Petugas operator Bakorkamla menunjukkan titik kordinat lintasan kapal di perairan Selat Melaka pada layar monitor radar saat peresmian kantor Regional Coordinating Center (RCC) Badan Koordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla) RI di perbukitan desa Durung - Krueng Raya, Kabupaten Aceh Besar, propinsi Aceh, Jumat (16/3). Peresmian RCC di Aceh itu, untuk memantau dan merekam aktivitas kapal di Alur Laut Kepulauan Indonesia , salah satunya di perairan Aceh, mengingat wilayah teritorial Aceh yang setiap hari rata-rata 40 kapal asing melintas di selat melaka guna menjaga kedaultan NKRI. (Foto: ANTARA/Ampelsa/Koz/pd/12)
16 Maret 2012, Banda Aceh: Keamanan dan aktivitas pelayaran internasional di Selat Malaka di kawasan perairan laut Provinsi Aceh akan dipantau secara intensif menyusul beroperasinya gedung "Regional Coordinating Center" (RCC) di Desa Durung, Kecamatan Masjid Raya, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh.
"RCC dilengkapi alat pemantau untuk merekam dan memonitor kegaiatan kapal yang melintas di perairan Selat Malaka, kemudian dinformasikan ke intansi terkait," kata Kepala Badan Koordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla) Djoko Suyanto di Aceh Besar, Jumat.
Dalam sambutan tertulis yang dibacakan Kepala Pusat Penyiapan Kebijakan Bakorkamla, Brigjen Pol AJ Benny Mokalu, ia mengatakan, tujuan dibangunnya RCC itu untuk mengoptimalkan penegakan hukum (yuridis) di laut karena perairan Aceh strategis sebagai lalu lintas kapal dari berbagai negara.
Informasi kapal-kapal asing yang termonitor dan direkam melalui radar pemantau itu akan diteruskan ke intansi keamanan lainnya.
RCC akan menjadi salah satu sumber informasi tercepat, akurat yang terintegrasi melalui "early warning system" Bakorkamla yang berbasis teknologi.
Selain dilengkapi layar monitor radar dan komunikasi, RCC juga dilengkapi dengan peralatan monitor kamera yang dapat menayangkan gambar kegiatan di pelabuhan dan di perairan.
Jangkauan peralatan radar untuk memantau aktivitas lalu lintas kapal itu mampu mendeteksi perairan Selat Melaka. Identitas kapal, negara tujuan akan dapat dimonitor.
Hasil monitoring RCC disebutkan setiap hari rata-rata sebanyak 40 kapal kargo dan tanker melintas di perairan Selat Malaka dengan negara tujuan India, China, Singapura dan Malaysia.
Perairan Selat Malaka sangat strategis dan salah satu perairan rawan terjadi kriminal di laut, antara lain perompak, penyelundupan dan pelanggaran teritorial oleh kapal ikan asing.
Sumber: ANTARA News
Berita Pertahanan dan Keamanan, Industri Militer Indonesia dan Dunia, Wilayah Kedaulatan NKRI serta Berita Militer Negara Sahabat
Friday, March 16, 2012
Modernisasi Alutsista TNI AL Borong Alutsista Baru
(Foto: Media Indonesia)
16 Maret 2012, Jakarta: Usia renta, membuat ketangguhan mayoritas alat utama sistem senjata (alutsista) TNI, merosot. Hal sama dialami Angkatan Laut (AL).
Rata-rata alutsista TNI AL berusia 30-an tahun, termasuk di antaranya kapal perang. "Fungsinya sudah jauh berkurang," kata Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Soeparno di Jakarta, Jumat (16/3).
TNI AL berupaya meningkatkan kekuatan alutsista untuk memenuhi Minimum Essential Forces (MEF). Kekuatan alutsista TNI AL dinilai KSAL telah cukup dari segi kuantitas, namun tidak dari sisi kualitas. Alutsista TNI AL saat di antaranya 115 unit kapal perang, 54 unit pesawat, dan 339 unit kendaraan tempur.
TNI AL sedang menunggu penyelesaian tiga unit kapal selam diesel elektrik dari Korea Selatan. "Juga empat kapal perusak kawal rudal yang dibangun PT PAL," kata Soeparno. Kapal selam yang dipesan dari Korea diperkirakan akan selesai pada 2015 dan 2016. Sesuai kesepakatan, pembuatan satu kapal selam akan dilakukan di Indonesia melalui industri pertahanan dalam negeri
Selain itu, empat unit KCR Trimaran juga dipesan dari dalam negeri, dan 16 unit kapal cepat rudal (KCR) dengan panjang 40 meter rampung pengerjaannya akhir 2014. Sebanyak 15 unit kapal cepat rudal dengan panjang 60 meter juga telah dipesan.
Lalu dua kapal survei, kapal latih pengganti KRI Dewa Ruci dan 12 kapal angkut tank. "Kapal latih pengganti KRI Dewa Ruci diharapkan tiba sebelum 5 Oktober 2014," ujarnya.
TNI AL Akan Dapat Hibah Kendaraan Angkut dari Korsel
Tidak lama lagi, TNI Angkatan Laut akan segera menerima hibah kendaraan angkut personel atau Armor Personel Carrier (APC) dari Korea Selatan. "TNI AL akan mendapat hibah kapal angkut personil (Armor Personel Carrier/APC) 10 unit dari Korea Selatan. Kami berharap ada tambahan hibah sebanyak 25 unit, "kata Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), Laksamana TNI Soeparno, di Jakarta, Jumat (16/3).
Menurutnya, TNI AL terus berupaya meningkatkan kekuatannya dengan memenuhi Minimum Essential Forces (MEF). Selain hibah, TNI AL juga memesan 11 unit helikopter anti kapal selam, 6 helikopter anti kapal permukaan, helikopter angkut dan 54 tank amfibi.
Tak hanya itu, TNI AL juga akan mengajukan pengadaan 3 unit kapal multirole light frigates dari Inggris yang diproduksi Jerman.
Selain melakukan pengadaan alutsista baru, strategi yang dilakukan TNI AL juga dilakukan dalam bentuk pemeliharaan, revitalisasi kemampuan alutsista, relokasi alih fungsi sesuai kebutuhan alutsista dan penghapusan alutsista yang sudah tua. "Untuk pengadaan baru, kami memprioritaskan dilakukan di dalam negeri,"jelas Soeparno.
Sumber: Jurnas
16 Maret 2012, Jakarta: Usia renta, membuat ketangguhan mayoritas alat utama sistem senjata (alutsista) TNI, merosot. Hal sama dialami Angkatan Laut (AL).
Rata-rata alutsista TNI AL berusia 30-an tahun, termasuk di antaranya kapal perang. "Fungsinya sudah jauh berkurang," kata Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Soeparno di Jakarta, Jumat (16/3).
TNI AL berupaya meningkatkan kekuatan alutsista untuk memenuhi Minimum Essential Forces (MEF). Kekuatan alutsista TNI AL dinilai KSAL telah cukup dari segi kuantitas, namun tidak dari sisi kualitas. Alutsista TNI AL saat di antaranya 115 unit kapal perang, 54 unit pesawat, dan 339 unit kendaraan tempur.
TNI AL sedang menunggu penyelesaian tiga unit kapal selam diesel elektrik dari Korea Selatan. "Juga empat kapal perusak kawal rudal yang dibangun PT PAL," kata Soeparno. Kapal selam yang dipesan dari Korea diperkirakan akan selesai pada 2015 dan 2016. Sesuai kesepakatan, pembuatan satu kapal selam akan dilakukan di Indonesia melalui industri pertahanan dalam negeri
Selain itu, empat unit KCR Trimaran juga dipesan dari dalam negeri, dan 16 unit kapal cepat rudal (KCR) dengan panjang 40 meter rampung pengerjaannya akhir 2014. Sebanyak 15 unit kapal cepat rudal dengan panjang 60 meter juga telah dipesan.
Lalu dua kapal survei, kapal latih pengganti KRI Dewa Ruci dan 12 kapal angkut tank. "Kapal latih pengganti KRI Dewa Ruci diharapkan tiba sebelum 5 Oktober 2014," ujarnya.
TNI AL Akan Dapat Hibah Kendaraan Angkut dari Korsel
Tidak lama lagi, TNI Angkatan Laut akan segera menerima hibah kendaraan angkut personel atau Armor Personel Carrier (APC) dari Korea Selatan. "TNI AL akan mendapat hibah kapal angkut personil (Armor Personel Carrier/APC) 10 unit dari Korea Selatan. Kami berharap ada tambahan hibah sebanyak 25 unit, "kata Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), Laksamana TNI Soeparno, di Jakarta, Jumat (16/3).
Menurutnya, TNI AL terus berupaya meningkatkan kekuatannya dengan memenuhi Minimum Essential Forces (MEF). Selain hibah, TNI AL juga memesan 11 unit helikopter anti kapal selam, 6 helikopter anti kapal permukaan, helikopter angkut dan 54 tank amfibi.
Tak hanya itu, TNI AL juga akan mengajukan pengadaan 3 unit kapal multirole light frigates dari Inggris yang diproduksi Jerman.
Selain melakukan pengadaan alutsista baru, strategi yang dilakukan TNI AL juga dilakukan dalam bentuk pemeliharaan, revitalisasi kemampuan alutsista, relokasi alih fungsi sesuai kebutuhan alutsista dan penghapusan alutsista yang sudah tua. "Untuk pengadaan baru, kami memprioritaskan dilakukan di dalam negeri,"jelas Soeparno.
Sumber: Jurnas
Perawatan Tingkat Sedang Boeing 737-200 di Skatek 021 Lanud Halim
Boeing 737-200 TNI AU. (Foto: Wikipedia)
16 Maret 2012, Jakarta: Skadron Teknik 021 Lanud Halim Perdanakusuma melaksanakan kegiatan rutin pengecekan menyeluruh empat bulan sekali terhadap Pesawat Boeing 737-400. Pengecekan menyeluruh ini dibawah tanggung-jawab Lettu (Teknik) Puput Sindong A.S selaku Kepala Unit GSE (Ground Support Equipment), di hanggar pesawat Skatek 021, Jumat (16/3/2012).
Perawatan tingkat sedang merupakan tugas dan tanggungjawab Skadron Teknik 021 yang ada di Lanud Halim Perdanakusuma. Menurut keterangan yang diberikan oleh Alumnus Akademi Angkatan Udara (AAU) tahun 2006 ini, keseluruhan sistem pesawat menjadi sasaran pemeriksaan seperti Power Plant System; Aircraft Structure; Hydraulic System; Listric and Instrument System; Fuel System; dan Avionic System.
Lebih lanjut dijelaskan, sistem pendukungnya pun tidak lepas dari pemeriksaan seperti GSE, Fabrikasi, Sheet Metal, Publikasi dan Painting. “Pemeliharaan Check ini memang bertujuan untuk merawat pesawat Boeing dalam tingkat sedang”, kata Lettu Lek Puput Sindong A.S.
Sedangkan Letda (Elektronika) Yoyo Sunarya selaku Juru Mudi Udara (Flight Engineer) menambahkan, selama pemeriksaan menyeluruh ini dilakukan dengan berpedomankan pada Job Card atau Kartu Kerja yang wajib dan telah ditentukan dari awal, sebagai elemen penting bagi setiap tahapan pemeriksaan. Harapan kami setelah pengecekan secara menyeluruh pesawat tersebut siap melaksanakan tugas yang diberikan oleh pimpinan.
Sumber: TNI AU
16 Maret 2012, Jakarta: Skadron Teknik 021 Lanud Halim Perdanakusuma melaksanakan kegiatan rutin pengecekan menyeluruh empat bulan sekali terhadap Pesawat Boeing 737-400. Pengecekan menyeluruh ini dibawah tanggung-jawab Lettu (Teknik) Puput Sindong A.S selaku Kepala Unit GSE (Ground Support Equipment), di hanggar pesawat Skatek 021, Jumat (16/3/2012).
Perawatan tingkat sedang merupakan tugas dan tanggungjawab Skadron Teknik 021 yang ada di Lanud Halim Perdanakusuma. Menurut keterangan yang diberikan oleh Alumnus Akademi Angkatan Udara (AAU) tahun 2006 ini, keseluruhan sistem pesawat menjadi sasaran pemeriksaan seperti Power Plant System; Aircraft Structure; Hydraulic System; Listric and Instrument System; Fuel System; dan Avionic System.
Lebih lanjut dijelaskan, sistem pendukungnya pun tidak lepas dari pemeriksaan seperti GSE, Fabrikasi, Sheet Metal, Publikasi dan Painting. “Pemeliharaan Check ini memang bertujuan untuk merawat pesawat Boeing dalam tingkat sedang”, kata Lettu Lek Puput Sindong A.S.
Sedangkan Letda (Elektronika) Yoyo Sunarya selaku Juru Mudi Udara (Flight Engineer) menambahkan, selama pemeriksaan menyeluruh ini dilakukan dengan berpedomankan pada Job Card atau Kartu Kerja yang wajib dan telah ditentukan dari awal, sebagai elemen penting bagi setiap tahapan pemeriksaan. Harapan kami setelah pengecekan secara menyeluruh pesawat tersebut siap melaksanakan tugas yang diberikan oleh pimpinan.
Sumber: TNI AU
TB Hasanuddin: Komisi I Setuju Pembelian Sukhoi
(Foto: Bintang Rock)
15 Maret 2012, Jakarta: Komisi I DPR menyetujui rencana pemerintah membeli enam pesawat tempur jenis Sukhoi 30MK2, karena hal itu sudah menjadi program strategis pemerintah. "Sebuah pesawat tempur itu tidak bisa cuma lima atau enam buah. Minimal itu satu skuadron, di mana jumlahnya sebanyak 16 unit," kata Wakil Ketua Komisi I, TB Hasanuddin, kepada wartawan usai menerima laporan dari LSM terkait kejanggalan pembelian enam Sukhoi tersebut, di DPR, Kamis (15/3).
Saat ini Indonesia sudah memiliki sebanyak 10 pesawat Sukhoi. Terdiri atas dua unit jenis Su-27SK, tiga unit jenis Su-27SKM, dua unit jenis Su-30MK, dan tiga unit jenis Su-30MK2.
Hasanuddin mengatakan, Komisi I akan memanggil kembali Kementerian Pertahanan pada pekan depan untuk menjelaskan lagi persoalan ini. "Nanti akan kita konfirmasikan, apakah benar pemilihan dari state kredit menjadi kredit eksport Indonesia justru akan merugikan,termasuk ada atau tidaknya rekanan lain selain Rosoboronextport, "ujarnya.
Pembelian enam Sukhoi dikritik karena dinilai ada kejanggalan dalam mekanisme pendanaan. Sebelumnya, pendanaan ditetapkan melalui kredit negara Pemerintah Rusia, tapi kemudian dipindahkan menjadi kredit ekspor. Pemerintah mengeluarkan anggaran sebesar US$470 untuk pembelian 6 unit pesawat tersebut.
Endriartono Dukung Pembelian Sukhoi
Mantan Panglima TNI, Jenderal TNI (Purn) Endriartono Sutarto, mengatakan, alat utama sistem persenjataan (Alutsista) yang kuat diperlukan untuk menjaga kedaulatan maupun kehormatan bangsa. Sebab tidak mungkin suatu negara dengan kekuatan angkatan perangnya yang lemah kemudian minta dihormati dan dihargai kedaulatannya. “Itu sangat tidak mungkinlah,” kata Endriartono Sutarto di Jakarta, Jumat (16/3).
Endriartono menjelaskan pengalamannya terkait pembelian pesawat Sukhoi dari Rusia saat menjawab Panglima TNI. “Saya mengusulkan kepada Ibu Megawati selaku Presiden waktu itu untuk membeli Sukhoi ke Rusia. Saat itu saya kesal sama AS (Amerika Serikat) karena seolah-olah mempermainkan kita dengan embargo militer. Meskipun waktu itu Dubes AS berkali-kali bertemu menyampaikan bahwa embargo militer akan dibuka, namun hal itu tidak pernah terjadi,” kata Endriartono mengenang peristiwa itu.
Menurut Endriartono, usulan untuk membeli Sukhoi itu mendapat persetujuan dari Ibu Megawati sebagai presiden waktu itu. “Saya sampaikan kita harus tunjukkan bahwa kita memiliki alternatif lainnya, tidak harus bergantung pada AS,” katanya.
Endriartono menjelaskan pembelian pesawat Sukhoi dan alat utama sistem persenjataan (alutsista) lainnya diperlukan agar negara lain berpikir 2-3 kali untuk mengutik-utik kedaulatan maupun kehormatan bangsa.
Sumber: Jurnas
15 Maret 2012, Jakarta: Komisi I DPR menyetujui rencana pemerintah membeli enam pesawat tempur jenis Sukhoi 30MK2, karena hal itu sudah menjadi program strategis pemerintah. "Sebuah pesawat tempur itu tidak bisa cuma lima atau enam buah. Minimal itu satu skuadron, di mana jumlahnya sebanyak 16 unit," kata Wakil Ketua Komisi I, TB Hasanuddin, kepada wartawan usai menerima laporan dari LSM terkait kejanggalan pembelian enam Sukhoi tersebut, di DPR, Kamis (15/3).
Saat ini Indonesia sudah memiliki sebanyak 10 pesawat Sukhoi. Terdiri atas dua unit jenis Su-27SK, tiga unit jenis Su-27SKM, dua unit jenis Su-30MK, dan tiga unit jenis Su-30MK2.
Hasanuddin mengatakan, Komisi I akan memanggil kembali Kementerian Pertahanan pada pekan depan untuk menjelaskan lagi persoalan ini. "Nanti akan kita konfirmasikan, apakah benar pemilihan dari state kredit menjadi kredit eksport Indonesia justru akan merugikan,termasuk ada atau tidaknya rekanan lain selain Rosoboronextport, "ujarnya.
