(Foto: Berita HanKam)
12 November 2010 -- PT. PAL merancang Kapal Cepat Rudal (KCR) berukuran panjang keseluruhan 43 meter dan lebar 8 meter, dapat membawa 25 orang. Kecepatan maksimal KCR 30 knot dan kecepatan jelajah 18 knot.
KCR dilengkapi sistem kontrol senjata, sepucuk meriam 40 mm dan dua rudal permukaan serta dua pucuk senapan mesin 12,7 mm.
KCR dapat dilengkapi juga Electronic Support Measure (ESM) dan radar pengawas.
KCR 43 meter rancangan TNI AL dan PT Palindo Marine Shipyard lebih mematikan persenjataannya dibandingkan rancangan PT PAL. Belum dapat dikonfirmasikan TNI AL akan memesan KCR ini.
Berita HanKam
Berita Pertahanan dan Keamanan, Industri Militer Indonesia dan Dunia, Wilayah Kedaulatan NKRI serta Berita Militer Negara Sahabat
Friday, November 12, 2010
Produksi Bersama PT PAL dan Damen Perusak Kawal Rudal 105 Meter
(Foto: Berita HanKam)
12 November 2010 -- Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro meluncurkan pembangunan kapal kawal rudal (PKR) 105 meter, Senin (16/8) di Kantor Kementrian Pertahanan. Kapal ini merupakan kapal perang terbesar yang pernah dibuat di galangan kapal dalam negeri.
PT. PAL (Persero) akan membangun PKR 105 meter bekerja sama dengan perusahaan Belanda Damen Schelde Naval Shipbuilding. Damen menyingkirkan perusahaan Italia dan Rusia dalam tender. Damen telah membuat dan menyerahkan 4 korvet SIGMA (Ship Integrated Geometrical Modularity) ke TNI AL. PKR 105 meter dirancang berdasarkan SIGMA 10514. Saat ini, hanya TNI AL dan AL Maroko yang telah dan akan mengoperasikan kapal perang dari keluarga SIGMA.
Hak paten rancangan kapal milik bersama Kemhan dan Damen. Kemhan dan PT. PAL berhak juga menjual kapal ke negara ASEAN dan Asia, bila Damen menjual kapal yang sama, PT PAL berhak memasok engine room section dan accommodation section.
Kapal dirancang dapat melakukan berbagai misi operasi antara lain, peperangan anti serangan udara, peperangan anti kapal selam, peperangan anti kapal permukaan, peperangan elektronika serta bantuan penembakan.
PKR akan dipersenjatai sepucuk meriam 76 mm atau 100 mm, 12 sel peluncur rudal vertikal dan senjata anti kapal selam dibagian haluan, dibagian tengah kapal dipasang 8 peluncur rudal anti kapal permukaan dan dua senapan mesin, sepucuk CIWS sebagai pertahanan dari serangan rudal lawan diletakkan dibagian buritan. Helipad di buritan kapal mampu mengoperasikan satu helikopter anti kapal selam.
Kapal perang mempunyai panjang keseluruhan 105 meter, lebar 14 meter dan kedalaman 8,75 meter, berat total 2400 ton, kecepatan maksimal 30 knot, kecepatan jelajah 18 knot, kecepatan ekonomis 14 knot ditenagai 4 mesin masing-masing berkekuatan 9240 tenaga kuda, jarak jelajah 5000 mil laut pada kecepatan 18 knot dengan membawa 120 orang.
Kapal perang ini menandai sejarah baru TNI AL, dimana kapal perang terbesar pertama dibangun di dalam negeri, kapal perang pertama dipersenjatai peluncur rudal vertical dan CIWS.
(Foto: Berita HanKam)
Bila disandingkan dengan PKR siluman kelas Formidable milik AL Singapura, PKR 105 meter lebih pendek dan ringan bobotnya. Tetapi persenjataan PKR 105 tidak kalah garang dengan Formidable, mampu menimbulkan efek gentar di kawasan regional.
TNI AL saat ini mengoperasikan enam PKR kelas Ahmad Yani (eks kelas Van Speijk buatan tahun 1960-an) dibeli dari Belanda era-1980an. Kapal telah ditingkatkan kemampuannya diantaranya memperbaharui CMS (Combat Management System) bekerjasama dengan Thales Belanda dan dipersenjatai rudal Yakhont buatan Rusia disalah satu fregat kelas Ahmad Yani. Yakhont berkecepatan 2,5 Mach melumat sasaran hingga 300 km. Pemasangan instalasi rudal Yakhont dilakukan oleh PT. PAL.
PKR 105 meter merupakan lompatan teknologi alutsista matra laut, menjadikan TNI AL kekuatan modern yang disegani negara lain. Meskipun Kemhan baru memesan satu unit, tetapi kapal ini akan menjadi standar bagi kapal perang TNI AL dimasa mendatang.
Selain kualiatas alutsista, juga kuantitas perlu diperhatikan agar menumbuhkan efek gentar bagi pihak asing yang bermaksud menggangu wilayah kedaulatan NKRI. Pembelian PKR 105 meter sepatutnya dilakukan secara simultan dalam beberapa tahun, hingga mencapai jumlah yang ideal.
Berita HanKam
12 November 2010 -- Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro meluncurkan pembangunan kapal kawal rudal (PKR) 105 meter, Senin (16/8) di Kantor Kementrian Pertahanan. Kapal ini merupakan kapal perang terbesar yang pernah dibuat di galangan kapal dalam negeri.
PT. PAL (Persero) akan membangun PKR 105 meter bekerja sama dengan perusahaan Belanda Damen Schelde Naval Shipbuilding. Damen menyingkirkan perusahaan Italia dan Rusia dalam tender. Damen telah membuat dan menyerahkan 4 korvet SIGMA (Ship Integrated Geometrical Modularity) ke TNI AL. PKR 105 meter dirancang berdasarkan SIGMA 10514. Saat ini, hanya TNI AL dan AL Maroko yang telah dan akan mengoperasikan kapal perang dari keluarga SIGMA.
Hak paten rancangan kapal milik bersama Kemhan dan Damen. Kemhan dan PT. PAL berhak juga menjual kapal ke negara ASEAN dan Asia, bila Damen menjual kapal yang sama, PT PAL berhak memasok engine room section dan accommodation section.
Kapal dirancang dapat melakukan berbagai misi operasi antara lain, peperangan anti serangan udara, peperangan anti kapal selam, peperangan anti kapal permukaan, peperangan elektronika serta bantuan penembakan.
PKR akan dipersenjatai sepucuk meriam 76 mm atau 100 mm, 12 sel peluncur rudal vertikal dan senjata anti kapal selam dibagian haluan, dibagian tengah kapal dipasang 8 peluncur rudal anti kapal permukaan dan dua senapan mesin, sepucuk CIWS sebagai pertahanan dari serangan rudal lawan diletakkan dibagian buritan. Helipad di buritan kapal mampu mengoperasikan satu helikopter anti kapal selam.
Kapal perang mempunyai panjang keseluruhan 105 meter, lebar 14 meter dan kedalaman 8,75 meter, berat total 2400 ton, kecepatan maksimal 30 knot, kecepatan jelajah 18 knot, kecepatan ekonomis 14 knot ditenagai 4 mesin masing-masing berkekuatan 9240 tenaga kuda, jarak jelajah 5000 mil laut pada kecepatan 18 knot dengan membawa 120 orang.
Kapal perang ini menandai sejarah baru TNI AL, dimana kapal perang terbesar pertama dibangun di dalam negeri, kapal perang pertama dipersenjatai peluncur rudal vertical dan CIWS.
(Foto: Berita HanKam)
Bila disandingkan dengan PKR siluman kelas Formidable milik AL Singapura, PKR 105 meter lebih pendek dan ringan bobotnya. Tetapi persenjataan PKR 105 tidak kalah garang dengan Formidable, mampu menimbulkan efek gentar di kawasan regional.
TNI AL saat ini mengoperasikan enam PKR kelas Ahmad Yani (eks kelas Van Speijk buatan tahun 1960-an) dibeli dari Belanda era-1980an. Kapal telah ditingkatkan kemampuannya diantaranya memperbaharui CMS (Combat Management System) bekerjasama dengan Thales Belanda dan dipersenjatai rudal Yakhont buatan Rusia disalah satu fregat kelas Ahmad Yani. Yakhont berkecepatan 2,5 Mach melumat sasaran hingga 300 km. Pemasangan instalasi rudal Yakhont dilakukan oleh PT. PAL.
PKR 105 meter merupakan lompatan teknologi alutsista matra laut, menjadikan TNI AL kekuatan modern yang disegani negara lain. Meskipun Kemhan baru memesan satu unit, tetapi kapal ini akan menjadi standar bagi kapal perang TNI AL dimasa mendatang.
Selain kualiatas alutsista, juga kuantitas perlu diperhatikan agar menumbuhkan efek gentar bagi pihak asing yang bermaksud menggangu wilayah kedaulatan NKRI. Pembelian PKR 105 meter sepatutnya dilakukan secara simultan dalam beberapa tahun, hingga mencapai jumlah yang ideal.
Berita HanKam
Menhan: Keputusan Soal Hibah F-16 Belum Final
Sebuah jet tempur F-16 Fighting Falcon USAF terbang diatas di Asia Tenggara. Jet tempur ini mempunyai daya manuver tinggi dan telah "battle proven" dalam dog fight maupun serangan darat. Sejumlah negara Barat telah mengurangi jumlah populasi F-16 A/B, menjualnya ke sejumlah negara berkembang. RSAF menghibahkan tujuh F-16 A/B ke AU Thailand, Lockheed Martin mengembangkan F-16 versi tercanggih atas pesanan UEA serta menyertakan F-16 Viper dalam tender jet tempur terbesar di dunia oleh pemerintah India. USAF juga secara bertahap mengurangi jumlah F-16, menjadikan drone atau menjual ke sejumlah negara berkembang. USAF tidak tertarik mengembangkan F-16 lagi, fokus pada F-18 dan jet tempur siluman F-35. (Foto: USAF/ Master Sgt. Andy Dunaway)
12 November 2010, Jakarta -- Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan, pihaknya belum memberikan keputusan final terkait hibah 24 pesawat jet tempur F-16A/B dari Amerika Serikat.
"Ya kita telah mengirim tim ke AS untuk meng-`upgrade` sepuluh unit F-16 yang telah kita miliki. Begitu pun tim mereka telah datang ke Indonesia," katanya, menjawab ANTARA di Jakarta, Jumat.
Namun, bukan berarti Indonesia menolak hibah 24 pesawat F-16 tersebut.
"Ini masih kita kaji terus, antara meng-`upgrade` yang sudah ada dengan teknologi terbaru, atau menerima hibah, karena yang dihibahkan tipe pesawatnya sama dengan yang telah kita miliki, yakni F-16A/B," tutur Purnomo.
Bahkan, lanjut dia, Indonesia ada rencana pula untuk membeli pesawat jet tempur F-16 varian terbaru yakni F-16 C/D Block 52.
"Ini kita pertimbangkan juga, karenaberagam pertimbangan, kualitas (teknologi), kuantitas dan ongkos. Ini kan gak bisa dipisahkan satu sama lain," tutur Purnomo.
Pada kesempatan terpisah Asisten Perencanaan Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Madya TNI Eri Biatmoko mengatakan, pihaknya menginginkan tambahan tiga skuadron pesawat tempur untuk memaksimalkan pengamanan wilayah udara nasional.
"Khusus untuk F-16, TNI Angkatan Udara telah memiliki program rutin `Falcon Up` untuk meng-`upgrade` kemampuan pesawat," katanya.
Eri mengungkapkan, pihaknya telah merencanakan menambah enam F-16 Fighting Falcon pada 2014.
"Saat ini kita merencanakan meng-upgrade F-16 A/B dengan teknologi baru pada 2011 dan 2012 oleh Lockheed Martin. Ini masih proses," katanya.
ANTARA News
12 November 2010, Jakarta -- Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan, pihaknya belum memberikan keputusan final terkait hibah 24 pesawat jet tempur F-16A/B dari Amerika Serikat.
"Ya kita telah mengirim tim ke AS untuk meng-`upgrade` sepuluh unit F-16 yang telah kita miliki. Begitu pun tim mereka telah datang ke Indonesia," katanya, menjawab ANTARA di Jakarta, Jumat.
Namun, bukan berarti Indonesia menolak hibah 24 pesawat F-16 tersebut.
"Ini masih kita kaji terus, antara meng-`upgrade` yang sudah ada dengan teknologi terbaru, atau menerima hibah, karena yang dihibahkan tipe pesawatnya sama dengan yang telah kita miliki, yakni F-16A/B," tutur Purnomo.
Bahkan, lanjut dia, Indonesia ada rencana pula untuk membeli pesawat jet tempur F-16 varian terbaru yakni F-16 C/D Block 52.
"Ini kita pertimbangkan juga, karenaberagam pertimbangan, kualitas (teknologi), kuantitas dan ongkos. Ini kan gak bisa dipisahkan satu sama lain," tutur Purnomo.
Pada kesempatan terpisah Asisten Perencanaan Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Madya TNI Eri Biatmoko mengatakan, pihaknya menginginkan tambahan tiga skuadron pesawat tempur untuk memaksimalkan pengamanan wilayah udara nasional.
"Khusus untuk F-16, TNI Angkatan Udara telah memiliki program rutin `Falcon Up` untuk meng-`upgrade` kemampuan pesawat," katanya.
Eri mengungkapkan, pihaknya telah merencanakan menambah enam F-16 Fighting Falcon pada 2014.
"Saat ini kita merencanakan meng-upgrade F-16 A/B dengan teknologi baru pada 2011 dan 2012 oleh Lockheed Martin. Ini masih proses," katanya.
ANTARA News
Panser "Anoa" Buatan Pindad Makin Gahar
Seorang prajurit TNI AD sedang membersihkan panser Anoa. (Foto: Berita HanKam)
12 November 2010 -- Pameran Indo Defense 2010 dimanfaatkan PT Pindad untuk memamerkan produk-produk terbarunya. Salah satu produk terbarunya adalah APC (armored personal carrier) Anoa V2 6x6 yang merupakan versi terbaru panser yang diproduksinya.
APC Anoa V2 6 x 6 sedikit berbeda dengan versi sebelumnya. Sukidi Amd, Assistant Engineering Manager PT Pindad (Persero), Jumat (12/11/2010) mengungkapkan, "Panser ini memiliki beberapa modifikasi yang membuatnya lebih maju dan nyaman dari versi sebelumnya." Ia mengatakan, salah satu kelebihannya adalah pada main hole yang terdapat di bagian atasnya. Bagian tersebut dibuat lebih bulat dan cembung agar bisa memaksimalkan fungsi pertahanan sehingga bila tertembak, peluru akan memantul.
Kelebihan lainnya ada pada pelindung kaca samping dan depan. "Sebelumnya, pelindung kaca samping dan depan harus dibuka dan ditutup dari luar. Hal itu menyulitkan. Sekarang, pelindung kaca samping dan depan bisa dibuka dan ditutup dari dalam, " jelas Sukidi. Dengan mengoperasikan pelindung kaca samping dari dalam, selain lebih nyaman juga meminimalisir resiko.
Sukidi menjelaskan, kelebihan utama Anoa V2 adalah pada sistem navigasinya. "Anoa V2 memiliki Remote Control Weapon System yang memungkinakan untuk mengoperasikan senjata menggunakan joystick. jadi, seperti main game," urainya. Sistem itu memperbaiki kelemahan Anoa versi sebelumnya yang mengharuskan pengoperasian senjata secara manual. Hal itu menurutnya sangat memudahkan tugas tentara.
Sebaliknya, sistem yang tadinya hanya mendukung pengoperasian secara otomatis, kini dilengkapi kemampuan operasi secara manual tanpa menghilangkan otomatisnya. "Ramdoor yang ada di bagian belakang Anoa dibuat juga sistem pengoperasian manualnya sehingga bila sistem otomatis mengalami kerusakan, ramdoor tetap dapat berfungsi," jelas Sukidi. Bagian interior dari Anoa V2 juga berbeda dengan versi yang sebelumnya sebab terdiri dari kursi-kursi yang bisa dilipat.
Anoa V2 mampu memuat 13 kru, memiliki panjang dan lebar 600 x 2500 serta dilengkapi dengan peralatan khusus seperti GPS dan NVG. Sistem komunikasinya menggunakan VHF dan HF Intercomset System. Sementara, sistem senjatanya menggunakan Smoke Shield cal 66 mm dan Armanents 7.62 mm, 12.7 mm. Rasio daya berbanding beratnya adalah 22.85 HP, kecepatan maksimum 80 km/jam dan turning radius 9.5 meter. Mesinnya sendiri adalah 6 Cyl Inline Turbocharged Inter Cooler dengan daya 320 HP.
Sukidi menjelaskan, Anoa V2 ini baru mulai dikembangkan sekitar dua bulan yang lalu. "Beberapa saat sebelum Indo Defense ini dimulai, Anoa V2 baru saja selesai dibuat danm langsung dikirim," katanya. Saat ini, yang bisa dinikmati di Pameran indo Defense 2010 adalah prototype dari produk tersebeut. Dengan spesifikasinya, Anoa V2 dipasarkan terutama bagia tentara Nasional Indonesia. Selain Anoa V2, Pindad juga memamerkan tiga produk Panser terbarunya, yaitu Panser Polisi, Panser Canon dan Panser Mortir.
KOMPAS.com
12 November 2010 -- Pameran Indo Defense 2010 dimanfaatkan PT Pindad untuk memamerkan produk-produk terbarunya. Salah satu produk terbarunya adalah APC (armored personal carrier) Anoa V2 6x6 yang merupakan versi terbaru panser yang diproduksinya.
APC Anoa V2 6 x 6 sedikit berbeda dengan versi sebelumnya. Sukidi Amd, Assistant Engineering Manager PT Pindad (Persero), Jumat (12/11/2010) mengungkapkan, "Panser ini memiliki beberapa modifikasi yang membuatnya lebih maju dan nyaman dari versi sebelumnya." Ia mengatakan, salah satu kelebihannya adalah pada main hole yang terdapat di bagian atasnya. Bagian tersebut dibuat lebih bulat dan cembung agar bisa memaksimalkan fungsi pertahanan sehingga bila tertembak, peluru akan memantul.
