Berita Pertahanan dan Keamanan, Industri Militer Indonesia dan Dunia, Wilayah Kedaulatan NKRI serta Berita Militer Negara Sahabat
Wednesday, July 13, 2011
PBB Apresiasi Keikutsertaan Kapal Perang Indonesia
KRI Frans Kaisiepo-368 saat singgah di Mesir dalam pelayaran kembali ke Indonesia, setelah menyelesaikan tugas di Lebanon. (Foto: Dispenarmatim)
12 Juli 2011, Jakarta (Suara Karya): Panglima TNI, Laksamana Agus Suhartono menyatakan, Perserikatan Bangsa - Bangsa (PBB) mengapresiasi positif atas keikutsertaan Kapal Perang RI (KRI) dalam menjalankan misi perdamaian di Lebanon.
"PBB sangat mengapresiasi keikutsertaan Indonesia dalam Satgas Maritim PBB. Karena itu, ke depan Indonesia dapat mengirimkan kembali kembali kapal perangnya untuk ikut menjaga perdamaian dunia," ujar Panglima TNI, Laksamana TNI Agus Suhartono didampingi Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL), Laksamana TNI Soeparno saat menyambut kedatangan KRI Frans Kaisiepo di Dermaga Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil), Jakarta, Senin (11/7).
Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Frans Kaisiepo-368 tiba di Tanah Air, setelah delapan bulan melaksanakan misi perdamaian PBB di Lebanon. Selama menjalankan tugas, kapal perang Korvet kelas Sigma buatan Belanda ini bergabung dalam Kontingen Garuda (Konga) XXVIII-B/UNIFIL.
Menurut Panglima, untuk kedua kalinya Indonesia mengikutsertakan KRI TNI Angkatan Laut. Sebelum KRI Frans Kaisiepo, Indonesia mengirimkan KRI Diponegoro-365 untuk bergabung dalam Satgas Maritim Misi Perdamaian PBB di Lebanon Selatan, dan bertugas selama enam bulan.
Ia mengatakan, Indonesia masih satu - satunya negara dari ASEAN yang mengirimkan kapal perang untuk ikut dalam misi perdamaian PBB. KRI Frans Kaisiepo memiliki tugas untuk melaksanakan Force Protection Commander (FPC) di laut.
Sementara itu, KSAL menjelaskan, kapal perang buatan tahun 2008 ini melakukan Local Anti Air Warfare Coordinator (LAAWC) pada Tripartite Meeting pada sekitar wilayah perbatasan Israel - Lebanon. "KRI Frans Kaisiepo melaksanakan pengawasan wilayah udara untuk memantau Air Violation, serta melaksanakan berbagai latihan dengan angkatan laut negara lain," kata Soeparno.
Sumber: Suara Karya