Berita Pertahanan dan Keamanan, Industri Militer Indonesia dan Dunia, Wilayah Kedaulatan NKRI serta Berita Militer Negara Sahabat
Saturday, April 23, 2011
Latihan Tempur Laut Operasi Jala Perkasa
23 April 2011, Laut Jawa (ANTARA Foto): Sejumlah ABK KRI Oswald Siahaan-354 melambaikan tangan ke arah KRI Sultan Hasanudin-366, usai melakukan latihan Peran Perbekalan, di Laut Jawa, Jumat (22/4). Peran Perbekalan yang dilakukan antar kapal perang tersebut, dalam rangka latihan tempur laut Operasi Jala Perkasa. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/Koz/pras/11)
Perwira Pelaksana (Palaksa) KRI Oswald Siahaan-354, Mayor laut (P) Daymond Iwan (2 kiri), memeriksa persiapan amunisi meriam kaliber 76 mm Otomelara buatan Laspezia Italia, di ruang kontrol penembakan KRI Oswald Siahaan-354. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/Koz/pras/11)
Seorang ABK berada di samping anjungan, saat penembakan meriam kaliber 76 mm Otomelara buatan Laspezia Italia, oleh KRI Oswald Siahaan-354. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/Koz/pras/11)
Sumber: ANTARA News
Rudal Yakhont Buatan Rusia Pun Menghantam KRI Teluk Bayur...
Kapal Republik Indonesia (KRI) Oswald Siahaan-354 (jenis kapal perusak kawal kelas Fregat Vanspijk) menembakkan peluru kendali (rudal) Yakhont dengan sasaran eks KRI Teluk Bayur-502 yang berjarak sekitar 250 kilometer di perairan Samudra Hindia, Rabu (20/4) lalu. (Foto: Kompas/Hendra A Setyawan)
23 April 2011, Jakarta (KOMPAS): Uji coba rudal Yakhont, Rabu (20/4), berhasil menghantam sasaran Kapal Republik Indonesia Teluk Bayur di Samudra Hindia dari jarak sekitar 250 kilometer. Kepala Pusat Penerangan Tentara Nasional Indonesia Laksamana Muda TNI Iskandar Sitompul, dalam jumpa pers di KRI Surabaya-591 mengatakan, uji penembakan rudal Yakhont itu berhasil mengenai sasaran.
”Selanjutnya sasaran dihantam misil Exocet dan diakhiri dengan torpedo Sut dari kapal selam KRI Cakra,” ujar Iskandar. Peluncuran rudal Yakhont berlangsung pukul 09.30 dari KRI Oswald Siahaan-354 di sebelah selatan Selat Sunda di perairan Samudra Hindia. Kapal komando latihan adalah KRI Surabaya.
Cuaca saat uji tembak berlangsung sempat buruk hingga pukul 09.00. Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono, dan pejabat lain terpaksa membatalkan penerbangan helikopter dari Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, karena cuaca sangat buruk. Di atas kapal terlihat awan gelap menggantung rendah di jalur penerbangan para pejabat itu. Uji tembak akhirnya dilangsungkan tanpa kehadiran mereka.
Iskandar menyatakan, uji tembak rudal Yakhont bertujuan melatih profesionalisme prajurit TNI dan juga memiliki efek tangkal (deterrent) terhadap negara tetangga yang ingin mengganggu integritas wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. ”Ini juga mendorong saling percaya dan kerja sama yang lebih kuat di antara negara ASEAN,” kata dia lagi.
Rudal Yakhont berjangkauan jelajah (cruising range) hingga 300 kilometer dengan kecepatan maksimum 2,5 mach (kecepatan suara). Rudal Yakhont dibeli dengan harga 12 juta dollar AS per unit atau sekitar Rp 100 miliar per unit.
Ditanya tentang penggelaran rudal Yakhont buatan Rusia di wilayah Indonesia, Komandan Gugus Tempur Laut Armada RI Kawasan Timur Laksamana Muda Soleman Banjar Nahor menjelaskan, saat ini KRI yang bisa digunakan sebagai platform penembakan adalah KRI di Armada Timur. ”Kita juga akan melengkapi kapal di Armada Barat dengan kemampuan teknis untuk menembakkan rudal Yakhont,” kata Soleman. Uji coba penembakan diikuti dengan simulasi perang laut.
Sumber: KOMPAS
23 April 2011, Jakarta (KOMPAS): Uji coba rudal Yakhont, Rabu (20/4), berhasil menghantam sasaran Kapal Republik Indonesia Teluk Bayur di Samudra Hindia dari jarak sekitar 250 kilometer. Kepala Pusat Penerangan Tentara Nasional Indonesia Laksamana Muda TNI Iskandar Sitompul, dalam jumpa pers di KRI Surabaya-591 mengatakan, uji penembakan rudal Yakhont itu berhasil mengenai sasaran.
”Selanjutnya sasaran dihantam misil Exocet dan diakhiri dengan torpedo Sut dari kapal selam KRI Cakra,” ujar Iskandar. Peluncuran rudal Yakhont berlangsung pukul 09.30 dari KRI Oswald Siahaan-354 di sebelah selatan Selat Sunda di perairan Samudra Hindia. Kapal komando latihan adalah KRI Surabaya.
Cuaca saat uji tembak berlangsung sempat buruk hingga pukul 09.00. Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono, dan pejabat lain terpaksa membatalkan penerbangan helikopter dari Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, karena cuaca sangat buruk. Di atas kapal terlihat awan gelap menggantung rendah di jalur penerbangan para pejabat itu. Uji tembak akhirnya dilangsungkan tanpa kehadiran mereka.
Iskandar menyatakan, uji tembak rudal Yakhont bertujuan melatih profesionalisme prajurit TNI dan juga memiliki efek tangkal (deterrent) terhadap negara tetangga yang ingin mengganggu integritas wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. ”Ini juga mendorong saling percaya dan kerja sama yang lebih kuat di antara negara ASEAN,” kata dia lagi.
Rudal Yakhont berjangkauan jelajah (cruising range) hingga 300 kilometer dengan kecepatan maksimum 2,5 mach (kecepatan suara). Rudal Yakhont dibeli dengan harga 12 juta dollar AS per unit atau sekitar Rp 100 miliar per unit.
Ditanya tentang penggelaran rudal Yakhont buatan Rusia di wilayah Indonesia, Komandan Gugus Tempur Laut Armada RI Kawasan Timur Laksamana Muda Soleman Banjar Nahor menjelaskan, saat ini KRI yang bisa digunakan sebagai platform penembakan adalah KRI di Armada Timur. ”Kita juga akan melengkapi kapal di Armada Barat dengan kemampuan teknis untuk menembakkan rudal Yakhont,” kata Soleman. Uji coba penembakan diikuti dengan simulasi perang laut.
Sumber: KOMPAS
2 Kapal Perang Thailand Singgah Di Bali
Beberapa kadet Angkatan Laut Thailand merapatkan dua kapal perangnya yaitu HTMS Taksin (kanan) dan HTMS Saiburi (kiri) di Pelabuhan Benoa, Bali, Jumat (22/4). Kedua kapal perang itu mengadakan kunjungan ke Bali dengan membawa 260 personel Angkatan Laut Thailand dan 250 siswa dari "Royal Thailand Naval Academy" untuk lebih mempererat hubungan kerjasama Thailand-Indonesia. (Foto: ANTARA/Nyoman Budhiana/11)
22 April 2011, Denpasar (Antara Bali): Pulau Bali sebagai pulau wisata kembali menjadi tujuan kunjungan diplomasi negara-negara tetangga, salah satunya kapal perang Thailand yang bersandar sebanyak empat kali dalam tahun 2011.
"Dalam rangka kunjungan diplomasi negara asing yakni dari Thailand, terutama untuk dukungan logistik, silaturahim dan rekreasi. Karena dalam kapal tersebut ada 200 siswa akademi yang sekaligus melakukan praktik," ujar Komandan Lanal Denpasar Kolonel Laut (P) I Wayan Suarjaya usai menyambut kedatangan kapal tersebut di Pelabuhan Benoa, Bali, Jumat.
Dua kapal perang tersebut bernama H.T.M.S Taksin yang mengangkut 160 awak kapal dan 130 siswa akademi angkatan laut Thailand. Sedangkan kapal H.T.M.S Saiburi mengangkut 100 awak kapal dan 120 siswa akademi angkatan laut Thailand. Keseluruhan siswa akademi tersebut merupakan siswa dari "Royal Thailand Naval Academy".
Beberapa kadet Angkatan Laut Thailand merapatkan Kapal Perang HTMS Saiburi di Pelabuhan Benoa, Bali, Jumat (22/4). (Foto: ANTARA/Nyoman Budhiana/11)
Beberapa Angkatan Laut Thailand turun dari Kapal Perang HTMS Taksin. (Foto: ANTARA/Nyoman Budhiana/11)
Suarjaya mengatakan, sebelum bersandar ke Bali, dua kapal tersebut telah melakukan perjalanan dari Bangkok, Sri Lanka, Medan, Bali dan rencananya akan berangkat kembali ke Singapura dalam waktu empat hari mendatang.
"Hari Selasa (27/4) sudah berangkat lagi ke Singapura. Tentunya kami selalu ada kerja sama khusus seperti patroli bersama setiap tahun. Bahkan kapal dari Thailand sudah empat kali ini datang dalam setahun," katanya.
Suarjaya menambahkan, kedatangan kapal perang Thailand tersebut juga mendapat pengawalan khusus dari KRI Rencong selama berada di Bali.
"Kunjungan diplomasi itu tidak hanya Thailand saja, tapi juga negara lain seperti Amerika yang rencananya Mei mendatang. Kalau Australia sudah beberapa bulan lalu. Dan Indonesia selalu mengawal mereka, " ujarnya.
Sementara itu, Komandan Kapal Taksin Kapten Aniruth Sawadee mengaku kedatangannya ke Bali selain untuk pelatihan bagi awak kapalnya namun juga untuk menikmati Bali yang selama ini menjadi favorit bagi warga Thailand.
"Kami ada kerja sama antara Angkatan Laut Thailand dengan Angkatan Laut Indonesia, dan juga ingin menikmati Bali selama empat hari, karena Bali selalu dikunjungi oleh warga Thailand," katanya.
Sumber: ANTARA News
22 April 2011, Denpasar (Antara Bali): Pulau Bali sebagai pulau wisata kembali menjadi tujuan kunjungan diplomasi negara-negara tetangga, salah satunya kapal perang Thailand yang bersandar sebanyak empat kali dalam tahun 2011.
"Dalam rangka kunjungan diplomasi negara asing yakni dari Thailand, terutama untuk dukungan logistik, silaturahim dan rekreasi. Karena dalam kapal tersebut ada 200 siswa akademi yang sekaligus melakukan praktik," ujar Komandan Lanal Denpasar Kolonel Laut (P) I Wayan Suarjaya usai menyambut kedatangan kapal tersebut di Pelabuhan Benoa, Bali, Jumat.
Dua kapal perang tersebut bernama H.T.M.S Taksin yang mengangkut 160 awak kapal dan 130 siswa akademi angkatan laut Thailand. Sedangkan kapal H.T.M.S Saiburi mengangkut 100 awak kapal dan 120 siswa akademi angkatan laut Thailand. Keseluruhan siswa akademi tersebut merupakan siswa dari "Royal Thailand Naval Academy".
Beberapa kadet Angkatan Laut Thailand merapatkan Kapal Perang HTMS Saiburi di Pelabuhan Benoa, Bali, Jumat (22/4). (Foto: ANTARA/Nyoman Budhiana/11)
Beberapa Angkatan Laut Thailand turun dari Kapal Perang HTMS Taksin. (Foto: ANTARA/Nyoman Budhiana/11)
Suarjaya mengatakan, sebelum bersandar ke Bali, dua kapal tersebut telah melakukan perjalanan dari Bangkok, Sri Lanka, Medan, Bali dan rencananya akan berangkat kembali ke Singapura dalam waktu empat hari mendatang.
"Hari Selasa (27/4) sudah berangkat lagi ke Singapura. Tentunya kami selalu ada kerja sama khusus seperti patroli bersama setiap tahun. Bahkan kapal dari Thailand sudah empat kali ini datang dalam setahun," katanya.
Suarjaya menambahkan, kedatangan kapal perang Thailand tersebut juga mendapat pengawalan khusus dari KRI Rencong selama berada di Bali.
"Kunjungan diplomasi itu tidak hanya Thailand saja, tapi juga negara lain seperti Amerika yang rencananya Mei mendatang. Kalau Australia sudah beberapa bulan lalu. Dan Indonesia selalu mengawal mereka, " ujarnya.
Sementara itu, Komandan Kapal Taksin Kapten Aniruth Sawadee mengaku kedatangannya ke Bali selain untuk pelatihan bagi awak kapalnya namun juga untuk menikmati Bali yang selama ini menjadi favorit bagi warga Thailand.
"Kami ada kerja sama antara Angkatan Laut Thailand dengan Angkatan Laut Indonesia, dan juga ingin menikmati Bali selama empat hari, karena Bali selalu dikunjungi oleh warga Thailand," katanya.
