9 Februari 2009, Surabaya -- Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) mengirimkan tim komando pasukan katak (kopaska) dan penyelam untuk menyelamatkan KRI Kupang yang nyaris tenggelam akibat dihantam ombak.
"Hari ini kami kirim satu tim kopaska dan penyelaman, masing-masing beranggotakan tujuh orang. Mereka akan bekerja untuk menguras air sehingga kapal bisa terangkat ke permukaan," kata Kadispen Koarmatim, Letkol Laut (KH) Drs Toni Syaiful di Surabaya, Senin.
Tim pasukan khusus Koarmatim dikirim ke lokasi dikandaskannya KRI Kupang di pantai Desa Martadesa, Kecamatan Pasarean, Bangkalan. Sehari sebelumnya, upaya menyedot air di kapal perang jenis kecil itu tidak berhasil karena ombak besar dan hujan.
"Saat 'beaching' (mendarat di pantai), kapal itu semalam terkena ombak besar sehingga posisinya bergeser. Air di dalam kapal bertambah banyak hingga mencapai separuhnya. Tapi karena kapal sudah dikandaskan di pantai, maka tidak tenggelam," ujarnya.
Ia mengemukakan, tim kopaska dan penyelam TNI AL akan berupaya memompa ruang hampa di kapal tersebut dan memasukkan beberapa drum ke dalamnya sehingga kapal bisa terangkat. Kalau sudah terangkat, maka tim penyelam akan melas rampa (pintu) yang bocor dihantam ombak.
"Saat kapal itu dihantam ombak, rampanya bergeser dan ada yang bocor. Komandan kapal beserta ABK sudah melakukan upaya penyelamatan sesuai prosedur dengan memompa air. Namun karena saat itu malam hari, upaya itu tidak banyak membantu," katanya.
Akhirnya komandan kapal berupaya membawa kapal ke perairan yang lebih dangkal agar tidak tenggelam. Kapal dengan 26 ABK tersebut mendarat di pantai ("beaching").
KRI Kupang 582 berjenis Landing Craft Utility (LCU) mempunyai panjang 36,27 M, lebar 9,7 M, bobot 370 ton, buatan PT PAL tahun 1978 dipakai Armatim dalam operasi di APBS/APTS (Alur pelayaran Barat/Timur Surabaya). (edited antarajatim.com/tnial.mil.id/beritahankam.blogspot.com)
No comments:
Post a Comment