Pembelian enam Sukhoi dikritik karena dinilai ada kejanggalan dalam mekanisme pendanaan. Sebelumnya, pendanaan ditetapkan melalui kredit negara Pemerintah Rusia, tapi kemudian dipindahkan menjadi kredit ekspor. Pemerintah mengeluarkan anggaran sebesar US$470 untuk pembelian 6 unit pesawat tersebut.
Endriartono Dukung Pembelian Sukhoi
Mantan Panglima TNI, Jenderal TNI (Purn) Endriartono Sutarto, mengatakan, alat utama sistem persenjataan (Alutsista) yang kuat diperlukan untuk menjaga kedaulatan maupun kehormatan bangsa. Sebab tidak mungkin suatu negara dengan kekuatan angkatan perangnya yang lemah kemudian minta dihormati dan dihargai kedaulatannya. “Itu sangat tidak mungkinlah,” kata Endriartono Sutarto di Jakarta, Jumat (16/3).
Endriartono menjelaskan pengalamannya terkait pembelian pesawat Sukhoi dari Rusia saat menjawab Panglima TNI. “Saya mengusulkan kepada Ibu Megawati selaku Presiden waktu itu untuk membeli Sukhoi ke Rusia. Saat itu saya kesal sama AS (Amerika Serikat) karena seolah-olah mempermainkan kita dengan embargo militer. Meskipun waktu itu Dubes AS berkali-kali bertemu menyampaikan bahwa embargo militer akan dibuka, namun hal itu tidak pernah terjadi,” kata Endriartono mengenang peristiwa itu.
Menurut Endriartono, usulan untuk membeli Sukhoi itu mendapat persetujuan dari Ibu Megawati sebagai presiden waktu itu. “Saya sampaikan kita harus tunjukkan bahwa kita memiliki alternatif lainnya, tidak harus bergantung pada AS,” katanya.
Endriartono menjelaskan pembelian pesawat Sukhoi dan alat utama sistem persenjataan (alutsista) lainnya diperlukan agar negara lain berpikir 2-3 kali untuk mengutik-utik kedaulatan maupun kehormatan bangsa.
Sumber: Jurnas
Destroyer AL India Kunjungi Kota Pahlawan
15 Maret 2012, Surabaya: Kapal Perang Angkatan laut India jenis destroyer INS Ranjit (D53) merapat di Pelabuhan Gapura Surya, Jamrud Utara, Tanjung Perak, Surabaya, Kamis (15/3).
Kapal INS Ranjit (D53) setibanya di Dermaga disambut dengan Tarian Jejer Jaran Dhawuk dari sanggar tari Rinonce pimpinan I Gusti Ayu Putu V sebagai ajang penyambutan Tamu kehormatan, dilanjutkan dengan pengalungan bunga oleh perwakilan penari kepada Komandan Kapal Perang INS RANJIT (D53) Captain Punit Chadda.
Kapal perang Angkatan Laut India ini merupakan Kapal Perang Kelas Perusak atau Destroyer buatan Inggris tahun 1942 dengan panjang 147 meter, lebar 15,8 meter dan bobot 4.974 ton. Kapal INS Ranjit (D53) dikomandani oleh Captain Punit Chadda dengan ABK berjumlah 320 orang Kapal Perang India yang berjenis Raiput Class Destroyer ini akan berada di Surabaya selama tiga hari dari tanggal 15 s.d. 17 Maret 2012.
Kesinggahan Kapal perang ini dalam rangka muhibah dan melaksanakan bekal ulang logistik. Maksud dan tujuan kunjungan muhibah ini adalah untuk mempererat hubungan antara TNI AL dengan Angkatan Laut India yang sudah berlangsung baik sejak lama. Seperti menyelenggarakan kerja sama Patroli bersama yang diberi nama Patroli Sektor Terkoordinasi (Patkor) INDINDO yang digelar setiap tahunnya di laut Andaman kawasan Barat Indonesia.
INS Ranjit (D53) berangkat dari pelabuhan Angkatan Laut India sejak bulan Februari 2012. Rencananya akan meninggalkan Kota Pahlawan hari Sabtu tanggal 17 Maret 2012 dan akan melanjutkan pelayaran menuju Malaysia dan Filipina.
Beberapa saat setelah merapat di Dermaga Gapura Surya Tanjung Perak Surabaya, Komandan Kapal INS RANJIT (D53) Captain Punit Chada dengan didampingi Athan India dan Staf Kedutaan India melaksanakan kunjungan kehormatan atau Courtesy call (CC) ke Markas Komando Lantamal V dan di sambut oleh Wakil Komandan Lantamal V Kolonel Marinir I Ketut Suardana didampingi Para Asisten Danlantamal V. Pada kesempatan itu juga dilaksanakan tukar menukar cinderamata.
Usai kunjungan tersebut, Wadan Lantamal V mengadakan kunjungan balasan ke Kapal Perang buatan tahun 1982 ini.
Selama singgah di Kota Pahlawan Kapal Perang India INS RANJIT (53) akan melaksanakan open ship dengan personel Lantamal V, Selain itu juga melaksanakan kunjungan ke beberapa tempat wisata yang ada di Jawa Timur. Diharapkan dari kunjungan ini, selain mempererat hubungan antara TNI AL dengan Angkatan Laut India juga sebagai ajang promosi wisata yang ada di Jawa Timur.
Dalam penyambutan Kapal Perang India tersebut hadir, Asops Danlantamal V Kolonel Laut (P) H. Yudho Warsono, Para Kasatker Lantamal V, serta beberapa Pamen dari Satkor Armatim, Atase pertahanan India untuk Indonesia Colonel Sanjeev Langeh. Juga melibatkan Pasukan Deputasi satu unit Satsik Lantamal V, satu Ton Pamen/Pama, satu ton Bintara/Tamtama dan Ton Satsiaga Denma Lantamal.
Sumber: Lantamal V
Wamenhan Menerima Kunjungan Dubes Brasil Bahas Peningkatan Kerjasama Alutsista Kedirgantaraan
Super Tucano. (Foto: Embraer)
15 Maret 2012, Jakarta: Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) RI , Sjafrie Sjamsoeddin, Kamis (15/3) menerima kunjungan Duta Besar Brasil untuk Indonesia, Paulo Alberto da Silveira Soares, di Kantor Kemhan, Jakarta.
Saat menerima kunjungan Dubes Brasil tersebut, Wamenhan didampingi Dirjen Strahan, Mayjen TNI Puguh Santoso, Kapusada Baranahan Kemhan, Marsma TNI Asep Sumaruddin dan Kapuskom Publik Kemhan, Brigjen TNI Hartind Asrin.
Pada kesempatan pertemuan itu Dubes Brasil dan Wamenhan membahas peluang peningkatan kerjasama pertahanan khususnya di bidang industri Alutsista. Dubes Brasil mengatakan, maksud kunjungannya kali ini bukan hanya mengarah kepada penawaran produk alutsista terbaru kedirgantaraan ataupun juga kapal perang.
Akan tetapi Pemerintah Brasil juga mengharapkan adanya peningkatan kerjasama industri melalui produksi bersama pembangunan pesawat terbang dan kapal perang antara industri pertahanan laut dan udara kedua negara.
Wamenhan sangat menyambut baik penawaran pemerintah Brasil dalam hal kerjasama industri pertahanan ini. Khusus terkait industri kedirgantaraan, Wamenhan menjelaskan saat ini Pemerintah Indonesia telah memesan pesawat Sebanyak 16 unit pesawat tempur Super Tucano A29 buatan Industri Embraer Defense System, Brasil.
Wamenhan menambahkan meski telah memesan pesawat-pesawat tersebut, pemerintah Indonesia masih tetap ingin mengembangkan, bukan hanya sebagai user. Namun bisa membuka peluang untuk menjadi distributor produk pesawat ini di wilayah Asia.
Sehubungan dengan itu, Wamenhan mengharapkan jika peluang kerjasama terlebih lagi dalam hal produksi bersama pembangunan alutsista kedirgantaraan antara industri pertahanan dalam negeri PT. Dirgantara Indonesia dengan Industri Embraer Defense System, Brasil dapat diwujudkan. Diharapkan akhir tahun 2012 kedua negara dapat mewujudkan peluang peningkatan kerjasama industri pertahanan udara.
Sumber: Kemhan
15 Maret 2012, Jakarta: Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) RI , Sjafrie Sjamsoeddin, Kamis (15/3) menerima kunjungan Duta Besar Brasil untuk Indonesia, Paulo Alberto da Silveira Soares, di Kantor Kemhan, Jakarta.
Saat menerima kunjungan Dubes Brasil tersebut, Wamenhan didampingi Dirjen Strahan, Mayjen TNI Puguh Santoso, Kapusada Baranahan Kemhan, Marsma TNI Asep Sumaruddin dan Kapuskom Publik Kemhan, Brigjen TNI Hartind Asrin.
Pada kesempatan pertemuan itu Dubes Brasil dan Wamenhan membahas peluang peningkatan kerjasama pertahanan khususnya di bidang industri Alutsista. Dubes Brasil mengatakan, maksud kunjungannya kali ini bukan hanya mengarah kepada penawaran produk alutsista terbaru kedirgantaraan ataupun juga kapal perang.
Akan tetapi Pemerintah Brasil juga mengharapkan adanya peningkatan kerjasama industri melalui produksi bersama pembangunan pesawat terbang dan kapal perang antara industri pertahanan laut dan udara kedua negara.
Wamenhan sangat menyambut baik penawaran pemerintah Brasil dalam hal kerjasama industri pertahanan ini. Khusus terkait industri kedirgantaraan, Wamenhan menjelaskan saat ini Pemerintah Indonesia telah memesan pesawat Sebanyak 16 unit pesawat tempur Super Tucano A29 buatan Industri Embraer Defense System, Brasil.
Wamenhan menambahkan meski telah memesan pesawat-pesawat tersebut, pemerintah Indonesia masih tetap ingin mengembangkan, bukan hanya sebagai user. Namun bisa membuka peluang untuk menjadi distributor produk pesawat ini di wilayah Asia.
Sehubungan dengan itu, Wamenhan mengharapkan jika peluang kerjasama terlebih lagi dalam hal produksi bersama pembangunan alutsista kedirgantaraan antara industri pertahanan dalam negeri PT. Dirgantara Indonesia dengan Industri Embraer Defense System, Brasil dapat diwujudkan. Diharapkan akhir tahun 2012 kedua negara dapat mewujudkan peluang peningkatan kerjasama industri pertahanan udara.
Sumber: Kemhan
Thursday, March 15, 2012
TNI AU dan RAAF Latihan Bersama
TNI AU akan mengirimkan empat Sukhoi latihan bersama RAAF di Australia. (Foto: denjaka9)
15 Maret 2012, Jakarta: TNI AU akan bekerja sama dengan Angkatan Udara Australia dalam latihan bersama Sukhoi. Latihan bersama ini diharapkan akan mempererat hubungan kedua angkatan udara.
"Latihan akan dilakukan pada 27 Juli hingga 17 Agustus mendatang," kata Kepala Staf TNI AU (Kasau), Marsekal TNI Imam Sufaat, di Jakarta, Rabu (14/3). Kepastian latihan bersama itu dilakukan saat Imam menerima kunjungan kehormatan dari Chief of Air Force Royal Australian Air Force (CAF RAAF), Air Marshal GC Brown, di Mabesau Cilangkap, Jakarta, kemarin.
Kunjungan Air Marshal GC Brown ke Indonesia untuk memperkenalkan diri sebagai CAF RAAF yang baru menggantikan Air Marshal Mark Binskin. Dalam pertemuan tersebut Imam mengharapkan agar hubungan kedua angkatan udara yang selama ini sudah terjalin dengan baik dapat dilanjutkan oleh Air Marshal GC Brown. Rencananya, TNI AU akan mengirimkan empat pesawat Sukhoi dari Skadron Udara 11 Lanud Sultan Hasanudin Makassar untuk mengikuti latihan militer itu.
Sumber: Koran Jakarta
15 Maret 2012, Jakarta: TNI AU akan bekerja sama dengan Angkatan Udara Australia dalam latihan bersama Sukhoi. Latihan bersama ini diharapkan akan mempererat hubungan kedua angkatan udara.
"Latihan akan dilakukan pada 27 Juli hingga 17 Agustus mendatang," kata Kepala Staf TNI AU (Kasau), Marsekal TNI Imam Sufaat, di Jakarta, Rabu (14/3). Kepastian latihan bersama itu dilakukan saat Imam menerima kunjungan kehormatan dari Chief of Air Force Royal Australian Air Force (CAF RAAF), Air Marshal GC Brown, di Mabesau Cilangkap, Jakarta, kemarin.
Kunjungan Air Marshal GC Brown ke Indonesia untuk memperkenalkan diri sebagai CAF RAAF yang baru menggantikan Air Marshal Mark Binskin. Dalam pertemuan tersebut Imam mengharapkan agar hubungan kedua angkatan udara yang selama ini sudah terjalin dengan baik dapat dilanjutkan oleh Air Marshal GC Brown. Rencananya, TNI AU akan mengirimkan empat pesawat Sukhoi dari Skadron Udara 11 Lanud Sultan Hasanudin Makassar untuk mengikuti latihan militer itu.
Sumber: Koran Jakarta
Kemhan Diminta Jelaskan Pengadaan Sukhoi
14 Maret 2012, Jakarta: Kementerian Pertahanan (Kemhan) diminta mengklarifikasi pengadaan pesawat Sukhoi SU-30MK2 yang diduga terjadi mark-up dalam prosesnya. Pengadaan Sukhoi itu juga diduga melibatkan broker. "Kementerian Pertahanan belum menjelaskan terkait selisih harga pembelian enam Sukhoi SU 30 MK2, sebesar 56,7 juta dollar Amerika atau setara dengan Rp538,6 miliar," kata wakil Koordinator Indonesia Corruption Watch (ICW), Adnan Topan Husodo yang juga salah satu anggota Kelompok Masyarakat Sipil dalam jumpa pers di Kantor KontraS Jakarta, Rabu (14/3).
Sebelumnya Kemhan telah membantah ada penggelembungan dana dalam pengadaan enam pesawat tempur buatan Rusia itu. Minggu lalu, (7/3) Sekjen Kemhan Marsekal Madya Eris Herryanto menerangkan masing-masing pesawat dibeli dengan harga US$54,5 Juta. Namun begitu, Eris meminta agar masyarakat tak hanya melihat nilai kontrak tersebut. Karena selain membeli pesawat, Kemhan juga melakukan pengadaan 12 unit mesin pesawat, suku cadang, pelatihan pilot dan teknisi, serta simulasi bagi penerbang sebelum pesawat itu dioperasikan.
Sementara itu, Adnan menyebut Kemhan membeli Sukhoi seharga US$ 54,8 Juta yang berarti US$ 328,8 juta secara keseluruhan. "Sementara total anggaran yang dialokasikan untuk pembelian senilai 470 juta dollar Amerika. Ini masih ada sisa anggaran sebesar 141,2 juta dollar Amerika yang menurut Kemhan digunakan untuk membeli 12 mesin dan pelatihan 10 pilot," ujarnya.
Bila dihitung secara kasar, tutur Adnan, harga umum sebuah mesin berkisar pada angka US$ 6 juta. Jika Kemhan membeli 12 mesin berarti US$ 72 juta. Biaya pelatihan 10 pilot dia berasumsi mencapai US$ 12,5 juta. "Maka masih ada selisih harga sebesar US$ 56,7 juta atau setara Rp538,6 miliar. Ini belum dapat dijelaskan oleh Kemhan untuk kepentingan apa," katanya.
Adnan melanjutkan, pemerintah juga belum dapat menjelaskan apakah pesawat tersebut sudah memiliki berbagai macam perangkat, termasuk avionic atau instrumen digital pesawat.
Mengingat proses pembelian 6 unit Sukhoi masih sangat simpang siur, Adnan mendesak Komisi I DPR RI melakukan kontrol yang lebih ketat atas pengadaan alutsista TNI, termasuk Sukhoi.
"Selama ini tidak ada kesan yang kuat bahwa Komisi I DPR sudah sangat maksimal dalam menggunakan wewenang mereka melakukan pengawasan, termasuk memastikan bahwa anggaran yang diajukan untuk pengadaan Sukhoi sesuai dengan nilai yang wajar," ujar Adnan.
KPK Dinilai Lemah Awasi Pengadaan Alutsista
Komisi Pemberantasan Korupsi dinilai lemah dalam melakukan pengawasan terhadap pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista). Institute for Defense Security and Peace Studies (IDSPS) berpendapat KPK cenderung menghindari pengawasan di sektor keamanan, padahal belanja di sektor keamanan lebih besar dibanding sektor lain.
"Ini karena faktor lemahnya pengawasan dari komisi 1, KPK tak berfungsi maksimal,"ujar Direktur Eksekutif IDSPS Mufti Makarim dalam jumpa pers terkait pembelian pesawat tempur Sukhoi SU-30MK2 di kantor Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (KontraS) di Jakarta, Rabu (14/3).
Menurutnya, praktik pembelian senjata selama ini tidak terbuka dan menjadi informasi yang mudah diakses publik. Padahal informasi yang terkait badan publik harus bisa diakses secara terbuka. Publik, kata dia, hanya mengetahui bahwa pembelian sudah deal.
Padahal, tutur Mufti, harga senjata bukanlah informasi yang bersifat rahasia. "Bahkan nuklir. Dan anggaran pertahanan bukan rahasia," tegasnya.