Sumber: ANTARA News
Friday, April 22, 2011
TNI Terus Awasi Kapal Sinar Kudus di Somalia
21 April 2011, Jakarta (ANTARA News): Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono mengatakan bahwa pasukan TNI yang berada di sekitar Somalia terus memantau situasi kapal MV Sinar Kudus yang disandera beserta krunya oleh kawanan perompak.
"Pasukan siaga terus. Kita masih standby," kata Agus Suhartono di kantor kepresidenan di Jakarta, Kamis.
Agus menegaskan, TNI selalu siap dengan semua opsi, termasuk serangan militer untuk menyelesaikan pembajakan tersebut.
Menurut Agus, saat ini upaya mengakhiri pembajakan masih berlangsung melalui langkah-langah negosiasi. PT Samudera Indonesia terus berkomunikasi dengan pembajak tentang mekanisme pembayaran uang tebusan.
"Sekarang ini yang kita cermati adalah mekanismenya, kan tidak mudah itu bagaimana menyampaikan tebusannya dan sebagainya."
Sebelumnya, Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto mengemukakan, pemerintah sudah mengerahkan kekuatan militer ke Somalia sebagai upaya penyelamatan 20 WNI ABK kapal MV Sinar Kudus, yang dibajak perompak di wilayah itu.
Dua kapal freigat dengan 401 tentara gabungan Korps Marinir TNI Angkatan Laut dan Korps Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat ditugaskan ke perairan di sekitar benua Afrika.
Dijelaskannya, pada 17 Maret pemerintah menerima informasi pembajakan kapal milik PT Samudera Indonesia oleh perompak Somalia.
"Sehari kemudian, dirapatkan, lalu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memerintahkan agar mengutamakan keselamatan awak kapal. Rapat kembali digelar 20-22 Maret, yang menghasilkan dua opsi. Yaitu, pemerintah mendukung negosiasi pemilik kapal dengan para lanun, sekaligus menyiapkan pasukan khusus untuk menyerbu dan merebut Sinar Kudus," tuturnya.
Djoko menambahkan, demi keselamatan awak, pemerintah memilih mengedepankan sisi negosiasi dan menyembunyikan opsi penyerbuan.
Pada 23 Maret, kapal diberangkatkan, agar segar dan siap tempur, anggota Kopassus terbang ke Kolombo, Sri Langka. Kapal merapat di Kolombo untuk menjemput mereka dan mengisi logistik. Pasukan bergerak dari Kolombo pada 30 Maret.
Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono menambahkan, karena letak Somalia yang jauh, membuat kedua kapal itu terlambat mencegat MV Sinar Kudus. "Tanggal 2 April, Sinar Kudus lego jangkar, merapat ke daratan. Kami berharap ketemu di laut, tapi baru sampai di posisi lego jangkar pada 5 April," katanya.
"TNI menerbangkan helikopter, untuk mengecek situasi dan kondisi di lapangan dan `Sinar Kudus` berada di dekat daratan, di tengah puluhan kapal yang dibajak perompak," katanya.
Berdasarkan situasi dan kondsi tersebut, Pemerintah memutuskan mengedepankan negosiasi dan menempatkan kedua kapal freigat itu di dekat Somalia.
Dua kapal itu, dimaksudkan untuk mengawal mengawal "Sinar Kudus" pulang jika negosiasi berhasil.
Sumber: ANTARA News
Thursday, April 21, 2011
SBY Senang Dihibahi Kapal Brunei
Presiden SBY memperkenalkan para menteri penyambut kepada Sultan Brunei Darussalam, Hassanal Bolkiah, di halaman depan Istana Merdeka, Kamis (21/4) siang. Ini merupakan kunjungan kehormatan. (Foto: abror/presidensby.info)
21 April 2011, Jakarta (TEMPO Interaktif): Sultan Hassanal Bolkiah Brunei Darussalam berkunjung ke Istana Merdeka hari ini. Berbatik hitam, mantan pria terkaya di dunia itu datang mengendarai mobil limousin berwarna hitam sekitar pukul 14.00 WIB. Begitu turun dari mobil, Sultan langsung menyalami Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang berkemeja tenun ikat kehijauan. Ia juga menyalami menteri Kabinet Indonesia Bersatu jilid dua yang turut menyambutnya.
"Presiden berterima kasih untuk hibah kapal dari Brunei," ujar Staf Khusus Presiden Bidang Hubungan Internasional Teuku Faizasyah usai pertemuan di Istana Merdeka, Kamis (21/4).
Brunei menghibahkan dua kapal patroli: KDB Waspada (P02) dan KDB Pejuang (P03), sebagai bagian dari upaya meningkatkan hubungan militer kedua negara. Pemberian itu diumumkan Wakil Menteri Pertahanan Brunei Dato Paduka Hj Mustappa Hj Sirat ketika Yudhoyono melakukan kunjungan kenegaraan ke Bandar Seri Begawan, Brunei, pada Februari lalu.
Dua kapal yang tiap unitnya bernilai sekitar Rp 50 miliar itu bakal diberangkatkan dari Brunei tanggal 28 April. Kapal sepanjang 44 meter tersebut dibuat tahun 1977-1978 oleh pabrikan Inggris, dan dihibahkan beserta suku cadangnya yang diperkirakan cukup untuk waktu sepuluh tahun. Biaya perjalanan, pelatihan awak, dan administrasi surat-surat semuanya diongkosi Brunei.
Dalam pertemuan tak sampai sejam itu, Yudhoyono berterima kasih juga untuk keberhasilan penanganan sekitar 170 ribu orang buruh migran Indonesia di negeri jiran tersebut. Sebagai Ketua ASEAN, ia juga meminta dukungan Sultan Brunei terhadap program ketahanan pangan dan energi ASEAN. Kepada sejawatnya, Yudhoyono menyampaikan Indonesia sedang merampungkan rencana induk percepatan pembangunan ekonomi Indonesia, dan berharap Brunei ikut berinvestasi.
"Sultan Brunei memberi dukungan pada ASEAN, dan menyambut positif tawaran investasi," kata Teuku Faizasyah.
Sumber: TEMPO Interaktif
21 April 2011, Jakarta (TEMPO Interaktif): Sultan Hassanal Bolkiah Brunei Darussalam berkunjung ke Istana Merdeka hari ini. Berbatik hitam, mantan pria terkaya di dunia itu datang mengendarai mobil limousin berwarna hitam sekitar pukul 14.00 WIB. Begitu turun dari mobil, Sultan langsung menyalami Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang berkemeja tenun ikat kehijauan. Ia juga menyalami menteri Kabinet Indonesia Bersatu jilid dua yang turut menyambutnya.
"Presiden berterima kasih untuk hibah kapal dari Brunei," ujar Staf Khusus Presiden Bidang Hubungan Internasional Teuku Faizasyah usai pertemuan di Istana Merdeka, Kamis (21/4).
Brunei menghibahkan dua kapal patroli: KDB Waspada (P02) dan KDB Pejuang (P03), sebagai bagian dari upaya meningkatkan hubungan militer kedua negara. Pemberian itu diumumkan Wakil Menteri Pertahanan Brunei Dato Paduka Hj Mustappa Hj Sirat ketika Yudhoyono melakukan kunjungan kenegaraan ke Bandar Seri Begawan, Brunei, pada Februari lalu.
Dua kapal yang tiap unitnya bernilai sekitar Rp 50 miliar itu bakal diberangkatkan dari Brunei tanggal 28 April. Kapal sepanjang 44 meter tersebut dibuat tahun 1977-1978 oleh pabrikan Inggris, dan dihibahkan beserta suku cadangnya yang diperkirakan cukup untuk waktu sepuluh tahun. Biaya perjalanan, pelatihan awak, dan administrasi surat-surat semuanya diongkosi Brunei.
Dalam pertemuan tak sampai sejam itu, Yudhoyono berterima kasih juga untuk keberhasilan penanganan sekitar 170 ribu orang buruh migran Indonesia di negeri jiran tersebut. Sebagai Ketua ASEAN, ia juga meminta dukungan Sultan Brunei terhadap program ketahanan pangan dan energi ASEAN. Kepada sejawatnya, Yudhoyono menyampaikan Indonesia sedang merampungkan rencana induk percepatan pembangunan ekonomi Indonesia, dan berharap Brunei ikut berinvestasi.
"Sultan Brunei memberi dukungan pada ASEAN, dan menyambut positif tawaran investasi," kata Teuku Faizasyah.
Sumber: TEMPO Interaktif
Uji Coba Penembakan Rudal Yakhont
21 April 2011, Selat Sunda (ANTARA Foto): Suasana di ruang Pusat Informasi Tempur (PIT), sebelum uji coba penembakan Rudal Yakhont dari KRI OWA-354 saat berlayar di Selat Sunda, Samudra Hindia, Rabu (20/4). Penembakan Rudal Yakhont buatan Rusia yang memiliki spesifikasi kecepatan 750 m per detik, jangkauan sasaran 300 Km dan berat hulu ledak 200 Kg tersebut, dalam rangka latihan bersandikan Operasi Jala Perkasa. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/mes/11)
Suasana di ruang Pusat Informasi Tempur (PIT), usai berhasil menembakkan Rudal Yakhont dari KRI OWA-354. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/mes/11)
Foto Seri ujicoba penembakan rudal Yakhont dari KRI Oswald Siahaan-354 di perairan Samudra Hindia, Rabu (20/4). Rudal buatan Rusia tersebut mempunyai jangkauan tembak 300 km dengan kecepatan terbang 2 mach, daya ledak 300 kg , ketinggian terbang 14000 meter serta dilengkapi dengan peralatan pendorong supersonic ramjet. (Foto: ANTARA/Prasetyo Utomo/spt/11)
Sumber: ANTARA News
Suasana di ruang Pusat Informasi Tempur (PIT), usai berhasil menembakkan Rudal Yakhont dari KRI OWA-354. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/mes/11)
Foto Seri ujicoba penembakan rudal Yakhont dari KRI Oswald Siahaan-354 di perairan Samudra Hindia, Rabu (20/4). Rudal buatan Rusia tersebut mempunyai jangkauan tembak 300 km dengan kecepatan terbang 2 mach, daya ledak 300 kg , ketinggian terbang 14000 meter serta dilengkapi dengan peralatan pendorong supersonic ramjet. (Foto: ANTARA/Prasetyo Utomo/spt/11)
Sumber: ANTARA News
Iran Sukses Uji Coba Rudal Shahin
21 April 2011, Tehran (Berita HanKam): Iran sukses menguji coba rudal jarak menengah Hawk yang diberi nama Shahin. Shahin mampu melacak dan melumatkan pesawat udara pada ketinggian rendah dan sedang.
Dua rudal Shahin diluncurkan dari sistem pertahanan udara Mersad buatan lokal.
“Rudal sukses mengenai sasaran yang ditentukan,” ucap Komandan Pertahanan Udara Khatam ol-Anbia Brigadir Jenderal Farzad Esmayeeli, Senin (18/4).
Sistem Mersad dilengkapi rudal Shahin yang mampu melacak dan menandai setiap pesawat udara musuh pada ketinggian 70 km hingga 150 km.
Sumber: FNA
Berita HanKam
Winarno Pimpin Pasukan TNI ke Haiti
21 April 2011, Jakarta (Jurnas.com): Kepala Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian TNI, Brigjen TNI I Gede Sumertha KY, PSC menutup latihan Satuan Tugas (Satgas) Kompi Zeni TNI Kontigen Garuda XXXII-A/Minustah (United Nations Stabilization Mission in Haiti) di Daerah Latihan PMPP TNI Sentul, Bogor, Jawa Barat, Rabu (20/4). Selanjutnya, Satgas Kompi Zeni TNI siap diberangkatkan ke daerah operasi Haiti untuk membantu pembangunan kembali pasca dilanda gempa tanggal 12 Januari 2010 .
Satgas Konga XXXII-A/Minustah yang dipimpin Dansatgas Letkol Czi Winarno berjumlah 167 orang terdiri dari 144 orang personel Angkatan Darat, 20 orang Angkatan Laut dan 3 orang personel Angkatan Udara.
Asisten Operasi (Asops) Panglima TNI, Mayjen TNI Hambali Hanafiah dalam amanat tertulisnya, mengatakan United Nations Stabilization Mission in Haiti (Minustah) memiliki mandat multidimensional yaitu tidak saja menciptakan lingkungan yang aman dan stabil, tetapi juga melaksanakan upaya-upaya pembangunan guna pulihnya seluruh aspek kehidupan di Haiti pasca gempa tersebut.
“Ini menuntut kerjasama antar komponen baik militer maupun sipil,” katanya melalui siaran pers Kadispenum Puspen TNI, Kolonel Cpl. Minulyo Suprapto yang diterima Jurnal Nasional.
Kepada masing-masing personel Satgas, Asops Panglima TNI meminta agar percaya diri bahwa kunci keberhasilan misi PBB yang bersifat multidimensional yaitu terpeliharanya koordinasi, baik antar staf internal maupun dengan organisasi luar yang terkait dengan tugas pokok. Upaya koordinasi untuk pelaksanaan rekonstruksi di daerah misi harus tetap terpelihara, khususnya koordinasi masalah pengamanan dan koordinasi tentang prioritas serta dukungan selama melaksanakan tugas pokok rekonstruksi.
