Sistem rudal permukaan ke udara S-300. (Foto: aviation.com)
23 Oktober 2009 -- Rusia tidak mempunyai rencana menghentikan kerjasama militer dengan Iran diberitakan RIA Novosti, Rabu (22/10) mengutip pernyataan pejabat militer Rusia.
Pernyataan tersebut dikeluarkan untuk membantah pemberitaan media bahwa Rusia dapat membatalkan kontrak pengiriman sistem rudal permukaan ke udara S-300 ke Iran.
“Rusia memutuskan melanjutkan kerjasama militer dan teknis dengan Republik Islam Iran dengan secara ketat mematuhi hukum yang berlaku dan tanggung jawab internasional ,” ungkap jurubicara Federal Service untuk Kerjasama Militer dan Teknis.
Sistim hanud S-300 menjadikan F-16 Sufa milik AU Israel peti mayat terbang. (Foto: aviation.com)
Seperti diberitakan sebelumnya, Rusia berpontensi kehilangan keuntungan sekitar 1 milyar dolar ditambah dengan 300 - 400 juta dolar untuk membayar denda dan pinalti, jika membatalkan kontrak pengiriman sistem hanud S-300 ke Iran.
Israel dan Amerika Serikat menentang penjualan S-300 ke Iran karena akan mengurangi supremasi kekuatan udara Israel. Sistem hanud S-300 menjadikan jet tempur AU Israel F-16 dan F15 menjadi sasaran empuk jika melakukan serangan udara ke wilayah Iran.
Yang paling mereka khawatirkan, jika Iran membagi teknologi S-300 kepada sekutunya di Lebanon Hizbullah.
Selain melalui jalur diplomasi untuk mengagalkan pengiriman S-300 ke Iran, Israel sedang melakukan negosiasi pembelian jet tempur F-35 dengan Amerika Serikat.
RIA Novosti/@beritahankam
No comments:
Post a Comment