KRI Dewa Ruci. (Foto: Riau Pos)
6 Januari 2010, Jakarta -- Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut menetapkan beberapa prioritas peningkatan alat utama sistem persenjataan atau alutsista. Salah satu yang penting adalah penggantian kapal latih KRI Dewaruci.
Hal itu disampaikan Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Madya Agus Suhartono seusai upacara perayaan HUT ke-47 Korps Wanita Angkatan Laut di Jakarta, Selasa (5/1). KRI Dewaruci adalah kapal latih bagi taruna Akademi Angkatan Laut yang merupakan kapal layar terbesar yang dimiliki TNI AL. Kapal yang berbasis di Surabaya ini dibuat tahun 1953.
Pengadaan alutsista tetap berpedoman pada postur pertahanan kekuatan esensial minimal. Berdasarkan postur tersebut, diharapkan ada beberapa alutsista tambahan. Saat ini yang sudah diproses adalah kapal perusak rudal (PKR), kapal cepat rudal (KCR), dan kapal untuk survei hidro oseanografi.
BMP-3F IFV berkemampuan amphibi, pada awalnya Korps Marinir akan menerima 20 unit. Proses negosiasi yang memakan waktu yang lama, akhirnya anggaran yang tersedia hanya cukup dibelikan 17 unit karena harga per-unitnya telah naik. (Foto: kurganmash.ru)
Selain kapal, 17 tank BMP-3F untuk marinir juga akan segera datang dari Rusia tahun ini. ”Kita juga sudah tanda tangan kontrak dengan PT Dirgantara Indonesia untuk tiga pesawat CN 235. Pesawat-pesawat itu mulai dikerjakan tahun ini dan butuh waktu 24 bulan untuk penyelesaiannya,” kata Agus.
TNI AL juga merencanakan penggunaan kapal-kapal landing platform dock (LPD) dan landing ship tank (LST) dengan optimal. Bekerja sama dengan PT PAL dan pendanaan bersumber dari dalam negeri, pengoptimalan kapal yang ada memiliki daya tangkal yang seimbang dengan enam kapal LST yang diganti.
TNI AL juga berencana membuat perampingan jenis kapal dengan membuat alur-alur logistik. Dengan demikian, jenis kapal yang tadinya memiliki varian lebar menjadi lebih sedikit sehingga lebih efisien dari sisi logistik. Hal ini diakui tidaklah mudah karena banyaknya jenis kapal sehingga harus dilakukan bertahap.
KOMPAS
Bravo TNI.. Moderenisasi dan peremajaan Alutsista sangat penting.. PAL, PINDAD PTDI dan semua jaringan Industri Strategis untuk TNI PASTI BISA..!!!
ReplyDeleteJangan lagi kita tergantung dari Negara US dan UE yang selalu mengatasnamakan HAM...
Padahal Mereka adalah pelanggar HAM terbesar di Muka bumi ini..
NKRI Harga Mati...!!!