Pemerintah memesan 150 panser 6x6 dan 4 panser pengintai dengan nilai kontrak Rp 1,127 triliun kepada PT. PINDAD. (Foto: detikFoto/M. Rizal Maslan)
30 Juli 2009, Jakarta -- Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono mengatakan kenaikan anggaran pertahanan Rp5 triliun hingga Rp7 triliun sangat realistis.
"Kami sering mengajukan anggaran diatas Rp100 triliun. Namun itu kan tergantung pada pagu yang ditetapkan Departemen Keuangan, apakah prioritas masih untuk Kesra dan ekonomi atau tidak dalam lima tahun mendatang. Kalau iya, berarti kenaikan lima hingga tujuh triliun rupiah masih realistis," tuturnya di Jakarta, Selasa.
Berbicara usai menerima kunjungan kehormatan Menteri Pertahanan Malaysia Dato Seri Ahmad Zahid bin Hamidi, ia mengatakan, yang lebih penting dalam pengelolaan pertahanan adalah pengelolaan dan pengawasan terhadap penggunaan anggaran yang ada.
"Jangan lalu karena anggaran yang sedikit, lalu banyak kecelakaan pesawat dan helikopter TNI. Ini harus hati-hati. Anggaran terbatas, kalau pengelolaannya tepat sasaran tentu tetap dapat memaksimalkan pemeliharaan alat utama sistem senjata," tuturnya.
Menteri Pertahanan menuturkan, masih ada beberapa kebocoran dalam pengelolaan anggaran pertahanan di masing-masing satuan kerja baik di Departemen Pertahanan maupun TNI.
"Saya masih melihat ada kebocoran, baik dari segi angka, jenis barang, maupun prosedurnya. Tergantung satuan kerjanya, tetapi saya tidak bisa ungkap di sini," ujar Juwono.
ANTARA News
No comments:
Post a Comment