17 Juni 2011, Surabaya (TEMPO Interaktif): Sejumlah personil Komando Pasukan Katak melakukan perimeter medan untuk menyerang sejumlah teroris saat simulasi penumpasan teroris di Lapangan Udara Angkatan Laut (Lanudal) Juanda, Surabaya, Jumat (17/6). Simulasi ini bagian dari peringatan Hari Penerbangan Angkatan Laut ke 55. Selain aksi penumpasan teroris, ada aktraksi sejumlah pesawat dan helikopter serta terjun payung. (Foto: TEMPO/Fully Syafi)
Sejumlah pesawat NOMAD milik TNI AL melakukan atraksi diatas Lapangan Udara Angkatan Laut (Lanudal) Juanda, Surabaya. (Foto: TEMPO/Fully Syafi)
Sejumlah personil gabungan Komando Pasukan Katak (KOPASKA) dan Intai Amfibi (TAIFIB) turun dari atas helikopter saat simulasi penumpasan teroris di Lapangan Udara Angkatan Laut (Lanudal) Juanda. (Foto: TEMPO/Fully Syafi)
Sejumlah personil gabungan Komando Pasukan Katak (KOPASKA) dan Intai Amfibi (TAIFIB) berusaha meringkus sejumlah teroris saat simulasi penumpasan teroris. (Foto: TEMPO/Fully Syafi)
Sejumlah personil Unit Pasukan Khusus Intai Amfibi 1 (TAIFIB) Marinir melakukan aksi menggunakan kendaraan bermotor saat simulasi penumpasan teroris. (Foto: TEMPO/Fully Syafi)
Sejumlah personil gabungan Komando Pasukan Katak (KOPASKA) dan Intai Amfibi (TAIFIB) berhasil melumpuhkan sejumlah teroris saat simulasi penumpasan teroris. (Foto: TEMPO/Fully Syafi)
Sumber: TEMPO Interaktif
Berita Pertahanan dan Keamanan, Industri Militer Indonesia dan Dunia, Wilayah Kedaulatan NKRI serta Berita Militer Negara Sahabat
Friday, June 17, 2011
KSAL Jadi Warga Kehormatan Prajurit Elang Laut
Laksamana TNI Soeparno, mengikuti upacara penyematan Brevet Kehormatan TNI AL, usai terbang dengan Bell HU-417, di apron Base Ops Lanudal Juanda Surabaya, Jumat (17/6). Kegiatan tersebut salah satu persyaratan sebelum penyematan Brevet Kehormatan Wing Penerbang kepada KSAL dalam rangka HUT Ke-55 Penerbangan TNI AL. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/Koz/pd/11)
17 Juni 2011, Surabaya (ANTARA News): Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana TNI Soeparno menerima Brevet Penerbang dan diangkat menjadi warga kehormatan Prajurit Elang Laut atau Penerbangan TNI AL.
Penyematan brevet tersebut dilakukan Komandan Pusat Penerbangan TNI AL Laksamana Pertama TNI Halomoan Sipahutar, sebelum upacara Hari Penerbangan ke-55 TNI AL di Pangkalan Udara Angkatan Laut (Lanudal) Juanda, Surabaya, Jumat.
Sebelum penyematan, KSAL dengan mengenakan pakaian lengkap pilot menjalani prosesi penerbangan di atas perairan Selat Madura dengan menggunakan helikopter jenis Bell-417 dari Skuadron Udara 400 Puspenerbal.
"Prosesi penerbangan itu merupakan salah satu persyaratan sebelum menerima Brevet Penerbang dan diangkat sebagai warga kehormatan Prajurit Elang Laut," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AL Laksamana Pertama TNI Tri Prasodjo.
Setelah prosesi penyematan, KSAL Laksamana Soeparno selanjutnya memimpin peringatan Hari Penerbangan TNI AL dalam sebuah acara militer di Apron Hanggar Lanudal Juanda.
Kegiatan yang berlangsung sederhana itu juga menampilkan atraksi sejumlah pesawat milik TNI AL, seperti Cassa, Nomad, dan helikopter. Selain itu, juga diperagakan simulasi penumpasan kawanan teroris oleh pasukan elit TNI AL.
Dalam amanatnya, Laksamana Soeparno mengatakan penerbangan merupakan salah satu unsur penting dalam mendukung berbagai kegiatan operasi yang dilakukan TNI AL untuk mengamankan wilayah NKRI.
"Prajurit TNI AL, termasuk unsur penerbangan, saat ini dihadapkan pada tantangan yang kompleks dan tidak ringan, sehingga harus selalu meningkatkan profesionalisme," katanya.
Kendati banyak alat utama sistem senjata (alutsista) penerbangan yang usianya sudah tua, KSAL meminta hal itu tidak menjadi halangan untuk melaksanakan tugas negara.
Sumber: ANTARA News
17 Juni 2011, Surabaya (ANTARA News): Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana TNI Soeparno menerima Brevet Penerbang dan diangkat menjadi warga kehormatan Prajurit Elang Laut atau Penerbangan TNI AL.
Penyematan brevet tersebut dilakukan Komandan Pusat Penerbangan TNI AL Laksamana Pertama TNI Halomoan Sipahutar, sebelum upacara Hari Penerbangan ke-55 TNI AL di Pangkalan Udara Angkatan Laut (Lanudal) Juanda, Surabaya, Jumat.
Sebelum penyematan, KSAL dengan mengenakan pakaian lengkap pilot menjalani prosesi penerbangan di atas perairan Selat Madura dengan menggunakan helikopter jenis Bell-417 dari Skuadron Udara 400 Puspenerbal.
"Prosesi penerbangan itu merupakan salah satu persyaratan sebelum menerima Brevet Penerbang dan diangkat sebagai warga kehormatan Prajurit Elang Laut," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AL Laksamana Pertama TNI Tri Prasodjo.
Setelah prosesi penyematan, KSAL Laksamana Soeparno selanjutnya memimpin peringatan Hari Penerbangan TNI AL dalam sebuah acara militer di Apron Hanggar Lanudal Juanda.
Kegiatan yang berlangsung sederhana itu juga menampilkan atraksi sejumlah pesawat milik TNI AL, seperti Cassa, Nomad, dan helikopter. Selain itu, juga diperagakan simulasi penumpasan kawanan teroris oleh pasukan elit TNI AL.
Dalam amanatnya, Laksamana Soeparno mengatakan penerbangan merupakan salah satu unsur penting dalam mendukung berbagai kegiatan operasi yang dilakukan TNI AL untuk mengamankan wilayah NKRI.
"Prajurit TNI AL, termasuk unsur penerbangan, saat ini dihadapkan pada tantangan yang kompleks dan tidak ringan, sehingga harus selalu meningkatkan profesionalisme," katanya.
Kendati banyak alat utama sistem senjata (alutsista) penerbangan yang usianya sudah tua, KSAL meminta hal itu tidak menjadi halangan untuk melaksanakan tugas negara.
Sumber: ANTARA News
KSAL Akui Kekuatan Unsur Penerbangan TNI-AL Turun
Sejumlah anggota Unit Anti Teror Pasukan Khusus Intai Amfibi-1 (Taifib-1) Marinir dan Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI AL, melakukan aksi ketangkasan stabo usai simulasi penumpasan separatis di apron hanggar Lanudal Juanda Surabaya, Jumat (17/6). Simulasi yang dilakukan pasukan khusus Intai Amfibi-1 (Taifib-1) Marinir dan Kopaska tersebut, merupakan bagian dari HUT Ke-55 Penerbangan TNI AL. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/Koz/pd/11)
17 Juni 2011, Surabaya (ANTARA News): Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana TNI Soeparno mengakui kekuatan unsur Penerbangan TNI AL mengalami penurunan, seiring kondisi alat utama sistem senjata (alutsista) pendukung yang usianya semakin tua.
"Memang banyak alutsista Penerbangan TNI AL yang usianya sudah tua dan perlu direvitalisasi," kata Soeparno usai menjadi Inspektur Upacara Hari Penerbangan TNI AL ke-55 di Apron Hanggar Pangkalan Udara Angkatan Laut (Lanudal) Juanda, Surabaya, Jumat.
KSAL mengibaratkan unsur penerbangan adalah mata, telinga, kaki, dan tangan dari TNI AL, sehingga apabila kondisinya tidak prima dan menurun akan turut memengaruhi kekuatan TNI AL.
Rencana peremajaan alutsista penerbangan, menurut Soeparno, sudah menjadi agenda Markas Besar TNI AL, tetapi dikhususkan pada peralatan pokok yang mendukung kegiatan operasi.
"Seperti helikopter rencananya akan ditambah dua unit lagi, pesawat angkut pasukan mungkin tiga atau empat unit dan pesawat lainnya," ujarnya.
Sejumlah anggota Unit Anti Teror Pasukan Khusus Intai Amfibi-1 (Taifib-1) Marinir, melakukan pembebasan sandera dalam bus saat simulasi di apron hanggar Lanudal Juanda Surabaya, Jumat (17/6). (Foto: ANTARA/Eric Ireng/Koz/pd/11)
Sejumlah anggota Unit Anti Teror Pasukan Khusus Intai Amfibi-1 (Taifib-1) Marinir, melakukan aksi ketangkasan mengendarai motor saat simulasi pembebasan sandera di apron hanggar Lanudal Juanda Surabaya, Jumat (17/6). Simulasi yang dilakukan pasukan khusus Intai Amfibi-1 (Taifib-1) Marinir dan Kopaska tersebut, merupakan bagian dari HUT Ke-55 Penerbangan TNI AL. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/Koz/pd/11)
Laksamana bintang empat itu menambahkan, alutsista Penerbangan TNI AL yang usianya sudah tua dan berisiko tinggi untuk dioperasikan akan dipensiunkan, sementara yang masih bisa difungsikan tetap dipelihara dan dibenahi.
Menurut KSAL, keterbatasan anggaran menjadi faktor utama dalam pengadaan alutsista penerbangan, tetapi hal itu tetap harus disikapi dengan arif dan tidak boleh menjadi penghambat dalam melaksanakan tugas pengamanan wilayah NKRI.