Kelebihan lainnya ada pada pelindung kaca samping dan depan. "Sebelumnya, pelindung kaca samping dan depan harus dibuka dan ditutup dari luar. Hal itu menyulitkan. Sekarang, pelindung kaca samping dan depan bisa dibuka dan ditutup dari dalam, " jelas Sukidi. Dengan mengoperasikan pelindung kaca samping dari dalam, selain lebih nyaman juga meminimalisir resiko.
Sukidi menjelaskan, kelebihan utama Anoa V2 adalah pada sistem navigasinya. "Anoa V2 memiliki Remote Control Weapon System yang memungkinakan untuk mengoperasikan senjata menggunakan joystick. jadi, seperti main game," urainya. Sistem itu memperbaiki kelemahan Anoa versi sebelumnya yang mengharuskan pengoperasian senjata secara manual. Hal itu menurutnya sangat memudahkan tugas tentara.
Sebaliknya, sistem yang tadinya hanya mendukung pengoperasian secara otomatis, kini dilengkapi kemampuan operasi secara manual tanpa menghilangkan otomatisnya. "Ramdoor yang ada di bagian belakang Anoa dibuat juga sistem pengoperasian manualnya sehingga bila sistem otomatis mengalami kerusakan, ramdoor tetap dapat berfungsi," jelas Sukidi. Bagian interior dari Anoa V2 juga berbeda dengan versi yang sebelumnya sebab terdiri dari kursi-kursi yang bisa dilipat.
Anoa V2 mampu memuat 13 kru, memiliki panjang dan lebar 600 x 2500 serta dilengkapi dengan peralatan khusus seperti GPS dan NVG. Sistem komunikasinya menggunakan VHF dan HF Intercomset System. Sementara, sistem senjatanya menggunakan Smoke Shield cal 66 mm dan Armanents 7.62 mm, 12.7 mm. Rasio daya berbanding beratnya adalah 22.85 HP, kecepatan maksimum 80 km/jam dan turning radius 9.5 meter. Mesinnya sendiri adalah 6 Cyl Inline Turbocharged Inter Cooler dengan daya 320 HP.
Sukidi menjelaskan, Anoa V2 ini baru mulai dikembangkan sekitar dua bulan yang lalu. "Beberapa saat sebelum Indo Defense ini dimulai, Anoa V2 baru saja selesai dibuat danm langsung dikirim," katanya. Saat ini, yang bisa dinikmati di Pameran indo Defense 2010 adalah prototype dari produk tersebeut. Dengan spesifikasinya, Anoa V2 dipasarkan terutama bagia tentara Nasional Indonesia. Selain Anoa V2, Pindad juga memamerkan tiga produk Panser terbarunya, yaitu Panser Polisi, Panser Canon dan Panser Mortir.
KOMPAS.com
Indonesia-China Jajaki Kerja Sama Pasukan Khusus
Pasukan khusus AL Laut PLA berdiri tegap diatas geladak frigate rudal Ma’Anshan, setelah menyelesaikan tugas selama 128 hari mengawal kapal-kapal internasional dari aksi perompak Somalia. (Foto: Getty Images)
12 November 2010, Jakarta -- Indonesia tengah menjajaki kerja sama pasukan khusus dengan Republik Rakyat China, sebagai bagian dari kesepakatan kerja sama pertahanan kedua negara.
Wakil Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan kepada ANTARA di Jakarta, Jumat, pihaknya telah mengirimkan tim ke Negeri Tirai Bambu untuk melihat fasilitas pendidikan dan latihan pasukan khusus di negara itu.
"Kita jajaki segala kemungkinan bentuk kerja sama yang akan dilakukan antara pasukan khusus TNI dengan China," katanya, menambahkan.
Sjafrie mengatakan, kerja sama antarpasukan khusus TNI dan militer China itu bisa dilakukan dalam berbagai bentuk, apakah pendidikan berupa tukar menukar perwira dan tamtama atau latihan bersama.
"Ini sedang kita kaji segala aspeknya," ujarnya.
Yang jelas, lanjut Sjafrie, kerja sama pasukan khusus antara militer Indonesia dan China antara lain menyangkut kerja sama pemberantasan terorisme.
"Ya pastinya, terkait dengan tugas-tugas dan peran pasukan khusus. Inkonvensional," tambah dia.
Indonesia dan China sepakat membicarakan lebih lanjut dalam forum konsultasi bilateral pada Desember 2010 yang membahas seluruh tahapan kerja sama pertahanan kedua negara yang telah disepakati kedua pihak.
"Dalam forum itu, kita akan kaji apa saja yang telah dikerjakan bersama dan bagaimana tindak lanjutnya," kata Sjafrie.
Indonesia-China menandatangani kerja sama pertahanan pada 7 November 2007.
Kesepakatan kerja sama itu ditandatangani menteri pertahanan kedua negara saat itu yakni Menteri Pertahanan RI Juwono Sudarsono dan Menteri Pertahanan China Cao Gangchuan.
ANTARA News
12 November 2010, Jakarta -- Indonesia tengah menjajaki kerja sama pasukan khusus dengan Republik Rakyat China, sebagai bagian dari kesepakatan kerja sama pertahanan kedua negara.
Wakil Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan kepada ANTARA di Jakarta, Jumat, pihaknya telah mengirimkan tim ke Negeri Tirai Bambu untuk melihat fasilitas pendidikan dan latihan pasukan khusus di negara itu.
"Kita jajaki segala kemungkinan bentuk kerja sama yang akan dilakukan antara pasukan khusus TNI dengan China," katanya, menambahkan.
Sjafrie mengatakan, kerja sama antarpasukan khusus TNI dan militer China itu bisa dilakukan dalam berbagai bentuk, apakah pendidikan berupa tukar menukar perwira dan tamtama atau latihan bersama.
"Ini sedang kita kaji segala aspeknya," ujarnya.
Yang jelas, lanjut Sjafrie, kerja sama pasukan khusus antara militer Indonesia dan China antara lain menyangkut kerja sama pemberantasan terorisme.
"Ya pastinya, terkait dengan tugas-tugas dan peran pasukan khusus. Inkonvensional," tambah dia.
Indonesia dan China sepakat membicarakan lebih lanjut dalam forum konsultasi bilateral pada Desember 2010 yang membahas seluruh tahapan kerja sama pertahanan kedua negara yang telah disepakati kedua pihak.
"Dalam forum itu, kita akan kaji apa saja yang telah dikerjakan bersama dan bagaimana tindak lanjutnya," kata Sjafrie.
Indonesia-China menandatangani kerja sama pertahanan pada 7 November 2007.
Kesepakatan kerja sama itu ditandatangani menteri pertahanan kedua negara saat itu yakni Menteri Pertahanan RI Juwono Sudarsono dan Menteri Pertahanan China Cao Gangchuan.
ANTARA News
Helikopter Serbu Bumblebee-001 Rancangan PT DI
(Foto: Berita Hankam)
12 November 2011 -- Helikopter serbu Bumblebee-001 dirancang PT. DI berdasarkan platform helikopter BO-105 Messershcmitt Bolkow Blohm (MBB). Helikopter BO-105 telah dihentikan produksinya, PT. DI menyerahkan produksi terakhir helikopter ke-122 ke TNI AD pada 19 Maret 2009. PT DI mendapatkan lisensi dari MBB pada 1976 hingga 2009.
Bumblebee-001 diawaki dua orang, kopilot/penembak dibagian depan sedangkan pilot dibagian belakang, dipersenjatai roket tanpa kendali FFAR 2,75 inch disimpan dalam 7 tabung peluncur, serta sepucuk senapan mesin kaliber 7,62 mm.
Dimensi helikopter
Panjang: 12,60 m
Tinggi: 3,37 m
Diameter rotor utama: 9,84 m
Diameter rotor tail: 1,90 m
Berat kosong: 1350 kg
Berita HanKam
12 November 2011 -- Helikopter serbu Bumblebee-001 dirancang PT. DI berdasarkan platform helikopter BO-105 Messershcmitt Bolkow Blohm (MBB). Helikopter BO-105 telah dihentikan produksinya, PT. DI menyerahkan produksi terakhir helikopter ke-122 ke TNI AD pada 19 Maret 2009. PT DI mendapatkan lisensi dari MBB pada 1976 hingga 2009.
Bumblebee-001 diawaki dua orang, kopilot/penembak dibagian depan sedangkan pilot dibagian belakang, dipersenjatai roket tanpa kendali FFAR 2,75 inch disimpan dalam 7 tabung peluncur, serta sepucuk senapan mesin kaliber 7,62 mm.
Dimensi helikopter
Panjang: 12,60 m
Tinggi: 3,37 m
Diameter rotor utama: 9,84 m
Diameter rotor tail: 1,90 m
Berat kosong: 1350 kg
Berita HanKam
Ini Dia Pesawat Latih Andalan Korea
T-50 produksi KIA. (Foto: KIA)
12 November 2010 -- Ajang Indo Defense 2010 membuat Indonesia tertarik dengan salah satu pesawat produksi Korea, T-50. Pesawat tersebut dikabarkan menjadi salah satu calon pesawat yang akan dibeli oleh Indonesia, bersaing dengan pesawat produksi Rusia dan Ceko.
"Beberapa waktu lalu, Pemerintah Indonesia mengungkapkan ketertarikannya dengan T-50. Namun, masih belum diputuskan apakah Pemerintah Indonesia akan membelinya. T-50 masih akan bersaing dengan Yak-130 produksi Rusia dan L-150 produksi Ceko," kata Sky Lee, Regional Manager International BD-Asia/South America Korea Aerospace Industry (KAI) di sela pameran Indo defence 2010 di Pekan Raya Jakarta, Jumat (12/11/2010).
T-50 sebagai salah satu pesawat andalan Korea memiliki beberapa keunggulan, "Pesawat ini masuk ke dalam jenis pesawat supersonic atau berkecepatan tinggi, berbeda dengan Yak-130 yang masuk dalam golongan subsonic," kata Lee mengungkapkan keunggulan pesawat tersebut.
Pesawat ini merupakan salah satu jet trainer untuk training pilot tempur generasi berikutnya. Pesawat ini mulai dikembangkan secara konseptual sejak tahun 1992 hingga 1995. Sementara itu, program pengembangan pesawat sendiri dimulai dari tahun 1997. Pengembangan total atau Full Scale Development dari pesawat ini dimulai setelah pesawat melalui 1.400 tes penerbangan. Sementara, produksi pertamanya sendiri dimulai dari bulan Desember 2005.
Setelah melewati berbagai program tes penerbangan, Lee mengungkapkan bahwa keunggulan lain dari pesawat ini adalah soal kemanan. "Pesawat ini berhasil melalui tes penerbangan tanpa satu kecelakaan pun. Ini membuktikan kalau pesawat ini aman untuk digunakan," kata Lee saat diwawancarai Kompas.com.
Saat ini, Lee mengungkapkan, T-50 dioperasikan bersama ROKAF untuk pelatihan pilot tingkat lanjut dan merupakan bagian dari Total Training System dan Ground Based Training System. Berdasarkan analisa ROKAF, spesifikasi T-50 mampu mengurangi waktu pelatihan sebanyak 20 persen, mengurangi biaya sebanyak 30 persen, dan meningkatkan skill pilot sebanyak 40 persen.
Pemasaran T-50 dilakukan KAI bekerja sama dengan Lockheed Martin Aeronautics. Lee mengatakan, T-50 merupakan pesawat trainer supersonic yang paling baik. Dengan kemampuan sistem dan performanya, T-50 merupakan salah satu platform terbaik untuk training pilot tempur generasi selanjutnya.
T-50 dilengkapi dengan multi-mode radar, Close air Support, dan kunci senjata A/A dan A/G. Pesawat ini dikatakan juga mampu memenuhi kebutuhan sebagai Light Combat aircraft jika dibutuhkan. Di Korea sendiri, T-50 telah digunakan secara luas dengan 57 unit pesawat telah digunakan.
Soal harga, Lee mengatakan, "Pemerintah Indonesia memiliki modal 400 juta dollar AS. Jika Pemerintah Indonesia memutuskan untuk membeli pesawat ini, kami bisa memutuskan untuk memnjual paket terdiri dari 16 pesawat, training, spare part, ground support, dan technical support."
Lee mengatakan, saat ini Indonesia dan Korea memiliki relasi yang kuat sebab Korea sendiri telah membeli pesawat jenis CN-235 dari Indonesia. Jadi, ia sangat berharap relasi tersebut diteruskan dengan pengembangan pilot menggunakan T-50.
Pesawat T-50 merupakan pesawat yang khusus digunakan untuk pelatihan pilot. Terdapat pula versi jenis lain yang sudah dilengkapi dengan persenjataan lengkap bagi yang telah siap mengoperasikan. Meski demikian, pesawat T-50 bisa dimodifikasi dengan meng-install persenjataan yang dibutuhkan tanpa perlu membeli jenis baru yang telah dilengkapi senjata.
KOMPAS.com
12 November 2010 -- Ajang Indo Defense 2010 membuat Indonesia tertarik dengan salah satu pesawat produksi Korea, T-50. Pesawat tersebut dikabarkan menjadi salah satu calon pesawat yang akan dibeli oleh Indonesia, bersaing dengan pesawat produksi Rusia dan Ceko.
"Beberapa waktu lalu, Pemerintah Indonesia mengungkapkan ketertarikannya dengan T-50. Namun, masih belum diputuskan apakah Pemerintah Indonesia akan membelinya. T-50 masih akan bersaing dengan Yak-130 produksi Rusia dan L-150 produksi Ceko," kata Sky Lee, Regional Manager International BD-Asia/South America Korea Aerospace Industry (KAI) di sela pameran Indo defence 2010 di Pekan Raya Jakarta, Jumat (12/11/2010).
T-50 sebagai salah satu pesawat andalan Korea memiliki beberapa keunggulan, "Pesawat ini masuk ke dalam jenis pesawat supersonic atau berkecepatan tinggi, berbeda dengan Yak-130 yang masuk dalam golongan subsonic," kata Lee mengungkapkan keunggulan pesawat tersebut.
Pesawat ini merupakan salah satu jet trainer untuk training pilot tempur generasi berikutnya. Pesawat ini mulai dikembangkan secara konseptual sejak tahun 1992 hingga 1995. Sementara itu, program pengembangan pesawat sendiri dimulai dari tahun 1997. Pengembangan total atau Full Scale Development dari pesawat ini dimulai setelah pesawat melalui 1.400 tes penerbangan. Sementara, produksi pertamanya sendiri dimulai dari bulan Desember 2005.
Setelah melewati berbagai program tes penerbangan, Lee mengungkapkan bahwa keunggulan lain dari pesawat ini adalah soal kemanan. "Pesawat ini berhasil melalui tes penerbangan tanpa satu kecelakaan pun. Ini membuktikan kalau pesawat ini aman untuk digunakan," kata Lee saat diwawancarai Kompas.com.
Saat ini, Lee mengungkapkan, T-50 dioperasikan bersama ROKAF untuk pelatihan pilot tingkat lanjut dan merupakan bagian dari Total Training System dan Ground Based Training System. Berdasarkan analisa ROKAF, spesifikasi T-50 mampu mengurangi waktu pelatihan sebanyak 20 persen, mengurangi biaya sebanyak 30 persen, dan meningkatkan skill pilot sebanyak 40 persen.
Pemasaran T-50 dilakukan KAI bekerja sama dengan Lockheed Martin Aeronautics. Lee mengatakan, T-50 merupakan pesawat trainer supersonic yang paling baik. Dengan kemampuan sistem dan performanya, T-50 merupakan salah satu platform terbaik untuk training pilot tempur generasi selanjutnya.
T-50 dilengkapi dengan multi-mode radar, Close air Support, dan kunci senjata A/A dan A/G. Pesawat ini dikatakan juga mampu memenuhi kebutuhan sebagai Light Combat aircraft jika dibutuhkan. Di Korea sendiri, T-50 telah digunakan secara luas dengan 57 unit pesawat telah digunakan.
Soal harga, Lee mengatakan, "Pemerintah Indonesia memiliki modal 400 juta dollar AS. Jika Pemerintah Indonesia memutuskan untuk membeli pesawat ini, kami bisa memutuskan untuk memnjual paket terdiri dari 16 pesawat, training, spare part, ground support, dan technical support."
Lee mengatakan, saat ini Indonesia dan Korea memiliki relasi yang kuat sebab Korea sendiri telah membeli pesawat jenis CN-235 dari Indonesia. Jadi, ia sangat berharap relasi tersebut diteruskan dengan pengembangan pilot menggunakan T-50.
Pesawat T-50 merupakan pesawat yang khusus digunakan untuk pelatihan pilot. Terdapat pula versi jenis lain yang sudah dilengkapi dengan persenjataan lengkap bagi yang telah siap mengoperasikan. Meski demikian, pesawat T-50 bisa dimodifikasi dengan meng-install persenjataan yang dibutuhkan tanpa perlu membeli jenis baru yang telah dilengkapi senjata.
KOMPAS.com
TNI AU dengan ROKAF Berbagi Ide dan Pengalaman
Pesawat latih dasar KT-1 Wong Bee milik TNI AU, diproduksi perusahaan dirgantara Korsel KAI. (Foto: KAI)
11 November 2011, Jakarta -- Panglima Komando Operasi Koopsau I Marsekal Muda TNI Dede Rusamsi didampingi Kepala Staf Koopsau I Marsekal Pertama TNI Bagus Puruhito menerima kunjungan kehormatan Commandant of Air University Brigadier General Kim Myung Ho beserta rombongan Pasis Sesko Rokaf (Republic of Korean Air Force) di Koopsau I, Kamis (11/11).
Rombongan yang berjumlah 119 orang tersebut melaksanakan kunjungan singkat ke Koopsau I dalam rangka Kunjungan Delegasi Pasis Seskoau Republik Korea ke Indonesia terutama di beberapa instansi TNI Angkatan Udara.
Dalam sambutan Pangkoopsau I yang dibacakan Kepala Staf Koopsau I Marsma TNI Bagus Puruhito mengatakan bahwa dalam kegiatan kunjungan ini, merupakan kesempatan yang baik untuk saling berbagi ide, pandangan, pengalaman dan terutama ilmu pengetahuan, yang diharapkan menguntungkan bagi kedua Angkatan Udara,
Panglima juga berharap dengan adanya studi banding ini dapat mempererat tali persahabatan antara kedua Angkatan Udara. Sebelumnya, Pasis Seskoau Republik Korea melaksanakan kunjungan ke Seskoau, Lembang Bandung.