Hambali menambahkan profesionalisme seorang prajurit selain dituntut harus ahli dalam bidang masing-masing, juga dituntut untuk senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai moralitas, baik dalam menjalankan tugas pokok maupun dalam kehidupan pribadi sesuai dengan kode etik prajurit.
“Pelajari lebih mendalam kode etik PBB (code of conduct) dan iimplementasikan dalam setiap pelaksanaan tugas pokok dan kehidupan pribadi di daerah misi dengan tidak meninggalkan jati diri sebagai prajurit Sapta Marga,” katanya.
Sumber: Jurnas
Komandan Korps Paskhas Diganti
21 April 2011, Margahayu (Gala Media): Jabatan Komandan Korps Pasukan Khas (Korpaskhas) TNI Angkatan Udara (AU) diserahterimakan dari Marsma TNI Harry Budiono kepada Marsma TNI Amarullah, Rabu (20/4). Serah terima jabatan (sertijab) Komandan Korpaskhas ini diiringi gelar kekuatan pasukan dan alat utama sistem senjata (alutsista).
Marsma TNI Amrullah sebelumnya menjabat Wakil Komandan Pasukan Pengaman Presiden (Paspampres). Jebolan Sekolah Komando (Sesko) TNI tahun 2002 ini bukan orang baru di korps elite TNI AU. Sebelum menjadi Wadan Paspampres, Amarullah pernah menjabat Wakil Komandan Korpaskhas di Bandung. Di antara tugas penting yang pernah diemban Amarullah, ikut dalam pasukan misi perdamaian OPS Garuda IX di Irak (1988-1989). Sedangkan Harry Budiono, selanjutnya ditugaskan sebagai Staf Ahli Kasau Bidang Kerja Sama Antarlembaga.
Upacara sertijab yang dilaksanakan di Lapangan Upacara Markas Komando (Mako) Korpaskhas Lanud Sulaiman, Margahayu, Kab. Bandung dipimpin Kepala Staf TNI Angkatan Udara (Kasau), Marsekal TNI Imam Sufaat.
Gelar pasukan diikuti 3.000 anggota Korpaskhas yang mewakili seluruh satuan Korpaskhas di seluruh Indoensia mulai dari Aceh hingga Biak. Sedangkan parade alutsista menampilkan peralatan yang sudah berbasiskan teknologi modern seperti rudal antiserangan udara QW-3 yang dilengkapi sistem radar antipesawat, radar Smart Hunter, serta persenjataan dan peralatan pasukan khusus (Bravo) Korpaskhas.
Sementara itu, Kasau Marsekal TNI Imam Sufaat dalam sambutannya, mengatakan, pergantian jabatan untuk menciptakan suasana segar sekaligus menimbulkan gairah kerja di lingkungan satuan. Suasana seperti itu diharapkan dapat mendorong keberhasilan tugas.
"Sedangkan dari aspek pembinaan personel, pergantian pejabat merupakan wahana untuk meningkatkan pengalaman dan prestasi kerja yang sangat diperlukan dalam pengembangan karier," ungkapnya.
Imam mengingatkan, anggota TNI AU yang dipercaya menjadi pimpinan di jajaran Korpaskhas hendaknya dapat memelihara jati diri sebagai Komando Utama Pembinaan Angkatan Udara. Di antara tugas pembinaan tersebut adalah membina pangkalan, alutsista, instalasi TNI AU, pengendalian pangkalan udara depan, pengendalian tempur dan SAR tempur guna mendukung operasi udara dan operasi lain sesuai kebijakan Panglima TNI.
Ditambahkan Imam, sesuai tuntutan, Korpaskhas telah melakukan penataan organisasi. Hal itu dilakukan untuk kepentingan operasi militer perang dan selain perang. Saat ini, lanjutnya, Korpaskhas membina empat kemampuan, yaitu satuan tempur darat, pertahanan udara titik, matra udara, dan satuan khusus.
Sumber: Gala Media
Menhan Batal Saksikan Uji Coba Senjata Strategis
KRI Oswald Siahaan-354 menembakkan rudal Yakhont dengan sasaran eks-KRI Teluk Bayur-502 dengan jarak 135 mil laut (250km) di Perairan Samudera Hindia, sebelah barat Sumatera, Rabu (20/4). Rudal Yakhont buatan Rusia tersebut memiliki jangkauan tembak 300 km, (Foto: ANTARA/Yudhi Mahatma/spt/11)
21 April 2011, Bengkulu (ANTARA News): Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro batal menyaksikan uji coba enam senjata strategis di Samudera Hindia atau sebelah barat Selat Sunda, Rabu (20/4), dengan menggunakan helikopter dari Bandara Halim Perdanakusuma akibat cuaca buruk.
Tak hanya Menhan Purnomo Yusgiantoro saja yang rencananya akan hadir untuk menyaksikan uji coba tersebut, tetapi juga Menko Polhukam Djoko Suyanto, Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, tiga kepala staf angkatan dan sejumlah anggota DPR dari Komisi I.
Rencananya para pejabat dan petinggi TNI menggunakan dua helikopter dan mendarat di Helipad KRI Surabaya-591 yang telah disiapkan sejak Rabu pagi, namun hingga pukul 10.40 WIB yang bersamaan dengan proses peluncuran rudal Yakhont yang dibeli dari Rusia sekitar 12 juta dollar Amerika/unit, rombongan VIP tak kunjung datang.
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Mabes TNI Laksamana Muda TNI, Iskandar Sitompul, membenarkan, bahwa para petinggi TNI tidak bisa hadir untuk menyaksikan uji coba senjata strategis yang dilaksanakan di Samudera Hindia atau sebelah barat Selat Sunda.
"Kedatangan pejabat dan petinggi TNI sudah direncanakan dengan baik dan Helikopter sudah setengah perjalanan untuk menuju Samudera Hindia, namun karena cuaca tidak memungkinkan untuk helikopter terbang akhirnya helikopter kembali lagi ke Jakarta," katanya.
Kendati demikian, acara uji coba dapat berjalan dengan baik, meski tanpa kehadiran pejabat dan petinggi TNI.
Komandan Gugus Tugas Senjata Strategis TNI AL, Laksamana Pertama TNI Sulaeman Banjarnahor, menambahkan, dua unit helikopter yang ditumpagi rombongan VIP terpaksa kembali ke Jakarta akibat cuaca buruk yang melanda kawasan Samudera Hindia sejak Rabu pagi.
"Rombongan sudah terbang selama satu jam dari Bandara Halim Perdanakusuma. Namun karena cuaca buruk, maka saya sarankan agar kembali demi keselamatan," tuturnya.
Uji coba enam senjata strategis itu, yakni rudal Yakhont, Exocet MM-40, Torpedo SUT, Mistral, Sea Cat dan RBO 6000.
Dalam uji coba itu, Rudal Yakhont yang ditembakkan KRI Oswald Siahaan (OWA)-354 jenis perusak kawal rudal kelas Fregat Van Speijk akan menuju sasaran eks kapal perang KRI Teluk Bayur-502 produk Amerika hingga tenggelam dengan jarak sekitar 250 kilometer. KRI Teluk Bayur yang telah memperkuat TNI AL sejak 1961 sudah tidak lagi digunakan oleh sejak 2011.
Rudal Yakhont yang ditembakkan itu merupakan bagian dari empat rudal tersebut yang dibeli dalam sepanjang anggaran TNI hingga 2024.
Sedangkan, rudal Exocet MM-40 dan rudal penangkis serangan udara Mistral akan ditembakkan dari KRI Hassanuddin-366 (jenis PKR kelas Korvet Sigma, dan torpedo SUT ditembakkan dari kapal selam KRI Cakra-402, "Sea Cat" ditembakkan dari KRI Karel Satsuit Tubun-358 (jenis PKR kelas Fregat Van Speijk, dan RBO 6000 ditembakkan dari KRI Cut Nyak Dien-375 (perusak kawal kelas Korvet Parchim).
"Kapal yang menjadi sasaran telah berhasil dihancurkan dan tenggelam," ujar Kapuspen.
Sumber: ANTARA News
21 April 2011, Bengkulu (ANTARA News): Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro batal menyaksikan uji coba enam senjata strategis di Samudera Hindia atau sebelah barat Selat Sunda, Rabu (20/4), dengan menggunakan helikopter dari Bandara Halim Perdanakusuma akibat cuaca buruk.
Tak hanya Menhan Purnomo Yusgiantoro saja yang rencananya akan hadir untuk menyaksikan uji coba tersebut, tetapi juga Menko Polhukam Djoko Suyanto, Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, tiga kepala staf angkatan dan sejumlah anggota DPR dari Komisi I.
Rencananya para pejabat dan petinggi TNI menggunakan dua helikopter dan mendarat di Helipad KRI Surabaya-591 yang telah disiapkan sejak Rabu pagi, namun hingga pukul 10.40 WIB yang bersamaan dengan proses peluncuran rudal Yakhont yang dibeli dari Rusia sekitar 12 juta dollar Amerika/unit, rombongan VIP tak kunjung datang.
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Mabes TNI Laksamana Muda TNI, Iskandar Sitompul, membenarkan, bahwa para petinggi TNI tidak bisa hadir untuk menyaksikan uji coba senjata strategis yang dilaksanakan di Samudera Hindia atau sebelah barat Selat Sunda.
"Kedatangan pejabat dan petinggi TNI sudah direncanakan dengan baik dan Helikopter sudah setengah perjalanan untuk menuju Samudera Hindia, namun karena cuaca tidak memungkinkan untuk helikopter terbang akhirnya helikopter kembali lagi ke Jakarta," katanya.
Kendati demikian, acara uji coba dapat berjalan dengan baik, meski tanpa kehadiran pejabat dan petinggi TNI.
Komandan Gugus Tugas Senjata Strategis TNI AL, Laksamana Pertama TNI Sulaeman Banjarnahor, menambahkan, dua unit helikopter yang ditumpagi rombongan VIP terpaksa kembali ke Jakarta akibat cuaca buruk yang melanda kawasan Samudera Hindia sejak Rabu pagi.
"Rombongan sudah terbang selama satu jam dari Bandara Halim Perdanakusuma. Namun karena cuaca buruk, maka saya sarankan agar kembali demi keselamatan," tuturnya.
Uji coba enam senjata strategis itu, yakni rudal Yakhont, Exocet MM-40, Torpedo SUT, Mistral, Sea Cat dan RBO 6000.
Dalam uji coba itu, Rudal Yakhont yang ditembakkan KRI Oswald Siahaan (OWA)-354 jenis perusak kawal rudal kelas Fregat Van Speijk akan menuju sasaran eks kapal perang KRI Teluk Bayur-502 produk Amerika hingga tenggelam dengan jarak sekitar 250 kilometer. KRI Teluk Bayur yang telah memperkuat TNI AL sejak 1961 sudah tidak lagi digunakan oleh sejak 2011.
Rudal Yakhont yang ditembakkan itu merupakan bagian dari empat rudal tersebut yang dibeli dalam sepanjang anggaran TNI hingga 2024.
Sedangkan, rudal Exocet MM-40 dan rudal penangkis serangan udara Mistral akan ditembakkan dari KRI Hassanuddin-366 (jenis PKR kelas Korvet Sigma, dan torpedo SUT ditembakkan dari kapal selam KRI Cakra-402, "Sea Cat" ditembakkan dari KRI Karel Satsuit Tubun-358 (jenis PKR kelas Fregat Van Speijk, dan RBO 6000 ditembakkan dari KRI Cut Nyak Dien-375 (perusak kawal kelas Korvet Parchim).
"Kapal yang menjadi sasaran telah berhasil dihancurkan dan tenggelam," ujar Kapuspen.
