KSAL Laksamana TNI Tedjo Edhy P, menyerahkan tanda kehormatan yang baru kepada Komandan Pusat Penerbangan TNI AL, Laksma TNI Rudy Hendro Satmoko, saat upacara Alih Bina Satuan Penerbangan TNI AL di Lanudal Juanda, Rabu (18/2). Alih bina tersebut dimaksudkan untuk efektifitas, efisiensi dan pengoptimalan kinerja organisasi Penerbangan TNI AL. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/Koz/hp'/09)
17 Februari 2009, Surabaya -- Jajaran Penerbangan TNI AL mengalami Sejarah baru dengan adanya alih bina satuan Penerbangan kedalam Jajaran Pusat Penerbangan TNI AL (Puspenerbal), ini merupakan perubahan internal organisasi TNI AL secara keseluruhan guna pembinaan sesuai tugas dan fungsinya.
Satuan-satuan Penerbangan TNI AL selama ini berada dibawah pembinaan Koarmatim dan Koarmabar telah di apresiasikan kepada satuan penerbangan yang diharapkan melaksanakan tugasnya sebagai bagaian integral Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT) secara efektif dan efisien guna mendukung tugas pokok TNI AL, melalui alih bina itu organisasi Penerbangan TNI AL ditata kembali agar memenuhi seterata kedudukan dengan merubah Wing Udara Koarmatim menjadi Wing Udara I, Satuan Udara Koarmabar menjadi Wing Udara II, Lanudal-lanudal dan pembentukan Fasharkan sebagai satuan-satuan Penerbangan di bawah jajaran Puspenerbal.
Dengan adanya Puspenerbal ini di harapkan mampu menajamkan pembinaan personil, materil serta pembenahan diri secara metode sistem, prosedur dan mekanisme hubungan secara internal di bawahnya maupun dengan kotama dan satuan lainnya. Secara internal pembenahan lebih di arahkan pada efektifitas dan efisiensi pola kerja dan peningkatan kualitas personil, materil dan kesiapan unsur agar dapat digunakan oleh satuan operasional.
Penggunaan unsur-unsur udara dan pangkalan TNI AL sebagai bagian SSAT tetap digunakan secara konsisten guna menyusun dan mengembangkan struktur kekuatan TNI AL.
Pengembangan penerbangan di masa datang di arahkan pada aspek kemampuan pesawat udara yang sesuai dengan kemampuan Naval Version serta peningkatan penguasaan teknologi bagi para pengawak serta pendukungnya, peningkatan itu dilaksanakan secara bertahap melalui kajian mendalam melalui aspek teknis, fungsi pesud menyesuaikan dukungan dan kebijaksanaan pemerintah.
Peningkatan secara bertahap ini juga harus diimbangi dengan peningkatan aspek pendidikan dan pelatihan bagi para pengawak dan pendukungnya melalui pendidikan didalam maupun di luar negeri. Dengan demikian kemampuan materil dan personil yang meningkat akan meminimalis resiko kecelakaan dalam rangka mensukseskan zero accident yang dicanangkan oleh Presiden RI.
Dengan berkembangnya taktik dan strategi pertempuran laut, Puspenerbal dituntut untuk mengembangkan diri dengan menyusun kajian strategi berkaitan dengan sistem dan teknologi penerbangan untuk menunjang kemampuan yang dimiliki sebagai bagian dari SSAT.
Untuk mencapai tugas pokok TNI AL dalam mengamankan dan mempertahankan keseluruhan perairan yuridiksi nasional dikaitkan dengan keterbatasan dukungan negara, penerbangan TNI AL melaksanakan tugas dengan skala prioritas pada daerah rawan secara selektif berdasarkan data-data intelijen.
Dengan demikian Penerbangan TNI AL dan satuan-satuan di bawahnya dapat memberikan pengabdian secara maksimal bagi Angkatan Laut, TNI, Bangsa dan Negara.
Demikian penjelasan Komandan Pusat Penerbangan TNI AL Laksamana Pertama TNI Rudy Hendro Satmoko yang juga Pilot Heli TNI AL. Beliau adalah Perwira lulusan AAL Angkatan XXV. Dharma Jalakaca Putra. Jalesveva Jayamahe. (puspenerbal)
No comments:
Post a Comment