AS550 C3 Fennec in Marignane (France) dilengkapi Machine Gun POD HMP 400 ; Flir ; Stubwing. TNI AD telah memesan AS550 Fennec mempekuat satuan udaranya. (Foto: Eurocopter/PENNA Patrick)
4 Oktober 2012, Jakarta: KSAD Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo menjelaskan bahwa pihaknya belum membuat keputusan final soal pemesanan heli serang Apache. Pihaknya masih terus berkoordinasi dengan Puspenerbad sebagai operator heli tersebut.
"Kami masih menimbang-nimbang antara Apache atau Blackhawk UH-60, Yang jelas kita pilih mana yang lebih murah tapi kualitas tetap baik," ujarnya tadi pagi di Mabes AD, Jakarta Pusat (4/5/2012).
Pramono juga memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi masyarakat yang ingin memberikan kritik dan masukan terhadap alutsista-alutsista terbaru yang akan dipesan TNI AD. Hal ini terkait dengan upaya TNI AD yang terus menggenjot program modernisasi alutsistanya.
"Silahkan komplain,misalnya kenapa pilih A, kenapa tidak B saja yang lebih unggul. Tapi jangan komplain karena ‘pesanan pihak tertentu’," jelasnya.
Beberapa alutsista yang telah dipesan TNI AD diantaranya Tank Leopard RI dari Jerman, roket MLRS Astros II, Fennec AS 550, dan teropong Trijicon untuk senapan SS 2 yang dipakai oleh Infanteri.
Dalam program modernisasi tersebut TNI AD berprinsip untuk memprioritaskan produk-produk buatan dalam negeri. TNI AD terus mendorong pihak-pihak terkait seperti PT Pindad dan PT DI untuk bisa mengembangkan produknya masing-masing hingga dapat digunakan oleh internal AD.
Pramono juga menjamin transparansi dalam pemilihan rekanan dan penggunaan budget. “Rekanan tetap kita pakai tapi kita pilih yang paling masuk akal harganya,” tegasnya.
Sumber: Angkasa
super cobra ngga jadi ya, kok reviewnya cm apache sm blackhawk, klo ngga salah super cobra hrgnya hmpr separuh dr apache ...
ReplyDeleteAlangkah lebih baik jika TNI-AD meng-upgrade heli NBO-105 agar lebih canggih, atau membeli versi upgrade dari BO-105,karena PT DI telah mampu membuat versi tersebut, dengan demikian maka untuk logistik, perawatan, maupun pelatihan akan lebih efisien, karena TNI sendiri telah menggunakan heli ini secara luas..
ReplyDeleteapabila menginginkan yang lebih canggih bisa versi BO-108 atau EC 135, yang merupakan pengembangan dari BO-105.seperti angkatan bersenjata arab saudi yang menggunakan heli BO-105 sebagai heli anti tank dan heli tempur..
twitter @Aandriyo
jika ingin menambah squadron serang, memang lebih baik membeli AH-64 Apache, karena kita memang belum mempunyai heli tempur kelas berat yang canggih,Apache dapat digunakan untuk mendampingi Mi-35 yang telah kita miliki, apabila membeli AH-1 Super Cobra, hal ini akan sia-sia, karena kita telah memiliki heli tempur kelas berat Mi-35..jika Apache terlalu mahal ya minim gantinya adalah sekelas tigre atau havoc..
ReplyDeleteTwitter @Aandriyo
beli semuanya biar aman NKRI maju terus TNI rakyat bersamamu
ReplyDeleteSetuju dengan @Aandriyo, jangan korbankan kemampuan hanya karena harga karena masih banyak pilihan. Mi - 28 Havoc pilihan terbaik.
ReplyDeletekalau mental korup....indo sampai kapanpun tak akan maju...setuju aja apache,tapi lihat dong harganya?apache india/korea aja separuh harga yg ditawarkan ke kita...anggaran segitu cuma dapat 8????kalau dapat 22..sama kayak yg lain ya gak apa2...lagian kelemahan apache itu terlalu lambat...kurang lincah...jadi incaran mudah manpads/sam....kayak gak butuh heli aja,kita ini kekurangan pesawat banyak...apa efeknya cuma 8 apache buat combat???kalau beli supercobra/havoc/kamov 52..dapat 30 mungkin...goblok dipelihara,ngemplang jangan kebangeten kenapa
ReplyDelete