Dalam pengadaan alutsista, lanjut Mufti, memang ada proses yang bersifat rahasia, yaitu sebelum rencana pembelian yaitu proses negosiasi. Hal lain adalah jika ada kekhawatiran senjata yang akan dibeli dibajak oleh musuh. "Kalau senjata yang bisa di' jam', itu rahasia. Kalaupun rahasia negara, harus tetap ada lingkup tertentu yang bisa akses,"katanya.
Mufti menilai, KPK sejak awal selalu menghindari sektor keamanan. Padahal belanja lebih banyak di sektor keamanan daripada sektor lain. "Harus ada perubahan mekanisme kontrol, perlu ada akuntabilitas publik," jelas Mufti. Dia menambahkan, dalam hal ini Komisi I DPR RI perlu melakukan intervensi.
Penjelasan dari Kedutaan Besar Rusia di Jakarta terkait kontrak pembelian pesawat tempur SU-30 oleh Angkatan Udara Republik Indonesia
Belakangan ini media massa Indonesia memuat sejumlah artikel yang berkaitan dengan isu-isu penandatanganan kontrak pembelian beberapa pesawat tempur Rusia SU-30 tambahan oleh pihak Indonesia, harga pesawat ini dan keterlibatan perantara setempat yang mungkin telah terjadi, dengan merujuk ke pernyataan beberapa anggota DPR RI dan para pakar. Sehubungan dengan ini, Kedutaan Besar Rusia di Indonesia menganggap itu perlu untuk memberi penjelasan yang berikutnya.
Kontrak pembelian 6 pesawat tempur SU-3-MK2 dan benda-benda terkait tambahan oleh Angkatan Udara Republik Indonesia (AU RI) ditandatangani oleh Kementerian Pertahanan dan JSC “Rosoboroneksport” pada akhir bulan Desember 2011.
JSC “Rosoboroneksport” dibentuk sesuai dengan Ketetapan Presiden Federasi Rusia dan adalah perantara negara untuk mengekspor dan mengimpor produksi, teknologi serta jasa militer dan dwiguna. Hanya JSC “Rosoboroneksport” yang memiliki hak untuk memasok seluruh spektrum persenjataan dan teknik militer yang diproduksi oleh perusahaan pertahanan Rusia yang diizinkan diekspor ke pasar dunia.
Proses persiapan dan penandatanganan kontrak pembelian pesawat SU-30MK2 oleh AU RI dilakukan secara langsung oleh wakil-wakil berwenang dari Kementerian Pertahanan Republik Indonesia dan JSC “Rosoboroneksport” dan diadakan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan dalam perundangan kedua negara. Informasi tentang keterlibatan “pihak ketiga” apa pun dan penggelembungan harga terkait dengan itu tidak benar.
Selain 6 pesawat SU-30MK2 dalam kontrak tersebut juga tertera pasal-pasal tentang pemasokan mesin pesawat terbang, set suku cadang dan pelatihan spesialis Indonesia sesuai dengan program yang disepakati oleh kedua pihak. Juga perlu digarisbawahi bahwa kontrak ini secara penuh memuaskan semua permintaan pihak Indonesia tentang daftar dan jumlah benda-benda yang dibeli.
Pemasokan partai pertama pesawat SU-30MK2 direncanakan diadakan pada akhir tahun 2012.
Sumber: Jurnas/Kedutaan Besar Federasi Rusia di Indonesia
Wednesday, March 14, 2012
Isu Politis Harus Dipertimbangkan dalam Hibah F-5 Taiwan
F-5E Tiger ROCAF. (Foto: taiwanairpower.org)
14 Maret 2012, Jakarta: DPR RI belum mendapatkan penjelasan resmi dari Kementerian Pertahanan terkait rencana hibah jet tempur F-5E/F Tiger dari Taiwan, karenanya DPR belum dapat menentukan sikap secara resmi. Indonesia dan Taiwan belum menjalin hubungan diplomatik serta pertimbangan politis dengan China tetap harus dipertimbangkan, diungkapkan Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq melalui surat elektronik pada Berita HanKam, Rabu (14/3).
TNI AU mempertimbangkan hibah pesawat tempur F-5E/F Tiger dari Taiwan, sebanyak satu skuadron dilengkapi sejenis depo pemeliharaan dan persenjataan ungkap KASAU Marsekal TNI Imam Sufaat usai serah terima jabatan Komandan Komando Pendidikan TNI-AU, di Jakarta, Jumat (9/3).
Menanggapi rencana pembelian korvet kelas Nakhoda Ragam oleh Kemhan, sepertinya menabrak recana awal menjadikan korvet SIGMA dasar pengembangan kapal perang modern TNI AL. Dimana sepertinya Kemhan dan TNI tidak mempunyai blue print dan grand design tentang alutsista bangsa, meskipun dalam Minimum Essential Force (MEF) telah digariskan tapi konsistensi dan komitmen kuat untuk mensukseskan MEF tersebut yang terasa masih lemah.
Eloknya dalam setiap rencana pembelian atau hibah alutsista hendaknya harus didiskusikan dan konsultasikan dahulu dengan DPR, karena pertimbangan anggaran dan politis ada di domain DPR.
Mahfudz yakin polemik MBT Leopard pun pasti akan panas lagi setelah KASAD dan Wamenhan menyampaikan hasil kunjungannya ke Jerman dan Belanda.
@Berita HanKam
14 Maret 2012, Jakarta: DPR RI belum mendapatkan penjelasan resmi dari Kementerian Pertahanan terkait rencana hibah jet tempur F-5E/F Tiger dari Taiwan, karenanya DPR belum dapat menentukan sikap secara resmi. Indonesia dan Taiwan belum menjalin hubungan diplomatik serta pertimbangan politis dengan China tetap harus dipertimbangkan, diungkapkan Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq melalui surat elektronik pada Berita HanKam, Rabu (14/3).
TNI AU mempertimbangkan hibah pesawat tempur F-5E/F Tiger dari Taiwan, sebanyak satu skuadron dilengkapi sejenis depo pemeliharaan dan persenjataan ungkap KASAU Marsekal TNI Imam Sufaat usai serah terima jabatan Komandan Komando Pendidikan TNI-AU, di Jakarta, Jumat (9/3).
Menanggapi rencana pembelian korvet kelas Nakhoda Ragam oleh Kemhan, sepertinya menabrak recana awal menjadikan korvet SIGMA dasar pengembangan kapal perang modern TNI AL. Dimana sepertinya Kemhan dan TNI tidak mempunyai blue print dan grand design tentang alutsista bangsa, meskipun dalam Minimum Essential Force (MEF) telah digariskan tapi konsistensi dan komitmen kuat untuk mensukseskan MEF tersebut yang terasa masih lemah.
Eloknya dalam setiap rencana pembelian atau hibah alutsista hendaknya harus didiskusikan dan konsultasikan dahulu dengan DPR, karena pertimbangan anggaran dan politis ada di domain DPR.
Mahfudz yakin polemik MBT Leopard pun pasti akan panas lagi setelah KASAD dan Wamenhan menyampaikan hasil kunjungannya ke Jerman dan Belanda.
@Berita HanKam
Hawk Latihan Penembakan Rudal Maverick
13 Maret 2012, Madiun: Pesawat-pesawat tempur jenis Hawk 109/209 “Elang Khatulistiwa” dari Skadron Udara I Lanud Supadio, Pontianak, bertandang ke Lanud Iswahjudi, guna melaksanakan latihan penembakan Air to Ground Missile `Maverick` (AGM-65) dan Weapon Delivery di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, Selasa (13/3).
Latihan tersebut dimaksudkan untuk melatih para penerbang agar mampu memahami karakteristik Maverick (AGM 65) dalam medan latihan yang berbeda-beda, guna meningkatkan kemampuan menembak para penerbang tempur tersebut. .
Dalam misi latihan yang akan berlangsung selama 10 hari ini melibatkan empat pesawat tempur Hawk 109/209 dan dipimpin oleh Komandan Skadron Udara 1 Letkol Pnb Deni Hasoloan Simanjuntak dengan menggunakan Air Weapon Range (AWR) atau lapangan tembak Pulung di wilayah Kab. Ponorogo
Komandan Lanud Iswahjudi, Marsekal Pertama TNI M. Syaugi, S.Sos saat menyambut kedatangan pesawat tempur Hawk 109/209 menyatakan selamat datang dan selamat berlatih di Lanud Iswahjud kepada Komandan Skadron Udara 1 Letkol Pnb Deni Hasoloan Simanjuntak beserta peenrbang lainnya. Para penerbang Elang Khatulistiwa juga dipesan agar hati-hati dan dapat menyesuaikan perubahan cuaca di Lanud Iswahjudi yang selalu berubah dan kurang bersahabat dengan penerbangan.
TNI AU – RTAF Rapat Working Group
TNI Angkatan Udara yang diwakili Asisten Operasi Kepala Staf TNI Angkatan Udara (Asops KSAU) Marsda TNI Agus Munandar dan Royal Thailand Air Force (RTAF) diwakili Air Marshal Phontep Modsuvana belum lama ini menyelenggarakan rapat program Air Force Joint Working Group (AF JWG) ke-3 di Hua Hin Thailand.
Acara AF JWG tersebut dalam rangka mengakhiri dan mengevaluasi kegiatan program AF JWG tahun 2011 sekaligus melanjutkan program AF JWG pada tahun 2012 mendatang yang lebih luas.
Asops KSAU yang didamping beberapa pejabat staf lainnya mengatakan, pada dasarnya semua program AF JWG 2011 TNI AU dengan RTAF berjalan lancar sesuai rencana kecuali rapat JWG ke-3 ini pelaksanaannya mundur karena bencana banjir yang melanda di Thailand.
Sementara itu hasil yang telah dicapai pada program AF JWG 2011 antara lain, Exching Visit Junior Officer TNI AU-RTAF, Seskoau, peringatan 30 tahun latihan Elang Thainesia di Udonthani Thailand, Penyematan Bintang Kehormatan Swa Bhuana Paksa Utama dari Panglima TNI kepada ACM Itthaporn Subhawong dan sebaliknya Bintang Kehormatan Knight Grand Cross of Most Nobel Order of Crown of Thailand kepada KSAU Marsekal TNI Imam Sufaat, kunjungan muhibah Karbol AAU, Peyematan Wing Pilot kehormatan kepada 4 Pati Pati TNI AU, Penyematan Wing Penerbang Kehormatan TNI AU kepada Athan Thailand dan sebaliknya Wing Pilot Kehormatan kepada Athase Udara RI di Thailand Kol Pnb Joko Takarianto serta Inteligence Exchange.
Disamping itu telah berhasil disepakati program AF JWG TNI AU – RTAF tahun 2012 yaitu, Exchange Visit Junior Officer TNI AU-RTAF combine dengan Air Cadet, Exchange Visit Senior, Seskoau, Sekkau, Air War College (setingkat Sesko TNI), Penampilan Jupiter Aerobatik Team dalam rangka 100 tahun Hari Penerbangan Thailand, Elang Thainesia, Inteligence Exchange ke-2 dan Bilateral interction game serta rapat AF JWG ke-4 di Bali.
Sumber: TNI AU
Kostrad Siap Gunakan Alutsista Canggih
Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) yang baru Mayjen TNI M Munir (kanan) bersama pejabat lama Letjen TNI A.Y. Nasution (kanan) memberikan sambutan saat serah terima jabatan (sertijab) di Makostrad, Gambir, Jakarta, Selasa (13/3). Mayjen TNI M Munir sebelumnya menjabat Pangdam III/Siliwangi dan Letjen TNI A.Y. Nasution selanjutnya menjadi Perwira Tinggi di Mabes TNI. (Foto: ANTARA/Teguh/pd/12)
14 Maret 2012, Jakarta: Komando Cadangan Strategis Angkatan Darad (Kostrad) berupaya untuk meningkatkan profesionalitas dan kemampuan dalam mengawaki alat utama sistem senjata (alutsista) yang semakin canggih.
Pemerintah telah memprogramkan modernisasi alutsista bagi Kostrad ke depan. Panglima Kostrad yang baru dilantik Mayjen TNI Muhamad Munir mengungkapkan, alutsista Kostrad ke depan harus semakin modern. Dukungan pemerintah dan DPR untuk modernisasi ini sudah besar.”Tapi,itu masih kurang,” ungkap Munir seusai mengikuti apel lepas sambut Panglima Kostrad di Makostrad, Jakarta, kemarin. Kekurangan itu, ujarnya, pada alutsista Batalion Kavaleri yang mayoritas belum dimodernisasi.
Meski demikian, Munir tetap bersyukur karena sudah ada yang dimodernisasi. Mantan Pangdam III/Siliwangi itu percaya, pemerintah dan DPR akan melengkapi Kostrad dengan alutsista canggih. ”Kita sebagai prajurit yang penting siap untuk menyongsong modernisasi alutsista untuk setara dengan negara lain sehingga kita bisa menjaga negara ini lebih aman lagi,” tandasnya.
Sedangkan mantan Pangkostrad Letjen TNI AY Nasution mengatakan,dia memasuki masa pensiun seusai purnatugas sebagai Pangkostrad. ”Terima kasih atas dukungan kalian (prajurit Kostrad) sehingga saya bisa menyelesaikan tugas tanpa cacat,” ujarnya. Nasution pun berpesan agar prajurit Kostrad tetap menjaga soliditas dan semangat. Nasution mengaku akan kembali ke kampung halaman di Sumatera Utara setelah pensiun nanti.
Sumber: SINDO
14 Maret 2012, Jakarta: Komando Cadangan Strategis Angkatan Darad (Kostrad) berupaya untuk meningkatkan profesionalitas dan kemampuan dalam mengawaki alat utama sistem senjata (alutsista) yang semakin canggih.
Pemerintah telah memprogramkan modernisasi alutsista bagi Kostrad ke depan. Panglima Kostrad yang baru dilantik Mayjen TNI Muhamad Munir mengungkapkan, alutsista Kostrad ke depan harus semakin modern. Dukungan pemerintah dan DPR untuk modernisasi ini sudah besar.”Tapi,itu masih kurang,” ungkap Munir seusai mengikuti apel lepas sambut Panglima Kostrad di Makostrad, Jakarta, kemarin. Kekurangan itu, ujarnya, pada alutsista Batalion Kavaleri yang mayoritas belum dimodernisasi.
Meski demikian, Munir tetap bersyukur karena sudah ada yang dimodernisasi. Mantan Pangdam III/Siliwangi itu percaya, pemerintah dan DPR akan melengkapi Kostrad dengan alutsista canggih. ”Kita sebagai prajurit yang penting siap untuk menyongsong modernisasi alutsista untuk setara dengan negara lain sehingga kita bisa menjaga negara ini lebih aman lagi,” tandasnya.
Sedangkan mantan Pangkostrad Letjen TNI AY Nasution mengatakan,dia memasuki masa pensiun seusai purnatugas sebagai Pangkostrad. ”Terima kasih atas dukungan kalian (prajurit Kostrad) sehingga saya bisa menyelesaikan tugas tanpa cacat,” ujarnya. Nasution pun berpesan agar prajurit Kostrad tetap menjaga soliditas dan semangat. Nasution mengaku akan kembali ke kampung halaman di Sumatera Utara setelah pensiun nanti.
Sumber: SINDO
Tuesday, March 13, 2012
Kasad Lantik M Munir Sebagai Pangkostrad
Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) yang baru Mayjen TNI M Munir (kiri) melakukan salam komando dengan pejabat lama Letjen TNI A.Y. Nasution (kanan) usai serah terima jabatan (sertijab) di Makostrad, Gambir, Jakarta, Selasa (13/3). Mayjen TNI M Munir sebelumnya menjabat Pangdam III/Siliwangi dan Letjen TNI A.Y. Nasution selanjutnya menjadi Perwira Tinggi di Mabes TNI. (Foto: ANTARA/Teguh/pd/12)
13 Maret 2012, Jakarta: Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo melantik Mayjen TNI Muhamad Munir sebagai Panglima Komando Strategis dan Cadangan Angkatan Darat (Kostrad) menggantikan Letjen Azmin Yusri Nasution di Markas Besar Angkatan Darat di Jakarta, Selasa.
Pada kesempatan yang sama, Kasad melantik Mayjen TNI Sonny Widjaya sebagai Panglima Kodam III/Siliwangi menggantikan Mayjen TNI Muhamad Munir, dan melantik Mayjen TNI Subekti, sebagai Panglima Kodam VI/Mulawarman menggantikan Mayjen TNI Tan Aspan.
Kasad juga melantik Brigjen TNI Joko Sriwidodo sebagai Aslog Kasad menggantikan Mayjen TNI Soni Wijya, dan melantik Brigjen TNI Dicky Wainal Usman sebagai Asrena Kasad menggantikan Mayjen TNI Subekti.
Kasad mengatakan, Kostrad sebagai Kotama Pembinaan TNI Angkatan Darat sekaligus sebagai Kotama Operasional TNI, memiliki tugas pokok membina kesiapan operasional segenap jajaran komandonya, serta melaksanakan operasi tingkat strategis sesuai dengan kebijaksanaan Panglima TNI.
Jajaran Kostrad, kata Pramono, dituntut memiliki mobilitas tinggi serta mampu bereaksi cepat sebagai satuan penangkal, penindak dan pemukul yang handal untuk digerakkan ke seluruh wilayah NKRI.
"Demikian juga dengan Kodam III/Siliwangi dan Kodam VI Mulawarman sebagai Kotama Kewilayahan, bertugas menyelenggarakan pembinaan kemampuan, kekuatan dan gelar kekuatan, serta melaksanakan pembinaan teritorial untuk menyiapkan wilayah pertahanan di darat dan menjaga keamanan negara di wilayahnya masing-masing," kata Kasad.
Keterpaduan lintas sektoral yang solid dan komprehensif dengan pemerintah daerah, instansi dan pihak terkait, serta elemen masyarakat, harus selalu diperhatikan dan dikedepankan guna menyelesaikan beragam persoalan aktual yang berkembang di masyarakat.