Soeparno mengatakan Penerbangan TNI AL pernah mengalami masa kejayaan di era tahun 1960-an dengan memiliki tujuh skuadron udara yang tangguh, di antaranya Skuadron Antikapal Selam, Skuadron Pembom dan Skuadron Pengangkut Pasukan.
Sumber: ANTARA News
17 Juni 2011, Surabaya (ANTARA News): Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana TNI Soeparno mengakui kekuatan unsur Penerbangan TNI AL mengalami penurunan, seiring kondisi alat utama sistem senjata (alutsista) pendukung yang usianya semakin tua.
"Memang banyak alutsista Penerbangan TNI AL yang usianya sudah tua dan perlu direvitalisasi," kata Soeparno usai menjadi Inspektur Upacara Hari Penerbangan TNI AL ke-55 di Apron Hanggar Pangkalan Udara Angkatan Laut (Lanudal) Juanda, Surabaya, Jumat.
KSAL mengibaratkan unsur penerbangan adalah mata, telinga, kaki, dan tangan dari TNI AL, sehingga apabila kondisinya tidak prima dan menurun akan turut memengaruhi kekuatan TNI AL.
Rencana peremajaan alutsista penerbangan, menurut Soeparno, sudah menjadi agenda Markas Besar TNI AL, tetapi dikhususkan pada peralatan pokok yang mendukung kegiatan operasi.
"Seperti helikopter rencananya akan ditambah dua unit lagi, pesawat angkut pasukan mungkin tiga atau empat unit dan pesawat lainnya," ujarnya.
Sejumlah anggota Unit Anti Teror Pasukan Khusus Intai Amfibi-1 (Taifib-1) Marinir, melakukan pembebasan sandera dalam bus saat simulasi di apron hanggar Lanudal Juanda Surabaya, Jumat (17/6). (Foto: ANTARA/Eric Ireng/Koz/pd/11)
Sejumlah anggota Unit Anti Teror Pasukan Khusus Intai Amfibi-1 (Taifib-1) Marinir, melakukan aksi ketangkasan mengendarai motor saat simulasi pembebasan sandera di apron hanggar Lanudal Juanda Surabaya, Jumat (17/6). Simulasi yang dilakukan pasukan khusus Intai Amfibi-1 (Taifib-1) Marinir dan Kopaska tersebut, merupakan bagian dari HUT Ke-55 Penerbangan TNI AL. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/Koz/pd/11)
Laksamana bintang empat itu menambahkan, alutsista Penerbangan TNI AL yang usianya sudah tua dan berisiko tinggi untuk dioperasikan akan dipensiunkan, sementara yang masih bisa difungsikan tetap dipelihara dan dibenahi.
Menurut KSAL, keterbatasan anggaran menjadi faktor utama dalam pengadaan alutsista penerbangan, tetapi hal itu tetap harus disikapi dengan arif dan tidak boleh menjadi penghambat dalam melaksanakan tugas pengamanan wilayah NKRI.
Soeparno mengatakan Penerbangan TNI AL pernah mengalami masa kejayaan di era tahun 1960-an dengan memiliki tujuh skuadron udara yang tangguh, di antaranya Skuadron Antikapal Selam, Skuadron Pembom dan Skuadron Pengangkut Pasukan.
Sumber: ANTARA News
Thursday, June 16, 2011
KRI Frans Kaisiepo Terima Farewell di Laut
16 Juni 2011, Lebanon (Dispenarmatim): Kehadiran salah satu Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Frans Kaisiepo-368 telah mengukir sejarah baru bagi MTF UNIFIL. Satgas MTF UNIFIL merupakan Peacekeepers (Pasukan perdamaian) yang pertama kali dibentuk pada tahun 2006 oleh Dewan Keamanan PBB serta merupakan Peacekeeper pertama dalam operasi maritim. Pengiriman Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) merupakan yang pertama kali diantara negara-negara di kawasan Asia Tenggara.
Sejak bergabung(in chop) dengan MTFUNIFIL pada tanggal 22 Oktober 2010, KRI Frans Kaisiepo-368 dibawah Komandan Letkol Laut (P) Wasis Priyono,ST sekaligus Komandan Satgas MTF Konga XXVIII-B/UNIFIL telah menunjukan berbagai prestasi yang telah dicapai selama dalam melaksanakan misi perdamaian PBB tersebut.
Berkat komitmen dan kerja keras, KRI Frans Kaisiepo-368 telah tercatat mencapai hasil yang memuaskan selama penugasan yakni memeriksa 1405 kapal, mengajukan inspeksi pemeriksaan 170 kapal, total berada di laut selama 180 hari dan melaksanakan tugas sebagai MIO Commander 18 kali. Gambaran tersebut menunjukan tingkat profesionalisme dan integritas kepada Multinasional Task yang sangat tinggi.
Menjelang akhir penugasan KRI Frans Kaiseipo-368 yang akan melaksanakan out chop pada tanggal 16 Juni 2011 melaksanakan acara Farewell (perpisahan) di laut dengan semua unsur MTF UNIFIL di AMO. Tercatat ada 8 Kapal perang Multinasional yang memeriahkan acara ini.
Pada kegiatan farewell di laut tersebut seluruh unsur MTF UNIFIL memberikan salam perpisahan dan penghormatan kepada KRI Frans Kaisiepo-368 yang akan mengakhiri masa penugasan MTF UNIFIL. Ini tentunya tidak terlepas dari kerja keras, dedikasi dan peran aktif KRI Frans Kaiisepo-368 dalam melaksanakan berbagai latihan di AMO baik dengan LAF-Navy maupun dengan unsur-unsur MTF UNIFIL. Hal tersebut merupakan pengakuan atas kinerja dan prestasi yang selama ini telah ditunjukan oleh KRI Frans Kaisiepo-368 selama menjalankan tugas Maritime Interdiction Operation(MIO) di AMO.
Acara Farewell yang dihadiri oleh MTF Commander Rear Admiral Luiz Henrique Caroli dan Chief Of Staff MTF Commander Kolonel Laut (P) Bambang Irwanto ini merupakan suatu bentuk apresiasi dan pengakuan atas kinerja dan prestasi yang selama ini diwujudkan oleh KRI Frans Kaisiepo-368 selama menjalankan tugas Maritime Interdiction Operationdan pelatihan baik dengan LAF-Navy maupun internal unsur MTF UNIFIL sesuai mandat UNSCR 1701. MTF Commander dan Chief Of Staff MTF Commander yang secara khusus menyempatkan diri menghadiri kegiatan Farewell di laut dengan menggunakan Call Sign “GARUDA” . Beliau menyampaikan secara langsung amanatnya itu dalam rangka Farewell kepada seluruh personel KRI Frans Kaisiepo-368 di Lounge Room Tamtama.
Dalam amanatnya beliau mengucapkan terima kasih banyak kepada seluruh anggota KRI Frans Kaisiepo-368 yang telah melaksanakan tugas dengan baik dan mengucapkan selamat jalan kepada rekan sesama Peacekeeper (Penjaga Perdamaian) yang akan kembali ke tanah air setelah melaksanakan tugas selama delapan bulan. Atas nama seluruh personel MTF, beliau mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kontribusi dan dedikasi yang sangat tinggi yang telah diberikan oleh seluruh prjurit KRI Frans Kaisiepo-368 kepada gugus tugas. Beliau juga mengucapkan selamat jalan dan selamat sampai tujuan dengan didukung oleh angin dan ombak yang bersahabat.
Berbagai kepercayaan diberikan oleh UNIFIL kepada KRI Frans Kaisiepo-368 dalam satuan tugas MTF/UNIFIL terbukti dengan berbagai tugas-tugas berat yang harus dilaksanakan baik dengan LAF-Navy maupun dengan unsur-unsur MTF/UNIFIL mulai dari Maritime Interdiction Operation (MIO), MIO Commander, berbagai pelatihan dengan LAF-Navy, Force Protection Commander (FPC) di laut dan Local Anti Air Warfare Coordinator (LAAWC) pada Tripartite Meeting padasekitar wilayah perbatasan Israel - Lebanon guna melaksanakan pengawasan wilayah udara untuk memantau Air Violation yang cukup sering terjadi di JOA (Joint Operation Area). Hal iniguna membantu/menutup keterbatasan radar udara yang dimiliki QRF (Quick Reaction Force) ADA (Air Defense Aset) milik Kontingen Perancis.
“Berbagai tugas yang telah dilaksanakan oleh KRI Frans Kaisiepo-368 telah memberikan kontribusi yang besar dalam pencapaian tugas-tugas MTF serta membantu terciptanya perdamaian dan stabilitas keamanan di Lebanon. Hal tersebut menempatkan KRI Frans Kaisiepo-368 sebagai kapal yang sangat diandalkan MTF UNIFIL dalam melaksanakan mandat UNSCR 1701”seperti yang dijelaskan oleh Komandan MTF/UNIFIL Rear Admiral Luiz Henrique Caroli.
Dalam kegiatan Farewell tersebut dilaksanakan pembentukan formasi yang melambangkan kekuatan dan kesiapan MTF Units dalam melaksanakan tugas patroli di AMO sesuai dengan mandat yang tertuang dalam Resolusi 1701.Kegiatan Farewell ini dimanfaatkan untuk pengambilan gambar (PHOTOEX). Tembakan peluru flare dari salah satu MTF Unit dari Germany Navy yang tergabung dalam TG 448.03 sebagai bentuk apresiasi atas kinerja dan prestasi selama bertugas dalam MTF UNIFIL menutup rangkain kegiatan Farewell di laut.
Sumber: Dispenarmatim
RI-AS Rintis Kerja Sama Operasi Kapal Selam
KRI Cakra salah satu dari dua kapal selam TNI AL.
16 Juni 2011, Jakarta (ANTARA News) - TNI Angkatan Laut dan Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) sepakat untuk meningkatkan materi kerja sama dalam bidang latihan yakni operasi kapal selam dan penyapau ranjau laut.
