran Keamanan TRADOC di US Army itu dalam rangka pamitan berkaitan dengan menjelang akhir tugasnya sebagai Atase Marinir AS di Indonesia. Pada kesempatan itu Ronald sekaligus memperkenalkan calon penggantinya Letkol Miguel A. Avila, perwira Marinir yang juga seorang sarjana lulusan Distribusi Industri Sekolah Teknik di Texas A&M University.
Menurut siaran pers yang diterima Jurnal Nasional, pertemuan tersebut juga membicarakan perkembangan rencana latihan kedepan antara dua negara, antara lain Carat, Marex,dan Rimpac 2012 yang dijadwalkan akan berlangsung di Hawai.
Pada kesempatan tersebut, Letkol Ronald Anthony Domingue, JR selaku Atase Marinir AS yang akan mengakhiri masa dinasnya di Indonesia menyatakan sangat senang selama tinggal di Indonesia. "Saya sangat senang tinggal di Indonesia, selain banyak kenal para prajurit Marinir TNI AL yang ramah, juga saya dapat menikmati panorama alam yang sangat indah dan dapat mengetahui budaya Indonesia yang beranekaragam. Dan, yang paling penting bahwa Marinir USA sangat senang bisa latihan dengan Marinir Indonesia, khususnya dalam Jungle Warfare (peperangan hutan),"katanya.
Sementara itu Letkol Miguel A. Avila selaku calon Atase Marinir AS untuk Indonesia yang baru, juga mengucapkan terimakasih kepada KSAL atas sambutannya, seraya berjanji bahwa kedepan akan meningkatkan kerjasama yang telah terjalin dengan baik antara kedua Angkatan Laut selama ini serta akan melanjutkan kinerja Atase yang akan digantikannya. "Jika sewaktu-waktu TNI AL membutuhkan koordinasi silahkan langsung hubungi saya, jangan ragu-ragu menghubungi saya,"ujar Miguel.
Pada kesempatan tersebut KSAL mengucapkan selamat datang kepada calon Atase Marinir yang baru sekaligus menyampaikan ucapan terimakasih kepada Letkol Ronald Anthony Domingue, JR atas kerjasama sangat baik yang telah dilakukannya dengan TNI AL. Hal itu diantaranya telah ditunjukkan dengan banyaknya kegiatan latihan bersama antar kedua Marinir selama ini. "Apabila ada hal-hal yang perlu dikoordinasikan bisa langsung kepada Komandan Korps Marinir TNI AL,"kata KSAL.
Sumber: Jurnas
Monday, June 20, 2011
Akmil Gelar Widya Yudha Taruna Akmil
17 Juni 2011, Lembah Tidar (Akmil): Gubernur Akademi Militer Mayor Jenderal TNI Bachtiar, S.IP menerima laporan kesiapan latihan Widya Yudha Taruna Akmil di Lapangan Apel Resimen Taruna Akmil. Dalam acara tersebut dihadiri oleh para Pejabat Distribusi Akmil, Para Perwira, Pengasuh, Pelatih dan Pendukung latihan. Latihan kali ini, akan diikuti oleh 549 orang Taruna, yang terdiri dari 302 Taruna tingkat III dan 247 Taruna tingkat II dan dilaksanakan selama satu minggu yang dimulai dari tanggal 20 sampai 25 Juni 2011 di daerah Kabupaten Wonosobo.
Perlu kita pahami bersama bahwa sebagai prajurit, hakikat latihan adalah pemberian kesejahteraan yang paling tinggi nilainya, karena dengan berlatih yang benar dan bersungguh-sungguh, maka prajurit akan terhindar dari korban sia-sia yang tidak perlu terjadi dalam suatu medan pertempuran. Karena itu, latihan harus dapat memberikan pemahaman yang benar pada setiap tugas yang diberikan kepada prajurit, sehingga harus senantiasa mengacu pada prinsip. “Apa yang akan dikerjakan di lapangan nantinya, itulah yang harus diajarkan dan dilatihkan”, tegas Gubernur Akmil. Prinsip tersebut hendaknya terus dikembangkan sejalan dengan kemajuan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang senantiasa berdampak pada berkembangnya doktrin dan sistem operasi.
Latihan Widya Yudha merupakan bagian dari program latihan berjenjang yang bertujuan untuk memberikan bekal kepada Taruna dalam mengaplikasikan kemampuan teknik dan taktik bertempur tingkat Regu dan Peleton dalam hubungan Kompi dan Batalyon. Latihan ini merupakan rangkuman dari keseluruhan materi latihan yang telah diberikan selama kurun waktu sebelumnya. Latihan ini juga bertujuan untuk menguji kemampuan pengetahuan Taruna Akmil dalam mengaplikasikan materi pelajaran taktik serta kepemimpinan lapangan pada strata satuan tingkat Regu sampai Peleton dalam hubungan Kompi dan Batalyon dihadapkan pada situasi taktis di lapangan.
Selain itu, latihan ini juga menuntut kemampuan Taruna, dalam memahami dan menerapkan hukum humaniter dan HAM sebagai bekal berharga bagi kalian dalam pelaksanaan tugas kelak sebagai Danton atau setingkat. Untuk itu, pelihara dan kembangkan realisme latihan, agar para Taruna dapat merasakan situasi dan kondisi latihan ini sama dengan situasi dan kondisi di medan operasi yang sesungguhnya.
