Wakil Menteri Pertahanan Letnan Jenderal TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin (kedua kanan) didampingi Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia (PT DI) Budi Santoso (kanan) meninjau pembuatan helikopter pesanan TNI AU dan TNI AD di hanggar PT DI Bandung, Jawa Barat, Kamis (29/11). Kunjungan pemerintah yang disebut high level committee ini untuk inspeksi kesiapan produksi dari PT DI. Saat ini, PT DI tengah menyelesaikan satu unit helikopter Bell 412 EP untuk TNI AD dan Super Puma NAS 332 untuk TNI AU. (Foto: Bisnis Jabar)
4 Desember 2012, Bandung: PT Dirgantara Indonesia (DI) melakukan pembenahan diri skala besar untuk menghadapi tantangan bisnis kedirgantaraan kini dan masa depan. Antara lain, melalui program restrukturisasi dan revitalisasi.
“Pasar industri kedirgantaraan semakin kompetitif. DI sebagai industri pesawat terbang kebanggaan bangsa Indonesia harus siap menghadapi tantangan itu agar tetap eksis,” kata I.P. Windu Nugroho, staf senior Divisi Komunikasi DI di Bandung, Selasa (4/12).
DI telah melakukan program restrukturisasi dan revitalisasi baik dalam hal organisasi, keuangan, tenaga kerja, perbaikan sistem informasi teknologi, permesinan, dan lainnya.
Untuk program revitalisasi, katanya, DI dibantu oleh para tenaga ahli dari Airbus Military sebagai mitra bisnis utama saat ini. Sejarah panjang kerjasama DI dan Airbus Military dalam pembuatan dan pengembangan pesawat terbang di Indonesia sejak 1976.
“Dengan semakin meningkatnya kepercayaan Airbus Military terhadap kinerja PTDI, beberapa bentuk perjanjian baru telah dibuat dan ditandatangani,” kata Windu. Antara lain, Airbus telah memutuskan pemindahan produksi pesawat C295 dari Sevilla di Spanyol ke Bandung.
Program revitalisasi lainnya yaitu pembenahan dengan mengubah sistem IT yang ada. Semula dari sistem Integrated Resources Planning (IRP) menjadi sistem Enterprise Resources Planning (ERP).
Sementara tahap implementasi berupa pembersihan data, pengujian sistem SAP serta pelatihan bagi pemakai.
Produksi Pesawat C295 Dipindah ke Bandung
Sejumlah pasukan TNI AU berada disamping pesawat CN-295 diparkir di Base Ops Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (4/10). Pesawat CN 295 merupakan pesawat angkut sedang taktis (medium airlifter) yang akan menggantikan peran Fokker 27 yang pemakaiannya akan dihentikan secara permanen. (Foto: ANTARA/Zabur Karuru/Koz/mes/12)
Seluruh aktivitas produksi pesawat transpor menengah C295 sedang dalam proses dipindahkan oleh Airbus Military dari Sevilla, Spanyol, ke PT Dirgantara Indonesia (Persero) di Bandung.
"Selain tingginya faktor kepercayaan Airbus Military kepada kami, ke depan mereka memang hanya akan memusatkan perhatian pada produksi pesawat transpor militer berbadan lebar A400M," kata IP Windu Nugroho, staf senior Divisi Komunikasi PTDI, di Bandung, Rabu (28/11).
Dalam proses pemindahan itu, PTDI kini sedang membangun pusat pengiriman (delivery center) untuk pesawat CN295, sebutan selanjutnya bagi C295 setelah produksi bersama dilaksanakan.
''Kegiatan ini salah satu bentuk perwujudan program revitalisasi di tubuh PTDI,'' kata Windu.
Proses pembangunan 'delivery center' disertai pula dengan proses pembangunan lini perakitan akhir (final assembly line) CN295. Pengerjaannya dibantu oleh tim ahli dari Airbus Military sebagai mitra bisnis. Delivery Center CN295 diharapkan selesai pada kuartal pertama 2013.
Setelah fasilitas itu siap, PTDI akan mampu mengirimkan pesawat hasil produksinya empat unit per tahun ke seluruh customernya.
Sumber: Republika
Kapan ya kita PT DI bisa membuat pesawat Tempur, Cina saja bisa Copy Paste pesawat tempur ,kenapa PT DI tidak bisa,Ap Tidak ada lagi karyawan PT DI yang berani berinovasi dan berkreasi,brazil saja bisa mengkanibal pesawat tempur lama menjadi SUPER TUCANO,( pesawat capung ),kan pesawat tempur AU udah ada yg tidak layang terbang,lalukanlah kanibal terhadap pesawat tersebut,Berani mencoba Pasti bisa,,,
ReplyDelete