RAAF mengirimkan Hercules dalam misi kemanusian peristiwa Tsunami di NAD. (Foto: defence.gov.au)
28 Juli 2009, target="new"Jakarta -- Kepala Pusat Penerangan Markas Besar Tentara Nasional Indonesia Marsekal Muda Sagom Tamboen mengatakan Australia pernah menawarkan hibah pesawat Hercules kepada TNI. "Niatan hibah itu berasal dari mereka, disampaikan beberapa saat setelah Aceh mengalami Tsunami," ujarnya kepada Tempo, Selasa malam (28/07).
Menurut Sagom jenis pesawat Hercules yang akan dihibahkan adalah Hercules tipe C130 H. "Saat itu memang tipe itu yang ditawarkan," ujarnya. Jumlahnya berapa, Sagom mengaku hal itu belum dibicarakan.
Mengenai kelanjutan hibah tersebut, kata Sagom TNI masih menunggu. "Saat ini kita sifatnya menunggu," ujarnya. Kalau benar akan terealisir, lanjut dia TNI merasa bersyukur. "Kalau tidak juga tidak apa-apa".
Sebelumnya atase pertahanan Australia, Raymond Straus mengatakan bahwa Australia akan menghibahkan pesawat Hercules tipe C130H kepada Indonesia. Pesawat angkut itu adalah pesawat buatan perusahaan Locheck Martin Amerika Serikat.
Duh, Indonesia Minta Pesawat Hercules Australia
Hercules milik RAAF. (Foto: Peter0166)
Pemerintah Indonesia mengajukan penawaran kepada pemerintah Australia untuk memiliki pesawat Hercules C 130 tipe H. Atase pertahanan udara kedutaan besar Australia Kolonel Reymond Press mengatakan pemerintah bersedia membeli atau menerima hibah pesawat produksi Lockheed Martin Amerika Serikat ini. "Belum ada kepastian, tergantung keputusan Pemerintah Australia," katanya, di pangkalan udara Abdulrcahman Saleh, Selasa (28/7).
Ia menyebutkan, sebanyak 12 pesawat Hercules tipe H akan dihentikan operasional pada 2013 mendatang. Hingga kini, pemerintah Australia masih mempertimbangkan apakah menjual, menghibahkan, atau menyimpan pesawat-pesawat tua itu. Seluruh pesawat tipe H akan digantikan tipe G yang tergolong generasi terbaru pesawat angkut Hercules.
Menurutnya, kerjasama tersebut dilakukan antar negara sedangkan angkatan udara Australia Royal Australian Air Force tak memiliki kewenangan mengambil keputusan. Sejauh ini, kata Reymond, sebagian pesawat Hercules masih beroperasi untuk angkutan dan bantuan kemanusiaan. "Salah satunya digunakan latihan bersama TNI Angkatan Udara," jelasnya.
Kegiatan latihan bersama TNI angkatan udara dengan Australia Royal Australian Air Force dilangsungkan mulai 27-30 Juli 2009. Latihan dengan sandi rajawali ini lakukan di pangkalan udara Abdulrachman Saleh Malang dan lapangan tembak Pandanwangi Kabupaten Lumajang. Sebanyak 21 tentara Australia dilibatkan dalam latihan menggunakan pesawat angkut jenis Hercules.
Latihan bersama ini khusus untuk tugas kemanusiaan dan penanganan bencana alam. Yakni meliputi pengangkutan dan pengiriman bantuan melalui pesawat terbang, dengan ketinggian antara 600-3 meter. Latihan cargo delivery system ini telah berlangsung beberapa kali. "Saling bergantian memperagakan pengiriman bantuan udara, menjatuhkan barang dari pesawat," katanya. Ia menyangkal jika latihan ini berkaitan dengan isu perang melawan terorisme.
Sementara itu, komandan pangkalan wing 2 pangkalan udara Abdulrachman Saleh, Kolonel Ismet Ismaya Saleh mengatakan kedua angkatan udara saling berbagi ilmu dan mengasah kemampuan militer. "Latihan ini direncanakan sejak lama, dilakukan secara rutin," jelasnya.
TEMPO Interaktif
No comments:
Post a Comment