"Serta dalam rangka menciptakan kondisi sosial yang aman dan kondusif," ujar Pramono.
Sementara itu, Kasad juga meminta kepada Staf Perencanaan dan Anggaran, serta Staf Logistik sebagai penyelenggara fungsi Staf Umum di tingkat Mabesad, agar perencanaan dan pengelolaan anggaran serta logistik harus senantiasa mempertimbangkan skala prioritas dan azas manfaat dalam kerangka manajemen modern, sehingga dapat memberikan hasil yang signifikan dan maksimal.
"Pedomani sasaran program yang ditetapkan dan pagu anggaran yang dialokasikan, dengan mengedepankan transparansi, proporsionalitas dan akuntabilitas untuk mencegah terjadinya penyimpangan dan penyalahgunaan sekecil apa pun," tegas Kasad.
Sumber: ANTARA News
13 Maret 2012, Jakarta: Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo melantik Mayjen TNI Muhamad Munir sebagai Panglima Komando Strategis dan Cadangan Angkatan Darat (Kostrad) menggantikan Letjen Azmin Yusri Nasution di Markas Besar Angkatan Darat di Jakarta, Selasa.
Pada kesempatan yang sama, Kasad melantik Mayjen TNI Sonny Widjaya sebagai Panglima Kodam III/Siliwangi menggantikan Mayjen TNI Muhamad Munir, dan melantik Mayjen TNI Subekti, sebagai Panglima Kodam VI/Mulawarman menggantikan Mayjen TNI Tan Aspan.
Kasad juga melantik Brigjen TNI Joko Sriwidodo sebagai Aslog Kasad menggantikan Mayjen TNI Soni Wijya, dan melantik Brigjen TNI Dicky Wainal Usman sebagai Asrena Kasad menggantikan Mayjen TNI Subekti.
Kasad mengatakan, Kostrad sebagai Kotama Pembinaan TNI Angkatan Darat sekaligus sebagai Kotama Operasional TNI, memiliki tugas pokok membina kesiapan operasional segenap jajaran komandonya, serta melaksanakan operasi tingkat strategis sesuai dengan kebijaksanaan Panglima TNI.
Jajaran Kostrad, kata Pramono, dituntut memiliki mobilitas tinggi serta mampu bereaksi cepat sebagai satuan penangkal, penindak dan pemukul yang handal untuk digerakkan ke seluruh wilayah NKRI.
"Demikian juga dengan Kodam III/Siliwangi dan Kodam VI Mulawarman sebagai Kotama Kewilayahan, bertugas menyelenggarakan pembinaan kemampuan, kekuatan dan gelar kekuatan, serta melaksanakan pembinaan teritorial untuk menyiapkan wilayah pertahanan di darat dan menjaga keamanan negara di wilayahnya masing-masing," kata Kasad.
Keterpaduan lintas sektoral yang solid dan komprehensif dengan pemerintah daerah, instansi dan pihak terkait, serta elemen masyarakat, harus selalu diperhatikan dan dikedepankan guna menyelesaikan beragam persoalan aktual yang berkembang di masyarakat.
"Serta dalam rangka menciptakan kondisi sosial yang aman dan kondusif," ujar Pramono.
Sementara itu, Kasad juga meminta kepada Staf Perencanaan dan Anggaran, serta Staf Logistik sebagai penyelenggara fungsi Staf Umum di tingkat Mabesad, agar perencanaan dan pengelolaan anggaran serta logistik harus senantiasa mempertimbangkan skala prioritas dan azas manfaat dalam kerangka manajemen modern, sehingga dapat memberikan hasil yang signifikan dan maksimal.
"Pedomani sasaran program yang ditetapkan dan pagu anggaran yang dialokasikan, dengan mengedepankan transparansi, proporsionalitas dan akuntabilitas untuk mencegah terjadinya penyimpangan dan penyalahgunaan sekecil apa pun," tegas Kasad.
Sumber: ANTARA News
Indonesia Ikut Lomba Senjata di Asia Tenggara
KDB Bendahara Sakam (28) korvet kelas Nakhoda Ragam. TNI AL berencana mengakuisisi tiga korvet kelas Nakhoda Ragam yang ditolak AL Brunei. (Foto: Wikipedia)
13 Maret 2012, Amsterdam: Indonesia berminat membeli kendaraan lapis baja Belanda. Keinginan itu bukan hanya sekedar monopoli Indonesia. Diam-diam semua negara Asia tenggara berlomba-lomba memodernisir peralatan militernya.
Dari pesawat tempur F-16, jet Sukhoi, kapal selam, kapal perang sampai tank. Semua itu juga menyangkut gengsi. Demikian topik koran sore Belanda NRC Handelsblad.
Tidak hanya Cina yang minggu lalu menaikkan anggaran militernya dengan 100 miliar dollar. Tapi juga Filipina, Indonesia sampai Vietnam dan Singapura. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi, naik pula anggaran militer mereka dengan ratusan juta dolar per tahun.
Para pengamat sampai menyebut ada semacam lomba senjata di Asia.
Baru dan Canggih
Dibanding dulu, negara-negara Asia Tenggara dan Cina kini lebih memilih kendaraan dan peralatan militer terbaru serba canggih. Yang mencolok adalah pembelian kapal selam. Malaysia baru saja membeli tiga kapal selam, Indonesia pesan tiga, Vietnam enam dan Muangthai mau beli empat dari Jerman.
Negara-negara Asia tenggara membeli senjata karena faktor perasaan kurang aman. Vietnam dan Filipina misalnya cemas akan kebijakan maritim yang akan ditempuh Beijing. Di laut Cina Selatan ada enam pulau Vietnam.
Tidak ada yang tahu apa kebijakan pertahanan Cina yang semakin menandingi pertahanan Amerika.
Selain menghadapi negara raksasa Cina, di antara rumpun negara-negara ASEAN sendiri ada juga saling curiga, tulis koran NRC Handelsblad. Negara pulau Singapura yang dikelilingi negara-negara besar seperti Indonesia, Malaysia dan Thailand punya angkatan bersenjata yang patut diperhitungkan.
Indonesia dan Malaysia berulangkali ribut soal kapal-kapal penangkap ikan. Konflik di perbatasan Kamboja-Muangthai tahun 2008, menewaskan puluhan orang.
Gengsi
"Angkatan bersenjata yang canggih bukan hanya soal pertahanan tetapi juga menyangkut gengsi," ungkap Tim Huxley direktur Asia di International Institute for Strategic Studies. "Pemerintah juga perlu pamer kekuatan militer pada penduduknya," tambahnya.
Jual-beli peralatan militer tidak lepas dari praktek korupsi. Sebuah perusahaan Prancis didesas-desuskan membayar uang suap € 114,- juta pada sebuah perusahaan yang dekat dengan perdana menteri Malaysia untuk menjual tiga kapal selam.
Tapi kapal selam pertama yang diserahterimakan ternyata tidak bisa beroperasi di bawah permukaan laut.
Amerika
Lomba senjata di Asia Tenggara juga dipicu oleh campur tangan Amerika. Untuk menandingi Cina, Washington meningkatkan hubungan dan kerjasama militer dengan Filipina, Indonesia dan Australia. Berarti negara-negara tersebut lebih mudah tembus ke sektor industri militer Amerika.
Amerika sebaliknya berdalih bahwa kerja sama tersebut hanyalah dalam rangka kemitraan, demikian kutipan NRC Handelsblad.
Sumber: RNW
13 Maret 2012, Amsterdam: Indonesia berminat membeli kendaraan lapis baja Belanda. Keinginan itu bukan hanya sekedar monopoli Indonesia. Diam-diam semua negara Asia tenggara berlomba-lomba memodernisir peralatan militernya.
Dari pesawat tempur F-16, jet Sukhoi, kapal selam, kapal perang sampai tank. Semua itu juga menyangkut gengsi. Demikian topik koran sore Belanda NRC Handelsblad.
Tidak hanya Cina yang minggu lalu menaikkan anggaran militernya dengan 100 miliar dollar. Tapi juga Filipina, Indonesia sampai Vietnam dan Singapura. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi, naik pula anggaran militer mereka dengan ratusan juta dolar per tahun.
Para pengamat sampai menyebut ada semacam lomba senjata di Asia.
Baru dan Canggih
Dibanding dulu, negara-negara Asia Tenggara dan Cina kini lebih memilih kendaraan dan peralatan militer terbaru serba canggih. Yang mencolok adalah pembelian kapal selam. Malaysia baru saja membeli tiga kapal selam, Indonesia pesan tiga, Vietnam enam dan Muangthai mau beli empat dari Jerman.
Negara-negara Asia tenggara membeli senjata karena faktor perasaan kurang aman. Vietnam dan Filipina misalnya cemas akan kebijakan maritim yang akan ditempuh Beijing. Di laut Cina Selatan ada enam pulau Vietnam.
Tidak ada yang tahu apa kebijakan pertahanan Cina yang semakin menandingi pertahanan Amerika.
Selain menghadapi negara raksasa Cina, di antara rumpun negara-negara ASEAN sendiri ada juga saling curiga, tulis koran NRC Handelsblad. Negara pulau Singapura yang dikelilingi negara-negara besar seperti Indonesia, Malaysia dan Thailand punya angkatan bersenjata yang patut diperhitungkan.
Indonesia dan Malaysia berulangkali ribut soal kapal-kapal penangkap ikan. Konflik di perbatasan Kamboja-Muangthai tahun 2008, menewaskan puluhan orang.
Gengsi
"Angkatan bersenjata yang canggih bukan hanya soal pertahanan tetapi juga menyangkut gengsi," ungkap Tim Huxley direktur Asia di International Institute for Strategic Studies. "Pemerintah juga perlu pamer kekuatan militer pada penduduknya," tambahnya.
Jual-beli peralatan militer tidak lepas dari praktek korupsi. Sebuah perusahaan Prancis didesas-desuskan membayar uang suap € 114,- juta pada sebuah perusahaan yang dekat dengan perdana menteri Malaysia untuk menjual tiga kapal selam.
Tapi kapal selam pertama yang diserahterimakan ternyata tidak bisa beroperasi di bawah permukaan laut.
Amerika
Lomba senjata di Asia Tenggara juga dipicu oleh campur tangan Amerika. Untuk menandingi Cina, Washington meningkatkan hubungan dan kerjasama militer dengan Filipina, Indonesia dan Australia. Berarti negara-negara tersebut lebih mudah tembus ke sektor industri militer Amerika.
Amerika sebaliknya berdalih bahwa kerja sama tersebut hanyalah dalam rangka kemitraan, demikian kutipan NRC Handelsblad.
Sumber: RNW
TNI AL Belum Berencana Bangun Kapal Induk
HTMS Chakri Naruebet kapal induk ringan milik AL Thailand, dirancang berdasarkan kelas Principe de Asturias. Kapal induk dibangun oleh Spanish shipbuilders Izar (EN Bazan) Ferrol, Spanyol dan dioperasikan Thailand pada 10 Agustus 1997. Hanya AL Thailand yang mengoperasikan kapal induk di kawasan Asia Tenggara-Ocenia. (Foto: aircraftcarrier.name)
13 Maret 2012, Senayan: TNI AL hingga kini masih belum berminat untuk membangun kapal induk untuk memperkuat armadanya. TNI AL memandang bahwa kapal induk bukan kebutuhan bagi alutsista saat ini.
"Hingga kini, kami belum memiliki rencana untuk membuat kajian untuk pengadaan kapal induk untuk penambahan alutsista TNI AL," ujar Asisten Perencanaan dan Anggaran (Asrena) Kasal Laksamana Muda TNI Sumartono saat raker di Komisi I DPR membahas APBN-P 2012 untuk anggaran Kemenhan dan Mabes TNI, Selasa (13/3).
Hal ini disampaikan Sumartono menjawab pertanyaan dari anggota Komisi I DPR RI Fayakun Andriadi soal kemungkinan TNI AL memiliki rencana membangun kapal induk untuk kebutuhan TNI AL di masa depan.
Sumartono menjelaskan, membuat kapal Induk tidak murah, baik untuk pengadaan maupun pemeliharaannya. Sementara untuk pengoperasiannya, kapal induk cenderung untuk doktrin perang yang bersifat menyerang. "Itu tentu tidak sama dengan prinsip yang kita anut, yaitu bertahan," ujarnya.
Menurutnya, kebutuhan kapal perang TNI AL hingga kini masih pada jenis kapal kelas menengah dan kecil. Sejenis fregard dan korvet yang punya kemampuan daya tempur yang andal.
"Kita masih butuh jenis kapal seperti itu, masih banyak jumlahnya. Sehingga kita bisa sebarkan kapal kelas itu di seluruh wilayah perairan kita, untuk patroli keamanan, sekaligus bisa menjadi kapal penyerang dalam kondisi tertentu," tegasnya.
Sumber: Jurnal Parlemen
13 Maret 2012, Senayan: TNI AL hingga kini masih belum berminat untuk membangun kapal induk untuk memperkuat armadanya. TNI AL memandang bahwa kapal induk bukan kebutuhan bagi alutsista saat ini.
"Hingga kini, kami belum memiliki rencana untuk membuat kajian untuk pengadaan kapal induk untuk penambahan alutsista TNI AL," ujar Asisten Perencanaan dan Anggaran (Asrena) Kasal Laksamana Muda TNI Sumartono saat raker di Komisi I DPR membahas APBN-P 2012 untuk anggaran Kemenhan dan Mabes TNI, Selasa (13/3).
Hal ini disampaikan Sumartono menjawab pertanyaan dari anggota Komisi I DPR RI Fayakun Andriadi soal kemungkinan TNI AL memiliki rencana membangun kapal induk untuk kebutuhan TNI AL di masa depan.
Sumartono menjelaskan, membuat kapal Induk tidak murah, baik untuk pengadaan maupun pemeliharaannya. Sementara untuk pengoperasiannya, kapal induk cenderung untuk doktrin perang yang bersifat menyerang. "Itu tentu tidak sama dengan prinsip yang kita anut, yaitu bertahan," ujarnya.
Menurutnya, kebutuhan kapal perang TNI AL hingga kini masih pada jenis kapal kelas menengah dan kecil. Sejenis fregard dan korvet yang punya kemampuan daya tempur yang andal.
"Kita masih butuh jenis kapal seperti itu, masih banyak jumlahnya. Sehingga kita bisa sebarkan kapal kelas itu di seluruh wilayah perairan kita, untuk patroli keamanan, sekaligus bisa menjadi kapal penyerang dalam kondisi tertentu," tegasnya.
Sumber: Jurnal Parlemen
Dahana Masih Andalkan Bahan Baku Impor
(Foto: Dahana)
13 Maret 2012, Subang: PT Dahana (Persero) masih mengandalkan pasokan bahan baku amonium nitrat yang diimpor dari sejumlah negara.
Saat ini, baru satu pabrik saja yaitu PT Multi Nitrotama Kimia yang efektif memroduksi amonium nitrat (AN) di kawasan Cikampek Jawa Barat. Akan tetapi, itu pun baru mampu menghasilkan 30 ton AN per tahun.
Kepala Litbang Dahana Waspodo Kurniadi mengatakan perseroan membutuhkan sedikitnya 60.000 ton AN per tahun. Sedangkan kebutuhan AN di dalam negeri mencapai 250.000 ton per tahun.
Dia mengemukakan AN diimpor dari sejumlah negara antara lain China, Prancis, Korea Selatan, dan lain-lain.
“Jadi kami membutuhkan sekitar seperempat dari kuota AN keseluruhan,” katanya kemarin.
Dia mengatakan saat ini memang ada dua perusahaan yang mengusahakan produksi AN yaitu PT Kaltim Nitrat Indonesia dan PT Batuta milik kelompok usaha Bakrie di Bontang Kalimantan Timur.
Waspodo mengatakan Kaltim Nitrat diproyeksikan mampu memroduksi sekitar 200.000 ton per tahun. Menurut dia, perusahaan ini diperkirakan akan mulai memroduksi AN pada tahun ini.
Adapun usaha milik Bakrie saat ini masih dalam tahap proses perizinan. Perusahaan ini diperkirakan mampu memroduksi hingga 300.000 ton.
“Ketika dua pabrik itu beroperasi mungkin kebutuhan dalam negeri tidak lagi harus impor,” katanya. Dia mengatakan Dahana siap menjajaki kerja sama dengan kedua perusahaan itu dalam pengadaan AN. Akan tetapi, tentu saja perusahaan mensyaratkan hukum pasar dalam kerja sama bisnis itu.
“Tentu harganya harus murah. Kalau mahal kita memilih impor saja,” katanya.
Pada kesempatan yang sama, Waspodo mengatakan pembangunan komplek Energic Material Centre di Subang sudah hampir 100%.
Kawasan seluas hampir 596,8 hektare ini akan menjadi pusat penelitian dan pengembangan bahan berenergi tinggi di Asia Tenggara.
Kawasan ini juga sekaligus merupakan relokasi pabrik sebelumnya di Tasikmalaya yang hanya 36 hektare. Waspodo mengatakan dengan sokongan infrastruktur baru itu kinerja perusahaan mampu naik lebih dari dua kali lipat.
“Tetapi yang terpenting bahwa kami akan benar-benar mampu menyokong kepentingan negara sebab kami juga berperan dalam sistem pertahanan negara antara lain dalam pengembangan roket dan peluru kendali,” katanya.
Waspodo mengatakan dari sisi bisnis perusahaan juga terus melakukan ekpansi usaha. Menurut dia, perusahaan saat ini masih mendominasi pasar bahan dan jasa peledakan di Tanah Air.
Menurut dia, beberapa produk juga sudah rutin dieskpor ke beberapa negara seperti Filipina, Thailand, Australia, dan lain-lain.
