LHD rancangan PT. PAL Indonesia (Persero). (Foto: beritahankam)
8 Februari 2010, Jakarta -- Setelah mengalami kesulitan likuiditas selama 10 tahun terakhir, tahun ini PT PAL Indonesia (Persero) menargetkan keuntungan Rp 29,05 miliar. Desember 2009, perusahaan negara itu mendapatkan pencairan pertama dana restrukturisasi dari PT Perusahaan Pengelola Aset sebesar Rp 14,5 miliar.
Direktur Utama PT PAL, Harsusanto, menjelaskan persero telah meneken kontrak kerja sama dengan pihak ketiga untuk produk kapal, produk minyak dan gas, serta produk pembangkit listrik. "Laba kami targetkan Rp 29,05 miliar," ujarnya dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi BUMN Dewan Perwakilan Rakyat, di Jakarta, Senin (8/2).
Persero menargetkan total pendapatan sebesar Rp 1,8 trilun, terbesar dari penjualan di divisi kapal niaga sebesar Rp 941,09 miliar. Disusul divisi rekayasa umum, divisi pemeliharaan dan perbaikan, serta divisi kapal perang masing-masing sebesar RP 375,62 miliar, Rp 240 miliar, dan Rp 200,71 miliar.
Total beban pokok terbesar, Harsusanto melanjutkan, terdapat di divisi kapal niaga sebesar Rp 1,03 triliun, divisi rekayasa umum sebesar Rp 319,8 miliar, dan divisi pemeliharaan dan perbaikan sebesar Rp 192 miliar.
Pada prognosa tahun lalu, perusahaan merugi Rp 89,02 miliar. Total penjualan tercatat Rp 6868,17 miliar dengan total beban pokok penjualan sebesar Rp 699,67 miliar. Nilai penjualan terbesar berurutan divisi kapal niaga sebesar Rp 191,08 miliar, divisi kapal perang sebesar Rp 184,99 milar, dan divisi rekayasa umum sebesar Rp 173,6 miliar.
Harsusanto menuturkan dalam periode 2010-2011 persero menargetkan penyehatan perusahaan dengan kredibilitas tinggi dan didukung struktur modal, aset, sumber daya manusia, dan budaya perusahaan yang kokoh. Sementara periode 2012-2014 akan menjadi masa pertumbuhan. "Perusahaan mampu memupuk keuntungan dan berkembang secara berkelanjutan," ucapnya.
TEMPO Interaktif
No comments:
Post a Comment