Helikopter serbu Boeing AH-64D. (Foto: Boeing)
11 Jurnal 2013, Jakarta: Komisi I DPR RI berharap Kementerian Pertahanan (Kemhan) dan TNI AD dapat mengkaji lebih mendalam lagi rencana pembelian heli serbu dari Amerika Serikat, Apache. Kajian dilakukan dari segi anggaran, urgensi, dan manfaatnya dalam kondisi saat ini.
Kepada JurnalParlemen, Jumat (11/1), Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Siddiq mengatakan, pembelian itu sejauh ini akan menggunakan anggaran reguler TNI AD. "Anggarannya akan dibebankan ke belanja rutin TNI AD. Sehingga itu akan sangat mengganggu pemenuhan kebutuhan operasional rutin TNI AD sendiri, karena jumlahnya besar," ujarnya.
Kedua, kata Mahfudz, dalam perkembangannya ternyata ada kenaikan harga yang cukup fantastis, hingga mencapai di angka 70 juta dolar AS per unitnya. "Saya tidak tahu apakah kenaikan harga Apache ini karena persoalan paket kontraknya memasukkan elemen-eleman lainnya atau apa. Itu yang nanti masih akan didalami di Komisi I melalui Panja Alutsista."
Peningkatan harga ini, menurut Mahfudz, tentu akan semakin membebani anggaran TNI AD. Apalagi, hingga saat ini juga belum ada kepastian bahwa Kemenkeu akan menutup pos itu untuk menggantikan alokasi belanja rutin yang sementara ini dibebankan untuk pembelian Apache. "Jadi menurut saya, karena dua hal itu menjadi penting bagi Kemhan dan TNI AD untuk kembali mengkaji lagi lebih dalam," ujarnya.
Selain itu, kata Mahfudz, jika dilihat skala prioritas, sebenarnya pembelian Apache tidak terlalu mendesak. "Kita bisa alihkan pada kebutuhan yang lebih multifungsi, seperti pembelian helikopter angkut Chinook. Karena itu juga bisa dipakai untuk kendaraan angkut sekaligus juga sebagai pesawat yang dioperasikan selain perang, seperti dalam penanggulangan bencana alam," jelas Mahfudz.
Mahfudz mengakui, di APBN 2013, rencana pembelian Apache telah dimasukkan dalam program pengadaan TNI AD. Namun, rencana tersebut hingga kini belum pernah secara resmi dan khusus dibahas Komisi I. "Saya kira Komisi I nantinya juga akan mencoba mendetailkan pembahasannya dalam rencana pembelian alutsista 2013 ini," ujarnya.
Hal itu penting agar dapat dipastikan TNI AD tidak terganggu secara anggaran. Juga agar hal itu tidak terus menambah beban kredit ekspor. "Karena salah satu arahan Presiden kan ternyata harus meminimalkan kredit ekspor."
Seperti diketahui, Kemhan pada 2013 ini tetap akan melanjutkan rencana pembelian helikopter Apache dari AS. Rencana pembelian delapan helikopter Apache Longbow AH 64 D itu sudah dikabulkan oleh Kongres AS.
Sumber: Jurnal Parlemen
Pembelian heli apache suatu ke harusan di tunda ! Nunggu pemerintahan yg baru !!! Jangan turuti manusia srakah yg gak bertanggung jawap , mendingan nunggu pemerintahan yg baru possible buat havov mi 28 bisa dapet 35 heli gak kalah canggih !!!! Slamat berjuang !!!!
ReplyDeleteKalau menurut saya cukup beli AH-64D satu buah saja, kemudian bongkar mesin-mesinnya dan di pelajari isinya, saya yakin Indonesia mampu membuat sendiri helikopter sejenis AH-64D
ReplyDeletelebih enak lagi beli mesin-mesinnya saja om indra sang pengamat militer yang amit-amit.
Deletemesin sama aja sama cn 235....cuma ini jelas ngemplang...harga apache india/korea selatan aja gak segitu....harusnya dapat 20 lebih cuma dapat 8????
ReplyDeleteOkelah harga kemahalan. Tapi paling gak alternatif sama2 attack hellos. Masak chinook? Apa g sekalian daripada beli leopard, mending beli truk hino yg banyak..
ReplyDeleteGak Papa wess beli Apache biar mahal? yang penting negeri kita tidak diremehkan si malingsia tuh! Atas nama rakyat indonesia saya dukung!Majulah Indonesia!
ReplyDeleteSetujuu, Beli Apache lebih cepet lebih bagus, saya juga mendukung, Beli Yang Banyak Pak Menhan ?
Deletenona2 semangatnya luar biasa ya ?hehe... saya jg mendukung beli apache? kita tunggu kehadirannya
DeleteApache ditawarkan Pemerintah AS secara G2G sehingga harga transparan. Kalau tidak mau membebani APBN TNI AD, sebaiknya TNI AD meminta anggaran tambahan ke Kemhan untuk dibahas di DPR. Perlu dipertimbangkan resiko politis hub bilateral dg AS, karena Apache sudah mendapat persetujuan Kongres AS dan tentu ada efeknya kalau akhirnya kita tdk jd beli.
ReplyDeletePembelian Helikopter canggih seperti Apache tentu saja akan menambah kemajuan alutsista kita dan mendorong semangat Juang yang tinggi Untuk TNI, saya harapkan pembelian Apache bisa terealisasi :)
ReplyDeleteKalo G̲̮̲̅͡åк̲̮̲̅͡ jadi beli nanti ada efeknya??= mental KACUNG lebih rendah dari pembantu..
ReplyDeleteSudah dipikirkan G̲̮̲̅͡åк̲̮̲̅͡ kalo beli apa boleh buat buat melawan persemakmuran inggris...lah tank scorpion aja G̲̮̲̅͡åк̲̮̲̅͡ boleh dipakai di menumpas GAM di aceh yg notabene urusan rumah tanggal sendiri apalagi lawan malaysia
Mas tempatkan diri sebagai PEMBELI ADALAH RAJA.. Bangsa kita berhak menentukan nasib sendiri bukan atas didikte negara lain
Statement diatas tadi jelas menempatkan kita sebagai bangsa kacung looo
TNI dlm pembelian alutsista. Hrs transparan bila tdk akan datang, bisa dimintai pertanggung jawaban melalui DPR dan KPK siap utk menindak lanjuti pemeriksaan. Conto kasus peralatan simulator lalin kepolisian RI dan sekarang disidik tinggal nunggu hasilnya.
ReplyDelete