Berita Pertahanan dan Keamanan, Industri Militer Indonesia dan Dunia, Wilayah Kedaulatan NKRI serta Berita Militer Negara Sahabat
Monday, January 21, 2013
TNI AL dan US Navy Akan Gelar Latma Peperangan Ranjau
21 Januari 2013, Surabaya: Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim ) akan menggelar latihan bersama peperangan ranjau Mine Exercise ( MINEX) / Explosive Ordonance Disposal Exercise (EODEX) tahun 2013 dengan Angkatan Laut Amerika (US Navy). Rencana latihan bersama dibahas dalam rapat di Satuan Kapal Ranjau (Satran) Koarmatim, Senin (21/1). Joint MINEX – EODEX 2013, merupakan latihan bilateral antara TNI Angkatan Laut dengan US Navy yang dilaksanakan setiap tahun sekali.
Rapat perencanaan dipimpin oleh Komandan Satuan Kapal Ranjau Koarmatim Kolonel Laut (P) Benny Sukandari, dan dihadiri oleh peserta latihan dari Satkopaska Koarmatim, Dislambair Koarmatim, Diskes Koarmatim personel Kapal Perang Republik Indonesia ( KRI ) dan tim pendukung lainnya.
Rencananya gladi peperangan ranjau tersebut akan dilaksanakan tanggal 18 sampai dengan 27 Februari 2013, bertempat di Surabaya dan perairan Pasir Putih, Situbondo Jawa Timur. Penyelengaraan latihan dilaksanakan empat tahap yaitu, tahap perencanaan, persiapan, pelaksanaan dan pengakhiran.
Tujuan dari latihan bersama bilateral tersebut untuk memperkuat hubungan dan meningkatkan kerja sama, interoperabilitas serta kesepahaman bersama antara TNI AL dan US Navy khususnya mengenai peperangan ranjau serta pertukaran informasi tentang kemampuan, perkembangan teknologi dari masing-masing negara.
Adapun sasaran latihan yaitu memperkuat hubungan antar kedua angkatan laut melalui latihan bersama dan interaksi sosial, meningkatkan interoperabilitas dan pemahaman doktrin peperangan ranjau antara TNI-AL dan USN, Memadukan presepsi dalam pelaksanaan penyebaran ranjau, pemburuan ranjau, penyapuan ranjau dan EOD.
Sumber: Dispenarmatim
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Utk latihan dg luar negeri hrs dibatasi, jangan dilos hrs ada pengawasan karena berkaitan dg pendanaan dan daerah papua/kalimantan di NKRI masih perlu pengawasan yg ketat.
ReplyDelete