13 Februari 2009, Banyuwangi -- Bagi prajurit Korps Marinir, Pendidikan Komando (Dikko) menjadi salah satu prasyarat mutlak yang harus dilalui. Setelah berhasil menyelesaikan beberapa tahapan dalam Dikko ini mereka boleh masuk dalam keluarga besar Korps Marinir sekaligus berhak mengenakan Baret Ungu, baret kebangggan prajurit marinir dan Brevet Komando Hutan (Kohut).
Dikko yang digelar di Pusat Latihan Tempur (Puslatpur) Selogiri, Banyuwangi kali ini merupakan angkatan ke 136 yang diikuti oleh 103 peserta. Dari jumlah tersebut 42 diantaranya adalah Kadet AAL, 68 orang siswa Pendidikan Pertama Tamtama (Dikmata) XXVIII dan 3 orang lainnya siswa mantan Dikmata XXVII.
Dikko yang dilaksanakan selama tiga bulan ini sarat dengan ujian ketahanan baik mental, fisik maupun intelegensia para peserta didik. Pendidikan Dikko Marinir memang dikenal keras dan tidak kenal kompromi. Ada lima tahapan berat yang harus dilewati untuk dapat menyelesaikan pendidikan guna mendapatkan baret ungu ini.
Tahap Laut menjadi ujian pertama yang harus dilalui, kemudian beranjak ke Tahap Komando, Tahap Hutan, Tahap Gerilya Lawan Gerilya (GLG) dan terakhir Tahap Lintas Medan dengan menempuh jarak 300 Km dari Bayuwangi menuju Surabaya dengan berjalan kaki memotong 4 pegunungan di Jawa Timur.
Untuk tetap menjaga agar moril para prajurit siswa yang tengah menjalani tempaan berat dan keras ini tetap tinggi, Wakil Komandan Kobangdikal Brigjen TNI Mar Arief Suherman melakukan peninjauan ke daerah latihan di hutan Selogiri Banyuwangi untuk melihat secara langsung pelaksanaan Dikko yang sedang masuk tahan hutan. Selain untuk melihat secara langsung pelaksanaan latihan, juga untuk mengetahui kemajuan dan ketrampilan yang telah dicapai oleh para siswa serta mengetahui fasilitas dan sarana penunjang latihan.
Di Puslatpur Marinir Selogiri ini, Wadan Kobangdikal Brigjen TNI Mar Arief Suherman melihat dan menyaksikan secara langsung para siswa dalam memecahkan problem-problem yang telah dirancang para instruktur dengan bekal ilmu yang telah diperoleh sebelumnya baik di kelas maupun latihan-latihan kering. Latihan yang ditinjau diantaranya dover, kontak drill, pertempuran jarak dekat, jungle survival, meninjau menembak daya tembus dan menembak reaksi.
Usai melakukan peninjuan berbagai latihan, diakhiri dengan pengarahan Wadan Kobangdikal kepada para siswa. Dalam peninjauan tersebut, Wadan Kobangdikal yang didampingi Komandan Kodikmar Kolonel Mar Bambang Sulisno Sono, Komandan Pusdik Infantri Kolonel Mar Prasojo Sumarto, Kadep Marinir AAL Kolonel Mar Susmono serta pejabat teras Kobangdikal dan AAL lainnya berkesempatan memberikan bingkisan untuk para siswa dan instruktur. (tnial.mil.id)
BANYUWANGI, 13/2 - KOMANDO. Sebanyak 103 siswa Pendidikan Komando (Dikko) Angkatan 136, meneriakkan yel-yel komando Marinir di Puslatpur Selogiri, Banyuwangi, Jumat (13/2). Pendidikan yang meliputi lima tahap (Laut, Komando, Hutan, Gerilya Lawan Gerilya dan Lintas Medan) tersebut sebagai syarat untuk mendapatkan Baret Ungu Marinir dan Brevet Komando Hutan. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/ss/ama/09)
BANYUWANGI, 13/2 - KOMANDO. Satu dari 103 siswa Pendidikan Komando (Dikko) Angkatan 136, berusaha melewati desingan peluru tajam, dalam latihan dopper (serangan amunisi tajam) di Puslatpur Selogiri, Banyuwangi, Jumat (13/2). Pendidikan yang meliputi lima tahap (Laut, Komando, Hutan, Gerilya Lawan Gerilya dan Lintas Medan) tersebut sebagai syarat untuk mendapatkan Baret Ungu Marinir dan Brevet Komando Hutan. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/ss/ama/09)
BANYUWANGI, 13/2 - KOMANDO. Wadan Kobangdikal, Brigjend TNI Mar Arief Suherman (kiri), memegang seekor ular phyton yang dipegang satu dari 103 siswa Pendidikan Komando (Dikko) Angkatan 136, yang berlatih survival Komando Hutan di Puslatpur Selogiri, Banyuwangi, Jumat (13/2). Pendidikan yang meliputi lima tahap (Laut, Komando, Hutan, Gerilya Lawan Gerilya dan Lintas Medan) tersebut sebagai syarat untuk mendapatkan Baret Ungu Marinir dan Brevet Komando Hutan. (Foto:ANTARA/Eric Ireng/ss/ama/09)
BANYUWANGI, 13/2 - KOMANDO. Dua dari 103 siswa Pendidikan Komando (Dikko) Angkatan 136, berusaha melewati desingan peluru tajam, dalam latihan dopper (serangan amunisi tajam) di Puslatpur Selogiri, Banyuwangi, Jumat (13/2). Pendidikan yang meliputi lima tahap (Laut, Komando, Hutan, Gerilya Lawan Gerilya dan Lintas Medan) tersebut sebagai syarat untuk mendapatkan Baret Ungu Marinir dan Brevet Komando Hutan. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/ss/ama/09)
BANYUWANGI, 13/2 - KOMANDO. Beberapa dari 103 siswa Pendidikan Komando (Dikko) Angkatan 136, melakukan latihan simulasi pertempuran jarak dekat (PJD) di Puslatpur Selogiri, Banyuwangi, Jumat (13/2). Pendidikan yang meliputi lima tahap (Laut, Komando, Hutan, Gerilya Lawan Gerilya dan Lintas Medan) tersebut sebagai syarat untuk mendapatkan Baret Ungu Marinir dan Brevet Komando Hutan. (Foto:ANTARA/Eric Ireng/ss/ama/09)
BANYUWANGI, 13/2 - KOMANDO. Beberapa dari 103 siswa Pendidikan Komando (Dikko) Angkatan 136, melakukan latihan simulasi pertempuran jarak dekat (PJD) di Puslatpur Selogiri, Banyuwangi, Jumat (13/2). Pendidikan yang meliputi lima tahap (Laut, Komando, Hutan, Gerilya Lawan Gerilya dan Lintas Medan) tersebut sebagai syarat untuk mendapatkan Baret Ungu Marinir dan Brevet Komando Hutan. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/ss/ama/09)
No comments:
Post a Comment