Sumber: AKMIL
TNI AU-USAF Gelar Latma Cope West 2011 di Halim
C-130 Hercules milik USAF dari 36th Airlift Squadron, Lanud Yokota, Jepang tiba dengan selamat di Lanud Halim Perdanakusumah guna mengikuti Latma Cope West 2011, Sabtu (18/06). (Foto: U.S. Air Force /Capt. Raymond Geoffroy)
20 Juni 2011, Jakarta (Berita HanKam): TNI AU dan USAF mengelar latihan bersama bersandi Cope West 2011 pada 20-24 Juni di Pangkalan Udara Halim Perdana Kusumah, Jakarta.
USAF menyertakan tiga pesawat angkut C-130 Hercules dan 77 personil dari 374th Airlift Wing berpangkalan di Yokota, Jepang dan TNI AU menurunkan satu C-130.
Latma Cope West merupakan latihan bilateral Indonesia dan Amerika Serikat dalam latihan angkut taktis. Latihan dirancang meningkatkan interoperability antara TNI AU dan USAF. Kedua angkatan udara saling bertukar teknik angkutan udara, pengiriman lewat udara serta meningkatkan stabilitas regional melalui kerja sama dan kebersamaan tujuan.
Wakil KSAU Marsdya TNI Dede Rusamsi (kedua kanan) bersama Commander 13th Air Force USAF Lt. Gen. Stanley T. Kresge (kanan) usai membuka latihan bersama TNI AU dengan Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF) di Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Senin (20/6). Latihan dengan sandi Cope West 2011 itu untuk meningkatkan kerjasama militer kedua angkatan udara tersebut. (Foto: ANTARA/Saptono/Spt/11)
Dua Jump Master memeriksa perlengkapan beberapa prajurit Paskhas TNI AU yang akan melaksanakan terjun statik dengan pesawat militer angkut C-130 Herkules milik Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF), pada latihan bersama TNI AU dengan USAF di Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Senin (20/6). Latihan dengan sandi Cope West 2011 itu untuk meningkatkan kerjasama militer kedua angkatan udara tersebut. (Foto: ANTARA/Saptono/Spt/11)
Beberapa prajurit Paskhas TNI AU berjalan menuju pesawat militer angkut C-130 Herkules milik Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF), sebelum penerjunan statik pada latihan bersama TNI AU dengan USAF di Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Senin (20/6). (Foto: ANTARA/Saptono/Spt/11)
Beberapa prajurit Paskhas TNI AU melakukan senam sebelum penerjunan statik. (Foto: ANTARA/Saptono/Spt/11)
Seorang anggota TNI AU mengatur C-130 Hercules USAF parkir di lanud Halim Perdanakusumah sesaat setelah mendarat. (Foto: U.S. Air Force /Capt. Raymond Geoffroy)
(Foto: U.S. Air Force /Capt. Raymond Geoffroy)
Sumber: Pacaf
20 Juni 2011, Jakarta (Berita HanKam): TNI AU dan USAF mengelar latihan bersama bersandi Cope West 2011 pada 20-24 Juni di Pangkalan Udara Halim Perdana Kusumah, Jakarta.
USAF menyertakan tiga pesawat angkut C-130 Hercules dan 77 personil dari 374th Airlift Wing berpangkalan di Yokota, Jepang dan TNI AU menurunkan satu C-130.
Latma Cope West merupakan latihan bilateral Indonesia dan Amerika Serikat dalam latihan angkut taktis. Latihan dirancang meningkatkan interoperability antara TNI AU dan USAF. Kedua angkatan udara saling bertukar teknik angkutan udara, pengiriman lewat udara serta meningkatkan stabilitas regional melalui kerja sama dan kebersamaan tujuan.
Wakil KSAU Marsdya TNI Dede Rusamsi (kedua kanan) bersama Commander 13th Air Force USAF Lt. Gen. Stanley T. Kresge (kanan) usai membuka latihan bersama TNI AU dengan Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF) di Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Senin (20/6). Latihan dengan sandi Cope West 2011 itu untuk meningkatkan kerjasama militer kedua angkatan udara tersebut. (Foto: ANTARA/Saptono/Spt/11)
Dua Jump Master memeriksa perlengkapan beberapa prajurit Paskhas TNI AU yang akan melaksanakan terjun statik dengan pesawat militer angkut C-130 Herkules milik Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF), pada latihan bersama TNI AU dengan USAF di Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Senin (20/6). Latihan dengan sandi Cope West 2011 itu untuk meningkatkan kerjasama militer kedua angkatan udara tersebut. (Foto: ANTARA/Saptono/Spt/11)
Beberapa prajurit Paskhas TNI AU berjalan menuju pesawat militer angkut C-130 Herkules milik Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF), sebelum penerjunan statik pada latihan bersama TNI AU dengan USAF di Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Senin (20/6). (Foto: ANTARA/Saptono/Spt/11)
Beberapa prajurit Paskhas TNI AU melakukan senam sebelum penerjunan statik. (Foto: ANTARA/Saptono/Spt/11)
Seorang anggota TNI AU mengatur C-130 Hercules USAF parkir di lanud Halim Perdanakusumah sesaat setelah mendarat. (Foto: U.S. Air Force /Capt. Raymond Geoffroy)
(Foto: U.S. Air Force /Capt. Raymond Geoffroy)
Sumber: Pacaf
Subscribe to:
Posts (Atom)