Kapal selam bertenaga nuklir kelas Akula. (Foto: wired.com)
24 Juli 2009 -- Kapal selam bertenaga nuklir kelas Akula II Nerpa K-152 melakukan pengujian pelayaran terakhir di Laut Jepang mulai Jumat (10/7), tanpa menyebutkan secara spesifik pengujian akan berakhir menurut sumber di galangan kapal Amur.
Menurut pejabat teras di kantor Departemen Pertahanan, uji coba akan memakan waktu lebih kurang dua minggu.
Sebelum melakukan uji pelayaran kapal selam diperbaiki secara ekstensif. Kapal selam ini sebelumnya mengalami kecelakaan di Laut Jepang pada 8 November 2008 saat sedang uji pelayaran.
Insiden ini merenggut 20 jiwa, 3 orang awak kapal selam dan 17 orang pekerja. Penyebab kecelakaan disebabkan para korban terlalu banyak menghirup gas Freon, yang lepas karena kesalahan seorang awak kapal memasukan data temperatur. Gas Freon memenuhi ruang tidur, korban tewas saat kejadian sedang terlelap tidur. Saat insiden terjadi kapal selam mengangkut 208 orang, diantaranya 81 awak kapal selam.
Biaya perbaikan kapal selam diperkirakan 1,9 milyar rubel (60 juta dolar), kapal selam dinyatakan laik melakukan perngujian pelayaran terakhir sebelum diserahkan ke Angkatan Laut dan kemudian disewakan ke AL India akhir 2009. AL India akan memberinama INS Chakra, sebelumnya AL India pernah menyewa kapal selam nuklir kelas Charlie dari Rusia.
India telah membayar 650 juta dolar untuk biaya sewa selama 10 tahun kapal selam. Kapal selam Akula II berbobot 12000 ton, tersenyap dan paling mematikan dari seluruh kapal selam bertenaga nuklir serang Rusia.
Insiden Salah Tembak
Sebuah roket dummy yang diluncurkan kapal perang anti kapal selam berukuran kecil di Timur Jauh mendarat di halaman bangunan apartemen di Vladivostok, ujar juru bicara Armada Pasifik Rusia Kapten Roman Martov, Jumat (24/7).
Dilaporkan tidak ada korban dan kerusakan dalam insiden ini.
Insiden serupa terjadi di Barat Laut pada akhir Mei, ketika kapal anti selam dari Armada Baltik menembakkan kanon AK-630 30 mm saat latihan penembakan mengenai sebuah peternakan.
Tidak ada yang terluka atau meninggal pada insiden ini, tetapi beberapa bagian bangunan peternakan rusak.
RIA Novosti/@beritahankam
No comments:
Post a Comment