Juru bicara TNI Angkatan Laut Laksamana Pertama TNI Tri Prasodjo ketika dikonfirmasi ANTARA di Jakarta, Kamis mengatakan penambahan materia latihan itu disesuaikan dengan pola dan prediksi ancaman ke depan.
Usai menghadiri pertemuan Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Soeparno dengan Panglima Armada Ketujuh AS Laksamana Madya Scott Van Buskirk, ia mengatakan materi tersebut akan dilaksanakan pada latihan bersama tahun mendatang.
Tri menambahkan, terkait itu kedua pihak kini akan terus memantapkan pola dan mekanisme kerja sama yang akan dilakukan tersebut yakni latihan bersama kapal selam dan sapu ranjau.
Pada pertemuan tertutup itu, kedua pihak secara umum membahas berbagai kerja sama yang telah berjalan baik selama ini.
"Selama ini kita memiliki kerja sama berupa latihan bersama dan pertukaran perwira," kata Tri.
Ia mencontohkan, secara rutin TNI Angkatan Laut dan Angkatan Laut AS melakukan latihan bersama Cooperation Afloat Readiness and Training atau CARAT.
"Materi latihan kerja sama kapal selam dan penyapau ranjau kemungkinan akan dimasukkan ke latihan tersebut," kata Tri menambahkan.
Selain mengadakan kunjungan kepada Kasal Laksamana TNI Soeparno, Van Buskirk juga melakukan kunjungan Markas Komando Armada RI Kawasan Barat.
Kunjungan Panglima Armada ke-7 ke Kasal
Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Soeparno menerima kunjungan kehormatan dari Commander, U.S. 7th Seventh Fleet Vice Admiral (Laksamana Madya) Scott Van Buskirk, di Markas Besar Angkatan Laut (Mabesal) Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (16/6).
VADM Scott Van Buskirk juga menyampaikan kepeduliannya tentang pembajakan kapal yang dilakukan oleh bajak laut dari Somalia. Selain itu VADM Scott Van Buskirk juga menginformasikan bahwa pihaknya juga telah membangun kapal jenis LCS (Littoral Combat Ship) yang cukup efektif untuk dioperasikan di perairan dangkal. Kapal jenis ini telah sangat membantu dalam operasi anti penelundupan narkoba di Amerika Selatan. Rencananya kapal jenis ini juga akan dibawa mengunjungi Indonesia.
Turut mendampingi Kasal dalam kesempatan tersebut, Wakil Kepala Staf AngkatanLaut (Wakasal) Laksamana Madya TNI Marsetio M.M, Asisten Pengamanan (Aspam) Kasal Laksamana Muda TNI Ir. I Putu Yuli Adnyana, Asisten Operasi (Asops) Kasal Laksamana Muda TNI Slamet Yulistiyono.
Dalam kesempatan tersebut, Kasal membahas tentang pelaksanaan latihan bersama antara TNI AL dengan US Navy, dan kemungkinan dilaksanakannya kembali kursus dan pelatihan di AS bagi perwira TNI AL.
Sumber: ANTARA News/Dispenal
16 Juni 2011, Jakarta (ANTARA News) - TNI Angkatan Laut dan Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) sepakat untuk meningkatkan materi kerja sama dalam bidang latihan yakni operasi kapal selam dan penyapau ranjau laut.
Juru bicara TNI Angkatan Laut Laksamana Pertama TNI Tri Prasodjo ketika dikonfirmasi ANTARA di Jakarta, Kamis mengatakan penambahan materia latihan itu disesuaikan dengan pola dan prediksi ancaman ke depan.
Usai menghadiri pertemuan Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Soeparno dengan Panglima Armada Ketujuh AS Laksamana Madya Scott Van Buskirk, ia mengatakan materi tersebut akan dilaksanakan pada latihan bersama tahun mendatang.
Tri menambahkan, terkait itu kedua pihak kini akan terus memantapkan pola dan mekanisme kerja sama yang akan dilakukan tersebut yakni latihan bersama kapal selam dan sapu ranjau.
Pada pertemuan tertutup itu, kedua pihak secara umum membahas berbagai kerja sama yang telah berjalan baik selama ini.
"Selama ini kita memiliki kerja sama berupa latihan bersama dan pertukaran perwira," kata Tri.
Ia mencontohkan, secara rutin TNI Angkatan Laut dan Angkatan Laut AS melakukan latihan bersama Cooperation Afloat Readiness and Training atau CARAT.
"Materi latihan kerja sama kapal selam dan penyapau ranjau kemungkinan akan dimasukkan ke latihan tersebut," kata Tri menambahkan.
Selain mengadakan kunjungan kepada Kasal Laksamana TNI Soeparno, Van Buskirk juga melakukan kunjungan Markas Komando Armada RI Kawasan Barat.
Kunjungan Panglima Armada ke-7 ke Kasal
Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Soeparno menerima kunjungan kehormatan dari Commander, U.S. 7th Seventh Fleet Vice Admiral (Laksamana Madya) Scott Van Buskirk, di Markas Besar Angkatan Laut (Mabesal) Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (16/6).
VADM Scott Van Buskirk juga menyampaikan kepeduliannya tentang pembajakan kapal yang dilakukan oleh bajak laut dari Somalia. Selain itu VADM Scott Van Buskirk juga menginformasikan bahwa pihaknya juga telah membangun kapal jenis LCS (Littoral Combat Ship) yang cukup efektif untuk dioperasikan di perairan dangkal. Kapal jenis ini telah sangat membantu dalam operasi anti penelundupan narkoba di Amerika Selatan. Rencananya kapal jenis ini juga akan dibawa mengunjungi Indonesia.
Turut mendampingi Kasal dalam kesempatan tersebut, Wakil Kepala Staf AngkatanLaut (Wakasal) Laksamana Madya TNI Marsetio M.M, Asisten Pengamanan (Aspam) Kasal Laksamana Muda TNI Ir. I Putu Yuli Adnyana, Asisten Operasi (Asops) Kasal Laksamana Muda TNI Slamet Yulistiyono.
Dalam kesempatan tersebut, Kasal membahas tentang pelaksanaan latihan bersama antara TNI AL dengan US Navy, dan kemungkinan dilaksanakannya kembali kursus dan pelatihan di AS bagi perwira TNI AL.
Sumber: ANTARA News/Dispenal
Meriam KH-178 Buatan Korsel Perkuat Tiga Yonarmed
Pelaksanaan penembakan 6 pucuk meriam 105 mm KH 178 saat uji terima.
15 Juni 2011: Kesenjataan Artileri Medan sejak tahun 1982 telah menggunakan meriam jenis meriam 105 mm M 101 A1 buatan Amerika Serikat. Alutsista ini telah memperkuat persenjataan TNI AD serta meningkatkan Profesionalisme Prajurit Armed dalam mempertahankan keutuhan wilayah NKRI. Dalam kurun waktu 24 tahun sesuai dengan kemajuan teknologi dan kebutuhan dalam pembentukan satuan baru sesuai Renstra 2009 s/d 2014, maka pimpinan TNI menyetujui untuk pembentukan satuan meriam 105 mm dan rematerialisasi satuan meriam 76 mm.
Setelah melalui beberapa proses pemilihan dan peninjauan maka pimpinan TNI memilih meriam 105 mm KH 178 buatan Korsel sebagai Alusista yang akan memperkuat TNI AD. Sejumlah 3 Batalyon meriam KH 178 pada tahun 2010 dan 2011 akan dialokasikan untuk Rematerialisasi.
Sumber: Pussearmed
15 Juni 2011: Kesenjataan Artileri Medan sejak tahun 1982 telah menggunakan meriam jenis meriam 105 mm M 101 A1 buatan Amerika Serikat. Alutsista ini telah memperkuat persenjataan TNI AD serta meningkatkan Profesionalisme Prajurit Armed dalam mempertahankan keutuhan wilayah NKRI. Dalam kurun waktu 24 tahun sesuai dengan kemajuan teknologi dan kebutuhan dalam pembentukan satuan baru sesuai Renstra 2009 s/d 2014, maka pimpinan TNI menyetujui untuk pembentukan satuan meriam 105 mm dan rematerialisasi satuan meriam 76 mm.
Setelah melalui beberapa proses pemilihan dan peninjauan maka pimpinan TNI memilih meriam 105 mm KH 178 buatan Korsel sebagai Alusista yang akan memperkuat TNI AD. Sejumlah 3 Batalyon meriam KH 178 pada tahun 2010 dan 2011 akan dialokasikan untuk Rematerialisasi.
Sumber: Pussearmed
KSAL Pimpin Upacara Sertijab Danlantamal I
KSAL Laksamana TNI Soeparno (tengah) melakukan salam komando dengan Komandan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Danlantamal) I yang baru Kolonel Laut (P) Bambang Soesilo (kanan) dan mantan Danlantamal I Laksamana Pertama TNI Amri Husaini (kiri) (Foto: ANTARA/Septianda Perdana/ed/11)
16 Juni 2011, Belawan (SINDO): Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Soeparno memimpin upacara serah terima jabatan Komandan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut I (Danlantamal I) pada Kolonel Laut Pertama Bambang Soesilo menggantikan Laksamana Pertama Amri Husaini di Mako Lantamal I Jalan Serma Hanafiah Medan Belawan kemarin pagi.
Dalam upacara itu,KSAL Laksamana TNI Soeparno mengatakan, wilayah hukum Pangkalan UtamaI(Lantamal) Imerupakan wilayah yang luas mulai dari Nanggroe Aceh Darussalam hingga ke Dumai yang dikawal empat Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal),Simeulue,Sabang, Lhokseumawe serta Tanjung Balai Asahan.Wilayah hukum Lantamal I sangat strategis karena merupakan lintasan sarana angkutanairke kawasansegitigamas (Singapura, Malaysia dan Thailand) dan mancanegara.
“Jadi wilayah hukum Lantamal I berbatasan dengan empat negara,Malaysia, Singapura,Thailand dan India sangat rawan pelanggaran hukum dan tindak kejahatan,” tandasnya. Dia berharap Danlantamal I yang baru ini dapat melaksanakan tugas kewajibannya bertanggung jawab kepada Panglima Komando Armada Republik Indonesia Kawasan Barat (Pangarmabar) serta mempertahankan kekuatan keamanan negara di bidang maritim.
