2 Maret 2009, Jakarta -- Pengamat Pertahanan Connie Rahakundini Bakrie berpendapat, Indonesia sebagai Negara besar di kawasan Asia Pasifik sebaiknya membangun kekuatan pertahanan sehingga dapat disejajarkan dengan negara-negara Asia Pasifik lainnya. Namun untuk membangun kekuatan tersebut, kata Connie di Jakarta, Sabtu (28/2), Indonesia seyogyanya membangun kerjasama dengan Amerika, sebab RI dianggap sebagai tataran Negara dunia baru dari Negara dunia ketiga.
Dia mengatakan, Indonesia sebagai Negara di kawasan Asia Pasifik selalu dianggap oleh Australia sebagai ancaman dari selatan. Namun TNI dalam membangun pertahanan seakan-akan selalu tanpa adanya ancaman. Ini tercermin dari anggaran pertahanan selalu menurun antara 30 hingga 40 persen dari APBN. Padahal, ancaman keamanan di wilayah RI dari pihak asing selalu ada. Australia misalnya, sudah membeli enam kapal selam atau Singapura dan Malaysia dengan alutsistanya yang canggih, ujarnya.
Menurutnya, ancaman paling besar tertuju ke kawasan timur Indonesia karena TNI AL minim kapal selam dan tidak punya radar serta sistem pengintai yang canggih. Karena itu sudah waktunya para pemimpin Bangsa menetapkan kepentingan Nasional untuk menjaga kedaulatan Indonesia berdasarkan UUD 45. Dia berpendapat, idealnya anggaran pertahanan itu 5,7 persen dari PDB dan ada alasan untuk meningkatkan anggaran, karena kepentingan nasional berapapun harganya harus disediakan. Saya pikir, Pemerintah Indonesia juga sudah harus berani secara diplomasi meningkatkan kerjasama internasional, katanya.(kodam-jaya)
No comments:
Post a Comment