8 Februari 2009, Surabaya -- Kepala Staf TNI AL (KSAL), Laksamana TNI Tedjo Edhi Purdijatno mengemukakan, kekuatan udara TNI AL yang saat ini ada hanya sekitar 65 persen siap untuk dioperasikan.
TNI AL memiliki 71 pesawat berbagai jenis dan separuhnya ada yang berumur di atas 20 tahun," katanya kepada wartawan seusai peresmian pengalihan pembinaan satuan-satuan di penerbangan TNI AL di Surabaya, Rabu.
Ia mengemukakan, melihat luasnya wilayah perairan Indonesia yang harus diamankan,
sebetulnya idealnya penerbangan TNI AL memiliki 135 pesawat.
Untuk menambah kekuatan itu, katanya, TNI AL kini memesan tiga pesawat jenis CN325 dari PT Dirgantara Indonesia (DI).
"Ketiga pesawat itu akan selesai tahun depan, sedangkan untuk tahun ini tidak ada penambahan," kata perwira tinggi berbintang empat yang juga penerbang TNI AL itu.
Ia mengemukakan, pengalihan pembinaan satuan-satuan di penerbangan TNI AL itu dalam rangka efektivitas dan efisiensi sehingga penerbangan TNI AL memiliki kekuatan seperti Korps Marinir.
"Mengenai konsekuensi dari alih pembinaan ini, tidak otomatis bersamaan dengan penambahan alutsista, karena hal itu tetap disesuaikan dengan anggaran yang ada," katanya.
Sementara itu satuan-satuan penerbangan TNI AL yang selama ini berada di bawah Koarmartim dan Koarmabar dialihkan ke Pusat Penerbangan TNI AL (Puspenerbal) yang berpusat di Surabaya.
Satuan-satuan itu adalah, Wing Udara Koarmatim menjadi Wing Udara I, Wing Udara Koarmabar menjadi Wing Udara II. Keduanya dibawah pembinaan Puspenerbal, termasuk sejumlah Pangkalan Udara TNI (Lanudal) yang selama ini berada di bawah Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal).
"Meskipun pembinaannya di bawah Puspenerbal, namun untuk tugas operasi tetap berada di bawah kendali Koarmatim dan Koarmabar. Semua ini ditata untuk menjawab tantangan global yang semakin kompleks," katanya. (antarajatim.com)
No comments:
Post a Comment