Seorang personel Brimob berjaga-jaga di lokasi Mapolsek Hamparan Perak, pasca penyerangan oleh kawanan bersenjata, di Kabupaten Deli Serdang, Sumut, Kamis (23/9). Mapolsek Hamparan Perak, Rabu (22/9) dini hari, diserang kawanan bersenjata yang terkait dengan aksi terorisme dan tindak kriminal sebelumnya, mengakibatkan tiga personel kepolisian tewas, dan hingga hari kedua pasca penyerangan tersebut, Mapolsek Hamparan Perak masih diberi garis polisi. (Foto: ANTARA/Irsan Mulyadi/ss/10)
27 September 2010, Medan -- Tim gabungan Detasemen Khusus (Densus) 88/Antiteror,Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Poldasu),Komando Pasukan Khusus (Kopassus) dan Komando Daerah Militer (Kodam) I/Bukit Barisan (BB) menyisir kawasan pesisir timur Sumatera Utara untuk mengejar penyerang Markas Kepolisian Sektor Hamparan Perak.
Menurut informasi, tim gabungan memfokuskan pencarian di pesisir karena kuat dugaan kawasan itu menjadi tempat persembunyian penyerang yang juga diduga sebagai perampok Bank CIMB Niaga Cabang Jalan Aksara Medan. Apalagi, kawasan pesisir ini tak jauh dari Mapolsek Hamparan Perak yang diserang Rabu (22/9) lalu. “Belum ada hasil, mereka masih nyisir di sekitar pesisir pantailah,” ucap salah seorang petugas yang minta namanya tidak disebutkan. Seperti diketahui, pengungkapan pelaku penyerangan Mapolsek Hamparan Perak dan jaringan teroris di Sumut melibatkan pasukan khusus Mabes TNI, juga melibatkan Komando Pasukan Khusus (Kopassus), dengan ujung tombak Kepolisian.
Pasukan Kopassus,yang tiba di Medan, Sabtu (25/9) langsung bergabung dan ditempatkan di sejumlah wilayah yang dianggap rawan di Sumut. Mereka saling berkoordinasi dengan Densus 88 Antiteror dan Polda Sumut. Tim gabungan tersebut, dibagi tugas dan ditempatkan di beberapa daerah. Satu sama lainnya saling berkoordinasi untuk mengetahui perkembangan. Dalam tugas ini, seluruh anggota dilengkapi senjata lengkap dan alat komunikasi. Kepala Bidang Humas Poldasu Komisaris Besar (Kombes) Pol Baharudin Djafar mengatakan, tim masih mengejar pelaku penyerangan Mapolsek Hamparan Perak yang menewaskan tiga personel kepolisian.
Dia mengaku bukan kapasitasnya menyatakan bahwa penyerang adalah jaringan teroris Jantho,Aceh Barat. Menurut dia,Poldasu tidak memiliki wewenang untuk menetapkan hal itu. Namun, penyerang dinyatakannya terkait aksi perampokan Bank CIMB Niaga Cabang Aksara Medan,Agustus lalu. Data kasus perampokan yang terjadi di wilayah hukum Poldasu telah diserahkan kepada Densus 88 yang kemudian melihat adanya keterkaitan para pelaku perampokan dengan jaringan terorisme di Indonesia.
“Karena Poldasu tidak memiliki wewenang untuk itu (menetapkan teroris).Tapi, pelaku penyerangan Polsek Hamparan Perak terkait dengan perampokan Bank CIMB Niaga. Data ini kita kasih ke Densus 88 Mabes Polri dan mereka melihat ada korelasi, pelaku perampokan Bank CIMB Niaga tersebut dengan jaringan teroris,”paparnya.
Mapolsek Hamparan Perak normal kembali
Kemarin, aktivitas pelayanan masyarakat di Mapolsek Hamparan Perak sudah kembali normal kembali meskipun masih dalam penjagaan ketat aparat Brigade Mobil (Brimob) bersenjata lengkap. “Setelah dua hari berduka dan police line dibuka, maka pelayanan kembali normal,” kata Kapolsekta Hamparan Perak Komisaris Polisi (Kompol) Murdhani. Menurut dia, pengamanan semakin ditingkatkan,mulai dari penambahan personel dan juga patroli. Namun, belum ada rencana pemasangan CCTV, karena belum ada perintah dari pimpinan. “Karena itu kanmenyangkut anggaran dari pusat, jadi sifatnya harus menunggu, tapi enggak menggunakan CCTV pun semoga amanaman saja,” harapnya.
Satu kotak amunisi ditemukan
Kepala Desa Sampali Sri Astuti mengungkapkan, perangkat desanya bersama aparat TNI/Polri menemukan satu kotak amunisi senjata laras panjang perkebunan sawit milik PTPN2 di Dusun XXV, Desa Pematang Johor,Sampali Kecamatan Percut Sei Tuan,Sabtu (25/9). Semula amunisi itu ditemukan oleh seorang anggota CPM bernama Kopral Kepala (Kopka) TNI Dwirono yang kemudian menyerahkannya kepada Markas Detasemen Polisi Militer (Denpom) I/7 Medan untuk diteliti. “Benar, perangkat kami bersama aparat TNI/Polri menemukan peluru itu,” katanya kepada SINDO kemarin.
Kepala Dusun Dua XXV,Arifin yang ikut dalam penyisiran bersama aparat TNI/Polri mengatakan, amunisi yang ditemukan lengkap dengan magasin jenis AK 47 di. “Magasin itu masih adaa pelurunya sekitar 30 butir. Kami samasama menghitungnya,” terangnya. Dia memaparkan, setelah ditemukan Kopka Dwiroso, mereka kemudian menanyakan kelengkapan senjata itu kepada sejumlah anggota polisi militer (PM) karena dicurigai milik anggota TNI yang tertinggal. Tetapi,karena tidak ada mengaku sebagai pemiliknya,mereka kemudian menyerahkan temuan itu ke Denpom untuk ditindak lanjuti. “Lalu diserahkan kepada atasannya di Denpom biar diamankan,”tandasnya.
Menurut informasi, penemuan amunisi itu berawal kecurigaan seorang penggembala sapi yang tidak diketahui namanya. Pada, Jumat (24/9) pagi sekitar pukul 06.30 WIB dia melihat tiga orang menggenakan cadar dan celana hitam serta membawa masing-masing senjata api laras panjang. Ketiganya didengarnya sedang berbicara. Lantaran takut, si penggembala melarikan diri dan melaporkannya ke petugas penjaga perkebunan.Petugas pun mencari orang yang mencurigakan itu, namun tidak ditemukan lagi.
Kepala Bidang Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Poldasu) Komisaris Besar (Kombes) Pol Baharudin Djafar mengaku belum menerima laporan tentang penemuan amunisi itu. “Belum ada informasinya saya terima,”ucapnya singkat.
SINDO
No comments:
Post a Comment