Sumber: ANTARA News
Uji Coba Senjata Strategis TNI AL Sukses
20 April 2011, Jakarta (ANTARA Foto): KRI Imam Bonjol menembakkkan roket jenis RBU 6000 dengan sasaran eks-KRI Teluk Bayur-502 dengan jarak 135 mil laut (250km) di Perairan Samudera Hindia, sebelah barat Sumatera, Rabu (20/4). Latihan formasi tempur laut tersebut bertujuan meningkatkan profesionalisme dan kesiapan operasional Alutsista serta mengetahui kehandalan, tingkat akurasi perkenaan sasaran dan daya hancur. (Foto: ANTARA/Yudhi Mahatma/spt/11)
Sebuah Rudal Sea Cat yang sudah dimodifikasi milik TNI AL, ditembakkan dari buritan KRI Oswald Siahaan-354 (KRI OWA-354), saat berlayar di Selat Sunda, Selasa (19/4). Penembakan Rudal Sea Cat buatan Inggris yang memiliki spesifikasi kecepatan tembak 228,60 m per detik, panjang 154,8 Cm dan jarak tembak maksimum 5 Km tersebut, dalam rangka Operasi Jala Perkasa. (Foto: ANTARA/Yudhi Mahatma/spt/11)
Seri uji coba penembakan rudal Yakhont dari KRI Oswald Siahaan-354 di perairan Samudra Hindia, Rabu (20/4). Rudal buatan Rusia tersebut mempunyai jangkauan tembak 300 km dengan kecepatan terbang 2 mach, daya ledak 300 kg , ketinggian terbang 14000 meter serta dilengkapi dengan peralatan pendorong supersonic ramjet. (Foto: ANTARA/Prasetyo Utomo/spt/11)
Sumber: ANTARA News
Sebuah Rudal Sea Cat yang sudah dimodifikasi milik TNI AL, ditembakkan dari buritan KRI Oswald Siahaan-354 (KRI OWA-354), saat berlayar di Selat Sunda, Selasa (19/4). Penembakan Rudal Sea Cat buatan Inggris yang memiliki spesifikasi kecepatan tembak 228,60 m per detik, panjang 154,8 Cm dan jarak tembak maksimum 5 Km tersebut, dalam rangka Operasi Jala Perkasa. (Foto: ANTARA/Yudhi Mahatma/spt/11)
Seri uji coba penembakan rudal Yakhont dari KRI Oswald Siahaan-354 di perairan Samudra Hindia, Rabu (20/4). Rudal buatan Rusia tersebut mempunyai jangkauan tembak 300 km dengan kecepatan terbang 2 mach, daya ledak 300 kg , ketinggian terbang 14000 meter serta dilengkapi dengan peralatan pendorong supersonic ramjet. (Foto: ANTARA/Prasetyo Utomo/spt/11)
Sumber: ANTARA News
Formasi Tempur
20 April 2011, Jakarta (ANTARA Foto): KRI Imam Bonjol-383 bersama KRI Teuku Umar-385, KRI Sultan Thaha Syaifuddin-386 melakukan formasi tempur laut di Perairan Samudera Hindia, sebelah barat Sumatera, Rabu (20/4). Latihan tersebut bertujuan meningkatkan profesionalisme dan kesiapan operasional Alutsista serta mengetahui kehandalan, tingkat akurasi perkenaan sasaran dan daya hancur. (Foto: ANTARA/Yudhi Mahatma/spt/11)
Sumber: ANTARA News
Enam Senjata Strategis TNI Diuji Coba
Ujicoba penembakan rudal Yakhont dari KRI Oswald Siahaan-354 di perairan Samudra Hindia, Rabu (20/4). Rudal buatan Rusia tersebut mempunyai jangkauan tembak 300 km dengan kecepatan terbang 2 mach, daya ledak 300 kg, ketinggian (Foto: ANTARA/Prasetyo Utomo/spt/hm/11)
21 April 2011, Bengkulu (ANTARA News): TNI Angkatan Laut melakukan uji coba enam senjata strategis di Samudera Hindia atau sebelah barat Selat Sunda, Rabu (20/4).
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Mabes TNI, Laksamana Muda Iskandar Sitompul, mengatakan, uji coba beberapa senjata strategis itu sebagai upaya untuk menjaga kedaulatan dan tegaknya NKRI.
"TNI AL sebagai salah satu pertahanan negara dituntut berperan aktif dalam menjaga dan mempertahankan kedaulatan negara," katanya.
Penembakan uji coba itu bertujuan untuk mengetahui kehandalan, akurasi sasaran dan daya hancur yang ditimbulkan serta untuk meningkatkan kemampuan anggota TNI AL dalam melaksanakan operasi tempur laut.
Uji coba enam senjata strategis, yakni rudal Yakhont, Exocet MM-40, Torpedo SUT, Mistral, Sea Cat dan RBO 6000 itu tanpa disaksikan langsung oleh Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Menko Polhukam Djoko Suyanto, Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, tiga kepala staf angkatan dan anggota Komisi I DPR RI, yang rencananya akan hadir.
Dalam uji coba itu, rudal Yakhont saat ditembakkan KRI Oswald Siahaan (OWA)-354 jenis perusak kawal rudal kelas Fregat Van Speijk langsung melesat ke atas menuju sasaran eks kapal perang KRI Teluk Bayur-502 produk Amerika hingga tenggelam dengan jarak sekitar 250 kilometer. KRI Teluk Bayur yang telah memperkuat TNI AL sejak 1961 sudah tidak lagi digunakan oleh sejak 2011.
Rudal Yakhont yang ditembakkan itu merupakan bagian dari empat rudal tersebut yang dibeli dalam sepanjang anggaran TNI hingga 2024.
Sedangkan, rudal Exocet MM-40 dan rudal penangkis serangan udara Mistral akan ditembakkan dari KRI Hassanuddin-366 (jenis PKR kelas Korvet Sigma, dan torpedo SUT ditembakkan dari kapal selam KRI Cakra-402, "Sea Cat" ditembakkan dari KRI Karel Satsuit Tubun-358 (jenis PKR kelas Fregat Van Speijk, dan RBO 6000 ditembakkan dari KRI Cut Nyak Dien-375 (perusak kawal kelas Korvet Parchim).
"Kapal yang menjadi sasaran telah berhasil dihancurkan dan tenggelam," ujarnya.
Alasan dibelinya rudal Yakhont dari Rusia, kata Iskandar, karena berdasarkan kajian rudal Yakhont bisa memenuhi standar geografi di Indonesia.
"Rudal ini kita sudah dibeli dan di uji coba," katanya yang enggan menyebutkan berapa jumlah rudal yang telah dibelinya tersebut.
Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama Tri Prasodjo, mengatakan, uji coba senjata strategis itu untuk menguji kehandalan dan akurasi senjata terhadap sasaran.
Menurut dia, beberapa rudal Yakhont yang dibeli oleh TNI AL dari Rusia itu memiliki kecepatan hingga mencapai dua mach atau dua kali melebihi kecepatan suara dengan jangkauan sasaran 300 kilometer. Harga satu rudal Yakhont mencapai 12 juta dollar Amerika.
"Sebagai TNI yang siap bertempur kita harus melengkapi persenjataan, kapal perang kita harus dilengkapi dengan senjata yang cocok dan canggih," kata Tri.
Menurut dia, sekitar 1000 orang personil dilibatkan dalam latihan tersebut dengan kapal perang sebanyak 12 unit dan pesawat intai maritim.
Komandan Gugus Tugas Senjata Strategis TNI AL, Laksamana Pertama TNI Sulaeman Banjarnahor, mengatakan, dalam uji coba rudal Yakhont, KRI OWA-354 berada pada posisi 250 kilometer dari sasaran.
"Dengan jarak seperti itu hanya membutuhkan waktu sekitar enam menit hingga mencapai sasaran," katanya.
Sulaeman mengatakan, TNI AL melibatkan sekitar 19 kapal perang dan empat unit helikopter untuk melakukan uji coba itu.
Menurut dia, rudal Yakhont sebenarnya sudah dimiliki TNI AL sejak tahun 2007, namun baru bisa melakukan uji coba rudal Yakhont karena untuk mengintegrasikan kapal dengan rudal membutuhkan waktu yang lama.
"Rudal Yakhont tidak didesain untuk menenggelamkan kapal, tapi hanya untuk melumpuhkan kapal," kata Sulaeman seraya menambahkan masa pakai rudal bisa mencapai 20 hingga 30 tahun, namun perlu dikaji kembali, mana yang lebih pas.
Sumber: ANTARA News
21 April 2011, Bengkulu (ANTARA News): TNI Angkatan Laut melakukan uji coba enam senjata strategis di Samudera Hindia atau sebelah barat Selat Sunda, Rabu (20/4).
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Mabes TNI, Laksamana Muda Iskandar Sitompul, mengatakan, uji coba beberapa senjata strategis itu sebagai upaya untuk menjaga kedaulatan dan tegaknya NKRI.
"TNI AL sebagai salah satu pertahanan negara dituntut berperan aktif dalam menjaga dan mempertahankan kedaulatan negara," katanya.
Penembakan uji coba itu bertujuan untuk mengetahui kehandalan, akurasi sasaran dan daya hancur yang ditimbulkan serta untuk meningkatkan kemampuan anggota TNI AL dalam melaksanakan operasi tempur laut.
Uji coba enam senjata strategis, yakni rudal Yakhont, Exocet MM-40, Torpedo SUT, Mistral, Sea Cat dan RBO 6000 itu tanpa disaksikan langsung oleh Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Menko Polhukam Djoko Suyanto, Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, tiga kepala staf angkatan dan anggota Komisi I DPR RI, yang rencananya akan hadir.
Dalam uji coba itu, rudal Yakhont saat ditembakkan KRI Oswald Siahaan (OWA)-354 jenis perusak kawal rudal kelas Fregat Van Speijk langsung melesat ke atas menuju sasaran eks kapal perang KRI Teluk Bayur-502 produk Amerika hingga tenggelam dengan jarak sekitar 250 kilometer. KRI Teluk Bayur yang telah memperkuat TNI AL sejak 1961 sudah tidak lagi digunakan oleh sejak 2011.
Rudal Yakhont yang ditembakkan itu merupakan bagian dari empat rudal tersebut yang dibeli dalam sepanjang anggaran TNI hingga 2024.
Sedangkan, rudal Exocet MM-40 dan rudal penangkis serangan udara Mistral akan ditembakkan dari KRI Hassanuddin-366 (jenis PKR kelas Korvet Sigma, dan torpedo SUT ditembakkan dari kapal selam KRI Cakra-402, "Sea Cat" ditembakkan dari KRI Karel Satsuit Tubun-358 (jenis PKR kelas Fregat Van Speijk, dan RBO 6000 ditembakkan dari KRI Cut Nyak Dien-375 (perusak kawal kelas Korvet Parchim).
"Kapal yang menjadi sasaran telah berhasil dihancurkan dan tenggelam," ujarnya.
Alasan dibelinya rudal Yakhont dari Rusia, kata Iskandar, karena berdasarkan kajian rudal Yakhont bisa memenuhi standar geografi di Indonesia.
"Rudal ini kita sudah dibeli dan di uji coba," katanya yang enggan menyebutkan berapa jumlah rudal yang telah dibelinya tersebut.
Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama Tri Prasodjo, mengatakan, uji coba senjata strategis itu untuk menguji kehandalan dan akurasi senjata terhadap sasaran.
Menurut dia, beberapa rudal Yakhont yang dibeli oleh TNI AL dari Rusia itu memiliki kecepatan hingga mencapai dua mach atau dua kali melebihi kecepatan suara dengan jangkauan sasaran 300 kilometer. Harga satu rudal Yakhont mencapai 12 juta dollar Amerika.
"Sebagai TNI yang siap bertempur kita harus melengkapi persenjataan, kapal perang kita harus dilengkapi dengan senjata yang cocok dan canggih," kata Tri.
Menurut dia, sekitar 1000 orang personil dilibatkan dalam latihan tersebut dengan kapal perang sebanyak 12 unit dan pesawat intai maritim.
Komandan Gugus Tugas Senjata Strategis TNI AL, Laksamana Pertama TNI Sulaeman Banjarnahor, mengatakan, dalam uji coba rudal Yakhont, KRI OWA-354 berada pada posisi 250 kilometer dari sasaran.
"Dengan jarak seperti itu hanya membutuhkan waktu sekitar enam menit hingga mencapai sasaran," katanya.
Sulaeman mengatakan, TNI AL melibatkan sekitar 19 kapal perang dan empat unit helikopter untuk melakukan uji coba itu.
Menurut dia, rudal Yakhont sebenarnya sudah dimiliki TNI AL sejak tahun 2007, namun baru bisa melakukan uji coba rudal Yakhont karena untuk mengintegrasikan kapal dengan rudal membutuhkan waktu yang lama.
"Rudal Yakhont tidak didesain untuk menenggelamkan kapal, tapi hanya untuk melumpuhkan kapal," kata Sulaeman seraya menambahkan masa pakai rudal bisa mencapai 20 hingga 30 tahun, namun perlu dikaji kembali, mana yang lebih pas.
Sumber: ANTARA News
Wednesday, April 20, 2011
Presiden Turki: Hubungan dengan Indonesia Penting
20 April 2011, Ankara (Kemlu): Turki menempatkan hubungan dengan Indonesia sebagai hal yang terpenting. Demikian diungkapkan Presiden Republik Turki, Abdullah Gul kepada delegasi Komisi I DPR RI, yang diketuai oleh Drs. H. Mahfudz Siddiq M.Si., saat melakukan kunjungan kehormatan di Istana “Cankaya”, Selasa sore (19/04). Delegasi Komisi I DPR didampingi juga oleh Duta Besar RI Ankara.
Kunjungan ini merupakan rangkaian kunjungan kerja delegasi Komisi I ke Turki, 17-21 April 2011, yang bertujuan memperoleh informasi dan masukan secara langsung mengenai perkembangan kerjasama terutama bidang “Parliament to Parliament” serta kerjasama industri pertahanan.
Dalam kunjungannya ke Turki, delegasi DPR juga melakukan pertemuan dengan Wakil Menteri Pertahanan Nasional Letjen. Umit Dundar, Kepala Badan Intelijen Turki Dr. Hakan Fidan, dan Ketua Komisi Urusan Harmonisasi Uni Eropa di Parlemen Turki (yang juga mantan Menlu) Dubes Yasar Yakis.
