KRI Krait-827 produksi bersama Fasharkan (fasilitas pemeliharaan dan perbaikan) Mentigi- dan PT Batam Expresindo Shipyard (BES), Tanjung Guncang. KRI Krait bertonase 190 DWT dengan jarak jelajah sekitar 2.500 mil, dipersenjatai senapan mesin 12,7 mm dan meriam laras ganda (Two in Barrel) kaliber 25 mm yang dapat dioperasikan secara otomatis maupun manual. Dilengkapi radar dengan jangkauan 96 Nautical Mil (setara 160 km) dengan sistem navigasi GMDSS Area 3 dengan kecepatan terpasang 25 knots.(Foto: jpnn.com)
26 Desember 2009, Jakarta -- Asisten Perencanaan (Asrena) KSAL Laksamana Muda TNI Mochamad Jurianto menegaskan, TNI AL membutuhkan sedikitnya 151 kapal perang atau KRI (Kapal RI) untuk mengamankan seluruh wilayah Nusantara.
“Kami sudah mempunyai sejumlah kapal perang, pesawat udara, dan kendaraan tempur, tapi mayoritas sudah berusia 26 tahun lebih,” katanya, kemarin.
Jurianto mengatakan kebutuhan minimal alat sistem utama senjata (alutsista) bagi TNI AL adalah 151 kapal perang, 54 pesawat udara, dan 310 kendaraan tempur.
“Karena keterbatasan anggaran negara, maka kami menargetkan kebutuhan itu terpenuhi dalam 10-15 tahun, namun kami akan tetap merencanakan tiga cara dalam jangka pendek yakni penambahan baru sesuai kemampuan anggaran, menghapus alutsista yang tua atau membahayakan, dan memodernisasikan,” katanya.
Terkait penambahan alutsista baru itu, katanya, KSAL sudah mencanangkan korvet nasional dalam beberapa tahun ke depan, kemudian melakukan pemodernisasian kapal perang.
“Alutsista tua itu membutuhkan biaya perawatan yang mahal, karena itu pimpinan akan melakukan modernisasi, di antaranya untuk kapal selam yang akan dilakukan di Korea selama 1-2 tahun dengan melakukan kerja sama alih teknologi,” katanya.
POS KOTA
No comments:
Post a Comment