Sebuah pesawat tempur jenis Hawk 100/200 Skadron Udara 1 Elang Khatulistiwa, melintas di landasan pacu Pangkalan TNI AU Lanud Supadio, Kab. Kubu Raya, Kalbar, Senin (20/1). Pangkalan TNI AU Lanud Supadio akan mendapat penambahan satu skadron berupa pesawat tanpa awak atau UAV (Unmanned Aerial Vehicle), guna memperkuat pertahanan udara wilayah NKRI di Kalbar, khususnya kawasan perbatasan Indonesia-Malaysia. (Foto: ANTARA/Jessica Wuysang/Koz/Spt/11)
20 Januari 2011, Pontianak -- (Pos Kota): TNI Angkatan Udara, selaku penegak kedaulatan negara di udara, Skadron Udara I, sejak tanggal 5 April 2000 Berhome Base di Lanud Supadio, menjadi salah satu ujung tombak TNI Angkatan Udara dalam menjaga serta mengamankan wilayah Kalimatan, membina kesiapan operasional, kesiapan alat peralatan serta kesiapan personel terus dipertahankan, faktor tersebut menjadi penentu keberhasilan tugas-tugas yang diemban Skadron Udara I.
Hal tersebut diatas disampaikan Komandan Pangkalan TNI AU Lanud Supadio Kolonel Pnb Imran Baidirus, S.E., pada sambutannya, saat melantik Komadan Skadron Udara I yang baru Letkol Pnb Deni Hasoloan Simanjuntak menggantikan Letkol Pnb Tjahya Elang Migdiawan, di Apron Lanud Supadio, Pontianak, Kamis (20/1).
Pejabat Danskadud 1 lama Letkol Pnb Tjahya Elang Migdiawan merupakan alumni Akademi Angkatan Udara 1993, sedangkan penggantinya Letkol Pnb Deni Hasoloan Simanjuntak merupakan pria kelahiran Bandung lulusan Akademi Angkatan Udara (AAU) tahun 1994.
Lebih lanjut Imran mengatakan, keunggulan serta secanggih apapun alat utama system senjata (Alutsista) yang dimiliki TNI Angkatan Udara, tidak mempunyai arti penting apabila para personel yang mengawaki tidak memiliki kemampuan, dedikasi, disiplin serta semangat pengabdian yang tinggi. diharapkan seluruh anggota Skadron Udara I hendaknya mampu bekerja secara profesional, sehingga kesiapan operasional Alutsista yang diawaki mencapai hasil optimal.
Wilayah Kalimantan Barat sangat kaya akan sumber daya alam dan buatan, selain itu juga banyak terdapat obyek vital yang harus dijaga keberadaannya. Oleh karena itu sebagai bagian dari institusi pertahanan turut bertanggungjawab untuk mengamankan seluruh hasil pembangunan serta mengamankan sumber daya alam dan obyek vital yang ada. Mengingat wilayah Kalimantan merupakan salah satu wilayah yang berbatasan langsung dengan negara tetangga Malaysia dan Brunei Barussalam, tidak dapat dipungkiri bahwa dalam pengamanan wilayah perbatasan akan banyak ditemui permasalahan-permasalahan. tentunya semua ini menjadi perhatian kita sebagai insan TNI Angkatan Udara, lanjut Kolonel Pnb Imran Baidirus, S.E.
Usai upacara sertijab dilanjutkan dengan acara tambahan berupa fly pass 6 pesawat tempur Hawk 100/200 dengan formasi membentuk delta formation yang melintas di atas peserta upacara dan tamu undangan. Pesawat tempur tersebut melintas dengan ketinggian 500’ dengan kecepatan 360 knots, atau setara dengan 680 km/jam. Pesawat buatan British Aerospace Inggris ini mampu melaju dengan kecepatan 1,2 mach number atau sekitar 1470 km/jam.
Formasi 6 pesawat tempur Hawk 100/200 ini dipimpin oleh Flight Leader Mayor Pnb Bagus Hariyadi yang sehari-harinya menjabat sebagai Danflightlat Skadud 1. dia merupakan alumnus Akademi Angkatan Udara tahun 1998.
Kepala Penerangan Lanud Supadio
Winardi, S.IP.
Mayor Adm NRP 527091
No comments:
Post a Comment