Di samping, delegasi juga melakukan kunjungan ke sejumlah industri pertahanan Turki antara lain dengan MKEK (Senjata/Amunisi), T.A.I (Turkish Aerospace Industry), Roketsan (Roket/Peluru Kendali), FNSS (kendaraan tempur lapis baja), Nurol Holding (perusahaan konstruksi dan telekomunikasi), dan industri galangan kapal DEARSAN di Tuzla, Istanbul. Kunjungan ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai kemampuan industri pertahanan Turki yang mandiri. Pihak industri pertahanan Turki juga menunjukkan minat dan keinginan besar untuk bekerjasama dengan industri pertahanan Indonesia dalam bidang revitalisasi industri pertahanan nasional Indonesia.
Delegasi Komisi I DPR juga berkesempatan mengadakan pertemuan dengan Duta Besar RI Ankara beserta jajarannya untuk mendapat penjelasan mengenai pelaksanaan misi KBRI Ankara dalam upaya meningkatkan hubungan dan kerjasama bilateral RI-Turki serta dalam hal pelayanan dan perlindungan WNI.
Delegasi juga bertemu dengan masyarakat Indonesia. Dalam pertemuan tersebut, delegasi Komisi I menyampaikan “oleh-oleh” perkembangan berita terkini di tanah air. Pada intinya disampaikan bahwa kehidupan demokrasi di Indonesia berjalan dengan baik dan penuh dinamika. Komisi I menyampaikan pesan kepada para mahasiswa yang hadir agar menuntut ilmu sebaik mungkin dan mengambil hal-hal positif yang dapat dicontoh dari Turki untuk diterapkan di tanah air tercinta.
Duta Besar RI Ankara menyampaikan bahwa kunjungan Komisi I ke Turki dilaksanakan pada momentum yang tepat yakni dua minggu setelah kunjungan kenegaraan balasan Presiden Abdullah Gul ke Indonesia (4-6 April), sehingga gaung kepuasan kunjungan Presiden Turki ke Indonesia amat dapat dirasakan. Duta Besar RI menyampaikan pula pentingnya menindaklanjuti berbagai komitmen yang telah disepakati oleh kedua Presiden, yang untuk keberhasilannya diperlukan dukungan dan kerjasama berbagai pihak.
Sumber: KBRI Ankara
Mayjen TNI Waris Jabat Pangdam Jaya
Kepala Staf TNI AD Jenderal George Toisutta (tengah) bersama Pangdam Jaya Mayjen TNI Waris (kiri) dan Mayjen TNI Marciano Norman (kanan) menyaksikan defile pasukan usai upacara serah terima jabatan (sertijab) Pangdam Jaya di Makodam Jaya, Jakarta, Rabu (20/4). Waris menggantikan Marciano yang selanjutnya akan menempati jabatan baru sebagai Komandan Kodiklat. (Foto: ANTARA/Dhoni Setiawan/Koz/Spt/11)
20 April 2011, Jakarta (ANTARA News) - Mayjen TNI Waris resmi menjabat sebagai Panglima Kodam Jaya menggantikan Mayjen TNI Marciano Norman yang akan menjabat Komandan Komando Pendidikan dan Latihan TNI Angkatan Darat.
Upacara serah terima jabatan Panglima Kodam Jaya dipimpin langsung Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI George Toisutta di Jakarta, Rabu.
Aktraksi kemampuan bela diri prajurit TNI AD saat Upacara Serah Terima Jabatan (Sertijab) Pangdam Jaya dari Mayjen TNI Marciano Norman ke Mayjen TNI Waris di Makodam Jaya, Jakarta, Rabu (20/4). (Foto: ANTARA/Dhoni Setiawan/Koz/Spt/11)
Mayjen TNI Waris yang merupakan lulusan Akabri 1981 itu, sebelumnya menjabat sebagai Kepala Staf Kodam Jaya.
Sebelumnya, pria kelahiran Malang, Jawa Timur itu pernah menjalani beberapa penugasan antara lain Wakil Komandan Yonif 507/BS Kodam V/Brw, Kasdim 0809/Kediri Rem 082/CPY, Danyonif 315/Rem 061/SK Dam III/Slw.
Ayah dua anak ini, sempat bertugas sebagai Komandan Satuan Protokol Paspampres, Dansatpam Grup Paspampres, Danyon Pam Grup B Paspampres.
Waris juga dipercaya menjabat Komandan Kodim 0814/Rem 082 Kodam V/Brw. Kemudian Ia kembali ke Paspampres sebagai Wakil Komandan Grup B Paspampres, dan Wakil Komandan Grup A Paspampres.
Setelah itu, Waris dipercaya sebagai Danbrigif 13/1 Kostrad, Komandan Mensis Secapa, Asops Kasdam IM, Danrindam II/Swj, Irkostrad, Kasdivif 1 Kostrad
Terakhir, Waris dipercaya untuk memimpin Pasukan Pengaman Presiden (Paspampres).
Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI George Toisutta mengatakan, Kodam Jaya mengemban tugas sangat strategis dalam menjamin stabilitas pertahanan dan keamanan di wilayah DKI Jakarta dan daerah penyangganya yaitu Depok, Tangerang dan Bekasi.
Jajaran Kodam Jaya juga harus mendekatkan diri dengan warga Jakarta dan sekitarnya agar tugas pokok dapat terdukung dengan baik.
"Saya perintahkan kepada segenap prajurit Kodam Jaya agar senantiasa memiliki kepekaan sosial yang tinggi," tambah George.
Sumber: ANTARA News
20 April 2011, Jakarta (ANTARA News) - Mayjen TNI Waris resmi menjabat sebagai Panglima Kodam Jaya menggantikan Mayjen TNI Marciano Norman yang akan menjabat Komandan Komando Pendidikan dan Latihan TNI Angkatan Darat.
Upacara serah terima jabatan Panglima Kodam Jaya dipimpin langsung Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI George Toisutta di Jakarta, Rabu.
Aktraksi kemampuan bela diri prajurit TNI AD saat Upacara Serah Terima Jabatan (Sertijab) Pangdam Jaya dari Mayjen TNI Marciano Norman ke Mayjen TNI Waris di Makodam Jaya, Jakarta, Rabu (20/4). (Foto: ANTARA/Dhoni Setiawan/Koz/Spt/11)
Mayjen TNI Waris yang merupakan lulusan Akabri 1981 itu, sebelumnya menjabat sebagai Kepala Staf Kodam Jaya.
Sebelumnya, pria kelahiran Malang, Jawa Timur itu pernah menjalani beberapa penugasan antara lain Wakil Komandan Yonif 507/BS Kodam V/Brw, Kasdim 0809/Kediri Rem 082/CPY, Danyonif 315/Rem 061/SK Dam III/Slw.
Ayah dua anak ini, sempat bertugas sebagai Komandan Satuan Protokol Paspampres, Dansatpam Grup Paspampres, Danyon Pam Grup B Paspampres.
Waris juga dipercaya menjabat Komandan Kodim 0814/Rem 082 Kodam V/Brw. Kemudian Ia kembali ke Paspampres sebagai Wakil Komandan Grup B Paspampres, dan Wakil Komandan Grup A Paspampres.
Setelah itu, Waris dipercaya sebagai Danbrigif 13/1 Kostrad, Komandan Mensis Secapa, Asops Kasdam IM, Danrindam II/Swj, Irkostrad, Kasdivif 1 Kostrad
Terakhir, Waris dipercaya untuk memimpin Pasukan Pengaman Presiden (Paspampres).
Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI George Toisutta mengatakan, Kodam Jaya mengemban tugas sangat strategis dalam menjamin stabilitas pertahanan dan keamanan di wilayah DKI Jakarta dan daerah penyangganya yaitu Depok, Tangerang dan Bekasi.
Jajaran Kodam Jaya juga harus mendekatkan diri dengan warga Jakarta dan sekitarnya agar tugas pokok dapat terdukung dengan baik.
"Saya perintahkan kepada segenap prajurit Kodam Jaya agar senantiasa memiliki kepekaan sosial yang tinggi," tambah George.
Sumber: ANTARA News
TNI AL Uji Coba Rudal Rusia di Selat Sunda
Kru Kapal Republik Indonesia (KRI) Surabaya-591 melakukan pengamatan jalur lintasan yang dilalui di ruang kendali di kawasan perairan Selat Sunda, Selasa (19/4). KRI Surabaya-591 adalah kapal jenis landing platform dock (LPD) yang mampu mengangkut 400 personel tempur, dua kapal landing craft unit, 22 tank, dan 3 helikopter. Kapal dengan panjang 122 meter dan lebar 22 meter ini juga dilengkapi dengan senjata meriam boffors 40 milimeter dan mitraliur oerlikon 20 mm. (Foto: KOMPAS/Hendra A Setyawan)
20 April 2011, Jakarta (KOMPAS): TNI AL menyiapkan uji coba penembakan rudal Yakhont buatan Rusia di Selat Sunda.
Kepala Dinas Penerangan TNI AL Laksamana Pertama Tri Prasodjo dalam jumpa pers di KRI Surabaya-591 Surabaya, Selasa (19/4), mengatakan bahwa sebanyak 12 kapal perang mengikuti uji penembakan yang diadakan pada Rabu (20/4) ini.
”Ini uji penembakan pertama rudal Yakhont yang memiliki jangkauan hingga 300 kilometer. Rudal ini seharga 1,2 juta dollar AS per unit. Lokasi penembakan ke sasaran sekitar 200 kilometer,” kata Tri Prasodjo.
Sasaran tembak rudal Yakhont adalah KRI Teluk Bayur buatan Amerika Serikat yang sudah tidak digunakan lagi. KRI Teluk Bayur sudah dihapus dari perbendaharaan negara sehingga dapat digunakan sebagai sasaran tembak.
Rudal Yakhont merupakan senjata permukaan ke permukaan (surface to surface) yang memiliki daya hancur dahsyat.
Tri Prasodjo tidak menjelaskan berapa banyak rudal Yakhont yang dimiliki dalam persenjataan TNI AL.
Selain menembakkan Yakhont, TNI AL juga mengadakan uji tembak rudal Exocet buatan Prancis, rudal Mistral, dan penembakan torpedo dari kapal selam.
Lokasi penembakan berada di ujung selatan Selat Sunda. Lokasi sasaran KRI Teluk Bayur berada di perairan Samudra Hindia sebelah selatan Pulau Enggano di Provinsi Bengkulu.
Sejumlah teknisi Rusia, pakar ilmiah Indonesia, dan 1.000 personel TNI AL terlibat dalam uji coba senjata itu. KRI Surabaya-591 Surabaya yang merupakan kapal komando (flag ship) Armada RI Kawasan Timur (Armatim) menjadi Posko Latihan.
Kru KRI Surabaya-591 mengamati jalur lintasan saat perjalanan menuju Selat Sunda dalam rangka ujicoba penembakan rudal yakont di Banten, Selasa (19/4). KRI Surabaya-591 merupakan kapal Landing Platform Dock (LPD) buatan Korea Selatan yang mempunyai panjang 122 meter , lebar 22 meter dan mampu mengangkut 400 personel tempur , 22 tank, 3 helikopter serta dilengkapi senjata meriam boffors 40 mm. (Foto: ANTARA/Prasetyo Utomo/ss/11)
Direncanakan, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Menko Polhukam Djoko Suyanto, Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono, para Kepala Staf TNI, pimpinan Komisi I DPR, dan para pejabat akan datang ke KRI Surabaya.
Sejumlah pesawat intai maritim dan helikopter dikerahkan dalam latihan tersebut. KRI Surabaya berjenis landing platform dock (LPD) mampu didarati sejumlah helikopter dalam operasi militer.
Sumber: KOMPAS
20 April 2011, Jakarta (KOMPAS): TNI AL menyiapkan uji coba penembakan rudal Yakhont buatan Rusia di Selat Sunda.
Kepala Dinas Penerangan TNI AL Laksamana Pertama Tri Prasodjo dalam jumpa pers di KRI Surabaya-591 Surabaya, Selasa (19/4), mengatakan bahwa sebanyak 12 kapal perang mengikuti uji penembakan yang diadakan pada Rabu (20/4) ini.
”Ini uji penembakan pertama rudal Yakhont yang memiliki jangkauan hingga 300 kilometer. Rudal ini seharga 1,2 juta dollar AS per unit. Lokasi penembakan ke sasaran sekitar 200 kilometer,” kata Tri Prasodjo.
Sasaran tembak rudal Yakhont adalah KRI Teluk Bayur buatan Amerika Serikat yang sudah tidak digunakan lagi. KRI Teluk Bayur sudah dihapus dari perbendaharaan negara sehingga dapat digunakan sebagai sasaran tembak.
Rudal Yakhont merupakan senjata permukaan ke permukaan (surface to surface) yang memiliki daya hancur dahsyat.
Tri Prasodjo tidak menjelaskan berapa banyak rudal Yakhont yang dimiliki dalam persenjataan TNI AL.
Selain menembakkan Yakhont, TNI AL juga mengadakan uji tembak rudal Exocet buatan Prancis, rudal Mistral, dan penembakan torpedo dari kapal selam.
Lokasi penembakan berada di ujung selatan Selat Sunda. Lokasi sasaran KRI Teluk Bayur berada di perairan Samudra Hindia sebelah selatan Pulau Enggano di Provinsi Bengkulu.
Sejumlah teknisi Rusia, pakar ilmiah Indonesia, dan 1.000 personel TNI AL terlibat dalam uji coba senjata itu. KRI Surabaya-591 Surabaya yang merupakan kapal komando (flag ship) Armada RI Kawasan Timur (Armatim) menjadi Posko Latihan.