Seperti diberitakan sebelumnya, Dahana membidik pendapatan pada tahun ini naik 54,6% dibandingkan dengan realisasi pendapatan pada tahun lalu dari Rp630 miliar menjadi di atas Rp974 miliar.
Presiden Direktur Dahana Tanto Dirgantoro mengatakan target tersebut ditetapkan seiring dengan keinginan perseroan yang akan mengoptimalkan perolehan bisnis dari jasa peledakan terutama pengeboran (drilling), blasting (peledakan), jasa-jasa terkait lainnya serta memperbanyak aneka produk explosive manufacturing.
“Prognosa [pendapatan] pada tahun ini mencapai lebih dari Rp974 miliar dengan profit margin 12% dan laba bersih [nett profit margin] 9% dari total prognosa dengan meningkatkan pelayanan di bidang jasa serta peningkatan kegiatan explosive manufacturing,” katanya beberapa waktu lalu.
Sumber: Bisnis Jabar
13 Maret 2012, Subang: PT Dahana (Persero) masih mengandalkan pasokan bahan baku amonium nitrat yang diimpor dari sejumlah negara.
Saat ini, baru satu pabrik saja yaitu PT Multi Nitrotama Kimia yang efektif memroduksi amonium nitrat (AN) di kawasan Cikampek Jawa Barat. Akan tetapi, itu pun baru mampu menghasilkan 30 ton AN per tahun.
Kepala Litbang Dahana Waspodo Kurniadi mengatakan perseroan membutuhkan sedikitnya 60.000 ton AN per tahun. Sedangkan kebutuhan AN di dalam negeri mencapai 250.000 ton per tahun.
Dia mengemukakan AN diimpor dari sejumlah negara antara lain China, Prancis, Korea Selatan, dan lain-lain.
“Jadi kami membutuhkan sekitar seperempat dari kuota AN keseluruhan,” katanya kemarin.
Dia mengatakan saat ini memang ada dua perusahaan yang mengusahakan produksi AN yaitu PT Kaltim Nitrat Indonesia dan PT Batuta milik kelompok usaha Bakrie di Bontang Kalimantan Timur.
Waspodo mengatakan Kaltim Nitrat diproyeksikan mampu memroduksi sekitar 200.000 ton per tahun. Menurut dia, perusahaan ini diperkirakan akan mulai memroduksi AN pada tahun ini.
Adapun usaha milik Bakrie saat ini masih dalam tahap proses perizinan. Perusahaan ini diperkirakan mampu memroduksi hingga 300.000 ton.
“Ketika dua pabrik itu beroperasi mungkin kebutuhan dalam negeri tidak lagi harus impor,” katanya. Dia mengatakan Dahana siap menjajaki kerja sama dengan kedua perusahaan itu dalam pengadaan AN. Akan tetapi, tentu saja perusahaan mensyaratkan hukum pasar dalam kerja sama bisnis itu.
“Tentu harganya harus murah. Kalau mahal kita memilih impor saja,” katanya.
Pada kesempatan yang sama, Waspodo mengatakan pembangunan komplek Energic Material Centre di Subang sudah hampir 100%.
Kawasan seluas hampir 596,8 hektare ini akan menjadi pusat penelitian dan pengembangan bahan berenergi tinggi di Asia Tenggara.
Kawasan ini juga sekaligus merupakan relokasi pabrik sebelumnya di Tasikmalaya yang hanya 36 hektare. Waspodo mengatakan dengan sokongan infrastruktur baru itu kinerja perusahaan mampu naik lebih dari dua kali lipat.
“Tetapi yang terpenting bahwa kami akan benar-benar mampu menyokong kepentingan negara sebab kami juga berperan dalam sistem pertahanan negara antara lain dalam pengembangan roket dan peluru kendali,” katanya.
Waspodo mengatakan dari sisi bisnis perusahaan juga terus melakukan ekpansi usaha. Menurut dia, perusahaan saat ini masih mendominasi pasar bahan dan jasa peledakan di Tanah Air.
Menurut dia, beberapa produk juga sudah rutin dieskpor ke beberapa negara seperti Filipina, Thailand, Australia, dan lain-lain.
Seperti diberitakan sebelumnya, Dahana membidik pendapatan pada tahun ini naik 54,6% dibandingkan dengan realisasi pendapatan pada tahun lalu dari Rp630 miliar menjadi di atas Rp974 miliar.
Presiden Direktur Dahana Tanto Dirgantoro mengatakan target tersebut ditetapkan seiring dengan keinginan perseroan yang akan mengoptimalkan perolehan bisnis dari jasa peledakan terutama pengeboran (drilling), blasting (peledakan), jasa-jasa terkait lainnya serta memperbanyak aneka produk explosive manufacturing.
“Prognosa [pendapatan] pada tahun ini mencapai lebih dari Rp974 miliar dengan profit margin 12% dan laba bersih [nett profit margin] 9% dari total prognosa dengan meningkatkan pelayanan di bidang jasa serta peningkatan kegiatan explosive manufacturing,” katanya beberapa waktu lalu.
Sumber: Bisnis Jabar
Anggaran Kemenhan pada APBN-P 2012 Turun 0,45 persen
Ketua Komite Ekonomi Nasional (KEN) Chairul Tanjung (kanan) berbincang dengan Utusan Khusus Presiden untuk Penanggulangan Kemiskinan H.S. Dillon (tengah) dan Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin (kiri) sebelum mengikuti sidang kabinet paripurna yang membahas soal Masterplan Program Perencanaan Penanggulangan Kemiskinan Indonesia (MP3KI) di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Rabu (22/2). Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan pemerintah akan mengajukan percepatan pembahasan APBN Perubahan tahun 2012 kepada DPR lebih cepat dari biasanya terkait terjadinya krisis minyak dunia yang akan berdampak langsung pada APBN tahun 2012. (Foto: ANTARA/Widodo S. Jusuf/Koz/12)
13 Maret 2012, Senayan: Pemerintah mengusulkan pengurangan atau pemotongan anggaran Kemenhan pada Perubahanan APBN 2012 sebesar Rp 329,4 miliar dari total anggaran Kemenhan 2012 ini sebesar Rp 72,538 triliun.
"Turun sekitar 0,45 persen dari total pagu anggaran Kemenhan 2012 ini. Namun penurunan anggaran di Kemenhan ini sesungguhnya paling kecil,dibandingkan penurunan anggaran di Kementerian lainnya," ujar Sekjen Kemenhan Marsda Eris Harryanto dalam raker pembahasan APBN Perubahan 2012 di Komisi I DPR, Selasa (13/3).
Eris menjelaskan, pemotongan anggaran Kemenhan pada APBN Perubahan 2012 itu dilakukan pada pengurangan belanja barang.
"Untuk pemotongan anggaran pada Mebes TNI sebesar Rp 24,9 miliar, TNI AD Rp 173,37 miliar,TNI AL Rp 34,05 miliar dan TNI AU Rp 34,89 miiar serta Kemenhan Rp 62,22 miliar," ujarnya.
Menurut Eris, pemotongan anggaran di Kemenhan ini akan mempengaruhi atas perencanaan-perencanaan organisasi di Kemenhan, baik untuk pemeliharaan dan belanja Alutsista, pendidikan tentara, dan lainnya.
"Untuk itu, kami kalau boleh berharap, agar anggaran Kemenhan dapat dipenuhi seperti dana pagu 2012 yang sebelumnya telah ditetapkan. Agar kondisi ini tidak terlalu mempengaruhi realisasi sejumlah program Kemenhan yang telah disusun sebelumnya," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq mengatakan, pengurangan anggaran Kemenhan pada APBN Perubahan 2012 ini baru sebatas usulan pemerintah, dalam hal ini Kemenkeu.
"Sementara DPR belum tentu juga menyetujui adanya pengurangan anggaran di Kemenhan tersebut. DPR perlu membahas hal ini, termasuk dibahas di Banggar," tegasnya.
Sumber: Jurnal Parlemen
13 Maret 2012, Senayan: Pemerintah mengusulkan pengurangan atau pemotongan anggaran Kemenhan pada Perubahanan APBN 2012 sebesar Rp 329,4 miliar dari total anggaran Kemenhan 2012 ini sebesar Rp 72,538 triliun.
"Turun sekitar 0,45 persen dari total pagu anggaran Kemenhan 2012 ini. Namun penurunan anggaran di Kemenhan ini sesungguhnya paling kecil,dibandingkan penurunan anggaran di Kementerian lainnya," ujar Sekjen Kemenhan Marsda Eris Harryanto dalam raker pembahasan APBN Perubahan 2012 di Komisi I DPR, Selasa (13/3).
Eris menjelaskan, pemotongan anggaran Kemenhan pada APBN Perubahan 2012 itu dilakukan pada pengurangan belanja barang.
"Untuk pemotongan anggaran pada Mebes TNI sebesar Rp 24,9 miliar, TNI AD Rp 173,37 miliar,TNI AL Rp 34,05 miliar dan TNI AU Rp 34,89 miiar serta Kemenhan Rp 62,22 miliar," ujarnya.
Menurut Eris, pemotongan anggaran di Kemenhan ini akan mempengaruhi atas perencanaan-perencanaan organisasi di Kemenhan, baik untuk pemeliharaan dan belanja Alutsista, pendidikan tentara, dan lainnya.
"Untuk itu, kami kalau boleh berharap, agar anggaran Kemenhan dapat dipenuhi seperti dana pagu 2012 yang sebelumnya telah ditetapkan. Agar kondisi ini tidak terlalu mempengaruhi realisasi sejumlah program Kemenhan yang telah disusun sebelumnya," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq mengatakan, pengurangan anggaran Kemenhan pada APBN Perubahan 2012 ini baru sebatas usulan pemerintah, dalam hal ini Kemenkeu.
"Sementara DPR belum tentu juga menyetujui adanya pengurangan anggaran di Kemenhan tersebut. DPR perlu membahas hal ini, termasuk dibahas di Banggar," tegasnya.
Sumber: Jurnal Parlemen
Korsel-Taiwan Berencana Hibahkan Satu Skuadron F-5
F-5F Tiger. (Foto: ROKAF)
13 Maret 2012, Jakarta: TNI Angkatan Udara (AU) memprogramkan penerimaan hibah satu skuadron (asumsi 16 unit) pesawat tempur F-5 dari Korea Selatan.
Proses hibah ini berkaitan dengan pembelian satu skuadron pesawat tempur ringan T-50 dari negara itu. Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara (Kadispenau) Marsekal Pertama TNI Azman Yunus mengungkapkan, saat ini program itu sedang berjalan. “Kita programkan satu skuadron (16 unit). Ada kaitannya dengan pembelian pesawat T-50,”katanya di Jakarta kemarin. Untuk mekanismenya, Azman mengaku tidak mengetahui secara mendetail karena proses dilakukan oleh Kementerian Pertahanan.
“Prosesnya masih berjalan yang melakukan Kemhan. Tapi memang betul ada program itu,” ungkapnya. Azman mengaku senang jika hibah ini berhasil terealisasi karena akan mendongkrak kekuatan TNI Angkatan Udara. “Hubungan dengan Korea Selatan sekarang ini sedang bagus banget. Kenapa tidak kita terima? Kita sebagai user senang-senang saja diberi,” ucap Azman. Hubungan kedua negara dalam bidang persenjataan militer memang dalam tren positif.
Indonesia tercatat memesan 16 pesawat tempur ringan T-50 dan tiga unit kapal selam dari Negeri Gingseng itu. Korea Selatan juga membeli empat unit pesawat angkut CN- 235 dari PT Dirgantara Indonesia. Kedua negara bahkan sedang dalam kerja sama produksi pesawat tempur antiradar generasi 4,5 yakni IFX/KFX. Sebelumnya, Kepala Staf TNI-AU Marsekal TNI Imam Sufaat mengatakan, pihaknya juga mempertimbangkan hibah pesawat tempur F-5E/F Tiger dari Taiwan.
Taiwan merupakan satu sekutu Amerika Serikat. Negara kepulauan itu berhadapan langsung dengan China dan senantiasa mendapat kemudahan dalam pengadaan atau peremajaan arsenal dari Amerika Serikat. “Ya...itu baik...akan kami pertimbangkan,”katanya,usai memimpin serah terima jabatan Komandan Komando Pendidikan TNI-AU, di Jakarta, Jumat (9/3). Dia mengatakan Taiwan akan menghibahkan sekitar satu skuadron F-5E/F.“Kira-kira jumlahnya satu skuadron,”ungkapnya. Satu skuadron udara berkekuatan antara 12 hingga 20 pesawat terbang.
Tidak Ada Koordinasi Mengenai Hibah F-5 Korsel
Kabar mengenai TNI AU akan menerima hibah pesawat tempur F-5 E/F Tiger II dari Korea Selatan ditanggapi dingin oleh TB. Hasanuddin. Anggota Komisi I DPR RI itu menyayangkan tidak adanya koordinasi antara KSAU, Kementerian Pertahanan dan DPR.
“Saya tadi minta penjelasan kepada Sekjen Kementerian Pertahanan RI (Kemhan), Namun Sekjen Kemhan pun kelihatannya menyesalkan adanya pernyataan tersebut,” jelas TB. Hasanuddin ketika dihubungi itoday, Selasa (13/3). “Kami secara resmi belum mendiskusikannya,” sambungnya.
TB. Hasanuddin berhak kecewa, sebab jika menyangkut pembelian peralatan tempur, seharusnya dibicarakan dulu dengan DPR.
“Kalau kita mau ngomong soal negara dengan negara, menyangkut penyerahan atau pembelian peralatan tempur, KSAU atau siapapun harus bicara dulu dengan DPR, jangan langsung diekspos ke publik,” jelasnya.
Tidak hanya tidak ada koordinasi, anggota DPR yang mantan anggota TNI ini juga membeberkan bahwa Sekjen Kemhan tidak tahu mengenai masalah ini, dan Kemhan pun tidak tahu mengenai adanya pernyataan dari pihak TNI AU tentang hibah pesawat tempur dari Korea Selatan.
“ Sekjen Kemhan pun tidak tahu masalah ini. Kata Sekjen Kemhan, pihak Kemhan tidak tahu mengenai pernyataan dari pihak TNI AU tentang hibah F-5 dari Korea Selatan, “ jelasnya.
Anggota Fraksi PDIP ini juga menyayangkan kebijakan pemerintah dan TNI yang menerima hibah alat utama sistem senjata (Alutsista) usang dari negara lain. Menurutnya, jangan sampai untuk mencapai Minimum Essential Forces (MEF), kemudian kekuatan TNI hanya dipenuhi dengan barang rongsokan.
Namun demikian, TB. Hasanuddin menjelaskan, Komisi I DPR RI belum akan memanggil Panglima TNI dan pemerintah mengenai masalah ini.
“Tidak usah dipanggil, telepon saja. Cuma kalau mau bicara, tolong koordinasikan dulu,” pungkasnya.
Sumber: SINDO/itoday
13 Maret 2012, Jakarta: TNI Angkatan Udara (AU) memprogramkan penerimaan hibah satu skuadron (asumsi 16 unit) pesawat tempur F-5 dari Korea Selatan.
Proses hibah ini berkaitan dengan pembelian satu skuadron pesawat tempur ringan T-50 dari negara itu. Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara (Kadispenau) Marsekal Pertama TNI Azman Yunus mengungkapkan, saat ini program itu sedang berjalan. “Kita programkan satu skuadron (16 unit). Ada kaitannya dengan pembelian pesawat T-50,”katanya di Jakarta kemarin. Untuk mekanismenya, Azman mengaku tidak mengetahui secara mendetail karena proses dilakukan oleh Kementerian Pertahanan.
“Prosesnya masih berjalan yang melakukan Kemhan. Tapi memang betul ada program itu,” ungkapnya. Azman mengaku senang jika hibah ini berhasil terealisasi karena akan mendongkrak kekuatan TNI Angkatan Udara. “Hubungan dengan Korea Selatan sekarang ini sedang bagus banget. Kenapa tidak kita terima? Kita sebagai user senang-senang saja diberi,” ucap Azman. Hubungan kedua negara dalam bidang persenjataan militer memang dalam tren positif.
Indonesia tercatat memesan 16 pesawat tempur ringan T-50 dan tiga unit kapal selam dari Negeri Gingseng itu. Korea Selatan juga membeli empat unit pesawat angkut CN- 235 dari PT Dirgantara Indonesia. Kedua negara bahkan sedang dalam kerja sama produksi pesawat tempur antiradar generasi 4,5 yakni IFX/KFX. Sebelumnya, Kepala Staf TNI-AU Marsekal TNI Imam Sufaat mengatakan, pihaknya juga mempertimbangkan hibah pesawat tempur F-5E/F Tiger dari Taiwan.
Taiwan merupakan satu sekutu Amerika Serikat. Negara kepulauan itu berhadapan langsung dengan China dan senantiasa mendapat kemudahan dalam pengadaan atau peremajaan arsenal dari Amerika Serikat. “Ya...itu baik...akan kami pertimbangkan,”katanya,usai memimpin serah terima jabatan Komandan Komando Pendidikan TNI-AU, di Jakarta, Jumat (9/3). Dia mengatakan Taiwan akan menghibahkan sekitar satu skuadron F-5E/F.“Kira-kira jumlahnya satu skuadron,”ungkapnya. Satu skuadron udara berkekuatan antara 12 hingga 20 pesawat terbang.
Tidak Ada Koordinasi Mengenai Hibah F-5 Korsel
Kabar mengenai TNI AU akan menerima hibah pesawat tempur F-5 E/F Tiger II dari Korea Selatan ditanggapi dingin oleh TB. Hasanuddin. Anggota Komisi I DPR RI itu menyayangkan tidak adanya koordinasi antara KSAU, Kementerian Pertahanan dan DPR.
