Panser Anoa Paspampres. (Foto: Paspampres)
18 Januari 2012, Jakarta: Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengungkapkan, industri pertahanan Indonesia sudah cukup maju. Hal ini diantaranya dibuktikan dengan rencana pembelian Fast Patrol Boat (FPB) ukuran 30–40 meter dari PT PAL dan Landing Platform Dock (LPD), serta panser Anoa.
Menurut Menhan, FPB telah diincar pemerintah Timor Leste, LPD oleh Filipina, sementara Malaysia mengincar panser Anoa. Khusus untuk Anoa, Menhan mengatakan panser buatan Pindad ini telah diakui di dunia dengan pemberian sertifikat dari PBB. “Indonesia telah mengirimkan pasukan ke daerah perdamaian dan mereka juga tahu kalau Anoa sudah dipakai dan telah mendapat sertifikasi dari UN,” jelas Purnomo usai Rapat Pimpinan (Rapim) TNI di Mabes TNI Cilangkap Jakarta, Rabu (18/1).
Pembelian FPB oleh pemerintah Timor Leste, tutur Menhan, telah mendapat dukungan dari pemerintah Indonesia dengan mendorong pembelian tersebut. Pembelian ini dilakukan dengan mekanisme B to B dengan PT PAL. “Selain itu ada permintaan dari Filipina untuk membeli LPD class jadi kami dukung itu,” katanya.
Permintaan pembelian alutsista produksi dalam negeri ini, tutur Purnomo, menunjukkan ketahanan industri nasional sudah cukup maju. “Saya menyatakan apresiasi kepada teman-teman industri pertahanan dari BUMN dan swasta,”ujarnya. Selain itu, lanjutnya, hal ini merupakan product support economy yang perwujudannya dilakukan secara terbuka dan dapat dibuktikan transparansinya.
Sumber: Jurnas
No comments:
Post a Comment