Kru KRI Surabaya-591 mengamati jalur lintasan saat perjalanan menuju Selat Sunda dalam rangka ujicoba penembakan rudal yakont di Banten, Selasa (19/4). KRI Surabaya-591 merupakan kapal Landing Platform Dock (LPD) buatan Korea Selatan yang mempunyai panjang 122 meter , lebar 22 meter dan mampu mengangkut 400 personel tempur , 22 tank, 3 helikopter serta dilengkapi senjata meriam boffors 40 mm. (Foto: ANTARA/Prasetyo Utomo/ss/11)
Direncanakan, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Menko Polhukam Djoko Suyanto, Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono, para Kepala Staf TNI, pimpinan Komisi I DPR, dan para pejabat akan datang ke KRI Surabaya.
Sejumlah pesawat intai maritim dan helikopter dikerahkan dalam latihan tersebut. KRI Surabaya berjenis landing platform dock (LPD) mampu didarati sejumlah helikopter dalam operasi militer.
Sumber: KOMPAS
Tuesday, April 19, 2011
Kadispenal: Uji Coba Rudal Untuk Akurasi Sasaran
Sejumlah anggota TNI AL berada tak jauh dari nose cap Rudal Yakhont milik TNI AL, di buritan KRI Oswald Siahaan-354 saat sandar di Dermaga Madura Koarmatim, Ujung Surabaya, Sabtu (16/4). Rudal Yakhont buatan Rusia tersebut memiliki spesifikasi, kecepatan 750 m per detik, jangkauan sasaran 300 Km, berat 3040 Kg, panjang 8,9 m dan berat hulu ledak 200 Kg. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/ed/nz/11)
19 April 2011, Jakarta (ANTARA News); Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut Laksamana Muda Tri Prasodjo, mengatakan, uji coba senjata strategis yang akan dilakukan di Samudra Hindia atau sebelah barat Selat Sunda pada Rabu (20/4) dilakukan untuk mengetahui kehandalan akurasi sasaran.
Kepada wartawan di Jakarta, Selasa, Tri Prasodjo mengatakan, sejumlah senjata strategis yang akan diuji coba adalah rudal Yakhont, Exocet MM-40, Torpedo SUT, Mistral, Sea Cat dan RBO 6000.
"Rudal Yakhont yang dibeli dari Rusia sekitar 1,2 juta dolar Amerika Serikat merupakan senjata baru, sehingga perlu diuji coba," katanya.
Menurut dia, beberapa rudal Yakhont yang dibeli oleh TNI AL dari Rusia itu memiliki kecepatan hingga mencapai dua march atau dua kali melebihi kecepatan suara dengan jangkauan sasaran 300 kilometer.
"Sebagai TNI yang siap bertempur, kita harus melengkapi persenjataan, kapal perang kita harus dilengkapi dengan senjata yang cocok dan canggih," kata Tri.
Dia mengatakan, sekitar 1.000 personel dilibatkan dalam latihan tersebut dengan kapal perang sebanyak 12 unit dan pesawat intai maritim.
"Kapal-kapal perang kita akan menghancurkan eks kapal perang KRI Teluk Bayur hingga tenggelam," ujarnya seraya mengatakan bahwa uji coba akan dimulai pada Rabu (20/4) pagi.
Masing-masing akan ditembakan dari sebuah KRI menuju satu target sasaran berupa kapal di tengah laut. Rudal Yakhont yang akan ditembakan dari KRI OWA-354, merupakan bagian dari empat rudal tersebut yang dibeli dalam sepanjang anggaran TNI hingga 2024.
Sedangkan, Exocet MM-40 dan Mistral akan ditembakan dari KRI Hassanuddin 366, sementara torpedo SUT ditembakan dari KRI Cakra-402, "Sea Cat" ditembakan dari KRI Karel Satsuit Tubun-358, dan RBO 6000 ditembakan dari KRI Cut Nyak Dien.
Uji coba akan disaksikan pula Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, tiga kepala staf angkatan, Menko Polhukam Djoko Suyanto dan beberapa anggota Komisi I DPR.
Uji coba itu juga merupakan pertanggungjawaban TNI kepada publik.
Sumber: ANTARA News
19 April 2011, Jakarta (ANTARA News); Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut Laksamana Muda Tri Prasodjo, mengatakan, uji coba senjata strategis yang akan dilakukan di Samudra Hindia atau sebelah barat Selat Sunda pada Rabu (20/4) dilakukan untuk mengetahui kehandalan akurasi sasaran.
Kepada wartawan di Jakarta, Selasa, Tri Prasodjo mengatakan, sejumlah senjata strategis yang akan diuji coba adalah rudal Yakhont, Exocet MM-40, Torpedo SUT, Mistral, Sea Cat dan RBO 6000.
"Rudal Yakhont yang dibeli dari Rusia sekitar 1,2 juta dolar Amerika Serikat merupakan senjata baru, sehingga perlu diuji coba," katanya.
Menurut dia, beberapa rudal Yakhont yang dibeli oleh TNI AL dari Rusia itu memiliki kecepatan hingga mencapai dua march atau dua kali melebihi kecepatan suara dengan jangkauan sasaran 300 kilometer.
"Sebagai TNI yang siap bertempur, kita harus melengkapi persenjataan, kapal perang kita harus dilengkapi dengan senjata yang cocok dan canggih," kata Tri.
Dia mengatakan, sekitar 1.000 personel dilibatkan dalam latihan tersebut dengan kapal perang sebanyak 12 unit dan pesawat intai maritim.
"Kapal-kapal perang kita akan menghancurkan eks kapal perang KRI Teluk Bayur hingga tenggelam," ujarnya seraya mengatakan bahwa uji coba akan dimulai pada Rabu (20/4) pagi.
Masing-masing akan ditembakan dari sebuah KRI menuju satu target sasaran berupa kapal di tengah laut. Rudal Yakhont yang akan ditembakan dari KRI OWA-354, merupakan bagian dari empat rudal tersebut yang dibeli dalam sepanjang anggaran TNI hingga 2024.
Sedangkan, Exocet MM-40 dan Mistral akan ditembakan dari KRI Hassanuddin 366, sementara torpedo SUT ditembakan dari KRI Cakra-402, "Sea Cat" ditembakan dari KRI Karel Satsuit Tubun-358, dan RBO 6000 ditembakan dari KRI Cut Nyak Dien.
Uji coba akan disaksikan pula Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, tiga kepala staf angkatan, Menko Polhukam Djoko Suyanto dan beberapa anggota Komisi I DPR.
Uji coba itu juga merupakan pertanggungjawaban TNI kepada publik.
Sumber: ANTARA News
Ceko Tawarkan L-159 pada Iraq
L-159 ALCA. (Foto: Aero Vodochody)
19 April 2011, Praha (Berita HanKam): Republik Ceko berencana menawarkan jet tempur ringan dan membantu memodernisasi armada helikopter Iraq, ungkap Menteri Luar Negeri Ceko Karel Schwarzenberg.
Perdana Petr Necas akan berkunjung ke Iraq 23-24 Mei, guna memperat hubungan ekonomi dengan Baghdad serta meneken kesepahaman perlindungan penanaman modal.
“Republik Ceko akan menawarkan pada Iraq pesawat tempur L-159, kami juga siap mengupgade helikopter Iraq,” ucap Schwarzenberg setelah menerima kunjungan Menlu Iraq Hoshyar Zebari di Praha, Senin (18/4).
Pesawat tempur ringan L-159 ALCA kursi tunggal dirancang untuk berbagai misi udara-ke-udara, udara-ke-darat dan pengintaian.
L-159 dikembangkan oleh Aero Vodochody pada akhir tahun 1990-an, berdasarkan disain airframe dan konfigurasi aerodinamis L-39 Albatros dan L-59 Super Albatros.
Pesawat L-159 pernah menjadi kandidat pengganti Hawk-Mk53 TNI AU, akhirnya dipilih T-50 Golden Eagle buatan perusahaan Korea Selatan.
Sumber: RIA Novosti
Berita HanKam
19 April 2011, Praha (Berita HanKam): Republik Ceko berencana menawarkan jet tempur ringan dan membantu memodernisasi armada helikopter Iraq, ungkap Menteri Luar Negeri Ceko Karel Schwarzenberg.
Perdana Petr Necas akan berkunjung ke Iraq 23-24 Mei, guna memperat hubungan ekonomi dengan Baghdad serta meneken kesepahaman perlindungan penanaman modal.
“Republik Ceko akan menawarkan pada Iraq pesawat tempur L-159, kami juga siap mengupgade helikopter Iraq,” ucap Schwarzenberg setelah menerima kunjungan Menlu Iraq Hoshyar Zebari di Praha, Senin (18/4).
Pesawat tempur ringan L-159 ALCA kursi tunggal dirancang untuk berbagai misi udara-ke-udara, udara-ke-darat dan pengintaian.
L-159 dikembangkan oleh Aero Vodochody pada akhir tahun 1990-an, berdasarkan disain airframe dan konfigurasi aerodinamis L-39 Albatros dan L-59 Super Albatros.
Pesawat L-159 pernah menjadi kandidat pengganti Hawk-Mk53 TNI AU, akhirnya dipilih T-50 Golden Eagle buatan perusahaan Korea Selatan.
Sumber: RIA Novosti
Berita HanKam
Dua Kapal Hibah Brunei Beroperasi di Armabar
Penyerahan dua kapal perang hibah dari pemerintah Brunei diwakili Deputi Administrasi dan Keuangan Kementrian Pertahanan Dayang Hajah Suriyah binti Haji Umar pada pemerintah Indonesia diwakili Mardsya TNI Eris Heriyanto. (Foto: Tengku Zainal Tengku Hj Hassan)
19 April 2011, Jakarta (Suara Karya): Dua kapal hibah dari Tentera Diraja Laut Brunei (TDLB) untuk Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL), KRI Salawaku 642 dan KRI Badau 643 akan masuk ke jajaran wilayah Komando Armada RI Kawasan Barat (Armabar). "Kapal itu akan berada di wilayah barat perairan Indonesia mulai dari Cirebon sampai Sabang," kata Komandan KRI Badau, Mayor Laut (P) Komaruddin, di Pontianak, Senin.
Namun untuk penggunaan patrolinya, dia mengatakan belum memperoleh informasi lebih lanjutnya. "Karena itu kebijaksanaan pimpinan. Kita cuma mendapatkan perintah untuk membawa kapal dari Brunei ke Jakarta, dan kita transit ke Pontianak untuk bekal ulang," katanya.
Menurutnya kapal hibah tersebut termasuk kapal cepat rudal (KCR) yakni kapal yang mempunyai kemampuan cepat dan mempunyai persenjataan peluru kendali atau rudal. "Kapal ini buatan Inggris tapi pabriknya di Singapura serta daya jelajahnya dengan kondisi ideal mampu sampai dengan 28 knot," tuturnya.
Komaruddin menjelaskan dengan kondisi saat ini, kapal tersebut masih bisa dipakai 10-15 tahun ke depannya. "Walau pun usianya sudah tua, perawatan di Brunei sangat baik sekali. Kapal itu juga disertai dengan spare part untuk dibawa ke Indonesia," ujarnya.
(Foto: Tengku Zainal Tengku Hj Hassan)
Masing-masing kapal berisi 37 orang yang terdiri dari 7 perwira dan 30 anggota, serta sistem navigasinya standar dengan kapal perang yang lainnya. Untuk perawatannya di Indonesia dilakukan rutin seperti KRI yang lainnya. "Setelah ini akan ada pengecekan dari TNI Angkatan Laut. Kemudian ada beberapa penyempurnaan, setelah diresmikan oleh pemerintah dalam hal ini diserahkan dari Panglima TNI ke KSAL. Berarti sudah bisa dioperasikan," tambahnya.
Hal yang sama juga dikatakan Komandan KRI Salawaku, Mayor Laut (P) Alfred Daniel Matthews, meski pun usianya sekitar 30 tahun, tetapi performanya masih sangat bagus. "Perjalanan dari Brunei sekitar dua hari satu malam, kita singgah di Pontianak dalam rangka bekal ulang untuk mengisi bahan bakar dan air, dan akan melanjutkannya ke Jakarta," ujarnya.
Pemerintah Brunei secara resmi menyerahkan dua unit kapal hibah kepada Indonesia pada 15 April 2011. Kedua kapal tersebut semula bernama "KDB (Kapal perang Diraja Brunei) Waspada" dan "KDB Pejuang" merupakan kapal-kapal armada Tentara Laut Diraja Brunei (TLDB).
Sumber: Suara Karya
19 April 2011, Jakarta (Suara Karya): Dua kapal hibah dari Tentera Diraja Laut Brunei (TDLB) untuk Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL), KRI Salawaku 642 dan KRI Badau 643 akan masuk ke jajaran wilayah Komando Armada RI Kawasan Barat (Armabar). "Kapal itu akan berada di wilayah barat perairan Indonesia mulai dari Cirebon sampai Sabang," kata Komandan KRI Badau, Mayor Laut (P) Komaruddin, di Pontianak, Senin.
Namun untuk penggunaan patrolinya, dia mengatakan belum memperoleh informasi lebih lanjutnya. "Karena itu kebijaksanaan pimpinan. Kita cuma mendapatkan perintah untuk membawa kapal dari Brunei ke Jakarta, dan kita transit ke Pontianak untuk bekal ulang," katanya.
Menurutnya kapal hibah tersebut termasuk kapal cepat rudal (KCR) yakni kapal yang mempunyai kemampuan cepat dan mempunyai persenjataan peluru kendali atau rudal. "Kapal ini buatan Inggris tapi pabriknya di Singapura serta daya jelajahnya dengan kondisi ideal mampu sampai dengan 28 knot," tuturnya.
Komaruddin menjelaskan dengan kondisi saat ini, kapal tersebut masih bisa dipakai 10-15 tahun ke depannya. "Walau pun usianya sudah tua, perawatan di Brunei sangat baik sekali. Kapal itu juga disertai dengan spare part untuk dibawa ke Indonesia," ujarnya.
(Foto: Tengku Zainal Tengku Hj Hassan)
Masing-masing kapal berisi 37 orang yang terdiri dari 7 perwira dan 30 anggota, serta sistem navigasinya standar dengan kapal perang yang lainnya. Untuk perawatannya di Indonesia dilakukan rutin seperti KRI yang lainnya. "Setelah ini akan ada pengecekan dari TNI Angkatan Laut. Kemudian ada beberapa penyempurnaan, setelah diresmikan oleh pemerintah dalam hal ini diserahkan dari Panglima TNI ke KSAL. Berarti sudah bisa dioperasikan," tambahnya.
Hal yang sama juga dikatakan Komandan KRI Salawaku, Mayor Laut (P) Alfred Daniel Matthews, meski pun usianya sekitar 30 tahun, tetapi performanya masih sangat bagus. "Perjalanan dari Brunei sekitar dua hari satu malam, kita singgah di Pontianak dalam rangka bekal ulang untuk mengisi bahan bakar dan air, dan akan melanjutkannya ke Jakarta," ujarnya.
Pemerintah Brunei secara resmi menyerahkan dua unit kapal hibah kepada Indonesia pada 15 April 2011. Kedua kapal tersebut semula bernama "KDB (Kapal perang Diraja Brunei) Waspada" dan "KDB Pejuang" merupakan kapal-kapal armada Tentara Laut Diraja Brunei (TLDB).
Sumber: Suara Karya
Monday, April 18, 2011
Marinir dan Kopassus Kawal KM Labobar
18 April 2011, Jakarta (KOMPAS.com): Kapal Motor Labobar Pelni yang akan memulangkan 2.927 WNI/TKI Overstay dan TKI Bermasalah dari Jeddah dikawal 14 anggota Marinir dari Batalyon Intai Amfibi, enam orang anggota Kopassus, dan 26 aparat kepolisian. Kapal yang berangkat dari Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, pada 10 April lalu itu akan tiba di Pelabuhan Jeddah, 19 April 2011.
Pimpinan Tim Khusus DPR untuk pengawasan pemulangan TKI, Irgan Chairul Mahfiz, di Jakarta, Senin (18/4/2011), mengatakan, "Kepulangan WNI/TKI dengan KM Labobar juga diikuti 69 petugas yang akan mengawal berikut melakukan pendataan. Petugas lainnya tersebut di antaranya lima petugas BNP2TKI, 13 tenaga kesehatan Kemenkes, satu orang dari Kemenko Polhukam, satu staf Kemenlu, dan tiga orang dari Imigrasi Kemenhuk dan HAM."
Setelah bersandar selama empat hari, KM Labobar akan diberangkatkan pada 23 April untuk menempuh perjalanan selama 11 hari dan tiba di Pelabuhan Tanjung Priok pada 3 Mei 2011 pukul 07.00 WIB. Kapal akan transit dulu di Pelabuhan Padang, Sumatera Barat.
Pemulangan gelombang VII dengan KM Labobar Pelni adalah yang terakhir dari jumlah 5.000 WNI/TKI Overstay dan TKI Bermasalah yang mendapat pengampunan. Gelombang pemulangan WNI/TKI Overstay dan TKI Bermasalah dari Jeddah sudah dimulai sejak Senin (14/2/2011) sebanyak 301 WNI/TKI, disusul gelombang II pada Jumat (18/2/2011) sebanyak 335 orang.
Selanjutnya gelombang III pada Kamis (24/2/2011) dengan pemulangan 350 orang, gelombang IV pada Senin (28/2/2011) 415 orang, gelombang V pada Rabu (9/3/2011) 305 WNI/TKI, serta gelombang VI pada Sabtu (19/3/2011) untuk 367 WNI/TKI.
Sumber: KOMPAS.com
TNI AL dan RAN Mantapkan Kerja Sama
Panglima Armada Australia Rear Admiral Steve Gilmore, AM, CSC,RAN melaksanakan kunjungan kehormatan ke Markas Besar Angkatan Laut (Mabesal), Senin, (18/04), yang diterima oleh Wakil Kepala Staf Angkatan Laut (Wakasal) Laksamana Madya TNI Marsetio,M.M di Cilangkap, Jakarta Timur. Kunjungan ini dimaksudkan untuk meningkatkan hubungan yang telah terjalin selama ini antara TNI AL dengan AL Australia. Turut hadir dalam penerimaan tersebut Asisten Pengamanan (Aspam) Kasal Laksamana Muda TNI Ir. I Putu Yuli Adnyana.Tampak Panglima Armada Australia RADM Steve Gilmore,AM,CSC,RANsaat menyerahkan plaket kepada Wakasal Laksdya TNI Marsetio,M.M (Foto Dispenal)
18 April 2011, Jakarta (ANTARA News): Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI-AL) dan Angkatan Laut Australia (Royal Australian Navy/RAN) sepakat memantapkan kerja sama di masa datang, terutama pendidikan, latihan bersama dan pengamanan perbatasan laut kedua negara.
Demikian terungkap dalam pertemuan Panglima Armada Australia, Laksamana Madya Steve Gilmore, dengan Wakil Kepala Staf TNI AL, Marsekal Madya TNI Marsetio, di Jakarta, Senin.
Juru Bicara TNI AL, Marsekal Pertama TNI Tri Prasodjo, usai menghadiri pertemuan itu mengatakan, "Seperti diketahui, wilayah perbatasan laut kedua negara masih banyak terjadi kegiatan ilegal seperti penangkapan ikan ilegal, penyelundupan dan pelanggaran wilayah."
Ia mengatakan, tingginya angka kegiatan ilegal di wilayah Timur Indonesia dan perbatasan laut RI-Australia membuat kedua pihak harus membangun kerja sama yang konstruktif dalam berbagai bidang, seperti patroli bersama, pertukaran perwira, serta latihan bersama angkatan laut kedua negara.
"Selama ini, meski hubungan politik kedua negara kerap mengalami pasang surut namun hubungan militer terutama angkatan laut kedua negara berjalan baik dan terus mengalami peningkatan," ujar Tri menambahkan.
Untuk memelihara dan meningkatkan kemampuan dan profesionalisme prajurit matra laut, angkatan laut kedua negara rutin mengadakan latihan bersama bersandikan "Cassowary Exercise" (Cassoex).
"Kerja sama dalam bentuk latihan bersama terus kami lakukan dan tingkatkan, termasuk dengan Angkatan Laut Australia dengan tetap dilandasi rasa saling menghormati dan dan saling percaya," kata Tri.
Sumber: ANTARA News
18 April 2011, Jakarta (ANTARA News): Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI-AL) dan Angkatan Laut Australia (Royal Australian Navy/RAN) sepakat memantapkan kerja sama di masa datang, terutama pendidikan, latihan bersama dan pengamanan perbatasan laut kedua negara.
Demikian terungkap dalam pertemuan Panglima Armada Australia, Laksamana Madya Steve Gilmore, dengan Wakil Kepala Staf TNI AL, Marsekal Madya TNI Marsetio, di Jakarta, Senin.
Juru Bicara TNI AL, Marsekal Pertama TNI Tri Prasodjo, usai menghadiri pertemuan itu mengatakan, "Seperti diketahui, wilayah perbatasan laut kedua negara masih banyak terjadi kegiatan ilegal seperti penangkapan ikan ilegal, penyelundupan dan pelanggaran wilayah."
Ia mengatakan, tingginya angka kegiatan ilegal di wilayah Timur Indonesia dan perbatasan laut RI-Australia membuat kedua pihak harus membangun kerja sama yang konstruktif dalam berbagai bidang, seperti patroli bersama, pertukaran perwira, serta latihan bersama angkatan laut kedua negara.
"Selama ini, meski hubungan politik kedua negara kerap mengalami pasang surut namun hubungan militer terutama angkatan laut kedua negara berjalan baik dan terus mengalami peningkatan," ujar Tri menambahkan.
Untuk memelihara dan meningkatkan kemampuan dan profesionalisme prajurit matra laut, angkatan laut kedua negara rutin mengadakan latihan bersama bersandikan "Cassowary Exercise" (Cassoex).
"Kerja sama dalam bentuk latihan bersama terus kami lakukan dan tingkatkan, termasuk dengan Angkatan Laut Australia dengan tetap dilandasi rasa saling menghormati dan dan saling percaya," kata Tri.
Sumber: ANTARA News
Rudal Sea Cat TNI AL
18 April 2011, Semarang (ANTARA New): Rudal Sea Cat buatan Inggris yang telah dimodifikasi TNI AL digunakan untuk latihan Operasi Jala Perkasa di Selat Sunda. Rudal ini memiliki spesifikasi kecepatan tembak 228,60 m per detik, panjang 154,8 Cm dan jarak tembak maksimum 5 Km. Sejumlah ABK dan anggota Tim Arsenal TNI AL sedang mempersiapkan loading Rudal Sea Cat di KRI Oswald Siahaan 354, ketika berlayar di sekitar utara Semarang, Laut Jawa, Minggu (17/4).(Foto: eric ireng/ant/hms)
Sumber: ANTARA News
Dua Kapal Perang AL Australia Kunjungi Surabaya
HMAS Parramatta-154.
18 April 2011, Surabaya (Lantamal V): Dua kapal perang Angkatan Laut Australia yaitu HMAS Parramatta dengan nomor lambung 154 dan HMAS Ballarat dengan nomor lambung 155 mengunjungi Kota Pahlawan Surabaya. Kedatangan dua kapal perang tersebut disambut secara resmi di Dermaga Jamrud Utara Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya pada hari Sabtu tanggal 16 April 2011. Hadir dalam penyambutan kapal Angkatan Laut Australia antara lain Asrena Danlantamal V Kolonel Laut (P) Sunarso, Asops Danlantamal V Kolonel Laut (P) Maman Firmansyah, serta para pejabat jajaran Mako Lantamal V lainnya.
Acara penyambutan diisi dengan menampilkan tarian tradisional Khas Ponorogo, Jawa Timur yaitu Tari Reog Ponorogo serta pengalungan bunga kepada masing-masing komandan kapal perang di dermaga.
HMAS Parramatta-154 dikomandani oleh Commander H.J. Robertson, sedangkan HMAS Ballarat–155 dikomandani oleh Commander Guy Black Burn. Kedua kapal tersebut memiliki ukuran serta jenis yang sama, yaitu : kapal perang jenis frigates kelas ANZAC, panjang 118 meter, lebar 14,8 meter, kecepatan 27 knots dan draft 6,2 meter serta memiliki berat 3.600 ton. HMAS Parramatta-154 diawaki oleh 27 perwira, 30 bintara, dan 120 tamtama. Sedangkan HMAS Ballarat-155 diawaki oleh 27 perwira, 22 bintara dan 114 tamtama.
Kunjungan kedua kapal frigates tersebut, sebagai bagian dari kegiatan muhibah ke Indonesia dan rencananya akan berada di Surabaya hingga tanggal 19 April 2011. Selama berada di Surabaya, kedua kapal tersebut mengadakan berbagai kegiatan diantaranya kunjungan kehormatan ke Pangkoarmatim Laksamana Muda TNI Bambang Suwarto pada tanggal 17 April 2011, Cooktail Party di atas geladak HMS Ballarat-155 dengan dihadiri oleh para pejabat teras TNI AL, serta mengadakan pertandingan sepak bola persahabatan dengan PS Lantamal V tanggal 18 April 2011 di lapangan sepak bola, Pasiran, Ujung, Surabaya.
Sumber: Lantamal V
18 April 2011, Surabaya (Lantamal V): Dua kapal perang Angkatan Laut Australia yaitu HMAS Parramatta dengan nomor lambung 154 dan HMAS Ballarat dengan nomor lambung 155 mengunjungi Kota Pahlawan Surabaya. Kedatangan dua kapal perang tersebut disambut secara resmi di Dermaga Jamrud Utara Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya pada hari Sabtu tanggal 16 April 2011. Hadir dalam penyambutan kapal Angkatan Laut Australia antara lain Asrena Danlantamal V Kolonel Laut (P) Sunarso, Asops Danlantamal V Kolonel Laut (P) Maman Firmansyah, serta para pejabat jajaran Mako Lantamal V lainnya.
