MBT Leopard 2A4 SAF. (Foto: Mindef)
19 Januari 2012, Jakarta: Anggota Komisi I DPR RI Al Muzzammil Yusuf menilai rencana Kemenhan membeli 100 unit Tank Leopard eks Belanda akan mematikan industri strategis dalam negeri serta bertolak belakang dengan keinginan publik yang menghendaki kemandirian teknologi domestik.
"Rencana pembelian itu harus dikaji ulang. Selama ini PT. Pindad mampu memproduksi tank yang sesuai dengan kebutuhan Indonesia, lalu kenapa harus impor dari luar. Jika ini tetap dilakukan maka industri dalam negeri akan
bangkrut karena tidak ada yang beli," ujarnya di Jakarta, Kamis.
Dikatakannya pula bahwa Presiden SBY harus konsisten dengan agenda riset nasional 2010-2014 yang menargetkan kemandirian dalam pengadaan berbagai tipe tank untuk pertahanan dan kemananan.
Pemerintah, katanya lagi, harus tinggalkan paradigma lama yang sudah biasa impor Alutsisa karena jika terus dibiarkan maka makelar pembelian alutsista luar negeri akan terus hidup dan mengancam bangkrutnya industri strategis dalam negeri.
"Saya meminta kepada Presiden SBY untuk mengarahkan visi tersebut kepada Kemenhan. Jangan sampai terkesan masing-masing kementerian jalan sendiri-sendiri dan tidak ada koordinasi serta visi yang sama," ujarnya.
Muzzammil juga mempertanyakan argumentasi pembelian Tank Leopard bekas itu untuk alih teknologi. Menurut dia, hal itu tidak perlu dilakukan dengan membeli tank bekas hingga 100 unit yang menelan biaya 280 juta US dolar.
"Serahkan saja kepada PT Pindad atau PT DI untuk melakukan riset peningkatan kualitas tank yang sudah mereka produksi sehingga bisa setara dengan Tank Leopard," ujarnya.
Sumber: ANTARA News
Hewan emang bego, lha kemaren dirut pindad dah bilang, kalo TNi emang butuh leo, biar pindah sing bikin amonya ama mediun tank ..... lha pekok asal mengo ae!
ReplyDeleteyg saya hormati bpak Al Muzzammil Yusuf bkan mksud untuk mematikan produk dalam negri knp TNI ngotot mau beli karena di negara asean kbnyakan sdah mempunyai MBT tinggal indonesia yang blm pnya dan PT PINDAD trsbut blm bisa untuk membuat MBT hnya bsa buat tank jenis medium,apa susahnya sech beli,tar tinggal PT PINDAD di kasih satu tank buat di utak atik spa tau dri situ dia bisa buat,tp knp kok anggota DPR itu terlalu ngotot untuk menolak pembelian MBT jgn" cman karena mslh politik semata.....hadeh
ReplyDeletemau di bawa kemana klo seperti ini negara kita pda ngusrusin partainya msing" dan nggak ngurusin keamanan negara
menurut pendapat saya sanget berlebihan kl DPR bilang bgt, lha pindad sendiri mengakui kl indonsia blm bisa bikin MTB kok,tp kl mematikan proyek DPR renovasi toilet sebesar 2 M malah bisa
ReplyDeleteIni si kutu kupret bicara asal jeplak lagi, memang ya cetakan otaknya orang di komisi 1 semuanya seperti itu. TOLOL DAN SOK TAHU..MERAMAIKAN BERITA AGAR TERLIHAT AKTIF ===>
ReplyDeleteAli Muzamil Yusuf, anda tidak perlu berburuk sangka dan berlebih-lebihan dalam berpikir, masa beli 100MBT aja bisa mematikan industri dalam negeri, dimana logikanya..
Justru untuk negara RI yang sangat luas ini jika hanya mengandalkan tank kelas ringan dan medium akan sulit mengalahkan tank-tank negara musuh jika RI diserang. RI banyak jadi incaran negara adikuasa lainnya karena kekayaan alamnya di darat, di lautan atau yang ada di perut bumi,,,
Bukankah tank medium buatan PT PINDAD tersebut masih contoh/prototipe saja... Saatnya nanti setelah diproduksi 3-4tahun mendatang tank medium PINDAD juga pasti akkan terpakai dan dibeli TNI dalam jumlah banyak...
