Dua penerjun dari Brigade Infantri Lintas Udara 18 Divisi Infantri 2 Kostrad saat melakukan latihan terjun payung free fall di lapangan Petriokimia Gresik, Jawa Timur, Kamis (20/08). Latihan penerjunan yang melibatkan 41 penerjun tersebut dilakukan sebagai bentuk antisipasi pengamanan wilayah RI dan Kota Gresik. (Foto: ANTARA/Syaiful Arif/ss/nz/09)
20 Agustus 2009, Gresik -- Brigade Infanteri (Brigif) Lintas Udara (Linud) 18 Divisi Infanteri 2 Kostrad menggelar pelatihan operasi lintas udara.
Latihan itu melibatkan 41 penerjun payung yang melakukan terjun bebas dari ketinggan 8.000 feet dari atas permukaan laut.
Komandan Brigade Infanteri Lintas Udara 18, Eka Wiharsa, Kamis, mengatakan, tujuan operasi lintas udara ini sebagai bentuk antisipasi pengamanan baik darat maupun udara, terutama di wilayah perbatasan.
"Ini juga sebagai bentuk persiapan pasukan gerak cepat para penerjun kelompok depan operasi linud (KDOL) untuk proyeksi ketahanan dan kemanan NKRI 2010 nanti, bekerja sama dengan TNI AU," katanya.
Para penerjun diberangkatkan dari Bandara Lanud Abdul Rahman Saleh, Malang dan diterjunkan di lapangan sepak bola dalam perumahan PT Petrokimia Gresik.
Ia menyebutkan dalam sekali penerbangan pesawat terbang mengangkut 20 penerjun, sehingga pada setiap hari latihan penerjunan akan dilakukan dua kali penerjunan.
Seorang penerjun dari Brigade Infantri Lintas Udara 18 Divisi Infantri 2 Kostrad dengan membawa bendera merah putih, sedang meliuk diudara. (Foto: ANTARA/Syaiful Arif/ss/nz/09)
Dalam penerjunan di hari pertama sedikitnya ada 26 penerjun yang diterjunkan dengan dibagi dua kelompok, kelompok pertama 13 penerjun dan kelompok kedua 13 penerjun.
Pada penerjunan kelompok pertama sempat mengalami kendala dimana dari 13 penerjun, hanya enam orang yang mendarat tepat sasaran, sedangkan tujuh penerjun lainnya mendarat di luar sasaran.
Pada penerjunan kelompok kedua, hampir semuanya bisa mendarat tepat sasaran.
Menurut Eka Wiharsa, kendala yang dialami penerjun yang mendarat tidak tepat sasaran karena pengaruh tingkat kecepatan angin.
"Kecepatan angin selalu berubah-ubah dan untuk kategori aman pelaksanaan latihan terjun payung antara tujuh sampai 10 knot, sedangkan di atas 10 hingga 15 knot berbahaya bagi penerjun," katanya.
Pelatihan penerjunan penyegaran ini sudah keempat kalinya digelar, diawali Yonif Linud 502 di Jabung, Malang dengan 576 peserta.
Kemudian, Yonif Linud 501 di Madiun dengan 556 penerjun, dan Yonif Linud 503 di Mojosari, Mojokerto, dengan 525 penerjun.
Terakhir, Brigif Linud 18 Divisi Infanteri 2 Kostrad dengan 41 penerjun.
Yonif Linud 502/UY Gelar Latihan Jungar
Latihan merupakan suatu kebutuhan yang mendasar bagi setiap prajurit, agar kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya selalu terpelihara dan dapat ditingkatkan, sehingga harapan untuk memiliki prajurit yang profesional dapat terwujud.
Kaitannya dengan hal tersebut, seperti apa yang telah dilaksanakan oleh Yonif Linud 502/UY dalam memelihara dan meningkatkan kemampuan prajuritnya, sebanyak 552 prajurit Yonif Linud 502 tengah melaksanakan Latihan Rutin Terjun Penyegaran yang langsung dipimpin oleh Danyonif Linud 502/UY Letkol Inf. I.A.B Sinaga Kegiatan Jungar ini rencananya akan dilaksanakan selama dua hari, mulai tanggal 10 s/d 11 Agustus 2009 yang terbagi dalam 12 Sorti bertempat di Pandanwangi Lumajang.
Dengan harapan latihan ini tentunya dapat meningkatkan kesiapsiagaan satuan Lintas Udara demi mengantisipasi setiap ancaman yang mungkin timbul. Bilamana sewaktu-waktu negara membutuhkan pengerahan pasukan ini, maka satuan Lintas Udara, khususnya Yonif Linud 502/UY siap untuk diterjunkan. Pada kesempatan pelaksanaan latihan tersebut, Panglima Divif 2 Kostrad beserta rombongan menyempatkan diri untuk meninjau pelaksanaan Jungar tersebut.
ANTARA JATIM/KOSTRAD
No comments:
Post a Comment