
05 Maret 2010, Surabaya - Prajurit Batalyon Intai Amfibi-1 (Taifib-1) Marinir menggelar latihan atau simulasi antiteror di perkotaan, Jumat, yakni kompleks Tunjungan Plasa, Grand City, dan Darmo Trade Center (DTC) Surabaya.
Di kompleks Tunjungan Plasa, latihan itu ditandai dengan aksi pembebasan pejabat yang disandera teroris di kompleks Tunjungan Plasa.
Menyikapi aksi penyanderaan itu, Komandan Batalyon Taifib-1 Marinir Letkol Marinir Fery Marpaung menerjunkan satu tim menuju Tunjungan Plasa.
Tim yang terdiri atas tujuh personel itu diangkut Helikopter Bell HU-417 milik Skuadron 400 Wing Udara Lanudal Juanda.
Setelah helikopter mendarat di atap kompleks Tunjungan Plasa, pasukan Taifib-1 Marinir melakukan "fast rope" (turun dari helikopter dengan seutas tali).
Suara tembakan dari teroris yang tiada henti menyambut kedatangan tujuh prajurit Taifib tersebut, namun pasukan terus bergerak menuju lokasi penyanderaan pejabat di salah satu gudang Tunjungan Plasa.
Akhirnya, baku tembak tak dapat dihindari lagi, sehingga tujuh anggota Pasukan Khusus Korps Marinir tersebut berhasil melumpuhkan teroris yang bersenjata laras panjang.


Pintu gudang tempat penyanderaan pun didobrak oleh anak buah Letkol Marinir Fery Marpaung itu, sehingga baku tembak terjadi lagi di dalam gudang.
Sandera pun dapat diselamatkan dan langsung dievakuasi dengan helikopter yang masih terbang di atap kompleks Tunjungan Plasa.
Evakuasi sandera menggunakan Special Tactical Airbone Operation (STABO), yaitu bergelantungan di bawah helikopter dengan tali.




Menurut Komandan Batalyon Taifib-1 Marinir Letkol Marinir Fery Marpaung, latihan bertujuan untuk mengasah ketrampilan personel dan sekaligus memelihara kemampuan operasi antiteror di kota.
"Latihan menggunakan teknik fast rope dan stabo, karena teknik itu biasa digunakan di gedung-gedung tinggi atau lokasi pendaratan yang tergolong sulit dan penuh halangan," kata orang nomor satu di jajaran Batalyon Taifib-1 Marinir itu.
ANTARA JATIM
latihan trus jaga negara ini dengan baik....
ReplyDelete