24 Maret 2009, Makassar -- Setelah menelusuri perjalanan yang penuh rintangan baik turunan maupun tanjakan di sekitar daerah perbukitan Bili – Bili, Prajurit Lanud Sultan Hasanuddin digempur dengan serangan musuh yang menggunakan TNT maupun rentetan peluru senapan. Penyelamatan diri dilakukan dengan tiarap dan bersembunyi di antara rerumputan dan pepohonan. Selang beberapa saat kemudian datang bantuan pesawat helikopter yang senantiasa standby di Lanud Sultan Hasanuddin dengan menerjukan Pasukan Khas TNI AU bersenjata lengkap untuk membantu Prajurit yang mengalami insiden pada saat penungasan. Demikian skenario awal latihan survival dasar Lanud Sultan Hasanuddin T.A 2009 yang disaksikan langsung oleh Komandan Wing 5 Lanud Sultan Hasanuddin Kolonel Pnb Arief Mustofa yang bertindak selaku Direktur Latihan.
Selanjutnya, para peserta Survival dihadapkan dan dilatih untuk penyelamatan diri di laut, Waduk Bili – Bili merupakan medan yang digunakan untuk latihan ini. Dengan menggunakan alat bantu seadanya, berupa perahu karet dan jaket pelampung. Selain itu, dilatihkan pula penyelamatan diri ketika di tengah – tengah laut terjadi serangan musuh dari udara yang ditandai dengan pesawat Sukhoi yang melaksanakan penerbangan sebanyak 3 shortly, maka dengan sigap peserta harus membalikkan perahu karet serta menjauh dan menyelam. Dan penyelamatan diri dengan menggunakan bantuan helikopter yang terbang rendah mendekati prajurit yang terapung di tengah – tengah laut.
Menjelang malam hari, prajurit melaksanakan kompas malam di daerah Takalar serta bermalam disana dengan mendirikan para – para sebagai tempat istirahat. Pada saat di AWR (Air Weapon Range) Takalar para peserta Survival membaur bersama sambil beramah tamah dengan Penduduk setempat, menonton film yang diputar dengan menggunakan layar lebar yang disiapkan team komando latihan. Dan pagi hari berikutnya, kembali ledakan TNT dan rentetan peluru senapan membangunkan para peserta survival dan menandai akhir latihan dan seluruh peserta berhasil dengan selamat. Dua daerah tersebut yaitu dearah Bili – Bili dan AWR Takalar merupakan asset TNI AU yang berada dibawah binaan Lanud Sultan Hasanuddin dan merupakan lahan yang strategis sebagai daerah latihan yang sangat dibutuhkan.
Pada pukul 08.00 Wita (20/3) Latihan Survival Dasar Lanud Sultan Hasanuddin T.A 2009 ditutup dengan upacara militer. Komandan Lanud Sultan Hasanuddin pada sambutan tertulis yang dibacakan Komandan Wing 5 Lanud Sultan Hasanuddin selaku Inspektur Upacara mengatakan bahwa “Latihan ini dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan serta kesiapan awak pesawat Lanud Sultan Hasanuddin, dalam mempertahankan hidup dan dasar dasar penyelamatan diri dalam segala kondisi dan situasi darurat”. Lebih lanjut, dikatakan sebagai sarana untuk melatih dan memupuk kerjasama, dan beliau memberikan apresiasi yang positif terhadap hasil yang dicapai dari latihan tersebut.. Hadir pada kesempatan tersebut, Kadislog Lanud Sultan Hasanuddin Kolonel Tek Anwar Kasim, Danskadron Teknik 044, Danyon Paskhas 466 serta undangan baik dari kalangan TNI maupun Pejabat Sipil yang berada di Kabupaten Takalar. (TNI AU)
Selanjutnya, para peserta Survival dihadapkan dan dilatih untuk penyelamatan diri di laut, Waduk Bili – Bili merupakan medan yang digunakan untuk latihan ini. Dengan menggunakan alat bantu seadanya, berupa perahu karet dan jaket pelampung. Selain itu, dilatihkan pula penyelamatan diri ketika di tengah – tengah laut terjadi serangan musuh dari udara yang ditandai dengan pesawat Sukhoi yang melaksanakan penerbangan sebanyak 3 shortly, maka dengan sigap peserta harus membalikkan perahu karet serta menjauh dan menyelam. Dan penyelamatan diri dengan menggunakan bantuan helikopter yang terbang rendah mendekati prajurit yang terapung di tengah – tengah laut.
Menjelang malam hari, prajurit melaksanakan kompas malam di daerah Takalar serta bermalam disana dengan mendirikan para – para sebagai tempat istirahat. Pada saat di AWR (Air Weapon Range) Takalar para peserta Survival membaur bersama sambil beramah tamah dengan Penduduk setempat, menonton film yang diputar dengan menggunakan layar lebar yang disiapkan team komando latihan. Dan pagi hari berikutnya, kembali ledakan TNT dan rentetan peluru senapan membangunkan para peserta survival dan menandai akhir latihan dan seluruh peserta berhasil dengan selamat. Dua daerah tersebut yaitu dearah Bili – Bili dan AWR Takalar merupakan asset TNI AU yang berada dibawah binaan Lanud Sultan Hasanuddin dan merupakan lahan yang strategis sebagai daerah latihan yang sangat dibutuhkan.
Pada pukul 08.00 Wita (20/3) Latihan Survival Dasar Lanud Sultan Hasanuddin T.A 2009 ditutup dengan upacara militer. Komandan Lanud Sultan Hasanuddin pada sambutan tertulis yang dibacakan Komandan Wing 5 Lanud Sultan Hasanuddin selaku Inspektur Upacara mengatakan bahwa “Latihan ini dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan serta kesiapan awak pesawat Lanud Sultan Hasanuddin, dalam mempertahankan hidup dan dasar dasar penyelamatan diri dalam segala kondisi dan situasi darurat”. Lebih lanjut, dikatakan sebagai sarana untuk melatih dan memupuk kerjasama, dan beliau memberikan apresiasi yang positif terhadap hasil yang dicapai dari latihan tersebut.. Hadir pada kesempatan tersebut, Kadislog Lanud Sultan Hasanuddin Kolonel Tek Anwar Kasim, Danskadron Teknik 044, Danyon Paskhas 466 serta undangan baik dari kalangan TNI maupun Pejabat Sipil yang berada di Kabupaten Takalar. (TNI AU)
No comments:
Post a Comment