Wakil Ketua Komisi I berdialog dengan prajurit Korps Marinir. (Foto: Marinir)
12 Juli 2010, Jakarta -- Komisi I DPR mengusulkan agar Marinir TNI Angkatan Laut berubah stastus dari Korps menjadi Komando Utama (Kotama) Operasional. Marinir menjadi strategis sebagai komando operasional karena memiliki pasukan yang lengkap serta tersebar di seluruh Indonesia.
"Komisi I DPR akan mengusulkan kepada Panglima TNI agar Korps Marinir bisa berubah status menjadi Komando Utama Operasional," ujar anggota Komisi I DPR Mayjen (Purn) Tritamtomo usai berkunjung ke Markas Brigif II Marinir di Cilandak, Jakarta, Jumat (9/7).
Selain Tritamtomo, anggota Komisi I DPR yang hadir antara lain Enggartiasto Lukita (Fraksi Partai Golkar), Tantowi Yahya, (Fraksi Partai Golkar), Yorris Raweyai (Fraksi Partai Golkar), dan Hayono Isman (Fraksi Partai Demokrat).
Dalam kunjungan tersebut, Komisi I DPR disuguhi atraksi militer oleh prajurit marinir. Misalnya, atraksi peralatan tempur artileri yang terdiri dari panser, tank, dan truk di lapangan apel, tim penembak jitu yang menembak sasaran berupa kertas berbentuk bulat berjarak 300 meter dan 400 meter, demo masak dari tim dapur lapangan, rumah sakit lapangan berbentuk tenda-tenda, maupun atraksi Detasemen Jala Mengkara (Denjaka).
Menurut Tritamtomo, peningkatan status marinir dari korps ke kotama akan mengefektifkan fungsi pembinaan marinir dalam mengelola sistem informasi pertahanan dan keamanan negara.
"Sebagai pembina fungsi, Kotama punya wewenang dan tanggung jawab dalam menyelenggarakan sistem hankam sesuai penetapan Mabes TNI dan Kemhan," ujarnya.
Selain itu, ia menambahkan, Kotama punya wewenang dan tanggung jawab dalam penyelenggaraan pengembangan informasi sesuai kebutuhan informasi dari kotama lainnya, baik dari angkatan darat, laut dan udara.
"Akan ada sinergi masing-masing kotama berdasarkan pengawasan dan pengendalian dalam melaksanakan pembinaan dan penyelenggaraan sistem informasi untuk masing-masing kotama," ujarnya.
Tinta emas
Sementara itu, Komandan Korps Marinir Mayjen TNI Muhammad Alfan Baharudin menyatakan, jejak rekam (track record) prajurit marinir sudah teruji dalam setiap penugasan operasi di dalam negeri maupun di luar negeri. Tinta emas yang diperoleh prajurit marinir pada operasi luar negeri, yakni melaksanakan misi perdamaian Perserikatan Bangsa Bangsa yang tergabung dalam Yonmex XXIII-D, Kimex XXIII-C1 dan FPC di Lebanon serta Konga XXIII-G dan FHQSU di Kongo.
"Korps Marinir cukup berhasil dalam setiap operasi. Tak kecuali, penugasan di luar negeri dalam melaksanakan misi perdamaian PBB," ujarnya.
Berdasarkan prestasi tersebut, Alfan mengharapkan status Marinir ditingkatkan dari Kotama Korps Marinir menjadi Kotama Operasional. Pembinaan Kotama Operasional Marinir langsung di bawah Panglima TNI.
Ia menjelaskan, prajurit marinir dikategorikan sebagai pasukan serba bisa, lengkap dan terkonstruksi dalam setiap operasi. Marinir juga memiliki pasukan yang lengkap dan strategis sebagai satuan yang siap digerakan ke wilayah operasi dengan segala medan.
"Marinir cukup sempurna bisa dikerahkan dalam segala arena, baik di perkotaan maupun daerah operasi pantai dan laut," ujar Alfan.
Suara Karya
No comments:
Post a Comment