BVP-2 buatan Slovakia telah dimiliki Marinir, dipesan saat pemerintahan Presiden Megawati. (Foto: army.cz)
8 Oktober 2009, Jakarta -- Slovakia menawarkan kerja sama industri pertahanan. Salah satu produksi yang diajukan adalah peralatan Marinir, khususnya tank amfibi.
Hal ini diungkapkan Duta Besar Slovakia untuk Indonesia, Stefan Rozkopal, saat bertemu Panglima TNI Djoko Santoso, di markas TNI, Cilangkap, Jakarta, dua hari lalu.
TNI menyambut baik kerja sama yang diajukan. Kolaborasi dianggap strategis karena Slovakia, yang merupakan negara pecahan Cekoslovakia, pernah jadi produsen alat pertahanan terbesar keempat di dunia. Kini, Slovakia masih bertengger sebagai produsen kendaraan militer terbesar.
"Kelanjutannya bisa disampaikan melalui Departemen Pertahanan," kata Djoko.
Sedangkan peralatan militer yang ditawarkan bisa langsung dibahas dengan pejabat terkait di Indonesia atas koordinasi Dephan.
TNI juga merespons positif ajakan kerja sama yang diungkapkan Duta Besar Sri Lanka Nanda Mallawarachichi.
"Kesempatan perwira Srilanka untuk belajar di Indonesia sangat terbuka lebar," kata Djoko.
Srilangka memang mengharapkan peningkatan hubungan, seperti tukar kunjungan pejabat militer, pendidikan dan latihan.
Selain pendidikan Sekolah Staf dan Komando (Sesko) Angkatan yang telah diikuti perwira Sri Lanka selama ini, Nanda mengajukan usulan untuk pendidikan Sesko TNI dan pendidikan perwira pertama.
"Termasuk pendidikan yang bersifat teknis kemiliteran," kata Nanda.
JURNAL NASIONAL
No comments:
Post a Comment