Acara penyambutan diisi dengan menampilkan tarian tradisional Khas Ponorogo, Jawa Timur yaitu Tari Reog Ponorogo serta pengalungan bunga kepada masing-masing komandan kapal perang di dermaga.
HMAS Parramatta-154 dikomandani oleh Commander H.J. Robertson, sedangkan HMAS Ballarat–155 dikomandani oleh Commander Guy Black Burn. Kedua kapal tersebut memiliki ukuran serta jenis yang sama, yaitu : kapal perang jenis frigates kelas ANZAC, panjang 118 meter, lebar 14,8 meter, kecepatan 27 knots dan draft 6,2 meter serta memiliki berat 3.600 ton. HMAS Parramatta-154 diawaki oleh 27 perwira, 30 bintara, dan 120 tamtama. Sedangkan HMAS Ballarat-155 diawaki oleh 27 perwira, 22 bintara dan 114 tamtama.
Kunjungan kedua kapal frigates tersebut, sebagai bagian dari kegiatan muhibah ke Indonesia dan rencananya akan berada di Surabaya hingga tanggal 19 April 2011. Selama berada di Surabaya, kedua kapal tersebut mengadakan berbagai kegiatan diantaranya kunjungan kehormatan ke Pangkoarmatim Laksamana Muda TNI Bambang Suwarto pada tanggal 17 April 2011, Cooktail Party di atas geladak HMS Ballarat-155 dengan dihadiri oleh para pejabat teras TNI AL, serta mengadakan pertandingan sepak bola persahabatan dengan PS Lantamal V tanggal 18 April 2011 di lapangan sepak bola, Pasiran, Ujung, Surabaya.
Sumber: Lantamal V
Lanal Pontianak Sambut Kedatangan KRI Salawaku-642 dan KRI Badau-643
Dua kapal perang TNI AL, KRI Badau-642 dan KRI Salawaku-643, bersandar di dermaga Pangkalan TNI AL (Lanal) Pontianak di Sungai Kapuas, Pontianak, Kalbar, Senin (18/4). Dua kapal hibah dari Tentera Diraja Laut Brunei (TDLB) yaitu KRI Salawaku- 642 dan KRI Badau-643 tiba dari Brunei Darussalam, dan akan kembali berlayar menuju Pangkalan Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar). (Foto: ANTARA/Jessica Wuysang/ama/11)
18 April 2011, Pontianak (Lantamal V): Pada tanggal 18 April 2011 Pukul 08.00 Wib, Lanal Pontianak telah menerima kedatangan KRI Salawaku-642 dan KRI Badau-643 yang telah melaksanakan perjalanan dari negara Brunei menuju Indonesia. Kedatangan tersebut dalam rangka melaksanakan bekal ulang di Pontianak (Kalbar). Rute perjalanan dari Bandar Sri Begawan menuju Jakarta, masuk wilayah perbatasan Indonesia. Kedua KRI hibah dari Brunei tersebut dikawal oleh KRI Kala Hitam-828 sampai dengan Jakarta.
Sejumlah pelajar mendengarkan penjelasan dari anggota TNI AL tentang peralatan tempur di atas KRI Badau-643 yang sandar di Dermaga Pangkalan TNI AL (Lanal) Pontianak, Kalbar, Senin (18/4). Kegiatan dalam rangka Open Ship atau kunjungan ke KRI Badau-643 tersebut, bertujuan untuk menumbuhkan jiwa bela negara dan nasionalisme bagi masyarakat, terutama pada kalangan pelajar. (Foto: ANTARA/Jessica Wuysang/Koz/pd/11)
Kedatangan di Lanal Pontianak disambut langsung oleh Danlanal Pontianak Kolonel Laut (P) Parno beserta seluruh anggota Lanal Pontianak, dilanjutkan dengan Open Ship di kedua Kapal tersebut.
Adapun partisipasi dalam penyambutan tersebut SUPM (Sekolah Usaha Perikanan Menengah), SDN 44, TK Hang Tuah, TK Kartika, dan TK Bina Pertiwi Pontianak.
Brunei Serah Terima 2 Kapal Hibah kepada Indonesia
Pemerintah Brunei secara resmi menyerahkan 2 unit kapal hibah kepada Indonesia, Jumat (15/04) pukul 09.00 waktu setempat. Kedua kapal Waspada Class tersebut semula bernama “KDB (Kapal perang Diraja Brunei) Waspada” dan “KDB Pejuang” merupakan kapal-kapal armada Tentara Laut Diraja Brunei (TLDB) diserahterimakan dalam suatu acara yang sederhana dan khidmat di Markas TLDB di kota pelabuhan Muara, sekitar 25 kilometer dari ibukota Bandar Seri Begawan.
Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI, Marsekal Madya TNI Eris Herryanto, MA, mewakili Pemerintah RI, dan Permanent Secretary (setingkat Dirjen) Urusan Administrasi dan Keuangan Kementerian Pertahanan Brunei Darussalam, Hajah Suriyah binti Haji Umar, mewakili Pemerintah Brunei, menandatangani berita acara serah terima (deed) kedua kapal hibah tersebut.
Penandatanganan serah terima disaksikan oleh pihak Indonesia (Dubes RI untuk Brunei Darussalam, Bapak Handriyo Kusumo Priyo, Dirjen Kekuatan Pertahanan Kemhan RI, Laksamana Muda TNI Moch Jurianto, Asisten Logistik Panglima TNI, Mayor Jenderal TNI Hari Krisnomo, Asisten Logistik Kepala Staf TNI Angkatan Laut, Laksamana Muda TNI Didik Suhari, dan Direktur Material Kemhan RI, Brigjen TNI H. Bambang Margono) dan pihak Brunei Darussalam (Panglima TLDB, Kolonel (L) Haji Abd. Halim Haji Hanafiah, Wakil Panglima TLDB, Kolonel (L) Haji Aznan Haji Julaihi dan para perwira senior TLDB).
Di dermaga utama Pangkalan TLDB Muara, Sekjen Kemhan RI memimpin upacara pengibaran Sang Saka Merah Putih dan pemberian nama bagi kedua kapal. Sesuai dengan Surat Keputusan Panglima TNI, kapal diberi nama “KRI Salawaku” dengan nomor lambung 642 kepada eks “KDB Waspada” dan “KRI Badau” dengan nomor lambung 643 kepada eks “KDB Pejuang”. Salawaku, dalam bahasa Maluku, berarti perisai yang merupakan alat pelindung yang digunakan oleh Pahlawan Nasional Pattimura dalam melawan penjajah Belanda beberapa abad yang lalu, sementara nama Badau diambil dari nama parang dari daerah Belitung yang biasa digunakan sebagai senjata khas orang Melayu di masa lampau sekitar abad ke-14.
Pada saat yang sama, Sekjen Kemhan RI melantik Mayor Laut (P) Alfred Daniel Matthews sebagai Komandan “KRI Salawaku – 642” dan Mayor Laut (P) Komaruddin sebagai Komandan “KRI Badau – 643”. Masing-masing kapal berawak kapal sejumlah 37 personel.
Sehari setelah serah terima, 16 April 2011, kedua kapal berangkat menuju Jakarta dan dilepas dalam acara singkat yang dipimpin oleh Dubes Handriyo Kusumo Priyo, disaksikan oleh para pejabat KBRI Bandar Seri Begawan dan para perwira senior TLDB. Kedua kapal direncanakan akan singgah di Pontianak sebelum tiba di Pangkalan TNI Angkatan Laut di Jakarta, untuk bergabung dalam Satuan Kapal Armada RI Kawasan Barat.
“KRI Salawaku – 642” dibuat tahun 1978 dan ”KRI Badau – 643” dibuat tahun 1979. Masing-masing kapal memiliki panjang badan kapal 36,88 meter dan bobot 20 ton serta kecepatan maksimal 30 knot.
Sumber: TNI/Kemlu
18 April 2011, Pontianak (Lantamal V): Pada tanggal 18 April 2011 Pukul 08.00 Wib, Lanal Pontianak telah menerima kedatangan KRI Salawaku-642 dan KRI Badau-643 yang telah melaksanakan perjalanan dari negara Brunei menuju Indonesia. Kedatangan tersebut dalam rangka melaksanakan bekal ulang di Pontianak (Kalbar). Rute perjalanan dari Bandar Sri Begawan menuju Jakarta, masuk wilayah perbatasan Indonesia. Kedua KRI hibah dari Brunei tersebut dikawal oleh KRI Kala Hitam-828 sampai dengan Jakarta.
Sejumlah pelajar mendengarkan penjelasan dari anggota TNI AL tentang peralatan tempur di atas KRI Badau-643 yang sandar di Dermaga Pangkalan TNI AL (Lanal) Pontianak, Kalbar, Senin (18/4). Kegiatan dalam rangka Open Ship atau kunjungan ke KRI Badau-643 tersebut, bertujuan untuk menumbuhkan jiwa bela negara dan nasionalisme bagi masyarakat, terutama pada kalangan pelajar. (Foto: ANTARA/Jessica Wuysang/Koz/pd/11)
Kedatangan di Lanal Pontianak disambut langsung oleh Danlanal Pontianak Kolonel Laut (P) Parno beserta seluruh anggota Lanal Pontianak, dilanjutkan dengan Open Ship di kedua Kapal tersebut.
Adapun partisipasi dalam penyambutan tersebut SUPM (Sekolah Usaha Perikanan Menengah), SDN 44, TK Hang Tuah, TK Kartika, dan TK Bina Pertiwi Pontianak.
Brunei Serah Terima 2 Kapal Hibah kepada Indonesia
Pemerintah Brunei secara resmi menyerahkan 2 unit kapal hibah kepada Indonesia, Jumat (15/04) pukul 09.00 waktu setempat. Kedua kapal Waspada Class tersebut semula bernama “KDB (Kapal perang Diraja Brunei) Waspada” dan “KDB Pejuang” merupakan kapal-kapal armada Tentara Laut Diraja Brunei (TLDB) diserahterimakan dalam suatu acara yang sederhana dan khidmat di Markas TLDB di kota pelabuhan Muara, sekitar 25 kilometer dari ibukota Bandar Seri Begawan.
Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI, Marsekal Madya TNI Eris Herryanto, MA, mewakili Pemerintah RI, dan Permanent Secretary (setingkat Dirjen) Urusan Administrasi dan Keuangan Kementerian Pertahanan Brunei Darussalam, Hajah Suriyah binti Haji Umar, mewakili Pemerintah Brunei, menandatangani berita acara serah terima (deed) kedua kapal hibah tersebut.
Penandatanganan serah terima disaksikan oleh pihak Indonesia (Dubes RI untuk Brunei Darussalam, Bapak Handriyo Kusumo Priyo, Dirjen Kekuatan Pertahanan Kemhan RI, Laksamana Muda TNI Moch Jurianto, Asisten Logistik Panglima TNI, Mayor Jenderal TNI Hari Krisnomo, Asisten Logistik Kepala Staf TNI Angkatan Laut, Laksamana Muda TNI Didik Suhari, dan Direktur Material Kemhan RI, Brigjen TNI H. Bambang Margono) dan pihak Brunei Darussalam (Panglima TLDB, Kolonel (L) Haji Abd. Halim Haji Hanafiah, Wakil Panglima TLDB, Kolonel (L) Haji Aznan Haji Julaihi dan para perwira senior TLDB).
Di dermaga utama Pangkalan TLDB Muara, Sekjen Kemhan RI memimpin upacara pengibaran Sang Saka Merah Putih dan pemberian nama bagi kedua kapal. Sesuai dengan Surat Keputusan Panglima TNI, kapal diberi nama “KRI Salawaku” dengan nomor lambung 642 kepada eks “KDB Waspada” dan “KRI Badau” dengan nomor lambung 643 kepada eks “KDB Pejuang”. Salawaku, dalam bahasa Maluku, berarti perisai yang merupakan alat pelindung yang digunakan oleh Pahlawan Nasional Pattimura dalam melawan penjajah Belanda beberapa abad yang lalu, sementara nama Badau diambil dari nama parang dari daerah Belitung yang biasa digunakan sebagai senjata khas orang Melayu di masa lampau sekitar abad ke-14.
Pada saat yang sama, Sekjen Kemhan RI melantik Mayor Laut (P) Alfred Daniel Matthews sebagai Komandan “KRI Salawaku – 642” dan Mayor Laut (P) Komaruddin sebagai Komandan “KRI Badau – 643”. Masing-masing kapal berawak kapal sejumlah 37 personel.
Sehari setelah serah terima, 16 April 2011, kedua kapal berangkat menuju Jakarta dan dilepas dalam acara singkat yang dipimpin oleh Dubes Handriyo Kusumo Priyo, disaksikan oleh para pejabat KBRI Bandar Seri Begawan dan para perwira senior TLDB. Kedua kapal direncanakan akan singgah di Pontianak sebelum tiba di Pangkalan TNI Angkatan Laut di Jakarta, untuk bergabung dalam Satuan Kapal Armada RI Kawasan Barat.
“KRI Salawaku – 642” dibuat tahun 1978 dan ”KRI Badau – 643” dibuat tahun 1979. Masing-masing kapal memiliki panjang badan kapal 36,88 meter dan bobot 20 ton serta kecepatan maksimal 30 knot.
Sumber: TNI/Kemlu
Subscribe to:
Posts (Atom)