
Asumsi kebanyakan orang bahwa menembak senjata Ranpur lebih mudah dari menembak senjata ringan selama ini ternyata keliru. Hal ini dibuktikan dengan adanya dinamika selama penembakan senjata Ranpur antara lain terjadinya kemacetan senjata, menembak saat Ranpur bergerak, penggunaan teleskop bidik dan mengganti laras senjata setiap interval penembakan serta hentakan senjata maupun suara tembakan yang sangat memekakkan telinga. Kemacetan senjata yang mungkin terjadi harus diatasi secepat mungkin oleh penembak sehingga menuntut adanya pemahaman yang komprehensif terhadap mekanisme tembakan senjata (firing mechanism) dan ketrampilan mahir mulai dari saat menekan picu, menembak sasaran sampai dengan mengatasi kemacetan yang dapat terjadi setiap saat. Selain itu, penembakan senjata yang dilakukan harus memenuhi kaidah burst on target dimana penembak senjata Ranpur harus mengetahui dengan pasti perkenaan tembakan dan mamapu mengalihkan perkenaan langsung ke sasaran seakurat dan secepat mungkin.

Mencapai kualifikasi mahir dalam kemampuan teknis menembak senjata Ranpur merupakan primary goal dalam setiap latihan yang dilaksanakan setiap tahun anggaran. Dihadapkan dengan keterbatasan dukungan munisi latihan yang ada, pihak penyelenggara latihan tidak kalah akal yaitu dengan memperbanyak drill kering pelayanan senjata dan melatih penggunaan teropong bidik pada kubah penembakan senjata Ranpur. Pada kenyataannya, meskipun latihan pendahuluan telah dilaksanakan dengan sangat intensif, namun faktor psikologis yang mempengaruhi pribadi pelaku latihan dihadapkan dengan realisme penggunaan munisi tajam dan dinamika yang terjadi selama penembakan merupakan faktor penentu tersendiri dalam menilai keberhasilan latihan. Penilaian keberhasilan latihan menembak senjata Ranpur tidak semata-mata berdasarkan hasil perkenaan sasaran melainkan juga berdasarkan kemampuan dalam membidik sasaran dan melayani senjata serta mengatasi gangguan selama penembakan. Selain itu, kondisi kelayakan materiil yang sudah sangat tua dan tidak adanya suku cadang maupun upaya peremajaan materiil menjadi kendala teknis tersendiri yang sangat menghambat kelancaran jalannya latihan.
Guna menjawab kemungkinan kendala yang akan terjadi, maka latihan yang intensif secara terbimbing dan drill kering yang terarah dapat mengeliminasi kendala yang nantinya akan ditemui selama pelaksanaan latihan. Improvisasi Perwira sebagai penyelenggara dan koordinator latihan juga sangat signifikan dalam menentukan keberhasilan pelaksanaan latihan di lapangan dihadapkan dengan terjadinya kendala teknis pada senjata Ranpur yang ditemui saat latihan. Disamping itu, tentunya berkat partisipasi aktif dan keseriusan pelaku serta matangnya perencanaan yang telah disiapkan penyelenggara, latihan menembak senjata Ranpur Yonkav 7/Sersus dapat berjalan dengan tertib dan aman, sedangkan kendala teknis yang terjadi di lapangan masih dapat diatasi secara terkoordinasi dengan semua pihak yang terkait. (Kapten Kav Agung Wira)
KODAM JAYA
Ayo Gabung di
ReplyDeletehttp://gayabebas.com/?r=Beritaku.Com