Pikiran Rakyat
11 November 2011, Jakarta -- Panglima Komando Operasi Koopsau I Marsekal Muda TNI Dede Rusamsi didampingi Kepala Staf Koopsau I Marsekal Pertama TNI Bagus Puruhito menerima kunjungan kehormatan Commandant of Air University Brigadier General Kim Myung Ho beserta rombongan Pasis Sesko Rokaf (Republic of Korean Air Force) di Koopsau I, Kamis (11/11).
Rombongan yang berjumlah 119 orang tersebut melaksanakan kunjungan singkat ke Koopsau I dalam rangka Kunjungan Delegasi Pasis Seskoau Republik Korea ke Indonesia terutama di beberapa instansi TNI Angkatan Udara.
Dalam sambutan Pangkoopsau I yang dibacakan Kepala Staf Koopsau I Marsma TNI Bagus Puruhito mengatakan bahwa dalam kegiatan kunjungan ini, merupakan kesempatan yang baik untuk saling berbagi ide, pandangan, pengalaman dan terutama ilmu pengetahuan, yang diharapkan menguntungkan bagi kedua Angkatan Udara,
Panglima juga berharap dengan adanya studi banding ini dapat mempererat tali persahabatan antara kedua Angkatan Udara. Sebelumnya, Pasis Seskoau Republik Korea melaksanakan kunjungan ke Seskoau, Lembang Bandung.
Pikiran Rakyat
Pangdam XVII/Cenderawasih Diganti
KASAD Jenderal TNI George Toisutta (tengah), melakukan salam komando dengan pejabat baru Pangdam XVII/Cenderawasih Brigjen TNI Erfi Triassunu (kanan), dan pejabat lama, Mayjen TNI Hotma Marbun, pada upacara sertijab Pangdam XVII/Cenderawasih di lapangan Makodam Jayapura, Papua, Jumat (12/11). Brigjen TNI Erfi Triassunu menggantikan Mayjen TNI Hotma Marbun yang selanjutnya menempati jabatan baru sebagai Korsahli Panglima TNI. (Foto: ANTARA/Alexander W Loen/ed/pd/10)
12 November 2010, Jayapura -- Sesuai agenda, hari ini Jumat (12/11) Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) XVII/Cenderawasih akan diganti melalui upacara serahterima jabatan (Sertijab) yang akan dipimpin oleh Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad), Jenderal TNI George Toisutta di Lapangan Makodam XVII/Cenderawasih pada pukul 08.00 Wit.
Demikian ungkap Kepala Penerangan Kodam (Kependam) XVII/Cenderawasih, Letkol Inf. Susilo kepada Cenderawasih Pos (grup JPNN) di sela-sela penjemputan Kasad di ruang VIP Bandara Sentani, Kamis (11/11). Pangdam XVII/Cenderawasih Mayor Jenderal TNI Hotma Marbun akan digantikan oleh Brigjen TNI Erfi Triassunu yang sebelumnya menjabat sebagai Kasdam Iskandar Muda Aceh.
Kapendam menjelaskan, usai sertijab, acara akan dilanjutkan dengan acara lain, diantaranya, atraksi bela diri Yong Moodo yang dibawakan oleh Prajurit TNI Yonif 751/BS. Juga akan dilaksanakan kegiatan Parade Devile, serta dijadwalkan juga Kasad akan memberikan pengarahan kepada prajurit Kodam. "Setelah semua rangkaian kegiatan selesai, Kasad dijadwalkan berangkat ke Manado sekitar pukul 14.00 Wit guna menghadiri acara lain," katanya.
Sementara itu, dari pantauan Cenderawasih Pos, Kasad Jenderal TNI, George Toisutta bersama rombongannya yang adalah para petinggi TNI AD di Mabes TNI tiba di Bandara Sentani sekitar pukul 10. 30 Wit dengan menumpang pesawat milik TNI AU.
Kasad dan rombongan saat turun dari pesawat langsung disambut dengan tarian adat, dan pengalungan bunga serta sedikit prosesi upacara adat. Dimana mantan Pangdam XVII/Cenderawasih ini dipersilakan menginjakkan kaki di piring batu. Selanjutnya Kasad dan rombongan beristirahat sejenak di ruang VIP dan setelah itu menuju penginapan di Kodam XVII/Cenderawasih.
JPNN
12 November 2010, Jayapura -- Sesuai agenda, hari ini Jumat (12/11) Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) XVII/Cenderawasih akan diganti melalui upacara serahterima jabatan (Sertijab) yang akan dipimpin oleh Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad), Jenderal TNI George Toisutta di Lapangan Makodam XVII/Cenderawasih pada pukul 08.00 Wit.
Demikian ungkap Kepala Penerangan Kodam (Kependam) XVII/Cenderawasih, Letkol Inf. Susilo kepada Cenderawasih Pos (grup JPNN) di sela-sela penjemputan Kasad di ruang VIP Bandara Sentani, Kamis (11/11). Pangdam XVII/Cenderawasih Mayor Jenderal TNI Hotma Marbun akan digantikan oleh Brigjen TNI Erfi Triassunu yang sebelumnya menjabat sebagai Kasdam Iskandar Muda Aceh.
Kapendam menjelaskan, usai sertijab, acara akan dilanjutkan dengan acara lain, diantaranya, atraksi bela diri Yong Moodo yang dibawakan oleh Prajurit TNI Yonif 751/BS. Juga akan dilaksanakan kegiatan Parade Devile, serta dijadwalkan juga Kasad akan memberikan pengarahan kepada prajurit Kodam. "Setelah semua rangkaian kegiatan selesai, Kasad dijadwalkan berangkat ke Manado sekitar pukul 14.00 Wit guna menghadiri acara lain," katanya.
Sementara itu, dari pantauan Cenderawasih Pos, Kasad Jenderal TNI, George Toisutta bersama rombongannya yang adalah para petinggi TNI AD di Mabes TNI tiba di Bandara Sentani sekitar pukul 10. 30 Wit dengan menumpang pesawat milik TNI AU.
Kasad dan rombongan saat turun dari pesawat langsung disambut dengan tarian adat, dan pengalungan bunga serta sedikit prosesi upacara adat. Dimana mantan Pangdam XVII/Cenderawasih ini dipersilakan menginjakkan kaki di piring batu. Selanjutnya Kasad dan rombongan beristirahat sejenak di ruang VIP dan setelah itu menuju penginapan di Kodam XVII/Cenderawasih.
JPNN
LST 117 Meter Rancangan PT PAL
(Foto: Berita HanKam)
11 November 2010 -- Dislitbangal dan PT. PAL Indonesia akan membangun 7 kapal jenis LST dalam kurun waktu 2 tahun. LST modern sepanjang 117 meter akan gantikan LST kelas Teluk Langsa yang telah berusia lebih dari 60 tahun. Sebagian LST kelas Teluk Langsa tidak dioperasikan tetapi tetap dirawat daya apungnya.
Data spesifikasi LST 117 meter
Helipad dibagian buritan. (Foto: Berita HanKam)
Panjang : 117 m
Lebar : 22 m
Kapasitas bahan bakar : 500 ton
Kapasitas air bersih : 600 ton
Kecepatan : maksimal 16 knot/operasional 14 knot
Daya mesin : 2x 2700 Kw
Penumpang : 782 orang; 124 awak kapal, 7 awak helikopter, serta 651 prajurit
Berita HanKam
11 November 2010 -- Dislitbangal dan PT. PAL Indonesia akan membangun 7 kapal jenis LST dalam kurun waktu 2 tahun. LST modern sepanjang 117 meter akan gantikan LST kelas Teluk Langsa yang telah berusia lebih dari 60 tahun. Sebagian LST kelas Teluk Langsa tidak dioperasikan tetapi tetap dirawat daya apungnya.
Data spesifikasi LST 117 meter
Helipad dibagian buritan. (Foto: Berita HanKam)
Panjang : 117 m
Lebar : 22 m
Kapasitas bahan bakar : 500 ton
Kapasitas air bersih : 600 ton
Kecepatan : maksimal 16 knot/operasional 14 knot
Daya mesin : 2x 2700 Kw
Penumpang : 782 orang; 124 awak kapal, 7 awak helikopter, serta 651 prajurit
Berita HanKam
Panglima TNI: Dayagunakan Industri Pertahanan
Berbagai macam amunisi produksi PT. PINDAD. (Foto: Berita HanKam)
12 November 2010, Jakarta -- Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono mengatakan dewasa ini, negara-negara di kawasan dan di belahan bumi lainnya, termasuk Indonesia, dihadapkan pada perkembangan lingkungan strategis yang sangat cepat sehingga dapat memengaruhi fenomena keamanan. Untuk menjawab tantangan tersebut, industri pertahanan nasional perlu lebih jauh mendayagunakan kemajuan teknologi guna membantu pemenuhan kebutuhan dasar serta peningkatan kemampuan TNI dan ketiga Angkatan lainya.
Panglima TNI menyampaikan hal itu saat Seminar Indo Defense 2010 Expo & Forum di Pekan Raya Jakarta (PRJ) Kemayoran, Jakarta, Kamis, (11/11), seperti dilansir dalam siaran pers Wakapuspen TNI, Brigjen TNI Avianto Saptono.
Menurut Panglima TNI, pengembangan kemampuan industri nasional yang menghasilkan berbagai perlengkapan militer untuk kebutuhan Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara telah terbukti mencapai kemajuan. Hal ini ditunjukkan dengan adanya inovasi baru terhadap produk-produk yang dapat mendukung kebutuhan alutsista TNI yang dihasilkan oleh berbagai industri strategis seperti PT PAL, PT Dirgantara Indonesia, PT INTI, PT Dahana, PT Lapan, dan PT Turen, serta industri lokal lainnya.
Selain Panglima TNI, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro juga memberikan sambutannya dan sekaligus membuka acara seminar Indo Defense Expo & Forum yang berlangsung selama satu hari. Seminar ini diikuti oleh 200 peserta baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Kemenhan siapkan roadmap industri pertahanan
Kementrian Pertahanan tengah menyiapkan cetak biru (roadmap) industri pertahanan untuk menciptakan kekuatan pertahanan nasional ke depan. Selain itu, juga sebagai upaya meningkatkan prioritas yang ingin dicapai industri dalam jangka pendek dan jangka panjang.
"Kami tengah menyiapkan roadmap untuk jangka waktu 5 hingga 20 tahun ke depan dalam menjawab tantangan dunia militer masa mendatang," kata Kepala Riset dan Pengembangan Kementerian Pertahanan Pos Hutabarat, di sela Indodefence Seminar 2010, di Jakarta, (11/11).
Dalam jangka pendek, kata Pos, pemerintah akan memprioritaskan kekuatan esensi seperti persenjataan, personel, serta infrastruktur untuk perlindungan teritori negara. Sementara, dalam jangka panjang, pemerintah akan mendata jenis peralatan militer apa saja yang akan dibutuhkan di masa mendatang dalam kurun waktu 5 hingga 10 tahun.
"Kami juga berencana bekerja sama dengan supplier asing, karena kita tidak mungkin produksi segala perlengkapan sendiri dimana pemerintah akan membentuk komite yang secara bertahap akan memodernisasi perlatan militer untuk mengisi industri domestik," kata Pos.
JURNAS
12 November 2010, Jakarta -- Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono mengatakan dewasa ini, negara-negara di kawasan dan di belahan bumi lainnya, termasuk Indonesia, dihadapkan pada perkembangan lingkungan strategis yang sangat cepat sehingga dapat memengaruhi fenomena keamanan. Untuk menjawab tantangan tersebut, industri pertahanan nasional perlu lebih jauh mendayagunakan kemajuan teknologi guna membantu pemenuhan kebutuhan dasar serta peningkatan kemampuan TNI dan ketiga Angkatan lainya.
Panglima TNI menyampaikan hal itu saat Seminar Indo Defense 2010 Expo & Forum di Pekan Raya Jakarta (PRJ) Kemayoran, Jakarta, Kamis, (11/11), seperti dilansir dalam siaran pers Wakapuspen TNI, Brigjen TNI Avianto Saptono.
Menurut Panglima TNI, pengembangan kemampuan industri nasional yang menghasilkan berbagai perlengkapan militer untuk kebutuhan Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara telah terbukti mencapai kemajuan. Hal ini ditunjukkan dengan adanya inovasi baru terhadap produk-produk yang dapat mendukung kebutuhan alutsista TNI yang dihasilkan oleh berbagai industri strategis seperti PT PAL, PT Dirgantara Indonesia, PT INTI, PT Dahana, PT Lapan, dan PT Turen, serta industri lokal lainnya.
Selain Panglima TNI, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro juga memberikan sambutannya dan sekaligus membuka acara seminar Indo Defense Expo & Forum yang berlangsung selama satu hari. Seminar ini diikuti oleh 200 peserta baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Kemenhan siapkan roadmap industri pertahanan
Kementrian Pertahanan tengah menyiapkan cetak biru (roadmap) industri pertahanan untuk menciptakan kekuatan pertahanan nasional ke depan. Selain itu, juga sebagai upaya meningkatkan prioritas yang ingin dicapai industri dalam jangka pendek dan jangka panjang.
"Kami tengah menyiapkan roadmap untuk jangka waktu 5 hingga 20 tahun ke depan dalam menjawab tantangan dunia militer masa mendatang," kata Kepala Riset dan Pengembangan Kementerian Pertahanan Pos Hutabarat, di sela Indodefence Seminar 2010, di Jakarta, (11/11).
Dalam jangka pendek, kata Pos, pemerintah akan memprioritaskan kekuatan esensi seperti persenjataan, personel, serta infrastruktur untuk perlindungan teritori negara. Sementara, dalam jangka panjang, pemerintah akan mendata jenis peralatan militer apa saja yang akan dibutuhkan di masa mendatang dalam kurun waktu 5 hingga 10 tahun.
"Kami juga berencana bekerja sama dengan supplier asing, karena kita tidak mungkin produksi segala perlengkapan sendiri dimana pemerintah akan membentuk komite yang secara bertahap akan memodernisasi perlatan militer untuk mengisi industri domestik," kata Pos.
JURNAS
Kapal Cepat Rudal Nasional 40 Meter
Model Kapal Cepat Rudal KCR-40 diproduksi di PT Palindo Marine Shipyard Batam. (Foto: Berita HanKam)
12 November 2010 -- TNI AL bekerja sama dengan PT Palindo Marine Shipyard Batam membuat Kapal Cepat Rudal KCR-40. Badan kapal bagian bawah dari bahan aluminium baja sedangkan bagian atas fiberglass. Harga kapal Rp 60 milyar, diluar sistem persenjataan senilai 200 juta dolar. TNI AL akan membeli sistem persenjataan dari negara barat sedangkan rudal anti kapal buatan Cina. TNI AL telah memesan 22 kapal jenis ini hingga 2014.
Panjang kapal 43 m, kecepatan 27 knot ditenagai mesin 3x MAN V12 masing-masing menghasilkan tenaga 1800 HP 2300 RPM. Kapal dilengkapi 43 tempat tidur.
Kapal dipersenjatai sepucuk meriam, dua senapan mesin 12,7 mm, empat peluncur rudal anti kapal serta peluncur rudal anti serangan udara.
Berita HanKam
12 November 2010 -- TNI AL bekerja sama dengan PT Palindo Marine Shipyard Batam membuat Kapal Cepat Rudal KCR-40. Badan kapal bagian bawah dari bahan aluminium baja sedangkan bagian atas fiberglass. Harga kapal Rp 60 milyar, diluar sistem persenjataan senilai 200 juta dolar. TNI AL akan membeli sistem persenjataan dari negara barat sedangkan rudal anti kapal buatan Cina. TNI AL telah memesan 22 kapal jenis ini hingga 2014.
Panjang kapal 43 m, kecepatan 27 knot ditenagai mesin 3x MAN V12 masing-masing menghasilkan tenaga 1800 HP 2300 RPM. Kapal dilengkapi 43 tempat tidur.
Kapal dipersenjatai sepucuk meriam, dua senapan mesin 12,7 mm, empat peluncur rudal anti kapal serta peluncur rudal anti serangan udara.
Berita HanKam
LST 117 Meter Rancangan PT, DKB
LST 117 Meter rancangan PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero). (Foto: Berita HanKam)
12 November 2010 -- PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero) merancang kapal pengangkut tank (LST) 117 meter guna menggantikan LST TNI AL yang sudah uzur. Kapal dipersenjatai dua pucuk meriam di bagian haluan dan dua di buritan serta mampu didarati satu helikopter di bagian buritan.
Kapal dapat membawa 162 awak kapal, 10 awak helikopter serta 733 pasukan. Daya angkut kapal lebih besar dibandingkan LST rancangan PT. PAL, dimana 124 awak kapal, 7 awak helikopter dan 651 pasukan.
TNI AL membutuhkan sedikitnya tujuh LST untuk menggantikan LST eks Amerika Serikat yang telah berumur 60 tahun.
PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero) telah membuat kapal tunda samudera KRI Louser.
Berita HanKam
12 November 2010 -- PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero) merancang kapal pengangkut tank (LST) 117 meter guna menggantikan LST TNI AL yang sudah uzur. Kapal dipersenjatai dua pucuk meriam di bagian haluan dan dua di buritan serta mampu didarati satu helikopter di bagian buritan.
Kapal dapat membawa 162 awak kapal, 10 awak helikopter serta 733 pasukan. Daya angkut kapal lebih besar dibandingkan LST rancangan PT. PAL, dimana 124 awak kapal, 7 awak helikopter dan 651 pasukan.
TNI AL membutuhkan sedikitnya tujuh LST untuk menggantikan LST eks Amerika Serikat yang telah berumur 60 tahun.
PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero) telah membuat kapal tunda samudera KRI Louser.
Berita HanKam
TNI Terjunkan Satgas Brigade Khusus Merapi
Satuan Tugas Brigade Khusus TNI Penanggulangan Bencana Merapi ini akan ditempatkan di beberapa lokasi seperti Yogyakarta, Magelang, Klaten, Boyolali dan sekitarnya. (Foto: Puspen TNI)
12 Nopember 2010, Jakarta -- Tentara Nasional Indonesia (TNI) mengerahkan Satuan Tugas Brigade Khusus Penanggulanan Bencana Merapi ke lokasi bencana Gunung Merapi. Satgas yang baru dibentuk ini punya tugas dan tanggung jawab mencari korban yang belum ditemukan, serta mengendalikan penduduk dalam proses evakuasi dari tempat pengungsian.
