Pesawat Grob G120 TP pesanan pemerintah Indonesia yang siap di Test flight di hanggar 5 Lanud Adisutjipto, merupakan pesawat latih dasar dengan performa tinggi yang akan mengantikan generasi pendahulunya AS 202 Bravo dan T-34 Charlie, Kamis (29/8).(Foto: Pentak Lanud Adisutjipto)
31 Agustus 2013, Jogyakarta: Pesawat Grob 120TP buatan pabrik Grob Aircraft di Tussenhausen Mattsies Federasi Jerman di ujicobakan di Lanud Adisutjipto setelah proses assembly yang berlangsung sejak bulan Juli kemarin. Ke empat pesawat generasi terbaru penganti AS 202 Bravo berturut-turut diujicobakan pertama pesawat LD-1201 dan LD-1202 dan Kamis,(29/8) pesawat LD-1203 dan LD-1204.
Sesuai rencana untuk tahun 2013 Lanud Adisutjipto akan kedatangan empat Grob G120TP langsung dari negeri Jerman. Dan pada tahun berikutnya akan berturut-turut menyusul tahun 2014 hingga total 16 pesawat. Pesawat Grob 120TP ini memiliki kecepatan maksimum 439 Km/jam (237 knot). Dan telah bermesin turbo prop mengunakan mesin Roll Roys tipe 250-B17F dengan lima bilah baling baling. Dengan model sayap rendah (low wing) dan cantilever meningkatkan kelincahan pesawat berpadu dengan daya mesin putar mesin yang tinggi.
Komandan Komando pendidikan TNI AU Marsda TNI Nurullah didampingi Komandan Lanud Adisutjipto Marsma TNI Agus Munandar, SE, Dirops Kodikau, Danwingdik terbang, Danskadik 101, Danskatek 043, Kadisops Lanud Adisutjipto, Kadislog Lanud Adisutjipto, dan Komandan Skadron Teknik 043 serta Crew dari Pabrikan Grop, menyaksikan test flight baik hari pertama maupun hari kedua. Secara keseluruhan test flight dinyatakan berhasil dan sesuai rencana.
Menurut rencana Menhan Purnomo Yusgiantoro pada bulan September 2013 akan memimpin langsung penyerahan pesawat Grob G120 TP dari pihak Grob Aircraft kepada pemerintah Indonesia bertempat di Lanud Adisutjipto.
Sumber: Pentak Lanud Adisutjipto
Berita Pertahanan dan Keamanan, Industri Militer Indonesia dan Dunia, Wilayah Kedaulatan NKRI serta Berita Militer Negara Sahabat
Saturday, August 31, 2013
Kemhan Minta PT DI Buat Helikopter Serang
Helikopter serang rancangan PT DI Bumble Bee-001. (Foto: Berita HanKam)
31 Agustus 2013, Jakarta: Kementerian Pertahanan akan mendorong PT Dirgantara Indonesia (DI) untuk mengembangkan helikopter serang, menyusul rencana pemerintah Indonesia membeli delapan unit helikopter serang Apache AH-64 dari Amerika Serikat untuk TNI Angkatan Darat.
"Yang dibutuhkan satu skuadron helikopter serang atau sebanyak 16 unit," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, yang ditemui sesaat setelah peluncuran buku yang ditulis anggota Komisi I DPR Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati berjudul "Komunikasi dalam Kinerja Intelijen Keamanan" di Jakarta, Jumat (30/8) malam.
Ia lantas menjelaskan,"Kalau kita beli delapan unit helikopter Apache, berarti baru setengah skuadron. Mungkin ada kombinasi, seperti halnya pesawat tanpa awak (UAV), setengah skuadronnya merupakan buatan dalam negeri."
Pengembangan helikopter serang yang dibangun oleh PT DI, kata dia, diharapkan spesifikasi dan kemampuannya tak jauh berbeda dengan helikopter Apache.
"Mungkin spesifikasinya masih di bawah Apache, tetapi kemampuannya tak begitu jauh," kata Menhan.
Purnomo mengatakan bahwa pihaknya telah mengutus Sekjen Kemhan Budiman, yang saat ini telah dilantik menjadi Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD), ke Amerika Serikat untuk mengetahui secara pasti detail spesifikasi helikopter serang Apache itu.
