Menhan Korsel Kim Tae-young melakukan rapat kerja dengan parlemen Korsel komisi pertahanan membahas penyebab ledakan yang mengakibatkan tenggelamnya korvet Cheonan, Jumat (26/3). (Foto: Reuters)
29 Maret 2009 -- Menteri Pertahanan Korea Selatan Kim Tae-young, Senin (29/3) mengatakan dihadapan parlemen komisi pertahanan, kemungkinan penyebab ledakan yang merobek buritan korvet Cheonan 1200 ton ranjau laut Korea Utara.
“Suatu kemungkinan ranjau laut Korut dapat mengapung kedalam perairan kita,” ujar Kim.
“Meskipun banyak ranjau laut dibersihkan, sangat mustahil menemukan 100 persen,” ungkap Kim. “satu (ranjau laut Korut) ditemukan pada 1959, dan lainnya pada 1984.”
Korut menebarkan banyak ranjau laut saat Perang Korea 1950 – 1953, sekitar 4000 ranjau laut dibeli dari bekas Uni Sovyet. Hampir 3000 ranjau laut dipasang di Laut Kuning dan Laut Timur.
Kim mengatakan juga bahwa tidak ada tanda-tanda serangan torpedo penyebab ledakan, mengutip awak kapal yang selamat dimana bertugas mengoperasikan radar kapal.
Kim menepis spekulasi Korut terlibat dalam insiden ini.
Operasi Penyelamatan
Tim penyelamat AL Korsel berpatroli dengan perahu karet dekat sebuah buoy sebagai tanda posisi tenggelamnya korvet Cheonan. Kapal membawa 104 pelaut, 46 pelaut masih dinyatakan hilang. (Foto: Reuters)
Presiden Korsel Lee Myung-bak memerintahkan pihak militer menggunakan seluruh sumber daya manusia dan peralatan yang tersedia guna melakua operasi penyelamatan secepat mungkin, menurut juru bicara kepresidenan Kim Eun-hye.
Operasi penyelamatan Senin ini melibatkan 25 kapal militer termasuk kapal penyelamat milik Armada ketujuh AL AS Salvo dan kapal AL Korsel LHD Dokdo 14.000 ton, menurut Kementrian Pertahanan di Seoul.
Jika ada pelaut yang terjebak dan masih hidup didalam reruntuhan kapal, mereka terlalu lemah atau terluka untuk menjawab regu penyelamat yang memukul-mukul kapal, ungkap pejabat AL Korsel.
Para penyelam tidak menemukan tanda-tanda awak kapal yang selamat didalam reruntuhan kapal, tidak ada jawaban ketika penyelam memukul lambung kapal dengan palu. Tetapi operasi penyelamatan akan dilanjutkan hingga malam dengan menyakini masih ada yang selamat, ujar Lee Ki-shik.
Oksigen pada kabin kedap air hanya tersedia maksimum 69 jam setelah kapal tenggelam.
Insiden tenggelamnya korvet Cheonan salah satu yang terburuk dalam sejarah kecelakaan AL Korsel. Sebuah kapal angkatan laut tenggelam karena cuaca buruk menewaskan 159 pelaut dan personil penjaga pantai pada 1974. Pada 1967, 39 pelaut tewas karena artileri Korut.
Korvet Cheonan mempunyai panjang 88 meter dan lebar 10 meter, dioperasikan AL Korsel pada 1989. Kapal dipersenjatai dengan rudal dan torpedo.
YONHAP/@beritahankam
No comments:
Post a Comment