TNI AL sebelumnya akan membeli 10 M28 Skytruck jenis angkut senilai 75 juta dolar dari Polandia. Realisasi kontrak tidak terwujud karena masalah besaran offset tidak kunjung mencapai kata sepakat. Wakil Presiden Jusuf Kalla saat itu, memutuskan dengan cepat dan tepat membatalkan kontrak dan mengalihkan ke PT. IPTN dengan memesan tiga CN-235 MPA.
23 Februari 2010, Jakarta -- Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Selasa (23/1) secara berturut –turut menerima kunjungan kehormatan Duta Besar Polandia dan Duta Besar Belanda di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta. Dalam kunjungan Dubes Polandia Tomasz Lukaszuk kepada Menhan tersebut, diantaranya dibicarakan mengenai Defence Cooperation Agreement / DCA (perjanjian kerjasama pertahanan) antara RI-Polandia.
Dubes Polandia menyampaikan, pemerintah Polandia berharap Defence Cooperation Agreement antara RI – Polandia dapat segera diratifikasi oleh Indonesia. Setelah diratifikasi maka pembicaraan kerjasama pertahanan kedua negara akan semakin terbuka, baik melalui kerjasama di bidang industri pertahanan, pertukaran perwira maupun kerjasama dalam bidang pendidikan.
Dubes Polandia menambahkan, kemungkinan kerja sama lainnya yang dapat dilakukan kedua negara diantanya juga kegiatan dalam persiapan personel untuk pasukan perdamaian. Hal itu memungkinkan dapat dilaksanakan, karena Polandia mempunyai pusat pendidikan untuk persiapan pasukan perdamaian, sementara Indonesia juga mempunyai pasukan yang memiliki pengalaman dalam misi penjaga perdamaian.
Lebih lanjut Dubes Polandia menyampaikan, pemerintah Polandia juga berharap adanya peningkatan kerjasama di bidang industri pertahanan antara RI - Polandia. Dijelaskannya, saat ini pembicaraan kerja sama industri pertahanan antara kedua negara sudah dimulai antara industri pertahanan Polandia dengan PT. DI. Selain kerja sama dengan PT. DI, pemerintah Polandia berharap kerja sama di bidang industri pertahanan juga dapat dilakukan dengan industri pertahanan dalam negeri Indonesia lainnya.
Terakhir, Dubes Polandia menyampaikan kepada Menhan untuk berkenan berkunjung ke Polandia dan melakukan kunjungan ke Menhan Polandia bersamaan dengan kunjungan Presiden Eropa beberapa waktu yang akan datang. Diharapkan melalui kunjungan tersebut akan semakin meningkatkan hubungan kerjasama pertahanan kedua negara.
Menanggapi Dubes Polandia, Menhan menyampaikan dalam perjalanan ke Eropa nanti, Menhan berharap dapat menyempatkan diri untuk berkunjung ke Polandia sebagai balasan kunjungan Menhan Polandia ke Indonesia beberapa waktu yang lalu.
Menjelaskan tentang perkembangan Defence Cooperation Agreement antara RI-Polandia, Menhan mengatakan saat ini masih menunggu proses ratifiikasi dari DPR RI, namun demikian diharapkan pada saat pelaksanaan Indo Defence akhir tahun ini perjanjian kerjasama pertahanan kedua negara tersebut sudah diratifikasi.
Menhan menerima kunjungan Dubes Belanda
KRI Diponegoro salah satu dari empat korvet Sigma yang dibeli TNI AL dari Belanda. Kesepakatan awal dua korvet dibangun di Belanda, sisanya di PT. PAL. Belanda dengan gaya VOC-nya membatalkan perjanjian ini dan membangun seluruh kapal di Belanda. Harga korvet Sigma penuh kontroversial, dinilai terlalu mahal dengan kemampuan persenjataannya dibandingkan korvet negara lain dan mempunyai cacat bawaan. Sehingga KRI Diponegoro harus masuk dok di Spanyol saat bertugas di Lebanon. Mereka mencoba lagi gaya VOC-nya menawarkan kapal selam tidak laku dan nimbrung di program korvet nasional. (Foto: TNI AL)
Sementera itu, saat kunjungan Dubes Belanda Nikolaos van Dam menyinggung mengenai kerjasama pertahanan antara RI - Belanda khususnya peningkatan kerjasama di bidang industri pertahanan. Dubes Belanda menyampaikan, setelah Indonesia membeli kapal korvert sebanyak empat buah ke belanda beberapa waktu yang lalu, kerjasama di bidang industri pertahanan antara kedua negara diharapkan dapat terus dilanjutkan khususnya kemungkinan untuk kerjasama pembuatan bersama kapal korvert dengan PT.PAL.
Menanggapi Dubes Belanda, Menhan Purnomo Yusgiantoro mengatakan, kerjasama dibidang industri pertahanan antara RI - Belanda diharapkan memungkinkan adanya transfer of technology (alih teknologi). Karena, dengan kerja sama alih teknologi tersebut, kedepan Indonesia berharap dapat mencapai kemandirian di bidang industri pertahanan sesuai dengan program revitalisasi industri pertahanan yang dicanangkan oleh Kemhan RI. Oleh karenanya, lebih lanjut Menhan berharap ada konsep konkrit mengenai kerjasama transfer of technology antara RI - Belanda tersebut.
DMC
No comments:
Post a Comment