Komandan Satgaspen Brigade Khusus TNI Letkol TNI Hari Mulyanto dalam surat elektroniknya dari Yogyakarta kepada Suara Karya di Jakarta, Kamis (11/11) menjelaskan, Satgas Brigade Khusus TNI dibagi menjadi dua pasukan. Brigade Khusus TNI ditempatkan di Yogyakarta, Magelang, Klaten, Boyolali dan sekitarnya.
Pasukan pertama yang diberi nama Pasukan Gunung punya tugas mengendalikan penduduk agar tidak masuk ke wilayah bahaya. Selain itu, pasukan ini melakukan penyisiran untuk mencari korban serta melaksanakan evakuasi.
Sementara, pasukan kedua atau Pasukan Pengungsi punya tugas mengevakuasi penduduk dari tempat pengungsian, mendirikan dapur lapangan, mendirikan rumah sakit lapangan dan memberdayakan rumah sakit daerah setempat. "Brigade TNI khusus bencana Gungung Merapi ini bekerja di bawah koordinasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana/BNPB," ujarnya.
Tugas pokok Satuan Tugas Brigade Khusus TNI ini adalah melaksanakan penanggulangan bencana alam Gunung Merapi sampai dengan selesai. (Foto: Puspen TNI)
Brigade Khusus TNI dipimpin Kepala Staf Divisi Infanteri 2/Kostrad Brigjen TNI Syahiding. Jumlah prajurit yang diterjunkan sebanyak 5.117 personel, terdiri dari Madivif 2/Kostrad, Kodam IV/Diponegoro, Kopassus Grup 2, Batalyon Zeni Tempur 10/ 2/K, Batalyon Zeni Tempur 9/1/ K, Batalyon Kesehatan 2/2 K, Batalyon Perbekalan dan Angkutan 2/2/ K, Perhubungan Kostrad dan Yonhub Direktorat Perhubungan AD, unsur Satgas Kesehatan TNI, Batalyon Infanteri 407/PK, Batalyon Infanteri 403/ WP, Batalyon Zeni Tempur 4/PK, Bekangdam IV/DIP, Bekangdam V/BRW, Batalyon Pasukan Marinir 1, Batalyon Pasukan Marinir 2, Batalyon PHASKAS, Lanud Adi Sutjipto, Lanal Yogyakarta, Lanal Semarang, Direktorat Zeni TNI AD, dan Puspen TNI.
Hari mengatakan, pembentukan dan pengerahan Satgas Brigade TNI Khusus Merapi atas dasar UU nomor 34/2004 tentang TNI. Salah satu tugas pokok TNI dalam operasi militer selain perang (OMSP) adalah melaksanakan penanggulanganan bencana.
"Saat ini, Indonesia tengah mengalami bencana alam meletusnya Gunung Merapi Yogyakarta. Untuk membantu menangani bencana tersebut, TNI telah membentuk Satgas Brigade Khusus PB Merapi dengan tugas pokok melaksanakan penanggulangan bencana alam Gunung Merapi sampai selesai," ujarnya.
Siaga penerbangan
Sementara itu, TNI Angkatan Udara (AU) tetap menyiagakan beberapa unit pesawat angkut Hercules di Halim Perdanakusumah Jakarta, untuk mengangkut bantuan logistik dan relawan yang akan disalurkan kepada warga korban letusan Gunung Merapi, Sleman, Yogyakarta.
"Pemerintah telah mengeluarkan larangan penerbangan bagi pesawat komersil hingga tanggal 15 Nopember. Selama larangan itu ada, tentunya hanya pesawat milik TNI AU yang diperbolehkan masuk bandara Adi Sujtipto. Karena itu, kita selalu siagakan pesawat untuk membantu penanggulangan bencana Gunung Merapi," ujar Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsma TNI Bambang Samoedro.
Selain pesawat Hercules, tutur dia menambahkan, TNI AU menyiagakan pesawat Cassa dan Helikopter yang siap diooperasikan mengangkut bantuan logistik di sekitar lokasi bencana Merapi.
Pada sisi lain, Bambang mengatakan, sebanyak 350 prajurit dari Korps Pasukan Khas (Kopaskhas) TNI AU masih melakukan pencarian terhadap korban gunung merapi yang belum ditemukan.
Suara Karya
12 Nopember 2010, Jakarta -- Tentara Nasional Indonesia (TNI) mengerahkan Satuan Tugas Brigade Khusus Penanggulanan Bencana Merapi ke lokasi bencana Gunung Merapi. Satgas yang baru dibentuk ini punya tugas dan tanggung jawab mencari korban yang belum ditemukan, serta mengendalikan penduduk dalam proses evakuasi dari tempat pengungsian.
Komandan Satgaspen Brigade Khusus TNI Letkol TNI Hari Mulyanto dalam surat elektroniknya dari Yogyakarta kepada Suara Karya di Jakarta, Kamis (11/11) menjelaskan, Satgas Brigade Khusus TNI dibagi menjadi dua pasukan. Brigade Khusus TNI ditempatkan di Yogyakarta, Magelang, Klaten, Boyolali dan sekitarnya.
Pasukan pertama yang diberi nama Pasukan Gunung punya tugas mengendalikan penduduk agar tidak masuk ke wilayah bahaya. Selain itu, pasukan ini melakukan penyisiran untuk mencari korban serta melaksanakan evakuasi.
Sementara, pasukan kedua atau Pasukan Pengungsi punya tugas mengevakuasi penduduk dari tempat pengungsian, mendirikan dapur lapangan, mendirikan rumah sakit lapangan dan memberdayakan rumah sakit daerah setempat. "Brigade TNI khusus bencana Gungung Merapi ini bekerja di bawah koordinasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana/BNPB," ujarnya.
Tugas pokok Satuan Tugas Brigade Khusus TNI ini adalah melaksanakan penanggulangan bencana alam Gunung Merapi sampai dengan selesai. (Foto: Puspen TNI)
Brigade Khusus TNI dipimpin Kepala Staf Divisi Infanteri 2/Kostrad Brigjen TNI Syahiding. Jumlah prajurit yang diterjunkan sebanyak 5.117 personel, terdiri dari Madivif 2/Kostrad, Kodam IV/Diponegoro, Kopassus Grup 2, Batalyon Zeni Tempur 10/ 2/K, Batalyon Zeni Tempur 9/1/ K, Batalyon Kesehatan 2/2 K, Batalyon Perbekalan dan Angkutan 2/2/ K, Perhubungan Kostrad dan Yonhub Direktorat Perhubungan AD, unsur Satgas Kesehatan TNI, Batalyon Infanteri 407/PK, Batalyon Infanteri 403/ WP, Batalyon Zeni Tempur 4/PK, Bekangdam IV/DIP, Bekangdam V/BRW, Batalyon Pasukan Marinir 1, Batalyon Pasukan Marinir 2, Batalyon PHASKAS, Lanud Adi Sutjipto, Lanal Yogyakarta, Lanal Semarang, Direktorat Zeni TNI AD, dan Puspen TNI.
Hari mengatakan, pembentukan dan pengerahan Satgas Brigade TNI Khusus Merapi atas dasar UU nomor 34/2004 tentang TNI. Salah satu tugas pokok TNI dalam operasi militer selain perang (OMSP) adalah melaksanakan penanggulanganan bencana.
"Saat ini, Indonesia tengah mengalami bencana alam meletusnya Gunung Merapi Yogyakarta. Untuk membantu menangani bencana tersebut, TNI telah membentuk Satgas Brigade Khusus PB Merapi dengan tugas pokok melaksanakan penanggulangan bencana alam Gunung Merapi sampai selesai," ujarnya.
Siaga penerbangan
Sementara itu, TNI Angkatan Udara (AU) tetap menyiagakan beberapa unit pesawat angkut Hercules di Halim Perdanakusumah Jakarta, untuk mengangkut bantuan logistik dan relawan yang akan disalurkan kepada warga korban letusan Gunung Merapi, Sleman, Yogyakarta.
"Pemerintah telah mengeluarkan larangan penerbangan bagi pesawat komersil hingga tanggal 15 Nopember. Selama larangan itu ada, tentunya hanya pesawat milik TNI AU yang diperbolehkan masuk bandara Adi Sujtipto. Karena itu, kita selalu siagakan pesawat untuk membantu penanggulangan bencana Gunung Merapi," ujar Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsma TNI Bambang Samoedro.
Selain pesawat Hercules, tutur dia menambahkan, TNI AU menyiagakan pesawat Cassa dan Helikopter yang siap diooperasikan mengangkut bantuan logistik di sekitar lokasi bencana Merapi.
Pada sisi lain, Bambang mengatakan, sebanyak 350 prajurit dari Korps Pasukan Khas (Kopaskhas) TNI AU masih melakukan pencarian terhadap korban gunung merapi yang belum ditemukan.
Suara Karya
Malaysia Kaji Anoa Gantikan Condor
APC Condor 4x4 ATM direncanakan digantikan dengan APC Anoa 6x6. (Foto: typezero)
12 November 2010 -- Malaysia sedang mengkaji kemungkinan membeli kendaraan lapis baja buatan Indonesia jenis Anoa 6 x 6 untuk Angkatan Tentera Malaysia (ATM) menggantikan kendaraan lapis baja pengangkut pasukan (APC) jenis Condor yang digunakan sekarang, diberitakan harian Utusan Malaysia, Kamis (11/11).
Menteri Pertahanan Datuk Seri Dr Ahmad Zahid Hamidi mengatakan ATM sedang mempelajari panser ini khususnya yang digunakan oleh pasukan perdamaian PBB Indonesia di Lebanon Selatan.
“Kami kini dalam tahap akhir menilai kemampuan (panser Anoa) dipakai di Lebanon dan sedang mempelajari jumlah kendaraan yang akan dibeli nantinya,“ ucap Hamidi setelah menyaksikan Indo Defense 2010 di Jakarta.
ATM telah menggunakan pesawat angkut militer CN-235 dan helikopter Super Puma angkut VIP produksi PT. IPTN.
Utusan Malaysia/ Berita HanKam
12 November 2010 -- Malaysia sedang mengkaji kemungkinan membeli kendaraan lapis baja buatan Indonesia jenis Anoa 6 x 6 untuk Angkatan Tentera Malaysia (ATM) menggantikan kendaraan lapis baja pengangkut pasukan (APC) jenis Condor yang digunakan sekarang, diberitakan harian Utusan Malaysia, Kamis (11/11).
Menteri Pertahanan Datuk Seri Dr Ahmad Zahid Hamidi mengatakan ATM sedang mempelajari panser ini khususnya yang digunakan oleh pasukan perdamaian PBB Indonesia di Lebanon Selatan.
“Kami kini dalam tahap akhir menilai kemampuan (panser Anoa) dipakai di Lebanon dan sedang mempelajari jumlah kendaraan yang akan dibeli nantinya,“ ucap Hamidi setelah menyaksikan Indo Defense 2010 di Jakarta.
ATM telah menggunakan pesawat angkut militer CN-235 dan helikopter Super Puma angkut VIP produksi PT. IPTN.
Utusan Malaysia/ Berita HanKam
Panser Anoa Berbagai Varian
11 November 2010 -- Panser Anoa 6x6 varian APC. Sejumlah panser Anoa berbagai varian ditampilkan di Indo Defense. (Foto: Berita HanKam)
Panser Anoa 6x6 varian kanon. (Foto: Berita HanKam)
Panser Anoa 6x6 varian mortir. (Foto: Berita HanKam)
Panser Anoa 6x6 varian Ambulan. (Foto: Berita HanKam)
Panser Anoa 6x6 varian ARV. (Foto: Berita HanKam)
Berita HanKam
Panser Anoa 6x6 varian kanon. (Foto: Berita HanKam)
Panser Anoa 6x6 varian mortir. (Foto: Berita HanKam)
Panser Anoa 6x6 varian Ambulan. (Foto: Berita HanKam)
Panser Anoa 6x6 varian ARV. (Foto: Berita HanKam)
Berita HanKam
TNI Kaji Hibah F-16 dari Amerika
Jet tempur F-16 Fighting Falcon dari 55th Fighter Squadron, lanud Shaw, S.C., menembakan AGM-65 Maverik pada sasaran darat saat mengikuti Combat Hammer di lanud Hill, Utah. USAF tidak akan mengembangkan F-16 Fighting Falcon, meskipun jet ini masih terus dikembangkan untuk pelanggan luar negeri. USAF berusaha mengurangi populasi F-16 dalam arsenalnya, sebagian F-16 diubah menjadi drone dan ditawarkan ke negara asing. USAF memfokuskan mengunakan F-18 Hornet dan bersiap mengoperasikan jet tempur siluman F-35. AU Belanda juga sudah menjual sebagian armada F-16. (Foto: USAF/ Capt. Amber House)
11 November 2011, Jakarta -- Tentara Nasional Indonesia masih melakukan pengkajian penawaran hibah 24 pesawat tempur F-16 dari Amerika Serikat.
Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono mengatakan pengkajian dilakukan MabesTNI dan Kementerian Pertahanan. “Rencana Amerika Serikat memberikan hibah F-16 kepada TNI,itu dalam proses.Memang ada pembicaraan untuk hibah itu dan kita sedang kaji dan bahas bagaimana tindak lanjutnya,” katanya seusai melepas Kontingan Garuda ke Lebanon Selatan di Mabes TNI Cilangkap kemarin. Mantan Kepala Staf Angkatan Laut itu mengungkapkan sampai kini masih ada dua bahan pertimbangan dalam menyikapi tawaran tersebut.
Pembelian pesawat bekas dengan jumlah yang banyak atau jumlah sedikit untuk pesawat baru. “Mudah-mudahan dalam waktu dekat ada keputusan,”katanya. Pembahasan tersebut, kata Agus,juga menyinggung antisipasi embargo yang dapat sewaktu-waktu terjadi. “Tapi kita selalu ingin menjalin hubungan baik antara kedua negara sehingga masalah-masalah yang lalu dihadapi tidak terjadi lagi,”ujarnya. Agus pun mengakui jika TNI sangat senang menerima rencana pemberian hibah pesawat tempur dari AS tersebut. Namun, lanjutnya, hasilnya sangat tergantung dalam proses politik baik internal pertahanan maupun negara.
F-16D AU Pakistan. Awal 2010, pemerintah AS menyetujui penjualan 12 F-16C dan 6 F16D pada Pakistan. Pemerintah Singapura menghibahkan tujuh F-16 A/B pada AU Thailand sebagai imbalan diijinkan menggunakan tempat latihan sebuah lanud di provinsi Udon Thani selama 15 tahun. Belanda membeli 213 F-16 A/B dan menguranginya menjadi 108 pesawat dengan menjualnya ke Yordania dan Chile. Begitu juga, Belgia menjual sebagian F-16-nya ke Yordania. (Foto: USAF)
”Mudah- mudahan dalam waktu dekat sudah ada keputusan dan kita mendorong itu dapat kita menerima,” ujarnya. Lebih lanjut Agus menilai pesawat F-16 yang dihibahkan Amerika Serikat kondisi rangkanya masih bagus meski itu bekas. Jika mesinnya diganti baru dan kemampuan tempur ditingkatkan, pesawat tersebut dapat berfungsi seperti pesawat baru. Karena itu meskipun sifatnya hibah Mabes TNI sendiri tetap akan menyiapkan alokasi anggaran perbaikan agar pesawat-pesawat tersebut dalam kondisi terbaik. “Yang jelas, meski itu hibah, kita harus menyiapkan alokasi anggaran untuk penyiapkan pesawat itu sehingga bisa menggunakan,”katanya.
Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Marsekal Madya Eris Herryanto menyatakan hal serupa.“Pembahasan masih terus dilakukan untuk mengkaji berbagai kemungkinan,”ujarnya.Eris sendiri enggan untuk menyebutkan varian F-16 yang direncanakan akan dihibahkan tersebut. Seperti diketahui, TNI AU saat ini mengoperasikan F-16 A/Block 15. Sementara itu, Wakil Ketua Komisi I DPR Tubagus Hasanuddin menolak rencana Kementerian Pertahanan untuk menerima hibah pesawat tempur bekas F-16 dari Amerika Serikat.Hasanuddin menyatakan penawaran hibah tersebut bukan hibah murni sehingga masih membutuhkan biaya peremajaan.
“ Pesawat-pesawat bekas tersebut kan masih harus diretrofit dulu dengan biaya yang tidak sedikit juga,”katanya. Kemudian, lanjutnya, meski harga 24 pesawat tempur F-16 bekas tersebut setara dengan enam pesawat baru, biaya perawatan pesawat bekas akan jauh lebih mahal. “Risiko biaya perawatan pesawat bekas yang telah dipakai 10 tahun dua kali lipat daripada pesawat baru. Apalagi Amerika banyak menggunakan pesawatnya untuk operasional perang di Timur Tengah dan Afganistan.Artinya lifetime-nya juga sudah pendek,”ujarnya.
Di sisi lain, lanjut Hasanuddin, pemerintah bersama DPR juga sudah bertekad memodernisasi alat utama sistem senjata militer. Karena itu, sebaiknya kementerian pertahanan tetap fokus pada kesepakatan bersama itu.
SINDO
11 November 2011, Jakarta -- Tentara Nasional Indonesia masih melakukan pengkajian penawaran hibah 24 pesawat tempur F-16 dari Amerika Serikat.
Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono mengatakan pengkajian dilakukan MabesTNI dan Kementerian Pertahanan. “Rencana Amerika Serikat memberikan hibah F-16 kepada TNI,itu dalam proses.Memang ada pembicaraan untuk hibah itu dan kita sedang kaji dan bahas bagaimana tindak lanjutnya,” katanya seusai melepas Kontingan Garuda ke Lebanon Selatan di Mabes TNI Cilangkap kemarin. Mantan Kepala Staf Angkatan Laut itu mengungkapkan sampai kini masih ada dua bahan pertimbangan dalam menyikapi tawaran tersebut.
