Operasi Siaga Tempur Laut dengan sandi “Arung Pari-11” yang melibatkan kekuatan laut berupa 5 kapal perang, sebuah helikopter TNI AL jenis Bolkow, satu tim Komando Pasukan Katak, satu tim Intai Amfibi Marinir, satu tim Kesehatan, dan dua tim Repair diberangkatkan menuju medan tugas oleh Asisten Operasi Panglima TNI Mayjen TNI Hambali Hanafiah, Jumat (18/3) di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta. Tampak Asisten Operasi Panglima TNI Mayor Jenderal TNI Hambali Hanafiah (tengah) diapit Pangarmabar Laksda TNI Hari Bowo (kiri) dan Asops Kasal Laksda TNI Slamet Yulistiono dengan latar belakang KRI Yos Sudarso-353 sesusai upacara pemberangkatan. (Foto : Dispenal)
18 Maret 2011, Jakarta -- (Dispenal): Operasi Siaga Tempur Laut dengan sandi “Arung Pari-11” yang melibatkan kekuatan laut berupa 5 kapal perang, sebuah helikopter TNI AL jenis Bolkow, satu tim Komando Pasukan Katak, satu tim Intai Amfibi Marinir, satu tim Kesehatan, dan dua tim Repair diberangkatkan menuju medan tugas oleh Asisten Operasi Panglima TNI Mayjen TNI Hambali Hanafiah, Jumat (18/3) di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta.
Operasi Siaga Tempur Laut dengan sandi “Arung Pari-11” adalah operasi siaga tempur laut, merupakan implementasi tugas operasi militer untuk perang (OMP) yang dilakukan oleh Komando Armada RI Kawasan Barat selaku Kotama Operasi TNI dengan tujuan menjaga kedaulatan Negara dan penegakkan hukum di laut.
Menurut Asops Panglima TNI Mayjen TNI Hambali Hanafiah kegiatan operasi ini akan berlangsung selama 180 hari (sekitar 6 bulan) dan terintegrasi di seluruh wilayah Indonesia bagian Barat, terutama di daerah rawan strategis sebagai antisipasi dan dampak penangkalan dari berbagai kemungkinan ancaman yang timbul. Menurut Asops, dengan kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan yang berada di silang dua benua dan dua samudera memungkinkan memiliki tingkat kerawanan yang tinggi terhadap terjadinya pelanggaran kedaulatan negara dan hukum di laut. “Kerawanan dan pelanggaran tersebut seperti konflik perbatasan, pelanggaran wilayah, terorisme, sea robbery, illegal fishing, illegal trafficking dan kegiatan illegal lainnya,” kata Asops Panglima TNI.
Untuk itu, tambah Asops Panglima TNI, Operasi Siaga Tempur Laut dengan nama sandi “Arung Pari-11” yang dilaksanakan oleh unsur-unsur TNI AL merupakan tugas kehormatan yang memiliki makna strategis dalam rangka menjaga kepentingan dan kedaulatan Negara.
Pemberangkatan Operasi Siaga Tempur Laut yang dilaksanakan di Tanjung Priok Jakarta Utara digelar melalui upacara militer dengan inspektur upacara Asops Panglima TNI Mayjen TNI Hambali Hanafiah. Melatar belakangi pasukan upacara 5 kapal perang TNI AL yang akan berlayar dalam operasi tersebut. Kelima kapal perang TNI AL itu adalah KRI Yos Sudarso-353, KRI Teuku Umar-385, KRI Patiunus-384, KRI Lemadang-806, dan KRI Kalahitam-828.
Hadir pada upacara pemberangkatan Operasi Siaga Tempur Laut tersebut Asisten Operasi (Asops) Kasal Laksda TNI Slamet Yulistiono, Panglima Armada RI Kawasan Barat (Pangarmabar) Laksda TNI Hari Bowo, Kepala Staf (Kas) Armabar Laksma TNI Herry Setianegara, serta Kepala Staf Kolinlamil Laksma TNI INGN Aryatmaja.
Sumber: Dispenal
yang berangkat ke somalia mana pak? dah jelas ada kapal indonesia dibajak dan 20-an WNI disandera, masih juga latihan dan pura2 gak tau ?
ReplyDeleteUdah tau presidennya beye, peragu bin lamban kok masih tanya, kamu masih nanyaaaa
Delete