Yakolev Yak-130, Libya telah teken kontrak pembelian Yak-130. (Foto: RIA Novosti)
28 Februari 2011, Moskow -- (Berita HanKam): Embargo senjata serta material terkait yang dijatuhkan PBB pada Libya, dapat merugikan ekspor senjata Rusia hampir senilai 4 milyar dolar.
Kantor berita Interfax mengutip sumber militer, Rusia telah mendapatkan kontrak pembelian senjata senilai 2 milyar dolar dan dalam proses negosiasi dengan pemerintahan Muammar Al-Qadhafi senilai 1,8 milyar dolar.
Sumber Interfax mengatakan Menteri Pertahanan Libya Younis Jaber meneken kontrak pembelian senjata 1,8 milyar dolar termasuk pembelian 6 jet tempur latih Yakolev Yak-130 dan helikopter saat berkunjung ke Moskow 26-27 Januari 2010.
Libya diharapkan juga menjadi pembeli pertama negara asing jet tempur Sukhoi Su-35 Flanker-E dan kontrak senilai 800 juta dolar untuk pembelian 12-15 pesawat siap diteken. Draft kontrak telah disetujui oleh Libya, ucap Alexander Mikheyev wakil pimpinan Rosoboronexport, Rabu (21/07/2010).
Kontrak pembelian helikopter dan sistem rudal tengah didiskusikan.
Libya tertarik mengakuisisi sistem pertahanan rudal S-400, MBT T-90S, kapal selam, serta peluncur roket, menurut sumber tersebut.
Uni Sovyet menjadi pemasok senjata utama Libya sebelum runtuh, 350 jet tempur dikirimkan antara 1981 dan 1985, 2000 tank dan 2000 kendaraan tempur jenis IFV dan APC, sekitar 450 artileri serta dalam jumlah besar senapan.
Rusia berpotensi juga mengalami kerugian hingga 10 milyar dolar dalam penjualan senjata karena krisis politik di wilayah Afrika Utara dan Timur-Tengah. Rusia bersiap merugi dan dituntut oleh Iran, jika penjualan sistem pertahanan rudal S-200 dibatalkan.
Sumber: AFP
© Beritahankam.blogspot
No comments:
Post a Comment