Pembelian pesawat bekas dengan jumlah yang banyak atau jumlah sedikit untuk pesawat baru. “Mudah-mudahan dalam waktu dekat ada keputusan,”katanya. Pembahasan tersebut, kata Agus,juga menyinggung antisipasi embargo yang dapat sewaktu-waktu terjadi. “Tapi kita selalu ingin menjalin hubungan baik antara kedua negara sehingga masalah-masalah yang lalu dihadapi tidak terjadi lagi,”ujarnya. Agus pun mengakui jika TNI sangat senang menerima rencana pemberian hibah pesawat tempur dari AS tersebut. Namun, lanjutnya, hasilnya sangat tergantung dalam proses politik baik internal pertahanan maupun negara.
F-16D AU Pakistan. Awal 2010, pemerintah AS menyetujui penjualan 12 F-16C dan 6 F16D pada Pakistan. Pemerintah Singapura menghibahkan tujuh F-16 A/B pada AU Thailand sebagai imbalan diijinkan menggunakan tempat latihan sebuah lanud di provinsi Udon Thani selama 15 tahun. Belanda membeli 213 F-16 A/B dan menguranginya menjadi 108 pesawat dengan menjualnya ke Yordania dan Chile. Begitu juga, Belgia menjual sebagian F-16-nya ke Yordania. (Foto: USAF)
”Mudah- mudahan dalam waktu dekat sudah ada keputusan dan kita mendorong itu dapat kita menerima,” ujarnya. Lebih lanjut Agus menilai pesawat F-16 yang dihibahkan Amerika Serikat kondisi rangkanya masih bagus meski itu bekas. Jika mesinnya diganti baru dan kemampuan tempur ditingkatkan, pesawat tersebut dapat berfungsi seperti pesawat baru. Karena itu meskipun sifatnya hibah Mabes TNI sendiri tetap akan menyiapkan alokasi anggaran perbaikan agar pesawat-pesawat tersebut dalam kondisi terbaik. “Yang jelas, meski itu hibah, kita harus menyiapkan alokasi anggaran untuk penyiapkan pesawat itu sehingga bisa menggunakan,”katanya.
Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Marsekal Madya Eris Herryanto menyatakan hal serupa.“Pembahasan masih terus dilakukan untuk mengkaji berbagai kemungkinan,”ujarnya.Eris sendiri enggan untuk menyebutkan varian F-16 yang direncanakan akan dihibahkan tersebut. Seperti diketahui, TNI AU saat ini mengoperasikan F-16 A/Block 15. Sementara itu, Wakil Ketua Komisi I DPR Tubagus Hasanuddin menolak rencana Kementerian Pertahanan untuk menerima hibah pesawat tempur bekas F-16 dari Amerika Serikat.Hasanuddin menyatakan penawaran hibah tersebut bukan hibah murni sehingga masih membutuhkan biaya peremajaan.
“ Pesawat-pesawat bekas tersebut kan masih harus diretrofit dulu dengan biaya yang tidak sedikit juga,”katanya. Kemudian, lanjutnya, meski harga 24 pesawat tempur F-16 bekas tersebut setara dengan enam pesawat baru, biaya perawatan pesawat bekas akan jauh lebih mahal. “Risiko biaya perawatan pesawat bekas yang telah dipakai 10 tahun dua kali lipat daripada pesawat baru. Apalagi Amerika banyak menggunakan pesawatnya untuk operasional perang di Timur Tengah dan Afganistan.Artinya lifetime-nya juga sudah pendek,”ujarnya.
Di sisi lain, lanjut Hasanuddin, pemerintah bersama DPR juga sudah bertekad memodernisasi alat utama sistem senjata militer. Karena itu, sebaiknya kementerian pertahanan tetap fokus pada kesepakatan bersama itu.
SINDO
Roket Balistik Kartika I
12 November 2010 -- Kartika I roket balistik percobaan dua tingkat sasaran darat-ke-darat yang dikembangkan Dislitbangau. Tingkat pertama mempunyai panjang 2,590 mm, diameter 240 mm, berat 121,2 kg dan kecepatan 3 mach. Tingkat kedua panjang 3,277 mm, diameter 156 mm, berat 66,5 kg serta kecepatan 5 mach. Bahan bakar propelan double base dengan jarak tembak 50 km pada ketinggian elevasi 80 derajat. (Foto: Berita HanKam)
Berita HanKam
Berita HanKam
Sub Skimmer Wahana Air Pasukan Khusus Rancangan Dislitbangal
Model Sub skimmer dipajang di pameran Indo Defense 2010. (Foto: Berita HanKam)
12 November 2010 -- Sub skimmer wahana air kombinasi rigid speedboat dibuat dari FRP (Fiber-glass Reinforced Polyester) dan rubber tubing dibuat dari hypalon. Sub Skimmer dikembangkan oleh Dislitbangal.
Sub Skimmer dilengkapi sistem yang membuat mampu beroperasi dibawah atau diatas permukaan air dengan stabil, aman dan nyaman.
Kecepatan Sub Skimmer saat dipermukaan air 20 knot sedangkan dibawah air 24 knot ditenagai mesin 85 tenaga kuda dan berpenumpang 4 orang
Kendaraan ini cocok digunakan untuk operasi militer pasukan khusus.
(Foto: Berita HanKam)
(Foto: Berita HanKam)
(Foto: Berita HanKam)
Berita HanKam
12 November 2010 -- Sub skimmer wahana air kombinasi rigid speedboat dibuat dari FRP (Fiber-glass Reinforced Polyester) dan rubber tubing dibuat dari hypalon. Sub Skimmer dikembangkan oleh Dislitbangal.
Sub Skimmer dilengkapi sistem yang membuat mampu beroperasi dibawah atau diatas permukaan air dengan stabil, aman dan nyaman.
Kecepatan Sub Skimmer saat dipermukaan air 20 knot sedangkan dibawah air 24 knot ditenagai mesin 85 tenaga kuda dan berpenumpang 4 orang
Kendaraan ini cocok digunakan untuk operasi militer pasukan khusus.
(Foto: Berita HanKam)
(Foto: Berita HanKam)
(Foto: Berita HanKam)
Berita HanKam
The Roulettes, Penarik Perhatian
The Roulettes. (Foto: Australia DoD)
12 November 2010 -- Salah satu yang bakal menjadi penarik perhatian utama dalam Pameran Indo Defence, Indo Aerospace, dan Indo Marine 2010 adalah penampilan tim akrobatik udara The Roulettes dari Royal Australian Air Force.
Pilatus PC 9/A—pesawat dengan dua tempat duduk dan satu mesin turboprop—beratraksi di udara Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta, hingga 13 November mendatang. Dalam acara pembukaan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan sejumlah undangan, baik dari Kementerian Pertahanan, TNI, maupun tamu dari industri pertahanan dan militer puluhan negara, terpesona dengan tampilan The Roulettes yang berwarna merah-putih itu, Rabu (10/11).
Dengan formasi wedge, misalnya, enam pesawat terbang di sebelah podium membentuk segitiga dengan satu pesawat di depan sebagai ujung mata panah yang meluncur. Posisi sebaliknya, Delta juga hadir, di mana tiga pesawat mengawali formasi segitiga itu.
Tepuk tangan penonton mulai membahana saat dua pesawat PC 9/A terbang horizontal dengan posisi seperti cermin. Maksudnya, kedua pesawat itu saling berhadapan secara horizontal. Pertunjukan semakin seru saat keenam pesawat tersebut muncul dengan formasi corkscrew alias pembuka botol anggur. Sebuah pesawat bergerak berputar terus-menerus di belakang formasi berbentuk segitiga.
Sulit akrobat
Jenis pesawat yang menggunakan baling-baling, menurut juru bicaranya, flying officer Gareth Gordon, membuat agak sulit melakukan akrobat di udara karena tidak stabil. Selain itu, lebar jangkauan baling-baling sepanjang 1,8 meter juga membuat harus ada ketelitian tinggi.
Beberapa gerakan memang mengundang detak jantung. Dengan formasi vulcan, misalnya, dua pesawat berderet di depan, diikuti dua pesawat yang membentuk sudut 120 derajat dengan dua pesawat di depan itu melakukan jungkir balik. Atau bisa juga gerakan combat pitch out, di mana keenam pesawat itu bergerak berputar membentuk lingkaran terus-menerus. ”Ada beberapa gerakan jungkir balik, misalnya loop, wingover, atau barrel roll,” ujar Gordon.
Berbagai gerakan salto memang dilakukan. Ibarat penari, The Roulettes bersalto dengan berbagai gaya. Ada yang tetap kembali pada arahnya, ada yang sambil berbelok, ada yang susul-menyusul bergantian. Perlu diingat, semua gerakan itu dilakukan hanya dengan jarak antarpesawat sejauh 3 meter.
KOMPAS
12 November 2010 -- Salah satu yang bakal menjadi penarik perhatian utama dalam Pameran Indo Defence, Indo Aerospace, dan Indo Marine 2010 adalah penampilan tim akrobatik udara The Roulettes dari Royal Australian Air Force.
Pilatus PC 9/A—pesawat dengan dua tempat duduk dan satu mesin turboprop—beratraksi di udara Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta, hingga 13 November mendatang. Dalam acara pembukaan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan sejumlah undangan, baik dari Kementerian Pertahanan, TNI, maupun tamu dari industri pertahanan dan militer puluhan negara, terpesona dengan tampilan The Roulettes yang berwarna merah-putih itu, Rabu (10/11).
Dengan formasi wedge, misalnya, enam pesawat terbang di sebelah podium membentuk segitiga dengan satu pesawat di depan sebagai ujung mata panah yang meluncur. Posisi sebaliknya, Delta juga hadir, di mana tiga pesawat mengawali formasi segitiga itu.
Tepuk tangan penonton mulai membahana saat dua pesawat PC 9/A terbang horizontal dengan posisi seperti cermin. Maksudnya, kedua pesawat itu saling berhadapan secara horizontal. Pertunjukan semakin seru saat keenam pesawat tersebut muncul dengan formasi corkscrew alias pembuka botol anggur. Sebuah pesawat bergerak berputar terus-menerus di belakang formasi berbentuk segitiga.
Sulit akrobat
Jenis pesawat yang menggunakan baling-baling, menurut juru bicaranya, flying officer Gareth Gordon, membuat agak sulit melakukan akrobat di udara karena tidak stabil. Selain itu, lebar jangkauan baling-baling sepanjang 1,8 meter juga membuat harus ada ketelitian tinggi.
Beberapa gerakan memang mengundang detak jantung. Dengan formasi vulcan, misalnya, dua pesawat berderet di depan, diikuti dua pesawat yang membentuk sudut 120 derajat dengan dua pesawat di depan itu melakukan jungkir balik. Atau bisa juga gerakan combat pitch out, di mana keenam pesawat itu bergerak berputar membentuk lingkaran terus-menerus. ”Ada beberapa gerakan jungkir balik, misalnya loop, wingover, atau barrel roll,” ujar Gordon.
Berbagai gerakan salto memang dilakukan. Ibarat penari, The Roulettes bersalto dengan berbagai gaya. Ada yang tetap kembali pada arahnya, ada yang sambil berbelok, ada yang susul-menyusul bergantian. Perlu diingat, semua gerakan itu dilakukan hanya dengan jarak antarpesawat sejauh 3 meter.
KOMPAS
Pemerintah Bahas Hibah 24 Unit F-16 dari AS
Dua Jet tempur F-16 Fighting Falcon berperan sebagai agresor terbang diatas Joint Pacific Alaska Range Complex saat mengikuti Red Flag-Alaska, 8 Oktober 2009 di lanud Eielson, Alaska. (Foto: USAF/ Staff Sgt. Christopher Boitz)
12 Nopember 2010, Jakarta -- Pemerintah melalui Tentara Nasional Indonesia (TNI), menerima tawaran hibah 24 unit pesawat tempur canggih F-16 dari pemerintah Amerika Serikat (AS). Proses hibah ataupun pengalihan pesawat tempur itu masih dalam proses pembahasan dan kajian permerintah dan TNI.
"Pemeritah AS memberikan hibah F-16 kepada TNI. Tapi, hibah itu masih dalam proses," ujar Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono , usai melepas 1.304 prajurit TNI Kontingen Garuda (Konga) ke Lebanon Selatan, di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, Kamis (11/11).
Sebelum realisasi hibah, tutur Agus, TNI perlu memikirkan perawatan alat utama sistem senjata (alutsista) yang dimiliki TNI, selain 24 unit F-16 yang akan dihibahkan pemerintah AS. Karena itu, TNI dipastikan akan membutuhkan tambahan anggaran sehingga alutsista yang dimiliki tetap terjaga dan terawat sehingga siap pakai.
"Yang jelas, meski itu hibah, kita harus menyiapkan alokasi anggaran untuk penyiapkan pesawat itu sehingga bisa digunakan," ujarnya.
Sebelum ada rencana hibah, ucap dia menjelaskan, pemerintah Indonesia dan pemerintah AS telah melakukan pembahasan untuk bantuan alutsista pesawat tempur. Sementara, pihak TNI sendiri merasa senang dan terbantu atas hibah 24 unit pesawat tempur super canggih buatan negeri Paman Sam itu. "Sampai sekarang pembahasan itu masih ada. Namun, kita tetap mendorong pesawat itu kita peroleh meskipun harus melalui proses politik," ujar Panglima TNI.
Alternatif lainnya, ditambahkan Agus, TNI membeli pesawat tempur bekas dengan jumlah lebih banyak atau membeli pesawat tempur baru namun dalam kapasitas jumlah lebih sedikit. "Mudah-mudahan dalam waktu dekat ada keputusan. Termasuk antisipasi embargo yang tetap terjadi," ujarnya.
Panglima TNI, Laksamana TNI, Agus Suahartono, memeriksa pasukan perdamaian di Jakarta, Kamis (11/11). Sebanyak 1304 prajurit TNI yang tergabung dalam kontingen Garuda UNIFIL (United Nation Interim Force in Lebanon) akan bertugas menjaga perdamaian di Lebanon, bergabung dengan pasukan PBB yang berasal dari berbagai negera. (Foto: ANTARA/Ujang Zaelani/Koz/mes/10)
Agus menyatakan, TNI selalu berupaya serta punya keinginan untuk menjalin kerjasama militer di dalam negeri maupun di dunia internasional. Salah satunya adalah ikut mewujudkan perdamaian dunia melalui keterlibatan pasukan dalam misi perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Sebanyak 1.304 prajurit TNI diberangkatkan ke wilayah sedang dikecamuk perang, Lebanon Selatan, yakni Satgas Military Police Unit TNI Konga XXV-C/Unifil, Satgas Infantry Mechanized Battalion TNI Konga XXIII-E/Unifil, Satgas Force Headquarter Support Unit TNI Konga XXVI-C1/Unifil, Satgas Force Protection Company TNI Konga XXVI-C2/Unifil dan Satgas Civil Military Coordination TNI Konga XXXI-A/Unifil.
Suara Karya
12 Nopember 2010, Jakarta -- Pemerintah melalui Tentara Nasional Indonesia (TNI), menerima tawaran hibah 24 unit pesawat tempur canggih F-16 dari pemerintah Amerika Serikat (AS). Proses hibah ataupun pengalihan pesawat tempur itu masih dalam proses pembahasan dan kajian permerintah dan TNI.
"Pemeritah AS memberikan hibah F-16 kepada TNI. Tapi, hibah itu masih dalam proses," ujar Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono , usai melepas 1.304 prajurit TNI Kontingen Garuda (Konga) ke Lebanon Selatan, di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, Kamis (11/11).
Sebelum realisasi hibah, tutur Agus, TNI perlu memikirkan perawatan alat utama sistem senjata (alutsista) yang dimiliki TNI, selain 24 unit F-16 yang akan dihibahkan pemerintah AS. Karena itu, TNI dipastikan akan membutuhkan tambahan anggaran sehingga alutsista yang dimiliki tetap terjaga dan terawat sehingga siap pakai.
"Yang jelas, meski itu hibah, kita harus menyiapkan alokasi anggaran untuk penyiapkan pesawat itu sehingga bisa digunakan," ujarnya.
Sebelum ada rencana hibah, ucap dia menjelaskan, pemerintah Indonesia dan pemerintah AS telah melakukan pembahasan untuk bantuan alutsista pesawat tempur. Sementara, pihak TNI sendiri merasa senang dan terbantu atas hibah 24 unit pesawat tempur super canggih buatan negeri Paman Sam itu. "Sampai sekarang pembahasan itu masih ada. Namun, kita tetap mendorong pesawat itu kita peroleh meskipun harus melalui proses politik," ujar Panglima TNI.
Alternatif lainnya, ditambahkan Agus, TNI membeli pesawat tempur bekas dengan jumlah lebih banyak atau membeli pesawat tempur baru namun dalam kapasitas jumlah lebih sedikit. "Mudah-mudahan dalam waktu dekat ada keputusan. Termasuk antisipasi embargo yang tetap terjadi," ujarnya.
Panglima TNI, Laksamana TNI, Agus Suahartono, memeriksa pasukan perdamaian di Jakarta, Kamis (11/11). Sebanyak 1304 prajurit TNI yang tergabung dalam kontingen Garuda UNIFIL (United Nation Interim Force in Lebanon) akan bertugas menjaga perdamaian di Lebanon, bergabung dengan pasukan PBB yang berasal dari berbagai negera. (Foto: ANTARA/Ujang Zaelani/Koz/mes/10)
Agus menyatakan, TNI selalu berupaya serta punya keinginan untuk menjalin kerjasama militer di dalam negeri maupun di dunia internasional. Salah satunya adalah ikut mewujudkan perdamaian dunia melalui keterlibatan pasukan dalam misi perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Sebanyak 1.304 prajurit TNI diberangkatkan ke wilayah sedang dikecamuk perang, Lebanon Selatan, yakni Satgas Military Police Unit TNI Konga XXV-C/Unifil, Satgas Infantry Mechanized Battalion TNI Konga XXIII-E/Unifil, Satgas Force Headquarter Support Unit TNI Konga XXVI-C1/Unifil, Satgas Force Protection Company TNI Konga XXVI-C2/Unifil dan Satgas Civil Military Coordination TNI Konga XXXI-A/Unifil.
Suara Karya
Hati-hati F-16 Bekas
Jet tempur F-16 Fighting Falcon dari 18th Aggressor Squadron, lanud Eielson, Alaska. (Foto: USAF/ Staff Sgt. Christopher Boitz)
12 November 2010, Jakarta -- Pemerintah perlu mempertimbangkan dengan matang jika hendak menerima hibah pesawat tempur F-16 dari Amerika Serikat. Selain karena pesawat sudah tua, Indonesia juga perlu mengurangi ketergantungan teknologi militer dari negara lain.
”Untuk dapat kita pakai, pesawat F-16 yang dihibahkan itu harus mengalami perbaikan total atau retrofit. Saat retrofit selesai, pesawat itu sudah tua. Kita mengeluarkan banyak uang untuk memperbaiki barang tua,” kata Tjahjo Kumolo, anggota Komisi I DPR, di Jakarta, Kamis (11/11).
Salah satu agenda penting di bidang pertahanan yang akan ditindaklanjuti terkait kedatangan Presiden AS Barack Obama ke Indonesia, beberapa waktu lalu, adalah tawaran hibah pesawat F-16 dari AS. AS lebih fokus ke F-18 dan lainnya. Pesawat F-16 yang dihibahkan itu harus mengalami retrofit dengan biaya sepertiga dari harga pesawat tersebut ketika masih baru.
Dengan hibah itu, AS terlihat baik hati. ”Padahal, itu pesawat yang sudah tua sehingga meski sudah diperbaiki, belum tentu efektif untuk memberikan daya gentar,” tutur anggota Fraksi PDI-P itu. Dia berharap anggaran perbaikan pesawat hibah itu sebaiknya untuk membeli pesawat baru.
Teguh Juwarno, anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Amanat Nasional, mengingatkan, Indonesia pernah memiliki sejumlah pengalaman buruk saat membeli atau menerima hibah peralatan militer bekas. ”Kita pernah menerima kapal selam bekas. Meski sudah diperbaiki, ternyata tetap tidak dapat beroperasi maksimal,” katanya.
”Rencana hibah pesawat F-16 ini membuat Indonesia semakin tergantung alat pertahanan dari negara lain. Padahal, pengalaman selama ini, jika ada masalah politik sedikit saja, alat pertahanan itu dapat mangkrak (tak terurus) karena sulit mendapat suku cadang karena negara pembuat melakukan embargo,” ujar Teguh.
Namun, Indria Samego dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia menilai, dalam situasi keterbatasan anggaran pertahanan Indonesia, hibah itu dapat diterima. Sebab, biaya perbaikan total yang dikeluarkan lebih murah, yaitu hanya sepertiga dibandingkan membeli pesawat baru.
”Selama ini Indonesia juga sudah memakai F-16. Dengan demikian, jika sekarang ada pesawat baru, secara ekonomi juga akan lebih hemat karena tidak ada keharusan untuk belajar mengoperasikannya,” katanya.
Terkait banyaknya bencana dan minimnya anggaran, Indonesia sebaiknya membeli pesawat angkut multiguna. Hal itu disampaikan Peter Scoffham, Vice President Defence Capability Marketing Airbus Military, Kamis.
Ia menggarisbawahi pentingnya alat angkut yang multiguna sebagai bentuk pertanggungjawaban anggaran yang merupakan uang pajak rakyat. Alat angkut fleksibel bisa digunakan untuk mengangkut barang bantuan, korban bencana, atau pasukan penerjun, dan bisa diubah fungsinya dalam waktu singkat. Uang masyarakat pun tidak sia-sia.
Barbara Kracht, Vice President Media Relations Airbus Military, mengatakan, Airbus memproduksi beberapa pesawat angkut, termasuk yang ringan dan medium, yaitu C-212, CN-235, dan C-295 serta A400M. Yang terakhir ini dianggap sebagai pesaing Hercules C-130 yang banyak digunakan Indonesia.
KOMPAS
12 November 2010, Jakarta -- Pemerintah perlu mempertimbangkan dengan matang jika hendak menerima hibah pesawat tempur F-16 dari Amerika Serikat. Selain karena pesawat sudah tua, Indonesia juga perlu mengurangi ketergantungan teknologi militer dari negara lain.
”Untuk dapat kita pakai, pesawat F-16 yang dihibahkan itu harus mengalami perbaikan total atau retrofit. Saat retrofit selesai, pesawat itu sudah tua. Kita mengeluarkan banyak uang untuk memperbaiki barang tua,” kata Tjahjo Kumolo, anggota Komisi I DPR, di Jakarta, Kamis (11/11).
Salah satu agenda penting di bidang pertahanan yang akan ditindaklanjuti terkait kedatangan Presiden AS Barack Obama ke Indonesia, beberapa waktu lalu, adalah tawaran hibah pesawat F-16 dari AS. AS lebih fokus ke F-18 dan lainnya. Pesawat F-16 yang dihibahkan itu harus mengalami retrofit dengan biaya sepertiga dari harga pesawat tersebut ketika masih baru.
Dengan hibah itu, AS terlihat baik hati. ”Padahal, itu pesawat yang sudah tua sehingga meski sudah diperbaiki, belum tentu efektif untuk memberikan daya gentar,” tutur anggota Fraksi PDI-P itu. Dia berharap anggaran perbaikan pesawat hibah itu sebaiknya untuk membeli pesawat baru.
Teguh Juwarno, anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Amanat Nasional, mengingatkan, Indonesia pernah memiliki sejumlah pengalaman buruk saat membeli atau menerima hibah peralatan militer bekas. ”Kita pernah menerima kapal selam bekas. Meski sudah diperbaiki, ternyata tetap tidak dapat beroperasi maksimal,” katanya.
”Rencana hibah pesawat F-16 ini membuat Indonesia semakin tergantung alat pertahanan dari negara lain. Padahal, pengalaman selama ini, jika ada masalah politik sedikit saja, alat pertahanan itu dapat mangkrak (tak terurus) karena sulit mendapat suku cadang karena negara pembuat melakukan embargo,” ujar Teguh.
Namun, Indria Samego dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia menilai, dalam situasi keterbatasan anggaran pertahanan Indonesia, hibah itu dapat diterima. Sebab, biaya perbaikan total yang dikeluarkan lebih murah, yaitu hanya sepertiga dibandingkan membeli pesawat baru.
”Selama ini Indonesia juga sudah memakai F-16. Dengan demikian, jika sekarang ada pesawat baru, secara ekonomi juga akan lebih hemat karena tidak ada keharusan untuk belajar mengoperasikannya,” katanya.
Terkait banyaknya bencana dan minimnya anggaran, Indonesia sebaiknya membeli pesawat angkut multiguna. Hal itu disampaikan Peter Scoffham, Vice President Defence Capability Marketing Airbus Military, Kamis.
Ia menggarisbawahi pentingnya alat angkut yang multiguna sebagai bentuk pertanggungjawaban anggaran yang merupakan uang pajak rakyat. Alat angkut fleksibel bisa digunakan untuk mengangkut barang bantuan, korban bencana, atau pasukan penerjun, dan bisa diubah fungsinya dalam waktu singkat. Uang masyarakat pun tidak sia-sia.
Barbara Kracht, Vice President Media Relations Airbus Military, mengatakan, Airbus memproduksi beberapa pesawat angkut, termasuk yang ringan dan medium, yaitu C-212, CN-235, dan C-295 serta A400M. Yang terakhir ini dianggap sebagai pesaing Hercules C-130 yang banyak digunakan Indonesia.
KOMPAS
Thursday, November 11, 2010
Embraer Umumkan Indonesia Beli 8 Super Tucano
Model Super Tucano dipamerkan Embraer di Indo Defense 2010. (Foto: Berita HanKam)
11 November 2010 -- Perusahaan Dirgantara Brasil Embraer mengumumkan mendapatkan kontrak pembelian delapan pesawat serang ringan bermesin turboprop Super Tucano dari pemerintah Indonesia.
Embraer tidak menyebutkan nilai kontrak, pembelian termasuk dukungan sarana darat serta paket logistik terintegrasi. Pesawat akan mulai dikirimkan ke Indonesia pada 2012.
Menurut harian lokal Brasil, harga pesawat Super Tucano sekitar 10 juta dolar.
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan di Jakarta, Kamis (14/11) akan melengkapi TNI AU dengan dua skuadron Super Tucano.
Super Tucano sebagai pengganti OV-10 Bronco yang telah digrounded, setelah serangkaian insiden mematikan.
AFP/Berita HanKam
11 November 2010 -- Perusahaan Dirgantara Brasil Embraer mengumumkan mendapatkan kontrak pembelian delapan pesawat serang ringan bermesin turboprop Super Tucano dari pemerintah Indonesia.
Embraer tidak menyebutkan nilai kontrak, pembelian termasuk dukungan sarana darat serta paket logistik terintegrasi. Pesawat akan mulai dikirimkan ke Indonesia pada 2012.
Menurut harian lokal Brasil, harga pesawat Super Tucano sekitar 10 juta dolar.
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan di Jakarta, Kamis (14/11) akan melengkapi TNI AU dengan dua skuadron Super Tucano.
Super Tucano sebagai pengganti OV-10 Bronco yang telah digrounded, setelah serangkaian insiden mematikan.
AFP/Berita HanKam
3 Kapal Perang Kolinlamil Angkutan Pasukan 5 Batalyon
KRI Teluk Bone. (Foto: Dispenal)
10 November 2010, Jakarta -- Tiga Unsur kapal perang jajaran Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) KRI Tanjung Kambani-971, KRI Teluk Amboina-503 dan KRI Teluk Bone-511 melaksanakan operasi pergeseran pasukan dengan kekuatan 5 batalyon dan tiga kompi pasukan khusus TNI AD lebih dari 3. 250 pasukan usai melaksanakan tugas pengamanan perbatasan dengan negara tetangga dari Papua ke pangkalan induk pasukan.
KRI Tanjung Kambani-971 dengan Komandan Letkol Laut (P) Heri Winarno melaksanakan kegiatan lintas laut ke Jakarta setelah menurunkan pasukan (debarkasi) lebih dari 600 anggota Batalyon 527 usai bertugas pengamanan perbatasan di Jayapura kembali ke pangkalan induk Kodam V Brawijaya di dermaga ujung TNI AL Surabaya.
Selain itu menurunkan pasukan Batalyon infanteri 713 yang telah melaksanakan tugas pengamanan perbatasan selama satu tahun di Jayapura kembali ke satuan induk di Gorontalo di bawah Kodam VII Tanjung Pura dan mengangkut satu kompi pasukan khusus TNI AD kembali ke pangkalan induk Jakarta.
Sementara itu KRI Teluk Amboina-403 dengan Komandan KRI Letkol Laut (P) Desmon Hermono Kusumo merapat di dermaga Makasar dalam rangka melaksanakan debarkasi pasukan batalyon 433 kostrad kembali ke pangkalan induk di Makasar usai bertugas sebagai pasukan pengamanan perbatasan di Merauke, Rabu (10/11).
Menurut Komandan KRI saat dihubungi mengatakan bahwa di Kapal perang KRI Teluk Amboina masih onboard pasukan khusus TNI AD dengan kekuatan satu kompi akan kembali ke pangkalan induk Jakarta setelah selesai penugasan di Merauke.
Selama sandar di Makasar melaksanakan kegiatan bekal ulang bahan bakar dan bahan basah serta kebutuhan logistik lainnya untuk melanjutkan pelayaran kembali ke pangkalan Jakarta.
Sedangkan KRI Teluk Bone-511 dengan komandan Letkol Laut (P) Yuusuf Setiawan telah melaksanakan debarkasi pasukan Batalyon 132 Bima Sakti Dumai Kodam I/Bukit Barisan dengan kekuatan lebih dari 600 orang yang akan bertugas sebagai pasukan pengamanan perbatasan di Merauke, Rabu (10/11). Selanjutnya melaksanakan embarkasi pasukan untuk kembali ke pangkalan induk di Nabire Batalyon Infanteri 753 dari Kodam XVII Cenderawasih usai bertugas di Merauke.
Dispenkolinlamil
10 November 2010, Jakarta -- Tiga Unsur kapal perang jajaran Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) KRI Tanjung Kambani-971, KRI Teluk Amboina-503 dan KRI Teluk Bone-511 melaksanakan operasi pergeseran pasukan dengan kekuatan 5 batalyon dan tiga kompi pasukan khusus TNI AD lebih dari 3. 250 pasukan usai melaksanakan tugas pengamanan perbatasan dengan negara tetangga dari Papua ke pangkalan induk pasukan.
KRI Tanjung Kambani-971 dengan Komandan Letkol Laut (P) Heri Winarno melaksanakan kegiatan lintas laut ke Jakarta setelah menurunkan pasukan (debarkasi) lebih dari 600 anggota Batalyon 527 usai bertugas pengamanan perbatasan di Jayapura kembali ke pangkalan induk Kodam V Brawijaya di dermaga ujung TNI AL Surabaya.
Selain itu menurunkan pasukan Batalyon infanteri 713 yang telah melaksanakan tugas pengamanan perbatasan selama satu tahun di Jayapura kembali ke satuan induk di Gorontalo di bawah Kodam VII Tanjung Pura dan mengangkut satu kompi pasukan khusus TNI AD kembali ke pangkalan induk Jakarta.
Sementara itu KRI Teluk Amboina-403 dengan Komandan KRI Letkol Laut (P) Desmon Hermono Kusumo merapat di dermaga Makasar dalam rangka melaksanakan debarkasi pasukan batalyon 433 kostrad kembali ke pangkalan induk di Makasar usai bertugas sebagai pasukan pengamanan perbatasan di Merauke, Rabu (10/11).
Menurut Komandan KRI saat dihubungi mengatakan bahwa di Kapal perang KRI Teluk Amboina masih onboard pasukan khusus TNI AD dengan kekuatan satu kompi akan kembali ke pangkalan induk Jakarta setelah selesai penugasan di Merauke.
Selama sandar di Makasar melaksanakan kegiatan bekal ulang bahan bakar dan bahan basah serta kebutuhan logistik lainnya untuk melanjutkan pelayaran kembali ke pangkalan Jakarta.
Sedangkan KRI Teluk Bone-511 dengan komandan Letkol Laut (P) Yuusuf Setiawan telah melaksanakan debarkasi pasukan Batalyon 132 Bima Sakti Dumai Kodam I/Bukit Barisan dengan kekuatan lebih dari 600 orang yang akan bertugas sebagai pasukan pengamanan perbatasan di Merauke, Rabu (10/11). Selanjutnya melaksanakan embarkasi pasukan untuk kembali ke pangkalan induk di Nabire Batalyon Infanteri 753 dari Kodam XVII Cenderawasih usai bertugas di Merauke.
Dispenkolinlamil
Rantis Ringan Gudel
11 November 2010 -- Rantis ringan Gudel 4x4 dibuat oleh PT. Pacific Technology Indoraya AD, karoseri oleh Trisakti, Magelang. Gudel dapat membawa 10 prajurit atau dipasangi peluncur roket. Kendaraan dapat dipacu mencapai 90 km/jam tanpa kemampuan amphibi. Gudel mempunyai beberapa variasi, mulai pengangkut pasukan, ambulan, platform peluncur roket, pengangkut logistik maupun penarik meriam. Gudel dapat dengan mudah diubah variasinya sesuai keperluan pengguna. (Foto: Berita HanKam)
Rantis ringan Gudel tampak belakang. (Foto: Berita HanKam)
Ruang Kemudi Gudel. (Foto: Berita Hankam)
Berita HanKam
Rantis ringan Gudel tampak belakang. (Foto: Berita HanKam)
Ruang Kemudi Gudel. (Foto: Berita Hankam)
Berita HanKam
Wamenhan Terima Delegasi Negara Peserta Indo Defense 2010
Panser Anoa versi Ambulan ditampilkan di Indo Defense 2010. (Foto: Berita HanKam)
11 November 2010, Jakarta -- Sebelum pembukaan Indo Defence 2010, Wakil Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsoeddin, berkesempatan menerima kunjungan delegasi asing dari negara-negara peserta Indo defence 2010 di Kemayoran Expo, Jakarta, Rabu (10/11). Negara-negara tersebut diantaranya Turki, Korea Selatan, Srilanka, Polandia, Pakistan, Perancis dan beberapa negara lainnya.
Pada pertemuan tersebut, Wamenhan atas nama Menhan sangat mengapresiasi keikutsertaan negara-negara tersebut dengan ikut berpartisipasi dalam pameran pertahanan yang digelar selama empat hari tersebut ataupun mengirimkan utusan untuk sebagai upaya mempererat kerjasama dengan Indonesia, khususnya dalam bidang pertahanan. Wamenhan juga menghendaki dari kegiatan pertemuan ini, masing-masing negara dapat membuka komunikasi yang terbuka dan berlanjut menjadi sebuah kesepakatan/agreement yang memberikan keuntungan kepada masing-masing pihak.
Hal yang menonjol dari beberapa pertemuan tersebut, diantaranya ketika digelar pertemuan antara dengan delegasi negara Korea Selatan, yang dipimpin oleh Dirjen industri Pesawat, Mayor Jenderal Choi, Cha Kyu, yang akan berkomitmen terus untuk bekerjasama dengan Indonesia melalui penambahan pengadaan pesawat CN-235 buatan PT Dirgantara Indonesia dan menawarkan produk pesawatnya T-50. Sementara pihak Perancis juga menawarkan kerjasama pengembangan kendaraan tempur semacam panser seperti yang telah dikerjasamakan sebelumnya. Pada kesempatan tersebut, perwakilan dari pihak Perancis meyampaikan sudah melihat produksi panser buatan PT Pindad dan mengaku bangga melihat keberhasilan Indonesia.
Adapun dari pihak delegasi Filiphina menyampaikan bahwa sebelum pertemuan telah melakukan pembicaraan intensif dengan ihak PT. Pal yang telah memproduksi dua kapal jenis Landing Platform Deck(LPD), yang sangat memungkinkan digunakan bagi keperluan militer mereka sebagai kapal angkut personel atau kapal markas. Sedangkan tawaran untuk melaksanakan kerjasama berupa pelatihan , pembelian/pengadaan atau transfer of technology (alih teknologi), khususnya untuk matra darat, mengingat saat ini industri pertahanan Pakistan, yang sebagian besar modalnya dimiliki oleh pemerintah, mengalami kemajuan pesat dalam tekhnologinya.
Para perwakilan delegasi juga menaruh rasa simpati terhadap korban bencana alam yang terjadi di Indonesia, disamping kesuksesan kegiatan Indo Defence 2010 ini. Turut mendampingi Wamenhan adalah Direktur Kerjasama Internasional, (Dirkersin Strahan Kemhan), Brigjen TNI (Mar) Ir. Syaiful Anwar, M. Bus. M.A. dan Direktur Pengadaan (Dirada Ranahan Kemhan).
