(Foto: Dispenarmatim)
16 Oktober 2012, Sangatta: Operasi Amfibi, “berhasil merebut daerah Sangatta dari tangan musuh,” demikian sekenario dalam latihan dengan sandi Armada Jaya (AJ) XXXI/2012. Peralatan tempur TNI AL berupa kapal-kapal perang dan Tank Amfibi berbagai jenis dan pasukan Marinir, dikerahkan untuk merebut Sangatta dari pasukan lawan. Pasukan Pendarat (Pasrat) Marinir menyerbu daerah tumpuan pantai dan obbyek-obyek vital nasional yang berada di wilayah Sagatta, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, Senin ( 15/10).
Serbuan amfibi diawali dengan Taklimat yang disampaiakan oleh Panglima Komando Tugas Gabungan Amfibi (Pangkogasgabfib), Laksamana Muda TNI Sadiman, pada pukul 04.10 WITA. Penyampaian taklimat disiarkan langsung dari KRI Banjarmasin-590, yang diakses oleh radio komunikasi unsur-unsur Subkogasgabfib. Dalam taklimatnya Pangkogasgabfib memerintahkan agar mendaratkan pasukan pendarat dan merebut kembali Sangatta kembali ke pangkuan ibu pertiwi.
Pertempuran akan dimulai, pasukan Marinir dengan peralatan tempurnya keluar dari beberapa Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) jenis Landing Ship Tank (LST) dan kapal perang jenis Landing Platform Dock (LPD), yang sedang dalam posisi lego jangkar tidak jauh dari Pantai Sangatta. Sebelum pasukan Marinir didaratkan, beberapa personel Komando Pasukan Katak (Kopaska), terlebih dahulu menyusup didaerah pantai untuk memberikan data dan informasi tentang daerah sasaran.
Suasana Pantai Sangatta dinihari yang gelap dan hening, pecah ketika tim Kopaska melakukan demolisi (peledakan) sabotase terhadap garis pertahan musuh yang ada dipantai. Tindakan sabotase ini untuk membuka jalur bagi pasukan pendarat Marinir. Suara ledakan disusul Tembakan Bantuan Kapal (BTK) dari meriam-meriam kapal perang yang tergabung dalam Kogasgabla. Dentuman meriam bertubi-tubi menghajar daerah pertahan lawan.
Pada saat bersamaan Tank-Tank Amfibi, dan Kendaraan Pendarat Amfibi (Ranratfib) yang mengangkut pasukan Marinir meluncur ke garis pantai. Pasukan Marinir yang berhasil melakukan pendaratan, mengejar sisa-sisa pasukan musuh yang terpecah menjadi kelompok-kelompok kecil. Sedangkan beberapa senjata berat berhasil didaratkan menggunakan Kendaraan Amfibi Pengangkut Artileri (Kapa). Meriam Howitzer memberikan tembakan penghancuran.
Pasukan Marinir terus mengejar sisa-sisa pasukan musuh. Dalam pengejaran itu bahkan salah satu Tank Amfibi terkena ranjau yang dipasang musuh. Beberapa pasukan Marinir terluka dan dievakuasi. Hal ini tidak menyurutkan mental pasukan yang lain untuk terus bertempur dan dan menghancurkan musuh yang menguasai obyek-obyek vital nasional. Pertempuran berlangsung selama kurang lebih tujuh jam mulai pukul 09.00 WITA hingga pukul 16.WITA. Selasa (16/10), daerah tumpuan pantai, Dermaga, Stasiun pemancar radio dan TV serta bandara berhasil direbut. Keberhasilan pasukan pendarat menguasai obyek-obyek vital, dan pedaratan administerasi, merupakan akhir dari tahap Manuver Lapangan (Manlap) gladi tempur Armada Jaya XXXI/2012.
Tahapan Manlap Armada Jaya XXXI/2012, dimulai sejak tanggal tanggal 10-23 Oktober 2012, dengan daerah latihan melalui Alur Pelayaran Barat Surabaya, Laut Sulawesi, Selat Makassar dan Sangatta. Sedangkan Latihan AJ/12, diawali dengan Latihan Posko di Mako Seskoal, Jakarta, sejak awal September tahun 2012. Latihan ini melibatkan 21 KRI dari jajaran Koarmatim. Usai perebutan sasaran, Kapal-kapal perang tersebut melaksanakan persiapan untuk kembali ke pangkalan Surabaya.
Sumber: Dispenarmatim
No comments:
Post a Comment