Dalam upacara tersebut hadir juga Plt Gubernur Sumatera Utara Gatot Pudjonugroho,pejabat teras Mabesal serta sipil Pemprovsu. Sertijab dimeriahkan atraksi bela diri dan atraksi senjata prajurit Batalyon Marinir Pertahanan.
Sumber: SINDO
16 Juni 2011, Belawan (SINDO): Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Soeparno memimpin upacara serah terima jabatan Komandan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut I (Danlantamal I) pada Kolonel Laut Pertama Bambang Soesilo menggantikan Laksamana Pertama Amri Husaini di Mako Lantamal I Jalan Serma Hanafiah Medan Belawan kemarin pagi.
Dalam upacara itu,KSAL Laksamana TNI Soeparno mengatakan, wilayah hukum Pangkalan UtamaI(Lantamal) Imerupakan wilayah yang luas mulai dari Nanggroe Aceh Darussalam hingga ke Dumai yang dikawal empat Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal),Simeulue,Sabang, Lhokseumawe serta Tanjung Balai Asahan.Wilayah hukum Lantamal I sangat strategis karena merupakan lintasan sarana angkutanairke kawasansegitigamas (Singapura, Malaysia dan Thailand) dan mancanegara.
“Jadi wilayah hukum Lantamal I berbatasan dengan empat negara,Malaysia, Singapura,Thailand dan India sangat rawan pelanggaran hukum dan tindak kejahatan,” tandasnya. Dia berharap Danlantamal I yang baru ini dapat melaksanakan tugas kewajibannya bertanggung jawab kepada Panglima Komando Armada Republik Indonesia Kawasan Barat (Pangarmabar) serta mempertahankan kekuatan keamanan negara di bidang maritim.
Dalam upacara tersebut hadir juga Plt Gubernur Sumatera Utara Gatot Pudjonugroho,pejabat teras Mabesal serta sipil Pemprovsu. Sertijab dimeriahkan atraksi bela diri dan atraksi senjata prajurit Batalyon Marinir Pertahanan.
Sumber: SINDO
Wednesday, June 15, 2011
TNI-AU: Belum Ada Permintaan dari Setneg
15 Juni 2011, Jakarta (ANTARA News): Markas Besar TNI Angkatan Udara menyatakan belum ada permintaan dari Sekretariat Negara tentang personel yang mengawaki pesawat kepresidenan mendatang.
"Hingga kini belum ada pembicaraan atau permintaan terkait personel yang akan mengawaki pesawat kepresidenan nantinya," kata juru bicara TNI Angkatan Udara Marsekal Pertama TNI Bambang Samoedro ketika dikonfimasi ANTARA di Jakarta, Rabu.
Pemerintah akhirnya memutuskan untuk membeli pesawat khusus kepresidenan. Rencana tersebut telah disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat.
Jika semuanya lancar, pesawat dengan "platform" Boeing 737-800 yang akan dirakit mulai tahun depan tersebut, sudah bisa digunakan pada 2013.
Dalam anggaran tahun ini, pemerintah menyiapkan dana Rp200 miliar untuk membayar uang muka pembelian pesawat itu.
Pemerintah pun telah berhasil menekan harga pesawat jenis Boeing Business Jet 2 itu dari 62 juta dolar AS menjadi 58 juta dolar AS atau sekitar Rp494 miliar, atau ada penghematan sebesar 4 juta dolar AS yang setara dengan Rp34 miliar.
TNI Angkatan Udara selama ini memiliki Skuadron Udara 17 VVIP di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta.
Skuadron Udara 17 VVIP memiliki pesawat Boeing 737-200, Boeing 737-400, Fokker 28 dan Helikopter Pumma serta Super Pumma untuk mendukung kunjungan kerja Presiden, Wakil Presiden dan pejabat negara lainnya.
Khusus untuk pesawat Boeing, TNI Angkatan Udara kini tercatat memiliki 29 pilot.
"Jika mereka dipercaya untuk mengawaki pesawat kepresiden nantinya, maka akan dilakukan langkah-langkah adaptasi lagi yang harus dijalaninya," ujar Bambang, menambahkan.
Sumber: ANTARA News
Pemerintah Anggarkan Rp 47 trilun untuk Pertahanan Negara
Pulau Berhala Jambi. (Foto: taufiktmg)
15 Jubi 2011, Jakarta (TEMPO Interaktif): Untuk menjaga ketahanan Indonesia sebagai negara kepulauan, pemerintah menganggarkan Rp 47 triliun dari APBN tahun ini. Dari anggaran tersebut, pemerintah juga menetapkan 12 pulau terluar yang mendapat penjagaan khusus.
"Paling besar anggaran untuk Angkatan Darat," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, dalam konferensi persnya di kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta, Rabu 15 Juni 2011.
Purnomo mengatakan, Indonesia memiliki 92 pulau terluar, tapi 12 di antaranya menjadi prioritas karena letaknya strategis dan berbatasan dengan negara lain.
Di 12 pulau prioritas itu Kementerian Pertahanan menempatkan pasukan khusus yang dilengkapi persenjataan. Sedangkan puluhan lainnya yang tidak masuk prioritas dijaga dengan patroli rutin. "Karena potensi kelautan di pulau strategis itu besar," kata Purnomo.
Kedua belas pulau itu di antaranya Pulau Berhala di Selat Malaka, Pulau Rondo di Aceh, Pulau Nipa di Riau yang berdekatan dengan Singapura, dan Pulau Miangas yang berdekatan dengan Filipina. Kementerian Pertahanan juga berencana menambah personel keamanan di Pulau Sekatung untuk mengantisipasi konflik di Laut Cina Selatan.
Sementara itu, Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad mendukung adanya pertahanan khusus di pulau-pulau terluar Indonesia. Sebab, kata dia, di pulau terluar seluruh penduduknya bermata pencaharian sebagai nelayan.
"Pulau-pulau kita saat ini rawan over fishing, dan illegal fishing. Karena itu, keamanan laut menjadi sangat penting dalam mendukung perekonomian masyarakat di pulau-pulau terluar," kata Fadel dalam kesempatan sama.
Sumber: TEMPO Interaktif
15 Jubi 2011, Jakarta (TEMPO Interaktif): Untuk menjaga ketahanan Indonesia sebagai negara kepulauan, pemerintah menganggarkan Rp 47 triliun dari APBN tahun ini. Dari anggaran tersebut, pemerintah juga menetapkan 12 pulau terluar yang mendapat penjagaan khusus.
"Paling besar anggaran untuk Angkatan Darat," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, dalam konferensi persnya di kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta, Rabu 15 Juni 2011.
Purnomo mengatakan, Indonesia memiliki 92 pulau terluar, tapi 12 di antaranya menjadi prioritas karena letaknya strategis dan berbatasan dengan negara lain.
Di 12 pulau prioritas itu Kementerian Pertahanan menempatkan pasukan khusus yang dilengkapi persenjataan. Sedangkan puluhan lainnya yang tidak masuk prioritas dijaga dengan patroli rutin. "Karena potensi kelautan di pulau strategis itu besar," kata Purnomo.
Kedua belas pulau itu di antaranya Pulau Berhala di Selat Malaka, Pulau Rondo di Aceh, Pulau Nipa di Riau yang berdekatan dengan Singapura, dan Pulau Miangas yang berdekatan dengan Filipina. Kementerian Pertahanan juga berencana menambah personel keamanan di Pulau Sekatung untuk mengantisipasi konflik di Laut Cina Selatan.
Sementara itu, Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad mendukung adanya pertahanan khusus di pulau-pulau terluar Indonesia. Sebab, kata dia, di pulau terluar seluruh penduduknya bermata pencaharian sebagai nelayan.
"Pulau-pulau kita saat ini rawan over fishing, dan illegal fishing. Karena itu, keamanan laut menjadi sangat penting dalam mendukung perekonomian masyarakat di pulau-pulau terluar," kata Fadel dalam kesempatan sama.