DMC
11 November 2010, Jakarta -- Sebelum pembukaan Indo Defence 2010, Wakil Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsoeddin, berkesempatan menerima kunjungan delegasi asing dari negara-negara peserta Indo defence 2010 di Kemayoran Expo, Jakarta, Rabu (10/11). Negara-negara tersebut diantaranya Turki, Korea Selatan, Srilanka, Polandia, Pakistan, Perancis dan beberapa negara lainnya.
Pada pertemuan tersebut, Wamenhan atas nama Menhan sangat mengapresiasi keikutsertaan negara-negara tersebut dengan ikut berpartisipasi dalam pameran pertahanan yang digelar selama empat hari tersebut ataupun mengirimkan utusan untuk sebagai upaya mempererat kerjasama dengan Indonesia, khususnya dalam bidang pertahanan. Wamenhan juga menghendaki dari kegiatan pertemuan ini, masing-masing negara dapat membuka komunikasi yang terbuka dan berlanjut menjadi sebuah kesepakatan/agreement yang memberikan keuntungan kepada masing-masing pihak.
Hal yang menonjol dari beberapa pertemuan tersebut, diantaranya ketika digelar pertemuan antara dengan delegasi negara Korea Selatan, yang dipimpin oleh Dirjen industri Pesawat, Mayor Jenderal Choi, Cha Kyu, yang akan berkomitmen terus untuk bekerjasama dengan Indonesia melalui penambahan pengadaan pesawat CN-235 buatan PT Dirgantara Indonesia dan menawarkan produk pesawatnya T-50. Sementara pihak Perancis juga menawarkan kerjasama pengembangan kendaraan tempur semacam panser seperti yang telah dikerjasamakan sebelumnya. Pada kesempatan tersebut, perwakilan dari pihak Perancis meyampaikan sudah melihat produksi panser buatan PT Pindad dan mengaku bangga melihat keberhasilan Indonesia.
Adapun dari pihak delegasi Filiphina menyampaikan bahwa sebelum pertemuan telah melakukan pembicaraan intensif dengan ihak PT. Pal yang telah memproduksi dua kapal jenis Landing Platform Deck(LPD), yang sangat memungkinkan digunakan bagi keperluan militer mereka sebagai kapal angkut personel atau kapal markas. Sedangkan tawaran untuk melaksanakan kerjasama berupa pelatihan , pembelian/pengadaan atau transfer of technology (alih teknologi), khususnya untuk matra darat, mengingat saat ini industri pertahanan Pakistan, yang sebagian besar modalnya dimiliki oleh pemerintah, mengalami kemajuan pesat dalam tekhnologinya.
Para perwakilan delegasi juga menaruh rasa simpati terhadap korban bencana alam yang terjadi di Indonesia, disamping kesuksesan kegiatan Indo Defence 2010 ini. Turut mendampingi Wamenhan adalah Direktur Kerjasama Internasional, (Dirkersin Strahan Kemhan), Brigjen TNI (Mar) Ir. Syaiful Anwar, M. Bus. M.A. dan Direktur Pengadaan (Dirada Ranahan Kemhan).
DMC
DPR Sarankan Lantamal IX Miliki Kapal Perang
KRI Teluk Manado kapal perang TNI AL jenis LST. (Foto: TLDM)
11 November 2010, Maluku -- Komisi I DPR menyarankan agar Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut IX Ambon agar melengkapi diri dengan kapal perang.
Hal itu disampaikan koordinator Komisi I DPR, Hayono Isman, usai pertemuan dengan jajaran Lantamal IX di Ambon, Rabu.
Hayono juga menyatakan pihaknya mendukung reformasi birokrasi TNI, salah satunya agar remunerasi di institusi itu dapat terwujud. “Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan terobosan pemikiran yang tepat.”
Komisi I DPR RI melaksanakan kunjungan kerja ke Markas Komando Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut IX, Ambon, dalam rangka tugas pengawasan, anggaran dan legislasi, Rabu.
Dalam pertemuan, Wakil Komandan Lantamal IX, Kolonel Laut (P) Aswoto Saranang menyatakan tugas dan peran TNI AL dihadapkan pada hakekat dan makna laut yang berfungsi untuk kesejahteraan masyarakat.
“Laut merupakan media pemersatu, perhubungan, penggalian sumber daya alam, pertahanan dan keamanan serta untuk membangun pengaruh dan eksistensi bangsa,” kata Aswoto Saranang.
Penjelasan Saranang kemudian dijabarkan dalam tugas pokok Lantamal IX oleh Asisten Operasi, Kolonel Laut (P) Nanang Eko Ismurdianto, bahwa dalam memandang, menjaga dan memanfaatkan laut, TNI AL melaksanakan “4R”, yakni replainishment, repair, rest and recreation (pembekalan, perbaikan, peristirahatan dan rekreasi).
Sementara itu, Komisi I DPR menyarankan agar Lantamal IX Ambon dilengkapi kapal perang (KRI) sejenis Landing Ship Tank (LST) yang siap digerakkan untuk membantu penanggulangan bencana alam, setiap saat diperlukan.
Lantamal IX juga harus memiliki dok apung yang dapat mendukung perbaikan KRI.
Demikian pula kekuatan pasukan Marinir yang menduduki pulau-pulau terpencil agar dilengkapi dengan alat komunikasi standar yang juga dapat digunakan oleh TNI AD dan AU.
Lebih dari itu, Lantamal IX diminta membangun komunikasi dan koordinasi dengan Badan Koodinasi Keamanan Laut (Bakorkamla), Gugus Tempu Laut (Guspurla), Polisi Perairan dan Udara (Polairud), Polri, dan masyarakat nelayan dalam rangka meningkatkan kegiatan Pembinaan Potensi Nasional Kekuatan Maritim (Binpotnaskuatmar).
Sementara itu, anggota Komisi I Azwar Abubakar memfokuskan pertanyaannya seputar kegiatan Operasi Militer Selain Serang (OMSP) dan jenis serta jumlah kapal perang yang dibutuhkan Lantamal IX agar Laut Indonesia, khususnya Maluku aman dari segala bentuk ancaman.
Terkait pandangan TNI AL tentang makna laut, Hayono Isman menyatakan Komisi I DPR mendukung Lantamal IX Ambon membantu upaya pemerintah memberdayakan nelayan untuk perbaikan ekonomi masyarakat setempat.
ANTARA News
11 November 2010, Maluku -- Komisi I DPR menyarankan agar Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut IX Ambon agar melengkapi diri dengan kapal perang.
Hal itu disampaikan koordinator Komisi I DPR, Hayono Isman, usai pertemuan dengan jajaran Lantamal IX di Ambon, Rabu.
Hayono juga menyatakan pihaknya mendukung reformasi birokrasi TNI, salah satunya agar remunerasi di institusi itu dapat terwujud. “Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan terobosan pemikiran yang tepat.”
Komisi I DPR RI melaksanakan kunjungan kerja ke Markas Komando Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut IX, Ambon, dalam rangka tugas pengawasan, anggaran dan legislasi, Rabu.
Dalam pertemuan, Wakil Komandan Lantamal IX, Kolonel Laut (P) Aswoto Saranang menyatakan tugas dan peran TNI AL dihadapkan pada hakekat dan makna laut yang berfungsi untuk kesejahteraan masyarakat.
“Laut merupakan media pemersatu, perhubungan, penggalian sumber daya alam, pertahanan dan keamanan serta untuk membangun pengaruh dan eksistensi bangsa,” kata Aswoto Saranang.
Penjelasan Saranang kemudian dijabarkan dalam tugas pokok Lantamal IX oleh Asisten Operasi, Kolonel Laut (P) Nanang Eko Ismurdianto, bahwa dalam memandang, menjaga dan memanfaatkan laut, TNI AL melaksanakan “4R”, yakni replainishment, repair, rest and recreation (pembekalan, perbaikan, peristirahatan dan rekreasi).
Sementara itu, Komisi I DPR menyarankan agar Lantamal IX Ambon dilengkapi kapal perang (KRI) sejenis Landing Ship Tank (LST) yang siap digerakkan untuk membantu penanggulangan bencana alam, setiap saat diperlukan.
Lantamal IX juga harus memiliki dok apung yang dapat mendukung perbaikan KRI.
Demikian pula kekuatan pasukan Marinir yang menduduki pulau-pulau terpencil agar dilengkapi dengan alat komunikasi standar yang juga dapat digunakan oleh TNI AD dan AU.
Lebih dari itu, Lantamal IX diminta membangun komunikasi dan koordinasi dengan Badan Koodinasi Keamanan Laut (Bakorkamla), Gugus Tempu Laut (Guspurla), Polisi Perairan dan Udara (Polairud), Polri, dan masyarakat nelayan dalam rangka meningkatkan kegiatan Pembinaan Potensi Nasional Kekuatan Maritim (Binpotnaskuatmar).
Sementara itu, anggota Komisi I Azwar Abubakar memfokuskan pertanyaannya seputar kegiatan Operasi Militer Selain Serang (OMSP) dan jenis serta jumlah kapal perang yang dibutuhkan Lantamal IX agar Laut Indonesia, khususnya Maluku aman dari segala bentuk ancaman.
Terkait pandangan TNI AL tentang makna laut, Hayono Isman menyatakan Komisi I DPR mendukung Lantamal IX Ambon membantu upaya pemerintah memberdayakan nelayan untuk perbaikan ekonomi masyarakat setempat.
ANTARA News
18 Armada Kapal Patroli Amankan Perairan Babel
11 November 2010, Pangkalpinang -- Sebanyak 18 armada kapal patroli milik Direktorat Polisi Perairan Polda Bangka Belitung disiapkan untuk mengamankan perairan di daerah itu.
"Kapal patroli milik Ditpolair Bangka Belitung (Babel) ini tipe C2 dan C3 yang tersebar di 11 Pos Polair di setiap pelabuhan Babel dengan jumlah personel 134 orang," kata Direktorat Polisi Perairan (Dirpolair) Babel, AKBP Dede Ruhiat di Pangkalpinang, Rabu.
Menurut dia, jumlah kapal patroli yang dimiliki Ditpolair saat ini cukup ideal untuk mengamankan perairan Babel yang terdapat ratusan pulau kecil ini.
"Dengan jumlah kapal patroli dan jumlah personel yang ada saat ini, Polair akan menunjukkan kemampuan terbaik untuk mengamankan perairan Babel yang selama ini sering terjadi perompakan di tengah laut," ujarnya.
Polair Babel kata dia selalu berkoordinasi dengan TNI AL, Dinas Kelautan dan Perikanan serta masyarakat nelayan dalam menjalankan tugas mengamankan perairan Babel.
"Dalam mengamankan perairan Babel, kami terus menjalin kerjasama dan berkoordinasi dengan TNI AL, Dinas Kelautan dan Perikanan serta masyarakat nelayan," kata Dede.
Ia menambahkan, Polair terus melakukan tindakan terhadap pelanggaran hukum seperti penambangan liar, penyeludupan maupun pencurian ikan di perairan Babel.
"Kami tetap melakukan patroli rutin dan melakukan penindakan hukum, namun kami mengedepankan tindakan pencegahan terhadap pelanggar hukum," ujarnya.
Dede meminta kepada masyarakat untuk melaporkan jika menemukan atau mengetahui tindak pidana yang terjadi di perairan, agar segera ditindaklanjuti Polair.
"Masyarakat bisa melaporkan ke Pos Polair terdekat apabila melihat atau mengetahui kejadian tindak pidana yang terjadi di perairan Babel, agar kejadian tersebut segera ditindaklanjuti dan ditangani anggota Polair," katanya.
ANTARA News
First Navy F-35 Arrives At Pax River
9 November 2010, PATUXENT RIVER, Md. -- The first F-35C Lightning II carrier variant, the U.S. Navy’s first stealth fighter, arrived at Naval Air Station (NAS) Patuxent River, Md., on Saturday, Nov. 6 at 2:37 p.m. The aircraft, piloted by David “Doc” Nelson, departed NAS Fort Worth Joint Reserve Base at 11:31 a.m. (Eastern) and achieved successful air refuels at a maximum load of 19,800 pounds during the flight. At Patuxent River, the F-35C will conduct air-to-air refueling and performance testing.
Lockheed Martin
Minister of State for Defence visits Indonesia
Minister of State for Defence Associate Professor Koo Tsai Kee with Indonesian Defence Minister Dr Purnomo Yusgiantoro at the 4th Indo Defence 2010 Expo & Forum.
11 November 2011 -- Minister of State for Defence Associate Professor (A/P) Koo Tsai Kee is in Indonesia on a three-day visit in conjunction with the 4th Indo Defence 2010 Expo and Forum held in Jakarta. A/P Koo attended the opening ceremony of the exhibition officiated by President Susilo Bambang Yudhoyono this afternoon. He also met with President Yudhoyono during a joint call with other Ministerial-level guests, and will be attending a dinner hosted by Governor of Jakarta Fauzi Bowo for all heads of delegation this evening.
As part of the visit, A/P Koo called on Minister of Defence Dr Purnomo Yusgiantoro, where both sides noted the good bilateral cooperation between Singapore and Indonesia. They also reaffirmed the close and longstanding ties between the Singapore Armed Forces (SAF) and the Indonesian National Defence Forces (TNI), and agreed to work together to further strengthen the cooperation.
A/P Koo's visit underscores the strong ties between the SAF and the TNI, which dates back to Exercise EAGLE, the first major bilateral exercise between the two armed forces in 1974. Today, the SAF and the TNI conduct regular bilateral air, land and sea exercises, and engage in other professional exchanges. These bilateral exercises and interactions have strengthened the institutional and personal linkages between the two armed forces.
Mindef
11 November 2011 -- Minister of State for Defence Associate Professor (A/P) Koo Tsai Kee is in Indonesia on a three-day visit in conjunction with the 4th Indo Defence 2010 Expo and Forum held in Jakarta. A/P Koo attended the opening ceremony of the exhibition officiated by President Susilo Bambang Yudhoyono this afternoon. He also met with President Yudhoyono during a joint call with other Ministerial-level guests, and will be attending a dinner hosted by Governor of Jakarta Fauzi Bowo for all heads of delegation this evening.
As part of the visit, A/P Koo called on Minister of Defence Dr Purnomo Yusgiantoro, where both sides noted the good bilateral cooperation between Singapore and Indonesia. They also reaffirmed the close and longstanding ties between the Singapore Armed Forces (SAF) and the Indonesian National Defence Forces (TNI), and agreed to work together to further strengthen the cooperation.
A/P Koo's visit underscores the strong ties between the SAF and the TNI, which dates back to Exercise EAGLE, the first major bilateral exercise between the two armed forces in 1974. Today, the SAF and the TNI conduct regular bilateral air, land and sea exercises, and engage in other professional exchanges. These bilateral exercises and interactions have strengthened the institutional and personal linkages between the two armed forces.
Mindef
DPR Tolak Hibah Pesawat F-16 Bekas
F-16C USAF, AS tidak lagi mengembangkan jet tempur F-16 untuk Angkatan Bersenjatanya, tetapi Lockheed Martin mengembangkan untuk sejumlah negara. (Foto: f-16.net)
11 November 2011, Jakarta -- Anggota Komisi Pertahanan dan Luar Negeri Dewan Perwakilan Rakyat menolak rencana Kementerian Pertahanan untuk menerima hibah pesawat tempur bekas seri F-16 dari Amerika Serikat.
"Jangan sampai Amerika Serikat bingung buang sampah, dan kita siap menerima," kata Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Mahfudz Sidik kepada Tempo, Kamis (11/10)
Meski harga 24 pesawat tempur F-16 bekas itu setara dengan 6 pesawat F-16 baru, tapi menurut Mahfudz, biaya pemeliharaan pesawat bekas akan jauh lebih mahal. Apalagi Amerika banyak menggunakan pesawatnya untuk operasional perang di Timur Tengah dan Afganistan. Sementara pemerintah bersama dewan sudah bertekad mulai 2010 memodernisasi alat utama sistem persenjatan militer. "Jadi aneh kalau pemerintah tergiur untuk pesawat bekas," kata anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera ini. Padahal Dewan siap untuk membantu penganggaran
Ketimbang membeli pesawat bekas, ia menyarankan, pemerintah membeli pesawat F-16 baru secara bertahap seperti pembelian pesawat tempur Sukhoi dari Rusia. "Pola (pembelian) Sukhoi bisa dipakai," katanya
Menurut Juru Bicara Kementrian Pertahanan Brigadir Jenderal I Wayan Midhio, jika melihat kebutuhan Indonesia, menerima 24 pesawat bekas Amerika lebih tepat. “Kita itu sedang membutuhkan banyak pesawat. Apalagi sekarang banyak pesawat kita yang sudah rusak. Karena keterbatasan itulah lebih baik kita ambil yang 24 (pesawat),” kata dia kemarin.
Mahfudz mengakui sudah berbicara secara informal dengan kementerian. "Saya usulkan agar duduk bersama untuk membicarakan ini," katanya. Tapi berhubung, dewan memasuki periode reses, maka pembicaraan akan ditunda hingga 22 November mendatang.
Anggota Dewan dari Fraksi Golongan Karya, Tantowi Yahya juga menolak rencana kementerian tersebut. "Kenapa tak beli barang baru, tapi memilih barang rongsokan," katanya yang dihubungi terpisah.
Sikap tersebut, diakuinya, juga disepakati sejumlah anggota meski belum jadi sikap resmi komisi. Keberadaan pesawat tempur memang diperlukan, tapi pemerintah menurutnya harus mempertimbangkan biaya perawatan dan retrofit (perbaikan). "Komitmen Komisi I untuk meningkatkan anggaran alusista sangat nyata, pemerintah tak usah khawatir," jelas Tantowi.
Fokus pemerintah dan dewan dalam pertahanan sebenarnya adalah peningkatan pertahanan maritim. Karena 10 dari 13 batas wilayah Indonesia adalah laut. "Itu ancaman utama," ujar Tantowi. Tapi bukan berarti keberadaan F-16 tidak dibutuhkan. Pesawat F-16 masih dibutuhkan, selama anggaran memungkinkan dan tidak merepotkan.
