C-130 Hercules TNI AU (Photo: tni-au.mil.id)
20 Januari 2008, Jakarta -- Pemerintah Indonesia segera memperbaharui mesin, suku cadang, dan komponen kritis pesawat angkut berat C-130 Hercules TNI Angkatan Udara (AU), untuk meningkatkan rata-rata kesiapan skadron udara angkut berat.
Sekjen Departemen Pertahanan (Dephan) Letjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin di Jakarta, Selasa (20/1), mengatakan, pihaknya belum menentukan dari perusahaan mana mesin, suku cadang, dan komponen kritis pesawat C-130 Hercules itu.
"Kita masih melihat tiga perusahaan yang lulus seleksi dalam pengadaan mesin dan suku cadang Hercules tersebut, dan mereka akan mempresentasikannya. Kita akan melihat mana yang lebih efektif, efisien, dan sesuai dengan kebutuhan serta kebijakan kita," katanya di sela-sela rapat Tim Evaluasi Pengadaan (TEP) Dephan terkait pengadaan mesin dan suku cadang Hercules TNI AU.
Ia menjelaskan, pengadaan perbaikan mesin propeller dan suku cadang Hercules menggunakan fasilitas Kredit Ekspor (KE) 2006 senilai 7,2 juta dolar AS, mengingat alokasi anggaran dalam negeri tidak mencukupi.
Dari delapan perusahaan, kini tinggal tiga yang terlibat dalam tender pengadaan dan perbaikan mesin dan suku cadang Hercules TNI AU yakni Aerod (Malaysia), Standard Aero (Kanada) dan Roll Royce dari Amerika Serikat (AS). "Dalam TEP Dephan tersebut, ketiga perusahaan itu melakukan paparan kesiapan pelaksanaan kontrak," lanjut Sjafrie.
Dengan pengadaan mesin dan suku cadang tersebut, lanjut dia, tingkat kesiapan skadron Hercules TNI AU dapat ditingkatkan. Saat ini, dari 228 pesawat yang dimiliki TNI AU baru 94 pesawat yang beroperasi optimal dengan rata-rata kesiapan 30 hingga 60 persen.
Pesawat tempur TNI AU dari 75 pesawat hanya 27 yang siap, 51 pesawat angkut hanya 21 yang siap, dari 53 pesawat latih baru 21 pesawat yang operasional optimal. Sedangkan untuk helikopter, dari 50 unit yang ada hanya 25 unit yang berada dalam kondisi optimal. (Ant/OL-01/mediaindonesia.com)
No comments:
Post a Comment