Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (kanan) menerima kunjungan kehormatan delegasi dari Republik Rakyat China yang dipimpin oleh State Councilor China Dai Bingguo (4 kanan) di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Jumat (22/1). Menurut Staf Khusus Presiden bidang Hubungan Luar Negeri, Dino Patti Djalal, pertemuan tersebut membahas soal peningkatan kemitraan strategis antara Indonesia dan China serta dibahas pula secara umum tentang ASEAN - China Free Trade Agreement. (Foto: ANTARA/Widodo S. Jusuf)
22 Januari 2010, Jakarta -- Pemerintah Indonesia menuntut komitmen Cina untuk lebih serius dalam kerja sama teknologi pertahanan. Cina diminta untuk memberikan porsi strategis dan sejajar dalam alih teknologi atau transfer of technology (TOT).
Hal itu disampikan Wakil Menteri Pertahanan Letnan Jenderal Sjafrie Syamsudin usai menerima Wakil Menteri Pertahanan Jepang Kimoto Nakae di kantornya Jumat (22/01).
Menurut Sjafrie, kerjasama teknologi pertahanan RI-Cina telah dirintis Kementerian sejak 2006. Saat itu delegasi pertahanan Cina datang ke Departemen Pertahanan untuk merintis kesepakatan tentang kerja sama ini. "Kami ingin komitmen itu konkret bukan hanya MOU," ujar Sjafrie saat ditanya apakah Kementerian dilibatkan dalam perjanjian kerjas ama RI-Cina yang kemarin ditandatangani di Kementerian Koordinasi Politik, Hukum dan Keamanan.
Setiap kontrak dalam kerja sama teknologi pertahanan, lanjut Sjafrie, seharusnya memberikan porsi yang besar bagi keterlibatan industri pertahanan RI, sumber daya manusia, dan muatan lokal. "Harus strategis dan setara."
Mengenai teknologi apa yang akan diaplikasikan dalam kerja sama itu, Sjafrie menjelaskan bahwa dalam jangka menengah akan difokuskan pada kerja sama menengah ke bawah. "Tidak langsung teknologi tinggi, walaupun dalam jangka panjang kita ada rencana ke sana," ujarnya.
Sjafrie juga menegaskan bahwa kerja sama pertahanan dengan Cina tak terkait dengan politik. Dalam hal pertahanan sikap Indonesia sama saja kepada negara-negara lain. "Janganlah dikaitkan dengan politik, kita terbuka tanpa ikatan politik, netral dan independen," ujarnya.
Sjafrie juga menegaskan bahwa masalah teknologi dan alih teknologi hanya akan digunakan untuk kebutuhan profesional.
Indonesia-China Tingkatkan Kerjasama
Indonesia dan China sepakat untuk terus meningkatkan kemitraan kerjasama ke depan, kata Juru Bicara Kepresiden Dino Patti Djalal, di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat sore.
Dino menyampaikan kesepakatan seusai mendamping Presiden SBY bertemu State Consulair China yang menangani bidang politik dan keamanan, Dai Bingguo.
Sebelumnya, utusan China ini juga bertemu dengan Wakil Presiden Boediono di Kantor Wapres, Jakarta, Saat ditanya apakah dalam pertemuan itu juga dibicarakan masalah perdagangan bebas ASEAN plus China?, Dino masalah itu tidak dibicarakan.
RI-China2China memuji perkembangan yang telah dicapai Indonesia dalam menjaga persatuan, kohesi sosial, seraya berperan aktif dalam percaturan internasional.
TEMPO Interaktif/POS KOTA
No comments:
Post a Comment