Sumber: TEMPO Interaktif
Indobatt Gelar Patroli BAP Gunakan Anoa
15 Juni 2011, Lebanon Selatan (ANTARA News): Beberapa prajurit TNI yang tergabung dalam Satgas Yonmek Kontingen Garuda XXIII-E/UNIFIL atau Indobatt menaiki kendaraan tempur jenis Anoa ketika akan melaksanakan patroli BAP (Battalion Around Position) didaerah Adshit Al Qusayr, Lebanon Selatan, Selasa, (14/6). Patroli yang dilakukan Kompi Eagle ini, dengan route (UNP 7-1) Al Qantara - Tulin - Qabrika - Bani Hayyan dan As Suwanan, bertujuan memantau keamanan di area operasi Indobatt. (Foto: ANTARA/Puspen TNI-Sertu Marinir Kuwadi/HO/Koz/Spt/11)
Dua unit kendaraan tempur jenis Anoa milik Satgas Yonmek Kontingen Garuda XXIII-E/UNIFIL atau Indobatt yang akan melaksanakan patroli BAP (Battalion Around Position) keluar dari pintu gerbang Markas Indobatt UN POSN 7-1, Adshit Al Qusayr, Lebanon Selatan. (Foto: ANTARA/Puspen TNI-Sertu Marinir Kuwadi/HO/Koz/Spt/11
Dua unit kendaraan tempur jenis Anoa milik Satgas Yonmek Kontingen Garuda XXIII-E/UNIFIL atau Indobatt melaksanakan patroli BAP (Battalion Around Position) didaerah Adshit Al Qusayr, Lebanon Selatan. (Foto: ANTARA/Puspen TNI-Sertu Marinir Kuwadi/HO/Koz/Spt/11)
Dua unit kendaraan tempur jenis Anoa milik Satgas Yonmek Kontingen Garuda XXIII-E/UNIFIL atau Indobatt melaksanakan patroli BAP (Battalion Around Position) didaerah Adshit Al Qusayr, Lebanon Selatan. (Foto: ANTARA/Puspen TNI-Sertu Marinir Kuwadi/HO/Koz/Spt/11)
Sumber: ANTARA News
Dua unit kendaraan tempur jenis Anoa milik Satgas Yonmek Kontingen Garuda XXIII-E/UNIFIL atau Indobatt yang akan melaksanakan patroli BAP (Battalion Around Position) keluar dari pintu gerbang Markas Indobatt UN POSN 7-1, Adshit Al Qusayr, Lebanon Selatan. (Foto: ANTARA/Puspen TNI-Sertu Marinir Kuwadi/HO/Koz/Spt/11
Dua unit kendaraan tempur jenis Anoa milik Satgas Yonmek Kontingen Garuda XXIII-E/UNIFIL atau Indobatt melaksanakan patroli BAP (Battalion Around Position) didaerah Adshit Al Qusayr, Lebanon Selatan. (Foto: ANTARA/Puspen TNI-Sertu Marinir Kuwadi/HO/Koz/Spt/11)
Dua unit kendaraan tempur jenis Anoa milik Satgas Yonmek Kontingen Garuda XXIII-E/UNIFIL atau Indobatt melaksanakan patroli BAP (Battalion Around Position) didaerah Adshit Al Qusayr, Lebanon Selatan. (Foto: ANTARA/Puspen TNI-Sertu Marinir Kuwadi/HO/Koz/Spt/11)
Sumber: ANTARA News
Angkatan Laut RI-Korsel Jajaki Penanganan Perompak
Pasukan Khusus AL Korsel melakukan operasi pembebasan awak kapal Samho Jewelry di Laut Arab pada 21 Januari 2011. Seluruh awak kapal terdiri dari 8 warga Negara Korsel, 11 Myanmar dan 2 Indonesia berhasil diselamatkan dari perompak Somalia. Lima orang perompak ditangkap dan 8 orang tewas. Kapal sedang berlayar menuju Sri Lanka dari Uni Emirat Arab. (Foto: Reuters)
15 Juni 2011, Jakarta (ANTARA News) - TNI Angkatan Laut dan Angkatan Laut Korea Selatan (ROKN) sepakat untuk menjajaki kerja sama penanganan perompakan dan pembajakan, serta beragam kejahatan di laut lainnya, untuk mengantisipasi perompakan dan pembajakan di Laut Somalia.
Juru bicara TNI Angkatan Laut Laksamana Pertama TNI Tri Prasodjo ketika dikonfirmasi ANTARA di Jakarta, Rabu mengatakan, kedua pihak sepakat untuk saling bertukar informasi hingga melakukan latihan bersama yang menyangkut teknik dan taktis operasi mengahadapi perompakan atau pembajakan serta kejahatan di laut lainnya.
Kapal niaga berbendera Indonesia sempat dibajak oleh perombak Somalia. Kapal MV Sinar Kudus yang membawa 20 ABK itu dibajak selama 46 hari dan berhasil dibebaskan dengan membayar tebusan dan operasi militer yang melibatkan pasukan khusus TNI.
"Kita akan rumuskan lebih rinci lagi, seperti apa bentuk kerja samanya. Yang jelas kita perlu untuk saling bertukar informasi operasi anti perompakan, ancaman kejahatan di laut rawan perompak dan evaluasi," kata Laksamana Pertama Tri Prasodjo menambahkan.
Kerja sama penanganan antiperompak antara angkatan laut kedua negara itu, menjadi salah satu topik bahasan forum pembicaraan bilateral angkatan laut kedua pihak (navy to navy talk) ke-8 yang berlangsung akhir pekan lalu di Jakarta.
Selain menjajaki kerja sama antiperompakan, dalam forum tersebut juga dibahas kemungkinan kerja sama dalam bidang kapal selam, dan pemantapan beragam kerja sama yang telah dilaksanakan kedua pihak selama ini.
Beberapa kerja sama yang telah dilakukan angkatan laut kedua pihak antara lain program pertukaran siswa antara kedua sesko Angkatan Laut pada 2012 . TNI AL menawarkan kursus "Maritime Hydro Oceanography" dengan partisipasi perwira junior setingkat kapten atau mayor untuk 2012.
"TNI AL juga mengundang perwira remaja ROKN untuk mengikuti program Cruise Training dengan "on board" di KRI Dewaruci dari bulan Juli sampai dengan Augustus 2011," kata Tri menambahkan.
Sumber: ANTARA News
Darwanto Jabat Danlantamal IV /Tanjungpinang
Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Soeparno (tengah) melakukan salam komando dengan pejabat lama Danlantamal IV Laksamana Pertama TNI Djoko Teguh Wahojo (kiri) dan pejabat baru Kolonel (P) Darwanto usai serah terima jabatan di Mako Lantamal IV Tanjungpinang, Kepri, Selasa (14/6). Kasal menyebutkan prajurit TNI AL harus siap menjamin keamanan dan keselamatan pengguna laut kapanpun dibutuhkan, khususnya di perairan Kepri yang terdapat jalur pelayaran internasional di Selat Malaka yang sangat rawan tindak kejahatan. (Foto: ANTARA/Henky Mohari/ed/nz/11)
14 Juni 2011, Tanjungpinang (ANTARA News): Kolonel Laut (P) Darwanto menjabat sebagai Komandan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut IV/ Tanjungpinang menggantikan Laksamana Pertama TNI Djoko Teguh Wahojo.
Serah terima jabatan dipimpin Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Soeparno dalam upacara militer di Markas Lantamal IV di Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri), Selasa.
Djoko selanjutnya menjabat sebagai Kepala Staf Panglima Armada RI Kawasan Timur di Surabaya, sementara Kolonel Laut (P) Darwanto sebelumnya pernah menjabat Wadan Lantamal IV pada 2009 dan terakhir menjabat sebagai Paban II Ops Mabes TNI AL.
Kasal dalam amanatnya menyampaikan, Lantamal IV memiliki peranan penting dalam mengawasi dan menangani permasalahan maritim karena secara geografis berada pada jalur perdagangan dunia, Selat Malaka.
"Selat Malaka merupakan perairan yang strategis, namun menyimpan potensi ancaman dan permasalahan yang sangat kompleks seperti perompakan, penyelundupan, penangkapan ikan secara ilegal serta pelanggaran batas wilayah. Lantamal IV sudah seharusnya memberikan jaminan pelayaran yang aman," kata Soeparno.
Dia mengharapkan prajurit TNI AL khususnya Lantamal IV profesional dan berdedikasi tinggi untuk memenuhi tuntutan tugas sebagai komando pelaksana pendukung untuk Komando RI Kawasan Barat (Koarmabar).
Pasukan anti teror TNI Angkatan Laut dari Korps Marinir menyelamatkan pejabat asing yang disandera teroris dalam simulasi anti teror usai serah terima jabatan Danlantamal IV dari Laksamana Pertama TNI Djoko Teguh Wahojo kepada Kolonel (P) Darwanto di Mako Lantamal IV Tanjungpinang, Kepri, Selasa (14/6). Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Soeparno menyebutkan prajurit TNI AL harus siap menjamin keamanan dan keselamatan pengguna laut kapanpun dibutuhkan, apalagi di perairan Kepri terdapat jalur pelayaran Selat Malaka yang sangat rawan tindak kejahatan. (Foto: kepri.antaranews.com/Henky Mohari/Btm2)
"Lantamal IV juga bertanggungjawab untuk menjaga keutuhan wilayah NKRI khususnya di Selat Malaka, Selat Singapura dan Laut China Selatan," katanya.
Kasal juga meminta kesiapan prajurit TNI AL kapan pun dibutuhkan untuk menjaga keutuhan wilayah dan tugas-tugas penyelamatan seperti melakukan pengamaman kapal Sinar Kudus yang dirompak di Somalia.
Dalam rangkaian serah terima jabatan itu juga ditampilkan simulasi kesigapan pasukan antiteror dari korps Marinir , Denjaka, menyelamatkan sandera warga asing dari sekapan teroris.
Selain itu juga dipertontonkan keahlian pasukan penembak jitu ke sasaran yang pada akhirnya membentuk tulisan "Selamat Datang dan Selamat Jalan Komandan".
Sumber: ANTARA News
14 Juni 2011, Tanjungpinang (ANTARA News): Kolonel Laut (P) Darwanto menjabat sebagai Komandan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut IV/ Tanjungpinang menggantikan Laksamana Pertama TNI Djoko Teguh Wahojo.
Serah terima jabatan dipimpin Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Soeparno dalam upacara militer di Markas Lantamal IV di Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri), Selasa.
Djoko selanjutnya menjabat sebagai Kepala Staf Panglima Armada RI Kawasan Timur di Surabaya, sementara Kolonel Laut (P) Darwanto sebelumnya pernah menjabat Wadan Lantamal IV pada 2009 dan terakhir menjabat sebagai Paban II Ops Mabes TNI AL.
Kasal dalam amanatnya menyampaikan, Lantamal IV memiliki peranan penting dalam mengawasi dan menangani permasalahan maritim karena secara geografis berada pada jalur perdagangan dunia, Selat Malaka.
"Selat Malaka merupakan perairan yang strategis, namun menyimpan potensi ancaman dan permasalahan yang sangat kompleks seperti perompakan, penyelundupan, penangkapan ikan secara ilegal serta pelanggaran batas wilayah. Lantamal IV sudah seharusnya memberikan jaminan pelayaran yang aman," kata Soeparno.
Dia mengharapkan prajurit TNI AL khususnya Lantamal IV profesional dan berdedikasi tinggi untuk memenuhi tuntutan tugas sebagai komando pelaksana pendukung untuk Komando RI Kawasan Barat (Koarmabar).
Pasukan anti teror TNI Angkatan Laut dari Korps Marinir menyelamatkan pejabat asing yang disandera teroris dalam simulasi anti teror usai serah terima jabatan Danlantamal IV dari Laksamana Pertama TNI Djoko Teguh Wahojo kepada Kolonel (P) Darwanto di Mako Lantamal IV Tanjungpinang, Kepri, Selasa (14/6). Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Soeparno menyebutkan prajurit TNI AL harus siap menjamin keamanan dan keselamatan pengguna laut kapanpun dibutuhkan, apalagi di perairan Kepri terdapat jalur pelayaran Selat Malaka yang sangat rawan tindak kejahatan. (Foto: kepri.antaranews.com/Henky Mohari/Btm2)
"Lantamal IV juga bertanggungjawab untuk menjaga keutuhan wilayah NKRI khususnya di Selat Malaka, Selat Singapura dan Laut China Selatan," katanya.