Sekarang MBT, tank kelas berat dg keunggulan yang tdk diragukan lagi.. Kita bisa mendapatkannya dari pembelian second dengan harga murah, 100biji lagi... kenapa tidak diambil..Aneh-aneh aja tuh bicaranya..KATRO
AKOE TIDAK TAKOET MENGHANTJOERKAN BELANDA.IBLIS PENDJADJAH LAKNAT ITOE TELAH AKOE BIKIN KEDER DAN IDIOT MENTJARI-TJARI DIRIKOE DILEMBAH BELANTARA HOETAN RIMBOEN NAN LEBAT DI DATARAN TANAH DJAWA PADA TAHOEN 1940AN. AKOE BAHKAN HANJA BERMODALKAN MENGKONSOEMSI BOEAH NANGKA NAMOEN SI ANDJING IDIOT ITOE TAK PERNAH BERHASIL MENEWASKAN DIRIKOE!!!!!!!!!!!!!!!!!!
ReplyDeleteBUNKER PERTAHANAN MARKAS KOMANDO TEMPOER OETAMA ANGKATAN PERANG REPOEBLIK INDONESIA
1945-2012
ATAS NAMA KEHORMATAN BANGSA INDONESIA
DJENDERAL BESAR SOEDIRMAN
jangan di politisir,,,untuk pembelian tank leopard,saya sebagai warga indonesia wajib membela untuk kepentingan negara termasuk pengadaan MBT,,,,,,,,,,hidup Indonesia ku
ReplyDeletePak muzamilllll ok klo PT.pindad dan PT.DI akan memproduksi tank tp butuh berapa lama reset tersebut selesai,pindad masih butuh belajar dr negara2 yg memproduksi tank seperti jerman,baik itu dr segi teknologi,marketing dll
ReplyDeleteAnngota Hewan bnyklah bacot,.kalau pengadaan alutsista TNI psti komen2 mutu.,mntk diauditla. perbaikan ruang sidang sja 20 M, kok gk ada yg komen iy.,please donk aa
ReplyDeleteSptx anggota DPR ini hrs belajar byk dr perkembangan pertahanan China n India, bahkan dulu India tergolong negara yg Pendapatan Domestik Bruto (PDB) nya masih di bawah Indonesia, namun kedua negara tsb telah mengalami perkembangan pesat, bahkan saat ini industeri pertahanan n kekuatan pertahananx sgt diperhitungkan negara maju. China n India mmg dlm pembangunan pertahananx sgt terkonsep, baik jangka pendek, menengah n panjang.
ReplyDeletePd jangka pendek, mrk membeli jumlah besar alutsista negara maju, dg tujuan utk pertahanan n alih teknologi, baik melalui TOT maupun pengkajian scr mandiri. Pd jangka menengah, mrk berusaha uji coba produk dlm negeri mrk dg acuan produk negara maju. Pd jangka panjangx n sdh terbukti saat ini, bhw mrk telah berhasil produksi berbagai alutsista, bahkan sudah mampu mengekspor ke negara lain.
China n India mencapai kemajuan tsb bukan melalui proses instan, pakai magic or sulap..tapi mrk melakukanx dg melewati proses yg sangat panjang.
Namun di negara kita antara pemerintah n DPR tdk bisa beriringan. Pemerintah menginkan pembangunan pertahanan n industeri strategis yg terkonsep. Sebalikx, DPR kita menganut faham UTOPY, bhw membangun industeri dlm negeri ala pesulap, tanpa perhitungan n pengkajian mendalam. Mrk hanya menganut asal beda, mengkritik tanpa dasar keilmuan yg logis.
Klo semacam ini, mana yg dibilang bhw DPR adalah patner pemerintah, selalu mengedepankan upaya menjegal, tapi mengesampingkan upaya penguatan n penajaman kebijakan.
Dlm perencanaan pembangunan hrs responsif dlm menyikapi lingkungan strategis (baik dlm negeri n luar negeri), sifatx fleksible yg didasarkan prioritas n urgensi keadaan.
Perencanaan yg dianut DPR itu yg mana..???
Jayalah Indonesia..
DPR itu ga ngerti apa2,taunya cuma korupsi doank.....
ReplyDeleteWkkkkk Wkkkk... Komisi 1 DPR para anggotanya tidak cocok disebut D-Hewan Perwakilan Rakyat karena sama sekali tidak mewakili rakyat, Sekarang DPR kalo gue liat di TV terlalu arogan & mau menang sendiri padahal bodoh tdk tau apa2.
ReplyDeleteDalam sistem trias polititica, posisi legislatif (DPR) dan legislatif adalah patner yang saling bekerja sama. Tapi saya liat kok kebanyak antagonis...
Gue saranin Pd Bp Hasad Nudin & Bp Coy Horei untuk keluar dari komisi 1 & menjadi aktivis LSM atau aktivis DEmontran... Hehe....
Sory ini perasaan hati gue yg sudah muak dengan DPR.
Indonesia Lover