Sejumlah Anggota Detasemen 88 Polda Kepri membekuk gembong Narkoba di Pelabuhan Batuampar, Batam, Kepri, Jumat (4/12). Kegiatan simulasi tersebut bagian dari rangkaian latihan operasi maritim bersinar yang diadakan Polri dan TNI AL di Medan, Surabaya dan Batam secera serentak. (Foto: ANTARA/Asep Urban/Koz/hp/09)
1 Desember 2009, Medan -- Perairan Selat Malaka yang membelah tiga negara Asean yakni Indonesia, Malaysia dan Singapura merupakan jalur rawan terjadinya tindak pidana penyelundupan narkotika dari luar negeri dan masuk ke wilayah Indonesia.
"Kawasan ini menjadi pusat perhatian Badan Narkotika Nasional (BNN) agar penyelundupan narkotik dapat diberantas," kata Irjen Pol Badroddin Haiti Kapolda Sumatera Utara pada pembukaan Latihan Bersama Operasi Maritim Bersinar I yang berlangsung di dermaga Lantamal I Belawan, Senin (30/11).
Badroddin yang hadir pada acara itu mewakili Gories Mare Kepala BNN menyebutkan, selain Selat Malaka, perairan Andamaan dan laut Natuna termasuk jalur rawan terjadinya tindak pidana penyelundupan narkotika dan prekursor narkotika dari luar negeri ke wilayah Indonesia.
Menurutnya, tindak pidana narkotika merupakan kejahatan lintas negara yang memiliki mobilitas sangat kompleks dan tinggi dengan jaringan sindikasi yang sangat menggurita di lapisan strata sosial kehidupan masyarakat bahkan melampaui batas yuridiksi nasional negara serta didukung dengan sarana modern berteknologi tinggi.
Bahkan data secara nasional mencatat, trend tindak pidana penyalahgunaan serta peredaran narkotika menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan dari tahun ke tahun baik dari segi kuantitas maupun kualitas dengan modus operandi yang semakin canggih, sementara kemampuan untuk mencegah maupun memberantas tindak pidana itu masih sangat terbatas. "Jika jajaran penegak hukum tidak segera mengambil langkah strategis dan komprehensif maka dalam waktu singkat Indonesia akan menjadi negara lemah," ujar petinggi Polri itu.
HARIAN GLOBAL
No comments:
Post a Comment