Prajurit Kopassus dari satuan anti teror. (Foto: AP)
11 Februari 2010, Jakarta -- Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Tentara Nasional Indonesia akan bekerjasama dengan militer Amerika Serikat dalam waktu dekat. Komitmen itu disampaikan dalam kunjungan Panglima Komando Pasifik dari Amerika Laksmana Robert Wiliard ke Jakarta.
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan, kedua negara sepakat meningkatkan hubungan kemiliteran ke depan, di antaranya kerjasama dengan Kopassus. Militer Amerika juga menunjukkan perbaikan hubungan militer kedua negara yang sempat terganggu. Purnomo mengatakan, beberapa bentuk kerjasama kemiliteran Indonesia dan Amerika yang sempat ditunda akan dijalankan.
"Mereka menginginkan adanya hubungan militer ke depan, perbaikan. Itu kita sambut dengan baik, termasuk normalisasi beberapa hubungan yang sempat beberapa waktu lalu sedikit terganggu, nanti di antaranya itu dengan kopassus," kata Purnomo di Istana Negara, Jakarta, Rabu (10/2).
Pada Rabu siang, Williard bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Kantor Kepresidenan. Dalam pertemuan selama sekitar 45 menit itu, Presiden SBY menyatakan harapannya agar hubungan militer kedua negara semakin ditingkatkan.
"Presiden menyatakan gembira dengan progress dalam hubungan military to military relation antara Indonesia dan Amerika Serikat dan berharap hubungan ini bisa terus ditingkatkan," kata Juru Bicara Kepresidenan Bidang Luar Negeri Dino Patti Djalal.
Robert Willard yang baru empat bulan menjadi panglima komando pasifik mengatakan ingin memastikan kerjasama militer Indonesia dan Amerika dapat terus ditingkatkan Ia juga mengungkapan terima kasih atas peran Indonesia di kancah global termasuk dalam melakukan perang terhadap terorisme.
"Kami sangat berterima kasih atas bantuan Indonesia yang telah bekerjasama di kawasan ini seperti perang terhadap terorisme, kepemimpinan Indonesia di kawasana Pasifik. Dan kami beruntung memiliki hubungan kuat dengan TNI," katanya.
Terkait dengan pengamanan Selat Malaka, Amerika akan terus bekerjasama dengan negara-negara di sekitar kawasan, termasuk kerjasama dengan TNI, karena Selat Malaka memiliki posisi strategis dan penting. Sejauh ini penanganan keamanan baik dari pembajakan maupun ancamanan transnasional telah dilakukan dengan baik saat ini antara Indonesia, Singapura, Malaysia dan Thailand. "Kami menyambut baik upaya multilateral untuk menjaga keamanan di wilayah selat," katanya.
JURNAL NASIONAL
No comments:
Post a Comment