"Spesifikasi teknologinya harus jelas betul, yang dibeli seperti apa. Terakhir yang berangkat ke AS adalah Sekjen Kemhan yang saat ini menjadi KSAD," katanya.
Menurut Purnomo, sistem persenjataan sebuah alat tempur sangat memengaruhi harga. Suatu peralatan tempur yang dilengkapi dengan sistem deteksi radar tentu lebih mahal daripada yang tidak ada.
Ia menegaskan bahwa pembelian helikopter Apache merupakan rencana pertahanan jangka panjang. Oleh sebab itu, kenaikan nilai tukar rupiah terhadap dolar diharapkan tidak akan berpengaruh banyak terhadap rencana pembelian itu.
Sumber: ANTARA News
31 Agustus 2013, Jakarta: Kementerian Pertahanan akan mendorong PT Dirgantara Indonesia (DI) untuk mengembangkan helikopter serang, menyusul rencana pemerintah Indonesia membeli delapan unit helikopter serang Apache AH-64 dari Amerika Serikat untuk TNI Angkatan Darat.
"Yang dibutuhkan satu skuadron helikopter serang atau sebanyak 16 unit," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, yang ditemui sesaat setelah peluncuran buku yang ditulis anggota Komisi I DPR Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati berjudul "Komunikasi dalam Kinerja Intelijen Keamanan" di Jakarta, Jumat (30/8) malam.
Ia lantas menjelaskan,"Kalau kita beli delapan unit helikopter Apache, berarti baru setengah skuadron. Mungkin ada kombinasi, seperti halnya pesawat tanpa awak (UAV), setengah skuadronnya merupakan buatan dalam negeri."
Pengembangan helikopter serang yang dibangun oleh PT DI, kata dia, diharapkan spesifikasi dan kemampuannya tak jauh berbeda dengan helikopter Apache.
"Mungkin spesifikasinya masih di bawah Apache, tetapi kemampuannya tak begitu jauh," kata Menhan.
Purnomo mengatakan bahwa pihaknya telah mengutus Sekjen Kemhan Budiman, yang saat ini telah dilantik menjadi Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD), ke Amerika Serikat untuk mengetahui secara pasti detail spesifikasi helikopter serang Apache itu.
"Spesifikasi teknologinya harus jelas betul, yang dibeli seperti apa. Terakhir yang berangkat ke AS adalah Sekjen Kemhan yang saat ini menjadi KSAD," katanya.
Menurut Purnomo, sistem persenjataan sebuah alat tempur sangat memengaruhi harga. Suatu peralatan tempur yang dilengkapi dengan sistem deteksi radar tentu lebih mahal daripada yang tidak ada.
Ia menegaskan bahwa pembelian helikopter Apache merupakan rencana pertahanan jangka panjang. Oleh sebab itu, kenaikan nilai tukar rupiah terhadap dolar diharapkan tidak akan berpengaruh banyak terhadap rencana pembelian itu.
Sumber: ANTARA News
Thursday, August 29, 2013
Korps Marinir dan USMC Latihan Tembus Gelombang Laut
29 Agustus 2013, Banyuwangi: Sejumlah prajurit Batalyon Taifib-1 Marinir dan prajurit US MARSOC dengan menggunakan perahu karet berlatih menembus gelombang di pantai Lampon, Pesanggaran, Banyuwangi, Jatim, Rabu, (28/8).
Menembus gelombang merupakan salah satu materi yang dilatihkan dalam Latihan Bersama Lantern Iron 13 – 1 antara prajurit Marinir Indonesia dan Marinir Amerika yang digelar hingga 6 September 2013 dengan tujuan meningkatkan profesionalisme prajurit Intai Amfibi Marinir sebagai pasukan khusus.
Sumber: Korps Marinir
Monday, August 26, 2013
Indonesia Teken Pembelian 8 Unit AH-64E Block III Apache
Presiden SBY saat menyambut kedatangan Menhan AS Chuck Hagel di depan ruang kerja Kantor Presiden, Jakarta, Senin (26/8) siang. (Foto: abror/presidenri.go.id)
26 Agustus 2013, Jakarta: Satu skuadron helikopter serang AH-64E Apache buatan Boeing, Amerika Serikat, akan tiba memperkuat TNI AD, sejalan penandatanganan pemesanan helikopter serang itu, antara Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, dan koleganya, Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Chuck Hagel, di Jakarta, Senin.