“Saya tadi minta penjelasan kepada Sekjen Kementerian Pertahanan RI (Kemhan), Namun Sekjen Kemhan pun kelihatannya menyesalkan adanya pernyataan tersebut,” jelas TB. Hasanuddin ketika dihubungi itoday, Selasa (13/3). “Kami secara resmi belum mendiskusikannya,” sambungnya.
TB. Hasanuddin berhak kecewa, sebab jika menyangkut pembelian peralatan tempur, seharusnya dibicarakan dulu dengan DPR.
“Kalau kita mau ngomong soal negara dengan negara, menyangkut penyerahan atau pembelian peralatan tempur, KSAU atau siapapun harus bicara dulu dengan DPR, jangan langsung diekspos ke publik,” jelasnya.
Tidak hanya tidak ada koordinasi, anggota DPR yang mantan anggota TNI ini juga membeberkan bahwa Sekjen Kemhan tidak tahu mengenai masalah ini, dan Kemhan pun tidak tahu mengenai adanya pernyataan dari pihak TNI AU tentang hibah pesawat tempur dari Korea Selatan.
“ Sekjen Kemhan pun tidak tahu masalah ini. Kata Sekjen Kemhan, pihak Kemhan tidak tahu mengenai pernyataan dari pihak TNI AU tentang hibah F-5 dari Korea Selatan, “ jelasnya.
Anggota Fraksi PDIP ini juga menyayangkan kebijakan pemerintah dan TNI yang menerima hibah alat utama sistem senjata (Alutsista) usang dari negara lain. Menurutnya, jangan sampai untuk mencapai Minimum Essential Forces (MEF), kemudian kekuatan TNI hanya dipenuhi dengan barang rongsokan.
Namun demikian, TB. Hasanuddin menjelaskan, Komisi I DPR RI belum akan memanggil Panglima TNI dan pemerintah mengenai masalah ini.
“Tidak usah dipanggil, telepon saja. Cuma kalau mau bicara, tolong koordinasikan dulu,” pungkasnya.
Sumber: SINDO/itoday
Menhan dan Menpera Saksikan Penandatanganan Kerja Sama Perumahan
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro (kiri) didampingi Menteri Perumahan Rakyat Djan Faridz (tengah) mendapat penjelasan dari Dirjen Kekuatan Pertahanan Laksamana Muda TNI B Suwarto (kiri) saat meninjau rumah contoh usai penandatangan kerjasama di Jakarta, Senin (12/3). Penanda tanganan perjanjian kerjasama antara Dirjen Kekuatan Pertahanan dengan Deputi Perumahan Formal, Deputi Bidang Pembiayaan dan Deputi Pengembangan Kawasan tentang penyediaan rumah umum untuk Prajurit, PNS, Purnawirawan/warakauri di lingkungan Kementerian Pertahanan dan Tentara Nasional Indonesia (TNI). (Foto: ANTARA/Saleh/ed/ama/12)
12 Maret 2012, Jakarta: Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro dan Menteri Perumahan Rakyat (Menpera) H. Djan Faridz, Senin (12/3), di Gedung Kemenpera, Jakarta, menyaksikan Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama tentang penyediaan rumah umum untuk prajurit TNI, pegawai negeri sipil, purnawirawan/warakawuri, janda/duda pegawai negeri sipil di lingkungan Kementerian Pertahanan.
Penandatanganan perjanjian kerja sama tersebut dilakukan oleh Direktur Jenderal Kekuatan Pertahanan Kemhan Laksamana Muda TNI Bambang Suwarto dengan Deputi Bidang Perumahan Formal Pangihutan Marpaung, Deputi Bidang Pembiayaan Sri Hartoyo dan Deputi Bidang Pengembangan Kawasan Kenpera Hazaddin T. Sitepu.
Dalam sambutannya Menhan mengatakan, bahwa salah satu aspek yang menjadi perhatian prioritas di lingkungan Kemhan adalah, masalah kesejahteraan yaitu penyediaan perumahan. Dengan penandatanganan kerja sama penyediaan rumah umum, Menhan menyambut gembira dan menyampaikan ucapan terima kasih atas kesediaan Kemenpera memberikan dukungan untuk percepatan penyediaan rumah umum.
Berkaitan dengan masalah kesejahteraan, Menhan menjelaskan pengalokasian menjadi dua bagian besar, yang pertama adalah masalah konpensasi, yakni sudah terlaksananya remunerasi birokrasi termasuk di dalamnya bagi prajurit yang bertugas di perbatasan, dan yang menjadi tantangan utama adalah masalah perumahan. “Penandatangan kerja sama ini untuk penyediaan rumah umum, merupakan salah satu jawaban dari tantangan tersebut, karenanya Menhan berharap, agar pembangunan rumah dengan tipe 36 ini dapat segera direalisasikan.
Hal senada juga disampaikan Menpera H. Djan Faridz yang menyatakan, Kemenpera juga siap mendukung pembangunan rumah umum bagi prajurit TNI dan jajarannya di lingkungan Kemhan. Bahkan, dalam pembangunan rumah umum, Kemenpera melakukan terobosan untuk mensiasati kenaikan harga material, dengan menggunakan besi sebagai pondasi.
Penandatanganan perjanjian kerja sama tentang penyediaan rumah umum untuk prajurit TNI, pegawai negeri sipil, purnawirawan/warakawuri, janda/duda pegawai negeri sipil di lingkungan Kementerian Pertahanan, merupakan yang ketiga dan lanjutan dari penandatanganan sebelumnya, yang dilaksanakan pada Bulan Januari 2011 dan Februari 2012. Sedangkan pembanguan unit rumah tahap awal, dialokasikan di daerah NTT dan Maluku Utara.
Komisi I Dorong Kepemilikan Rumah Layak untuk Prajurit TNI
Komisi I DPR RI prihatin masih banyak prajurit TNI dan pensiunan TNI yang hingga kini masih tinggal di rumah yang tak layak atau bahkan belum memiliki rumah tinggal sendiri.
Untuk itu, DPR mendorong perlunya penambahan anggaran bagi Kemenhan dan Mabes TNI untuk kebutuhan pengadaan dan penyediaan rumah yang layak bagi prajurit TNI.
"Sebelumnya, dalam kunjungan kerja komisi I lalu, kami menemukan prajurit TNI yang tinggal di sebuah rumah yang tidak layak. Seperti satu rumah kecil dihuni oleh dua kepala keluarga. Karena itu, selain modernisasi alutsista TNI, isu lainnya yang perlu mendapat perhatian adalah soal rumah dinas bagi prajurit TNI ini," ujar Ketua Komisi I Mahfudz Siddiq usai memimpin raker dengan Sekjen Kemenhan di DPR, Selasa (13/3).
Mahfudz mengatakan, dalam raker tersebut Komisi I juga menyoroti soal banyaknya kendaraan dinas TNI yang sudah tidak layak pakai, namun tetap digunakan.
"Komisi I juga akan mendorong bagi peremajaan kendaraan dinas TNI,"ujarnya.
Menurut Mahfudz, pihak Kemenhan secara informal telah menyebutkan angka sebesar Rp 13,5 trilun untuk kebutuhan pengadaan rumah tinggal bagi prajurit TNI dan peremajaan kendaraan dinas TNI.
"Kami minta Kemenhan dan Mabes TNI segera membuat kajian dan segera mengusulkan ke Komisi I soal anggaran yang dibutuhkan. Prinsipnya, kalau untuk dua soal itu, Komisi I akan memperjuangkan anggarannya di Banggar. Sehingga ada penambahan anggaran untuk Kemenhan dan Mabes TNI, karena dua masalah tersebut realitasnya selama ini masih luput dari perhatian semua pihak," ujarnya.
Sebelumnya, Menhan Purnomo Yusgiantoro menyatakan, kebutuhan perumahan bagi para prajurit, pegawai negeri sipil (PNS), purnawirawan/warakawuri, janda/duda PNS di lingkungan Kemenhan dan TNI masih cukup besar. Perbandingan antara anggota TNI dan sipil di Indonesia adalah 1:8, atau jumlahnya mencapai angka 460.000 orang prajurit yang tersebar di seluruh Indonesia.
Sumber: Kemhan/Jurnal Parlemen
12 Maret 2012, Jakarta: Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro dan Menteri Perumahan Rakyat (Menpera) H. Djan Faridz, Senin (12/3), di Gedung Kemenpera, Jakarta, menyaksikan Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama tentang penyediaan rumah umum untuk prajurit TNI, pegawai negeri sipil, purnawirawan/warakawuri, janda/duda pegawai negeri sipil di lingkungan Kementerian Pertahanan.
Penandatanganan perjanjian kerja sama tersebut dilakukan oleh Direktur Jenderal Kekuatan Pertahanan Kemhan Laksamana Muda TNI Bambang Suwarto dengan Deputi Bidang Perumahan Formal Pangihutan Marpaung, Deputi Bidang Pembiayaan Sri Hartoyo dan Deputi Bidang Pengembangan Kawasan Kenpera Hazaddin T. Sitepu.
Dalam sambutannya Menhan mengatakan, bahwa salah satu aspek yang menjadi perhatian prioritas di lingkungan Kemhan adalah, masalah kesejahteraan yaitu penyediaan perumahan. Dengan penandatanganan kerja sama penyediaan rumah umum, Menhan menyambut gembira dan menyampaikan ucapan terima kasih atas kesediaan Kemenpera memberikan dukungan untuk percepatan penyediaan rumah umum.
Berkaitan dengan masalah kesejahteraan, Menhan menjelaskan pengalokasian menjadi dua bagian besar, yang pertama adalah masalah konpensasi, yakni sudah terlaksananya remunerasi birokrasi termasuk di dalamnya bagi prajurit yang bertugas di perbatasan, dan yang menjadi tantangan utama adalah masalah perumahan. “Penandatangan kerja sama ini untuk penyediaan rumah umum, merupakan salah satu jawaban dari tantangan tersebut, karenanya Menhan berharap, agar pembangunan rumah dengan tipe 36 ini dapat segera direalisasikan.
Hal senada juga disampaikan Menpera H. Djan Faridz yang menyatakan, Kemenpera juga siap mendukung pembangunan rumah umum bagi prajurit TNI dan jajarannya di lingkungan Kemhan. Bahkan, dalam pembangunan rumah umum, Kemenpera melakukan terobosan untuk mensiasati kenaikan harga material, dengan menggunakan besi sebagai pondasi.
Penandatanganan perjanjian kerja sama tentang penyediaan rumah umum untuk prajurit TNI, pegawai negeri sipil, purnawirawan/warakawuri, janda/duda pegawai negeri sipil di lingkungan Kementerian Pertahanan, merupakan yang ketiga dan lanjutan dari penandatanganan sebelumnya, yang dilaksanakan pada Bulan Januari 2011 dan Februari 2012. Sedangkan pembanguan unit rumah tahap awal, dialokasikan di daerah NTT dan Maluku Utara.
Komisi I Dorong Kepemilikan Rumah Layak untuk Prajurit TNI
Komisi I DPR RI prihatin masih banyak prajurit TNI dan pensiunan TNI yang hingga kini masih tinggal di rumah yang tak layak atau bahkan belum memiliki rumah tinggal sendiri.
Untuk itu, DPR mendorong perlunya penambahan anggaran bagi Kemenhan dan Mabes TNI untuk kebutuhan pengadaan dan penyediaan rumah yang layak bagi prajurit TNI.
"Sebelumnya, dalam kunjungan kerja komisi I lalu, kami menemukan prajurit TNI yang tinggal di sebuah rumah yang tidak layak. Seperti satu rumah kecil dihuni oleh dua kepala keluarga. Karena itu, selain modernisasi alutsista TNI, isu lainnya yang perlu mendapat perhatian adalah soal rumah dinas bagi prajurit TNI ini," ujar Ketua Komisi I Mahfudz Siddiq usai memimpin raker dengan Sekjen Kemenhan di DPR, Selasa (13/3).
Mahfudz mengatakan, dalam raker tersebut Komisi I juga menyoroti soal banyaknya kendaraan dinas TNI yang sudah tidak layak pakai, namun tetap digunakan.
"Komisi I juga akan mendorong bagi peremajaan kendaraan dinas TNI,"ujarnya.
Menurut Mahfudz, pihak Kemenhan secara informal telah menyebutkan angka sebesar Rp 13,5 trilun untuk kebutuhan pengadaan rumah tinggal bagi prajurit TNI dan peremajaan kendaraan dinas TNI.
"Kami minta Kemenhan dan Mabes TNI segera membuat kajian dan segera mengusulkan ke Komisi I soal anggaran yang dibutuhkan. Prinsipnya, kalau untuk dua soal itu, Komisi I akan memperjuangkan anggarannya di Banggar. Sehingga ada penambahan anggaran untuk Kemenhan dan Mabes TNI, karena dua masalah tersebut realitasnya selama ini masih luput dari perhatian semua pihak," ujarnya.
Sebelumnya, Menhan Purnomo Yusgiantoro menyatakan, kebutuhan perumahan bagi para prajurit, pegawai negeri sipil (PNS), purnawirawan/warakawuri, janda/duda PNS di lingkungan Kemenhan dan TNI masih cukup besar. Perbandingan antara anggota TNI dan sipil di Indonesia adalah 1:8, atau jumlahnya mencapai angka 460.000 orang prajurit yang tersebar di seluruh Indonesia.
Sumber: Kemhan/Jurnal Parlemen
Belarus Tawarkan Kerjasama Industri Pertahanan dengan Indonesia
MAZ-543А. (Foto: russianmilitary.co.uk)
12 Maret 2012, Jakarta: Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Senin (12/3), menerima kunjungan kehormatan Wakil Menteri Luar Negeri Belarus HE Sergei Aleinik, di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta. Kedatangannya kali ini membawa misi dari negaranya untuk meningkatkan kerjasama di bidang militer dan pertahanan dengan membawa draft kerjasama industri pertahanan. Menhan Purnomo Yusgiantoro menjelaskan bahwa pada saat ini militer Indonesia membeli alutsista dari berbagai negara.
Delegasi Wakil Menlu Belarus juga menjelaskan keinginan membangun kerjasama antara Industri pertahanan kedua negara terutama PT Pindad. Sementara pengadaan alutsista lainnya Menhan akan menyerahkan kepada staf dibawahnya yang dipimpin Wakil Menhan untuk melihat kemungkinan kerjasama yang bisa dilaksanakan oleh kedua negara. Saat menerima Wakil Menlu Belarus, Menhan Purnomo Yusgiantoro didampingi Wakil Menhan Sjafrie Sajmsoeddin dan Direktur Kerjasama Internasional Brigjen TNI Jan Pieter Ate.
Wamenhan RI Terima Kunjungan Kehormatan Wamenlu Belarus
Wakil Menteri Pertahanan Republik Indonesia Sjafrie Sjamsoeddin menerima kunjungan kehormatan Wakil Menteri Luar Negeri Republik Belarus Sergei Aleinik, Selasa (13/3) di kantor Kementerian Pertahanan RI, Jakarta. Kunjungan tersebut dimaksudkan dalam rangka meningkatkan kerjasama bilateral kedua negara khususnya kerjasama di bidang pertahanan.
Saat menerima Wamenlu Belarus, Wamenhan RI didampingi Dirjen Strahan Kemhan Mayjen TNI Puguh Santoso, ST, M.Sc, Kabaranahan Kemhan Mayjen TNI Ediwan Prabowo dan Kapuskom Publik Kemhan Brigjen TNI Hartind Asrin. Sementara itu, Wamenlu Belarus didampingi 12 anggota delegasi dari berbagai institusi di Belarus.
Dalam kunjungannya, Wamenlu Belarus menyampailkan keinginan dari pemerintah Belarus untuk peningkatan kerjasama pertahanan dengan Indonesia yaitu dengan menyerahkan proposal draf kerjasama teknik militer kepada Wamenhan RI.
Menanggapi keinginan pemerintah Belarus, Wamenhan RI menyampaikan bahwa pemerintah Indonesia dalam hal ini Kemhan menyambut baik serta akan segera mempelajari dan menindaklajuti proposal draf tersebut. Pemerintah Indonesia berharap kerjasama pertahanan kedua negara khususnya kerjasama teknik militer didasari atas kerjasama yang saling menguntungkan antara kedua pihak.
Kunjungan Wamenlu ke Wamenhan ini merupakan bagian dari serangkaian kunjungannya di Indonesia selama empat hari dari tanggal 11 hingga 14 Maret 2012. Selain berkunjung kepada Wamenhan RI, sehari sebelumnyaWamenlu Belarus didampingi delegasinya juga mengadakan kunjungan kehormatan kepada Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Senin (12/3).
Selama di Indonesia, Wamenlu Belarus dan delegasi juga direncanakan bertemu dengan Menteri ESDM RI, Menteri Ristek RI, Wakil Menteri Luar Negeri RI, Wakil Menteri Perdagangan RI, Komisi I DPR RI dan Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI). Tujuan kunjungannya ke Indonesia adalah dalam rangka meningkatkan hubungan bilateral kedua negara di bidang ekonomi, pertahanan, perdagangan dan Iptek.
Sumber: Kemhan
12 Maret 2012, Jakarta: Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Senin (12/3), menerima kunjungan kehormatan Wakil Menteri Luar Negeri Belarus HE Sergei Aleinik, di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta. Kedatangannya kali ini membawa misi dari negaranya untuk meningkatkan kerjasama di bidang militer dan pertahanan dengan membawa draft kerjasama industri pertahanan. Menhan Purnomo Yusgiantoro menjelaskan bahwa pada saat ini militer Indonesia membeli alutsista dari berbagai negara.
