Lockheed Martin F-35B Lightning II. (Photo: Lockheed Martin)
6 Maret 2012, Singapura: Kontraktor utama pembuat pesawat F-35 Lightning II, Lockheed Martin, melirik Indonesia sebagai salah satu negara pasar potensial untuk penjualan pesawat generasi kelima berteknologi stealth tersebut.
Demikian diungkapkan majalah pertahanan Jane’s Defence Weekly (JDW) edisi 22 Februari 2012. Direktur pencarian pelanggan internasional Lockheed Martin, Dave Scott, mengatakan, kepercayaan komunitas internasional terhadap pesawat yang dibuat dalam program Joint Strike Fighter (JSF) itu makin tumbuh setelah Jepang memutuskan membeli F-35 akhir tahun lalu.
Selain Jepang, negara yang dipandang sebagai calon pelanggan potensial pesawat berkemampuan mengelak dari deteksi radar itu adalah Korea Selatan, yang sudah mengajukan permohonan proposal penawaran, dan Singapura, yang menjadi salah satu partisipan kerja sama keamanan JSF.
Di luar kedua negara itu, Lockheed Martin melihat Indonesia dan Thailand juga menjadi pasar potensial. Kedua negara tersebut saat ini tengah mencari calon pengganti armada pesawat F-16 Fighting Falcon mereka yang sudah mulai tua.
“F-35 adalah pesawat pengganti untuk pesawat F-16, F-18, A-10, Mirage, dan pesawat jet tempur generasi keempat lainnya. Jadi, logis jika melihat ke semua basis pelanggan kami yang saat ini mengoperasikan pesawat (generasi) itu dan mengatakan mereka akan menjadi pelanggan potensial F-35,” tutur Scott.
Program JSF saat ini masih menghadapi berbagai masalah teknis, penundaan produksi, dan pembengkakan biaya pengembangan, serta sudah mencatat rekor sebagai program pengembangan senjata termahal dalam sejarah Pentagon. Dalam kesepakatan dengan Jepang, satu unit pesawat ini dihargai tak kurang dari 120 juta dollar AS (Rp 1,1 triliun).
Sumber: Surya
Tak usah pake amerika lah.. banyak mau'nya untuk pesawat dan teknologi jaminan bebas embargo mending beli dari Uncle Bear.. b^_^d
ReplyDeleteBelajarlah dari pengalaman pahit masa lampau.. Embargo & kepentingan Politis US.. untuk pembelian alutsista strategis yang kategorinya "heavy modern warfare" perlu di pertimbangkan kajian teknis dan supporting logistic'nya. Selain ongkos maintain extra mahal, perlu di pikirkan aspek politisnya.
ReplyDeleteJangan mau beli Indonesia, nanti diembargo dengan alasan pelanggaran HAM, itu pesawat prodak gagal, lebih baik kerja sama dengan Rusia kembangin pesawat siluman FA/PAK T-50 dari sukhoi, dengan Transfer teknologi, truss buat di dalam negeri. ingat jangan kerja sama dengan US bisa bahaya di masa depan nanti.
ReplyDeleteNGAPAIN BELI KAPAL ITU MAHAL-MAHAL LEBIH BAIK INDONESIA BIKIN RUDAL SENDIRI SAJA MUARAH DAN SANGAT MEMATIKAN UTUK MENGHANCURKAN SEGALA MATRA MUSUH" RUDAL DARI DARAT KE UDARA, DARI UDARA KE DARAT, DARI DARAT KE DARAT, DARI JARAK PENDEK SAMAPI JARAK JAUH KARNA RUDAL BISA DI GUNAKAN UNTUK PERANG SKALA KECIL MAUPUN SKALA BESAR DAN BISA DIBILANG MERUPAKAN SALAH SATU UNSUR PENTING DALAM ANGKATAN BERSENJATA SUATU NEGARA. FUNGSINYA BISA SEMAKIN VITAL DALAM “MENGOYAK” KEKUATAN PERTAHANAN TIGA MATRA SEKALIGUS DARAT,UDARA DAN LAUT MUSUH. DAN BISA MEMANCARKAN AURA SANGAT BESAR BAGI NEGARA LAIN UNTUK MIKIR2 MNYERANG INDONESIA.LIAT KOREA UTARA WALAUPUN NEGARA KECIL TAPI SUDAH BISA MEMBUAT RUDAL-RUDAL SPERTI DIATAS BAHKAN RUDAL JELAJAH ANTAR BENUA, AS PUN TAKUT PADANYA...KAPAN INDONESIA BIKIN RUDAL..."JANGAN CAIRI PROYEK MELULU BELI TERUS KELUAR"...KASIHAN RAKYAT
ReplyDeleteduit segitu buat beli or bikin rudal super canggih...saja.....biar pwsawat or kapal dari mana aja ngacir.....maju terus TNI
ReplyDeleteBetul kata bos icad, lebih baik beli aja atau Joint Development dengan Russia
ReplyDeleteBeban biaya produksi besar dr pembuatan F35 AS, akan dibebankan kepada fihak pembeli utk itu jangan mau dikibulin kedua kali dan pelita utk merebut alutsista modern masih ada didunia ini. Kita hrs mencari utk mendptkannya, ini ndak bedanya dg lakon dewaruci dan akhirnya mendptkan ilmu sampai para musuhnya dikalahkan semua. Salam NKRI.............................................
ReplyDeletebukalah mata, hati, dan pikiran, jangan hanya mementingkan perut, sudah jelas2 kalo kita beli alutsista dari AS, pasti tidak akan diberi alutsista yang mumpuni, pastinya diberi alutsista yang kw.3, kw.4, rongsokan, buluk, sebab yang kw.1 hanya untuk antek2nya AS, anehnya petinggi2 kita mau aja dikibulin, dikadalin oleh AS, tidak belajar dari pengalaman !!!
ReplyDelete