Hagel ke Jakarta dalam rangkaian kunjungan ke Malaysia dan Brunei Darussalam; di negara terakhir ini, Hagel akan menghadiri Pertemuan Menteri Pertahanan ASEAN Plus, yang juga melingkupi Jepang, Amerika Serikat, Rusia, Australia, Selandia Baru, India, dan Korea Selatan.
Disepakati tipe Apache yang dibeli Indonesia dari Amerika Serikat adalah AH-64E Block III sebanyak delapan unit. Apache tipe ini merupakan tipe terbaru walau bukan tercanggih (AH-64D Longbow sebagaimana dimiliki Angkatan Darat Singapura).
AH-64E Apache telah dikirimkan ke Taiwan (30 unit), 22 unit untuk India, dan 24 unit ke Qatar. Khusus India, Boeing "terpaksa" memproduksi bersama AH-64E Apache dengan industri kedirgantaraan negara India.
"Nilai kontrak sekitar 600 juta dolar Amerika Serikat, mulai dari helikopternya, persenjataan, pelatihan awak darat dan pilot, dan lain-lain," kata Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan, Sjafrie Sjamsoeddin, yang turut menyaksikan penandatanganan itu.
Hagel juga membawa sejumlah besar petinggi militer dan sipil di lingkungan Departemen Pertahanan negaranya.
Selain kontrak pembelian, kedua menteri pertahanan juga membahas peningkatan kerja sama pertahanan diperluas dan pelatihan bersama internasional antiteror ASEAN Plus di Pusat Pelatihan Pasukan Pemeliharan Perdamaian TNI, di Sentul, pada pertengahan September nanti.
Juga program Inisiatif Reformasi Lembaga Pertahanan, yang akan menjadi pola bagi Kementerian Pertahanan meningkatkan kualitas sistem perencanaan strategis, pengadaan barang, dan aspek manajerial lain.
Sumber: ANTARA News
26 Agustus 2013, Jakarta: Satu skuadron helikopter serang AH-64E Apache buatan Boeing, Amerika Serikat, akan tiba memperkuat TNI AD, sejalan penandatanganan pemesanan helikopter serang itu, antara Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, dan koleganya, Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Chuck Hagel, di Jakarta, Senin.
Hagel ke Jakarta dalam rangkaian kunjungan ke Malaysia dan Brunei Darussalam; di negara terakhir ini, Hagel akan menghadiri Pertemuan Menteri Pertahanan ASEAN Plus, yang juga melingkupi Jepang, Amerika Serikat, Rusia, Australia, Selandia Baru, India, dan Korea Selatan.
Disepakati tipe Apache yang dibeli Indonesia dari Amerika Serikat adalah AH-64E Block III sebanyak delapan unit. Apache tipe ini merupakan tipe terbaru walau bukan tercanggih (AH-64D Longbow sebagaimana dimiliki Angkatan Darat Singapura).
AH-64E Apache telah dikirimkan ke Taiwan (30 unit), 22 unit untuk India, dan 24 unit ke Qatar. Khusus India, Boeing "terpaksa" memproduksi bersama AH-64E Apache dengan industri kedirgantaraan negara India.
"Nilai kontrak sekitar 600 juta dolar Amerika Serikat, mulai dari helikopternya, persenjataan, pelatihan awak darat dan pilot, dan lain-lain," kata Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan, Sjafrie Sjamsoeddin, yang turut menyaksikan penandatanganan itu.
Hagel juga membawa sejumlah besar petinggi militer dan sipil di lingkungan Departemen Pertahanan negaranya.
Selain kontrak pembelian, kedua menteri pertahanan juga membahas peningkatan kerja sama pertahanan diperluas dan pelatihan bersama internasional antiteror ASEAN Plus di Pusat Pelatihan Pasukan Pemeliharan Perdamaian TNI, di Sentul, pada pertengahan September nanti.
Juga program Inisiatif Reformasi Lembaga Pertahanan, yang akan menjadi pola bagi Kementerian Pertahanan meningkatkan kualitas sistem perencanaan strategis, pengadaan barang, dan aspek manajerial lain.