Delegasi Wakil Menlu Belarus juga menjelaskan keinginan membangun kerjasama antara Industri pertahanan kedua negara terutama PT Pindad. Sementara pengadaan alutsista lainnya Menhan akan menyerahkan kepada staf dibawahnya yang dipimpin Wakil Menhan untuk melihat kemungkinan kerjasama yang bisa dilaksanakan oleh kedua negara. Saat menerima Wakil Menlu Belarus, Menhan Purnomo Yusgiantoro didampingi Wakil Menhan Sjafrie Sajmsoeddin dan Direktur Kerjasama Internasional Brigjen TNI Jan Pieter Ate.
Wamenhan RI Terima Kunjungan Kehormatan Wamenlu Belarus
Wakil Menteri Pertahanan Republik Indonesia Sjafrie Sjamsoeddin menerima kunjungan kehormatan Wakil Menteri Luar Negeri Republik Belarus Sergei Aleinik, Selasa (13/3) di kantor Kementerian Pertahanan RI, Jakarta. Kunjungan tersebut dimaksudkan dalam rangka meningkatkan kerjasama bilateral kedua negara khususnya kerjasama di bidang pertahanan.
Saat menerima Wamenlu Belarus, Wamenhan RI didampingi Dirjen Strahan Kemhan Mayjen TNI Puguh Santoso, ST, M.Sc, Kabaranahan Kemhan Mayjen TNI Ediwan Prabowo dan Kapuskom Publik Kemhan Brigjen TNI Hartind Asrin. Sementara itu, Wamenlu Belarus didampingi 12 anggota delegasi dari berbagai institusi di Belarus.
Dalam kunjungannya, Wamenlu Belarus menyampailkan keinginan dari pemerintah Belarus untuk peningkatan kerjasama pertahanan dengan Indonesia yaitu dengan menyerahkan proposal draf kerjasama teknik militer kepada Wamenhan RI.
Menanggapi keinginan pemerintah Belarus, Wamenhan RI menyampaikan bahwa pemerintah Indonesia dalam hal ini Kemhan menyambut baik serta akan segera mempelajari dan menindaklajuti proposal draf tersebut. Pemerintah Indonesia berharap kerjasama pertahanan kedua negara khususnya kerjasama teknik militer didasari atas kerjasama yang saling menguntungkan antara kedua pihak.
Kunjungan Wamenlu ke Wamenhan ini merupakan bagian dari serangkaian kunjungannya di Indonesia selama empat hari dari tanggal 11 hingga 14 Maret 2012. Selain berkunjung kepada Wamenhan RI, sehari sebelumnyaWamenlu Belarus didampingi delegasinya juga mengadakan kunjungan kehormatan kepada Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Senin (12/3).
Selama di Indonesia, Wamenlu Belarus dan delegasi juga direncanakan bertemu dengan Menteri ESDM RI, Menteri Ristek RI, Wakil Menteri Luar Negeri RI, Wakil Menteri Perdagangan RI, Komisi I DPR RI dan Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI). Tujuan kunjungannya ke Indonesia adalah dalam rangka meningkatkan hubungan bilateral kedua negara di bidang ekonomi, pertahanan, perdagangan dan Iptek.
Sumber: Kemhan
AU Rusia Operasikan Su-35 pada Akhir 2012
Su-35S saat melakukan uji terbang. (Foto: Sukhoi)
13 Maret 2012, Moskow: Angkatan Udara Rusia akan menerima lima jet tempur pertama Sukhoi Su-35 Flanker-E diumumkan juru bicara AU Rusia Vladimir Drik, Senin (12/3).
“Su-35 telah menyelesaikan tahap akhir uji terbang di Pusat Pelatihan Pilot dan Pengujian di Akhtubinsk (wilayah Volga),” ungkap Drik. “Produksi enam seri pertama Su-35 akan dikirimkan ke AU pada akhir tahun 2012.”
Kementrian Pertahanan Rusia meneken kontrak pembelian 48 Su-25 dengan Sukhoi pada 2009.
Sukhoi Su-35 pengembangan dari Su-27 oleh Biro Sukhoi, melakukan terbang perdana pada 1988. Pesawat diproduksi dalam jumlah kecil pada 1995 dan dihentikan produksinya pada akhir era-1990an. Su-35 dimodernisasi dengan teknologi generasi 4++ menjadi Su-35S pada 2006 dan melakukan terbang perdana 2008.
Pesawat ditenagai dua mesin 117S dengan thrust vectoring, dapat terbang sejauh 3600 km dengan jumlah awak satu orang. Su-35S dapat membawa berbagai macam persenjataan seberat 8 ton dicantelkan pada 12 hardpoint.
Sukhoi menjajaki penjualan Su-35S pada sejumlah negara di kawasan Asia Tenggara, Timur-Tengah dan Amerika Latin.
@Berita HanKam
Sumber : RIA Novosti
13 Maret 2012, Moskow: Angkatan Udara Rusia akan menerima lima jet tempur pertama Sukhoi Su-35 Flanker-E diumumkan juru bicara AU Rusia Vladimir Drik, Senin (12/3).
“Su-35 telah menyelesaikan tahap akhir uji terbang di Pusat Pelatihan Pilot dan Pengujian di Akhtubinsk (wilayah Volga),” ungkap Drik. “Produksi enam seri pertama Su-35 akan dikirimkan ke AU pada akhir tahun 2012.”
Kementrian Pertahanan Rusia meneken kontrak pembelian 48 Su-25 dengan Sukhoi pada 2009.
Sukhoi Su-35 pengembangan dari Su-27 oleh Biro Sukhoi, melakukan terbang perdana pada 1988. Pesawat diproduksi dalam jumlah kecil pada 1995 dan dihentikan produksinya pada akhir era-1990an. Su-35 dimodernisasi dengan teknologi generasi 4++ menjadi Su-35S pada 2006 dan melakukan terbang perdana 2008.
Pesawat ditenagai dua mesin 117S dengan thrust vectoring, dapat terbang sejauh 3600 km dengan jumlah awak satu orang. Su-35S dapat membawa berbagai macam persenjataan seberat 8 ton dicantelkan pada 12 hardpoint.
Sukhoi menjajaki penjualan Su-35S pada sejumlah negara di kawasan Asia Tenggara, Timur-Tengah dan Amerika Latin.
@Berita HanKam
Sumber : RIA Novosti
Taifib-1 Marinir Latihan Air Supply
12 Maret 2012, Surabaya: Sejumlah anggota Unit Anti Teror Intai Amfibi-1 (Taifib-1) Marinir, membentuk parameter tempur saat latihan air supply yang melibatkan pesawat heli jenis Bolkow BO-105 milik Skuadron Udara 400, Wing Udara-1 Puspenerbal, di Bhumi Marinir Karangpilang Surabaya, Senin (12/3). Pada usianya yang ke-51 pada 13 Maret 2012, Taifib Marinir terus mengasah kemampuan tempur di tiga media atau Trimedia (darat, laut dan udara), demi menjaga keutuhan NKRI. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/ed/ama/12)
Komisi I Tak Minat Tanggapi Rencana Hibah F-5E/F Tiger dari Taiwan
F-5F Tiger ROCAF. (Foto: taiwanairpower.org)
12 Maret 2012, Senayan: Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Siddiq memastikan, hingga kini DPR tidak memiliki informasi resmi soal rencana Kemenhan menerima hibah satu skuadron pesawat tempur F-5E/F Tiger dari Taiwan. Sebab, hingga kini pihak Kemenhan tidak pernah menyampaikan masalah ini ke Komisi I DPR.
"Ya, inilah yang selama ini sangat kita sayangkan. Selama ini Kemenhan bicaranya ke media terlebih dulu soal-soal seperti ini. Tidak menyampaikannya lebih dulu ke DPR," ujar Mahfudz Siddiq di DPR, Senin (12/3).
DPR, kata Mahfudz, mengingatkan pada Kemenhan dan pemerintah untuk tidak gegabah menerima tawaran hibah pesawat dari Taiwan tersebut. Mengingat Taiwan memiliki sejumlah konflik dengan beberapa negara saat ini.
"Sehingga buat Indonesia hal itu resistensi, karena dikhawatirkan dapat merusak hubungan baik dengan negara lain jika menerima hibah pesawat dari Taiwan tersebut," ujarnya.
Sementara, dari segi anggaran, kata Mahfudz, soal hibah pesawat itu juga tidak gratis. Karenanya, juga perlu ada kajian matang, dalam kalkulasi perhitungan biaya pemeliharaan dan retrofit jika menerima hibah pesawat dari Taiwan tersebut.
"Yang pasti, itu tidak masuk dalam anggaran dari Pinjaman Luar Negeri hingga 2014 dan tidak masuk dalam anggaran belanja alutsista pada APBN Perubahan 2012 ini," tegasnya.
Sebelumnya, Kepala Staf TNI-AU, Marsekal TNI Imam Sufaat, mengatakan pihaknya mempertimbangkan hibah pesawat tempur F-5E/F Tiger dari Taiwan. Ia mengatakan Taiwan akan menghibahkan sekitar satu skadron F-5E/F. Satu skuadron udara berkekuatan antara 12 hingga 20 pesawat terbang, dilengkapi sejenis depo pemeliharaan dan persenjataan.
Sufaat mengemukakan usia pakai pesawat-pesawat F-5E/F Tiger II TNI-AU, yang saat ini tergabung dalam Skuadron Udara 14, akan diperpanjang hingga 2020.
Sumber: Jurnal Parlemen
12 Maret 2012, Senayan: Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Siddiq memastikan, hingga kini DPR tidak memiliki informasi resmi soal rencana Kemenhan menerima hibah satu skuadron pesawat tempur F-5E/F Tiger dari Taiwan. Sebab, hingga kini pihak Kemenhan tidak pernah menyampaikan masalah ini ke Komisi I DPR.
"Ya, inilah yang selama ini sangat kita sayangkan. Selama ini Kemenhan bicaranya ke media terlebih dulu soal-soal seperti ini. Tidak menyampaikannya lebih dulu ke DPR," ujar Mahfudz Siddiq di DPR, Senin (12/3).
DPR, kata Mahfudz, mengingatkan pada Kemenhan dan pemerintah untuk tidak gegabah menerima tawaran hibah pesawat dari Taiwan tersebut. Mengingat Taiwan memiliki sejumlah konflik dengan beberapa negara saat ini.
"Sehingga buat Indonesia hal itu resistensi, karena dikhawatirkan dapat merusak hubungan baik dengan negara lain jika menerima hibah pesawat dari Taiwan tersebut," ujarnya.
Sementara, dari segi anggaran, kata Mahfudz, soal hibah pesawat itu juga tidak gratis. Karenanya, juga perlu ada kajian matang, dalam kalkulasi perhitungan biaya pemeliharaan dan retrofit jika menerima hibah pesawat dari Taiwan tersebut.
"Yang pasti, itu tidak masuk dalam anggaran dari Pinjaman Luar Negeri hingga 2014 dan tidak masuk dalam anggaran belanja alutsista pada APBN Perubahan 2012 ini," tegasnya.
Sebelumnya, Kepala Staf TNI-AU, Marsekal TNI Imam Sufaat, mengatakan pihaknya mempertimbangkan hibah pesawat tempur F-5E/F Tiger dari Taiwan. Ia mengatakan Taiwan akan menghibahkan sekitar satu skadron F-5E/F. Satu skuadron udara berkekuatan antara 12 hingga 20 pesawat terbang, dilengkapi sejenis depo pemeliharaan dan persenjataan.
Sufaat mengemukakan usia pakai pesawat-pesawat F-5E/F Tiger II TNI-AU, yang saat ini tergabung dalam Skuadron Udara 14, akan diperpanjang hingga 2020.
Sumber: Jurnal Parlemen
Monday, March 12, 2012
Rusia: Tak Ada Calo dalam Pembelian Sukhoi
12 Maret 2012, Jakarta: Pemerintah Rusia, melalui Kedutaan Besar Rusia di Jakarta, membantah adanya peran calo dalam pembelian enam unit jet tempur sukhoi SU-3-MK2 dari Rusia oleh pemerintah Indonesia.
Sejumlah pihak di Indonesia menduga, harga enam pesawat itu telah digelembungkan (mark up) sehingga menimbulkan kerugian bagi negara. Ada dugaan, Indonesia telah berhubungan dengan pihak ketiga, yang berperan sebagai calo, sehingga harga jet-jet tempur serta berbagai perangkat lain terkait dengan jet-jet itu menjadi sangat mahal atau jauh di atas harga normal.
Dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin (12/3/2012), Kedutaan Besar Rusia untuk Indonesia menjelaskan, kontrak pembelian enam jet tempur jenis SU-3-MK2 oleh Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) itu ditandatangani Kementerian Pertahanan dan JSC Rosoboroneksport pada akhir Desember 2011. JSC Rosoboroneksport, menurut keterangan itu, dibentuk sesuai dengan Ketetapan Presiden Federasi Rusia dan merupakan perantara negara Rusia untuk mengekspor dan mengimpor produksi, teknologi serta jasa militer dan dwiguna.
"Hanya JSC Rosoboroneksport yang memiliki hak untuk memasok seluruh spektrum persenjataan dan teknik militer yang diproduksi oleh perusahaan pertahanan Rusia yang diizinkan diekspor ke pasar dunia," demikian kata pernyataan tersebut.
Keterangan itu juga menjelaskan, proses persiapan dan penandatanganan kontrak pembelian enam jet tempur itu dilakukan secara langsung oleh wakil-wakil berwenang dari Kementerian Pertahanan Indonesia dan JSC Rosoboroneksport dan diadakan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan dalam hukum kedua negara.
"Informasi tentang keterlibatan pihak ketiga dan penggelembungan harga terkait dengan itu, tidak benar," kata siaran pers itu.
Selain enam pesawat SU-30MK2, kontrak antara Rusia dan Indonesia itu juga mencakup pasal-pasal tentang pemasokan mesin pesawat terbang, set suku cadang dan pelatihan spesialis Indonesia sesuai dengan program yang disepakati oleh kedua pihak. Pengiriman partai pertama pesawat SU-30MK2 it direncanakan akan dilakuan pada akhir 2012.
Sumber: KOMPAS
Kopaska Koarmatim Bebaskan “Sandera” dari Teroris
12 Maret 2012, Surabaya: Pengunjung salah satu pusat perbelanjaan di Surabaya dikejutkan dengan aksi tembak menembak antara prajurit Komando Pasukan Katak (Kopaska) Koarmatim dengan sekelompok teroris. Satkopaska Koarmatim mendapat Informasi mengenai aksi terorisme yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan mengancam dan menyandera salah satu pengunjung Mall di pusat kota Surabaya ini. Informasi tersebut segera ditindak lanjuti dengan menerjunkan satu tim personel Kopaska yang dipimpin oleh Kapten Laut (KH) Kemas.
Satuan Pasukan Khusus Angkatan Laut itu bergerak cepat menuju tempat kejadian. Diperkirakan ada 4 orang teroris sedang menyandera seorang pengunjung. Melihat situasi Mall yang penuh sesak dengan pengunjung, Komandan Tim Kopaska menugaskan seorang observer dan Sniper untuk mengawasi olah gerak para teroris dari tempat tersembunyi.
Setelah berhasil mendapatkan posisi lawan, tim Kopaska melakukan taktik pertempuran jarak dekat atau CQB (Close Quarter Combat), dengan mengerahkan 7 personel. Untuk menjamin keselamatan seorang pengunjung yang di sandera kelompok teroris, sniper Kopaska melakukan aksi meluncur cepat dengan tali (Rappelling) dan berhasil menembak pelaku tepat di kepalanya. Melihat temannya tumbang, tiga orang lainnya berusaha melarikan diri sambil menyandrera pengunjung lainnya, namun hal itu sia-sia karena tim CQC dengan sigap berhasil menghadang langkah mereka dan melumpuhkannya.
Kejadian itu merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam pameran “Kopaska Expo 2012”, untuk menyongsong Hari Ulang Tahun (HUT) ke-50 Kopaska yang jatuh pada tanggal 31 Maret mendatang. Demo pertempuran jarak dekat tersebut berjalan sangat cepat dan tiba-tiba, berlangsung kurang lebih 10 menit. Pengunjung yang menyaksikan aksi pertempuran itu banyak yang panik, karena aksi tersebut tidak diberitahukan sebelumnya. Namun setelah mengetahui aksi pertempuran itu hanya simulasi, mereka tampak lega dan kagum dengan kemampuan yang dimilki oleh Kopaska Koarmatim. Kegiatan itu sekaligus sebagai penutup rangakaian pameran “Kopaska Expo 2012” di Atrium Rainbow Plaza, Mall BG. Junction Surabaya.
Sumber: Dispenarmatim
1.200 Prajurit Brigif-1 Marinir Ikuti Latihan Tempur di Malang
Sejumlah prajurit Korps Marinir TNI AL lengkap dengan senjatanya saat pengecekan kesiapan latihan di Bhumi Marinir Gedangan, Sidoarjo, Sabtu, (10/3). Sedikitnya 1.200 prajurit Korps Marinir TNI AL dari Brigif-1 Mar berangkat melaksanakan latihan tempur ke Pusat Latihan Tempur (Puslatpur) Korps Marinir Purboyo, Malang, Jawa Timur. (Foto: ANTARA/Sertu Marinir Kuwadi/HO/Koz/mes/12)
12 Maret 2012, Surabaya: Sebanyak 1.200 prajurit Brigif-1 Marinir mengikuti latihan tempur di Pusat Latihan Tempur (Puslatpur) Korps Marinir Purboyo, Malang, 10-18 Maret 2012.
"Latihan itu dibuka Komandan Brigade Infanteri-1 Marinir Kolonel Marinir Amir Faisol di Markas Komando Brigif-1 Marinir, Bhumi Marinir Gedangan, Sidoarjo, Sabtu (10/3) lalu," kata Perwira Staf Operasi Brigif-1 Marinir, Letkol Mar Suliono, Senin.