Kasal juga meminta kesiapan prajurit TNI AL kapan pun dibutuhkan untuk menjaga keutuhan wilayah dan tugas-tugas penyelamatan seperti melakukan pengamaman kapal Sinar Kudus yang dirompak di Somalia.
Dalam rangkaian serah terima jabatan itu juga ditampilkan simulasi kesigapan pasukan antiteror dari korps Marinir , Denjaka, menyelamatkan sandera warga asing dari sekapan teroris.
Selain itu juga dipertontonkan keahlian pasukan penembak jitu ke sasaran yang pada akhirnya membentuk tulisan "Selamat Datang dan Selamat Jalan Komandan".
Sumber: ANTARA News
Formasi Anak Panah Getarkan Juanda
Sejumlah pesawat heli milik Skuadron Udara 400 Wing Udara-1 Pusat Penerbangan TNI AL (Puspenerbal), melakukan Fly Fast di atas kawasan sekitar Pangkalan Udara TNI AL (Lanudal) Juanda, Surabaya, Selasa (14/6). Fly fast tersebut dalam rangka persiapan peringatan HUT Penerbangan TNI AL Ke-55. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/ed/nz/11)
15 Juni 2011, Surabaya (SINDO): Delapan helikopter jenis Colibri, Bolkow dan NBell-412, kemarin bersaing dengan deru pesawat komersial di Juanda. Pesawatpesawat itu lantas membentuk formasi anak panah mengelilingi podium yang disediakan di Apron Hanggar Lanudal Juanda.
Ada apakah gerangan? Pesawat milik Pusat Penerbangan TNI AL ini sedang berlatih serius dalam rangka peringatan Hari Penerbangan ke-55 yang akan digelar Jumat (17/6) nanti. Setidaknya 30 pesawat berbagai jenis akan memeriahkan peringatan itu. Bisa dikatakan kami telah siap 80% dan saat HUT berlangsung semua sudah 100%,” jelas Wakil Ketua HUT Penerbangan TNI AL 2011 Mayor Laut (P) CN Ardiantoro di sela-sela geladi HUT ke-55 Penerbangan TNI AL di Lanudal Juanda.
Sejumlah pesawat heli milik Skuadron Udara 400 Wing Udara-1 Pusat Penerbangan TNI AL (Puspenerbal), melakukan Fly Fast di atas kawasan sekitar Pangkalan Udara TNI AL (Lanudal) Juanda, Surabaya, Selasa (14/6). Fly fast tersebut dalam rangka persiapan peringatan HUT Penerbangan TNI AL Ke-55. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/ed/nz/11)
Skenario formasi pesawat udara akan diawali sebuah helikopter Bolkow BO-105 pembawa banner bertulis, Dirgahayu Penerbangan TNI AL ke-55. Menyusul kemudian flypass Gurita Flight yakni delapan helikopter jenis Colibri, Bolkow dan NBell-412. Baru setelah itu empat pesawat latih jenis Tobago Flight (Tobago TB- 10) terbang dalam formasi diamond.
Tak lama kemudian menyusul 10 deretan pesawat Nomad Flight (Nomad N-22/24) dalam formasi anak panah.Formasi udara ini sembilan pesawat Casa Flight (Casa NC- 212) dalam formasi delta melintas di depan podium.Atraksi diakhiri dengan Bomburst Nomad Flight dari arah utara menuju selatan dengan ketinggian 500 kaki.
Selain itu, adapula aksi dropping pasukan menggunakan metode fastrope dan rappeling oleh 14 personel pasukan dengan menggunakan dua Helikopter jenis Nbell-412. Mereka akan meluncur dari helikopter dengan tali untuk melakukan penyelamatan. Dalam HUT Penerbangan TNI AL ini juga disematkan Brivet Kehormatan Penerbang pada Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Soeparno. ”Ini menjadi tradisi karena Kasal bukan dari penerbang sehingga akan diberi Brivet Kehormatan Penerbang,” jelas Mayor Ardiantoro.
Sumber: SINDO
15 Juni 2011, Surabaya (SINDO): Delapan helikopter jenis Colibri, Bolkow dan NBell-412, kemarin bersaing dengan deru pesawat komersial di Juanda. Pesawatpesawat itu lantas membentuk formasi anak panah mengelilingi podium yang disediakan di Apron Hanggar Lanudal Juanda.
Ada apakah gerangan? Pesawat milik Pusat Penerbangan TNI AL ini sedang berlatih serius dalam rangka peringatan Hari Penerbangan ke-55 yang akan digelar Jumat (17/6) nanti. Setidaknya 30 pesawat berbagai jenis akan memeriahkan peringatan itu. Bisa dikatakan kami telah siap 80% dan saat HUT berlangsung semua sudah 100%,” jelas Wakil Ketua HUT Penerbangan TNI AL 2011 Mayor Laut (P) CN Ardiantoro di sela-sela geladi HUT ke-55 Penerbangan TNI AL di Lanudal Juanda.
Sejumlah pesawat heli milik Skuadron Udara 400 Wing Udara-1 Pusat Penerbangan TNI AL (Puspenerbal), melakukan Fly Fast di atas kawasan sekitar Pangkalan Udara TNI AL (Lanudal) Juanda, Surabaya, Selasa (14/6). Fly fast tersebut dalam rangka persiapan peringatan HUT Penerbangan TNI AL Ke-55. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/ed/nz/11)
Skenario formasi pesawat udara akan diawali sebuah helikopter Bolkow BO-105 pembawa banner bertulis, Dirgahayu Penerbangan TNI AL ke-55. Menyusul kemudian flypass Gurita Flight yakni delapan helikopter jenis Colibri, Bolkow dan NBell-412. Baru setelah itu empat pesawat latih jenis Tobago Flight (Tobago TB- 10) terbang dalam formasi diamond.
Tak lama kemudian menyusul 10 deretan pesawat Nomad Flight (Nomad N-22/24) dalam formasi anak panah.Formasi udara ini sembilan pesawat Casa Flight (Casa NC- 212) dalam formasi delta melintas di depan podium.Atraksi diakhiri dengan Bomburst Nomad Flight dari arah utara menuju selatan dengan ketinggian 500 kaki.
Selain itu, adapula aksi dropping pasukan menggunakan metode fastrope dan rappeling oleh 14 personel pasukan dengan menggunakan dua Helikopter jenis Nbell-412. Mereka akan meluncur dari helikopter dengan tali untuk melakukan penyelamatan. Dalam HUT Penerbangan TNI AL ini juga disematkan Brivet Kehormatan Penerbang pada Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Soeparno. ”Ini menjadi tradisi karena Kasal bukan dari penerbang sehingga akan diberi Brivet Kehormatan Penerbang,” jelas Mayor Ardiantoro.
Sumber: SINDO
KM Bintang Jaya ” Dibajak” Preman
Sejumlah anggota Kopaska TNI-AL melakukan pengamanan di KM Bintang Jaya XV di perairan Surabaya, Selasa (14/6). Keberadaan Kopaska TNI-AL tersebut untuk melakukan pengamanan pada kapal yang bersengketa, menyusul keberadaan preman bersenjata tajam yang menduduki dua kapal yaitu KM Bintang Jaya XV dan KM Bintang Jaya IX. (Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat/nz/11)
15 Juni 2011, Surabaya (SINDO): Komando Pasukan Katak (Kopaska) Armada Timur (Armatim) TNI AL memastikan telah menangkap sembilan orang yang diduga membajak (menduduki) sebuah kapal motor (KM) di perairan Gresik.
”Kita mendapat perintah dari Pangarmatim dan langsung terjun ke lapangan. Kita cek ke lokasi ternyata benar.Di atas kapal ada gerombolan ABK mencurigakan. Setelah kita cek ternyata tidak bisa menunjukkan dokumen-dokumen,” kata Komandan Satuan Kopaska Armatim TNI AL Kolonel Laut (P) Yeheskiel Katian Dagho kemarin. Saat itu, kata dia, sejumlah personel dikerahkan ke KM Bintang Jaya XV yang diduduki sejumlah anak buah kapal (ABK) yang mengaku sebagai pemilik.
Namun mereka tak bisa menunjukkan dokumen kepemilikan.KM Bintang Jaya XV memang sedang bersengketa dengan KM Bintang Jaya IX.”Sembilan orang kita amankan,” tegasnya. Penangkapan dilaksanakan Kopaska pada Minggu (12/6) malam.
Hingga kemarin, personel Kopaska masih disiagakan untuk melakukan pengamanan di KM Bintang Jaya XV.Sementara sembilan orang yang diamankan dibawa ke Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) V Surabaya untuk diproses secara hukum. ”Kasus sudah diambil alih Lantamal,” kata Kolonel Laut (P) Yeheskiel Katian Dagho. Sayangnya pihak Lantamal belum bisa dikonfirmasi terkait perkembangan kasus yang berawal dari sengketa dua KM itu.
Sumber: SINDO
15 Juni 2011, Surabaya (SINDO): Komando Pasukan Katak (Kopaska) Armada Timur (Armatim) TNI AL memastikan telah menangkap sembilan orang yang diduga membajak (menduduki) sebuah kapal motor (KM) di perairan Gresik.
”Kita mendapat perintah dari Pangarmatim dan langsung terjun ke lapangan. Kita cek ke lokasi ternyata benar.Di atas kapal ada gerombolan ABK mencurigakan. Setelah kita cek ternyata tidak bisa menunjukkan dokumen-dokumen,” kata Komandan Satuan Kopaska Armatim TNI AL Kolonel Laut (P) Yeheskiel Katian Dagho kemarin. Saat itu, kata dia, sejumlah personel dikerahkan ke KM Bintang Jaya XV yang diduduki sejumlah anak buah kapal (ABK) yang mengaku sebagai pemilik.
