Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (kiri) didampingi Wapres Boediono (kanan) memimpin rapat kabinet terbatas di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (9/8). Rapat tersebut membahas soal pembangunan di sektor pertahanan. (Foto: ANTARA/Widodo S. Jusuf/Koz/mes/12)
9 Agustus 2012, Jakarta: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kembali menegaskan, kekuatan TNI yang kini dimiliki masih jauh dari kebutuhan minimal yang diperlukan. "Saya mengulangi lagi apa yang saya sampaikan di berbagai forum, kekuatan TNI sekarang, terus terang masih jauh di bawah, yang disebut dengan minimum essential force," kata Presiden saat membuka rapat kabinet terbatas di Mabes TNI, Cilangkap, Kamis.
Untuk itu, dalam lima tahun masa pemerintahannya 2009-2014, Presiden Yudhoyono terus meningkatkan anggaran militer guna membangun kekuatan dan melakukan modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista).
"Di negara manapun, anggaran pertahanan, defense budget relatif besar. Oleh karena itu, saya minta agar anggaran ini dikelola dengan baik," kata Presiden.
Apalagi, menurut Presiden, saat ini operasi militer tidak hanya untuk pertahanan dan keamanan. Namun, juga berkembang seperti untuk penanggulangan bencana, tugas memelihara perdamaian bahkan turut dalam pemberantasan terorisme.
Presiden mengatakan, modernisasi alutsita telah lama terhenti. "Bukan hanya pada saat Indonesia mngalami krisis, sebelumnya pun kita tidak menambah dalam jumlah yang besar," katanya.
Untuk itu, dengan anggaran belanja negara yang lebih baik saat ini didorong oleh pertumbuhan ekonomi yang kuat, dapat menunjang pembiayaan pembangunan kekuatan dan modernisasi militer.
Sementara itu, Presiden dan sejumlah pejabat negara menggelar rapat kabinet terbatas di Mabes TNI untuk membahas pembangunan sistem pertahanan nasional. Acara itu akan dilanjutkan dengan buka bersama.
Sumber: Investor
No comments:
Post a Comment