Dalam siaran pers yang diterima ANTARA di Surabaya disebutkan bahwa latihan TW (Tri Wulan) I-2012 itu melibatkan ribuan prajurit dari Yonif-1 Marinir, Yonif-3 Marinir, dan Yonif-5 Marinir.
Saat membuka, Komandan Brigif-1 Marinir dalam amanatnya mengatakan kesatuan tempur yang kuat dan besar itu salah satunya didukung oleh kualitas sumber daya manusia yang andal dan profesional dalam melaksanakan tugas operasi.
"Untuk itu, seorang prajurit harus memiliki kemampuan dan kecakapan akademis, kesamaptaan yang baik serta mental dan fisik yang prima dalam melaksanakan tugas dan pengabdiannya kepada nusa dan bangsa," katanya.
Menurut orang nomor satu di jajaran Brigif-1 Marinir itu, latihan TW I-2012 itu merupakan program pembinaan satuan yang bertujuan membekali dan meningkatkan ketrampilan prajurit Brigif-1 Marinir.
"Target latihan adalah prajurit Brigif-1 Marinir mampu menjadi prajurit yang tangguh dan cakap dalam penguasaan materi taktik tempur operasi amphibi maupun taktik operasi darat, baik secara teknis maupun taktis sehingga dapat diaplikasikan di kesatuan," ucapnya.
Selain itu, dengan latihan ini akan menambah kepercayaan diri dalam bermanuver dan mengendalikan pasukan di medan operasi, sehingga diharapkan tidak ada kerugian personel maupun material, melainkan keuntungan dan kemenangan yang didapat.
"Kekurangan dan keterbatasan sarana dan prasarana, janganlah dijadikan sebagai beban dan semangat berlatih menurun, tetapi jadikanlah sebagai pemicu semangat dalam berlatih, sehingga tujuan dan sasaran latihan dapat tercapai," katanya.
Sebelumnya (6/3), para prajurit Brigif-1 Marinir menggelar doa memohon keselamatan secara bersama (istighatsah) di gedung Edianto Balai Prajurit Brigif-1 Marinir, Gedangan, Sidoarjo, menjelang keberangkatannya ke Pusat Latihan Tempur Purboyo, Malang, Jawa Timur.
Sumber: ANTARA Jatim
12 Maret 2012, Surabaya: Sebanyak 1.200 prajurit Brigif-1 Marinir mengikuti latihan tempur di Pusat Latihan Tempur (Puslatpur) Korps Marinir Purboyo, Malang, 10-18 Maret 2012.
"Latihan itu dibuka Komandan Brigade Infanteri-1 Marinir Kolonel Marinir Amir Faisol di Markas Komando Brigif-1 Marinir, Bhumi Marinir Gedangan, Sidoarjo, Sabtu (10/3) lalu," kata Perwira Staf Operasi Brigif-1 Marinir, Letkol Mar Suliono, Senin.
Dalam siaran pers yang diterima ANTARA di Surabaya disebutkan bahwa latihan TW (Tri Wulan) I-2012 itu melibatkan ribuan prajurit dari Yonif-1 Marinir, Yonif-3 Marinir, dan Yonif-5 Marinir.
Saat membuka, Komandan Brigif-1 Marinir dalam amanatnya mengatakan kesatuan tempur yang kuat dan besar itu salah satunya didukung oleh kualitas sumber daya manusia yang andal dan profesional dalam melaksanakan tugas operasi.
"Untuk itu, seorang prajurit harus memiliki kemampuan dan kecakapan akademis, kesamaptaan yang baik serta mental dan fisik yang prima dalam melaksanakan tugas dan pengabdiannya kepada nusa dan bangsa," katanya.
Menurut orang nomor satu di jajaran Brigif-1 Marinir itu, latihan TW I-2012 itu merupakan program pembinaan satuan yang bertujuan membekali dan meningkatkan ketrampilan prajurit Brigif-1 Marinir.
"Target latihan adalah prajurit Brigif-1 Marinir mampu menjadi prajurit yang tangguh dan cakap dalam penguasaan materi taktik tempur operasi amphibi maupun taktik operasi darat, baik secara teknis maupun taktis sehingga dapat diaplikasikan di kesatuan," ucapnya.
Selain itu, dengan latihan ini akan menambah kepercayaan diri dalam bermanuver dan mengendalikan pasukan di medan operasi, sehingga diharapkan tidak ada kerugian personel maupun material, melainkan keuntungan dan kemenangan yang didapat.
"Kekurangan dan keterbatasan sarana dan prasarana, janganlah dijadikan sebagai beban dan semangat berlatih menurun, tetapi jadikanlah sebagai pemicu semangat dalam berlatih, sehingga tujuan dan sasaran latihan dapat tercapai," katanya.
Sebelumnya (6/3), para prajurit Brigif-1 Marinir menggelar doa memohon keselamatan secara bersama (istighatsah) di gedung Edianto Balai Prajurit Brigif-1 Marinir, Gedangan, Sidoarjo, menjelang keberangkatannya ke Pusat Latihan Tempur Purboyo, Malang, Jawa Timur.
Sumber: ANTARA Jatim
TNI dan LAF Gelar Patroli Counter Rocket Launching Operation
Prajurit TNI yang tergabung dalam Satgas Konga XXIII-F/UNIFIL (Indobatt) melaksanakan patroli Counter Rocket Launching Operation (CRLO) bersama tentara Lebanon LAF (Lebanese Armed Force) di sekitar area Kompi Chetah UN Posn 9-2, Az Ziqqiyah, Lebanon, Minggu (11/3). Patroli yang diberi sandi CRLO 466 ini dilaksanakan untuk menjaga agar wilayah Indobatt, terutama disekitar sungai Litani River Area Kompi C aman dari upaya-upaya peluncuran roket kelompok tertentu ke wilayah Israel. (Foto: ANTARA/Perwira Penerangan Satgas Konga XXIII-F/Unifil, Lettu Inf Suwandi/HO/Koz/12)
12 Maret 2012, Lebanon: Prajurit TNI yang tergabung dalam Satgas Konga XXIII-F/UNIFIL (Indobatt) melaksanakan patroli Counter Rocket Launching Operation (CRLO) bersama dengan pasukan tentara Lebanon LAF (Lebanese Armed Force) disekitar area Kompi Chetah UN Posn 9-2, Az Ziqqiyah, Minggu (11/3/2012).
Patroli yang diberi sandi CRLO 466 ini dilaksanakan untuk menjaga agar wilayah Indobatt, terutama disekitar sungai Litani River Area Kompi C aman dari upaya-upaya peluncuran roket oleh kelompok tertentu ke wilayah Israel.
Waktu dan rute pelaksanaan CRLO ditentukan oleh satuan atas, dalam hal ini Sektor Timur UNIFIL kepada Indobatt. Pelaksanaan patroli dibagi 2 (dua) chek point, start diawali dari Markas Kompi C UN Posn 9-2 menuju chek point-1 di daerah Alman, tempatnya merupakan ketinggian di atas sungai Litani River.
Setelah berhenti sekitar 15 menit di chek point pertama, patroli dilanjutkan menuju chek point-2 yang rutenya melewati beberapa perkampungan penduduk antara lain Al Qusayr, Ett Taibe dan Deir Siriane, begitu juga rute kembali mengambil arah sebaliknya.
Prajurit TNI yang tergabung dalam Satgas Konga XXIII-F/UNIFIL (Indobatt) menyapa warga ketika melaksanakan patroli Counter Rocket Launching Operation (CRLO) bersama tentara Lebanon LAF (Lebanese Armed Force). (Foto: ANTARA/Perwira Penerangan Satgas Konga XXIII-F/Unifil, Lettu Inf Suwandi/HO/Koz/12)
Pelaksanaan patroli dilaksanakan selama 4 jam, dimulai pukul 14.00 LT hingga 17.00 LT. Adapun kendaraan yang digunakan prajurit Indobatt saat pelaksanaan patroli yaitu kendaraan tempur jenis BTR-80, dengan jumlah personel 10 orang dipimpin oleh Komandan Tim Lettu Mar Arifin Manalu, sedangkan dari LAF menggunakan Mobil jeep jenis Amphibi dengan jumlah personel 8 orang dipimpin Lettu Habiib dari Batalyon 82/Brigade 8 LAF.
Pelaksanaan patroli hingga batas waktu yang telah ditentukan berjalan dengan aman dan lancer, tidak ada tanda-tanda kegiatan yang mencurigakan ditemukan disekitar area operasi Indobatt. Turut serta pada pelaksanaan patroli kali ini, Wakil Komandan Satgas Indobatt Letkol Mar FJH. Pardosi.
Menurut Wadansatgas Indobatt, usai pelaksanaan patroli mengatakan, “untuk memberikan semangat dan moril anggota dalam melaksanakan tugasnya, saya, Komandan Satgas ataupun Perwira Staf lainnya sesekali akan ikut mereka dalam melaksanakan patroli,” ungkapnya.
Selain melaksanakan patroli CRLO, Indobatt bersama LAF juga melaksanakan kegiatan patroli lainnya yaitu ADP (Area Domination Patrol) dan Foot Patrol yang rutin dilaksanakan, sesuai perintah dari Sektor Timur UNIFIL.
Sumber: Pos Kota
12 Maret 2012, Lebanon: Prajurit TNI yang tergabung dalam Satgas Konga XXIII-F/UNIFIL (Indobatt) melaksanakan patroli Counter Rocket Launching Operation (CRLO) bersama dengan pasukan tentara Lebanon LAF (Lebanese Armed Force) disekitar area Kompi Chetah UN Posn 9-2, Az Ziqqiyah, Minggu (11/3/2012).
Patroli yang diberi sandi CRLO 466 ini dilaksanakan untuk menjaga agar wilayah Indobatt, terutama disekitar sungai Litani River Area Kompi C aman dari upaya-upaya peluncuran roket oleh kelompok tertentu ke wilayah Israel.
Waktu dan rute pelaksanaan CRLO ditentukan oleh satuan atas, dalam hal ini Sektor Timur UNIFIL kepada Indobatt. Pelaksanaan patroli dibagi 2 (dua) chek point, start diawali dari Markas Kompi C UN Posn 9-2 menuju chek point-1 di daerah Alman, tempatnya merupakan ketinggian di atas sungai Litani River.
Setelah berhenti sekitar 15 menit di chek point pertama, patroli dilanjutkan menuju chek point-2 yang rutenya melewati beberapa perkampungan penduduk antara lain Al Qusayr, Ett Taibe dan Deir Siriane, begitu juga rute kembali mengambil arah sebaliknya.
Prajurit TNI yang tergabung dalam Satgas Konga XXIII-F/UNIFIL (Indobatt) menyapa warga ketika melaksanakan patroli Counter Rocket Launching Operation (CRLO) bersama tentara Lebanon LAF (Lebanese Armed Force). (Foto: ANTARA/Perwira Penerangan Satgas Konga XXIII-F/Unifil, Lettu Inf Suwandi/HO/Koz/12)
Pelaksanaan patroli dilaksanakan selama 4 jam, dimulai pukul 14.00 LT hingga 17.00 LT. Adapun kendaraan yang digunakan prajurit Indobatt saat pelaksanaan patroli yaitu kendaraan tempur jenis BTR-80, dengan jumlah personel 10 orang dipimpin oleh Komandan Tim Lettu Mar Arifin Manalu, sedangkan dari LAF menggunakan Mobil jeep jenis Amphibi dengan jumlah personel 8 orang dipimpin Lettu Habiib dari Batalyon 82/Brigade 8 LAF.
Pelaksanaan patroli hingga batas waktu yang telah ditentukan berjalan dengan aman dan lancer, tidak ada tanda-tanda kegiatan yang mencurigakan ditemukan disekitar area operasi Indobatt. Turut serta pada pelaksanaan patroli kali ini, Wakil Komandan Satgas Indobatt Letkol Mar FJH. Pardosi.
Menurut Wadansatgas Indobatt, usai pelaksanaan patroli mengatakan, “untuk memberikan semangat dan moril anggota dalam melaksanakan tugasnya, saya, Komandan Satgas ataupun Perwira Staf lainnya sesekali akan ikut mereka dalam melaksanakan patroli,” ungkapnya.
Selain melaksanakan patroli CRLO, Indobatt bersama LAF juga melaksanakan kegiatan patroli lainnya yaitu ADP (Area Domination Patrol) dan Foot Patrol yang rutin dilaksanakan, sesuai perintah dari Sektor Timur UNIFIL.
Sumber: Pos Kota
Kapal Perang India INS Ranjit Kunjungi Makassar
Seorang anggota pasukan Marinir TNI AL berjaga-jaga di dekat kapal perang INS Ranjit milik India saat berlabuh di Pelabuhan Soekarno Hatta Makassar, Sulsel, Sabtu (10/3). Kapal perang INS Ranjit yang membawa 230 ABK tersebut melakukan kunjungan di Makassar hingga Senin (12/3) 2012 untuk mempererat hubungan dengan TNI AL dan selanjutnya kapal tersebut akan melanjutkan perjalan ke Surabaya dan Malaysia. (Foto: ANTARA/Yusran Uccang/Koz/mes/12)
10 Maret 2012, Makassar: Kapal perang Angkatan Laut India INS Ranjit (D53) tipe perusak (destroyer) tiba di Pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar, Sulawesi Selatan untuk menggelar latihan bersama serta mengunjungi beberapa tempat wisata. "Kedatangan kapal perang AL India di Pelabuhan Hatta Makassar ini untuk melaksanakan bekal ulang logistik dan mengunjungi sejumlah tempat wisata di Makassar," ujar Kepala Dinas Penerangan Lantamal VI Makassar, Mayor Laut (KH) Darmawangsa di Makassar, Sabtu (10/3).
Ia mengatakan, Kapal perang AL India mempunyai spesifikasi perusak dengan panjang 147 meter, lebar 15,8 meter dan bobot 4.974 ton.
Kapal perang India yang berjenis Raiput Class Destroyer ini akan berada di Makassar selama dua hari terhitung sejak 10-12 Maret 2012.
Maksud dan tujuan dari kunjungan muhibah ini untuk mempererat hubungan antara TNI AL dengan Angkatan Laut India yang sudah berlangsung sejak lama.
Hubungan yang sudah terjalin antara TNI AL dengan AL India selama ini seperti kerja sama patroli bersama yang diberi nama Patroli Sektor Terkoordinasi (Patkor) Indindo yang digelar setiap tahunnya di laut Andaman Kawasan Barat indonesia.
Kapal INS Ranjit (D53) yang dikomandani oleh Kapten Punit Chadda dengan jumlah anak buah kapal (ABK) 320 orang yang berangkat dari Pelabuhan AL India sejak Februari 2012.
Rencananya akan meninggalkan Makassar pada Senin (12/3) dan akan melanjutkan pelayaran menuju Surabaya. Selain berkunjung ke Indonesia, juga akan berkunjung ke beberapa negara di Asia seperti Filipina dan Malaysia.
"Selain kerja sama dibidang militer yang sudah terjalin lama, Angkatan Laut India ini akan mengunjungi Pemerintah Kota Makassar dan beberapa tempat wisata untuk mendukung langkah pemerintah dalam menyosialisasikan obyek wisata Sulsel, khususnya Makassar," katanya.
Galery Penyambutan INS Ranjit
(Foto: Lantamal VI)
Sumber: Jurnas
10 Maret 2012, Makassar: Kapal perang Angkatan Laut India INS Ranjit (D53) tipe perusak (destroyer) tiba di Pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar, Sulawesi Selatan untuk menggelar latihan bersama serta mengunjungi beberapa tempat wisata. "Kedatangan kapal perang AL India di Pelabuhan Hatta Makassar ini untuk melaksanakan bekal ulang logistik dan mengunjungi sejumlah tempat wisata di Makassar," ujar Kepala Dinas Penerangan Lantamal VI Makassar, Mayor Laut (KH) Darmawangsa di Makassar, Sabtu (10/3).
Ia mengatakan, Kapal perang AL India mempunyai spesifikasi perusak dengan panjang 147 meter, lebar 15,8 meter dan bobot 4.974 ton.
Kapal perang India yang berjenis Raiput Class Destroyer ini akan berada di Makassar selama dua hari terhitung sejak 10-12 Maret 2012.
Maksud dan tujuan dari kunjungan muhibah ini untuk mempererat hubungan antara TNI AL dengan Angkatan Laut India yang sudah berlangsung sejak lama.
Hubungan yang sudah terjalin antara TNI AL dengan AL India selama ini seperti kerja sama patroli bersama yang diberi nama Patroli Sektor Terkoordinasi (Patkor) Indindo yang digelar setiap tahunnya di laut Andaman Kawasan Barat indonesia.
Kapal INS Ranjit (D53) yang dikomandani oleh Kapten Punit Chadda dengan jumlah anak buah kapal (ABK) 320 orang yang berangkat dari Pelabuhan AL India sejak Februari 2012.
Rencananya akan meninggalkan Makassar pada Senin (12/3) dan akan melanjutkan pelayaran menuju Surabaya. Selain berkunjung ke Indonesia, juga akan berkunjung ke beberapa negara di Asia seperti Filipina dan Malaysia.
"Selain kerja sama dibidang militer yang sudah terjalin lama, Angkatan Laut India ini akan mengunjungi Pemerintah Kota Makassar dan beberapa tempat wisata untuk mendukung langkah pemerintah dalam menyosialisasikan obyek wisata Sulsel, khususnya Makassar," katanya.
Galery Penyambutan INS Ranjit
(Foto: Lantamal VI)
Sumber: Jurnas
Subscribe to:
Posts (Atom)