Namun mereka tak bisa menunjukkan dokumen kepemilikan.KM Bintang Jaya XV memang sedang bersengketa dengan KM Bintang Jaya IX.”Sembilan orang kita amankan,” tegasnya. Penangkapan dilaksanakan Kopaska pada Minggu (12/6) malam.
Hingga kemarin, personel Kopaska masih disiagakan untuk melakukan pengamanan di KM Bintang Jaya XV.Sementara sembilan orang yang diamankan dibawa ke Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) V Surabaya untuk diproses secara hukum. ”Kasus sudah diambil alih Lantamal,” kata Kolonel Laut (P) Yeheskiel Katian Dagho. Sayangnya pihak Lantamal belum bisa dikonfirmasi terkait perkembangan kasus yang berawal dari sengketa dua KM itu.
Sumber: SINDO
4 F-16 Singgah di Lanud Sjamsudin Noor
14 Juni 2011, Jakarta (Jurnas.com): Empat jet tempur F-16 Fighting Falcon singgah di Pangkalan TNI AU Sjamsudin Noor, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Selasa (14/6). Kedatangan empat jet tempur itu mengisi bahan bakar sebelum melanjutkan tugas rutin pengamanan.
Untuk itu, hadir pula dua pesawat angkut Hercules untuk mendukung kegiatan dan kelancaran penerbangan empat pesawat tempur F-16. Sebelum mendarat, F-16 melakukan manuver berbahaya.
Seperti terbang sangat rendah dan fly pass menukik seakan jatuh membuat penonton berdebar. Lalu dengan suara menggelegar, atraksi juga ditunjukkan dengan berputar-putar seakan lepas kendali. Kehadiran pesawat tempur ini menjadi tontonan sebagian warga Kota Seribu Sungai.
Komandan Skadron Udara III Letkol Pnb Ian Fuadi mengatakan, setelah dari Lanud Sjamsudin Noor mereka akan melanjutkan perjalanan ke Lanud Sam Ratulangi Manado. “Untuk melaksanakan jelajah medan serta operasi pengamanan alur laut kepulauan Indonesia", katanya, di Banjarmasin, dalam rilis yang diterima redaksi.
Armada F-16 TNI AU tergabung dalam Skadron Udara 3, Lanud Iswahjudi, Madiun, kini diperkuat dengan 10 pesawat.
Sumber: Jurnas
Tuesday, June 14, 2011
Militer RI-Filipina Sepakat Tingkatkan Pengamanan Perbatasan
14 Juni 2011, Jakarta (ANTARA News): Militer Indonesia dan Filipina sepakat untuk meningkatkan pengamanan wilayah perbatasan negara, terutama perbatasan laut melalui patroli terkoordinasi.
Patroli terkoordinasi yang dilakukan angkatan laut kedua negara, merupakan bagian dari kerja sama militer kedua pihak yang telah berjalan baik selama ini, kata juru bicara TNI Laksamana Muda TNI Iskandar Sitompul usai menghadiri pertemuan Panglima TNI Agus Suhartono dengan Panglima Angkatan Bersenjata Filipina Jenderal Eduardo San Lorenzo Oban di Jakarta, Selasa.
Dalam pertemuan tertutup di Markas Besar TNI itu, kedua petinggi militer itu menmbahas kerja sama militer yang telah berlangsung selama ini, baik di bidang pendidikan dan latihan maupun operasi khususnya patroli terkoordinasi di perairan perbatasan kedua negara, kata Laksamana Muda Iskandar Sitompul .
Tak hanya itu, pertemuan juga membahas keterlibatan militer dalam penanganan korban bencana alam yang sering terjadi di negara masing-masing.
Pada akhir pertemuan, kedua Panglima Angkatan bersenjata bersepakat untuk melanjutkan dan meningkatkan program kerja sama militer berupa pertukaran kunjungan, pendidikan dan latihan serta "Service to Service" (Army, Navy and Air Force) Talk atau "Armed Forces to Armed Forces Talk".
Setelah pertemuan tersebut, Panglima Angkatan Bersenjata Filipina didampingi Panglima TNI melanjutkan kunjungan kehormatan ke Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro di Kementerian Pertahanan.
Jenderal Oban juga dijadwalkan mengunjungi PT. Pindad dan PT. DI di Bandung.
Sumber: ANTARA News
TNI AL dan RSN Gelar Latihan Passex di Selat Malaka
14 Juni 2011, Jakarta (Dispenarmabar): Dua Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) di bawah jajaran Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) melaksanakan latihan Passage Exercise (Passex) dengan Republic Singapore Navy (RSN) di Perairan Selat Malaka, pada saat kunjungan kapal perang RSN di Belawan, Selasa (14/6).
Passex ini digelar bersifat insidensial yang dilakukan saat kapal perang RSN ke Indonesia melakukan kunjungan atau lawatan ke negara lain. Latihan ini bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme personel Angkatan Laut pengawak kapal perang kedua negara.
TNI AL dalam hal ini Koarmabar pada latihan Passex kali ini melibatkan dua KRI yakni KRI Barakuda - 814 yang termasuk dalam jenis Fast Patrol Boat (FPB) dan KRI Viper - 820 yang termasuk jenis Patroli Cepat (PC 40 class), sedangkan RSN melibatkan RSS Freedom dan RSS Independence yang termasuk dalam Fearless class. Passex yang akan digelar di Selat Malaka akan menguji kemampuan personel masing-masing Kapal Perang dalam hal penguasaan bendera, manuver serta pertukaran informasi situasi laut.
Sebelum pelaksanaan latihan di selat Malak tersebut para personel masing-masing kapal perang telah dibekali dengan pemberian materi latihan di pangkalan yang bertempat di Pangkalan Utama Angkatan Laut (Lantamal) I Belawan. Selain kegiatan yang tersebut diatas para perserta juga mengadakan kegitan olah raga bersama yang diikuti oleh anak buah kapal perang.
Pelaksanaan passex ini digelar sampai dengan 16 Juni 2011. Saat ini kedua kapal perang RSN yang akan melaksanakan latihan Passex telah berada di Belawan.
Sumber: Dispenarmabar
Kemhan Evaluasi Sembilan Badan Usaha Bahan Peledak
14 Juni 2011, Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Pertahanan akan mengevaluasi sembilan badan usaha produsen bahan peledak mengingat belum terpenuhinya kebutuhan bahan peledak di dalam negeri secara optimal.
Dirjen Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan Pos M Hutabarat di Jakarta Selasa mengatakan, selain perijinan sembilan perusahaan itu sudah mendekati selesai, evaluasi difokuskan pada konsistensi mereka untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
"Selama ini, dari kebutuhan dalam negeri sekitar 450 ribu ton per tahun baru dapat dipenuhi sekitar 40 hingga 60 ribu ton oleh badan usaha bahan peledak dalam negeri," paparnya.
Padahal, lanjut Pos Hutabarat, bahan baku bahan peledak berupa amonium nitrat di dalam negeri cukup melimpah.
"Hanya campurannya saja yang masih impor. Namun, kondisi saat ini baik bahan baku maupun bahan campurannya kebanyakan masih impor. Padahal, kita ingin Indonesia bisa memproduksi bahan peledak utamanya untuk pasar dalam negeri baik untuk kepentingan militer maupun komersial," ujarnya.
Ia mengatakan evaluasi dilakukan terhadap perijinan usaha, perijinan produksi, pengadaan dan penyimpanan. "Evaluasi perijinan juga dilakukan pada ijin pendistribusian, dan jasa peledakan."
Kewenangan Kemhan untuk mengatur perijinan Badan Usaha Bahan Peledak sesuai Keputusan Presiden Nomor 125/1999 tentang Bahan Peledak yang merupakan salah satu kebijakan strategis nasionmal di bidang bahan peledak.
Keputusan presiden itu kemudian dijabarkan dalam Peraturan Menteri Pertahanan No22/2006 tentang pedoman, pengaturan, pembinaan, dan pengembangan Badan Usaha Bahan Peledak Komersial.
Perijinan untuk badan usaha yanhg dimaksud adalah Ijin Usaha Produksi di pabrik berlaku 10 tahun, Ijin Usaha Produksi di Lapangan berlaku dua tahun dan Ijin Pengadaan dan Pendistribusian berlaku dua tahun, Ijin Usaha Pergudangan dan Jasa Peledakan berlaku untuk dua tahun.
Keputusan Pemberian Jumlah Kuota Handak berlaku satu tahun, dan Rekomendasi Importir
Pos Hutabarat menambahkan Kemhan akan memberikan sanksi bagi perusahaan atau badan usaha yang terbukti tidak melakukan kegiatannya sesuai perijinan yang dikantonginya.
"Sanksi bisa berupa peringatan, pencabutan ijin maupun tidak diberikan rekomendasi lagi untuk mengimpor," katanya menegaskan.
Pos Hutabarat mengatakan evaluasi akan dilakukan segera mungkin, sehingga pada Juli 2011 dapat ditentukan tindaklanjut terhadap perusahaan-perusahaan tersebut.
Sembilan badan usaha bahan peledak itu PT Pindad, PT Dahana, PT Multi Nitrotama Kimia, PT Armindo Prima, PT Trifita Perkasa, PT Tridaya Esta Asa Karya Multi Pratama, PT Aneka Gas Industri, dan PT Meksis.
Evaluasi juga meliputi hubungan sinergitas dengan Badan Intelijen Negara dan Polri serta lembaga terkait lainnya.
George Toisutta Komisaris Utama Pindad
Kementerian BUMN di Jakarta Senin mengangkat Jenderal TNI George Toisutta sebagai Komisaris Utama PT Pindad (Persero) menggantikan Jenderal TNI Agustadi Sasongko Purnomo.
Pengangkatan Kepala Staf Angkatan Darat sebagai Komisaris Utama Pindad itu dilakukan bersamaan dengan sejumlah komisaris pada BUMN strategis lainnya, yaitu PT PAL, PT Dirgantara, PT Dahana, dan PT Kereta Api Indonesia.