TEMPO Interaktif
11 November 2011, Jakarta -- Anggota Komisi Pertahanan dan Luar Negeri Dewan Perwakilan Rakyat menolak rencana Kementerian Pertahanan untuk menerima hibah pesawat tempur bekas seri F-16 dari Amerika Serikat.
"Jangan sampai Amerika Serikat bingung buang sampah, dan kita siap menerima," kata Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Mahfudz Sidik kepada Tempo, Kamis (11/10)
Meski harga 24 pesawat tempur F-16 bekas itu setara dengan 6 pesawat F-16 baru, tapi menurut Mahfudz, biaya pemeliharaan pesawat bekas akan jauh lebih mahal. Apalagi Amerika banyak menggunakan pesawatnya untuk operasional perang di Timur Tengah dan Afganistan. Sementara pemerintah bersama dewan sudah bertekad mulai 2010 memodernisasi alat utama sistem persenjatan militer. "Jadi aneh kalau pemerintah tergiur untuk pesawat bekas," kata anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera ini. Padahal Dewan siap untuk membantu penganggaran
Ketimbang membeli pesawat bekas, ia menyarankan, pemerintah membeli pesawat F-16 baru secara bertahap seperti pembelian pesawat tempur Sukhoi dari Rusia. "Pola (pembelian) Sukhoi bisa dipakai," katanya
Menurut Juru Bicara Kementrian Pertahanan Brigadir Jenderal I Wayan Midhio, jika melihat kebutuhan Indonesia, menerima 24 pesawat bekas Amerika lebih tepat. “Kita itu sedang membutuhkan banyak pesawat. Apalagi sekarang banyak pesawat kita yang sudah rusak. Karena keterbatasan itulah lebih baik kita ambil yang 24 (pesawat),” kata dia kemarin.
Mahfudz mengakui sudah berbicara secara informal dengan kementerian. "Saya usulkan agar duduk bersama untuk membicarakan ini," katanya. Tapi berhubung, dewan memasuki periode reses, maka pembicaraan akan ditunda hingga 22 November mendatang.
Anggota Dewan dari Fraksi Golongan Karya, Tantowi Yahya juga menolak rencana kementerian tersebut. "Kenapa tak beli barang baru, tapi memilih barang rongsokan," katanya yang dihubungi terpisah.
Sikap tersebut, diakuinya, juga disepakati sejumlah anggota meski belum jadi sikap resmi komisi. Keberadaan pesawat tempur memang diperlukan, tapi pemerintah menurutnya harus mempertimbangkan biaya perawatan dan retrofit (perbaikan). "Komitmen Komisi I untuk meningkatkan anggaran alusista sangat nyata, pemerintah tak usah khawatir," jelas Tantowi.
Fokus pemerintah dan dewan dalam pertahanan sebenarnya adalah peningkatan pertahanan maritim. Karena 10 dari 13 batas wilayah Indonesia adalah laut. "Itu ancaman utama," ujar Tantowi. Tapi bukan berarti keberadaan F-16 tidak dibutuhkan. Pesawat F-16 masih dibutuhkan, selama anggaran memungkinkan dan tidak merepotkan.
TEMPO Interaktif
Sukhoi TNI AU Dipersenjatai
Model Sukhoi Su-27 dipamerkan stand Sukhoi di Indo Defense 2010. (Foto: Berita HanKam)
11 November 2010 -- Indonesia dan Rosoboronexport meneken kontrak pembelian amunisi untuk jet tempur Sukhoi senilai 54 juta dolar di Indo Defense 2010, Senin (10/11).
Rusia telah mengirimkan 10 jet tempur Sukhoi Su-27SKM dan Su-30MK2, direncanakan Indonesia akan memesan 6 jet tempur lagi guna melengkapi satu skuadron.
Sembilan perusahaan Rusia berpartisipasi di Indo Defense 2010, termasuk Sukhoi.
Indonesia membeli alutsista dari Rusia setelah diembargo oleh Amerika Serikat terkait insiden di Timor Timur. Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menyatakan Indonesia akan melanjutkan pembelian alutsista dari Rusia di masa mendatang pada Oktober lalu.
RIA Novosti/Berita HanKam
11 November 2010 -- Indonesia dan Rosoboronexport meneken kontrak pembelian amunisi untuk jet tempur Sukhoi senilai 54 juta dolar di Indo Defense 2010, Senin (10/11).
Rusia telah mengirimkan 10 jet tempur Sukhoi Su-27SKM dan Su-30MK2, direncanakan Indonesia akan memesan 6 jet tempur lagi guna melengkapi satu skuadron.
Sembilan perusahaan Rusia berpartisipasi di Indo Defense 2010, termasuk Sukhoi.
Indonesia membeli alutsista dari Rusia setelah diembargo oleh Amerika Serikat terkait insiden di Timor Timur. Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menyatakan Indonesia akan melanjutkan pembelian alutsista dari Rusia di masa mendatang pada Oktober lalu.
RIA Novosti/Berita HanKam
Pemberdayaan BUMNIS, Membangun Kemandirian Alutsista
Panser Anoa versi ambulan diserahterimakan ke Kemenhan. (Foto: Berita HanKam)
11 Nopember 2010, Jakarta -- Dalam rangka modernisasi alat utama sistem senjata (alutsista), TNI akan sepenuhnya mengikuti kebijakan pemerintah menggunakan secara optimal produksi industri pertahanan dalam negeri. Kebijakan tersebut amat strategis, karena dapat mengurangi ketergantungan terhadap negara lain.
Dalam program revitalisasi ini, pemerintah memiliki komitmen kuat untuk menciptakan Indonesia Incorporated dengan memberdayakan BUMN Industri Strategis (BUMNIS), seperti PT Pindad, PT Dirgantara Indonesia, PT PAL, dan PT LEN.
Menurut Sekjen Kementerian Pertahanan (Kemhan) Marsdya TNI Eris Herryanto MA, produk alutsista buatan industri dalam negeri bisa dibanggakan. Panser buatan PT Pindad misalnya, diminati Malaysia. "Malaysia berniat membeli 30 unit panser buatan Pindad. Ini bagus karena berarti produk industri pertahanan kita diakui di luar negeri," ujar Eris.
Lebih lanjut, Sekjen Kemhan menegaskan, kebijakan-kebijakan yang ditetapkan Menhan Purnomo Yusgiantoro sangat pro terhadap kemandirian industri pertahanan dalam negeri. Kebijakan tersebut di antaranya adalah bahwa setiap pengadaan alutsista TNI harus mengikutsertakan industri nasional, baik BUMN maupun swasta, dalam pengadaan alutsista untuk diproduksi di dalam negeri.
Selain itu, dalam setiap pengadaan hendaknya mengikutsertakan beberapa syarat lainnya untuk diajukan kepada para penyedia barang. Antara lain, memberikan transfer of know how atau local content.
Dengan adanya kebijakan Menhan yang pro terhadap kemandirian industri pertahanan dalam negeri tersebut, lebih lanjut Sekjen Kemhan mengimbau pihak terkait, baik pengguna (TNI) maupun produsen (industri pertahanan dalam negeri), untuk dapat mengimbangi kebijakan yang diberikan Menhan tersebut. "Dengan demikian proses peningkatan kemandirian indusrti dalam negeri akan berjalan lebih cepat," ujarnya.
Sementara mengenai kebutuhan alutsista TNI untuk kurun waktu lima tahun ke depan, Eris mengatakan, itu telah tercantum dalam Rencana Strategis (Renstra) 2010-2014, khususnya dalam rincian kebutuhan minimum essential forces (MEF).
"Pengadaan alutsista TNI akan diupayakan dari industri pertahanan di dalam negeri. Sebab, PT PAL sudah bisa membangun kapal perang, PT DI sudah mampu memproduksi helikopter tempur, dan PT Pindad sudah mampu memproduksi panser dan persenjataan militer," kata Eris.
Di bagian lain, dia menyebutkan, kemampuan dan profesionalisme prajurit TNI dapat mengimbangi negara-negara lain. Itu bisa terlihat saat melakukan latihan bersama dengan negara seperti Amerika Serikat, Australia, Malaysia, dan Singapura.
"Kemampuan dan profesionalisme prajurit TNI kita, terutama Kopassus, sudah diakui dunia internasional. Prajurit TNI kita dianggap berkualifikasi untuk operasi tempur dan gerilya di hutan. Karena itu, militer banyak negara menyatakan ingin melakukan latihan bersama dengan prajurit TNI," tutur Eris.
Solusi anggaran
PINDAD pamerkan produknya di Indo Defense 2010. (Foto: Berita HanKam)
Meski demikian, walau Kementerian Pertahanan merencanakan akan membangun sistem pertahanan dan keamanan dalam lima tahun ke depan, akan tetapi anggaran untuk pengadaan alutsista hingga tahun 2015 masih mengalami kekurangan sekitar Rp 50 triliun.
Kekurangan anggaran alutsista itu dihitung berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) yang dibandingkan dengan kebutuhan dari Kemhan. Namun, jumlah Rp 50 triliun tersebut, masih dapat diupayakan oleh pemerintah.
Dia mengaku optimistis, anggaran belanja alutsista tersebut bisa dipenuhi. Untuk tahun 2011 mendatang, anggaran untuk pengadaan dan pemeliharaan alutsista sebesar Rp 11 triliun. "Kalau kita bisa meningkatkan penerimaan negara dengan baik, baik itu pajak atau non pajak, penerimaan sumber daya alam itu (anggaran) sesuatu yang optimis ke depan," katanya.
Terkait kemandirian alutsista, dalam kesempatan tersebut, Sekjen Kemhan Marsdya TNI Eris Herryanto MA, mengatakan, Peraturan Presiden (Perpres) tentang Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) sudah ditandatangani oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono. KKIP mengemban tugas untuk meningkatkan kemandirian industri pertahanan.
"Perpres tentang KKIP sudah keluar dan Kemhan menyiapkan personel, tempat sekretariat dan mekanismenya," ucap Sekjen Kemhan saat mempimpin rapat koordinasi antara penentu kebijakan, pengguna dan produsen bidang alutsista ke XI, di PT Len Industri (Persero), Bandung, Jawa Barat, baru-baru ini.
Lebih lanjut, Sekjen Kemhan mengatakan, setelah dilaksanakan workshop revitalisasi industri pertahanan pada akhir tahun lalu, pemerintah telah mengeluarkan Instruksi Presiden Nomor 01 tentang Percepatan Pembangunan.
Inpres tersebut mengamanatkan beberapa poin yang berkaitan dengan Kemhan. Antara lain, pembetukan KKIP, penyusunan RUU Revitalisasi Industri Pertahanan, pembuatan rencana induk dan roadmap revitalisasi industri pertahanan, penelitian dan pengembangan (litbang) yang hasilnya digunakan untuk memenuhi peralatan pertahanan dan keamanan dalam negeri dan pengadaan alutsista industri dalam negeri dengan menggunakan pinjaman dalam negeri.
Terkait KKIP, Sekjen Kemhan menjelaskan, bahwa lembaga tersebut diketuai Menhan dan, wakilnya dijabat Menteri BUMN, serta sebagai sekretarisnya adalah Wamenhan. Karena, perpresnya sudah keluar, KKIP ini sudah mulai bekerja.
Sementara itu, soal penyusunan RUU Revitalisasi Industri Pertahanan, Sekjen Kemhan mengatakan, pada tahun ini Kementerian Pertahanan menyiapkan naskah akademik dan draf undang-undangnya.
Sehingga diharapkan, pada tahun 2011, RUU Revitalisasi Industri Pertahanan sudah dapat masuk Program Legislasi Nasional (Prolegnas) DPR. Undang-Undang tentang Revitalisasi Industri Pertahanan tersebut, diharapkan dapat dijadikan pedoman dalam mengembangkan industri pertahanan ke depan.
Suara Karya
11 Nopember 2010, Jakarta -- Dalam rangka modernisasi alat utama sistem senjata (alutsista), TNI akan sepenuhnya mengikuti kebijakan pemerintah menggunakan secara optimal produksi industri pertahanan dalam negeri. Kebijakan tersebut amat strategis, karena dapat mengurangi ketergantungan terhadap negara lain.
Dalam program revitalisasi ini, pemerintah memiliki komitmen kuat untuk menciptakan Indonesia Incorporated dengan memberdayakan BUMN Industri Strategis (BUMNIS), seperti PT Pindad, PT Dirgantara Indonesia, PT PAL, dan PT LEN.
Menurut Sekjen Kementerian Pertahanan (Kemhan) Marsdya TNI Eris Herryanto MA, produk alutsista buatan industri dalam negeri bisa dibanggakan. Panser buatan PT Pindad misalnya, diminati Malaysia. "Malaysia berniat membeli 30 unit panser buatan Pindad. Ini bagus karena berarti produk industri pertahanan kita diakui di luar negeri," ujar Eris.
Lebih lanjut, Sekjen Kemhan menegaskan, kebijakan-kebijakan yang ditetapkan Menhan Purnomo Yusgiantoro sangat pro terhadap kemandirian industri pertahanan dalam negeri. Kebijakan tersebut di antaranya adalah bahwa setiap pengadaan alutsista TNI harus mengikutsertakan industri nasional, baik BUMN maupun swasta, dalam pengadaan alutsista untuk diproduksi di dalam negeri.
Selain itu, dalam setiap pengadaan hendaknya mengikutsertakan beberapa syarat lainnya untuk diajukan kepada para penyedia barang. Antara lain, memberikan transfer of know how atau local content.
Dengan adanya kebijakan Menhan yang pro terhadap kemandirian industri pertahanan dalam negeri tersebut, lebih lanjut Sekjen Kemhan mengimbau pihak terkait, baik pengguna (TNI) maupun produsen (industri pertahanan dalam negeri), untuk dapat mengimbangi kebijakan yang diberikan Menhan tersebut. "Dengan demikian proses peningkatan kemandirian indusrti dalam negeri akan berjalan lebih cepat," ujarnya.
Sementara mengenai kebutuhan alutsista TNI untuk kurun waktu lima tahun ke depan, Eris mengatakan, itu telah tercantum dalam Rencana Strategis (Renstra) 2010-2014, khususnya dalam rincian kebutuhan minimum essential forces (MEF).
"Pengadaan alutsista TNI akan diupayakan dari industri pertahanan di dalam negeri. Sebab, PT PAL sudah bisa membangun kapal perang, PT DI sudah mampu memproduksi helikopter tempur, dan PT Pindad sudah mampu memproduksi panser dan persenjataan militer," kata Eris.
Di bagian lain, dia menyebutkan, kemampuan dan profesionalisme prajurit TNI dapat mengimbangi negara-negara lain. Itu bisa terlihat saat melakukan latihan bersama dengan negara seperti Amerika Serikat, Australia, Malaysia, dan Singapura.
"Kemampuan dan profesionalisme prajurit TNI kita, terutama Kopassus, sudah diakui dunia internasional. Prajurit TNI kita dianggap berkualifikasi untuk operasi tempur dan gerilya di hutan. Karena itu, militer banyak negara menyatakan ingin melakukan latihan bersama dengan prajurit TNI," tutur Eris.
Solusi anggaran
PINDAD pamerkan produknya di Indo Defense 2010. (Foto: Berita HanKam)
Meski demikian, walau Kementerian Pertahanan merencanakan akan membangun sistem pertahanan dan keamanan dalam lima tahun ke depan, akan tetapi anggaran untuk pengadaan alutsista hingga tahun 2015 masih mengalami kekurangan sekitar Rp 50 triliun.
Kekurangan anggaran alutsista itu dihitung berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) yang dibandingkan dengan kebutuhan dari Kemhan. Namun, jumlah Rp 50 triliun tersebut, masih dapat diupayakan oleh pemerintah.
Dia mengaku optimistis, anggaran belanja alutsista tersebut bisa dipenuhi. Untuk tahun 2011 mendatang, anggaran untuk pengadaan dan pemeliharaan alutsista sebesar Rp 11 triliun. "Kalau kita bisa meningkatkan penerimaan negara dengan baik, baik itu pajak atau non pajak, penerimaan sumber daya alam itu (anggaran) sesuatu yang optimis ke depan," katanya.
Terkait kemandirian alutsista, dalam kesempatan tersebut, Sekjen Kemhan Marsdya TNI Eris Herryanto MA, mengatakan, Peraturan Presiden (Perpres) tentang Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) sudah ditandatangani oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono. KKIP mengemban tugas untuk meningkatkan kemandirian industri pertahanan.
"Perpres tentang KKIP sudah keluar dan Kemhan menyiapkan personel, tempat sekretariat dan mekanismenya," ucap Sekjen Kemhan saat mempimpin rapat koordinasi antara penentu kebijakan, pengguna dan produsen bidang alutsista ke XI, di PT Len Industri (Persero), Bandung, Jawa Barat, baru-baru ini.
Lebih lanjut, Sekjen Kemhan mengatakan, setelah dilaksanakan workshop revitalisasi industri pertahanan pada akhir tahun lalu, pemerintah telah mengeluarkan Instruksi Presiden Nomor 01 tentang Percepatan Pembangunan.
Inpres tersebut mengamanatkan beberapa poin yang berkaitan dengan Kemhan. Antara lain, pembetukan KKIP, penyusunan RUU Revitalisasi Industri Pertahanan, pembuatan rencana induk dan roadmap revitalisasi industri pertahanan, penelitian dan pengembangan (litbang) yang hasilnya digunakan untuk memenuhi peralatan pertahanan dan keamanan dalam negeri dan pengadaan alutsista industri dalam negeri dengan menggunakan pinjaman dalam negeri.
Terkait KKIP, Sekjen Kemhan menjelaskan, bahwa lembaga tersebut diketuai Menhan dan, wakilnya dijabat Menteri BUMN, serta sebagai sekretarisnya adalah Wamenhan. Karena, perpresnya sudah keluar, KKIP ini sudah mulai bekerja.
Sementara itu, soal penyusunan RUU Revitalisasi Industri Pertahanan, Sekjen Kemhan mengatakan, pada tahun ini Kementerian Pertahanan menyiapkan naskah akademik dan draf undang-undangnya.
Sehingga diharapkan, pada tahun 2011, RUU Revitalisasi Industri Pertahanan sudah dapat masuk Program Legislasi Nasional (Prolegnas) DPR. Undang-Undang tentang Revitalisasi Industri Pertahanan tersebut, diharapkan dapat dijadikan pedoman dalam mengembangkan industri pertahanan ke depan.
Suara Karya
Subscribe to:
Posts (Atom)