Sumber: ANTARA News
TNI AU Segera Terima Dua CN-295
CN 295 diparkir di apron Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta beberapa waktu lalu. (Foto: JIBI/Bisnis Indonesia/Nurul Hidayat)
26 Agustus 2013, Jakarta: Kolonel dari Komite Kebijakan Industri Pertahanan Gita Amperiawan mengatakan TNI Angkatan Udara akan kembali menerima pesawat transportasi teknis jenis CN-295 pada bulan depan. "Dari sembilan pesawat CN-295 yang kita pesan untuk skuadron dua TNI AU tahun ini, sebanyak dua pesawat sudah datang dan sudah dipakai. Dua lagi akan datang 35 hari mendatang, atau kira-kira bulan depan," kata Kolonel dari Komite Kebijakan Industri Pertahanan Gita Amperiawan, kepada wartawan dalam perjalanan dari Jakarta menuju Kupang menumpang pesawat CN-295, bersama rombongan Kementerian BUMN, Jumat (23/8) malam.
Pesawat CN-295 merupakan pesawat yang dibuat oleh PT Dirgantara Indonesia, namun saat ini masih dirakit di Spanyol. Gita mengatakan, meskipun dirakit di Spanyol, namun dua pesawat CN-295 yang telah datang, dilakukan pengecatan dan penyelesaian di Indonesia. Pesawat ketiga dan keempat yang diperkirakan tiba September, juga akan dicat dan diselesaikan di Indonesia.
Selanjutnya, pesawat kelima, keenam, dan ketujuh yang datang berikutnya, akan mulai dikustomisasi di Indonesia. Sedangkan pesawat kedelapan dan kesembilan sepenuhnya akan dirakit oleh PT Dirgantara Indonesia di Bandung. "Mulai tahun depan, mudah-mudahan PT Dirgantara Indonesia sudah bisa memproduksi sendiri di Indonesia," kata dia.
Gita mngemukakan TNI AU akan terus menambah pesawat jenis CN-295 hingga berjumlah 16 buah untuk memenuhi kebutuhan skuadron dua TNI AU di Halim Perdanakusuma Jakarta. Dia menjelaskan, pesawat jenis CN-295 berkapasitas penumpang 79 orang (jika dimodifikasi dengan bangku model memanjang). Pesawat tipe medium itu memiliki kekuatan mesin dan kecepatan lebih besar dibandingkan tipe sebelumnya yakni CN-235.
Sumber: Suara Karya
26 Agustus 2013, Jakarta: Kolonel dari Komite Kebijakan Industri Pertahanan Gita Amperiawan mengatakan TNI Angkatan Udara akan kembali menerima pesawat transportasi teknis jenis CN-295 pada bulan depan. "Dari sembilan pesawat CN-295 yang kita pesan untuk skuadron dua TNI AU tahun ini, sebanyak dua pesawat sudah datang dan sudah dipakai. Dua lagi akan datang 35 hari mendatang, atau kira-kira bulan depan," kata Kolonel dari Komite Kebijakan Industri Pertahanan Gita Amperiawan, kepada wartawan dalam perjalanan dari Jakarta menuju Kupang menumpang pesawat CN-295, bersama rombongan Kementerian BUMN, Jumat (23/8) malam.
Pesawat CN-295 merupakan pesawat yang dibuat oleh PT Dirgantara Indonesia, namun saat ini masih dirakit di Spanyol. Gita mengatakan, meskipun dirakit di Spanyol, namun dua pesawat CN-295 yang telah datang, dilakukan pengecatan dan penyelesaian di Indonesia. Pesawat ketiga dan keempat yang diperkirakan tiba September, juga akan dicat dan diselesaikan di Indonesia.
Selanjutnya, pesawat kelima, keenam, dan ketujuh yang datang berikutnya, akan mulai dikustomisasi di Indonesia. Sedangkan pesawat kedelapan dan kesembilan sepenuhnya akan dirakit oleh PT Dirgantara Indonesia di Bandung. "Mulai tahun depan, mudah-mudahan PT Dirgantara Indonesia sudah bisa memproduksi sendiri di Indonesia," kata dia.
Gita mngemukakan TNI AU akan terus menambah pesawat jenis CN-295 hingga berjumlah 16 buah untuk memenuhi kebutuhan skuadron dua TNI AU di Halim Perdanakusuma Jakarta. Dia menjelaskan, pesawat jenis CN-295 berkapasitas penumpang 79 orang (jika dimodifikasi dengan bangku model memanjang). Pesawat tipe medium itu memiliki kekuatan mesin dan kecepatan lebih besar dibandingkan tipe sebelumnya yakni CN-235.
Sumber: Suara Karya
Subscribe to:
Posts (Atom)