Pelantikan dilakukan langsung Menteri BUMN Mustafa Abubakar yang disaksikan oleh Deputi Menteri BUMN Bidang Industri Strategis dan Manufaktur Irnanda Laksanawan, serta perwakilan dari Kementerian Keuangan, Kementerian Perhubungan, Kementerian Pertahanan, di Kantor Kementerian BUMN.
Mustafa menuturkan, Kementerian BUMN selaku kuasa pemegang saham menilai sosok George diharapkan dapat lebih memajukan PT Pindad ke depan sebagai produsen senjata dan amunisi terkemuka.
"Walau saat ini ada proses pergantian KASAD, tapi di TNI sendiri disiplinnya terus berjalan. Penggantian KASAD bagi beliau tidak ada masalah," ujar Mustafa.
Sementara itu George mengatakan belum bisa memberi tanggapan lebih jauh soal bagaimana pengembangan kinerja PT Pindad ke depan.
"Saya belajar dulu soal itu. Ibarat buku, saya hanya tau sampul dulu, daftar isi belum apalagi isinya," ujar George.
Selain mengangkat George menjadi Komisaris Utama Pindad, Kementerian juga menunjuk Brigjen TNI Maman Soemantri sebagai anggota Dewan Komisaris menggantikan Mayjen (Purn) Sardan Marbun.
Sumber: ANTARA News
Monday, June 13, 2011
Patkor Malindo Kembali Digelar
13 Juni 2011, Jakarta (Dispenarmabar): Operasi pengamanan laut di Selat Malaka direncanakan kembali digelar antara kedua negara yakni Malaysia dan Indonesia yang dikenal dengan nama Patroli Terkoordinasi (Patkor) Malindo yang akan dilaksanakan dari tanggal 13 Juni sampai dengan 27 Juni 2011 di Selat Malaka dengan melibatkan Kapal Perang Republik Indonesia (KRI), Pesawat Udara (Pesud) TNI AL dan Kapal Perang Tentara Laut Diraja Malaysia (TLDM).
Patroli Terkoodinasi antara TNI Angkatan Laut dalam hal ini, Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) dengan TLDM merupakan patroli terkoordinasi untuk menangkal dan menindak pelanggaran hukum serta pengamanan perbatasan laut, khususnya dijalur lalu lintas pelayaran Selat Malaka pada wilayah laut negara masing-masing secara terkoordinasi.
Koarmabar yang memiliki komando pelaksana operasi Gugus Keamanan Laut Wilayah Barat (Guskamlabar) dengan Komandan Laksamana Pertama (Laksma) TNI D. A. Mamahit, M.Sc., selaku Komandan Gugus Tugas Patkor Malindo 11.2 tahun 2011.
Gugus Tugas tersebut, bertugas melaksanakan tindakan preventif, deteksi dan pemeriksaan terhadap semua pengguna laut serta tindakan represif melaksanakan penahanan terhadap pengguna laut yang melakukan pelanggaran kedaulatan dan hukum selanjutnya diproses hukum sesuai perundangan yang berlaku.
Patkor Malindo yang dilaksanakan kali ini merupakan Patroli yang ke 112 kali antara kedua negara. Patkor Malindo digelar sepanjang tahun dilaksanakan secara bertahap sebanyak empat kali dalam kurun waktu yang telah ditetapkan secara bersama oleh kedua Angkatan Laut Indonesia dan Malaysia.
Sumber: Dispenarmabar
Roy Desak Kemhan Seriusi Kebutuhan Esensi Minimum
11 Juni 2011, Jakarta, (Analisa): Anggota Komisi I bidang Pertahanan, Intelijen, Luar Negeri, Komunikasi, dan Informatika DPR RI Roy Suryo mendesak pihak Kementerian Pertahanan agar menyeriusi penyediaan anggaran serta pengelolaan kebutuhan esensi minimum pertahanan nasional.
"Kami berharap, 'minimum essentian force' (MEF) ini harus bisa diupayakan dari anggaran yang tersedia, terutama dalam konteks memberdayakan serta memperkuat alat utama sistem persenjataan (alutsista) kita dalam rangka Sistem Pertahanan Nasional ('National Defence System')," katanya di Jakarta, Sabtu.
Ia mengatakan itu masih dalam rangka meluruskan pemberitaan yang menyebutkan seolah-olah pihak Kementerian Pertahanan (Kemhan) telah mengajukan anggaran sebesar Rp80-an triliun, tetapi kemungkinan Komisi I DPR RI merasionalisasinya menjadi hanya Rp61 triliun.
"Angka Rp61 triliun itu adalah pagu anggaran dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). Jangan salah," katanya. Menganggarkan bidang pertahanan, menurut dia, memang tidaklah mudah karena merupakan investasi jangka panjang dan hasilnya belum dapat dilihat sesaat.
"Tetapi ini sangat strategis, karena menyangkut pertahanan NKRI yang begitu luas. Makanya perlu perhitungan matang, terukur dan tetap mengingat bahwa anggaran tersebut adalah uang rakyat," tegasnya.
Seharusnya, menurut Roy Suryo, Rp61 triliun itu bisa merupakan angka yang realistis. "Apalagi jika kita bandingkan dengan (usulan) Rp80-an triliun itu, ternyata kan untuk pembelian dan pemberdayaan serta penguatan alutsista-nya cuma di bawah Rp10 triliun. Sebagian besar untuk belanja rutin, seperti gaji dan seterusnya," ujarnya.
Makanya, Roy Suryo menekan pentingnya skala prioritas dan upaya memaksimalkan pemanfaatan anggaran yang tiap tahun pasti didukung Komisi I DPR RI untuk meningkat, terutama dalam konteks pembangunan kehandalan Sistem Pertahanan Nasional.
Sumber: Analisa
Indobatt Patroli di Blue Line
12 Juni 2011, Lebanon Selatan (ANTARA News): Sejumlah prajurit TNI yang tergabung dalam SEMPU (Sector East Military Police) melakukan pemeriksaan (Military Police Checkpoint) terhadap kendaraan Unifil di daerah El Adeisse, Lebanon Selatan, Sabtu, (11/6). Kegiatan ini merupakan salah satu tugas dari SEMPU dalam memantau pergerakan personel Unifil yang berada di wilayah Sektor timur Unifil. (Foto: ANTARA/HO- Puspen TNI - Sertu Mar Kuwadi/ed/pd/11)
Sejumlah prajurit TNI yang tergabung dalam Indobatt, melakukan patroli jalan kaki di sepanjang sensitive area blue line didaerah El Adeisse, Lebanon Selatan, Sabtu, (11/6). Kegiatan ini dilakukan prajurit Indobatt dalam rangka memantau situasi keamanan yang terjadi di area perbatasan Israel-Lebanon (area blue line) yang menjadi area operasi Indobatt. (Foto: ANTARA/HO- Puspen TNI - Sertu Mar Kuwadi/ed/pd/11)
Sejumlah prajurit TNI yang tergabung dalam Indobatt melakukan pengamanan di sekitar pagar pembatas wilayah Israel - Lebanon (technical fence) di daerah El Adeisse, Lebanon Selatan, Sabtu, (11/6). Pagar pembatas wilayah Israel - Lebanon (technical fence) merupakan area yang sering menimbulkan konflik antara masyarakat Lebanon dengan tentara Israel (IDF), sehingga membutuhkan pengamanan yang ekstra ketat. (Foto: ANTARA/HO-Puspen TNI-Sertu Mar Kuwadi/ed/pd/11)
Salah seorang Komandan Pleton Indobatt, Lettu Marinir Matt Kholis, (dua kanan) melakukan pemeriksaan terhadap masyarakat yang melintas di area pengamanan Kompi Alfa (sensitive area blue line) di daerah El Adeisse, Lebanon Selatan, Sabtu, (11/6). Pemeriksaan ini dilakukan oleh prajurit Indobatt, karena tidak jarang pelanggaran pelemparan batu sering terjadi di sepanjang pagar pembatas wilayah Israel-Lebanon (technical fence) yang bisa memicu timbulnya konflik antara masyarakat Lebanon dengan tetara Israel (IDF). (Foto: ANTARA/HO-Puspen TNI- Sertu Mar Kuwadi/ed/pd/11)
Sejumlah prajurit TNI yang tergabung dalam Indobatt, melakukan patroli jalan kaki di sepanjang sensitive area blue line didaerah El Adeisse, Lebanon Selatan, Sabtu, (11/6). Kegiatan ini dilakukan prajurit Indobatt dalam rangka memantau situasi keamanan yang terjadi di area perbatasan Israel-Lebanon (area blue line) yang menjadi area operasi Indobatt. (Foto: ANTARA/HO- Puspen TNI - Sertu Mar Kuwadi/ed/pd/11)
Sejumlah prajurit TNI yang tergabung dalam Indobatt melakukan pengamanan di sekitar pagar pembatas wilayah Israel - Lebanon (technical fence) di daerah El Adeisse, Lebanon Selatan, Sabtu, (11/6). Pagar pembatas wilayah Israel - Lebanon (technical fence) merupakan area yang sering menimbulkan konflik antara masyarakat Lebanon dengan tentara Israel (IDF), sehingga membutuhkan pengamanan yang ekstra ketat. (Foto: ANTARA/HO-Puspen TNI-Sertu Mar Kuwadi/ed/pd/11)
Salah seorang Komandan Pleton Indobatt, Lettu Marinir Matt Kholis, (dua kanan) melakukan pemeriksaan terhadap masyarakat yang melintas di area pengamanan Kompi Alfa (sensitive area blue line) di daerah El Adeisse, Lebanon Selatan, Sabtu, (11/6). Pemeriksaan ini dilakukan oleh prajurit Indobatt, karena tidak jarang pelanggaran pelemparan batu sering terjadi di sepanjang pagar pembatas wilayah Israel-Lebanon (technical fence) yang bisa memicu timbulnya konflik antara masyarakat Lebanon dengan tetara Israel (IDF). (Foto: ANTARA/HO-Puspen TNI- Sertu Mar Kuwadi/ed/pd/11)
Subscribe to:
Posts (Atom)