Berita Pertahanan dan Keamanan, Industri Militer Indonesia dan Dunia, Wilayah Kedaulatan NKRI serta Berita Militer Negara Sahabat
Monday, May 10, 2010
Indonesia Siapkan KRI Frans Kaisiepo ke Lebanon
07 Mei 2010, Jakarta -- Pemerintah Republik Indonesia menyiapkan Kapal Republik Indonesia Frans Kaisiepo nomor lambung 368 untuk menyertai gugus tugas maritim untuk United Nation Interim Forces in Lebanon di perbatasan laut Lebanon-Israel. Kepala Bidang Penerangan Umum Mabes TNI Kolonel (AD) Prakoso yang dihubungi, Kamis (6/5), menjelaskan, KRI Frans Kaisiepo bertugas menggantikan KRI Diponegoro.
”KRI Diponegoro sudah setahun bertugas di Lebanon. Keberangkatan KRI Frans Kaisiepo tinggal menunggu persetujuan Panglima TNI,” kata Prakoso.
Wilayah patroli Maritime Taskforce UNIFIL berada di sekitar Kota Pelabuhan Tyre dan Al Naqura di perbatasan Lebanon-Israel.
Mayor Ari Yulianto, perwira Kopassus yang bertugas di misi UNIFIL tahun 2006, dalam buku Lebanon, Pra-Pasca Perang 34 Hari Israel Vs Hisbullah terbitan Gramedia Pustaka Utama, Januari tahun 2010, mencatat, wilayah Lebanon selatan yang bergejolak mencakup kawasan seluas 2.000 kilometer persegi dengan penduduk sekitar 360.000 jiwa. Penduduk terbagi dalam komunitas Sunni, Syiah, Ortodoks, Katolik, Armenia, dan Protestan. Terdapat dua kota besar di Lebanon selatan, yakni Sidon atau Saida dan Tyre.
Banyak lokasi pertanian terbengkalai karena sisa ranjau dan klaster bom peninggalan pendudukan militer Israel di Lebanon selatan. Bahan peledak tersebut banyak memakan korban warga sipil Lebanon.
Kapal perang baru
KRI 368 Frans Kaisiepo memiliki awak seratus orang yang menghimpun perwira, bintara, dan tamtama. Kapal tersebut merupakan salah satu korvet terbaru jenis Sigma yang dibuat di galangan Schelde, Vlissingen, Kerajaan Belanda, dan diserahkan kepada Pemerintah RI pada Mei 2009.
KRI 368 Frans Kaisiepo direncanakan bertugas selama setahun di perairan Lebanon. Selain di perairan, personel TNI AL juga terlibat dalam Kontingen Garuda XXIII di daratan Lebanon selatan yang berbatasan dengan Israel dan Suriah.
Kapal tersebut memiliki bobot 1.700 ton, panjang 90,71 meter, lebar 13,2 meter, dan kecepatan maksimum 28 knots.
Adapun KRI Diponegoro yang digantikan juga berasal dari kelas Sigma yang dibuat di galangan Schelde, Vlissingen, Kerajaan Belanda.
KOMPAS
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment