10 Maret 2009, Surabaya -- Sebanyak 42 Kadet Korps Marinir Akademi TNI Angkatan Laut (AAL) berhasil menyelesaikan pendidikan komando (dikko) dan berhak menyandang baret ungu serta pisau komando.
Satuan tugas (satgas) latihan khusus yang diikuti kadet tingkat empat angkatan ke-55 itu diterima oleh Gubernur AAL, Laksda TNI Moch. Jurianto di Surabaya, Selasa.
Gubernur AAL dalam sambutannya selalu mengingatkan agar seluruh pimpinan, staf dan siswa selalu memperhatikan keselamatan kerja dalam setiap melakukan kegiatan, termasuk latihan.
"Keselamatan operasi dan latihan serta keselamatan kerja adalah merupakan hal yang penting dan tak terpisahkan dari pelaksanaan tugas kita sehari-hari," kata laksamana berbintang dua itu.
Terlebih lagi, katanya, saat ini TNI AL melakukan latihan dalam kondisi alat utama sistem senjata (alutsista) yang rata-rata sudah tua atau berumur.
"Kecelakaan demi kecelakaan yang terjadi di lingkungan TNI AL mengingatkan kita semua bahwa faktor kehati-hatian, ketelitian, kecermatan harus diaplikasikan dengan baik dan benar di lapangan," katanya.
Menurut dia, sebagian besar dari penyebab kecelakaan itu adalah karena kesalahan manusia yang tidak melaksanakan prosedur keamanan dengan baik dan faktor teknis yang terkait dengan semakin tuanya usia pakai alutsista kurang diperhtikan.
"Dengan menerapkan program 'zero accident' pada setiap latihan diharapkan dapat mengeliminasi atau bahkan meniadakan jatuhnya korban personel dan material," katanya.
Pada kesempatan itu ia memberikan selamat atas keberhasilan para kadet dalam melaksanakan latihan dasar komando sehingga berhasil dan berhak mendapatkan baret dan pisau komando.
"Bagi prajurit Korps Marinir, pendidikan komando menjadi salah satu prasyarat mutlak yang harus dilalui. Setelah berhasil menyelesaikan beberapa tahapan dalam dikko ini kalian boleh masuk dalam keluarga besar Korps Marinir," katanya.
Meskipun demikian, ia mengingatkan agar mereka menyikapi keberhasilan itu dengan kerendahan hati dan tidak menjadikan lupa diri. Ia meminta agar keberhasilan itu menjadi pendorong untuk peningkatan prestasi yang lebih tinggi di masa mendatang. (antarajatim)
Satuan tugas (satgas) latihan khusus yang diikuti kadet tingkat empat angkatan ke-55 itu diterima oleh Gubernur AAL, Laksda TNI Moch. Jurianto di Surabaya, Selasa.
Gubernur AAL dalam sambutannya selalu mengingatkan agar seluruh pimpinan, staf dan siswa selalu memperhatikan keselamatan kerja dalam setiap melakukan kegiatan, termasuk latihan.
"Keselamatan operasi dan latihan serta keselamatan kerja adalah merupakan hal yang penting dan tak terpisahkan dari pelaksanaan tugas kita sehari-hari," kata laksamana berbintang dua itu.
Terlebih lagi, katanya, saat ini TNI AL melakukan latihan dalam kondisi alat utama sistem senjata (alutsista) yang rata-rata sudah tua atau berumur.
"Kecelakaan demi kecelakaan yang terjadi di lingkungan TNI AL mengingatkan kita semua bahwa faktor kehati-hatian, ketelitian, kecermatan harus diaplikasikan dengan baik dan benar di lapangan," katanya.
Menurut dia, sebagian besar dari penyebab kecelakaan itu adalah karena kesalahan manusia yang tidak melaksanakan prosedur keamanan dengan baik dan faktor teknis yang terkait dengan semakin tuanya usia pakai alutsista kurang diperhtikan.
"Dengan menerapkan program 'zero accident' pada setiap latihan diharapkan dapat mengeliminasi atau bahkan meniadakan jatuhnya korban personel dan material," katanya.
Pada kesempatan itu ia memberikan selamat atas keberhasilan para kadet dalam melaksanakan latihan dasar komando sehingga berhasil dan berhak mendapatkan baret dan pisau komando.
"Bagi prajurit Korps Marinir, pendidikan komando menjadi salah satu prasyarat mutlak yang harus dilalui. Setelah berhasil menyelesaikan beberapa tahapan dalam dikko ini kalian boleh masuk dalam keluarga besar Korps Marinir," katanya.
Meskipun demikian, ia mengingatkan agar mereka menyikapi keberhasilan itu dengan kerendahan hati dan tidak menjadikan lupa diri. Ia meminta agar keberhasilan itu menjadi pendorong untuk peningkatan prestasi yang lebih tinggi di masa mendatang. (antarajatim)
No comments:
Post a Comment